Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PLANKTONOLOGI

CHRYSOPHYTA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PLANKTONOLOGI
Disusun Oleh:
Haidar Fathurrahman

230110150159

Muhammad Qiyamuddin

230110150169

Hendra Iman Saro Lase

230110150175

Fahmi Shiddiq

230110150183

Vetthy Fatimah

230110150190

M. Fauzan Pramono

230110150223

Mohammad Syarifudin

230110150229

Nainggolan Untung Benget

230110150233

KELOMPOK 7 / PERIKANAN C

PROGRAM STUDI PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016

Kata Pengantar

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Planktonologi yang berjudul CHRYSOPHYTA.
Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuan, kebaikan
dan dukungan yang telah diberikan kepada penyusun selama penyelesaian tugas ini mendapat
balasan yang tiada terkira dari Tuhan Yang Maha Esa.
Makalah ini telah penyusun usahakan untuk disusun secara sistematis dan tertata
dengan yang mana isi makalah di jelaskan secara lebih rinci dengan menggunakan kalimat
yang sederhana serta dilengkapi dengan berbagai gambar agar mudah dimengerti dan
dipahami. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh
dari kata sempurna. Akhir kata, penyusun berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberi pengetahuan yang luas mengenai Cyanophyta dan Clorophyta.

Jatinangor,

Maret

2016
a.n Kelompok 7

Mohammad Syarifudin
NPM.230110150229

PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam.

Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga mikroskopis atau fitoplankton adalah
salah satunya, selain dapat di manfaatkan fitoplankton juga memiliki banyak peranan
yang sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan
objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Botani laut adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan laut dihabitat yang alami.
Gaganggang mikroskopik selanjutnya akan dibahas pada Ilmu yang lebih spesifikm yaitu
dalam Planktonologi. Pemahaman tentang teori botani dalam bidang ilmu perikanan dan
kelautan sangatlah penting, sebagai dasar bagi kita untuk memahami tentang Fisheries
and Marine Ecosystem. Banyak dari ekosistem laut yang belum kita ketahui. Untuk
memanfaatkan segala sumber daya alam perairan tentu penting bagi kita untuk
mengetauhi segala aspek kehidupan yang ada dalam perairan atau laut tersebut, dan
sekecil apapun bentuk dari mereka.
Fitoplankton adalah tumbuhan yang hidupnya melayang atau mengapung didalam
perairan atau dilaut. Berdasarkan hasil penelitian fitoplankton dibagi menjadi 4 divisi
salah satunya adalah chrysophyta. Chrysophyta adalah fitoplankton yang sebagian besar
hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di air laut. Betapa pentingnya Chrysophyta
dalam planktonologi, maka kami mencoba membahasnya dalam makalah ini.
2

Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu Chrysophyta ?
1.2.2 Bagaimana ciri-cirinya, baik secara morfologi juga struktur sel ?
1.2.3 Bagaimana perannya dalam ekosistem perairan ?
1.2.3 Bagaimana organisasi selulernya ?
1.2.4 Bagaimana mekanisme reproduksi, fotosistesis, dan klasifikasinya ?
1.2.5 Apa manfaat dan kerugiannya ?

Tujuan
1.2.1 Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Planktonologi
1.2.2 Mendalami ilmu botani terutama pada Chrysophyta

1.2.3 Mengetahui ciri-ciri, cara reproduksi, klasifikasi, dan mekanisme lain pada
Chrysophyta
1.2.4 Mengetahui perannya dalam ekosistem perairan
1.2.5 Mengetahui manfaat dan kerugian Chrysophyta

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Chrysophyta
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas.
Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu divisi dari ganggang berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena kloroplasnya
mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
klorofil. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Pada umumnya
berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut
Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama panjang) dan tubuhnya biasanya berbentuk
seperti benang.

Gambar 1 : Contoh Chrysophyta dilihat dengan mikroskop elektron


Sumber : archive.audubonmagazine.org
Sel-sel ganggang keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya
mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang terdiri atas satu sel
(uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Ganggang yang bersel
satu bisa hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. Ganggang yang
multiseluler berupa koloni atau berbentuk filamen. Ganggang keemasan hidup secara
fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk
berfotosintesis.
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup
di air laut. Reproduksi dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada

ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan


spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan
melalui penyatuan dari jenis gamet. Contoh dari ganggang keemasan adalah Navicula,
Synura, dan Nishoous.
Gambar 2 : Perbandingan Chrysophyta (keemasan) dan Clorophyta (hijau)
Sumber : www.youtube.com
2.2. Klasifikasi
Chrysophyta dibagi menjadi 3 klas yaitu:
1. Kelas Xantophyceae atau alga hijau kuning
Fitoplankton ini banyak ditemukan hidup di air tawar, dan air laut. Susunan
tubuhnya mempunyai 3 bentuk yaitu berbentuk sel tunggal (contohnya Botrydiopsis),

berbentuk filament (contohnya Tribonema) dan yang terakhir berbentuk tubular (contohnya
Vaucheria). Umumnya fitoplankton ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai
dinding sel, biasanya terdiri dari pectin dan silica. Terdiri dari 2 bagian yang saling menutupi,
seperti halnya pada Tribonema sp. Fitoplankton jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa 2
buah flagella yang tidak sama panjangnya, satu bagian terletak di ujung atau apical dan
bagian yang lain terletak pada bagian anteriornya. Cadangan makanan berupa krisolaminarin
yaitu lutein.
Fitoplankton jenis ini mempunyai klorofil atau yang sering disebut dengan
pigmen hijau daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu warnanya hijau kekunungkuningan. Contohnya adalah Vaucgeria. Vaucgeria tubuhnya tesusun atas banyak sel yang
bebentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filament mempunyai banyak inti dan
menyebar yang disebut dengan Coenocytic.
Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan pembentukan
zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung filament. Selanjutnya inti di dalam
sporangium membelah secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti
banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah sporangium
masak, zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi Vaucheria baru.
Perkembangbiakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan ovum
dan spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam
anteredium, keduanya terdapat pada benang yang sama atau homotalus. Zigospora hasil
pembuahannya akan membelah secara meiosis dan menghasilkan spora yang selanjutnya
terlepas dari induknya dan kemudian tumbuh menjadi fitoplankton yang baru.

Gambar 3 : Botrydiopsis sp

Gambar 4 : Tribonema sp

Sumber : cfb.unh.edu

Sumber : cfb.unh.edu

Gambar 5 : Vaucheria sessilis


Sumber : www.britannica.com
2.

Kelas Chrysophyceae atau Alga Coklat Keemasan


Fitoplankton ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya

ada yang berbentuk sel tunggal (contohnya Ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni
(contohnya Synura). Umumnya fitoplankton ini tidak mempunyai dinding sel. Bila
mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan
silicon atau bisa juga dari cakram kalsim karbonat. Fitoplankton jenis ini mempunyai alat
gerak yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga Cadangan makanan berupa
tepung krisolaminarin
.

Fitoplankton jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan

karoten, klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin,
dan dinixantin. Contoh Ochromonas. Ochromonas sel tubuhnya berbentuk bola yang
dlengkapi dengan 2 flagel yang digunakan sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut
panjangnya tidak sama. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting seperti
kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma dan nucleus. Ochromonas
berkembang biak dengan membelah diri secara longitudinal dan dengan fragmentasi.
Fragmentasi ada dua macam, yaitu:
a. Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
b. Sporik, dengan membentuk zoospore dan statospora
Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada Chrysophyta,
khususnya pada kelas Chrysophyceae dengan bentuk speris dan bulat. Dinding spora
bersilia, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindah. Mempunyai lubang atau
pore dan ditutupi oleh sumbat yang mengandung glatin.
Gambar 6 : Ochromonas sp.
Sumber : cfb.unh.edu

3. Kelas Bacillariophyceae atau Alga Diatomae


Fitoplankton ini banyak ditemukan hidup di air tawar dan air laut Susunan
tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan ada juga yang berbentuk koloni dengan bentuk
tubuh simetri bilateral (Pennales) dan simetri radial (centrals).
Terdapat dinding sel yang disebut frustula yang tesusun dari bagian dasar yang
dinamakan hipoteka dan bagian tutup dinamakan epiteka dan juga sabuk atau singulum.
Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi oleh silicon. Cadangan makanan berupa
tepung krisolaminarin.
Kelas Bacillariophyceae mempunyai alat gerak yang berupa flagel yang terdapat
pada sperma. Isi sel berinti tunggal dan berinti diploid. Kelas Bacillariophyceae ini disebut
juga kelas diatom. Contoh: Navicula sp. Tubuh Navicula terdiri atas dua bagian yaitu kotak
atau hipoteka dan tutup atau epiteka. Diantara bagian kotak dan tutup terdapat celah yang
disebut rafe. Perkembang biakan Navicula secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti diatom
membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjtnya,
dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan baik kotak maupun
tutup akan berfungsi sebagai tutup dan masing-masing akan membentuk kotak baru. Dengan
demikian sel anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecildaripada sel
anaknya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
Perkembangbiakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. bila
ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi inti selnya
akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet ini kemudian akan meninggalkan

sela dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya
tumbuh menjadi sel Navicula baru dan membentuk kotak dan tutup yang baru.
Gambar 7 : Navicula sp.
Sumber : cfb.unh.edu

Tabel 1.1 Karakteristik pengelompokan Divisi Chrysophyta


Kelompok

Pigmen Utama

(nama umum)

Persediaan

Dinding sel

Flagella

karbohidrat

Chrysophyceae

Klorofil A,

Chrysolaminarin Skala, loriceae

heterokontous

(alga coklat

C1 dan C2

(lukasin)

keemasan)

fukosantin

Tribophyceae/

Klorofil A,

Chrysolaminarin Pektin/dinding

xantophycea (alga

C1 dan C2

(lukasin)

Bacillariophyceae

Klorofil A,

Chrysolaminarin Silica frustula

Gamet jantan

(diatomophyceae)

C1 dan C2

(lukasin)

dengan satu

heterokontous

selulosa

hijau kekuningan)

fukosantin

flagel dan
mastigonema

2.3. Ciri-Ciri Chrsophyta


1.

Dinding Sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri

dari lorika (ex. Dinobryon dan Kephryon). Atau tersusun dari lempengan silika (ex. Sinura
dan Mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur
selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.

2.

Isi Sel

a.

Xantophyceae

Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid berbentuk
cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b, karoten, xantofil.
b.

Chrysophyceae

Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, karotin,
xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
c.

Bacillariophyceae

Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, karotin, xantofil.
3.

Kloroplas

Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan


perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery
kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida
antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.
4.

Ribosom

Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.


5.

Alat Gerak

Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga
(struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang
flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei).
Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan
ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1
flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau
biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta
yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan
berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku
seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6.

Vakuola Kontraktil

Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak
dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang
berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang
terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7.

Badan Golgi

Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang
terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari
tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.
8.

Nukleus

Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan
dengan pembungkus inti.

Gambar 8 : Struktur sel pada Crysophyta


Sumber : fitri-smanda.blogspot.com

Gambar 8 : Struktur tubuh pada Diatom


Sumber : www.biologipedia.com

1. Dinding sel sebagian besar anggota tersusun dari silikat.


2. Sel terdiri dari 2 bagian, tutup (epitheca) dan wadah (hypotheca), yang pinggir dari
tutupnya agak melebihi ukuran pinggiran wadahnya (overlapping).
3. Macam-macam makanan cadangan hampir sama terdiri dari leukosin (karbohidrat) dan
minyak (lemak) yang agak kuning warnanya.
4. Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang
disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama panjang).
5. Paling berperan sebagai plankton dan merupakan produsen utama di laut.
2.5. Reproduksi
Secara umum perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan
vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi 2 macam
yaitu:
1. Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian
membentuk koloni yang baru).
2. Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel) dan statospora
(tipe spora yang unik yang ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat,
dinding spora bersilla, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai
lubang atau pore ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin).
Perkembangbiakan Xantophyceae dengan cara vegetatif yaitu pembelahan sel dan
fragmentasi secara sporik, dengan pembentukan zoopora misalnya tribonema. Dengan cara
pembentukan aplanospora contohnya botrydium, secara gametik dengan oogamet contoh
vaucheria dan isogamete contohnya adalah botrydium.

Perkembangbiakan Chrysophyceae yang dilakukan scara vegetative dengan

membelah secara longitudinal dan fragmentasi ada dua macam yaitu:


a) Koloni memisah menjadi 2 bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni
kemudian membentuk koloni yang baru.
b) sporik dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak berflagel) dan statospora.
Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada crysophyta,
khususnya pada kelas chrysophyceae dengan membentuk speris dan bulat. Dinding spora
bersilia tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau poredan
ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin. Beberapa spesies bentuk statosporanya
bermacam-macam, yaitu: ada yang berdinding halus, berornamen, dan berduri ketiga bentuk
tersebut dapat diketemukan pada genus yang non motil. Contohnya : chysomonadales.

Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat,
yaitu: flagel tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat selanjutnya
flagel mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik. Yang terpisah hanya
bagian membran plasma dari bagian periferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari
dinding antara dua membran plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya
akan membentuk lubang.

Perkembangbiakan Bacillariophyceae secara vegetatif dengan cara pembelahan

sel,dan secara gametik dengan membentuk auxospora, dengan cara: partegenesis, pedogami,
konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.

Gambar 9 : Bagan Reproduksi salah satu spesies Chrysophyta


2.6 Habitat Chrysophyta
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, dan
air tawar. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan chrysophyceae hidupnya di air
laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae di air laut dan di air tawar.

Gambar 10 : Warna Keemasan dihasilkan dari kehadiran Diatom


Sumber : www.sridianti.com

2.7 Manfaat dan Peranan


Peranan dalam kehidupan manusia, yaitu:
1.

Bahan-bahan bangunan seperti bata dan genteng.

2.

Bahan isolator karena tahan panas, dipakai dalam industri listrik dan sebagainya.

3.

Sebagai absorban untuk dinamit.

4.

Sebagai bahan kimia (silikat murni).

5.

Untuk bahan campuran tapal gigi dan sebagainya.

6.

Sebagai medium filter untuk kolam renang, air minum, tangki ikan, bir, wine, sirup,

gula, kertas, cat, keramik, sabun, dan deterjen.


7.
8.

Sebagai alat penggosok untuk pasta gigi, amplas, dan facial scrub.
Sebagai insektisida karena dapat menyerap lemak lapisan terluar yang mengandung

lilin dari eksoskeleton serangga.


9.

Sebagai bahan hidroponik, pengganti tanah atau campurannya.


Selain berguna bagi kehidupan manusia tapi bukan berarti semuanya

menguntungkan, kehadiran mikroalga dalam habitat air dapat mencemari air tersebut. Selain
akan mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan kualitas air. Hal ini
disebabkan karena:
1. Dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak
2. Menyebabkan warna dan kekeruhan
3. Dapat mengeluarka lender yang mengakibatkan waterbloom
Ganggang keemasan sering disebut ganggang kersik karena mengandung silikat.
Ganggang jenis ini tidak begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun akan
tetapi ganggang ini dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu juga menyebabkan
kekeruhan pada air.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan karena kloroplasnya
mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
klorofil.
2. Struktur sel dari Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel, isi selnya terdiri dari
Xantophyceae,

Chrysophyceae,

Bacillariophyceae.

Kloroplas

pada

Chrysophyta

berwarna coklat keemasan, Ribosom, alat gerak berupa flagel, vakuola kontraktil, badan
golgi, dan nukleus.
3. Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di
tanah yang lembab.

4. Reproduksi dari Chrysophyta terjadi secara generatif (seksual) dengan konjugasi,


isogami, anisogami, dan oogami. Dan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel,
fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora.
5.Kelas-kelas

yang

(Xanthophyceae),

termasuk

kelas

alga

dalam

Chrysophyta,

coklat-keemasan

kelas

alga

(Chrysophyceae),

hijau-kuning
kelas

diatom

(Bacillariophyceae).
6. Manfaat dari Chrysophyta sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan
piringan hitam.

3.2 Saran
Terus belajar dan jangan lelah untuk menimba ilmu pengetahuan, jika tidak
sekarang kapan lagi kita akan mempersiapkan masa depan yang cerah.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2011.protista.http://www.scribd.com/doc/7687723/Protista.
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 20.00 WIB
http://www.artikelbiologi.com/2012/10/ganggan-keemasan-atau-chrysophyta.html
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 21.00 WIB
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-alga-emas.htm
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 20.00 WIB
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/chrysophyta/
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 20.00 WIB
http://www.artikelbiologi.com/2012/10/ganggan-keemasan-atau-chrysophyta.html
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 22.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai