PLANKTONOLOGI
CHRYSOPHYTA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PLANKTONOLOGI
Disusun Oleh:
Haidar Fathurrahman
230110150159
Muhammad Qiyamuddin
230110150169
230110150175
Fahmi Shiddiq
230110150183
Vetthy Fatimah
230110150190
M. Fauzan Pramono
230110150223
Mohammad Syarifudin
230110150229
230110150233
KELOMPOK 7 / PERIKANAN C
Kata Pengantar
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Planktonologi yang berjudul CHRYSOPHYTA.
Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuan, kebaikan
dan dukungan yang telah diberikan kepada penyusun selama penyelesaian tugas ini mendapat
balasan yang tiada terkira dari Tuhan Yang Maha Esa.
Makalah ini telah penyusun usahakan untuk disusun secara sistematis dan tertata
dengan yang mana isi makalah di jelaskan secara lebih rinci dengan menggunakan kalimat
yang sederhana serta dilengkapi dengan berbagai gambar agar mudah dimengerti dan
dipahami. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh
dari kata sempurna. Akhir kata, penyusun berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberi pengetahuan yang luas mengenai Cyanophyta dan Clorophyta.
Jatinangor,
Maret
2016
a.n Kelompok 7
Mohammad Syarifudin
NPM.230110150229
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam.
Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga mikroskopis atau fitoplankton adalah
salah satunya, selain dapat di manfaatkan fitoplankton juga memiliki banyak peranan
yang sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan
objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Botani laut adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan laut dihabitat yang alami.
Gaganggang mikroskopik selanjutnya akan dibahas pada Ilmu yang lebih spesifikm yaitu
dalam Planktonologi. Pemahaman tentang teori botani dalam bidang ilmu perikanan dan
kelautan sangatlah penting, sebagai dasar bagi kita untuk memahami tentang Fisheries
and Marine Ecosystem. Banyak dari ekosistem laut yang belum kita ketahui. Untuk
memanfaatkan segala sumber daya alam perairan tentu penting bagi kita untuk
mengetauhi segala aspek kehidupan yang ada dalam perairan atau laut tersebut, dan
sekecil apapun bentuk dari mereka.
Fitoplankton adalah tumbuhan yang hidupnya melayang atau mengapung didalam
perairan atau dilaut. Berdasarkan hasil penelitian fitoplankton dibagi menjadi 4 divisi
salah satunya adalah chrysophyta. Chrysophyta adalah fitoplankton yang sebagian besar
hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di air laut. Betapa pentingnya Chrysophyta
dalam planktonologi, maka kami mencoba membahasnya dalam makalah ini.
2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu Chrysophyta ?
1.2.2 Bagaimana ciri-cirinya, baik secara morfologi juga struktur sel ?
1.2.3 Bagaimana perannya dalam ekosistem perairan ?
1.2.3 Bagaimana organisasi selulernya ?
1.2.4 Bagaimana mekanisme reproduksi, fotosistesis, dan klasifikasinya ?
1.2.5 Apa manfaat dan kerugiannya ?
Tujuan
1.2.1 Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Planktonologi
1.2.2 Mendalami ilmu botani terutama pada Chrysophyta
1.2.3 Mengetahui ciri-ciri, cara reproduksi, klasifikasi, dan mekanisme lain pada
Chrysophyta
1.2.4 Mengetahui perannya dalam ekosistem perairan
1.2.5 Mengetahui manfaat dan kerugian Chrysophyta
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Chrysophyta
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas.
Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu divisi dari ganggang berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena kloroplasnya
mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
klorofil. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Pada umumnya
berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut
Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama panjang) dan tubuhnya biasanya berbentuk
seperti benang.
berbentuk filament (contohnya Tribonema) dan yang terakhir berbentuk tubular (contohnya
Vaucheria). Umumnya fitoplankton ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai
dinding sel, biasanya terdiri dari pectin dan silica. Terdiri dari 2 bagian yang saling menutupi,
seperti halnya pada Tribonema sp. Fitoplankton jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa 2
buah flagella yang tidak sama panjangnya, satu bagian terletak di ujung atau apical dan
bagian yang lain terletak pada bagian anteriornya. Cadangan makanan berupa krisolaminarin
yaitu lutein.
Fitoplankton jenis ini mempunyai klorofil atau yang sering disebut dengan
pigmen hijau daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu warnanya hijau kekunungkuningan. Contohnya adalah Vaucgeria. Vaucgeria tubuhnya tesusun atas banyak sel yang
bebentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filament mempunyai banyak inti dan
menyebar yang disebut dengan Coenocytic.
Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan pembentukan
zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung filament. Selanjutnya inti di dalam
sporangium membelah secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti
banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah sporangium
masak, zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi Vaucheria baru.
Perkembangbiakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan ovum
dan spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam
anteredium, keduanya terdapat pada benang yang sama atau homotalus. Zigospora hasil
pembuahannya akan membelah secara meiosis dan menghasilkan spora yang selanjutnya
terlepas dari induknya dan kemudian tumbuh menjadi fitoplankton yang baru.
Gambar 3 : Botrydiopsis sp
Gambar 4 : Tribonema sp
Sumber : cfb.unh.edu
Sumber : cfb.unh.edu
ada yang berbentuk sel tunggal (contohnya Ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni
(contohnya Synura). Umumnya fitoplankton ini tidak mempunyai dinding sel. Bila
mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan
silicon atau bisa juga dari cakram kalsim karbonat. Fitoplankton jenis ini mempunyai alat
gerak yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga Cadangan makanan berupa
tepung krisolaminarin
.
Fitoplankton jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan
karoten, klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin,
dan dinixantin. Contoh Ochromonas. Ochromonas sel tubuhnya berbentuk bola yang
dlengkapi dengan 2 flagel yang digunakan sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut
panjangnya tidak sama. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting seperti
kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma dan nucleus. Ochromonas
berkembang biak dengan membelah diri secara longitudinal dan dengan fragmentasi.
Fragmentasi ada dua macam, yaitu:
a. Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
b. Sporik, dengan membentuk zoospore dan statospora
Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada Chrysophyta,
khususnya pada kelas Chrysophyceae dengan bentuk speris dan bulat. Dinding spora
bersilia, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindah. Mempunyai lubang atau
pore dan ditutupi oleh sumbat yang mengandung glatin.
Gambar 6 : Ochromonas sp.
Sumber : cfb.unh.edu
sela dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya
tumbuh menjadi sel Navicula baru dan membentuk kotak dan tutup yang baru.
Gambar 7 : Navicula sp.
Sumber : cfb.unh.edu
Pigmen Utama
(nama umum)
Persediaan
Dinding sel
Flagella
karbohidrat
Chrysophyceae
Klorofil A,
heterokontous
(alga coklat
C1 dan C2
(lukasin)
keemasan)
fukosantin
Tribophyceae/
Klorofil A,
Chrysolaminarin Pektin/dinding
xantophycea (alga
C1 dan C2
(lukasin)
Bacillariophyceae
Klorofil A,
Gamet jantan
(diatomophyceae)
C1 dan C2
(lukasin)
dengan satu
heterokontous
selulosa
hijau kekuningan)
fukosantin
flagel dan
mastigonema
Dinding Sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri
dari lorika (ex. Dinobryon dan Kephryon). Atau tersusun dari lempengan silika (ex. Sinura
dan Mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur
selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.
2.
Isi Sel
a.
Xantophyceae
Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid berbentuk
cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b, karoten, xantofil.
b.
Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, karotin,
xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
c.
Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, karotin, xantofil.
3.
Kloroplas
Ribosom
Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga
(struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang
flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei).
Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan
ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1
flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau
biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta
yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan
berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku
seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6.
Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak
dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang
berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang
terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7.
Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang
terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari
tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.
8.
Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan
dengan pembungkus inti.
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat,
yaitu: flagel tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat selanjutnya
flagel mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik. Yang terpisah hanya
bagian membran plasma dari bagian periferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari
dinding antara dua membran plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya
akan membentuk lubang.
sel,dan secara gametik dengan membentuk auxospora, dengan cara: partegenesis, pedogami,
konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.
2.
Bahan isolator karena tahan panas, dipakai dalam industri listrik dan sebagainya.
3.
4.
5.
6.
Sebagai medium filter untuk kolam renang, air minum, tangki ikan, bir, wine, sirup,
Sebagai alat penggosok untuk pasta gigi, amplas, dan facial scrub.
Sebagai insektisida karena dapat menyerap lemak lapisan terluar yang mengandung
menguntungkan, kehadiran mikroalga dalam habitat air dapat mencemari air tersebut. Selain
akan mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan kualitas air. Hal ini
disebabkan karena:
1. Dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak
2. Menyebabkan warna dan kekeruhan
3. Dapat mengeluarka lender yang mengakibatkan waterbloom
Ganggang keemasan sering disebut ganggang kersik karena mengandung silikat.
Ganggang jenis ini tidak begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun akan
tetapi ganggang ini dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu juga menyebabkan
kekeruhan pada air.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan karena kloroplasnya
mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
klorofil.
2. Struktur sel dari Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel, isi selnya terdiri dari
Xantophyceae,
Chrysophyceae,
Bacillariophyceae.
Kloroplas
pada
Chrysophyta
berwarna coklat keemasan, Ribosom, alat gerak berupa flagel, vakuola kontraktil, badan
golgi, dan nukleus.
3. Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di
tanah yang lembab.
yang
(Xanthophyceae),
termasuk
kelas
alga
dalam
Chrysophyta,
coklat-keemasan
kelas
alga
(Chrysophyceae),
hijau-kuning
kelas
diatom
(Bacillariophyceae).
6. Manfaat dari Chrysophyta sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan
piringan hitam.
3.2 Saran
Terus belajar dan jangan lelah untuk menimba ilmu pengetahuan, jika tidak
sekarang kapan lagi kita akan mempersiapkan masa depan yang cerah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2011.protista.http://www.scribd.com/doc/7687723/Protista.
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 20.00 WIB
http://www.artikelbiologi.com/2012/10/ganggan-keemasan-atau-chrysophyta.html
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 21.00 WIB
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-alga-emas.htm
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 20.00 WIB
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/chrysophyta/
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 20.00 WIB
http://www.artikelbiologi.com/2012/10/ganggan-keemasan-atau-chrysophyta.html
Diakses : Minggu. 20 Maret 2016 22.00 WIB