Hospital System Information
Hospital System Information
Mengenai solusi SIMRS sendiri, begitu banyak brand yang dapat kita temukan di
pasaran, mulai dari yang berharga puluhan juta hingga yang berharga miliaran rupiah. Tapi
tidak jarang kita mendengar bahwa banyak pula diantara solusi SIMRS tersebut yang
mengalami kegagalan dalam implementasinya, banyak pula diantara solusi SIMRS tersebut
yang mengalami kegagalan dalam implementasinya atau kalaupun dapat berjalan maka tidak
maksimal dimana SIMRS hanya dipakai di beberapa bagian saja sehingga masalah-masalah
yang ada terkadang masih belum terselesaikan dengan baik.
Tentunya faktor-faktor penyebab kegagalan dan ketidakmaksimalan implementasi
sebuah solusi SIMRS sangat banyak dan beragam. Salah satu penyebab yang sering
ditemukan adalah karena keterbatasan kemampuan dari solusi SIMRS itu sendiri, mulai dari
kurangnya fleksibilitas untuk proses kustomisasi dalam rangka penyesuaian dengan
kebutuhan rumah sakit hingga karena keterbatasan teknologi yang digunakan dalam
membangun solusi SIMRS tersebut sehingga SIMRS yang ada tidak dapat mengikuti
kebutuhan yang semakin berkembang.
Berangkat dari kenyataan-kenyataan di atas, maka Saltanera berusaha membangun
sebuah solusi SIMRS yang cukup inovatif. Maka lahirlah ZIGNOSA. Saltanera berharap
ZIGNOSA akan menjadi sebuah jaminan solusi SIMRS yang seluruh modul dan fiturnya bisa
diimplementasi serta dapat berjalan dengan baik dan optimal.
Berikut ini adalah fitur dan fungsi yang terdapat pada ZIGNOSA:
a. Front-end hingga back-end
Zignosa terdiri atas puluhan modul yang saling terintegrasi untuk mendukung seluruh
aktivitas operasional dan manajerial di rumah sakit. Zignosa akan mengintegrasikan seluruh
aktivitas pelayanan pasien yang dimulai dari pasien mendaftar, kemudian diberikan layanan
hingga akhirnya pasien tersebut pulang. Seluruh data transaksi pasien tersebut akan mengalir
dan tercatat otomatis secara elektronik dan real-time.
Selain modul-modul front-end operasional pelayanan, Zignosa juga dilengkapi
dengan modul-modul terkait fungsi-fungsi manajerial seperti modul keuangan, akuntasi,
laporan-laporan, hingga modul-modul terkait pengelolaan sumber daya manusia seperti
remunerasi.
b. Sistem Online
Zignosa adalah sistem informasi manajemen rumah sakit yang berbasis web. Dengan
kemampuan tersebut, selain berarti dapat diakses melalui jaringan lokal rumah sakit, Zignosa
juga dapat diatur supaya dapat diakses melalui internet sehingga informasi-informasi dapat
diakses dengan cepat, kapan saja dan di mana saja meskipun saat itu pengguna tidak sedang
berada di lingkungan rumah sakit.
Salah satu pihak yang dapat merasakan keuntungan dengan adanya kemampuan ini adalah
dokter. Seorang dokter yang notabene keberadaannya sangat mobile, dapat dengan mudah
membuat diagnosa, memberikan instruksi, memberikan resep, memonitor kondisi pasien,
berkomunikasi dengan perawat jaga secara online, real-time melalui internet dari laptopnya di
manapun dia berada.
c. Tanpa Re-entry
Seluruh pencatatan akunting dilakukan dengan jurnal tanpa re-entry. Demikian juga
untuk dokumen-dokumen tagihan, rekapitulasi piutang serta data pendukung lainnya. Datadata tersebut dibuat secara otomatis seiring berlangsungnya transaksi.
Dengan tanpa dilakukan proses re-entry tentunya akan lebih mempercepat proses
pengolahan data-data transaksi, mencegah duplikasi data, dan mengurangi ketidakkonsistenan
data. Pada akhirnya diharapkan kebocoran-kebocoran dana akan dapat ditanggulangi.
Layanan Mandiri untuk Pengunjung:
ZIGNOSASpot
ZIGNOSAMobile
ZIGNOSAView
ZIGNOSASpot
ZIGNOSASpot adalah sebuah anjugan mandiri berbasis layar sentuh (touch screen) seperti
layaknya mesin ATM yang disediakan untuk pengunjung rumah sakit. ZIGNOSASpot dapat
digunakan oleh pengunjung untuk mendapatkan layanan atau informasi dari rumah sakit
secara mandiri.
ZignosaSpot dapat dimanfaatkan sebagai mesin pendaftaran ke poliklinik dan penunjang,
mesin informasi tarif layanan, mesin informasi billing real-time pasien rawat inap, mesin
pencarian pasien rawat inap, dan fungsi-fungsi lainnya yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan rumah sakit.
Manajemen Data Master:
Data Master
Data Standar
Pengaturan Visual
Item-item layanan dan obat yang dimiliki rumah sakit beserta tarifnya
Pengklasifikasian item-item layanan dan obat ke dalam kelompok yang sejenis untuk
keperluan pengelompokkan pada laporan dan billing pasien
Daftar dokter beserta jadwal dari dokter tersebut selama di rumah sakit
Web++
Maintenance
Data
TCO
Scalable
Mix menyusun daftar INA-DRG. Adapun rumah sakit yang berpartisipasi dalam kerja sama
ini adalah :
dengan mutu, pemerataan, jangkauan dalam sistem pelayanan kesehatan yang menjadi salah
satu unsur dalam pembiayaan kesehatan, serta mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis
kasus campuran. Case-Mix merupakan suatu format klasifikasi yang berisikan kombinasi
beberapa jenis penyakit dan tindakan pelayanan di suatu rumah sakit dengan pembiayaan
yang dikaitkan dengan mutu dan efektivitas pelayanan.
Dalam sistem Case-Mix, terdapat 14 variabel mengenai pasien yang perlu dicatat oleh
rumah sakit, yaitu :
1. Identitas Pasien
2. Tanggal masuk rumah sakit
3. Tanggal keluar rumah sakit
4. Lama hari rawatan
5. Tanggal lahir
6. Umur ketika masuk rumah sakit (dalam satuan tahun)
7. Umur ketika masuk rumah sakit (dalam satuan hari)
8. Umur ketika keluar dari rumah sakit (dalam satuan hari)
9. Jenis kelamin
10. Status keluar rumah sakit (discharge disposition)
11. Berat badan baru lahir
12. Diagnosis utama
13. Diagnosis sekunder, seperti komplikasi dan komorbiditas
14. Prosedur atau pembedahan utama
Dalam sistem Case-Mix, yang menjadi perhatian adalah bauran kasus, yaitu apakah
diagnosis utama yang ditegakkan pasien serta komplikasi apa yang mungkiri terjadi akibat
diagnosis utama tersebut. Diagnosis utama itu lah yang dijadikan acuan untuk menghitung
biaya pelayanan. Penghitungan biaya berfokus pada variabel tersebut, sehingga rumah sakit
tidak akan mencantumkan hal-hal yang tidak seharusnya dalam pembayaran. Dengan
demikian, penghitungan biaya menjadi lebih mudah dan tepat. Tidak ada pembayaran untuk
hal-hal yang sekiranya tidak berhubungan atau tidak perlu. Prioritas pelayanan pasien akan
diberikan sesuai dengan tingkat keparahan, dan tidak dilakukan secara sembarangan. Ini
tentunya dapat menekan biaya pelayanan kesehatan yang kerap menjadi masalah bagi
masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Masyarakat tidak akan merasa ditipu akibat harus
membayar biaya di luar pelayanan yang seharusnya.
Selain memberikan fokus dalam masalah penghitungan biaya, Case-Mix juga
memberikan standar nasional mengenai berapa biaya yang harus dikenakan untuk diagnosis
tertentu. Hal ini memberikan kepastian sekaligus transparansi pada masyarakat sebagai
pengguna jasa pelayanan kesehatan. Dengan demikian, biaya dapat diprediksi, dan
keuntungan yang diperoleh rumah sakit pun dapat lebih pasti. Pemerataan pelayanan
kesehatan di Indonesia lebih mungkin untuk tercapai karena adanya standardisasi tariff secara
nasional. Standardisasi bukan hanya berguna bagi masyarakat miskin, tetapi juga bagi
masyarakat golongan menengah atas yang terbiasa berobat ke luar negeri. Dengan adanya
tarif standar yang lebih terjangkau, mereka tentunya akan berpikir dua kali sebelum
memutuskan untuk berobat ke luar negeri.
Dengan data yang begitu lengkap dan akurat, Case-Mix juga dapat berfungsi sebagai
mjukan bagi Rumah Sakit dalam melakukan penilaian terhadap berbagai pelayanan yang
telah diberikan Dengan demikian, efektivitas pelayanan kesehatan dapat terkontrol dan
dievaluasi karena sistem yang ada sudah memiliki standar dalam hal penggunaan berbagai
sumber dayanya. Dengan demikian, rumah sakit memiliki acuan yang jelas dalam usaha
meningkatkan mutu pelayanan mereka.
Namun, pelaksanaan Case-Mix pun tidak lepas dari berbagai kendala. Salah satunya
adalah kendala dalam melakukan diagnosa dan pengkodeannya. Sampai dengan sekarang,
selain ke-15 rumah sakit berpartisipasi, rumah sakit di Indonesia banyak yang belum mulai
menggunakan pengkodean medis. padahal, kunci sukses dari penyusunan Case-Mix adalah
pada diagnosa dan pengkodean yang teliti. Depkes RI telah berusaha mengantisipasinya,
dengan mengadakan pelatihan pengkodean, diagnosis, dan prosedur yang mengikuti standar
intemasional.
Selain itu, pengumpulan informasi tentang berbagai variabel serta biaya dalam CaseMix juga tidak mudah. Memerlukan usaha yang keras, komitmen, serta motivasi yang tinggi.
Penggunaan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
juga
tengah
diusahakan
demi
mempermudah penerapan Case-Mix. Dalam sejumlah kasus, seperti di ruang isolasi, Case-
Mix juga sulit diterapkan karena besar kemungkinan pasien mengalami perpindahan
diagnosis utama dari DRG menuju tingkat yang lebih mahal.
Dalam pengembangannya, Depkes RI menggunakan software Clinical Cost
Modelling Software yang menggunakan 3 macam pendekatan costing konvensional yang
berbeda, yaitu Step-Down Costing, Activity-Based Costing, dan Case-Mix Costing. Dengan
mengkombinasikan 3 pendekatan itu, informasi yang dihasilkan lebih akurat dan stabil.
4) Mirsa
MIRSA merupakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Terpadu yang mudah dioperasikan, fleksibel, a
serta mendukung strategi bisnis organisasi dalam mencapai pengembangan potensi terbesarnya.
digunakan pada beberapa rumah sakit tipe A dan B di Indonesia selama lebih dari satu dekade, dalam me
proses bisnis mereka.
Integrasi sistem informasi merupakan konsep utama dari penerapan manajemen sistem informasi, sehingga
pada setiap bagian saling terhubung dan mendukung untuk mengoptimalkan kinerja masing-masing.
MODUL
5) Symphonik
RFID reader berfungsi untuk membaca kode-kode dari RFID tag (label yang ditempel
pada dokumen rekam medis pasien) dan membandingkan dengan yang ada di memori
reader.
Lilitan antena dan sebuah kapasitor yang membentuk rangkaian beresonansi pada
frekuensi tertentu. Antena ini akan menangkap induksi medan elektromagnet dari
RFID reader dan mengubahnya menjadi arus sebagai sumber tenaga bagi chip.
ID chip yang akan memodulasi arus yang merepresentasikan bit-bit sinyal. Bit-bit
sinyal ini berisi kode yang tersimpan di dalam ID chip.
RFID reader, mengeluarkan gelombang radio dan menginduksi RFID label.
Gelombang induksi tersebut berisi password (kata kunci ) dan jika dikenali oleh RFID label,
memori RFID label (ID chip) akan terbuka. Kemudian RFID label akan mengirimkan kode
yang terdapat di memori ID chip melalui antena yang terpasang di label. RFID reader akan
membandingkan kode yang diterima dengan kode kunci yang tersimpan di RFID reader.
Medical Record Management and Tracking System tersusun atas modul-modul
sebagai berikut:
modul administrator
modul check-in/check-out
modul pencarian/searching
akses terhadap user, menambahkan data-data master yang dibutuhkan oleh sistem, seperti :
mengelola data user, memberikan hak akses user, mengelola data user group, mengelola data
wilayah (data propinsi, data kodya, data kecamatan, data kelurahan), mengelola data master
agama, mengelola data master pendidikan, mengelola data master pekerjaan, mengelola data
master rumah sakit, mengelola data master gedung, mengelola data master ruang rawat,
mengelola data Instalasi, sub instalasi dan detail instalasi.
Modul register data berfungsi untuk melakukan penerbitan berkas rekam medik.
Setiap berkas rekam medik akan diberikan tag RFID sesuai dengan Nomor Rekam Medik
pasien tersebut. Pemberian tag RFID ini bersifat unik dan akan menjadi penanda pada saat
pembacaan melalui RFID reader. Setiap berkas rekam medik juga akan dilengkapi dengan
metadata sebagai penjelasan atas berkas tersebut. Modul register juga menyediakan fungsi
import data dari Sistem Informasi Rumah Sakit yang sedang berjalan.
Modul cek-in/cek-out berfungsi untuk mendeteksi keberadaan sebuah dokumen RM.
Dengan modul ini sebuah dokumen RM akan diketahui berada dalam lemari penyimpanan
atau diruang lainnya, selain itu dapat juga diketahui di lemari mana berkas dokumen RM
tersebut diletakkan.
Modul tablet viewer menyediakan fitur untuk menampilkan berkas rekam medik di
piranti tablet seperti Ipad. Modul ini memberikan kemudahan bagi dokter untuk melihat
berkas rekam medik pasien yang sedang ditangani.
Modul pencarian berfungsi untuk mencari informasi lokasi berkas dokumen Rekam
Medik. Lokasi keberadaan berkas rekam medik akan divisualisasikan di layar, sehingga
memudahkan petugas rekam medik untuk mendapatkan berkas yang dicari.
Modul sinkronisasi data berfungsi untuk melakukan reposisi berkas berdasarkan
posisi terakhir berkas rekam medis terbaca oleh terminal, modul ini diperlukan untuk
menghindari terlewatnya sebuah berkas rekam medis dari pembacaan terminal karena pada
saat proses pemindahan dokumen label RFID terganggu sinyal, seperti label tertutup benda
dari logam, terhimpit dari bahan yang mengandung air, terhalang tubuh petugas atau
terganggu sinyalnya karena benda elektronik lainnya.
Modul
menggambar
posisi
ruang
berfungsi
untuk
menggambar
denah
7) Prime
Pemakaian Obat
Dokter
Penyakit
Pembayaran
Dokter Spesialis
Demografi Pasien
Dashboard
KEUNGGULAN BENEFIT
In memory (Data)
Dashboard
Trend Analysis
What If Scenario
Forecasting
Google Map
Analytics Center
Cyclic Group
Pivot Table
Waterfall
Local support
Heath Level 7 (HL7) adalah salah satu dari beberapa standard ANSI (American
National Standards Institute), yang telah diakreditasi oleh SDO (Standards Developing
Organizations). Standarisasi ini dipakai khususnya untuk bidang atau area healthcare system.
HL7 menciptakan standard untuk pertukaran, manajemen, dan integrasi informasi kesehatan
elektronik untuk tujuan klinis dan administratif. HL7 tidak mengembangkan perangkat lunak,
tetapi hanya menyediakan organisasi kesehatan dengan spesifikasi untuk membuat sistem
dapat saling bertukar informasi. HL7 merupakan standard pertukaran data medis yang
berbentuk teks (Benson T, 2010).
OMI^O23
Description
Message
Header,
berisi
message, dll.
Patient
penerima,
tipe
Identification,
demografi
mengenai
subyek pengujian
Patient Visit, berisi informasi
kunjungan pasien di setiap
ORC
pemeriksaan
Common
Order,
berisi
informasi
dasar
pengujian
ini
mencakup
OBR
informasi
berisi
permintaan
pemeriksaan.
OBR
mengidentifikasi
tipe
pemeriksaan.
Notes and Comments
Description
Message
Header,
berisi
penerima,
tipe
message, dll.
Observation Request,
berisi
informasi
permintaan
pemeriksaan.
OBR
mengidentifikasi
tipe
pemeriksaan.
Observation/Result,
berisi
telah
dilakukan.
Ini
Segmen
Description
termasuk
identifikasi
pemeriksaan,
hasil
pemeriksaan,
kapan
Hospital Information System (HIS) pada dasarnya adalah sebuah sistem informasi
yang membantu para penyedia layanan medis dapat mengelola semua semua informasi secara
efektif. HIS ada pertama kali pada tahun 1960 dan dengan seiring waktu mengalami
perkembangan. Saat itu HIS masih mengelola penagihan dan persediaan rumah sakit.
Sekarang HIS di desain untuk mengatur administrasi, aspek keuangan dan semua aspek klinis
yang ada di rumah sakit (EMR Consultant, 2013)
SUMBER
http://www.bvk.co.id/
http://saltanera.com/software/simrs-zignosa/
(http://www.blog-nuzil.com/2012/11/contoh-penerapan-case-mix-di-rs.html)