Anda di halaman 1dari 32

37

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Gambaran Umum Wilayah Penelitian


PT. Indo Muro Kencana (PT. IMK) merupakan perusahaan tambang
yang mengoperasikan proyek tambang emas dan perak di Gunung Muro,
Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Pengoperasian PT. IMK
didasarkan pada Perjanjian Kontrak Karya (KK) yang ditandatangani
Pemerintah Republik Indonesia dan PT. IMK pada tanggal 7 Februari
1985. Perjanjian KK didasarkan atas persetujuan Presiden Republik
Indonesia No. B-7/Pres/1/1985, tertanggal 21 Januari 1985 dengan hak
pengelolaan selama 30 tahun sejak masa produksi pertama kali pada tahun
1995. Secara kronologis, berikut disajikan perjalanan dan dinamika
pengelolaan PT IMK sejak tahun 1995 hingga tahun 2015 yang telah
mengalami beberapa fase kegiatan.
1.

Fase Produksi (1995-2002)


Fase pertama penambangan dimulai pada tahun 1995 setelah ijin
operasi tambang PT. IMK disetujui oleh Direktur Jenderal
Pertambangan Umum melalui Surat No. 250K/24/DDJP/1995,
tertanggaI 23 Mei 1995.
Ijin pendukung kegiatan produksi antara lain:
37

38

Persetujuan Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) dikeluarkan


tanggal 4 Agustus 1993 oleh Komisi Pusat AMDAL, dan
Departemen Pertambangan dan Energi melalui surat persetujuan
No. 2857/0115/SJ.T/1993.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) dikeluarkan tanggal 9 Juni 1994 dari institusi
yang sama melalui Surat Persetujuan No. 2698/0115/SJ.T/1994.
Persetujuan Desain Perubahan bendungan TSF Murosawang untuk
peningggian tangggul setinggi 6 m dari Menteri Pekerjaan Umum
dengan surat No. PR.01.04-Mn/111 berdasarkan rekomendasi dari
Komisi

Keamanan

Bendungan

dengan

surat

No.

PR.05.01/KKB/2012.
Kegiatan produksi di Gunung Muro berhenti pada kuartal kedua tahun
2002 dikarenakan cadangan tersisa waktu itu dinyatakan tidak
ekonomis

lagi.Kemudian

proyek

dimasukan

dalam

status

Pemeliharaan dan Perawatan.


2.

Fase Pemeliharaan, Perawatan dan Eksplorasi I (2002-2005)


Peijinan yang dilakukan PT IMK dan disetujui pemerintah selama
masa Pemeliharaan dan Perawatan adalah:

Rencana Penutupan Tambang (RPT) disetujui oleh Direktur


Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 08 Juli
2002 (surat persetujuan No.3222/28.04/DJG/2002).

39

23 Juli 2002, Pengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal


Geologi dan Sumber Daya Mineral untuk status Pemeliharaan dan
Perawatan melalui surat No. 018/GVA/IMK/MMR/2002.
12 September 2002, Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya

Mineral menyetujui dan menyatakan PT. IMK dalam status


Pemeliharaan dan perawatan, melalui surat No 3703/85/DJG/2002.
Selama periode Pengawasan dan Pemeliharan kegiatan eksplorasi
masih terus dilaksanakan dengan tujuan untuk menemukan
cadangan-cadangan baru untuk melanjutkan operasi operasi
produksi.
3.

Fase Produksi II (2005-2013)


Dengan ditemukannya cadangan-cadangan baru yang cukup ekonomis
pada blok Barat ini PT IMK melakukan kegiatan produksi kembali
pada tanggal 4 Maret 2005. PT IMK menyampaikan pemberitahuan
kepada Direktur Jenderal mengenai Rencana Kegiatan Produksi
melalui surat No. 17/IMK/MMR/2005, dan memulai kegiatan
produksi kembali apada akhir 2005.
Perijianan yang mendukung kegiatan produksi fase kedua adalah:
Pengajuan permohonan Pembatalan Rencana Penutupan Tambang
dan Pengembalian kepada Status Produksi kepada Direktur
Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 7 April
2005 melalui surat No. 031/IMK/MMR/2005.

40

FS (Feasibility Study) pada tahun 2005, untuk melakukan


penambangan di Blok Barat KK PT IMK.
AMDAL 2005, yang meliputi Analisa Dampak Lingkungan
(ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan lingkungan (RPL) pada tahun 2005, yang baru disetuji
oleh Gubernur Kalimantan Tengah pada tanggal 29 November
2005 melalui Surat Persetujuan No. 238 Tahun 2005 dan disahkan
oleh Ketua Tim Komisi ANDAL Propinsi Kalimantan Tengah pada
tangal 13 Desember 2005 dengan surat pengesahan No.
660/937/2005.
AMDAL 2011, untuk kegiatan penimbunan tailing di bekas lubang
Tambang Permata,

mendapat

persetujuan dari Gubernur

Kalimantan Tengah dengan No.188.44/142/2011 pada tanggal 2


Mei 2011
Pengajuan Rencana Reklamasi 5 Tahun (2001-2005) ke Direktorat
Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 10
September 2001 dan rencana tersebut telah mendapatkan
persetujuan dari pemerintah.
Pengajuan Rencana Reklamasi 5 Tahun (2013-2017), kepada
Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral pada tanggal
11 September 2014 melalui surat Nomor 110/IMK/MMR/2014.
Persetujuan Rencana Reklamasi Lima Tahun 2013 - 2017 PT. Indo
Muro Kencana oleh Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral,

41

Batubara dan Panas Bumi (Direktur Kepara Inspeksi Tambang)


melalui surat Nomor 1880/30/0JB/2014 Tanggal 17 Oktober 2014.
Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara telah
melakukan audit pada tanggal 5 September 2012 dengan No. Surat
1995/37.03/DBT/2012 untuk kinerja reklamasi periode 2008-2010
dan pada tanggal 25 Oktober 2012 untuk kinerja reklamasi periode
2011.
Kajian kelayakan atau FS (Feasibility Study), untuk melanjutkan
penambangan di bekas tambang Serujan yang sebelumnya sudah
pernah selesai ditambang tahun 2002, disetujui oleh Direktorat
Jendral

Mineral

dan

Batubara

dengan

surat

Nomor

1074/31.02/DBM/2013.
Fase produksi kedua PT IMK terhenti sejak kuartal kedua tahun
2013 dikarenakan adanya kerusuhan yang melibatkan masyarakat
sekitar.
4.

Fase Pemeliharaan dan Perawatan II (2013-2015)


PT IMK kembali berstatus Pemeliharaan dan Perawatan sejak
kuartal kedua 2013 hingga Juni 2015, di bawah pengelolaan tim
manajemen lama Kegiatan yang dilakukan dalam periode tersebut
terbatas pada menjaga dan merawat asset perusahaan, pengelolaan dan
pemantauan lingkungan serta pelaporan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah yang berlaku.

42

Sejak Juli 2015, pengelolaan perusahaan diserahkan kepada tim


manajemen baru, yang melanjutkan kegiatan pemeliharaan dan
perawatan sekaligus perbaikan dan rehabilitasi sarana prasarana yang
rusak, baik yang rusak sebagai akibat kerusuhan 2013 maupun yang
rusak karena tidak dioperasikan selama 2 tahun.
5.

Fase Operasi Produksi III


Di bawah pengelolaan manajemen yang baru, PT IMK memulai
kegiatan perbaikan dan pembaharuan terhadap seluruh infrastruktur,
bangunan, pabrik, dan jalan-jalan penghubung, serta bekerja sama
dengan pihak Pemerintah Daerah dan Kepolisan setempat melakukan
kegiatan penertiban terhadap kegiatan Penambang Emas Tanpa Izin
(PETI) di dalam areal rencana kegiatan penambangan. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka persiapan pengoperasiankembali kegiatan
penambangan dan proses produksi yang direncanakan akan dimulai
pada kuartal pertama tahun 2016.
Komitmen

PT.

IMK

dalam

kegiatan

Pengelolaan

dan

Pemantauan lingkungan pada areal-areal yang telah selesai dilakukan


penambangan akan mengacu pada komitmen-komitmen dalam RPT
2002 yang telah disetujui. Sedangkan kegiatan penambangan pada
areal-areal disekitar lokasi tambang yang telah selesai ditambang dan
termasuk dalam Iingkup studi ANDAL 1993 (surat persetujuan
No.2857/ 0115/SJ93, tanggal 4 Agustus 1993), seperti Arong Maan,
Serujan Timur, Jalan Bukit dan Bantian Utara akan mengacu kepada

43

RKL/RPL PT IMK tahun 1994 yang disetujui pada tanggal 9 Juni


1994 melalui surat No. 2698.01115/SJ.T/1994.

3.1.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi penambangan PT.Indo Muro Kencana terletak di
Kecamatan Tanah Siang Selatan, Kabupaten Murung Raya,
Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk mencapai lokasi wilayah izin
Usaha Pertambangan PT. Indo Muro Kencana (IMK) dapat melalui
rute sebagai berikut:

Untuk mencapai lokasi dari Palangka Raya ada jalur darat dan
ada jalur udara. Jalur darat yaitu dengan menggunakan
mobil/motor

menuju Puruk Cahu yang ditempuh dengan

waktu 10 jam dengan melewati Buntok Muara Teweh


Puruk Cahu - PT.Indo Muro Kencana (IMK) Untuk jalur udara
30
yaitudengan menggunakan pesawat dari Bandara Tjilik Riwut
menuju Bandara PT.Indo Muro Kencana (IMK) dengan waktu
tempuh 45 menit.

Setelah itu untuk menuju Camp lokasi penelitian di PT. Indo


Muro Kencana (IMK) 10 menit dari bandara menuju Camp
lokasi penelitian.

44

3.1.2 Geografi Wilayah Penelitian


Kabupaten Murung Raya dengan luas wilayah 38,617Km
terletak di daerah katulistiwa berada diwalayah bagian utara
Kalimantan Tengah, yaitu pada posisi antara 113 20-115 55 BT
dan antara 0 53 48 LS 0 46 06 LU. Dengan adanya
perkembangan dan pemekaran wilayah, Kabupaten Murung Raya
dibagi menjadi 10 kecamatan. Sepuluh kecamatan tersebut adalah
Murung, Tanah Siang, , Laung Tuhup, Permata Intan Sumber
Barito, Sungai Babuat, Tanah Siang Selatan, Barito Tuhup Raya,
Seribu Riam, dan Uut Murung. PT. Indo Muro Kencana berada di
Kecamatan Tanah Siang Selatan.
Kabupaten Murung Raya dilintasi oleh sungai barito yang
panjangnya mencapai 900 Km dan beberapa cabang anak
sungainya dengan panjang dan kedalaman dasar sungai sangat
bervariasi. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai urat nadi
Transportasi untuk angkutan barang dan penumpang. Beberapa
cabang atau anak sungai yang dapat di layari yaitu : sungai Laung
sepanjang 35,75 Km, sungai Babuat sepanjang 29,25 Km, sungai
joloi sepanjang 40,75 Km dan sungai Busang sepanjang 75,25 Km.
Kedalaman dasar berkisar antara 3-8 m dan lebar badan sungai
lebih dari 25 m.Kabupaten Murung Raya sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat dan
Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.Sebelah timur

45

berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan


Timur dan Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara. Sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten
Barito Utara dan Kecamatan Kapuas Hulu Kabupaten Kapuas.
Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kahayan Hulu
Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan
Barat.

3.1.3

Geologi Regional
Graben Gunung Muro terletak di sepanjang batas timur
dari lempeng kraton Dataran Sunda. Lempeng yang berumur pra
Kapur ini terdiri dari batuan sedimen vulkanik dan batuan
metamorf yang berumur Mesozoic, diintrusi oleh batuan
granitik yang berumur Kapur. Pada masa akhir Kapur sampai
awal Tersier sedimen marine dan kontinental diendapkan
disepanjang batas utara dan kemudian diikuti dengan deformasi
pada masa Eosen, pada waktu terjadinya subduksi penunjaman
lempeng Oceanic China dibawah dataran Kalimantan (Van
Bemmelen 1949, Katai 1973, Halle 1974, Hamilton 1979)
Kalimantan Back Arc yang memotong Kalimantan Tengah
diduga terjadi diatas Benioof Zona yang miring kearah Selatan
dan terjadi pada masa Oligosen Miosen akhir. Kondisi ini
berlanjut sampai masa Pliosen. Carlisle dan Mitchell (1994) juga

46

menyatakan bahwa pada masa Oligosen sampai Awal Miosen


endapan vulkanik yang bersifat andesitis dan trakhitis serta
endapan sedimen membentuk jalur pegunungan (arc). Dating
batuan andesit di dekat tambang emas Kelian menghasilkan
nilai 23 juta tahun (van Leeuwin, 1990) dan dalam batuan basalt
muda yang berada di antara Gunung Muro dan Kelian
menghasilkan

nilai

14,4-24

juta

tahun,

yang

menurut

Thompson et al (1994) meyakinkan umur dari Volcanic belt.


Endapan

yang terutama

berkomposisi

andesitis

terbentuk

sepanjang 400 km kearah NE-SW membentuk jalur yang tidak


menerus dan terpotong volcanic centre. Endapan hasil erupsi
secara lokal mengisi struktur grabenatau lembah yang juga
secara periodik diendapkan facies sedimen epiklastik. Sepanjang
masa MiosenPliosen aktivitas vulkanik bersamaan dengan
pembentukan hidrotermal sistem berasosiasi dengan kegiatan
volcanic centre dan intrusi batuan diorite- granit. Jalur tersebut
diduga menyebabkan paling tidak 5 sistem mineralisasi lainnya
yaitu Mirah, Gunung Mas, Masupa Ria, Kelian dan Muyup.
Kegiatan vulkanik yang menghasilkan batuan bersifat basa
terjadi lagi pada masa Pliosen. Aktivitas hidrotermal dan pos
hidrotermal yang utama dicirikan dengan endapan flow terjadi
disekitar endapan vulkanik Pliosen. Struktur plug dan sill
ditemukan dari hasil data penyelidikan magnetik dan ditemukan di

47

dalam sedimen miosen muda. Flow basalt membentuk penutup


dari endapan andesit yang berumur Miosen di dalam volcanik
centre arc diantara Gunung Muri dan Kelian. Batuan vulkanik
Miosen tersebut dikenal sebagai intrusi Sintang.
Kegiatan pengangkatan menyebabkan berbagai jenis batuan
tersebut tersingkap. Pergeseran dari batuan basement dan
batuan vulkanik terus berlanjut dan menghasilkan batuan
vulkanik yang tebal dibeberapa daerah. Beberapa seam batubara
tersingkap di dalam batuan basement berumur Kapur di dekat
daerah patahan dengan batuan berumur miosen, sehingga diduga
bahwa lebih 2 km erosi terjadi. Selama masa Tersier beberapa
kali erosi dan pengangkatan terjadi pada daerah sekitar sistem
jalur mineralisasi. Sedimen marine dan kontinental diendapkan
di cekungan Barito dan cekungan sungai lainnya di masa tersier
akhir dan kwarter (Van Bemmelen 1949, Hamilton 1979). Series
endapan tersebut dibatasi oleh batas graben yang berupa
bidang patahan dari sedimen karbonat dan batuan vulkanik
berumur Miosen-Pliosen (Brown 2002). Dengan demikian
Kalimantan back arc direpresentasikan oleh skiss komplek dari
cekungan yang berasal dari patahan ekstensi. Tidak ada series
geologi dan juga endapan mineral digambarkan dalam peta
dari beberapa penyelidik terdahulu. Gambaran geologi PT. IMK
secara regional dapat dilihat pada peta berikut :

48

49

Dari data satelite imagery terlihat jelas bahwa kearah Selatan dan kearah Utara Gunung
Muro dan di perbatasan antara Gunung Muro dan Kelian pergeseran/offset dari batuan
vulkanik miosen umum terjadi sepanjang lebih dari10 km. Pergeseran ini terbentuk
sebagai respon atau akibat stres compresif berarah NW-SE bersamaan dan sesudah proses
vulkanisme pada masa Miosen Pliosen. Pergeseran dextral dan sinistral terjadi dan jelas
terlihat dari data remote sensing. Patahan-patahan juga merupakan faktor pengontrol pada
permulaan pembentukan arc dan berada di sekitar singkapan batuan basement terlipatkan
yang berumur Kapur.
Tektonik regional Kalimantan telah dilakukan studi oleh Hamilton et. al
(1979) Analisa komprehensif dari struktur telah dilakukan disekitar daerah
proyek. Corbett (1996) menyimpulkan kerangka struktur regional didalam
konteks dari regime struktur compresif orthogonal yang berarah NW-SE.
Kerangka struktur ini tercermin dalam data remote sensing dari pusat atau
tengah dari Arc terdiri dari:
1. Patahan Conjugate berarah NW-SW arc.
2. Retakan-retakan NNW sabagai cerminan deformasi paralel
dari arc.
3. Retakan-retakan NNW mencerminkan elemen lokal dari struktur.
4. Retakan WNW mencerminkan joint-joint accretional memotong dan
tergeser oleh sistem retakan berarah NW.
5. Retakan dilatasi NS.
Kompleksitas struktur dari Arc kelihatannya lebih intricate dari
kerangka dasar ini dan bukti-bukti deformasi menyimpulkan adanya
penunjaman miring di Gunung Muro dan Masupa Ria.

50

A. Stratigrafi Regional Daearah Penyelidikan


Daerah proyek Gunung Muro terletak di dalam series batuan
piroklastik

dan

batuan

sedimen

vulkanik

yang

berkomposisi

intermediet atau andesitik yang berumur Miosen sampai Pliosen.


Stratigrafi lokal terutama teridiri dari lava, tufa, breksi vulkanik yang
berkomposisi intermediet, cal alkaline dan batuan sedimen. Terdapat
singkapan yang terbatas dari basalt very fine grained mencerminkan
erupsi terakhir. Formasi miosen dikenal dengan Malasan Vulkanik dan
batuan pliosen dikenal dengan nama Intrusi Sintang. Singkapan
batuan intrusi dengan komposisi andesit sampai diorit kwarsa dan
mikro diorit. Didalam wilayah Kontrak Karya Gunung Muro belum
ada batuan intrusi yang dilakukan dating. Di Gunung Muro dan
Gunung

Maan,

intrusi

berbentuk

dome

dan

dyke

dari

flowbandedryolite telah memotong batuan atau formasi andesit. Dome


dari rhyoliteflow diketahui sepanjang 4 km kearah utara dari daerah
Kerikil (saat ini dalam kondisi mine out/kolam dan reklamasi) yaitu
di daerah Talian. Hubungan antara batuan rhyolite ini dengan
mineralisasi

belum

diketahui.

Tetapi

di

Talian

jasperoidal,

carapacecraklebreccias mengandung sedikit emas. Disamping itu di


dekat Rhyolitedomes Talian dan Gunung Maan, banyak terbentuk veinvein kwarsa. Prospek Gunung Maan dan Gunung Ular mengandung
contoh dari mineralisasi seperti ini.
Ke arah Utara dan Selatan batuan vulkanik Gunung Muro terpotong
oleh graben yang dibentuk oleh patahan-patahan berarah NE. Batuan
basement Kapur yang terlipatkan dan intrusi granitik kadang-kadang

51

tersingkap di batas tersebut. Kearah NW satuan batuan Mesozoic yang


telah mengalami deformasi seperti shale, sandstone dan karbonat
tersingkap. Batuan limestone, shale dan sandstone yang berumur midtersier yang berselang-seling dengan batuan volkanis andesitis berbutir
halus tersingkap di bagian Selatan wilayah Kontrak Karya. Secara
lokal batuan sedimen menunjukan adanya efek hidrotermal dalam
bentuk alterasi silisifikasi lemah dan piritisasi yang agak kuat. Batuan
basalt yang berumur kwarter mengintrusi dan menutup batuan
vulkanik andesit, membentuk plateaubasalt dan edifices seperti contoh
di daerah Kunot dan Gunung Kembang.
Beberapa kompleks batuan vulkanik diketahui di daerah proyek
Gunung Muro, termasuk antara lain: Muro, Tumbang Lahung, Juking
Sopan, Kerikil. Batuan vulkanik edifice juga dikenal di Gunung
Maan ke arah Barat dari Gunung Muro. Komplek batuan vulkanik ini
polyphasal dan diduga telah aktif sepanjang Miosen dan Pliosen.
Menentukan satu volkaniccentre sebagai sumber kegiatan vulkanik
sebagai countryrock endapan mineral di Serujan, Permata(saat ini
dalam kondisi mine out/kolam dan second tailing TSF), BBT dan
Tengkanong (saat ini dalam kondisi mine out/kolam) pada saat ini
belum mungkin. Pada daerah ketinggian Gunung Muro adalah
keluarnya breksi yang berasosiasi dengan silika cover dan tidak
mencerminkan sebuah vulkanik edifice.
Interpretasi kembali data radiometri regional dan SAR menduga
bahwa komplek batuan vulkanik serupa juga ada di Utara daerah
Kontrak Karya Gunung Muro dan sebelah Barat Puruk Cahu. Didekat

52

satuan batuan vulkanik Gunung Muro mencerminkan lereng yang


terangkat dari stratovolcano dan terdiri dari aglomerat, lava, tuff yang
dintrusi oleh dyke dan sill dari basalt.Tidak jauh dari lereng
vulkanik, beberapa cekungan antar gunung terisi oleh sedimen
carbonat dan endapan piroklastik serta endapan epiklastik. Beberapa
daerah mineralisasi berada pada beberapa jenis hostrock. Di Kerikil,
lava andesit membentuk highwall dari patahan regional, dimana
footwalldidominasi batuan epiklastik. Deposit Serujan dan Tengkanong
berada dalam batuan lava dan tufa.
Eksplorasi di batas sebelah barat Kontrak Karya Gunung
Muro telah dilakukan dengan menggunakan model geologi dan
struktur yang didapat dari interpretasi foto udara dan membantu
memahami

lebih

dalam

kerangka

struktur

yang mengontrol

mineralisasi didaerah ini. Patahan blok menerus sesudah pliosen di


arc/punggungan ini dan diikuti erosi yang menghasilkan tersingkapnya
beberapa sistem vein, yang bervariasi mulai dari bagian atas sistem
epitermal dengan dicirikan adanya sinter (Tumbang Lahung) sampai
bagian bawah sistem epitermal yang terdiri dari base-metal-karbonat
gold vein system (PBH-BBT) dan mineralisasi porphry copper (Masupa
Ria).
Deposit sinter silika dan bagian atas sistem epitermal vein di daerah ini
baru ditemukan

tahun

2000.

Di

TLVC

kondisi

geologinya

menunjukkan adanya sistem vein kwarsa yang dikontrol oleh struktur


dan menunjukkan lowsulphidation, mengandung adularia kwarsa, dan
emas yang berada dalam hostrock berupa andesit vulkanik berumur
Miosen Pliosen. Daerah ini terletak sekitar 10km sebelah barat

53

Gunung Muro. Banyak volcanicplug terletak pada perpotongan


struktur dari graben yang dibatasasi oleh patahan berarah NE dan
patahan berarah
disekeliling

NW-SE.

Sistem

patahan

dan

ringfracture

volkaniccentre sehingga menghasilkan kondisi geologi

yang komplek yang perlu dievaluasi kembali.


Evaluasi lanjutan dari sistem ini oleh PT. Indo Muro Kencana mulai
dari pertengahan tahun 2002 sampai sekarang telah menghasilkan
ditemukannya endapan yang mempunyai potensi ekonomi di Botol
(saat ini dalam kondisi mine out/kolam), Soan, dan Tasat Rabu.
Penemuan deposit kali ini ditentukan ulang interpretasi sebelumnya
bahwa sistem epitermal Gunung Muro hanya bagian dalam dari
sistem epitermal yang berupa karbonat-base metal epithermal yang
berada dekat sumber intrusi.

B. Fisiografi
Kelerengan

54

Yang dimaksud dengan lereng adalah perbedaan ketinggian dua


tempat yang berbeda dinyatakan dalam persentase. Artinya berupa
meter beda tinggi antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya
dibagi dengan jarak kedua tempat tersebut. Lereng merupakan salah
satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam
pengelolaan tanah untuk menjaga kelestarian tanah. Sehingga dalam
pengelolaan akan diperlukan syarat-syarat tertentu pada lereng tertentu
pula. Agar tanah tersebut memberi manfaat yang sebesar-besarnya.
Kedalaman Efektif
Kedalaman efektif tanah sangat penting bagi pertumbuhan akar
tanaman. Makin dalam makin baik bagi pertumbuhan tanaman. Jenis
tanah erat kaitannya dengan kedalaman efektif. Wilayah Kabupaten
Murung Raya sebagian besar mempunyai kedalaman efektif lebih dari
90 cm atau lebih. Tanah yang dalam lebih banyak terdapat pada jenis
tanah Oksisol, Podsolik, dan Litosol. Pada tanah podsolik dan regosol
sering terdapat lapisan padas pada kedalaman tertentu. Sehingga sulit
ditembus akar tanaman. Tanah walaupun dalam, penggunaannya untuk
tanah pertanian masih dipengaruhi tingkat kematangan dan keadaan
drainase nya. Di Murung Raya lahan dengan kedalaman efektif lebih
dari 30 cm-90 cm terletak di bagian selatan termasuk diantaranya
Tanah Siang.
Dalam kaitannya dengan kondisi geologi, sebagian besar wilayah
Kabupaten Murung Raya adalah platad Batuan Pasir Miosen, Eosin
sisipan batubara, Eosin bawah, fesies batuan pasir, yang terletak di

55

bagian utara yang terjal. Sedangkan di bagian selatan terdapat batuan


beku leleran muda.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah menyatakan jumlah relatif antara fraksi tanah liat,
debu dan pasir didalam tanah. Wilayah

Kabupaten Murung Raya

terdiri dari 80% bertekstur halus, yakni di Kecamatan Sumber


Barito,Tanah Siang, Permata Intan dan Laung Tuhup. Sedang sebagian
kecil di sebelah barat Kecamatan Sumber Barito terdapat tanah
bertekstur sedang. Menurut peta tekstur tanah di Kabupaten Murung
Raya tidak terdapat tanah bertekstur kasar.
C. Struktur Geologi Regional Daerah Penelitian
Struktur Geologi Regional Wilayah Kabupaten Murung Raya
Struktur geologi wilayah Kabupaten Murung Raya sebagian
terdiri dari formasi geologi yang tergolong tua, kecuali daerah
endapan aluvium (kwater) di bagian selatan. Susunan geologi nya
ialah sebagai berikut :
1. Kwater, merupakan batuan aluvium/endapan dari kerikil yang
membentang di dataran rendah.
2. Miosis, merupakan batuan sedimen batubara, batu pasir, lempung,
seringkali dengan sisipan batu gamping tipis.
3. Paelogen, mencakup semua endapan eosen dan oligosen, yang
terdiri dari konglomerat alas pada bagian bawah, di susul oleh batu
gamping dan napal-lempung pada bagian atas.
4. Masezoikum, merupakan batuan facies sedimen dan gunung api,
terdiri dari batuan lelehan dan piroklastik bersusun basa dan

56

intermediter, batu pasir, konglomerat, sabak, kersik, serpih,


lempung, dan batu gamping.
5. Batuan Dalam, terdiri dari granit dan granodirit.
Struktur Geologi Wilayah Penyelidikan PT. Indo Muro Kencana
(PT. IMK)
Didalam deposit yang telah ditambang, vein dan breksi yang
mengandung emas dan perak tersebar dalam 2 jalur struktrur major
yang berarah N-S dan WNW. Sistem vein yang berarah utara
termasuk diantaranya lodes utama seperti komplek Permata (saat ini
dalam kondisi mine out/kolam dan second tailing TSF), BantianBatu Tembak dan Kerikil (saat ini dalam kondisi mine out/kolam
dan reklamasi). Serujan, Tengkanong(saat ini dalam kondisi mine
out/kolam)-Arong Maan (saat ini dalam kondisi mine out) dan vein
kecil seperti Sawang dan Putih Rise adalah contoh vein sistem bearah
WNW.Frank (1990) dan Alapan (1991) telah membuat komentar
mengenai detail struktur di Gunung Muro. Corbett (1996) juga
melakukan analisa struktur daerah projek. Corbett menduga adanya
regime struktur sinistral dan menemukan
1. Struktur berarah NE mencerminkan kenampakan arcparallel.
2. Struktur berarah NNW berupa elemen lokal dari struktur
perubahan.
3. Joint WNW.
4. Liniasi N-S berupa patahan lokal.

57

5. Lodes berarah Timur di Serujan dan Tengkanong terbentuk


didalam basin yang

terbentuk

akibat

sinistralrotation

pada

patahan yang berarah Utara.


Berikut Peta Geologi wilayah penelitian PT. Indo Muro Kencana ( PT.
IMK ) :

Peta Geologi Wilayah Kabupaten Murung Raya


(Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya-BAPEDDA Kabupaten Murung Raya)

58

3.1.4

Keadaan Iklim dan Curah Hujan


Kabupaten Murung Raya terletak pada daerah beriklim
tropis yang panas dan lembab, karena secara geografis ,masih
terletak di sekitar khatulistiwa dan bercurah hujan tinggi. Menurut
BMKG (Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Beringin,
Muara Teweh, Barito Utara, tahun 2012), suhu berkisar 21,4 C35,3 C.
Berdasarkan pengamatan Stasiun Meteorologi Bendara
Beringin Muara Teweh, keadaan curah hujan rata-rata tertinggi di
Kabupaten Murung Raya adalah sekitar 610 yang terjadii pada
februari 2013 sedangkan jumlah hari hujan terbanyak yakni 25 hari
yang terjadi pada bulan November dan Desember.
Tingginya curah hujan tersebut dimungkinkan karena
pengaruh adanya DKAT (Daerah Konfergensi Antar Trofik).
DKAT adalah suatu zona atau daerah yang lebar dimna suhu
udaranya tinggi dan disebut pula equator termal. Suhu tinggi
tersebut menyebabkan gerakan udara naik karena pemanasan dan
tekanan udaranya menjadi rendah. Kemudian terjadi gerakan udara
dari daerah sekitarnya yang lebih dingin menuju daerah DKAT.
Udara yang bergerak tersebut dalam perjalanannya melalui
perairan yang banyak sehingga banyak pula mengandung air.
Udara

yang

naik

pada

daerah

DKAT

menyebabkan

59

mengembangnya kembali uap air dan turunlah hujan (menuju


konfeksi).
(Sumber : BMKG,Stasiun Meterologi BeringinMuara Teweh)
Pelaporan periode ini terkait pemantauan curah hujan PT.
IMK dilakukan setiap hari, dan alat pengukur curah hujan (rain
gauge) berada di lokasi kantor dan mess dirung camp. Pemantauan
curah hujan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
intensitas curah hujan di wilayah penambangan PT. Indo Muro
Kencana. Adapun curah hujan pada Triwulan I Tahun 2016 sebagai
berikut :

Tanggal

Pemantauan Curah Hujan


Maret

April

Mei

0,0

1,5

14,0

55,0

0,0

63,0

6,0

27,0

3,5

0,0

0,0

104,0

1,5

52,0

11,5

43,0

17,0

15,0

1,5

8,0

0,0

2,3

5,0

0,0

15,0

23,5

32,0

10

0,0

4,0

61,0

11

3,5

97,0

7,0

12

0,5

0,0

16,0

13

0,0

4,0

16,0

14

0,0

1,0

26,0

15

4,5

25,0

80,5

16

53,0

0,0

8,0

17

58,0

10,0

6,5

18

12,0

31,0

0,0

19

43,0

10,0

1,0

20

3,0

4,5

6,0

60

21
22
23

6,5
0,4

1,0
0,0

2,5
72,0

0,0

19,0

7,0

24

51,0

17,0

8,7

25

0,0

3,0

39,0

26

0,0

95,0

15,6

27

0,0

3,0

15,0

28

0,0

45,0

19,0

29

0,0

14,0

7,5

30

0,0

7,0

31

13,5
373,2

7,0
671,3

Total
GRAND TOTAL

3.2.

517,5

1562,0

Flora dan Fauna


Kalimantan memiliki keanekaragaman jenis satwa yang
tergolong tinggi.Setidaknya terdapat 222 spesies mamalia,(44
spesies endemik), 13 spesies primatayang semuanya endemik, 10
spesies, 420 spesies burung (37 spesies endemik), 166 spesies
endemik ular, lebih dari 100 spesies amphibi, 394 spesies ikan
(149spesies diantaranya endemik). Tipe hutanKalimantan sangat
beragam, diantaranya hutan bakau, hutan rawa gambut danhutan
air tawar, hutan kerangas, hutan Dipterocarpaceae dataran rendah,
hutan kayu besi (ulin), hutan pada batu kapur dan tanah ultra basa,
hutan bukit Dipterocarpaceae dan beberapa formasi hutan
pegunungan, Kalimantan memilikil ebih dari 3.000 pohon,
termasuk 267 jenis Dipterocapaceae, lebih dari 2.000 jenisanggrek
dan lebih dari 1.000 jenis pakis, lebih dari 146 rotan, dan pusat

61

distribuskarnivora kantung semar. (Sumber : Profil Kehutanan


Provinsi Kalimantan Tengah)

3.2.

Keadaan Sosial dan Kependudukan


1.

Pemerintahan
Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Murung
Raya terdiri dari 10 kecamatan, 115 desa dan 9 kelurahan
definitif. Dari jumlah Desa/Kelurahan tersebut sebanyak 23
buah Desa dan 3 Kelurahan (6,08%) berada di Kecamatan
Laung Tuhup, dan 26 buah Desa dan 1 Kelurahan (5,23%)
berada di Kecamatan Tanah Siang. 8 Desa dan 1 Kelurahan
(11,80%) berada di Kecamatan Sumber Barito, 10 Desa dan 2
Kelurahan (3,39%) berada di Kecamatan Permata Intan, 13
Desa dan 2 Kelurahan (3,08%) berada di Kecamatan Murung ,
6 Desa (1,78%) berada di Kecamatan Sungai Babuat ,11 Desa
(6,33%) berada di Kecamatan Barito Tuhup Raya , 6 Desa
(1,31%) berada di Kecamatan Tanah Siang Selatan ,7 Desa
(29,63%) berada di Kecamatan Seribu Riam dan 5 Desa
(30,65%) berada di Kecamatan Uut Murung. Berdasarakan
kriteria PMD-Depdagri jumlah Desa/Kelurahan yang di
klasifikasikan menjadi Desa/Kelurahan Swadaya (tradisional)
sebanyak 7 Desa, Swakarya (transisional) sebanyak 76 Desa,
dan Swasembada (berkembang) sebanyak 41 Desa.

62

2. Penduduk
Jumlah penduduk Murung Raya pada Tahun 2014
mencapai angka 97.029 jiwa.Secara administratif pemerintah
kabupaten murung raya terbagi menjadi 10 kecamatan .
Selama kurun waktu dua tahun ini persebaran penduduk
Murung Raya masih tidak merata . Hal ini akibat kondisi
sarana jalan darat yang menghubungkan antar kecamatan atau
desa kadang-kadang tidak memungkinkan untuk dilalui bahkan
belum ada. Hal ini menyebabkan kepadatan penduduk untuk
kecamatan dengan sarana transportasi kurang baik sangat kecil.
Sebagai contoh kecamatan Seribu Riam yang kepadatan
penduduknya hanya 1 orang per Km persegi. Namun demikian
jumlah penduduk di Kabupaten Murung Raya terus mengalami
peningkatan (Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya 2014).
3.

Kondisi Budaya
Masyarakat Murung Raya utamanya suku asli, dalam
upacara-upacaraadat selalu menghubungkan antara seni tari,
seni musik, dan seni rupa dikaitkan dengan kepercayaan
mereka. Seni tari di murung Raya antara lain meliputi seni tari
Dayak yang terkenal dengan tari Potaka Ponyang yang
merupakan tarian tradisional Murung Raya. Bahasa-bahasa
daerah di Kabupaten Murung Raya merupakan bahasa Dayak

63

siang, Dayak Bakumpai, Dayak manyan, Uut Danum murung,


bahasa banjar.
(Sumber : Profil Kehutanan Provinsi Murung Raya)

3.2.

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini antara lain :

3.3.

1.

Buku catatan

2.

Alat tulis

3.

Kamera

4.

Alat Pelindung Diri (APD)

5.

Meteran atau GPS

6.

Laptop dan perlengkapan pendukung lainnya

Tata Laksana
3.3.1

Langkah Kerja
1.

Tahapan Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan Tugas
Akhir, mempelajari buku-buku literatur dan buku petunjuk
maupun buku panduan yang tersedia serta berkaitan dengan
masalah yang dibahas. Sasaran utama studi pendahuluan ini
adalah gambaran umum daerah penelitian.

64

2.

Tahap Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini mencakup
data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan, meliputi
pengumpulan data curah hujan, keadaan regional geologi
daerah penelitian, dan lain-lain. Sumber data sekunder yaitu
dari studi pustaka dan dari Perusahaan.

3.

Pengolahan Data
Pengolahan

data

dilakukan

dengan

pengamatan

langsung ke lapangan, analisa data dan melakukan evaluasi


data dengan Pedoman Evaluasi Keberhasilan Reklamasi.
4.

Tahap Penyusunan Laporan


Hasil dari data keseluruhan di rangkum ke dalam laporan
tertulis untuk dipertanggung jawabkan dalam bentuk laporan
Tugas Akhir.

3.3.2 Metode
a. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang akan digunakan sebagai
referensi penyusunan laporan tugas akhir dengan judul
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Reklamasi Pada Lahan Bekas
Tambang Di PT. Indo Muro Kencana (IMK) antara lain
sebagai berikut :

65

1. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek
dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan
secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.
Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung di
lapangan.
2. Metode Interview (Wawancara)
dilakukan dengan interview (wawancara) mendalam dengan
pihak terkait. Informan dipilih dengan teknik stratified
purposive sampling dengan beberapa orang informan yang
terdiri dari atasan dan karyawan di bagian reklamasi.
3. Metode Pustaka
Metode pustaka merupakan metode pengumpulan data yang
diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto,
gambar,

maupun

dokumen

elektronik

yang

dapat

mendukung dalam proses penulisan. Metode ini dilakukan


dengan studi literatur yang terkait dengan kegiatan
reklamasi.
b.

Metode Pengolahan Data


Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisa
data dilapangan adalah metode kuantitatif dan deskriptif.

66

1. Metode kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang


bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di
peroleh berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataanpernyataan yang di nilai, dan dianalisis. Tujuan penelitian
menggunakan metode kuantitatif adalah untuk memperoleh
penjelasan dari suatu teori dan hukum-hukum realitas.
Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis.
2. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
pemecahan

masalah

yang

diselidiki

prosedur
dengan

menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam


penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan
yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan faktafakta yang tampak atau apa adanya. Menurut Nazir (1988:
63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode
deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian Deskriptif sering disebut non eksperimen,

67

karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol


dan manipulasi variabel penelitian.

3.3.3

Bagan Alir Penelitian


Evaluasi Tingkat Keberhasilan Reklamasi Pada Lahan Bekas
Tambang di PT.Indo Muro Kencana.
Rumusan masalah:

1.
2.
3.
4.

Mengetahui rencana reklamasi di PT. IMK seperti apa?


Bagaimana pelaksanaan program reklamasi di PT. IMK?
Apa saja parameter keberhasilan reklamasi di PT. IMK?
Bagaimana tingkat keberhasilan program reklamasi di PT. IMK?

Studi Literatur

Pengambilan Data

3.3.3

Data Primer
1. Luas Areal yang ditata
2. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
3.3.3
3. Revegetasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Data Sekunder
Curah Hujan
Data Wilayah IUPK
Data Geologi
Data Tofografi
Rencana Reklamasi
Lokasi PT. IMK

Pengolahan Data
Evaluasi data Penataan Lahan
Evaluasi data Penaburan Tanah Pucuk
Evaluasi data luas Revegetasi
Evaluasi Persentase Tumbuh Tanaman
Evaluasi data bangunan pengendali erosi dan sedimentasi
Evaluasi Jenis dan Jumlah tanaman
Evaluasi Jenis dan Dosis Pupuk

Analisis Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

68

3.3.4

Waktu Penelitian
Kegiatan yang akan dilaksanakan selama melakukan Tugas
Akhir, meliputi Studi Literatur, Orientasi Lapangan, Pengambilan
Data, Pengolahan dan Evaluasi Data, Penyusunan dan Penulisan
Laporan. Tahapan Studi Literatur dilakukan secara terus menerus
selama

pelaksanaan

Tugas

Akhir

dengan

tujuan

untuk

memantapkan konsep serta untuk mendapat pembandingan antara


teori dan kenyataan di lapangan guna pengolahan serta analisis
data yang lebih akurat.
Berikut ini rencana kegiatan yang akan dilakukan selama
melaksanakan Tugas Akhir di lingkungan perusahaan : Pada
kegiatan Tugas Akhir ini, pihak perusahaan memberikan waktu
penelitian selama 1 bulan dimulai dari tanggal 15 April 2016
sampai dengan tanggal 15 mei 2016. Untuk tempat pelaksanaan
Tugas Akhir adalah di konsesi PT. Indo Muro Kencana.
T
a
No.
b

Kegiatan
1

1e

StudiLiteratur

Observasi Lapangan

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

6.

PenulisanLaporan
Seminar Hasil

April

Mei

Mingguke :

Minggu ke :

Anda mungkin juga menyukai