Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN MOBILITAS ELEKTRON LOGAM PERAK

MENGGUNAKAN METODE EFEK HALL


Penulis: Ryan Nur Iman1), Nicky Frecilla2), Raras Hanifatunnisa3), Umairah4)
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
e-mail: ryanfisuin14sgd@gmail.com

Abstrak
PENGUKURAN MOBILITAS ELEKTRON LOGAM PERAK MENGGUNAKAN METODE EFEK HALL.
Telah dilakukan percobaan yang bertujuan untuk mengukur konstanta Hall dari suatu bahan. Bahan yang digunakan
ialah lempengan perak tipis. Ketika suatu bahan dialiri arus lisrik I dan bertemu dengan medan magnet B, maka arus
listrik akan mengalami pembelokan yang kemudian akan mengalami pengumpulan muatan pada suatu ujung bahan.
Mengakibatkan perbedaan besar tegangan pada kedua ujung bahan tersebut. Peristiwa ini disebut dengan Efek Hall,
dimana tegangan tersebut disebut tegangan Hall. Tegangan Hall sangat bergantung pada tipe, jenis bahan dan jenis
pembawa muatan. Instrumen efek Hall ini terdiri dari besi baja yang dililitka oleh kawat yang disusun searah dengan
plat/lempengan perak ditengah-tengah instrument tersebut. Untuk pengukuran nilai potensial dan kuat arusnya
memakai multimeter dan mikrovoltmeter. Didapatkan tetapan Hall RH sebesar 0.012078394 V.m/A.T dan mobilitas
elektronya sebesar 0.012803097 T/m.C.

Kata kunci: Hall, Perak, Potensial, Medan Magnet, Kuat Arus Listrik, Mobilitas Elektron.

I.

Pendahuluan
II.
Material
semikonduktor
memiliki dua buah jenis pembawa muatan.
Partikel pembawa muatan negatif disebut
elektron dan pembawa muatan positif disebut
Hall. Respon pembawa muatan ditentukan oleh
bahan dan jenis pembawa muatannya.(Rio, Lida,
1999).
III.
Jika arus listrik melewati medan
magnet, maka akan terjadi pembelokkan sebesar
900. Jika terjadi pada bahan akan mengakibatkan
pengumpulan muatan yang selanjutnya akan
terjadi perbedaan potensial pada ujung-ujung
bahan.(Negeri, Sunan, & Djati, 2016) potensial
tersebut disebut sebagai potensial/tegangan Hall.
IV.
Pada prinsipnya, efek Hall
mengacu pada hukum Lorentz. Akan lebih

significant jika memperhatikan skema dibawah


ini:
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
XIV.
XV.

Gambar 1. 1 Skema Efek Hall

XVI. Laporan Eksperimen


Sumber gambar:
Fisika Lanjut , Nizar dkk.
XVII.

XVIII. Berdasarkan
skema
diatas, sebuah pelat yang diberikan arus
dan mengandung gaya magnet. Maka
arus akan dibelokkan tegak lurus dengan
arah medan magnet dan mengalami gaya
Lorentz. Muatan negative dibelokkan ke
kiri dan seolah pada bagian kiri pelat
akan berjejer muatan negative. Muatan
positif dibelokkan kearah kanan dan
seolah akan berjejer muatan positif pada
bagian kanan pelat. (Priambodo, Si, &
Septian, 2013).

XXXII.1 Bahan-bahan
XXXIII.
Bahan yang digunakan pada
percobaan ini ialah lempengan perak
1 buah.
XXXIV.
XXXIV.1 Alat
XXXV. Adapun instrumen yang digunakan
dianataranya, Variable low voltage
power
supply
1
buah,
Mikrovoltmeter 1 buah, Intibesi 1
buah, Coil 250 lilitan satu pasang,
Multimeter 2 buah, Sadle base,
Konektor timah, Keping wolfram,
XIX. Besar potensial Hall
teslameter.
dapat dihitung dengan persamaan:
XXXVI.
XXXVI.1 Prosedur Eksperimen
RH B I
XXXVII.
Kalibrasi Medan Magnet
VH=
XX.
XXXVIII.
d
XXXIX. Mula-mula alat disusun
(a)
seperti gambar.2.1. lapisan tipis perak
yang berada diantara besi baja dilepas,
XXI. Dengan,
dimaksudkan agar medan magnet yang
XXII.
VH = Potensial Hall (V)
berada pada system tidak bekerja untuk
apapun. Selanjutnya arus masukan
XXIII.
RH = Konstanta Hall
diatur, tombol manual pada instrument
(R)
arus masukkan diputar mulai dari angka
0 ampere. Arus yang terbaca pada
XXIV.
B = Medan Magnet
multimeter dan instrument pengukur
(Tesla)
medan magnet dicatat. Percobaan
XXV.
d = Jarak pelat (m)
diulang
untuk
arus
masukkan
1,2,3.10 A.
XXVI.
I = Kuat Arus listrik (A)
XL.
XXVII.
XLI.
XLII.
XXVIII.
Dan
mobiltas
XLIII.
electron ditulis dengan persamaan:
XLIV.
XLV.
XXIX. e = R H

XLVI.
XLVII.
(b)
XLVIII.
XLIX.
XXX. Dengan
e =mobilitas elektron, =konduktivitas listrik ,L.
R H =konstanta Hall
LI.
LII.
Gambar 2. 1 Susunan alat eksperimen Efek
XXXI.
LIII.
Hall.
XXXII.Metode Eksperimen

LIV.
LV.

Pengukuran Konstanta Hall


LVI. Pada
pengukuran
Konstanta Hall, lapisan tipis perak
dipasangkan diantara 2 besi baja yang
mengapit. Mikrovoltmeter dan variable
low voltage power supply(VLVPS)
dinyalakan. Pengambilan data dimulai
dengan memutarkankan tombol manual
arus pada VLVPS sehingga indicator
tegangan pada VLVPS berwarna
merah/nyala. Kemudian tombol manual
tegangan pada VLVPS diatur sehingga
lampu indicator merah pada tombol
manual kuat arus VLVPS berwarna
merah. Selanjutnya tombol kuat arus
VLVPS diatur hingga menunjukkan
angka tertentu. Percobaan ini dilakukan
sebanyak 10 kali dengan catatn nilai arus
masukkan maksimal 5 A.
LVII.
LVIII.
LIX. Hasil dan Pembahasan
LX.
Didapatkan data hasil percobaan seperti
berikut ini.
LXI.
LXII. Kalibrasi Medan Magnet
LXIII.
LXIV. Kalibrasi
medan
magnet
dilakukan untuk mendapatkan nilai yang akurat.
Selain itu juga dimaksudkan untuk signifikasi
hubungan yang lurus antara medan magnet
dengan arus yang mengalir pada kumparan.
Kalibrasi dilakukan dengan memvariasikan arus
masukkan dengan maksimal 10 A. kalibrasi
medan magnet ini dilakukan sebanyak dua kali,
untuk variasi arus naik dan arus turun. Arus
LXV.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.
LXIX.
LXX.
LXXI.

Gambar 3. 1 Tabulasi data kalibrasi


medan magnet B variasi arus naik.

LXXII.
LXXIII.
LXXIV.
LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.

XC.
XCI.
XCII.
XCIII.
Gambar 3. 2 Tabulasi
data kalibrasi
XCIV.
medan magnet B variasi arus turun.
XCV.
XCVI.
Nilai
yang
ditabulasikan
kemudian diinterpretasikan pada sebuah grafik
yang dibuat dengan mengggunakan software
origin. Terlihat baik kalibrasi medan magnet
yang menggunakan variasi arus naik maupun
turun memiliki hubungan lurus. Garis lintasan
grafik
berwarnahitam
mengintrpetasikan
kalibrasi medan magnet arus naik dan warna
jingga arus turun.
XCVII.
XCVIII.
Dengan
melakukan
kalibrasi naik-turun, akan mengakibatkan
hysteresis. Hysteresis merupakan ketergantungan
sebuah system pada keadaan sekarang dan telah
terjadi. Ketergantungan tersebut disebabkan
karena system berada pada lebih dari satu
kondisi internal. Histerisis muncul karena sifat
benda yang ketika diberikan gaya tidak langsung
berubah namun melakukan respon yang lain
secara diskrit menurut sifat bahannya. System
yang mengalami histerisis ialah feromagnetik
dan fotoelektrik. Terlihat bahwa setiap kenaikkan
atau penurunan nilai arus masukkan, nilai arus
yang terbaca dan medan magnetnya tidak
menghasilkan nilai yang secara rasional.

XCIX.

Gambar 3. 3 Hubungan medan magnet B


terhadap kuat arus listrik I

C.
CI.
Konstanta Hall
CII.
Percobaan kedua ialah
menentukkan konstanta Hall. Dilakukan
sebanyak 3 kali dengan menggunakan variasi
arus masukkan 1, 2 dan 3 A.
CIII.
CIV. Penentuan konstanta Hall untuk arus
masukkan yang digunakkan 1 A
CV.
Pelat/lapisan tipis perak diukur
jaraknya terhadap dua buah besi baja (peralatan
efek Hall). Setelah tombol manual arus pada
VLPS
diputar
didapatkan
data
pada
microvoltmeter.
CVI.
CVII.
CVIII.

CIX.

CX.

Gambar 3. 4 Tabulasi data perhitungan


konstanta Hall saat I masukkan = 1A.

CXIX.

Data diinterpretasikan menjadi


sebuah grafik (gambar 3.5).
CXI.

CXII.

Gambar 3.5 Hubungan tegangan V terhadap


I, pada saat variasi kuat arus I 1 A dengan y
= 5E-06+1E-05.

CXIII.
CXIV. Persamaan y = 5E-06x + 1E-05
menginterpretasikan gambar.3.2 dengan gradien
m = 5 x 10-6. Lintasan grafik berupa garis lurus
yang menyatakan bahwa hubungan I dan V. Nilai
gradient kemudian diolah untuk menentukan
konstanta Hall RH dengan menggunakan
persamaan

RH =

m. d
B

CXX.

Gambar 3. 7 Tabulasi data perhitungan


konstanta Hall saat I masukkan = 2A.

CXXI.

, dengan m gradient

grafik, d jarak pelat dengan system efek Hall dan


B adalah medan magnet.
CXV. Nilai konstanta untuk percobaan
ini sebesar 0.012019231 V.m/A.T. dan mobilitas
elektronnya sebesar 0.01274 T/m.C. Nilai
konduktivitas logam perak didapatkan dari
literature yang ada( konduktivitas perak = 1,06).
CXVI.
CXVII. Penentuan konstanta Hall untuk arus
masukkan yang digunakkan 2 A
CXVIII.

Gambar 3.8 Hubungan tegangan V terhadap


I, pada saat variasi kuat arus I = 2 A dengan
y = 5E-06x + 1E-05.

CXXII.
CXXIII. Penentuan konstanta Hall untuk arus
masukkan yang digunakkan 3 A
CXXIV.
CXXV.

CXXXIII.
Percobaan Penentuan konstanta
Hall untuk arus masukkan yang digunakkan A:
- Konstanta Hall =
- Mobilitas Elektron = 0.012974296
T/m.C
CXXXIV.

CXXVI. Gambar 3. 9 Tabulasi data perhitungan


konstanta Hall saat I masukkan = 3A.

CXXVII.
CXXVIII. Gambar 3.10 Hubungan tegangan V
terhadap kuat arus listrik I, saat arus
masukkan 3A.

CXXIX.
CXXX.

Baik
dalam
percobaan
penentuan konstanta hall untuk arus
masukkan 1, 2 atau 3A, memiliki
hubungan yang sama antara V dan I
yaitu berbanding lurus. Dengan
interpretasi
tersebut
mengindikasikan karakter yang
sama. Dengan begitu nilai konstanta
hall dan mobilitas elektronnya akan
mempunyai besar yang sama. Sesuai
dengan persamaan diatas, maka nilai
konstanta hall dan mobilitas
elektronnya masing-masing sebesar:

CXXXI. Percobaan Penentuan konstanta Hall


untuk arus masukkan yang digunakkan 2 A:
- Konstanta Hall = 0.01197605 m3/C
- Mobilitas Elektron = 0.012694 T/m.C
CXXXII.

CXXXV. Kesimpulan
CXXXVI.
Efek Hall merupakan
peristiwa terjadinya pembelokan arus listrik
yang disebabkan adanya medan magnet.
Efek Hall berprinsip kepada Hukum
Lorentz. Akibat pembelokkan tersebut akan
terjadi
penumpukkan
muatan
dan
menyebabkan perbedaan potensial pada
ujung bahan. Potensial tersebut disebut
potensial Hall. Potensial Hall bergantung
kepda jenis bahan dan pembawa
muatannya. Semakin besarnya arus yang
diberikan maka potensial Hall nya semakin
besar, dalam artian system Efek Hall
memiliki hubungan berbanding lurus antara
arus dan potensial Hall nya. Besar
konstanta Hall logam perak sebesar
0.012078394 V.m/A.T dan mobilitas
elektronya sebesar 0.012803097 T/m.C.
CXXXVII.
CXXXVIII.
Daftar pustaka
[1]. Rio, Reka dan Iida, Masamori. (1999).
Fisika dan Teknologi Semikonduktor,
Pradnya
Paramita, Jakarta..
[2]. Negeri, U., Sunan, I., & Djati, G. (2016).
Eksperimen fisika.
[3]. Priambodo, D., Si, S., & Septian, N.
(2013). Eksperimen Efek Hall,
(1111097000034).
[4]. https://www.scribd.com/doc/95517676/
Hysteresis-Adalah-KetergantunganSebuah-Sistem.
[5]. Muhammad Ilham, Rizki, Moch. Arif
Nurdin,Septia Eka Marsha Putra,
Hanani,
Robbi Hidayat. (2013). EFEK HALL.

CXXXIX.
CXL. Ucapan Terimakasih
CXLI. Terimakasih
yang
sedalamdalamnya ekperimentor sampaikan

kepada Dosen Pengampu beserta


Asisten
Pendamping
yang
memegang modul Efek Hall. Tak
lupa kepada teman-teman yang
berada satu tim kerja.

Anda mungkin juga menyukai