Anda di halaman 1dari 7

KLORIDA (Cl)

Merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di luar sel),
tidak berada dalam serum, berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan
asam-basa dalam tubuh. Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk NaCI
(natrium klorida).
Nilai normal :
Dewasa
Anak
Bayi
Bayi baru lahir

95-105 mEq/L
98-110 mEq/L
95 -110 mEq/L
94-112 mEq/L

Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung, diare, kadar kalium dan
natrium rendah (atau keduanya),diet rendah garam, gastroentritis, kolitis, insufisiensi kelenjar
adrenal, panas yg berlebihan, infeksi akut, luka bakar, terlalu banyak keringat, alkalosis
metabolik, asidosis respiratorik kronis, dan gagal jantung kronis.
Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi,cedera kepala, peningkatan natrium,
gangguan ginjal,penggunaan obat kortison, asetazolamid, dan Iain-Iain.
pengaturan klorida
Klorida terdapat di dalam cairan ekstrasel dan intrasel.
Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan makanan dan ekskresi serta
reabsorbsi renal.
Nilai laboratorium normal klorida serum adalah 100 sampai 106 mEq/L.
Jumlah yang diekskresikan berhubungan dengan asupan makanan.
Klorida diasorbsi di usus halus dan disekresikan di dalam keringat, cairan lambung dan
empedu. Klorida di angkut di dalam darah dan limfe akibat kerja jantung dan otot rangka.
Hipokloremia
Penyebab :
Biasanya berkaitan dengan meningkatnya kada bikarbonat yang ditemukan pada alkalosis
Dapat terjadi sesudah muntah kronis
Berhubungan dengan pemberian asam etakrinat, furosemid atau diuretic tiazid

Tanda dan gejala :


Banyak berkeringan tanpa diikuti dengan masukan cairan yang cukup
Diare
Otot hipertonus, tetani
Depresi pernafasan
Hasil laboratorum : kadar klorida serum < 100 mEq/L.
Hiperkloremia
Penyebab :
Meningkatnya pemberian cairan intravena yang hipertonik
Masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena atau selama pemberian nutrisi
secara parenteral
Kegagalan ginjal akut
Diabetes insipidus
Akibat pemakaian obat-obat seperti ammonium klorida atau fenibutazon
Tanda dan gejala :
Edema
Pernafasan cepat dan dalam
Peningkatan volume darah
Kegagalan jantung kongestif
Stupor - tidak sadar
Hasil laboratorium kadar klorida serum > 106 mEq/L.
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah
elektrolit bermuatan negatif yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang
terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat
badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida
tertinggi terdapat pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum
tulang belakang, lambung dan juga pankreas. Sebagai anion utama dalam

cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan dalam menjaga


keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi
fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut
berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan
ion natrium (Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi
terbesar yang keluar
melalui keringat.

KALSIUM (Ca)
Merupakan elektrolit dalam serum, berperan dalam keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani,
dan dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi gangguan hormon tiroid dan paratiroid.
Kalsium (Ca) terutama didapatkan di dalam tulang. Lima puluh persen ada dalam bentuk ion
kalsium (Ca), ion Ca inilah yang dapat dipergunakan oleh tubuh. Protein dan albumin akan
mengikat Ca di dalam darah yang mengakibatkan penurunan kadar ion Ca. Oleh karena itu,
untuk penilaian kadar Ca dalam tubuh perlu diperiksa kadar Ca total, protein total, albumin dan
ion Ca.
Nilai normal :
Dewasa
Anak
Bayi
Bayi baru
lahir

9-11 mg/dl (di serum) ; <150 mg/24 jam (di urin & diet rendah Ca) ; 200 - 300
mg/24 jam (di urin & diet tinggi Ca)
9 -11,5 mg/dl
10 -12 mg/dl
7,4 -14 mg/dl.

Penurunan kalsium dapat terjadi pada kondisi malabsorpsi saluran cerna, kekurangan asupan
kalsium dan vitamin D, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, radang pankreas, diare,
pecandu alkohol, kehamilan. Selain itu penurunan kalsium juga dapat dipicu oleh penggunaan
obat pencahar, obat maag, insulin, dan Iain-Iain.
Peningkatan kalsium terjadi karena adanya keganasan (kanker) pada tulang, paru, payudara,
kandung kemih, dan ginjal. Selain itu, kelebihan vitamin D, adanya batu ginjal, olah raga
berlebihan, dan Iain-Iain, juga dapat memacu peningkatan kadar kalsium dalam tubuh.
http://www.farmasiku.com/index.php?target=pages&page_id=Makna_Hasil_Laboratorium

Bilirubin serum
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam
proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal
dari perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air;
bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan kepada albumin untuk diangkut dalam
plasma menuju hati. Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan itu dan mengkonjugasinya
dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air. Proses konjugasi ini melibatkan enzim
glukoroniltransferase.

Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke saluran empedu dan
diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen dan
dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat
dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh), karena
itu sering dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung.
Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang terikat
albumin harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat
bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek atau bilirubin tidak langsung.
Peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan sel hati)
atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu
menuju usus sehingga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah.
Peningkatan kadar bilirubin indirek sering dikaitkan dengan peningkatan destruksi eritrosit
(hemolisis), seperti pada penyakit hemolitik oleh autoimun, transfusi, atau eritroblastosis fatalis.
Peningkatan destruksi eritrosit tidak diimbangi dengan kecepatan kunjugasi dan ekskresi ke
saluran empedu sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin indirek.
Hati bayi yang baru lahir belum berkembang sempurna sehingga jika kadar bilirubin yang
ditemukan sangat tinggi, bayi akan mengalami kerusakan neurologis permanen yang lazim
disebut kenikterus. Kadar bilirubin (total) pada bayi baru lahir bisa mencapai 12 mg/dl; kadar
yang menimbulkan kepanikan adalah > 15 mg/dl. Ikterik kerap nampak jika kadar bilirubin

mencapai > 3 mg/dl. Kenikterus timbul karena bilirubin yang berkelebihan larut dalam lipid
ganglia basalis.
Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan bilirubin direk. Sedangkan
bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk. Metode
pengukuran yang digunakan adalah fotometri atau spektrofotometri yang mengukur intensitas
warna azobilirubin.

Nilai Rujukan
DEWASA : total : 0.1 1.2 mg/dl, direk : 0.1 0.3 mg/dl, indirek : 0.1 1.0 mg/dl
ANAK : total : 0.2 0.8 mg/dl, indirek : sama dengan dewasa.
BAYI BARU LAHIR : total : 1 12 mg/dl, indirek : sama dengan dewasa.

Masalah Klinis
Bilirubin Total, Direk

PENINGKATAN KADAR : ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma,hepatitis,


sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson.
Pengaruh obat : antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin,
linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam paraaminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin,
dekstran, diazepam (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin),
flurazepam, indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid,
kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.

PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate, salisilat


(aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.

Bilirubin indirek

PENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse,


malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis
terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin
total, direk)

PENURUNAN KADAR : pengaruh obat (lihat bilirubin total, direk)

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat


mempengaruhi kadar bilirubin.

Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin.

Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen
empedunya akan menurun.

Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar bilirubin.

http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/bilirubin-serum.html

Anda mungkin juga menyukai