Anda di halaman 1dari 48

BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Nilai Kadar Normal Darah


A. ALBUMIN
Albumin adalah protein yang larut air, membentuk lebih dari 50% protein
plasma, ditemukan hampir di setiap jaringan tubuh. Albumin diproduksi di
hati, dan berfungsi untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah
sehingga tekanan cairan vaskular (cairan di dalam pembuluh darah) dapat
dipertahankan.

Nilai normal :
Dewasa 3,8 - 5,1 gr/dl
Anak 4,0 - 5,8 gr/dl
Bayi 4,4 - 5,4 gr/dl
Bayi baru lahir 2,9 - 5,4 gr/dl

Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vascular (cairan


pembuluh darah) menuju jaringan sehingga terjadi oedema (bengkak).
Penurunan albumin bisa juga disebabkan oleh :
1. Berkurangnya sintesis (produksi) karena malnutrisi, radang menahun,
sindrom malabsorpsi, penyakit hati menahun, kelainan genetik.
2. Peningkatan ekskresi (pengeluaran), karena luka bakar luas, penyakit usus,
nefrotik sindrom (penyakit ginjal).

B. KALSIUM (Ca)
Merupakan elektrolit dalam serum, berperan dalam keseimbangan elektrolit,
pencegahan tetani, dan dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi gangguan
hormon tiroid dan paratiroid.
Nilai normal :
Dewasa 9-11 mg/dl (di serum) ; <150 mg/24 jam (di urin & diet
rendah Ca) ; 200 - 300 mg/24 jam (di urin & diet tinggi
Ca)
Anak 9 -11,5 mg/dl
Bayi 10 -12 mg/dl
Bayi baru lahir 7,4 -14 mg/dl.

Penurunan kalsium dapat terjadi pada kondisi malabsorpsi saluran cerna,


kekurangan asupan kalsium dan vitamin D, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas,
luka bakar, radang pankreas, diare, pecandu alkohol, kehamilan. Selain itu
penurunan kalsium juga dapat dipicu oleh penggunaan obat pencahar, obat maag,
insulin, dan Iain-Iain.
Peningkatan kalsium terjadi karena adanya keganasan (kanker) pada tulang,
paru, payudara, kandung kemih, dan ginjal. Selain itu, kelebihan vitamin D,
adanya batu ginjal, olah raga berlebihan, dan Iain-Iain, juga dapat memacu
peningkatan kadar kalsium dalam tubuh.

C. NATRIUM (Na)
Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit
ekstraseluler (di luar sel), mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk
mempertahankan cairan dalam tubuh, mengaktifkan enzim, sebagai konduksi
impuls saraf.

Nilai normal dalam serum :


Dewasa 135-145 mEq/L
Anak 135-145 mEq/L
Bayi 134-150 mEq/L

Nilai normal dalam urin :


40 - 220 mEq/L/24 jam
Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung,
diet rendah garam, gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk
darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam tubuh).
Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis,
dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati),
dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan laksansia (obat
pencahar).
Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan
kaleng, terasi, dan Iain-Iain.), keju,/.buah ceri, saus tomat, acar, dan Iain-Iain.

D. KALIUM (K)
Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler
(pembuluh darah), 90% dikeluankan melalui urin, rata-rata 40 mEq/L atau 25 -120
mEq/24 jam wa laupun masukan kalium rendah.

Nilai normal :
Dewasa 3,5 - 5,0 mEq/L
Anak 3,6 - 5,8 mEq/L
Bayi 3,6 - 5,8 mEq/L

Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal,


penggunaan obat terutama golongan sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain-
Iain.
Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari makanan
rendah, pengeluaran lewat urin meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka
pembedahan.
Makanan yang mengandung kalium yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-
kacangan, dan Iain-Iain.

E. KLORIDA (Cl)
Merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan
ekstraseluler (di luar sel), tidak berada dalam serum, berperan penting dalam
keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Klorida
sebagian besar terikat dengan natrium membentuk NaCI (natrium klorida).

Nilai normal :
Dewasa 95-105 mEq/L
Anak 98-110 mEq/L
Bayi 95 -110 mEq/L
Bayi baru lahir 94-112 mEq/L

Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung,


diare, diet rendah garam, infeksi akut, luka bakar, terlalu banyak keringat, gagal
jantung kronis, penggunaan obatThiazid, diuretik, dan Iain-lain. Peningkatan
klorida terjadi pada penderita dehidrasi,cedera kepala, peningkatan natrium,
gangguan ginjal,penggunaan obat kortison, asetazolamid, dan Iain-Iain.

F. HEMOGLOBIN (Hb)
Merupakan molekul protein di dalam sel darah merah yang bergabung
dengan oksigen dan karbon dioksida untuk diangkut melalui sistem peredaran
darah ke tisu-tisu dalam badan. ion besi dalam bentuk Fe+2 dalam hemoglobin
memberikan warna merah pada darah. Dalam keadaan normal 100
ml darah mengandungi 15 gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram
oksigen.
Terdapat beberapa cara bagi mengukur kandungan hemoglobin dalam darah,
kebanyakannya dilakukan secara automatik oleh mesin yang direka khusus untuk
membuat beberapa ujian terhadap darah. Di dalam mesin ini, sel darah merah
diceraikan untuk mengasingkan hemoglobin dalam bentuk larutan. Hemoglobin
yang terbebas ini dicampur dengan bahan kimia yang mengandungi cyanide yang
mengikat kuat dengan molekul hemoglobin untuk membentuk
cyanmethemoglobin. Dengan menyinarkan cahaya melalui larutan
cyanmethemoglobin dan mengukur jumlah cahaya yang diserap (khususnya bagi
gelombang antara 540 nanometer), jumlah hemoglobin dapat ditentukan.
a. Kadar Normal
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran darah
merah (Costill, 1998). Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-
kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut 100
persen (Evelyn, 2009). Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar
ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa.
Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan
umur dan jenis kelamin (WHO dalam Arisman, 2002).
Kadar normal hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam
gram (gm) bagi setiap dekaliter (100 mililiter).
Tabel 2.1.1 Batas
KadarHemoglobin
Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (gr/dl)
Anak 6 bulan - 6 tahun 11,0
Anak 6 tahun - 14 tahun 12,0
Pria dewasa 13,0
Ibu hamil 11,0
Wanita dewasa 12,0
Sumber : WHO dalam arisman 2002

Batas kadar normal hemoglobin setiap kelompok umur


1. Baru lahir : 17-22 gm/dl
2. Usia seminggu : 15-20 gm/dl
3. Usia sebulan : 11-15gm/dl
4. Kanak-kanak : 11-13 gm/dl
5. Lelaki dewasa : 14-18 gm/dl
6. Wanita dewasa : 12-16 gm/dl
7. Lelaki separuh usia : 12.4-14.9 gm/dl
8. Wanita separuh usia : 11.7-13.8 gm/dl
Paras hemoglobin yang rendah merupakan satu keadaan yang dikenali
sebagai anemik. Terdapat beberapa sebab berlakunya anemia. Sebab utama
biasanya kehilangan darah (kecederaan teruk, pembedahan, pendarahan kanser
kolon), kekurangan vitamin (besi, vitamin B12, folate), masalah sum-sum tulang
(penggantian sum-sum tulang oleh barah, pemendaman oleh rawatan dadah
chemotherapy, kegagalan buah pinggang (ginjal)), dan hemoglobin tidak normal
(anemia sel sabit).
Paras hemoglobin yang tinggi pula terdapat dikalangan mereka yang tinggal
di kawasan tanah tinggi dan perokok. Pendehidratan menghasilkan kadar
hemoglobin tinggi palsu yang hilang apabila kandungan air bertambah. Sebab lain
adalah penyakit paru-paru, sesetengah ketumbuhan, masalah sum-sum yang
dikenali sebagai polycythemia rubra vera, dan penyalahgunaan hormon
erythropoietin (Epogen) oleh ahli sukan bagi tujuan meningkatkan prestasi dalam
acara sukan masing-masing.
b. Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :
1. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga
anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih
kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan
mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi
mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke
dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim
pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan
dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel
otot. Kandungan 0,004 % berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin
yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa dan
sumsum tulang (Zarianis, 2006). Jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam
udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernafasan
seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam
sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot.
Kandungan 0,004 % berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang
disimpan sebagai ferritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa dan
sumsum tulang (Zarianis, 2006).
Menurut Kartono J dan Soekatri M, Kecukupan besi yang
direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang berasal dari makanan
yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada
95% populasi, sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi
(Zarianis, 2006)

2. Metabolisme Besi dalam Tubuh


Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa
sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah
merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg), phorphyrin
cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi
dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik
dan bagian yang merupakan cadangan.
Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan nonhem adalah
bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan.
Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis
dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Ferritin dan hemosiderin adalah
bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum
tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi,
pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran (Zarianis, 2006).

Laboratorium Darah

Ukuran Satuan Nilai Rujukan


4,0 5,0 (P)
Eritrosit (sel darah merah) juta/l
4,5 5,5 (L)
12,0 14,0 (P)
Hemoglobin (Hb) g/dL
13,0 16,0 (L)
40 50 (P)
Hematokrit %
45 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 1,0
Eosinofil % 1,0 3,0
Batang1 % 2,0 6,0
Segmen1 % 50,0 70,0
Limfosit % 20,0 40,0
Monosit % 2,0 8,0
< 15 (P)
Laju endap darah (LED) mm/jam
< 10 (L)
Leukosit (sel darah putih) 103/l 5,0 10,0
MCH/HER pg 27 31
MCHC/KHER g/dL 32 36
MCV/VER fl 80 96
Trombosit 103/l 150 400
Catatan:
Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan
persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,075,0 persen.

1) NILAI NORMAL LABORATORIUM LIPID

Profil Lipid
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
Kolesterol total mg/dL 150 200
45 65 (P)
HDL mg/dL
LDL mg/dL 35 55 (L)
< 100 (Direk)
120
Trigliserid mg/dL
190
a. Kolesterol

Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (bahasa


Inggris: waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan di sirkulasikan
dalam plasma darah. Merupakan sejenis lipid yang merupakan
molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang
disebut steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur
ini terdiri atas 4 cincin atom karbon.
Steroid lain termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen,
dan testosteron. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan struktur
dasar kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari pengubahan
molekul yang lebih mudah, para ilmuan menyebutnya sintesis.
Hiperkolesterolemia berarti bahwa kadar kolesterol terlalu tinggi dalam darah.
Kolesterol dapat dibuat secara sintetik. Kolesterol sintetik saat ini mulai
diterapkan dalam teknologi layar lebar (billboard) sebagai alternatif LCD.
Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai
penyakit. Pola makan sehat merupakan faktor utama untuk menghindari hal ini.
Akan tetapi, tidak semua kolestrol berdampak buruk bagi tubuh. Hanya kolestrol
yang termasuk kategori LDL saja yang berakibat buruk sedangkan jenis
kolestrol HDL merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam
tubuh. Batas normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg. Kadar kolesterol
yang tinggi dapat diturunkan dengan simvastatin.
Kolesterol merupakan jenis lemak berwarna kekuningan yang diproduksi
tubuh, terutama di dalam hati. Kolesterol dalam tubuh manusia sebenarnya
memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk melapisi dinding sel tubuh,
cairan empedu, membentuk hormone seksual, berperan dalam pertumbuhan
jaringan otak dan saraf, dan lain sebagainya.

Kolesterol dalam darah sebesar 75% diproduksi oleh organ hati, dan sisanya
25 % berasal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pola makan yang tidak
sehat, misalnya makanan yang rendah serat namun tinggi kandungan lemaknya
bisa memicu tingginya kolesterol dalam tubuh. Apabila kadar kolesterol dalam
darah tinggi (hiperkolesterolemia), akan menimbulkan berbagai gangguan
kesehatan dan resiko penyakit seperti penyempitan pembuluh darah
(aterosklerosis) yang dapat memicu timbulnya penyakit jantung koroner, stroke,
dan penyakit lainnya.
Di dalam pembuluh darah, kolesterol beredar bersama lemak berselaput
protein yang disebut lipoprotein (kombinasi antara lipid/lemak dengan protein).
Lipoprotein terdiri dari dua jenis, yaitu HDL dan LDL.

1. HDL (High Density Lipoprotein)


HDL atau Lipoprotein berkepadatan tinggi sering disebut kolesterol baik.
HDL mengandung banyak protein yang berfungsi untuk mengeluarkan
kelebihan kolesterol dari dalam arteri (pembuluh darah yang mengalirkan
darah dari jantung ke seluruh tubuh) agar tidak terjadi penumpukan
kolesterol di dalam tubuh. HDL akan membawa sekitar sepertiga sampai
seperempat dari kolesterol dalam darah ke hati dan selanjutnya
dibuang/dikeluarkan dari dalam tubuh.
Semakin tinggi kadar kolesterol HDL akan semakin baik karena akan
semakin memperkecil risiko timbulnya penyakit jantung koroner. Oleh
karena itu, kolesterol HDL dianggap sebagai kolesterol baik.
Kadar normal HDL dalam tubuh manusia adalah sekitar 40 50 mg/dl
(milligram per desiliter) untuk pria dan 50 60 mg/dl untuk wanita. Untuk
setiap kenaikan HDL sebesar 1 mg/dl dapat menurunkan resiko timbulnya
serangan jantung sebesar 2 4 %, dimana resiko tersebut juga dipengaruhi
oleh riwayat keluarga, tekanan darah dan pola hidup.

2. LDL (Low Density Lipoprotein)


LDL atau Lipoprotein berkepadatan rendah sering
disebut kolesterol jahat. LDL terdiri dari sekitar 75 %
kolesterol dan sedikit protein. LDL mengangkut kolesterol
yang dihasilkan organ hati dan sumber kolesterol tubuh
lainnya menuju seluruh jaringan tubuh. LDL merupakan
kolesterol yang berbahaya karena sifatnya yang beredar dalam
darah, menimbun lemak dan meninggalkan kelebihannya pada
dinding pembuluh darah. Jika kadar LDL tinggi, maka
penimbunan yang terjadi akan mempersempit pembuluh darah
(aterosklerosis) dan menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Semakin rendah nilai LDL akan semakin baik, karena akan semakin
memperkecil resiko serangan jantung dan stroke. Dan sebaliknya, semakin
tinggi nilai LDL maka akan semakin buruk dan berbahaya.
Kadar kolesterol LDL adalah :
1. LDL normal : kurang dari 100 mg/dl
2. LDL di atas normal : 100 129 mg/dl
3. LDL cukup tinggi (sebelum beresiko) : 130 159 mg/dl
4. LDL tinggi (beresiko tinggi) : 160 189 mg/dl
5. LDL sangat tinggi : lebih dari 190 mg/dl

Selain HDL dan LDL, juga dikenal istilah kolesterol total. Kolesterol total
darah adalah ukuran dari kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan komponen
lipid/lemak lainnya dalam tubuh. Level kolesterol total normal adalah di
bawah 200 mg/dl. Dengan kata lain, kolesterol total adalah jumlah seluruh
kolesterol di dalam darah. Namun, nilai kolesterol total bukan berarti
jumlah dari dari kolesterol HDL dan LDL. Masih ada komponen-
komponen lemak lainnya yang perlu diperhitungkan. Kolesterol total
tubuh bisa meningkat bila sering menyantap makanan yang banyak
mengandung lemak, kolesterol dan tinggi karbohidrat.
Level kolesterol total terbagi menjadi :
Nilai normal/yang diinginkan : kurang dari 200 mg/dl
Cukup tinggi : 200 239 mg/dl
Tinggi : 240 mg/dl

3. Kadar Trigliserida
Kurang dari 150 : Normal
150-199 : Batas normal- tinggi
200-499 : Tinggi
Sama atau lebih dari 500 : Sangat tinggi

Trigliserida adalah sejenis lemak dalam darah Anda yang bermanfaat


sebagai sumber energi. Bila Anda makan lebih dari yang diperlukan tubuh,
kelebihan kalori Anda akan disimpan sebagai trigliserida dalam sel-sel
lemak untuk penggunaan selanjutnya. Trigliserida dalam kadar normal
sangat diperlukan tubuh.

Kadar trigliserida tinggi biasanya disebabkan oleh kegemukan dan gaya


hidup kurang berolah raga. Diabetes, gangguan ginjal dan obat-obatan
tertentu juga dapat meningkatkan kadar trigliserida.
Kadar trigliserida 150 mg/dL atau lebih adalah salah satu faktor
risiko sindroma metabolik yang meningkatkan risiko penyakit jantung,
diabetes, dan lainnya.

3.2 Pemeriksaan Hematologi


Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri dari leukosit, eritrosit,
hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit. Pemeriksaan hitung darah
lengkap terdiri dari hemogram ditambah leukosit diferensial yang terdiri dari
neutrofil (segmented dan bands), basofil, eosinofil, limfosit dan monosit.
Rentang nilai normal hematologi bervariasi pada bayi, anak anak dan
remaja, umumnya lebih tinggi saat lahir dan menurun selama beberapa tahun
kemudian. Nilai pada orang dewasa umumnya lebih tinggi dibandingkan tiga
kelompok umur di atas. Pemeriksaan hemostasis dan koagulasi digunakan untuk
mendiagnosis dan memantau pasien dengan perdarahan, gangguan pembekuan
darah, cedera vaskuler atau trauma.

A. Hematokrit (Hct)
Nilai normal: Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5
Wanita : 35% - 45% SI unit : 0.35 - 0,45
Deskripsi:
Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah tehadap volume darah total.
Implikasi klinik:

Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab),


reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid.
Penurunan Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami anemia sedang
hingga parah.

Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi, kerusakan


paru-paru kronik, polisitemia dan syok.

Nilai Hct biasanya sebanding dengan jumlah sel darah merah pada ukuran
eritrosit normal, kecuali pada kasus anemia makrositik atau mikrositik.

Pada pasien anemia karena kekurangan besi (ukuran sel darah merah lebih
kecil), nilai Hct akan terukur lebih rendah karena sel mikrositik terkumpul
pada volume yang lebih kecil, walaupun jumlah sel darah merah terlihat
normal.

Nilai normal Hct adalah sekitar 3 kali nilai hemoglobin.

Satu unit darah akan meningkatkan Hct 2% - 4%.


Faktor pengganggu

Individu yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang tinggi
demikian juga Hb dan sel darah merahnya.

Normalnya, Hct akan sedikit menurun pada hidremia fisiologis pada


kehamilan

Nilai Hct normal bervariasi sesuai umur dan jender. Nilai normal untuk bayi
lebih tinggi karena bayi baru lahir memiliki banyak sel makrositik. Nilai Hct
pada wanita biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Juga terdapat kecenderungan nilai Hct yang lebih rendah pada kelompok umur
lebih dari 60 tahun, terkait dengan nilai sel darah merah yang lebih rendah
pada kelompok umur ini.

Dehidrasi parah karena berbagai sebab meningkatkan nilai Hct.


Hal yang harus diwaspadai:
Nilai Hct <20% dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian; Hct >60%
terkait dengan pembekuan darah spontan.

B. Hemoglobin (Hb)
Nilai normal:
Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L
Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 9,9 mmol/L
Deskripsi:
Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi oksigen
(O2) dan karbon dioksida (CO2). Hb tersusun dari globin (empat rantai protein
yang terdiri dari dua unit alfa dan dua unit beta) dan heme (mengandung atom
besi dan porphyrin: suatu pigmen merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung
dengan oksigen. Hemoglobin yang mengangkut oksigen darah (dalam arteri)
berwarna merah terang sedangkan hemoglobin yang kehilangan oksigen (dalam
vena) berwarna merah tua. Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen.
Kapasitas angkut ini berhubungan dengan kadar Hb bukan jumlah sel darah
merah.
Penurunan protein Hb normal tipe A1, A2, F (fetal) dan S berhubungan dengan
anemia sel sabit. Hb juga berfungsi sebagai dapar melalui perpindahan klorida
kedalam dan keluar sel darah merah berdasarkan kadar O 2 dalam plasma (untuk

tiap klorida yang masuk kedalam sel darah merah, dikeluarkan satu anion HCO3).

Penetapan anemia didasarkan pada nilai hemoglobin yang berbeda secara


individual karena berbagai adaptasi tubuh (misalnya ketinggian, penyakit paru-
paru, olahraga). Secara umum, jumlah hemoglobin kurang dari 12 gm/dL
menunjukkan anemia. Pada penentuan status anemia, jumlah total hemoglobin
lebih penting daripada jumlah eritrosit.
Implikasi klinik:

Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena


kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan asupan
cairan dan kehamilan.

Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi (polisitemia, luka


bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan pada orang
yang hidup di daerah dataran tinggi.

Konsentrasi Hb berfluktuasi pada pasien yang mengalami perdarahan dan luka


bakar.

Konsentrasi Hb dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan anemia,


respons terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang
berhubungan dengan anemia.
Faktor pengganggu

Orang yang tinggal di dataran tinggi mengalami peningkatan nilai Hb


demikian juga Hct dan sel darah merah.

Asupan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan Hb

Umumnya nilai Hb pada bayi lebih tinggi (sebelum eritropoesis mulai aktif)

Nilai Hb umumnya menurun pada kehamilan sebagai akibat peningkatan


volume plasma

Ada banyak obat yang dapat menyebabkan penurunan Hb. Obat yang dapat
meningkatkan Hb termasuk gentamisin dan metildopa

Olahraga ekstrim menyebabkan peningkatan Hb


Hal yang harus diwaspadai

1. Implikasi klinik akibat kombinasi dari penurunan Hb, Hct dan sel darah
merah. Kondisi gangguan produksi eritrosit dapat menyebabkan penurunan
nilai ketiganya.

2. Nilai Hb <5,0g/dL adalah kondisi yang dapat memicu gagal jantung dan
kematian. Nilai >20g/dL memicu kapiler clogging sebagai akibat
hemokonsenstrasi
Tatalaksana:
Manajemen anemia bertujuan untuk mengatasi penyebab rendahnya nilai
hemoglobin. Dalam situasi terjadi penurunan darah yang akut, transfusi
merupakan terapi pilihan. Dalam situasi terjadi kekurangan atau penurunan nutrisi
maka diperlukan penggantian besi, vitamin B12 atau asam folat. Pada penurunan
fungsi ginjal dan penggunaan sitostatika, anemia biasanya terjadi karena
menurunnya produksi eritropoetin sehingga terapi yang tepat adalah pemberian
eritropoetin, namun apabila ada kendala biaya yang mahal, dapat diganti dengan
tranfusi darah. Jika anemia terjadi akibat menurunnya produksi eritropoetin maka
terapi penggantian eritropoetin dapat mengurangi kebutuhan tranfusi.

C. Eritrosit (sel darah merah)


Nilai normal:

Pria : 4,4 - 5,6 x 106 sel/mm3 SI unit: 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L

Wanita : 3,8-5,0 x 106 sel/mm3 SI unit: 3,5 - 5,0 x

1012 sel/L
Deskripsi:
Fungsi utama eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh dan mengangkut CO2 dari jaringan tubuh ke paru-paru oleh Hb.
Eritrosit yang berbentuk cakram bikonkaf mempunyai area permukaan yang luas
sehingga jumlah oksigen yang terikat dengan Hb dapat lebih banyak. Bentuk
bikonkaf juga memungkinkan sel berubah bentuk agar lebih mudah melewati
kapiler yang kecil. Jika kadar oksigen menurun hormon eritropoetin akan
menstimulasi produksi eritrosit.
Eritrosit, dengan umur 120 hari, adalah sel utama yang dilepaskan dalam
sirkulasi. Bila kebutuhan eritrosit tinggi, sel yang belum dewasa akan dilepaskan
kedalam sirkulasi. Pada akhir masa hidupnya, eritrosit yang lebih tua keluar dari
sirkulasi melalui fagositosis di limfa, hati dan sumsum tulang (sistem retikulo-
endotelial).
Proses eritropoiesis pada sumsum tulang melalui beberapa tahap, yaitu: 1.
Hemocytoblast (prekursor dari seluruh sel darah); 2. Prorubrisit (sintesis Hb); 3.
Rubrisit (inti menyusut, sintesa Hb meningkat); 4. Metarubrisit (disintegrasi inti,
sintesa Hb meningkat; 5. Retikulosit (inti diabsorbsi); 6. Eritrosit (sel dewasa
tanpa inti).
Implikasi klinik :
Secara umum nilai Hb dan Hct digunakan untuk memantau derajat
anemia, serta respon terhadap terapi anemia

Jumlah sel darah merah menurun pada pasien anemia leukemia,


penurunan fungsi ginjal, talasemin, hemolisis dan lupus eritematosus
sistemik. Dapat juga terjadi karena obat (drug induced anemia). Misalnya:
sitostatika, antiretroviral.
Sel darah merah meningkat pada polisitemia vera, polisitemia sekunder,
diare/dehidrasi, olahraga berat, luka bakar, orang yang tinggal di dataran
tinggi.
Susunan Sel Darah Merah
1). Mean Corpuscular Volume (MCV) (Volume korpuskuler rata rata)
Perhitungan : MCV (femtoliter) = 10 x Hct (%) : Eritrosit (106 sel/L)
Nilai normal : 80 100 (fL)
Deskripsi :
MCV adalah indeks untuk menentukan ukuran sel darah merah. MCV
menunjukkan ukuran sel darah merah tunggal apakah sebagai Normositik
(ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL), atau Makrositik (ukuran
kecil >100 fL).
Implikasi klinik :
Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan besi,
anemia pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia mikrositik.
Peningkatan nilai MCV terlihat pada penyakit hati, alcoholism, terapi
antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B12, dan terapi valproat,
disebut juga anemia makrositik.
Pada anemia sel sabit, nilai MCV diragukan karena bentuk eritrosit yang
abnormal.
MCV adalah nilai yang terukur karenanya memungkinkan adanya
variasi berupa mikrositik dan makrositik walaupun nilai MCV tetap
normal.
MCV pada umumnya meningkat pada pengobatan Zidovudin (AZT) dan
sering digunakan sebagi pengukur kepatuhan secara tidak langsung.
2). Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
(Hemoglobin Korpuskuler rata rata)
Perhitungan : MCH (picogram/sel) = hemoglobin/sel darah merah Nilai
normal : 28 34 pg/ sel
Deskripsi:
Indeks MCH adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di
dalam sel darah merah, dan oleh karenanya menentukan kuantitas warna
(normokromik, hipokromik, hiperkromik) sel darah merah. MCH dapat
digunakan untuk mendiagnosa anemia.
Implikasi Klinik:

Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik

Penurunan MCH mengindikasikan anemia mikrositik.

3.) Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) (Konsentrasi


Hemoglobin Korpuskuler rata rata)
Perhitungan : MCHC = hemoglobin/hematokrit
Nilai normal : 32 36 g/dL
Deskripsi:
Indeks MCHC mengukur konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah
merah; semakin kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya. Perhitungan MCHC
tergantung pada Hb dan Hct. Indeks ini adalah indeks Hb darah yang lebih
baik, karena ukuran sel akan mempengaruhi nilai MCHC, hal ini tidak berlaku
pada MCH.
Implikasi Klinik:

MCHC menurun pada pasien kekurangan besi, anemia mikrositik, anemia


karena piridoksin, talasemia dan anemia hipokromik.

MCHC meningkat pada sferositosis, bukan anemia pernisiosa.

4.) Retikulosit
Perhitungan : Retikulosit (%) = [Jumlah retikulosit / Jumlah eritrosit] X 100
Nilai normal : 0,5-2%
Deskripsi:
Retikulosit adalah sel darah yang muda, tidak berinti merupakan
bagian dari rangkaian pembentukan eritrosit di sumsum tulang.
Peningkatan jumlah retikulosit mengindikasikan bahwa produksi sel darah
merah dipercepat; penurunan jumlah retikulosit mengindikasikan produksi
sel darah merah oleh sumsum tulang berkurang.
Implikasi Klinik:

a) Jumlah retikulosit dapat membedakan antara anemia karena kerusakan


sumsum tulang dengan anemia karena pendarahan atau hemolisis
(kerusakan sel darah) karena pendarahan atau hemolisis akan menstimulasi
pembentukan retikulosit pada pasien dengan sumsum tulang yang normal.

b) Jumlah retikulosit akan meningkat pada pasien anemia hemolitik, penyakit


sel sabit dan metastase karsinoma.

c) Jika jumlah retikulosit tidak meningkat pada pasien anemia, hal ini
menandakan sumsum tulang tidak memproduksi eritrosit yang cukup
(misal anemia kekurangan besi, anemia aplastik, anemia pernisiosa, infeksi
kronik dan terapi radiasi).

d) Setelah pengobatan anemia, peningkatan retikulosit menandakan efektifitas


pengobatan. Setelah pemberian dosis besi yang cukup pada anemia
kekurangan besi, jumlah retikulosit akan meningkat 20%; peningkatan
secara proporsional terjadi ketika dilakukan transfusi pada anemia
pernisiosa. Peningkatan maksimum diharapkan terjadi 7-14 hari setelah
pengobatan (suplemen besi).

D. Leukosit (sel darah putih)

Nilai normal : 3200 10.000/mm3

SI : 3,2 10,0 x 109/L


Deskripsi:
Fungsi utama leukosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh dengan
memfagosit organisme asing dan memproduksi atau mengangkut/
mendistribusikan antibodi. Ada dua tipe utama sel darah putih:

Granulosit: neutrofil, eosinofil dan basofil

Agranulosit: limfosit dan monosit


Leukosit terbentuk di sumsum tulang (myelogenous), disimpan dalam jaringan
limfatikus (limfa, timus, dan tonsil) dan diangkut oleh darah ke organ dan
jaringan. Umur leukosit adalah 13-20 hari. Vitamin, asam folat dan asam amino
dibutuhkan dalam pembentukan leukosit. Sistem endokrin mengatur produksi,
penyimpanan dan pelepasan leukosit.
Perkembangan granulosit dimulai dengan myeloblast (sel yang belum dewasa
di sumsum tulang), kemudian berkembang menjadi promyelosit, myelosit
(ditemukan di sumsum tulang), metamyelosit dan bands (neutrofil pada
tahap awal kedewasaan), dan akhirnya, neutrofil. Perkembangan limfosit dimulai
dengan limfoblast (belum dewasa) kemudian berkembang menjadi prolimfoblast
dan akhirnya menjadi limfosit (sel dewasa). Perkembangan monosit dimulai
dengan monoblast (belum dewasa) kemudian tumbuh menjadi promonosit dan
selanjutnya menjadi monosit (sel dewasa).
Implikasi klinik:

Nilai krisis leukositosis: 30.000/mm3. Lekositosis hingga 50.000/mm3


mengindikasikan gangguan di luar sumsum tulang (bone marrow). Nilai

leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm3) dapat disebabkan oleh
leukemia. Penderita kanker post-operasi (setelah menjalani operasi)
menunjukkan pula peningkatan leukosit walaupun tidak dapat dikatakan
infeksi.

Biasanya terjadi akibat peningkatan 1 tipe saja (neutrofil). Bila tidak


ditemukan anemia dapat digunakan untuk membedakan antara infeksi dengan
leukemia

Waspada terhadap kemungkinan leukositosis akibat pemberian obat.

Perdarahan, trauma, obat (mis: merkuri, epinefrin, kortikosteroid), nekrosis,


toksin, leukemia dan keganasan adalah penyebab lain leukositosis.
Makanan, olahraga, emosi, menstruasi, stres, mandi air dingin dapat
meningkatkan jumlah sel darah putih

Leukopenia, adalah penurunan jumlah leukosit <4000/mm3. Penyebab


leukopenia antara lain:

a) Infeksi virus, hiperplenism, leukemia.

b) obat (antimetabolit, antibiotik, antikonvulsan, kemoterapi)

c) Anemia aplastik/pernisiosa

d) Multipel mieloma

Prosedur pewarnaan: Reaksi netral untuk netrofil; Pewarnaan asam untuk


eosinofil; Pewarnaan basa untuk basofil

Konsentrasi leukosit mengikuti ritme harian, pada pagi hari jumlahnya sedikit,
jumlah tertinggi adalah pada sore hari

Umur, konsentrasi leukosit normal pada bayi adalah (6 bulan-1 tahun) 10.000-

20.000/mm3 dan terus meningkat sampai umur 21 tahun

Manajemen neutropenia disesuaikan dengan penyebab rendahnya nilai


leukosit
Sel Darah Putih Differensial Nilai Normal :

Neutrofil- Neutrofil
Eosinofil Basofil Limfosit Monosit
Segment -Bands

Persentase
36-73 0-12 0-6 0-2 15-45 0-10
%

Jumlah
absolute 1.260-7.300 0-1440 0-500 0-150 800-40.00 100-800
(/mm3)

Deskripsi:

Neutrofil melawan infeksi bakteri dan gangguan radang

Eosinofil melawan gangguan alergi dan infeksi parasit


Basofil melawan diskrasia darah dan penyakit myeloproliferatif

Limfosit melawan infeksi virus dan infeksi bakteri

Monosit melawan infeksi yang hebat

1) Neutrofil
Nilai normal:
Segment : 36% - 73% SI unit : 0,36 0,73
Bands : 0% - 12% SI unit : 0,00 0,12
Deskripsi:
Neutrofil adalah leukosit yang paling banyak. Neutrofil terutama berfungsi
sebagai pertahanan terhadap invasi mikroba melalui fagositosis. Sel ini memegang
peranan penting dalam kerusakan jaringan yang berkaitan dengan penyakit
noninfeksi seperti artritis reumatoid, asma dan radang perut.
Implikasi klinik:

Neutropenia yaitu penurunan persentase neutrofil, dapat disebabkan oleh


penurunan produksi neutrofil, peningkatan kerusakan sel, infeksi bakteri,
infeksi virus, penyakit hematologi, gangguan hormonal dan infeksi berat.

Neutrofilia, yaitu peningkatan persentase neutrofil, disebabkan oleh infeksi


bakteri dan parasit, gangguan metabolit, perdarahan dan gangguan
myeloproliferatif.

Shift to left atau peningkatan bands (sel belum dewasa) terjadi ketika
neurofil muda dilepaskan kedalam sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh infeksi,
obat kemoterapi, gangguan produksi sel (leukemia) atau perdarahan.

Shift of the right atau peningkatan segment (sel dewasa) terjadi pada
penyakit hati, anemia megalobastik karena kekurangan B12 dan asam folat,
hemolisis, kerusakan jaringan, operasi, obat (kortikosteroid)

Peningkatan jumlah neutrofil berkaitan dengan tingkat keganasan infeksi.

Derajat neutrofilia sebanding dengan jumlah jaringan yang mengalami


inflamasi.
Jika peningkatan neutrofil lebih besar daripada peningkatan sel darah merah
total mengindikasikan infeksi yang berat.

Pada kasus kerusakan jaringan dan nekrosis (seperti: kecelakaan, luka bakar,
operasi), neutrofilia terjadi akibat peningkatan zat neutrofilik atau
mekanisme lain yang belum diketahui.
Faktor pengganggu

Kondisi fisiologi seperti stres, senang, takut, marah, olahraga secara


sementara menyebabkan peningkatan neutrofil.

Wanita yang melahirkan dan menstruasi dapat terjadi neutrofilia

Pemberian steroid: puncak neutrofilia pada 4 hingga 6 jam dan


kembali normal dalam 24 jam (pada infeksi parah, neutrofilia tidak
terjadi)

Paparan terhadap panas atau dingin yang ekstrim

Umur:
Anak-anak merespon infeksi dengan derajat
leukositosis neutrofilia yang lebih besar
dibandingkan dewasa
Beberapa pasien lanjut umur merespon infeksi dengan derajat
netrofil yang lemah, bahkan ketika terjadi infeksi parah

Resistensi

Orang pada semua kisaran umur dalam kondisi kesehatan lemah tidak
merespon dengan neutrofilia yang bermakna
Myelosupresif kemoterapi
Hal yang harus diwaspadai
Agranulositosis (ditandai dengan neutropenia dan leukopenia) sangat
berbahaya dan sering berakibat fatal karena tubuh tidak terlindungi terhadap
mikroba. Pasien yang mengalami agranulositosis harus diproteksi terhadap
infeksi melalui teknik isolisasi terbalik dengan penekanan pada teknik
pencucian tangan.
2) Eosinofil
Nilai normal : 0% - 6%
Deskripsi
Eosinofil memiliki kemampuan memfagosit, eosinofil aktif terutama
pada tahap akhir inflamasi ketika terbentuk kompleks antigen-antibodi.
Eosinofil juga aktif pada reaksi alergi dan infeksi parasit sehingga peningkatan
nilai eosinofil dapat digunakan untuk mendiagnosa atau monitoring penyakit.
Implikasi klinik:

Eosinofilia adalah peningkatan jumlah eosinofil lebih dari 6% atau jumlah


absolut lebih dari 500. Penyebabnya antara lain: respon tubuh terhadap
neoplasma, penyakit Addison, reaksi alergi, penyakit collagen vascular
atau infeksi parasit.

Eosipenia adalah penurunan jumlah eosinofil dalam sirkulasi. Eosipenia


dapat terjadi pada saat tubuh merespon stres (peningkatan produksi
glukokortikosteroid).

Eosinofil cepat hilang pada infeksi pirogenik

Jumlah eosinofil rendah pada pagi hari dan meningkat pada sore hari
hingga tengah malam.

Eosinofilia dapat disamarkan oleh penggunaan steroid dan dapat


meningkat dengan L-triptofan.
Faktor pengganggu
Ritme harian: jumlah eosinofil normal terendah pada pagi hari, lalu
meningkat dari siang hingga setelah tengah malam. Karena itu, jumlah
eosinofil serial seharusnya berulang pada waktu yang sama setiap hari.
Situasi stres, seperti luka, kondisi pasca operasi, tersengat listrik
menyebabkan penurunan eosinofil
Setelah pemberian kortikosteroid, eosinofil menghilang.
Hal yang harus diwaspadai
Eosinofil dapat tertutup oleh penggunaan steroid. Berikan perhatian
pada pasien yang menerima terapi steroid, epinefrin, tiroksin atau
prostaglandin.
3) Basofil
Nilai normal : 0% - 2%
Deskripsi:
Fungsi basofil masih belum diketahui. Sel basofil mensekresi heparin dan
histamin. Jika konsentrasi histamin meningkat, maka kadar basofil biasanya
tinggi. Jaringan basofil disebut juga mast sel.
Implikasi klinik :

Basofilia adalah peningkatan basofil berhubungan dengan leukemia


granulositik dan basofilik myeloid metaplasia dan reaksi alergi

Basopenia adalah penurunan basofil berkaitan dengan infeksi akut, reaksi


stres, terapi steroid jangka panjang.

4) Monosit
Nilai normal : 0%-11%
Deskripsi:
Monosit merupakan sel darah yang terbesar. Sel ini berfungsi sebagai lapis
kedua pertahanan tubuh, dapat memfagositosis dengan baik dan termasuk
kelompok makrofag. Manosit juga memproduksi interferon.
Implikasi klinik:

Monositosis berkaitan dengan infeksi virus, bakteri dan parasit tertentu serta
kolagen, kerusakan jantung dan hematologi.

Monositopenia biasanya tidak mengindikasikan penyakit, tetapi


mengindikasikan stres, penggunaan obat glukokortikoid, myelotoksik dan
imunosupresan.

5) Limfosit
Nilai normal : 15% - 45%
Deskripsi:
Merupakan sel darah putih yang kedua paling banyak jumlahnya. Sel ini
kecil dan bergerak ke daerah inflamasi pada tahap awal dan tahap akhir proses
inflamasi. Merupakan sumber imunoglobulin yang penting dalam respon imun
seluler tubuh. Kebanyakan limfosit terdapat di limfa, jaringan limfatikus dan
nodus limfa. Hanya 5% dari total limfosit yang beredar pada sirkulasi.
Implikasi klinik:

Limfositosis dapat terjadi pada penyakit virus, penyakit bakteri dan gangguan
hormonal

Limfopenia dapat terjadi pada penyakit Hodgkin, luka bakar dan trauma.

Virosites (limfosit stres, sel tipe Downy, limfosit atipikal) adalah tipe sel yang
dapat muncul pada infeksi jamur, virus dan paratoksoid, setelah transfusi darah
dan respon terhadap stres.

Perubahan bentuk limfosit dapat digunakan untuk mengukur


histokompabilitas.

Jumlah absolut limfosit < 1000 menunjukkan anergy.

Faktor pengganggu

Limfositosis pada pediatri merupakan kondisi fisiologis pada bayi baru lahir
yang meliputi peningkatan sel darah putih dan limfosit yang nampak tidak
normal yang dapat keliru dengan keganasan sel

Olahraga, stres emosional dan menstruasi dapat menyebabkan peningkatan


limfositosis
Hal yang harus diwaspadai:
Penurunan limfosit < 500/mm3 menunjukkan pasien dalam bahaya dan rentan
terhadap infeksi, khususnya infeksi virus. Harus dilakukan tindakan untuk
melindungi pasien dari infeksi

E. Trombosit (platelet)

Nilai normal : 170 380. 103/mm3 SI : 170 380. 109/L


Deskripsi
Trombosit adalah elemen terkecil dalam pembuluh darah. Trombosit
diaktivasi setelah kontak dengan permukaan dinding endotelia. Trombosit
terbentuk dalam sumsum tulang. Masa hidup trombosit sekitar 7,5 hari. Sebesar
2/3 dari seluruh trombosit terdapat disirkulasi dan 1/3 nya terdapat di limfa.
Implikasi klinik:

Trombositosis berhubungan dengan kanker, splenektomi, polisitemia vera,


trauma, sirosis, myelogeneus, stres dan arthritis reumatoid.

Trombositopenia berhubungan dengan idiopatik trombositopenia purpura


(ITP), anemia hemolitik, aplastik, dan pernisiosa. Leukimia, multiple myeloma
dan multipledysplasia syndrome.

Obat seperti heparin, kinin, antineoplastik, penisilin, asam valproat dapat


menyebabkan trombositopenia

Penurunan trombosit di bawah 20.000 berkaitan dengan perdarahan spontan


dalam jangka waktu yang lama, peningkatan waktu perdarahan
petekia/ekimosis.

Asam valproat menurunkan jumlah platelet tergantung dosis.

Aspirin dan AINS lebih mempengaruhi fungsi platelet daripada jumlah


platelet.
Faktor pengganggu

Jumlah platelet umumnya meningkat pada dataran tinggi; setelah olahraga,


trauma atau dalam kondisi senang, dan dalam musim dingin

Nilai platelet umunya menurun sebelum menstruasi dan selama kehamilan

Clumping platelet dapat menurunkan nilai platelet

Kontrasepsi oral menyebabkan sedikit peningkatan


Hal yang harus diwaspadai

1) Pada 50% pasien yang mengalami peningkatan platelet ditemukan


keganasan

2) Pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah platelet yang ekstrim

(>1000 x 103/mm3) akibat gangguan myeloproliferatif, lakukan penilaian


penyebab abnormalnya fungsi platelet.

3) Nilai kritis: penurunan platelet hingga < 20 x 103/mm3 terkait dengan


kecenderungan pendarahan spontan, perpanjangan waktu perdarahan,
peteki dan ekimosis

4) Jumlah platelet > 50 x 103/mm3 tidak secara umum terkait dengan


perdarahan spontan
Perawatan pasien

Interpretasi hasil pemeriksaan dan lakukan monitor yang sesuai. Amati tanda
dan gejala perdarahan saluran cerna, hemolisis, hematuria, petekie, perdarahan
vagina, epistases dan perdarahan gusi. Ketika nampak hemorrhage, lakukan
tindakan emergensi untuk mengendalikan perdarahan dan hubungi dokter

Transfusi patelet dilakukan jika jumlah platelet <20 x 103/mm3 atau terjadi
perdarahan lesi tertentu. Satu unit konsentrasi platelet meningkatkan jumlah

15 x 103/mm3
Tata Laksana Trombositopenia
Pada kondisi rendahnya platelet yang kritis, transfusi platelet dapat
dilakukan untuk memberikan peningkatan sementara. Transfusi platelet biasanya
memiliki waktu paruh yang lebih pendek dan kecuali jika kondisi penyebab sudah
diatasi, maka sering diperlukan transfusi ulang.
Dalam kondisi nilai platelet yang rendah secara signifikan (kurang dari 50

x 109/L) penting memastikan tidak ada obat yang mempengaruhi fungsi platelet
yang ada. Termasuk semua obat antiplatelet dan obat antiinflamasi non steroid.
Trombositopenia yang terkait dengan auto-imun biasanya diatasi dengan
kortikosteroid. Jika diduga terjadi reaksi karena alergi obat, maka hentikan obat
yang diduga menyebabkan reaksi alergi tsb.
Tatalaksana Trombositemia
Jika terjadi inflamasi dapat diberikan kortikosteroid dan bila terjadi infeksi
diberikan antibiotik dan harus dilakukan pemantauan ketat munculnya efek
samping yang tidak diinginkan. Pada kondisi terjadi peningkatan produksi platelet

di atas 1500 x 109/ L, dapat diberikan obat antiproliferatif, namun dapat


mengalami trombosis. Oleh karena itu pemberian aspirin atau obat antiplatelet
lain dapat dipertimbangkan bagi pemberian pasien yang mengalami risiko
kardiovaskular, serebrovaskular, atau pasien yang pernah mengalami trombotik
karena tingginya nilai platelet.

F. Laju Endap Darah (LED)


Nilai normal:
Pria <15mm/1 jam Wanita <20mm/1 jam
Deskripsi:
LED atau juga biasa disebut Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah
ukuran kecepatan endap eritrosit, menggambarkan komposisi plasma serta
perbandingan eritrosit dan plasma. LED dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas
permukaan sel serta gravitasi bumi.
Implikasi klinik

nilai meningkat terjadi pada: kondisi infeksi akut dan kronis, misalnya
tuberkulosis, arthritis reumatoid, infark miokard akut, kanker, penyakit
Hodkins, gout, Systemic Lupus Erythematosus (SLE), penyakit tiroid, luka
bakar, kehamilan trimester II dan III. Peningkatan nilai LED > 50mm/ jam
harus diinvestigasi lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan terkait infeksi
akut maupun kronis, yaitu: kadar protein dalam serum dan protein,
immunoglobulin, Anti Nuclear Antibody (ANA) Tes, reumatoid factor.
Sedangkan peningkatan nilai LED >100mm/jam selalu dihubungkan dengan
kondisi serius, misalnya: infeksi, malignansi, paraproteinemia, primary
macroglobulinaemia, hiperfibrinogenaemia, necrotizing vaskulitis,
polymyalgia rheumatic.

nilai menurun terjadi pada: polisitemia, gagal jantung kongesti, anemia sel
sabit, Hipofibrinogenemia, serum protein rendah Interaksi obat dengan hasil
laboratorium: etambutol, kuinin, aspirin, dan kortison.

G. Waktu protrombin (Prothrombin time/PT)


Nilai normal: 10 15 detik (dapat bervariasi secara bermakna antar
laboratorium)
Deskripsi:
Mengatuh secara langsung kelainan dalam sistem tromboplastin ekstrinsik
(fibrinogen, protrombin, faktor V, VII dan X).
Implikasi klinik:

Nilai meningkat pada defisiensi faktor tromboplastin ekstrinsik, defisiensi


vit.K, DIC (disseminated intravascular coagulation), hemorrhragia pada bayi
baru lahir, penyakit hati, obstruksi bilier, absorpsi lemak yang buruk, lupus,
intoksikasi salisilat. Obat yang perlu diwaspadai: antikoagulan (warfarin,
heparin)

Nilai menurun apabila konsumsi vit.K meningkat

H. International Normalized Ratio (INR)


Nilai normal: 0,8 1,2
Deskripsi:
Menstandarkan nilai PT antar laboratorium. Digunakan untuk memantau
penggunaan warfarin
Implikasi klinik: sama dengan PT

I. aPTT (activated Partial Thromboplastin Time)


Nilai normal: 21 45 detik ( dapat bervariasi antar laboratorium)
Rentang terapeutik selama terapi heparin biasanya 1,5 2,5 kali
nilai normal (bervariasi antar laboratorium)
Deskripsi:
Mendeteksi defisiensi sistem thromboplastin intrinsik (faktor I, II, V, VIII, IX, X,
XI dan XII). Digunakan untuk memantau penggunaan heparin.
Implikasi klinik:

Meningkat pada penyakit von Willebrand, hemofilia, penyakit hati, defisiensi


vitamin K, DIC. Obat yang perlu diwaspadai: heparin, streptokinase,
urokinase, warfarin)

Menurun pada DIC sangat awal, hemorrhagia akut, kanker meluas (kecuali
mengenai hati)
J. Waktu Thrombin (Thrombin Time/TT)
Nilai normal: dalam rentang 3 detik dari nilai kontrol
(nilai kontrol: 16-24 detik), bervariasi antar laboratorium.
Deskripsi: pemeriksaan yang sensitif untuk defisiensi fibrinogen
Implikasi klinik:

Meningkat pada DIC, fibrinolisis, hipofibrinogenemia, multiple mieloma,


uremia, penyakit hati yang parah. Obat yang perlu diwaspadai: heparin, low-
molecular-weight heparin/LMWH, urokinase, streptokinase, asparaginase.
60% kasus DIC menunjukkan TT meningkat. Pemeriksaan TT kurang sensitif
dan spesifik untuk DIC dibandingkan pemeriksaan lain

Menurun pada hiperfibrinogenemia, hematokrit >55%

K. Fibrinogen
Nilai normal : 200 450 mg/dL atau 2,0 4,5 g/L (SI unit)
Nilai kritis : < 50 atau > 700 mg/dL
Deskripsi:
Memeriksa lebih secara mendalam abnormalitas PT, aPTT, dan TT. Menapis
adanya DIC dan fibrinogenolisis.
Implikasi klinik:

Meningkat pada: penyakit inflamasi contoh: arthritis reumatoid, infeksi, infark


miokard akut, stroke, kanker, sindrom nefrotik, kehamilan dan eklampsia

Menurun pada: DIC, penyakit hati, kanker,fibrinolisis primer,


disfibrinogenemia, meningkatnya antitrombin III

L. D - Dimer
Nilai normal: Negatif atau < 0,5 mcg /mL atau < 0,5 mg/L SI
Peningkatan palsu:
Pada kondisi titer reumatoid faktor yang tinggi, adanya tumor marker
(penanda) CA-125, terapi estrogen dan kehamilan normal.
Deskripsi:
Menilai salah satu produk degradasi fibrin. Terdiri dari berbagai ukuran fibrin
terkait silang (cross-linked)
Implikasi klinik:
Meningkat pada DIC, DVT, Emboli paru, gagal hati atau gagal ginjal,
kehamilan trimester akhir, preeklamsia, infark miokard, keganasan, inflamasi,
infeksi parah, pembedahan dan trauma.

3.3. Jenis-Jenis Diet

1. Diet Atkins
Diet Atkins atau low carbohydrate ini diperkenalkan oleh seorang ahli
nutrisi Amerika Serikat Dr. Robert Coleman Atkins, pada 1970 silam.
Pantangannya segala macam karbohidrat dalam bentuk apapun, entah itu roti,
keju, beras merah, kentang maupun mie dan nasi.
Energi penggantinya didapat dari makanan yang kaya protein dan lemak,
seperti daging, ikan, telur dan sebagainya.
Protein dan lemak akan membuat rasa kenyang lebih tahan lama sehingga
pelaku diet tidak mudah lapar. Meski begitu, asupan lemak menjadi berlebihan
sehingga metabolisme tubuh tidak seimbang. Bagi perempuan, lemak yang
berlebih ini umumnya disimpan di perut, paha dan pinggul. Hanya dalam enam
bulan,penurunan bisa mencapai 10 kg.
Keuntungan: Asupan makanan (karbohidrat) yang dipakai akan berkurang
sehingga mampu untuk menurunkan berat badan. Untuk seseorang yang memiliki
penyakit diabetes, diet seperti ini sangat dianjurkan dikarenakan dapat
mengurangi resistensi insulin pada tubuh.
Tetapi efek yang kurang bagus dari diet ini adalah dapat menyebabkan keletihan
pada tubuh dikarenakan karbohidrat yang dikonsumsi oleh tubuh berkurang.
Kelemahan: Diet yang tinggi protein membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk
menyaring zat sisa makanan. Diet yang minim karbohidrat juga menyebabkan
seseorang lesu dan kurang konsentrasi.

2. Zona Diet
Aturan dari diet ini mengatur dengan ketat asupan karbohidrat, protein dan
lemak tak jenuh yang masuk ke tubuh. Komposismnya sekitar 40% - 30% - 30%.
Hasil yang dicapai, dalam seminggu berat badan bisa berkurang hingga 1,5 kg.
Untuk menghitung komposisi menu, Dr. Barry Sears menyediakan layanan
proporsional yang disusun sendiri olehnya.
Keuntungan : Diet ini akan mempercepat penurunan badan jika tujuannya
mengurangi berat badan dan membantu kita memperbaiki pola makan dengan
asupan yang teratur.
Kelemahan: Konsumsi karbohidrat yang hanya 40% tidak cukup bagi individu
yang terbilang aktif. Sehingga akibatnya pelaku diet akan mudah terjangkit lelah.
Selain itu penghitungan komposisinya terbilang rumit, dan tidak semua orang
bisa.

3. Diet Makrobiotik
Diet ini menggunakan metode holistik modern, antara pengaturan
makanan dan ritual meditasi atau olahraga yoga. Pelaku diet ini sangat membatasi
konsumsi produk susu, telur dan semua jenis makanan berlemak. Penggantinya,
kacang-kacangan, gandum, buah, sayuran yang dipadu dengan ikan-ikanan.
Biasanya kecenderungan dari diet makrobiotik ini adalah vegetarian.
Penurunan badannya sekitar 1 kg dalam seminggu.
Keuntungan : Makanan yang dikonsumsi menggunakan biaya yang cukup sedikit
dan mempercepat penurunan berat badan.
Kelemahan: Minimnya jumlah kalsium yang diproduksi dari susu menyebabkan
pelaku diet ini rawan terkena osteoporosis. Selain itu, kalsium diperlukan untuk
membantu mengatur detak jantung, mencegah penggumpalan darah, membantu
transmisi syaraf dsb.

4. The Cabbage Soup Diet


Metode diet ini mewajibkan mengonsumsi sup kubis selama tujuh hari.
Resepnya bisa bervariasi tapi sayur-sayuran jenis kubis, bawang serta tomat harus
ada dalam setiap menu. Nasi boleh dikonsumsi. Diet jenis ini memusuhi semua
produk gula, susu, lemak, dan semua makanan yang digoreng.
Keuntungan : Bahan Bahannya mudah ditemukan dan murah dan mengurangi
konsumsi makanan yang berlebihan. Dan mengurangi pekerjaan memasak yang
repot serta ingin efek diet cepat tampak.
Kelemahan: Tubuh kurang mendapat vitamin dan mineral. Dampaknya pendiet
akan merasa lemas, tidak bergairah, sering diserang mual dan pusing. Jika terus
berlanjut kemungkinan akan bermasalah pada ginjal, bahkan akan terserang
osteoporosis dini.

5. The South Beach Diet


Tahap pertama, pantangan terhadap karbohidrat yang buruk seperti
kentang dan roti. Fase ini dijalani minimal dua minggu sampai satu bulan.
Biasanya berat badan langsung turun antara 5-6 kilogram.
Tahap kedua, penurunan badan dilakukan secara perlahan sekitar 0,5-1
kg/minggu. Pada tahap ini, pangan yang mengandung karbohidrat, seperti biji-
bijian, beras tumbuk atau kacang-kacangan ditingkatkan porsinya. Pantangannya,
roti, kentang, wortel, semangka dan nanas.
Tahap selanjutnya bertujuan menjaga berat badan yang telah dicapai.
Pantangannya hanya menghindari snack. Sedangkan buah-buahan lain, seperti
apel, pir, jeruk dan sebagainya, diperbolehkan.
Keuntungan : Menjaga kadar gula didalam darah dan merupakan cara diet sehat
dengan karbohidrat dan vitamin serta mineral yang ada didalam buah buahan.
Dan membantu kita untuk menghindari Junkfood.
Kelemahan: Diet ini lebih cocok untuk mereka penderita diabetes dan obesitas.
Karena landasan ilmiah yang dipakai adalah konsep indeks glikemik (IG), yaitu
kecepatan pangan menaikkan kadar gula (glukosa) darah, setelah
mengonsumsinya. Makanan yang IG-nya tinggi, mengakibatkan gula darah cepat
naik, sehingga menghasilkan insulin berlebih.

6. Diet Freegan alias Diet Gratisan


Diadaptasi dari diet Vegan atau hanya memakan makanan dari tumbuh-
tumbuhan, penganut diet ini hanya memakan makanan yang tidak membutuhkan
biaya (free) untuk mendapatkannya. Sisa makanan dari orang lain serta tumbuh-
tumbuhan liar merupakan sumber nutrisi utama dalam diet ini.
Kalangan dokter mengatakan, tidak ada sisi negatif dari diet semacam ini
selama tetap memperhatikan kebersihan. Kalaupun ada, hanya kesannya saja yang
menjijikkan.
Keuntungan : Akan sangat menghemat uang karena makanan yang dimakan
dapat ditemukan serta dapat secara instant.
Kelemahan : Banyak penyakit yang bisa ditimbulkan oleh sisa makanan apalagi
rumput yang telah ternoda apa saja. Hal ini bisa saja meningkatkan biaya karena
seandainya terkena penyakit sehingga harus berobat.

7. Diet Fletcherisme
Pada awal tahun 1900-an, Horace Fletcher memperkenalkan metode diet
yang cukup ekstrem. Makanan apapun yang dikonsumsi harus dikunyah 100 kali,
lalu sari-sari yang bercampur dengan air liur ditelan sementara ampasnya
dikeluarkan.
Meskipun memang sangat ekstrem, namun ada dasar ilmiah yang bisa
menjelaskan flethcerisme. Menurut pakar gizi, mengunyah makanan secara
perlahan dapat mencegah makan berlebihan.
Keuntungan : Dengan mengunyah yang banyak, hal itu akan membuat kita
menjadi merasa jenuh untuk makan, sehingga asupan makanan yang masuk akan
berkurang sehingga terjadi proses diet.
Kelemahan : Tanpa ampas makanan, maka sari sari makanan tidak akan
terserap dengan sempurna dan akan membuat lambung menjadi terluka karena
asam lambung yang mencerna lambung kosong, hal ini jelas akan menganggu
proses serta alat pencernaan.

8. Diet bola kapas


Siapa yang butuh makanan ketika dapat kenyang dengan mengonsumsi
bola kapas yang rendah kalori. Itulah yang diungkapkan penggemar diet ini.
Beberapa orang memakannya dalam keadaan kering, tetapi ada juga yang
mencelupnya dalam gelatin sehingga mudah dikonsumsi. Menurut pecinta diet
kapas, perut terasa kenyang dan tubuh tidak gemuk. Kapas memang mengandung
serat tinggi, tetapi itu bukan jenis kebutuhan serat manusia.. Menurut pakar diet
David Edelson, MD, beberapa model dan penari sengaja menelannya untuk
membuat perut terasa penuh sehingga tidak cepat lapar. \
Karena tidak bisa dicerna, maka keberadaan bola kapas di dalam perut
sangat berisiko. Para ahli gizi menyarankan, makanan berserat tinggi seperti sayur
dan buah-buahan sebenarnya dapat memberi efek serupa tanpa efek samping.
Keuntungan : Seperti yang dikatakan diatas, hal ini menguntungkan karena
selain murah dan mudah didapat, kapas merupakan serat yang sulit dicerna
sehingga menunda rasa lapar.
Kerugian : Akan menganggu proses pencernaan dan bisa melukai epitel yang ada
di alat dan saluran pencernaan, terutama lambung.

9. Diet akunpunktur
Praktik akupunktur pada tulang rawan bagian dapat menekan nafsu makan
Anda. Hal itu berdasarkan aurikularis akupunktur, suatu bentuk penyembuhan
terapi Cina, ketika jarum sengaja dipasang di telinga sampai satu minggu. Dengan
cara itu, tubuh akan beradaptasi dan diet lebih efektif.
Para pendukung metode ini mengatakan dengan merangsang titik tekanan
di telinga bisa mengendalikan nafsu makan. Metode penurunan berat badan belum
terbukti efektif, dan dapat menyebabkan berbagai efek samping berbahaya, seperti
infeksi serius.
Keuntungan : Diet ini merupakan metode diet yang bagus karena pengaturan
nafsu makan tanpa harus mengurangi porsi atau tidak mankan sama sekali. Hal ini
juga merupakan teknik mengobati penyakit tubuh.
Kelemahan : Bisa menyebabkan infeksi yang berbahaya dan belum terbukti
bahwa akupuntur bisa mengendalikan nafsu makan.

10. Diet tidur


Tidur dilakukan untuk menekan nafsu makan dan menurunkan berat
badan. Itulah ide di belakang 'The Sleeping Beauty Diet', yang dipopulerkan pada
1960-an. Pengikut diet ini seperti Elvis Presley, menurunkan berat badan dengan
tidur dalam waktu lebih dari 8 jam tiap harinya.
Keuntungan : Selain mengistirahatkan tubuh dan membuat tubuh kembali
menjadi segar, tidur dapat mencegah untuk makan yang belebihan dan menghemat
tenaga.
Kelemahan : Dalam jangka waktu yang panjang, akan membuat lambung dan
proses kerjanya menjadi terganggu serta akan membuat kita menjadi malas untuk
beraktivitas seperti makan.

11. Diet daging mentah


Seorang pengembara benua Arktik, Vilhjalmur Stefansson,
mempromosikan bahwa diet versi ekstrim yang dilakukan suku Atkin cukup
efektif. Setelah tinggal di tundra utara, Stefnsson takjub melihat betapa sehatnya
orang Inuit, yang hidup di Arktik, meskipun makan ikan mentah dan lapisan
lemak ikan paus, tanpa mengonsumsi buah atau sayuran.
Stefnsson begitu tertarik pada diet tersebut dan mengklaim dia telah
melakukannya sendiri dan membuktikan efektivitasnya. Ia lalu memeriksakan diri
ke New York Bellevue Hospital, di mana oleh dokter dipantau kesehatannya
selama beberapa bulan. Setelah observasi, dia dinyatakan sehat.
Keuntungan : Akan mempercepat proses diet dan proses pencernaan karena
makan tanpa dimasak bisa mengurangi waktu.
Kelemahan : Daging yang tanpa dimasak berkemungkinan terdapat kuman dan
bakteri yang akan membuat kita sakit bahkan kematian dan harus tahan terhadap
sesuatu yang mentah yang terlihat menjijikkan.

12. Diet kacamata biru


Pernah memperhatikan bagaimana logo makanan cepat saji menggunakan
warna merah dan kuning dalam logo mereka dan restoran? Mereka mengatakan
kedua warna itu merangsang nafsu makan. Sebaliknya, warna biru bisa digunakan
untuk menekan nafsu makan. Sebuah perusahaan Jepang menggunakan informasi
ini untuk menciptakan sepasang kacamata dengan lensa diet berwarna biru. Cara
ini dianggap bisa mengubah makanan yang tampak menggiurkan, menjadi tidak
menarik, sehingga mengurangi keinginan Anda untuk makan.
Keuntungan : Dengan memakai kacamat saja dapat membantu mengurangi nafsu
makan sehingga ngemil atau makan yang berlebihan akan dapat dihindari. Dengan
begitu kegiatan diet dapat berjalan dengan baik.
Kelemahan : Biasanya teknologi ini biayanya tinggi sehingga mahal, dan akan
membuat kebiasaan jarang makan yang akan membuat proses pencernaan akan
terganggu.

13. Diet Twinkie


Diet twinkie tak menuntut pelakunya untuk menghilangkan kebiasaan
makan junk food ataupun cake. Professor Mark Haub yang menciptakan bentuk
diet ini dengan mengonsumsi "Snack Cake Diet" yang bisa menghilangkan 27 pon
(sekira 12,2 kg) berat badan Anda dalam dua bulan.
Ia ingin membuktikan bahwa jumlah kalori yang Anda konsumsi lebih dari
komposisi gizi makanan sebenarnya. Dengan makan 1.800 kalori sehari, berat
badan tentu bisa turun. Namun, diet ini tidak memberikan serat, vitamin, dan
nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh.
"Diet twinkie sarat dengan gula, lemak jahat, dan tepung putih bermutu
rendah. Diet ini mendatangkan malapetaka pada gula darah dan meningkatkan
peradangan seluruh tubuh Anda," kata Bauer.
"Anda bisa menurunkan berat badan (dengan mengasup lebih sedikit
kalori daripada yang Anda bakar), tetapi Anda akan memberi kerugian besar bagi
tubuh dan kesehatan," tegasnya.
Keuntungan : Dengan satu makanan dapat mengurangi kalori agar bisa diet. Hal
ini akan membuat kita bisa mengurangi makanan yang dihindari dalam diet
dengan memakan Snack Cake Diet.
Kelemahan : Kebutuhan akan serat sangat berkurang karena dalam makanan
tersebut tidak terdapat serat, selain itu hal ini akan menciptakan penyakit lain yang
berbahaya bagi tubuh kita.

14. Diet Prolinn


Pada 1970-an, Roger Linn, MD, merekomendasikan tidak perlu makan
apapun kecuali 'cairan ajaib' yang disebut Prolinn. Prolinn terdiri dari tanduk
hewan tanah, kuku, kulit, urat, tulang dan bagian lainnya yang diberikan rasa
buatan, warna dan enzim, agar menjadi cair. Minuman ini mengandung 400 kalori
dan tanpa gizi. Diet ini memang bisa bikin tubuh langsing dengan cepat, tapi
setidaknya 58 orang yang mencoba diet ini, terkena penyakit jantung.
Keuntungan : Akan sangat cepat menurunkan berat badan dan melangsingkan
badan sehingga kegiatan diet menjadi efisien.
Kelemahan : Efek sampingnya seperti penyakit jantung dan penyakit yang lain
karena bahan bahan penyusun merupakan bahan yang menjadi tempat tinggal
bakteri.

15. Puasa berdalih diet


Skinny Vegan Diet, Hollywood Diet, dan Master Cleanse, contoh pola diet
yang berpantang makan yang mengandung kalori. Sebenarnya, berpuasa adalah
tradisi spiritual dan budaya yang sudah dijalankan selama berabad-abad. Hanya
saja, puasa dengan tujuan penurunan berat badan malah bisa berakibat
kontraproduktif.
Ketika mengonsumsi sedikit kalori, tubuh akan berpikir bahwa Anda
sedang lapar, sehingga menyesuaikan ritme metabolismenya. Sayangnya, pada
saat Anda kembali makan secara normal, metabolisme tubuh tidak menyesuaikan
diri lagi. Ditambah lagi berat badan yang turun ketika puasa adalah kombinasi dari
lemak, cairan, dan otot. Tetapi, ketika berat badan naik lagi, itu biasanya
disebabkan bertambahnya jumlah lemak.
Keuntungan : Akan membatasi asupan makanan sehingga membantu proses diet
dengan berpuasa. Hal ini juga menjaga kesehatan.
Kelemahan : Pola makanan menjadi tidak teratur, ini akan membuat proses
pencernaan terganggu dan asupan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh tidak
maksimal, ini akan menyebabkan tubuh kekurangan energi.

16. Diet detoks


Banyak pakar menyarankan untuk mewaspadai jenis diet detoks macam
Master Cleanse Diet dan The Martha Vineyard Diet Detox. Pokoknya, segala
jenis diet dengan cara membersihkan organ dalam tubuh, ujar Pamela Peeke,
MD, ketua koresponden di bidang medis untuk Discovery Health Channel.
Menurut Peeke, segala upaya membersihkan kotoran dari dalam tubuh ini
sebenarnya tidak kita perlukan dan kurang dapat dipertanggungjawabkan secara
klinis.
Tubuh sebenarnya telah dilengkapi dengan perangkat pembersih yang
berperan menyingkirkan racun. Jadi, Anda tak perlu lagi melakukan usaha
pembersihan ekstra. Kalaupun diet ini mendatangkan hasil pada awalnya, bisa jadi
karena Anda mengurangi porsi makanan berkalori tinggi dan menggantikannya
dengan sayur serta buah-buahan.
Keuntungan : Merupakan jalan pintas untuk menguras materi yang tidak berguna
bagi tubuh dan badan akan terlihat lebih baik.
Kelemahan : Cara ini memiliki biaya yang mahal serta kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara klinis, karena tubuh punya fungsi detoks
tersendiri.
17. Diet selektif
Ini adalah jenis diet yang hanya memberikan lampu hijau kepada jenis
makanan yang terbatas, serta sama sekali melarang satu kelompok makanan
tertentu -biasanya jenis makanan berlemak dan bercita rasa manis. Hati-hati
terhadap jenis diet seperti ini. Pasalnya, sebenarnya kita membutuhkan banyak
jenis zat gizi yang bisa diperoleh dengan cara mengkonsumsi jenis makanan yang
bervariasi, ujar pakar nutrisi sekaligus juru bicara ADA (American Diet
Association), Andrea Giancoli, MPH, RD.
Kata David Katz, MD, penulis buku The Flavor Point Diet serta staf
pengajar di Fakultas Kedokteran Harvard University, jenis diet ini tidak bisa
dilakukan dalam jangka panjang. Memang benar berat badan Anda bisa susut
dengan hanya makan sup kubis. Tetapi, berapa lama Anda tahan hanya makan satu
jenis makanan saja setiap hari? Cepat atau lambat, Anda akan bosan dan kembali
mencari makanan favorit. Akibatnya, berat badan akan kembali melambung, ujar
Katz.
Keuntungan : Hanya terfokus pada satu makanan sehingga biaya yang
dikeluarkan murah dan sesuai dengan kebutuhan diet.
Kekurangan : Kejenuhan akan membuat kita berusaha untuk menghentikan
proses diet ini dan asupan gizi untuk tubuh sangat kurang dan tidak lengkap.

18. Diet normal


Diet normal atau diet yang seimbang terdiri dari semua elemen makanan
yang diperlukan agar tubuh tetap sehat. Seseorang membutuhkan mineral, protein,
vitamin, dan lemak untuk membangun dan memelihara sel tubuh dan mengatur
fungsi tubuh. Protein, lemak, dan karbohidrat bermanfaat untuk menghasilkan
tenaga dan panas. Dalam makanan seringkali kekurangan mineral kalsium dan
besi. Elemen elemen makanan seringkali dikonsumsi dalam jumlah yang sangat
kurang dari yang disarankan termasuk vitamin A, C, dan Vitamin B. Makanan
yang kekurangan elemen-elemen diatas dapat mengakibatkan timbulnya penyakit
tertentu. Misalnya kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan penyakit gusi
berdarah, Kekurangan vitamin B-12 dapat mengakibatkan anemia.
Keuntungan : Bisa diet secara aman karena dalam diet ini asupan gizi untuk
tubuh seimbang.
Kelemahan : Jika salah satu saja terdapat kekurangan elemen, maka akan
langsung ada akibatnya.

19. Hollywood Diet


Hollywood diet adalah 24 jam dengan meminum jus buah tanpa makanan.
Pada dasarnya diet seperti ini akan cepat kurus namun hanya sementara. Anda
tidak akan mendapatkan protein atau zat besi yang diperlukan tubuh.
Keuntungan : Dengan meminum jus buah akan mengenyangkan perut sehingga
mengurangi aktivitas makan, karena serat yang ada didalam buah tersebut.
Kelemahan : Asupan yang diperlukan tubuh tidak lengkap sehingga kesehatan
tubuh akan terganggu dan hal ini akan membuat cepat kurus untuk sementara.

20. Starvation Diet


Diet sampai kelaparan adalah diet terburuk untuk dijalankan. Tidak makan
sampai merasa sangat lapar sangat tidak baik. Mungkin pada awalnya Anda
kehilangan banyak berat badan tetapi penurunan berat badan secara drastis tidak
baik untuk tubuh. Anda akan kekurangan gizi yang diperlukan dan ini akan
menyebabkan kelelahan, kurangnya dorongan seks dan hormon, tidak bisa tidur,
hilang konsentrasi,gelisah dan sampai deoresi. Anda akan kehilangan jaringan
organ dan otot, dan merasa kedinginan .
Keuntungan : Mendapat penurunan berat tubuh secara drastis dan cepat. Ini
meningkatkan efisiensi diet.
Kelemahan : Akan menyebabkan kelelahan gangguan tubuh terutama pada alat
(lambung) dan proses pencernaan.

21. Low Carbohydrate Diet


Tujuan dari diet rendah karbohidrat adalah memaksa tubuh untuk
menggunakan lemak sendiri sebagai sumber energi utama. Hal ini menghasilkan
sesuatu yang disebut keton tubuh untuk bahan bakar bagian-bagian tubuh yang
tidak dapat menggunakan lemak sebagai sumber energi, seperti otak dan sel-sel
darah merah. Hal ini menempatkan Anda dalam keadaan ketosis yaitu
mengakibatkan bau napas dan efek samping seperti kelelahan dan mual.
Keuntungan : Membakar lemak lemak tubuh yang tidak diperlukan sehingga
menunjang proses diet, dan menguruskan badan.
Kelemahan : Jika dilakukan terus menerus akan menyebabkan penyakit dan
gangguan kesehatan tubuh, efek sampingnya membawa ke keadaan ketosis seperti
kelelahan dan mual.

Pendapat dari kelompok kami : Cara diet yang terbaik ialah dengan cara Diet
Normal karena jenis diet ini menjaga keseimbangan asupan gizi didalam
tubuh disamping menjalankan program penurunan atau diet. Diet berjalan ,
kesehatan tetap terjaga.

3.4. Diit Penyakit Menular dan Tidak Menular


Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia terus meningkat dan
semakin mengkhawatirkan. Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya karena terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat khususnya pola
makan yang tidak sehat. Untuk menekan morbiditas dan mortalitas PTM tersebut,
perlu dilakukan modifikasi faktor risiko, salah satunya pola makan yang sehat dan
seimbang.
Modifikasi dengan mengatur pola makan yang sehat harus dilakukan sejak
dini mulai dari bayi sampai dewasa. Melalui pengaturan pola makan yang sehat,
maka salah satu faktor risiko PTM dapat dihindari. Bagi yang telah mengidap
PTM, maka Anda perlu lebih berhati-hati dan mengikuti rambu pola makan yang
sesuai dengan kondisi Anda. Berikut ini kami paparkan berbagai diet dan pola
makan yang sesuai bagi pengidap PTM.

1) Diet Bagi Pengidap Kegemukan (Obesitas)


Pengidap obesitas sangat disarankan untuk menurunkan berat badan dengan
mengurangi makanan yang tinggi kalori seperti lemak, gula, tepung-tepungan dan
bahan sejenis lainnya. Disarankan untuk mengikuti diet sebagai berikut:
Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang
Kurangi makanan sumber energi tinggi
Kurangi makanan yang berminyak, berlemak, atau bersantan
Kurangi konsumsi gula atau makanan yang manis
Makan banyak sayuran dan buah-buahan
Hindari minuman beralkohol, karena merupakan sumber kalori dan
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.

2) Diet Pada Hipertensi


Tujuan pengaturan makanan pada hipertensi adalah untuk menurunkan atau
mempertahankan tekanan darah sehingga mencapai batas normal,
mencegah/menghilangkan penimbunan garam.
Cara pengaturan makanan:
1. Batasi makanan sumber natrium (garam)
Garam natrium secara alami terdapat dalam bahan makanan hewani dan nabati.
Selain itu juga merupakan bahan yang ditambahkan pada masakan seperti
margarin, garam dapur, soda kue, pengawet daging (sendawa), pengawet buah,
bumbu mie instan, petis, tauco, vetsin dan kecap.
2. Batasi makanan yang asin atau diawetkan dengan garam
Semua makanan yang telah diolah seperti biskuit, krekers, kue bolu, kue lain yang
dimasak dengan garam dapur dan margarin, dendeng, abon, kornet, ikan asin, ikan
pindang, sarden, udang kering, telur asin, keju, selai kacang tanah, sayuran dalam
kaleng atau yang diawetkan.
3. Bahan makanan yang dibolehkan
Bahan makanan segar seperti beras, ubi, mie, maizena, hunkwee, terigu, gula
pasir. Kacang-kacangan dan hasil olahannya misalnya kacang hijau, kacang
merah, kacang kolo, tempe, tahu tawar, oncom, minyak goreng, margarin tanpa
garam, sayuran dan buah-buahan segar.
4. Cukup makan sayuran dan buah-buahan
Cara memasak yang dianjurkan:
1. Dalam menumis atau memasak sebaiknya menggunakan mentega atau
margarin yang tidak mengandung natrium (garam). Untuk memperbaiki rasa
masakan yang tawar dapat digunakan bumbu-bumbu seperti bawang merah,
bawang putih, gula, cuka, kunyit, daun salam, dan asam.
2. Menggoreng, menumis, pepes, kukus atau memanggang dapat
meninggikan/menambah rasa masakan sehingga tidak terasa tawar.

3) Diet Pada Diabetes Melitus


Tujuan diet pada penyakit diabetes melitus adalah untuk mempertahankan kadar
gula darah sampai batas normal. Pengaturan makanan adalah suatu komponen
utama dalam pengobatan penyakit diabetes melitus, dengan penurunan berat
badan sangat membantu kerja insulin
Cara pengaturan makanan:
1. Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan dan aktifitas
2. Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti: nasi, lontong, roti, ketan,
jagung, kentang dll. Dikurangi jumlahnya dari kebiasaan sehari-hari.
3. Hindari penggunaan sumber karbohidrat sederhana/mudah diserap seperti
gula pasir, gula jawa, sirup, selai, manisan, buah-buahan, susu kental manis,
minuman ringan botol, dodol, es krim, kue-kue manis, bolu, tarcis, abon,
dendeng dan sarden.
4. Bahan makanan yang diperbolehkan:
Lauk hewani dan nabati dalam jumlah yang cukup sesuai yang dianjurkan
Aneka ragam sayuran untuk memberikan rasa kenyang dengan kandungan
serat tinggi
Buah-buahan dalam jumlah cukup
Minyak dan garam dalam jumlah yang tidak berlebihan
5. Jumlah makanan yang dimakan dalam satu hari dibagi dan diatur dengan baik
terutama bagi penderita yang menggunakan obat dan suntikan insulin.

4) Diet Pada Penyakit Jantung Koroner


Tujuan pengaturan makanan pada pengidap penyakit jantung koroner adalah
untuk:
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung
2. Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk
3. Mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air.
Cara pengaturan makanan:
1. Batasi penggunaan garam bila ada hipertensi
2. Bagi yang terlalu gemuk, jumlah makanan pokok sebagai sumber
karbohidrat dikurangi contohnya: beras, roti, mie, kentang, bihun, biskuit,
tepung-tepungan, gula, dsb.
3. Bahan makanan yang berlemak sebaiknya dibatasi, pilihlah daging tanpa
lemak atau ikan segar, ayam, dll.
4. Hindari sayuran yang mengandung gas, seperti kol, lobak, nangka muda,
dsb.
5. Semua buah boleh dimakan kecuali nangka masak, durian, alpukat,
diberikan dalam jumlah terbatas
6. Makanan sebaiknya dipilih yang mudah dicerna dan tidak merangsang
7. Dalam memasak sebaiknya tidak menggunakan cabe dan bumbu yang
merangsang
8. Usahakan untuk mengurangi makanan gorengan dan yang dimasak dengan
santan kental
9. Dianjurkan untuk tidak minum kopi atau alkohol.

5) Diit Penyakit TB Paru


Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna memperbaiki dan
mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki status gizi
agar penderita dapat melakukan aktifitas normal.
Terapi Diet untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru adalah:
a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat
badan normal.
b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak meningkatkan kadar
albumin serum yang rendah (75-100 gr).
c. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.
d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.
Macam diit untuk penyakit TBC:
a. Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1)
Energi: 2600 kkal, protein 100 gr (2/kg BB).
b. Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II)
Energi 3000 kkal, protein 125 gr (2,5 gr/kg BB)
NB : Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi makro dapat disesuaikan dengan
kondisi tubuh penderita (BB dan TB) dan Penderita dapat diberikan salah satu dari
dua macam diit Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit
penderita.
Dapat dilihat dibawah ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
pada penderita tuberculosis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Nilai Kadar Normal Zat Gizi Dalam Darah. Jakarta
Depkes RI. 1999. Pemeriksaan Gula Darah. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2005. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Untuk Penyakit
Diabetes Mellitus. Jakarta.
Soegondo S. Diagnosis dan Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam
Soegondo S dkk (eds), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu.
Penerbit FKUI. Jakarta. 2005

Laman Internet (Web)


- http://id.wikipedia.org/wiki/Kolesterol
- http://informasitips.com/kolesterol-dalam-tubuh-manusia
- http://majalahkesehatan.com/arti-hasil-tes-kolesterol-darah-anda/
- http://ms.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20481/4/Chapter
%20II.pdf
- http://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com
- http://www.medistra.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=106
- http://www.facebook.com/notes/infomedilink/hati-tes-fungsi-hati-
langkah-awal-menentukan-kesehatan-hati/175686025815679
- http://doktersehat.com/seputar-gagal-ginjal-kronis/#ixzz1ZELHspNW
- http://www.landasanteori.com/2017/04/makalah-kadar-gula-darah-normal-
rendah.html
- https://www.medicalogy.com/blog/a-z-mengenai-lipid-profile-
normalkah-kadar-anda/

Anda mungkin juga menyukai