Pencemaran Nama Baik di Jejaring Sosial

Permisi mohon penjelasannya, saya ingin menanyakan posisi kasus hukum yang saya alami, Kasus
ini menimpa saya. Berawal dari interaksi di Facebook, saya memasang foto yang kemudian di
komentari oleh salah seorang teman saya, yang kemudian dikomentari oleh salah orang teman
lainnya yang intinya mengomentari berisi kelakuan buruk mengenai saya dan menghina saya dan
suami saya. Komentar menjadi ricuh dan menimbulkan selisih paham antara saya dengan suami,
dikarenakan suami saya tidak terima dan berdasarkan screenshot bukti komentar yang diposting
tersebut saya dan suami hendak mengadukan kepada polisi dengan tuduhan pencemaran nama
baik.
Pertanyaan saya:
1.Apakah status yang menghina/mencaci saya di Facebook menurut hukumnya dapat saya
perkarakan?
2.Jika ingin melaporkan kepada Polisi kejadian tersebut tergolong sebagai pencemaran
nama baik atau perbuatan tidak menyenangkan?
Terima kasih.
JAWABAN.
Pada dasarnya untuk tindak pidana penghinaan dan pencemaran nama baik hanya diatur dalam
KUHPidana, yaitu diatur dalam pasal 310 Jo. 311 KUHPidana.
Pasal 310 KUH Pidana
(1)Barangsiapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik seseorang dengan jalan
menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya
tuduhan itu, dihukum karena menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,-
Dimana kedua pasal tersebut mengatur mengenai sanksi pidana bagi setiap orang yang melakukan
pencemaran nama baik kepada seseorang di depan umum baik secara lisan dan tertulis. Sanksi
kedua pasal tersebut variatif tergantung dari apakah yang telah dilakukan secara lisan atau tertulis,
seperti contoh di dalam Pasal 310 ayat (1) KUHP, mengatur sanksi pidana paling lama 9 bulan
penjara jika dilakukan tidak secara tertulis, sebaliknya dalam ayat (2) diatur mengenai pemberatan
sanksi pidana paling lama 1 tahun 4 bulan jika dilakukan secara tertulis. Kedua pasal KUHP
tersebut masih berlaku sampai dengan saat ini.
Mengenai
kriteria
Pasal-pasal
tersebut
harus
Unsur-Unsur Objektif:
1.Barangsiapa;
2.Menyerang kehormatan atau nama baik seseorang;
3.Dengan menuduhkan suatu hal.

memenuhi

unsur

berikut:

Unsur Subjektif:
1.Dengan maksud yang nyata (kenlijk doel) supaya tuduhan itu diketahui umum
(ruchtbaarheid te geven);
2.Dengan sengaja (opzettelijk);
Jika melihat duduk perkara kasus yang saudara ceritakan di atas, maka unsur-unsur tindak pidana
pencemaran nama baik atau penghinaan yaitu:
1.Menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal;
2.Adanya kesengajaan;
3.Adanya kerugian dari korban;
4.Secara lisan atau tertulis;
5.Maksud untuk diketahui umum;
telah terpenuhi semua.
Namun lebih lanjutnya berkaitan dengan kasus Saudara, dengan telah dikeluarkannya UU No. 11
tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE). Dimana dalam pasal 27 jo pasal 45
UU ITE mengatur secara khusus tentang tindak pidana penghinaan dan pencemaran nama baik yang
berbunyi sbb:
Pasal 27 ayat (3)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikandan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang
bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik
Pasal 45 UU ITE
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat
(2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana denganpidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Di lain hal mengingat kejadian terjadi di Facebook, terlepas dari konteks penggunaan situs jejaring
sosial tersebut untuk berinteraksi, memperoleh hiburan dan kesenangan, namun dapat dipastikan
bahwa apabila seseorang melakukan status update, memposting comment, menulis di dinding (wall)
orang lain, membuat group, menulis note, atau, memposting tautan (link) baik berupa
tulisan,gambar, video yang memiliki bermuatan adanya unsur penghinaan dan/atau pencemaran
nama baik dapat dijerat dengan sanksi pidana pasal 27 ayat (3) ITE tersebut.
Semoga membantu.
Admin.