Anda di halaman 1dari 3

A.

Kerajaan Indragiri
Kerajaan keritang mungkin masih terdengar asing di telinga, namun kerajaan keritang
merupakan sebuah kerajaan di Riau, tepatnya di kabupaten Indragiri hilir sekarang ini. Kerajaan
keritang pusatnya di pecan tua di hilir rengat. Wilayahnya meliputi di hilir dari pesikaian-cerenti
sampai kuala Indragiri dan batang gangsal, kecamatan reteh di Indragiri hilir. Kemudian
kerintang berlanjut dengan Indragiri, dari pengandalan diri yaitu sungai kecil anak sungai
Indragiri di pekan tua, di hilir kuala cinaku. Wilayahnya meliputi baturijal, peranap, pekan heran,
rengat, kuala cinaku, air molek, pasir ringgit, lirik, ukui, siberida, belilas, pontianai, negerinegeri talang, yaitu talang lakat, jerinjing, talang kedadu, sungai akar dan sebagainya, yaitu
hunian suku talang mamak.
Nama Keritang berasal dari kata akar itang. Itang adalah sebangsa tumbuh-tumbuhan yang
banyak terdapat disepanjang sungai gangsal. Akar-akar dari tumbuhan itu begitu banyak
ditebing-tebing sungai sehingga menyulitkan bagi perjalanan, dari kata-kata akar itang
terbentuklah

karitang,

yang

lama-lama

kelamaan

kebiasaan

orang

melayu

suka

mempermudahkan suatu ucapan kata tersebut menjadi karitang dan akhirnya menjadi keritang.
Dalam Negarakertagam, keritang disebut sebagai daerah yang takluk kepada majapahit bersama
dengan kerajaan kandis, keritang bukan hanya kampung, tetapi sudah merupakan suatu kerajaan
cukup besar dan berarti bagi majapahit yang demikian besar kekuasaannya.
Mengenai masa hidup kerajaan keritang ini dapat diperkirakan semasa datang kerajaan
kuantan, kapan lenyap nya kerajaan keritang ini tidak dapat dipastikan, tapi ada beberapa
petunjuk yang mengarah ke kerajaan keritang yang disebabkan kehilangan raja pemangku tahta.
Raja di tawan oleh kerajaan Melaka, raja Merlang yang akhirnya meninggal di dalam
pengasingan ketika dalam penawanan. Raja Merlang dikawinkan dengan puteri sultan Mansyur
syah memounyai keturunan. Dari rahim isterinya lahir seorang putra mahkota kerajaan keritang.
Narasinga nama putera mahkota itu, kelak akan dijemput untuk diminta memerintah kembali
kerajaan keritang, karena sudah lama kerajaan seperti tidak bertuan. Ketika rakyat Indragiri tidak
mempunyai raja, maka datuk patih meminta kepada Narasinga, sang putera mahkota yang masih
menetap di Melaka untuk pulang ke keritang untuk memerintah kerajaan yang tidak memiliki
raja. Kerajaan keritang dibawah kekuasaan Sriwijaya hampir semua wilayah yang ada
dikepulauan sumatera berada didalam kekuasaanya.

Menurut marwati (1992) dari keterangan prasasti yang ditemukan di telaga baru, Sriwijaya
memperluas wilayah kekuasaanya mulai daerah melayu di sekitar jambi sekarang sampai
kepulau Bangka dan daerah lampung selatan, serta berusaha menaklukkan pulau jawa yang
menjadi saingannya dalam bidang pelayaran dan perdagangan dengan luar nusantara.
Penaklukkan pulau Bangka diduga erat dengan hubungannya dengan penguasaan perdagangan
dan pelayaran internasional di selat melaka. Selain letaknya strategis, pulau Bangka pada masa
sriwijaya menurut obdeyn (Marwati, 1992) masih menjadi satu dengan semenanjung tanah
melayu termasuk di dalamnya kepulauan riau dan lingga. Sehingga dengan demikian, kuat sekali
untuk menghubungkan bahwa kerajaan keritang juga berada dalam kuasa sriwijaya. Sebab
daerah yang menjadi perbatasankerajaan keritang, daerah jambi dan semenanjung melayu berada
dalam wilayah kekuasaan sriwijaya.
Kerajaan keritang dibawah kekuasaan sriwijaya pada akhir abad 13, diperkirakan mulai lepas
dari pengaruh kerajaan maritim itu. Pada abad tersebut kerajaan sriwijaya makin memudar, ini
menjadi keberuntungan bagi kerajaan-kerajaan kecil yang selama ini tunduk pada kekuasaan
sriwijaya. Kerajaan-kerajaan kecil satu persatu mulai melepaskan diri dari pemerintahan
sriwijaya karena tidak mungkin lagi bagi sriwijaya untuk bisa kembali menguasai dan
memaksakan keinginan nya karena persoalan dalam negri tidak dapt teratasi lagi dan semakin
banyak serangan dari kuar yang harus dihadapi. Sehingga secara perlahan nama sriwijaya
semakin hilang dari peredaran Bandar dagang yang semula ramai dikunjungi. Berangsur-angsur
sepi dan ditinggalkan pedagang. Sebab sumber-sumber komoditi yang diperjual belikan semakin
menipis dan kuantitasnya tidak memenuhi permintaan dagang lagi. Berakhirnya kerajaan
sriwijaya tidak hanya disebabkan kondisi dari dalam tapi adanya serangang dari kerajaan
majapahit. Sementara semakin derasnya gelombang penyebaran agama islan di nusantara
disinyalir sebagai penyebab eksternal runtuhnya kerajaan maritime sriwijaya.
Marcopola dalam perjalanannya dari cina pada 1292 M tidak menyebut-nyebut nama
sriwijaya lagi. Hal itu menunjukkan sriwijaya sudah terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil.
Dan salah satu diantaranya adalah kerajaan keritang. Selanjutnya keritang menjadi kerajaan yang
berdiri sendiri. Kedaulatan itu tidak berlangsung lama, karena kerajaan itu ditaklukkan oleh
kerajaan majapahit yang menganut agam hindu. Kerajaan keritang di bawah kekuasaan
majapahit.

Awal berdiri kerajaan keritang (Indragiri) raja pertamanya adalah Raja Kecik Mambang yang
memerintah kurang lebh 1298-1337 (T.Arief, tt :39). Dalam perjalanan sejarah kerajaan keritang
dari tahun 1298-1337 masih tetap merdeka dan berdaulat. berita dalam Negara kertagama
menyebutkan majapahit sampai tahun 1331 M wilayah kekuasaan baru daerah jawa timur dan
jawa tengah. Daerah-daerah diluar dari keduanya belum lagi masuk kedalam wilayah kekuasaaan
majapahit (Muhammad yamin, 1960). Selama berdaulat itu tidak ditemukan sumber tertulis yang
dapat mengungkapkan kembali sejarah kerajaan keritang.
Majapahit menguasai daerah luar pulau jawa diperkirakan sesudah tahun 133, tapi tidak
dapat dipastikan tahun yang tepat mulai masuknya daerah-daerah di pulau jawa timur dan jawa
tengah. Mpu prapanca dalam negarakertagama menuliskan beberapa kerajaan yang termasuk
dalam kekuasaan majapahit sebagai berikut : isi syair dalam kertagama itu diterjemahkan
Muhammad yamin sehingga mempunyai pengertian seluruh pulau sumatera (melayu) telah
menjadi daerah dibawah kekuasaan majapahit yang meliputi lampung, Palembang, jambi,
keritang (Indragiri), muara tebo, sijunjung, kandis, kahwas, haru, mandahiling, tamiang, perlak
(aceh) barat, lamuri (aceh tiga segi), bantan dan barus (Muhammad yamin, 1960). Kedudukan
keritang dalam syair 13 itu setara dengan kerajaan jambi, kerajaan damasraya, kerajaan minag
kabau dan kerajaan lainnya, yang merupakan bukti bahwa kerajaan keritang ini berada dalam
uraian Muhammad yamin terletak sesudah menyebut nama keritang yang ada dalam tanda
kurung. Dalam atlas sejarah, nama keritang terletak di wilayah Indragiri atau antar Kampar
diutara dan jambi di selatan (Muhammad yamin, 1965).
Sebagai suatu kerajaan, keritang memiliki bebrapa prang raja yang memerintah selama
kurang lebih 213 tahun (1298-1337). Raja-raja tersebut adalah raja kecik Mambang disebut juga
gelar raja merlang I (1298-1337), raja Iskandar atau nara singa (1337-1400), raja Merlang II
(1400-1437), dan raja narasinga pada masa pemerintahan kerajaan Merlang II, kerajaan keritang
menjadi jajahan Melaka.

Anda mungkin juga menyukai