Anda di halaman 1dari 13

PERILAKU DINAMIKA TANGKI BERPENGADUK

PERCOBAAN 1 : EFEK PERUBAHAN INPUT SECARA


BERTAHAP (DS 1)

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat diharapkan :
- Mengetahui perilaku dinamis dari tangki berpengaduk yang disusun
secara seri.
- Menentukan respon konsentrasi tangki bersusun seri terhadap
perubahan konsentrasi di tangki pertama.
- Menggambarkan kurva respon konsentrasi tangki bersusun.
II. Alat dan Bahan
A. Alat yang digunakan :
- 1 set tangki berpengaduk bersusun seri
- 1 set konduktometer
- Stopwatch
- Gelas kimia
- Labu takar 1000ml
- Spatula
- Pengaduk
- botol aquadest
- Gelas Ukur
- Kaca Arloji
B. Bahan yang Digunakan
- KCl 0,025 M dalam 3 L
- KCl 0,1 M dalam 100 ml (untuk kalibrasi)
- Aquadest
III. Dasar Teori
Tangki berpengaduk adalah alat simulasi pengendalian yang bertujuan
menjelaskan simulasi prilaku dari suatu sistem pengendali untuk tangki-tangki
berpengaduk yang disusun secara seri.
Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam
penggunaanya adalah :

1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk selinder


dan bagian bawahnya cekung.
2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :
- Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam
tangki.
- Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali
suhu.
- Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
- Tutup tangki.
4. Pengaduk, biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa berbentuk
selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana ini mungkin
terbuka saja keudara atau dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak
sudut-sudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat cair
biasanya hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki dipasang
impeller pada ujung poros yang menggantung artinya poros itu ditumpu dari atas.
Poros tersebut digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan
langsung dengan poros itu.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud tergantung dari tujuan
langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan dari pengadukan antara lain :
1) Untuk mencampur dua macam zat cair yang mampu campur.
2) Melarutkan padatan seperti garam dan air.
3) Untuk mendispersikan gas dalam zat cair yang menjadi gelembunggelembung halus dalam suspensi agar suatu mikroorganisme untuk
fermentasi atau untuk proses kerja Lumpur dalam proses pengolahan
limbah.
4) Untuk suspensasi padatan halus dalam zat cair seperti dalam
hidrogenesasi katalik, dimana gas-gas hydrogen didispersikan melalui
zat cair dimana terdapat partikel-pertikel katalis padat dalam keadaan
suspensi di dalam bejana hidrogenasi.

5) Pengadukan fluida mempercepat proses perpindahan panas antara zat


cair dengan kumparan atau mantel kalor dalam dinding bejana, dimana
kalor reaksi diangkut melaui kumparan atau mantel.
Tangki ini termasuk sistem tangki kontinyu untuk reaksireaksi sederhana.
Berbeda dengan sistem operasi batch di mana selama reaksi berlangsung tidak ada
aliran yang masuk atau meningggalkan sistem secara berkesinambungan, maka di
dalam tangki alir (kontinyu), baik umpam maupun produk akan mengalir secara
terus menerus. Sistem seperti ini memungkinkan kita untuk bekerja pada suatu
keadaan dimana operasi berjalan secara keseluruhan daripada sistem berada dalam
kondisi stasioner. Ini berarti bahwa baik aliran yang masuk, aliran keluar maupun
kondisi operasi reaksi di dalam tangki tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian
waktu reaksi tidak lagi sama dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi ekivalen
dengan lamanya reaktan berada di dalam tangki. Penyataan terakhir ini biasa
disebut waktu tinggal campuran di dalam tangki, yang besarnya ditentukan oleh
laju alir campuran yang lewat serta volume tangki di mana reaksi berlangsung.
Tangki tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangki
tangki ini dipasang vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada
masing-masing tangki dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh suatu keadaan
di mana komposisi campuran di dalam tangki benar-benar seragam. Tangki tangki
ini biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk reaksi heterogen
cair padat atau reaksi homogen cair- cair dan sebagainya.
Tiga buah tangki berpengaduk yang disusun secara seri mempunyi respon
berbentuk kurva eksponensial untuk tanki pertama : tempat terjadi perubahan
input, dan kurva sigmoidal (bentuk huruf S) untuk dua tangki berikutnya.
Perbedaan bentuk kurva diakibatkan oleh transfer lag; kelembapan akibat
perpindahan, yang pada akhirnya akan mencapai konstan pada titik yang sama.
A adalah konsentrasi dalam tangki pertama setelah terjadinya perubahan
input (konsentrasi) yang diukur menggunakan alat konduktometer, sedangkan E

adalah konsentrasi awal (konduktivitas awal) dan t adalah waktu konstan atau
time constant, yang besarnya 2/3 dari total perubahan mencapai konstan (63,2%) .
A = E (1 -

) dapat disederhanakan menjadi dA/dT = (E/T)

A = 0,6321 E
Dikarenakan kelambatan ini, maka suatu perubahan terhadap input akan
kembali stabil setelah waktu konstan, dengan menghitung waktu konstan maka
dapat diperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu perubahan untuk mencapai
stabil suatu keadaan konstan atau stabil sehingga pengaturan dapat sebelum
perubahan tersebut disarankan oleh suatu proses atau system.
Dinamika Reaktor Tangki
Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu reaksi kimia untuk
mengubah suatu bahan menjadi bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis
lebih tinggi. Continuous Stirred-Tank Reactor (CSTR) merupakan suatu tangki
reaktor yang digunakan untuk mencampur dua atau lebih bahan kimia dalam
bentuk cairan denganmenggunakan pengaduk (mixer). Pada Continuous StirredTank Reactor

terdapat heater yang akan menghasilkan panasuntuk mengatur

temperatur cairan pada harga tertentu. Gambar fisik Continuous StirredTank Reactor dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Reaktor CSTR bekerja secara kontinyu, dengan laju massa umpan sama
besar denganlaju massa keluar dari tangki. Umpan dengan konsentrasi tetap
mengalir secara kontinyudapat dipandang sebagai umpan dengan pola step.
Mekanisme Kerja Reaktor Tangki Berpengaduk
Pada reaktor ini proses berlangsung secara kontinue. Terjadinya
pengadukan merupakan hal yang paling penting dalam reaktor ini, karena
dengan pengadukan menyebabkan reaksi menjadi homogen sehingga terdapat
umpan masuk dan terbentuk produk yang keluar selama proses berlangsung.

IV. Langkah Kerja


A. Kalibrasi Konduktometer
1. Memasang sek konduktivitas pada socket cond cell dengan socket
2.
3.
4.

berwarna hitam
Memasang resistance termometer pt-100 pada socket warna merah.
Menghidupkan alat konduktometer
Mengecek harga kanstanta cell npada elektroda immension cell,

5.

memasukan harga 1,00 pada cell const dan menekan tombol xl


Memasukkan harga temperature pada temp dengan menekan
tombol temp

6.

Memasukkan harga keef temp, untuk larutan KCl 2,00 sedangkan


untuk yang lain, dapat melihat pada tabel, jika tidak dalam tabel

7.
8.

memasukan harga 2
Menggunakan frekuensi 2KHz (tombol tidak ditekan)
Mengisi gelas kimia 100 ml KCl 0,1 N dan memasukkan elektroda

9.

kedalamnya.
Mengatur temperature larutan KCl sesuai dengan tabel atau menekan

tombol temp
10. Memasukkan harga K pada suhu larutan untuk menghitung konstanta
cell (K)
K = K pada tabel temp t/m pengukuran
11. Kalibrasi telah selesai dan mencetak harga konduktivitas larutan KCl
0,1N
B. Perlakuan pada tangki
1. Mempersiapkan air aquadest dalam tangki penampungan dibelakang
2.

alat.
Mengisi ke 3 tangki berpengaduk dibagian depan dengan larutan

3.

KCl 0,03 M.
Menghidupkan pengaduk dan atur laju pengadukan dengan
kecepatan medium. Ukur konduktivitas ke 3 tangki di depan,
pastikan nilai konduktivitas harus sama (mematikan pengaduk saat

4.

melakukan pengukuran konduktivitas)


Menghidupkan pompa dan mengalirakan aquadest dari tangki
penampungan ke tangki berpengaduk, menentukan laju alir ke tangki
berpengaduk

dengan

menggunakan

stopwatch

(volume

air

5.

tertampung/waktu).
Memasukkan selang berisi aquadest ke tangki berpengaduk I dan

6.

catat waktu sebagai waktu 0 menit.


Mengukur konduktivias di tangki berpengaduk I,II,III bergantian
setiap 2 menit . (mematikan pengaduk saat melakukan pengukuran

7.

konduktivitas)
Mengulangi langkah ke7 hingga didapat harga konduktivitas yang
konstan di ke 3 tangki berpengaduk.

8.

Setelah selesai, mengosongkan seluruh tangki penampung dan ke 3


tangki berpengaduk. Mencuci bersih dengan air karena sisa air
garam dapat membuat korosi pada alat.

V. Data Pengamatan
Tabel 1. Konduktivitas Tangki Berpengaduk Seri
Waktu (menit)

Tangki 1

Tangki 2

Tangki 3

0,027

0,14

0,09

0,34

0,2

0,11

0,38

0,26

0,15

0,4

0,35

0,24

12

0,41

0,37

0,28

15

0,42

0,38

0,31

18

0,44

0,39

0,34

21

0,39

0,39

0,36

24

0,39

0,39

0,39

27

0,39

0,39

0,39

Kurva Time constan

VI. Perhitungan
a. Pembuatan Larutan
-

Larutan KCl 0,1 M dalam 100 ml aquadest


gr KCl

M x V x BM

0,1 mol/L x 0,1 L x 74,55 gr/mol

0,7455 gr

Larutan KCl 0,025 M dalam 3 liter air


gr KCl

M xV x BM

0,025 mol/L x 3 L x 74,55gr/mol

5,59 gr

b. Laju aliran masuk


V = 100 ml
t = 21,55 s
Q = 100 ml / 21,55 s
= 2,32 ml/s
c. Time Constant
- secara teori (Kt)
K max
= 0,44
Kmin
= 0,027
Kt
= (Kmax Kmin) 63,2%
= (0,44 0,027) 63,2%
= 0,26
- secara praktek (Kp)
Kp = 0,34 (dari grafik)
T(oC)
0
10
15
20

Ktabel (ms/cm)
7,15
9,33
10,48
11,67

T(oC)
24
25
26
27

Ktabel (ms/cm)
12,64
12,88
13,13
13,37

21
22
23

11,91
12,15
12,14

28
29
30

13,62
13,87
14,12

d. Kalibrasi KCl 0,025 M


Temperatur (ToC) 27,7 oC, nilai Ktabel = 13,37; nilai KTerukur = 13,59
K = 13,37/13,59 = 0,98
e. Volume yang masuk sampai konsentrasinya/ konduktivitasnya sama
Q = 2,32 ml/s
t = 27 menit
V=Q.t
V = 2,32 ml/s . (27 . 60)
V = 3,758 ml

VII.

Analisa Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui efek dari perubahan input
secara bertahap pada tangki berpengaduk yang disusun secara seri. Pada
percobaan ini, konduktometer yang digunakan sebagai alat pendeteksi
konduktivitas larutan yang nantinya digunakan sebagai acuan apakah telah
dicapai kesetaraan konduktivitas, dikalibrasi dengan menggunakan larutan
KCl 0,1 M. KCl dengan konsentrasi 0,025M sebagai larutan yang akan
diamati perubahan konduktivitasnya bila diberikan perubahan input secara
bertahap, serta aquadest sebagai umpan.
Sebagai umpan, aquadest dialirkan ke dalam tangki yang bersusun
secara seri dengan menggunakan pompa dengan kecepatan aliran tertentu.
Pada saat yang bersamaan pengaduk yang berada dalam tangki dihidupkan.
Pengadukan dilakukan untuk mempercepat penghomogenan larutan KCl
0,025 M dengan aquadest.
Pada awalnya konsentrasi KCl pada tiap tangki ialah 0,025M dengan
nilai konduktivitas 0,57 S/cm. Pada saat aquadest mulai dialirkan,
konsentrasi pada tangki 1 akan berkurang. Begitu juga dengan konsentrasi
pada tangki 2 dan tangki 3. Penurunan konsentrasi pada tangki 1 akan lebih
cepat dibandingkan dengan tangki 2 maupun tangki 3. Hal ini dikarenakan
larutan pada tangki 1 akan bercampur langsung dengan aquadest (umpan),
sedangkan larutan pada tangki 2 dan tangki 3 akan bercampuran dengan
larutan yang keluar dari tangki 1 dan tangki 2.
Meskipun umpan secara terus menerus masuk melalui tangki 1 yang
akan terus menurun konsentrasinya, namun pada saat tertentu konsentrasi
dari larutan yang berada didalam ketiga tangki akan sama (homogen).
Waktu dimana ketiga tangki memiliki konsentrasi yang sama disebut waktu
konstan. Dengan mengetahui waktu konstan maka dapat diperkirakan waktu
yang dibutuhkan oleh suatu perubahan untuk mencapai stabil suatu keadaan
konstan atau stabil sehingga pengaturan dapat sebelum perubahan tersebut
disarankan oleh suatu proses atau sistem

VIII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :

Konsentrasi larutan dari ketiga tangki akan berbeda pada saaat awal
penambahan aquadest (umpan). Namun, pada saat tertentu
konsentrasi larutan pada ketiga tangki akan sama (homogen). Waktu
dimana ketiga tangki memiliki konsentrasi yang sama disebut waktu

konstan.
Semakin lama waktu konstan, maka semakin banyak pula umpan

yang dibutuhkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu konstan: laju alir umpan
dan pengadukan.

IX.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Lab. Pengendalian Proses. 2016. Penuntun Praktikum Pengendalian
Proses. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
https://www.academia.edu/4823276/dinamika_tangki
http://tekimku.blogspot.com/2011/08/pengadukan-dan-pencampuran.html
http://allaboutchemeng.blogspot.com/2011/05/reaktor-alir-tangkiberpengaduk-ratb.html

GAMBAR ALAT

Konduktometer

Seperangkat Alat Tangki Berpengaduk dengan Susunan Seri

Anda mungkin juga menyukai