Supremasi Konstitusi
Supremasi Konstitusi
Supremasi Konstitusi
Issues (permasalahan-permasalahan):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Konstitusi UUD?
Konstitusi lebih luas dari UUD sebab UUD adalah hanya sebagian dari konstitusi
yang bentuknya tertulis dari suatu Konstitusi (L.J. van Apeldoorn).
Sri Soemantri M. mengatakan bahwa Konstitusi=UUD.
Pengertian:
Para ahli yang membedakan antara pengertian konstitusi dan UUD, yaitu:
E.C.S Wade & Philips (Constitutional Law: An outline of the Law and Practical of the
Constitution), konstitusi adalah: naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara
kerja badan-badan tersebut.
Herman Heller melihat pengertian konstitusi dari dua aspek:
o Aspek Politis dan Sosiologis, konstitusi adalah bentuk perwujudan kehidupan
politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.
o Aspek Yuridis, konstitusi adalah suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam
masyarakat. Oleh karena itu, konstitusi merupakan undang-undang yang
tertinggi dalam suatu Negara.
F. Lasalle (Uber Verfassungwesen), juga melihat pengertian konstitusi dari dua aspek
juga, yaitu
o Aspek Sosiologis dan Politis, Konstitusi adalah sinthese factor-faktor kekuatan
yang nyata dalam masyarakat. Oleh karena itu, konstitusi menggambarkan
hubungan antara kekuasaan-kekuasaan yang nyata terdapat dalam suatu
Negara, contohnya: kekuasaan, Raja, Parlemen, cabinet, pressure groups, dsb.
o Aspek yuridis, konstitusi adalah suatu naskah yang memuat semua bangunan
Negara dan sendi-sendi pemerintahan.
Sedangkan yang menyamakan kedua istilah tersebut adalah:
Sri Soemantri M., (Susunan Ketatanegaraan menurut UUD 1945 dalam
ketatanegaraan Indonesia) konstitusi = UUD,
K.C. Wheare (Modern Constitution):
o Bahwa konstitusi digunakan untuk:
mendeskripsikan system pemerintahan suatu Negara secara umum,
sebagai kumpulan aturan-aturan yang dibuat dan diperuntukan
kepada pemerintah. Aturan-aturan tersebut bisa bersumber dari
usages (kebiasaan-kebiasaan), customs (kebiasaan-kebiasaan yang
telah diakui keberadaannya), understandings (pengetahuan atau
persetujuan), dan juga conventions.
o Aturan-aturan ini sebagian dikenal dan digunakan oleh kekuasaan peradilan,
tetapi juga ada yang tidak dikenal oleh pengadilan.
o Sebenarnya K.C. Wheare tidak menyamakan kedua pengertian tersebut. Hal
itu dilakukan hanya untuk mempermudah pembahasan dalam bukunya yang
berjudul Modern Constitution. (Pengertian teknis dalam buku tersebut).
James Bryce (Modern Political Constitutions),
o A constitution is a frame of political society, organized through and by law,
that is to say on which law has established permanent institutions with
recognized functions and definetine rights.
o Interpretation: Konstitusi adalah sebuah kerangka masyarakat politik yang
dirumuskan dan diatur melalui peraturan hukum. Peraturan Hukum tersebut
mengatur tentang fungsi dan kewenangan dari lembaga-lembaga permanent
tsb.
C.F Strong (Modern Political Constitutions),
o A constitution is a collection of principles according to which the power of the
government, the rights of the governed, and the relations between the two
are adjusted.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas maka konstitusi dalam artian luas mencakup
juga hukum-hukum yang tidak tertulis, sedangkan UUD hanyalah sebagian dari konstitusi, yaitu
hanya bagian yang tertulis saja (written Constitution).
Issue:
Dengan berdasar pada pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, apakah
UUD 1945 telah memenuhi semua unsur sebuah konstitusi?
Ad. 3. Mengapa harus ada konstitusi
Sebenarnya yang banyak mengilhami mengapa suatu konstitusi harus ada dalam suatu Negara
adalah sebuah buku yang ditulis oleh seorang berkebangsaan Perancis , yaitu J.J. Rousseau,
yang berjudul Du Contract Social. Dalam buku tersebut J.J. Rousseau mengatakan bahwa
manusia itu dilahirkan sebagai suatu individu yang bebas dan sederajat dalam hak-haknya,
sedangkan hukum merupakan ekspresi dari kehendak mereka. Oleh karena itu, Konstitusi
diartikan oleh masyarakat di dunia barat sebagai contract antara para individu tersebut untuk
mengatur tata kehidupan mereka, yang dalam hal ini mereka membentuk suatu pemerintahan
yang akan mengawas jalannya perjanjian tersebut.
Selain itu, berdasarkan pengertian-pengertian yang diberikan oleh para ahli diatas, maka raison
detre (mengapa harus ada) konstitusi sebab konstitusi merupakan suatu kumpulan asas-asas
pokok dari suatu system pemerintahan (artian luas: Executive, Legistive, and Judicative) dalam
suatu Negara yang memberikan deskripsi tentang;
1. Pembagian kekuasaan dalam Negara ybs.
2. Tugas dan Kewenangan dari pemerintah.
3. Bagaimana menjalan tugas dan kewenangan pemerintah tersebut
4. Hak dan Kewajiban yang diperintah (HAM)
5. Bagaimana hubungan antara yang diperintah dan yang memerintah
Dari asas-asas pokok ini, konstitusi sebagai contract antara yang memerintah dan yang
diperintah berfungsi sebagai perwujudan dari pembatasan kekuasaan dan cara menjalankan
pemerintahan tersebut.
Di sisi lain, K.C. Wheare dalam bukunya Modern Constitution mengatakan bahwa alasan adanya
konstitusi adalah sebagai bentuk untuk memulai sesuatu yang baru (Fresh Start) dari bentuk
pemerintahan yang otoriter dan absolute ke pemerintahan yang dicita-citakan oleh rakyat dari
Negara tersebut.
Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa raison detre suatu konstitusi secara general adalah
untuk:
1. membatasi kekuasaan penguasa,
2. menjamin HAM,
3. menunjukan keindependenan dan kelahiran suatu Negara (Fresh Start).
Issue:
Apakah raison detre yang disebutkan di atas juga telah dipenuhi oleh UUD 1945?
o
o
Literature:
1. UUD 1945
2. Risalah Sidang PAH I MPR
3. Teori dan Hukum Konstitusi. Pengarang Dahlan Thaib, cs.
4. Modern Constitution, Pengarang K.C. Wheare.
5. Constitutionalism: ancient and modern. Pengarang Charles Howard McIlwain
6. Comparative Constitutionalism. Pengarang Norman Dorsen, et all.