Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP (DL)

MENGGUNAKAN ALAT ADVIA 2120

A. Tujuan:
Untuk mengetahui cara pemeriksaan darah lengkap menggunakan alat ADVIA 2120.
B. Metode:
Metode yang digunakan adalah flowcytometry/laser.
C. Prinsip:
Pemeriksaan dengan alat ADVIA 2120 menggunakan 3 sistem pengerjaan, yaitu: open
tube, manual closed tube, auto sampler.
D. Dasar Teori:
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
1. Sel darah merah atau eritrosit (RBC) (sekitar 99%). Eritrosit tidak mempunyai nukleus
sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit
mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan
dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit
anemia.
2. Keping-keping darah atau trombosit (PLT) (0,6 - 1,0%). Trombosit bertanggung jawab
dalam proses pembekuan darah.
3. Sel darah putih atau leukosit (WBC) (0,2%). Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem
imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan

berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak
memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia,
sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
E. Alat dan Bahan:
1. Alat:
ADVIA 2120
2. Bahan:
Darah dengan antikoagulan EDTA
F. Prosedur Kerja:
1. Sebelum menghidupkan alat ADVIA 2120:
a. Botol pembuangan waste penuh atau tidak.
b. Periksa reagen.
c. Cek botol overflow (jika ada air berarti tersumbat).
2. Menghidupkan alat:
a. Hidupkan ADVIA 2120 pada bagian belakang alat (ON).
b. Hidupkan computer (CPU, monitor dan printer).
c. Masukkan password = operator, klik OK.
d. Tekan tombol hijau didepan alat untuk menghidupkan ADVIA 2120.
e. Masukkan user code = ketik bay, ketik password = bayer, klik LOG ON.
f. Tunggu proses, alat melakukan cek background/selftest background count ADVIA
2120 adalah:
Basofil WBC
<= 0,10
PLT
<= 5
HGB Trans
2,5 s/d 4,1
g. Bila background/selftest status OK, background count berwarna hijau. Bila
background count merah, berarti status failed kemudian klik Refresh.
3. Menjalankan Quality control (QC):
a. Klik QC pada panel monitor.
b. Keluarkan control (Low, Normal, High) diamkan 15 menit (suhu ruang) dan putar
dengan Roller Mixer.
c. Lakukan scan control Low, Normal dan High satu persatu dengan menggunakan
barcode pada alat.
d. Jalankan control satu persatu melalui open tube/close tube.
e. Untuk melihat hasil QC klik control pilih Low, Normal dan High
Nilai control akan keluar dan nilai akan berwarna:
Hijau
< 2SD
Kuning
< 3SD
Merah
> 3SD
4. Proses pemeriksaan sampel:
a. Open tube:
Homogenkan sampel dengan cara mengocok selama 5-10 menit.

Scan barcode sampel menggunakan pembaca barcode.


Buka tabung yang berisi darah dan dimasukkan kedalam probe needle lalu tekan
dinding sekali maka lampu hijau akan berkedip diakhiri dengan bunyi pada

monitor.
Hasil akan keluar pada menu Run Screen.
b. Auto sampler:
Letakkan tabung pada rak sesuai dengan nomor urut pada rak.
Letakkan rak pada sisi kiri alat ADVIA 2120, lalu tekan start/stop sampler. Rak
yang berisi sampel akan masuk dan sampel akan dihomogenkan secara otomatis,

pembacaan barcode pada sampel akan dilakukan secara otomatis oleh alat.
Hasil akan tersimpan secara otomatis dengan sistem LIS.

G. Hasil Pengamatan:
Pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium di Sub Laboratorium Hematologi RSUP
Sanglah menggunakan sistem LIS. Sampel darah yang diperiksa dengan alat ADVIA 2120,
dimana pemeriksaan dilakukan secara otomatis dan dibaca oleh alat. Hasil pembacaan akan
terhubung langsung dengan komputer operator (petugas) dan dapat langsung di cetak oleh
petugas (hasil terlampir).
Nilai normal:
WBC
= 4,10-11,00 (x103/L)
- Neutrofil : 47,00-80,00%
- Limposit : 13,00-40,00%
- Monosit : 2,00-11,00%
- Eosinofil : 0,00-5,00%
- Basofil : 0,00-2,00%
RBC
= 4,50-5,90 (x106/L)
HGB
= 13,50-17,50 g/dl
PLT
= 150,00-440,00 (x103/L)
H. Pembahasan:
Pemeriksaan darah lengkap di Sub Laboratorium Hematologi RSUP Sanglah
menggunakan alat automatic analyser yaitu ADVIA 2120. Parameter yang dapat diperiksa
adalah WBC (White Blood Cell) seperti neutrofil, Limposit, Monosit, Basofil dan Eosinofil,
RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), HCT (Hematokrit), MCV, MCH, MCHC, RDW,
PLT dan MPV.

Sistem pengerjaan sampel pada alat ADVIA 2120 memiliki tiga sitem, antara lain: auto
sampler, open tube dan close tube. Auto sampler merupakan pengerjaan sampel dengan
menggunakan rak, setiap rak dapat diisi oleh 10 sampel darah EDTA, ukuran tabung darah
EDTA yang dapat masuk adalah tabung 3mL. Open tube merupakan cara pengerjaan secara
manual, cara ini digunakan pada sampel yang ditampung dengan tabung kecil atau volume
sampel yang sedikit sehingga tidak bisa masuk kedalam rak. Close tube merupakan
pengerjaan sampel secara manual namun pada cara ini tabung dibalik saat memasukkan
kedalam tempat khusus pemeriksaan close tube, cara ini jarang digunakan karena kurang
efisien.
Sebelum alat ADVIA 2120 digunakan untuk pemeriksaan sampel, alat harus diperiksa
dengan kontrol terlebih dahulu agar pemeriksaan yang akan dilakukan mendapatkan hasil
yang akurat. Alat di maintenance setiap hari oleh teknisi alat yang bersangkutan.
I. Kesimpulan:
Pemeriksaan darah lengkap di Sub Laboratorium RSUP Sanglah menggunakan alat
automatic analyser yaitu ADVIA 2120. Peserta PKL mampu dan bisa mengoperasikan alat
tersebut.

PEMERIKSAAN PT/APTT
MENGGUNAKAN ALAT ACL ELITE PRO

A. Tujuan:
Untuk mengetahui cara pemeriksaan PT/APTT menggunakan alat ACL ELITE PRO.
B. Metode:
Metode yang digunakan adalah pembacaan hasil secara optik.
C. Prinsip:
Sampel dari bahan plasma citrate direaksikan dengan reagen faal haemostasis (PT/APTT)
dalam suhu 370C. Sebagai reagen start CaCl2 untuk menentukan reaksi flokulasi.
D. Dasar Teori:
Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya
pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh
darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan
pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.
Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga
aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis
memiliki 3 fase yang sama:
1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit
akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin
yang terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP
yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah
bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi
terbentuk sumbat hemostatik ataupun trombos.
2. Pembentukan jarring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk
sumbat hemostatik atau trombos yang lebih stabil.
3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin
Hemostasis menyangkut penghentian kehilangan darah dari pembuluh yang rusak di
mana mula-mula trombosit yang terikat pada molekul di daerah sub-endotel pembuluh yang
rusak beragregasi membentuk sumbat hemostatik primer. Trombosit ini merangsang aktivasi
faktor-faktor koagulasi dalam plasma yang menyebabkan timbulnya bekuan fibrin yang
memperkuat agregasi tersebut. Selanjutnya selama penyembuhan luka ber-langsung, agregat
trombosit dan bekuan fibrin terurai. Darah sendiri apabila dibiarkan akan membeku dalam
waktu 4 sampai 8 menit dan pembekuan bisa dicegah dengan khelasi. Seorang individu

dengan APTT (Actived partial thromboplastin time)panjang dan PT(Prothrombin time)


normal memiliki kelainan dalam jalur koagulasi intrinsik karena semua komponen uji APTT
kecuali koalin bersifat intrinsik terhadap plasma, sedangkan pada PT panjang dan APTT
normal terjadi kelainan dalam jalur koagulasi ekstrinsik terhadap plasma.
E. Alat dan Bahan:
1. Alat:
a. Centrifuge
b. Alat ACL ELITE PRO
c. Mikropipet dan blue tip
2. Bahan:
a. Plasma citrate
F. Prosedur Kerja:
1. Cara mendapatkan plasma citrate:
a. Darah yang ditampung dalam tabung yang mengandung antikoagulan natrium citrate
dimasukkan kedalam centrifuge.
b. Tabung diputar dengan centrifuge pada kecepatan 4000rpm selama 5 menit.
c. Pisahkan supernatan dengan plasma.
d. Plasma citrate ditampung kedalam sampel cup.
2. Proses pemeriksaan sampel:
a. Running control:
Dari menu utama klik ANALYSIS.
Pilih Multi Test.
Klik LOADLIST.
Klik ADD QC (muncul icon N kemudian klik tanda ).
Klik MATERIAL MAP.
Klik RESET ALL VOLUME.
Klik tanda .
Klik icon RUN.
b. Running sampel tanpa Barcode (manual):
Dari menu utama klik ANALYSIS.
Pilih Multi Test.
Klik LOADLIST.
Klik Program Sample.
Masukkan ID pasien dan permintaan pemeriksaan.
Klik .
Klik MATERIAL MAP.
Klik RESET ALL VOLUME dan klik .
Klik icon RUN.
c. Running sampel dengan Barcode:

Dari menu utama klik ANALYSIS.


Pilih Multi Test.
Klik READ BARCODE.
Klik MATERIAL MAP.
Klik RESET ALL VOLUME dan klik .
Klik icon RUN.

G. Hasil Pengamatan:
Pemeriksaan faal haemostasis yang dilakukan di Sub Laboratorium Hematologi RSUP
Sanglah terdiri dari dua pemeriksaan yaitu PT dan APTT. Pencatatan hasil pemeriksaan
laboratorium di Sub Laboratorium Hematologi RSUP Sanglah menggunakan sistem LIS.
Sampel plasma citrate yang diperiksa dengan alat ACL ELITE PRO, dimana pemeriksaan
dilakukan secara otomatis dan dibaca oleh alat. Hasil pembacaan akan terhubung langsung
dengan komputer operator (petugas) dan dapat langsung di print oleh petugas (hasil
terlampir).
Nilai normal:
PT

= 0-5 (detik)

APTT

= 30-45 (detik)

H. Pembahasan:
Darah vena dengan antikoagulan trisodium citrate 3.2% yang akan diperiksa dilakukan
centrifugasi terlebih dahulu dengan kecepatan 40 rpm selama 5 menit. Centrifugasi dilakukan
untuk mendapatkan plasma citrate.
Plasma citrate yang sudah didapatkan diperiksa dengan alat ACL ELITE PRO.
Sebelum alat ACL ELITE PRO digunakan untuk pemeriksaan sampel, alat harus
diperiksa dengan kontrol terlebih dahulu agar pemeriksaan yang akan dilakukan
mendapatkan hasil yang akurat. Alat di meantenance setiap hari oleh teknisi alat yang
bersangkutan atau petugas yang berjaga.
I. Kesimpulan:
Pemeriksaan faal haemostasis (PT dan APTT) di Sub Laboratorium RSUP Sanglah
menggunakan alat automatic analyser yaitu ACL ELITE PRO. Peserta PKL mampu
mengoperasikan alat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai