Piridoksin HCL
Piridoksin HCL
ii
Lembar Pengesahan
SKRIPSI
2008
Oleh :
Pembimbing Utama
Pembimbing Serta
iii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirahmanirrahim
Alhamdullilah segala puji milik Allah SWT, shalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW. Peneliti bersyukur akhirnya atas berkat rahmat Allah
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENERAPAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis UNTUK PENETAPAN KADAR SIMULASI
CAMPURAN DIMENHIDRINAT DAN PIRIDOKSIN HIDROKLORIDA yang
diajukan sebagai syarat salah satu guna memperoleh gelar sarjana pada fakultas
farmasi Universitas Airlangga ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan, baik
berupa dorongan moral maupun material serta tenaga dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran pada
proses pengerjaan skripsi peneliti
2. Drs. Soebahagiono, Apt. selaku pembimbing utama dan Bapak Dr.
Sudjarwo, M.S., selaku pembimbing serta atas segala waktu, perhatian,
kesabaran, ketelitian, bimbingan dan masukan selama penulis
menyelesaikan skripsi ini
3. Prof. Dr. Tutuk Budiati, M.S., Apt. dan Drs. Roby Sondakh, M.S., Apt.
selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan
hingga terselesaikan skripsi ini
4. Orang tua tersayang mama dan papa, dan keluarga besar yang ada di
Jakarta kakek, nenek (almarhumah) yang telah memberi kasih sayang,
perhatian, dukungan, dan selalu mendoakan pada peneliti
5. Dr. Suharjono, M.S., Apt selaku dosen wali yang telah memberi
bimbingan selama masa pendidikan
6. Bapak dan Ibu staff pengajar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
atas bekal ilmu yang telah diberikan selama ini.
7. Karyawan laboratorium Analisis Farmasi Pak Haryono, Pak Khusairi,
Pak Dasuki, Mas Gunarso, Pak Sunar, Pak Bambang, Pak Ramli, Pak
iv
Susilo dan Mbak Yayuk atas semua bantuan waktu dan tenaga selama
penyelesaian skripsi ini
8. Sahabat-sahabatku Galuh, Hanifah, Fathoni, Farraha, Nana, Rani, Icha
dan Nita terima kasih atas persahabatan dan semangatnya pada
peneliti.
9. Teman-teman seperjuangan di Laboratorium MM I, Rizka, Ruri,
Sonya, Koko, Faizal, Dita, Titri, Mia, Pii, Sofi, Nita, Nia, Iyoh,
Laras, Icha, teman-teman kimed, Esti dan Tyas dan juga teman-teman
mikro sovia, tiqo, isti, hernadi, suyanto, zacky terima kasih atas
kerjasama, bantuan dan semangatnya
10. Teman-teman Non Reg Genap 2003 serta semua pihak yang tak dapat
disebutkan satu per satu atas bantuan dan semangatnya pada peneliti
Tidak ada satupun kebenaran dan kesempurnaan kecuali milik Allah SWT.
Semoga skripsi yang masih banyak kekurangan ini dapat bermanfaat
khususnya pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Surabaya, Februari 2008
Peneliti
RINGKASAN
vi
dan piridoksin hidroklorida, % kesalahan yang diperoleh adalah 0,42 % dan 0,81
%. dari bobot yang tertera di etiket.
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
RINGKASAN ................................................................................................. v
ABSTRACT .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Tentang Spektrofotometer UV-Vis .................................. 6
2.2. Tinjauan Tentang Metode Spektrofotometer UV-Vis...................... 7
2.2.1.
2.2.2.
2.2.3.
2.2.4.
2.2.4.2.
2.2.4.3.
2.2.4.4.
2.2.4.5.
2.2.4.6.
Cara Derivatif.................................................... 17
2.2.4.7.
2.2.4.8.
ix
Dimenhidrinat ................................................................... 20
2.3.2.
2.4.2.
Linearitas .......................................................................... 22
2.4.3.
2.4.4.
2.4.5.
Presisi................................................................................. 24
2.4.6.
Akurasi .............................................................................. 24
Bahan ............................................................................................. 28
4.2.
Alat ................................................................................................. 28
4.3.
4.4.
4.4.5.1.
4.4.5.2.
5.2.
Selektivitas .................................................................................... 35
5.3.
Linearitas ....................................................................................... 36
5.3.1. Linearitas Dimenhidrinat dan Piridoksin Hidroklorida
Dalam Simulasi Campuran Tablet ...................................... 36
5.4.
Presisi ............................................................................................ 38
5.6.1. Presisi Alat Terhadap pengamatan Dimenhidrinat dan
Piridoksin Hidroklorida dalam simulasi ............................. 38
5.5.
5.6.
Akurasi .......................................................................................... 39
5.6.1. Akurasi Dimenhidrinat dan Piridoksin Hidroklorida dalam
Simulasi Tablet Campuran dalam Konsentrasi Tidak
di ketahui dan dalam sediaan X yang beredar
di pasaran ........................................................................... 40
Kesimpulan ................................................................................... 45
7.2.
Saran ............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA46
LAMPIRAN 150
LAMPIRAN 252
LAMPIRAN 3.55
LAMPIRAN 4.57
LAMPIRAN 5.60
LAMPIRAN 6.65
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
5.6.
5.7.
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan
Clarkes
menyatakan
bahwa
dengan
pelarut
asam,
%
dimenhidrinat mempunyai serapan maksimum pada 276 nm dengan A 11cm
= 268
%
dan pada piridoksin hidroklorida 290 nm dengan A 11cm
= 523 dalam pelarut asam.
Serapan maksimum pada panjang gelombang yang didapat dari kedua bahan obat
diatas dapat memberikan gugus kromofor dan gugus auksokrom. Gugus kromofor
merupakan semua gugus atau atom dalam senyawa organik yang mampu
menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak dan gugus auksokrom merupakan
gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas pada transisi n* (Rohman,
2007) sebab pada transisi tersebut dapat digunakan untuk analisis antara 200
700 nm. Gugus kromofor pada dimenhidrinat adanya gugus karbonil, gugus
amida, selain itu juga terdapat ikatan rangkap terkonjugasi yang makin panjang
mengakibatkan semakin besar panjang gelombang, struktur bangun dimenhidrinat
juga terdapat gugus auksokrom yang mempunyai gugus Cl yang terikat pada atom
karbon. Gugus kromofor pada piridoksin hidroklorida terdapat adanya gugus
amida, sedangkan pada gugus auksokrom terdapat gugus OH yang terikat pada
atom karbon, Sehingga hal ini dapat berpengaruh pada serapan maksimum pada
panjang gelombang yang didapat masing-masing bahan obat.
%
Pada hasil data A 11cm
dimenhidrinat dan piridoksin hidroklorida dapat
%
Dari nilai A 11cm
dimenhidrinat dan piridoksin hidroklorida, maka sediaan
1.2
Rumusan Permasalahan
Bagaimana penerapan Metode Spektrofotometri UV-Vis untuk penetapan
kadar simulasi campuran dimenhidrinat dan piridoksin hidroklorida pada
perbandingan 1 : 1, 1 : 2, 2 : 1, 2 : 3, 3 : 2 dan dapat digunakan untuk
penetapan kadar dalam tablet di pasaran yang di uji berdasarkan parameter
selektivitas, linearitas, akurasi, dan presisi?
1.3
Tujuan Penelitian
Menentukan penerapan Metode Spektrofotometri UV-Vis untuk penetapan
kadar simulasi campuran dimenhidrinat dan piridoksin hidroklorida pada
perbandingan 1 : 1, 1 : 2, 2 : 1, 2 : 3, 3 : 2 dan dapat digunakan untuk
penetapan kadar dalam tablet di pasaran
1.4
Manfaat Penelitian
Memberikan Metode alternatif dalam penetapan kadar simulasi campuran
dimenhidrinat dan piridoksin hidroklorida pada perbandingan 1 : 1, 1 : 2, 2
: 1, 2 : 3, 3 : 2 dan dapat digunakan untuk penetapan kadar dalam tablet di
pasaran dengan menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan
menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800
nm.
Suatu diagram sederhana spektrofotometer UV-Vis ditunjukkan dalam
gambar 2.1 dengan komponen-komponennya meliputi sumber-sumber sinar,
monokromator, dan sistem optik.
2.2
2.2.1
Hukum Beer-Lambert
Pada tahun 1760 Lambert menyelidiki hubungan antara intensitas (daya)
Hukum Lambert :
Intensitas radiasi elektromagnetik monokromatis yang diteruskan akan
menurun secara ekponensial bila tebal medium yang mengabsorbsi naik secara
arithmatik.
Hal ini dinyatakan dengan persamaan differensial :
-
dI
= k. I
dt
dI
= k. dt
dt
It
It
dI
l
Io
ln
I
I0
= k dt
Io
= k. . t
I = Io . e kt
I = Io. 10 0, 4343 kt
= Io. 10 kt
Dimana :
Io = Intensitas radiasi elektromagnetik yang datang medium penyerap
I = Intensitas radiasi elektromagnetik yang diteruskan melewati penyerap
t = tebal medium
K = 0,04343, disebut koefisien ekstingsi
I
T
I0
lt
dI
=k.I
dt
= tetapan
10
Penggabungan dari hukum Beer dan Lambert akan didapatkan tetapan (Hukum
Lambert Beer) :
I
= Io . 10 -
I
= 10 I0
I
=
I0
log
ct
.c.t
Jadi - log T =
dimana :
ct
.c.t
koefisien ekstingsi.
c =
t =
tebal medium
11
tergantung pada cara menyatakan kadar dan tebal medium. Jika kadar senyawa (c)
dinyatakan dalam gram mol/l dan tebal (t) dinyatakan dalam cm, maka ekstingsi
( ) adalah koefisien ekstingsi molekuler, maka dapat ditulis dengan persamaan :
A=
Dimana
. c. t
12
Gambar :
x serapan zat A
13
cx =
A.a' y A'.a y
a x .a ' y a ' x .a y
pada penetapan kadar campuran dua komponen secara simultan adalah pemiilhan
panjang gelombang dimana masing-masing komponen memberikan serapan
terbesar, penentuan koefisien ekstingsi dari masing-masing komponen pada
panjang gelombang maksimum terpilih dan pengukuran sample pada panjang
gelombang terpilih (Mulja dan Syahrani, 1989).
Cara ini berdasarkan suatu kenyataan bahwa bila suatu zat dengan kadar
tertentu diamati serapannya pada pelarut yang berbeda akan menghasilkan kurva
serapan yang berbeda-beda pula. Kurva- kurva ini akan berpotongan pada suatu
titik tertentu, yang disebut dengan titik isobestik. Pada titik isobestik ini selisih
serapan zat tersebut. Pada penetapan kadar suatu zat x disamping adanya zat y,
ditetapkan kadarnya pada panjang gelombang yang menunjukkan titik isobestik
dari zat y. Yang dimaksud dengan selisih serapan disini adalah selisih serapan zat
tersebut pada kadar yang sama antara dua pelarut tertentu.
Pada gambar terlihat pada
serapannya sama dengan nol, sedangkan zat x memberikan selisih serapan yang
cukup berarti. Jadi pada
X, zat
14
A5
iso
A4
a1
a2
a3
1
iso
2.2.4.5
Cara ini adalah suatu cara fotometri yang untuk analisis kuantitatif
campuran dua komponen zat kimia dengan pengamatan pada daerah tiga panjang
15
gelombang. Cara ini sangat tepat untuk menentukan campuran komponen zat
kimia dalam larutan keruh atau untuk menentukan komponen zat kimia yang
spektrumnya terganggu secara keseluruhan dengan komponen yang lain.
Bertitik tolak pada hukum Beer-Lambert, akan memungkinkan
dilakukan penetapan kadar komponen-komponen zat kimia dalam suatu
campuran, karena pada hakekatnya jumlah keseluruhan resapan dalam suatu
campuran pada panjang gelombang tertentu akan sebanding dengan resapan dari
masing-masing komponen yang berada dalam campuran.
F = K1. A1 + K2 . A2 + K3. A3
Dimana F setara terhadap konsentrasi yaitu A1 ; A2 ; A3 absorbsi pada tiap
panjang gelombang dan K1; K2 ; K3 sebagai faktor
Dan sebagai catatan untuk kurva baku setiap komponen :
Conc = K. A + B
Jadi dalam hal ini harga K memegang peranan yang penting pada
pengukuran dengan cara ini. Secara matematik, harga K1 ; K2 ; dan K3 dapat
diperoleh dari perhitungan gambar tersebut di bawah :
Dari gambar tersebut akan dapat dikatakan bahwa
A = (
m
m
) A1 + A2 + (
) A3
m+ n
m+ n
Dengan demikian
K1
= (
m
n
) ; K2 = 1 dan K3 = m+ n
m+n
16
m=
-A
) terhadap harga
1 + 2
2
m dimana
untuk zat tertentu = 0, sehingga zat yang lain dapat ditetapkan kadarnya tanpa
gangguan.
Spektrum derivatif dapat dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif
untuk campuran zat kimia yang terdiri dari :
Campuran 2 zat kimia yang spektrumnya overlapping atau sangat mirip
Campuran 2 zat kimia yang merupakan isomer
17
A()
= Konsentrasi molar
a()
= derivatif ke n
A=0
dan
ax = Ax1 ax2
untuk zat Y pengukuran pada
dan
18
ay = Ay1 Ay2
Sehingga untuk analisis kuantitatif zat x tercampur dengan zat y tidak akan saling
mengganggu pada pengukuran
A pada daerah
dan
2.
(ax)sampel
x [konsentrasi X] standar
(ax)standar
Kadar zat x =
Dimana,
. cA +
At
. cB
cA
cB
A,
maka :
A .t B
=
.c + cA
A B B
A terhadap
B/
Apabila persamaan di atas di plot dalam sistem koordinat Cartesien dimana absis
B/
dan At/
cB = slope
cA = intersep
(Mulja, dan Syahrani, 1989; Skoog, 1985).
19
2.3
2.3.1
Dimenhidrinat
Rumus bangun
Rumus Molekul
: C17H21NO, .C7H7ClN4O2
Berat Molekul
: 470
Titik Lebur
: 102 - 107C
Pemberian
Kelarutan
Dimenhidrinat mengandung tidak kurang dari 53,0% dan tidak lebih dari 55,5%
C17H21NO dan tidak kurang dari 44,0% dan tidak lebih dari 47,0% dan tidak lebih
dari 47,0% C7H7ClN4O2, masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan (Clarke, 1986; Depkes RI, 1995; USPXXVI, 2003).
20
Rumus Molekul
: C8H11NO3 .HCl
Berat Molekul
: 205,6
Titik Lebur
: 205 - 212C
Pemberian
Kelarutan
21
2.4
2.4.1
2.4.2
Linearitas
Linearitas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasilhasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran
yang diberikan. Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva
kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan kosentrasi (x). rentang
lineritas yang diujikan bergantung pada tujuan metode uji tersebut, biasanya
20% dari target konsentrasi (Rohman, 2007: lCH Q2B, 1996). Menurut FDA,
jarak pengujian linearitas dilakukan pada 80%-120% dari konsentrasi analit dalam
sampel. Untuk menguji linearitas, minimal dibutuhkan 5 macam konsentrasi (ICH
Q2B, 1996; USP XXVI, 2003).
22
(y2 yi)2
dimana yi = a + bxi
N 2
Sx0 =
Sy
b
Vx0 =
S x0
x 100%
X
2.4.3
2.4.4
Batas Kuantifikasi
23
dan noise untuk LOQ adalah 10:1. metode perhitungan didasarkan pada standar
deviasi respon (SD) dan slope kurva baku sesuai dengan rumus : LOQ = 10
(SD/S) (Rohman, 2007).
2.4.5
Presisi
Presisi
merupakan
ukuran
keterulangan
metode
analisis.
Presisi
(x
x )2
i=1
SD =
KV =
N 1
SD
x 100%
X
Keterangan :
SD =Standar Deviasi
X1 =Kadar yang diperoleh
X =Kadar rata-rata
=Jumlah ulangan
KV =Koefisien Variasi
(ICH Q2B, 1996; USP XXVI; 2
2.4.6
Akurasi
w perhitunga n
x 100%
w penimbanga n
24
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Clarkes
menyatakan
bahwa
dengan
pelarut
asam,
%
dimenhidrinat mempunyai serapan maksimum pada 276 nm dengan A 11cm
268 dan
%
pada piridoksin hidroklorida 290 nm dengan A 11cm
523 dalam pelarut asam.
Serapan maksimum pada panjang gelombang yang didapat dari kedua bahan obat
diatas dapat memberikan gugus kromofor dan gugus auksokrom. Gugus kromofor
24
25
merupakan semua gugus atau atom dalam senyawa organik yang mampu
menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak dan gugus auksokrom merupakan
gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas pada transisi n* (Rohman,
2007) sebab pada transisi tersebut dapat digunakan untuk analisis antara 200
700 nm. Gugus kromofor pada dimenhidrinat adanya gugus karbonil, gugus
amida, selain itu juga terdapat ikatan rangkap terkonjugasi yang makin panjang
mengakibatkan semakin besar panjang gelombang, struktur bangun dimenhidrinat
juga terdapat gugus auksokrom yang mempunyai gugus Cl yang terikat pada atom
karbon. Gugus kromofor pada piridoksin hidroklorida terdapat adanya gugus
amida, sedangkan pada gugus auksokrom terdapat gugus OH, yang terikat pada
atom karbon, Sehingga hal ini dapat berpengaruh pada serapan maksimum pada
panjang gelombang yang didapat masing-masing bahan obat.
Menurut USP 2006 untuk validasi metode analisis bahan aktif dan sediaan
adalah kategori pertama I, parameter yang dilakukan adalah uji selektifitas,
linearitas, akurasi, dan presisi. Diharapkan dari kondisi validasi yang diperoleh
dapat diterapkan untuk penetapan kadar campuran dimenhidrinat dan piridoksin
hidroklorida sebagai metode alternatif untuk kontrol kualitas.
26
Sediaan tablet
Dimenhidrinat dan piri
doksin hidroklorida
1:1
Kontrol kualitas
Validasi Metode
Metode
Spektrofoto
metri UV Vis
Dimenhidrinat
1%
A1cm
Piridoksin Hidroklorida
1%
A1cm
268 dengan
larutan asam pada
276 nm
Parameter
Validasi
Spektofotometri UVVis dapat
digunakan untuk penetapan
kadar simulasi campuran
dimenhidrinat dan Piridoksin
Hidroklorida
Selektivitas
Linearitas
Kondisi Optimal
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Bahan
Dimenhidrinat
(Pharmaceutical
grade),
piridoksin
hidroklorida
4.2
Alat-alat
Spektrofotometer
UV-Vis
Analitik
O-Haus
4.3
Analisis Kualitatif
4.4
4.4.1
Prosedur Validasi
Selektivitas
5,0 mg
Talk
345,0 mg
Amilum
50,0 mg
27
28
4.4.2 Linearitas
4.4.3 Presisi
4.4.3.1 Pembuatan Larutan Campuran Dimenhidrinat dan Piridoksin
Hidroklorida (1: 1)
29
4.4.4
Akurasi
Dibuat
tiga
komposisi
perbandingan
tablet
simulasi
campuran
30
4.4.5
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1
Analisis Kualitatif
Bahan Obat
Dimenhidrinat
1640
1688,53
1685
1114,70
1118
749,33
755
709,72
712
1253,90
1255
Amida
Bilangan
Gelombang
(cm-1)
Hasil Pustaka
Uji
*
1279,97
1277
1216,3
1212
1019,7
1015
C-Cl
154,0
1540
C-Cl
C-O
eter
872
870
1089,24
1086
N-H
Amida
C-H
Amida
*Clarke (1986)
.
31
Piridoksin
Hidroklorida
Gugus
C-O
Alkohol
C-O
Alkohol
C-H
Amina
N-H
Amina
C-Cl
C-H
Amin
32
Pada Dimenhidrinat
33
Piridoksin Hidroklorida
34
5.2
Selektivitas
35
5.3
Linearitas
5.3.1
Dimenhidrinat
No
Konsentrasi
Absorban
(ppm)
(AU)
10,16
0,420
12,7
No
Konsentrasi
Absorban
(ppm)
(AU)
10,18
0,420
0,533
12,75
0,533
15,24
0,658
15,27
0,658
20,32
0,880
20,36
0,880
25,40
1,099
25,45
1,099
y = 0,044614 x - 0,029905
y = 0,044556 x - 0,030622
36
37
5.4
Presisi
5.4.1
Pengamatan
dimenhidrinat
51,0 mg dan
Piridoksin
Hidroklorida
51,1 mg
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata
Standar Deviasi (SD)
Koefisien Variasi (KV)
Berdasarkan
data
hasil
Absorban
Piridoksin
Hidroklorida
0,346
0,346
0,345
0,345
0,345
0,344
0,344
0,350
0,346
0,354
0,346
0,346
0,345
0,345
0,345
0,344
0,344
0,350
0,346
0,354
0,347
3,14.10-3
0,90 %
0,347
3,14.10-3
0,90 %
penimbangan,
dalam
larutan
campuran
38
5.5
421,8
421,8
438,8
432,4
432,1
428,0
430,4
424,7
436,9
10
428,4
Rata-rata
429,5
SD
5,7956.10-3
KV
0,013 %
Rentang 85-115 %
365,1 - 493,9
5.6
Akurasi
39
40
41
BAB VI
PEMBAHASAN
41
42
Dari beberapa cara pengamatan tersebut, dipilih cara analisis Q0 dari Pernarowski,
karena pada cara pengamatan tersebut melibatkan panjang gelombang titik
isoabsorbsi dan panjang gelombang terpilih. Titik isoabsorbsi adalah panjang
gelombang dimana kedua zat mempunyai daya serap sama. Panjang gelombang
yang didapat pada penelitian kali ini dapat menggunakan cara analisis Q0 dari
Pernarowski. Hasil selektivitas yang didapat pada pengamatan panjang
gelombang titik isoabsorbsi adalah pada panjang gelombang 278,5 nm untuk
pembacaan dimenhidrinat dan piridoksin hidroklorida.
Selektivitas pada literatur penelitian (Hector, 1998) telah dilakukan pada
difenhidramin sebagai komponen minor atau jumlah bahanyang dikandung kecil
dan parasetamol sebagai komponen mayor atau jumlah bahan yang dikandung
besar. Hal ini berbeda dengan penelitian ini karena bahan obat yang dipakai
merupakan turunan dari difenhidramin yaitu difenhidramin teoklat atau disebut
dimenhidrinat yang merupakan senyawa klorteofilin dari difenhidramin.
Perbedaannya adalah pada adanya penambahan gugus fungsi dimana terdapat
ikatan rangkap terkonjugasi sehingga makin panjang ikatan rangkap terkonjugasi
maka panjang gelombang juga semakin besar, sehingga dapat mempengaruhi hasil
penelitian. Kombinasi difenhidramin dan parasetamol digunakan Metode
Spektrofotometer Multivarian kalibrasi dengan menggunakan Parsial Least
Square (PLS-1) yang dapat diamati pada panjang gelombang 205-300 nm. Hal
tersebut dapat dilakukan karena perbandingan kedua bahan obat berbeda jauh
sehingga diperlukan pengerjaan dengan rentang konsentrasi dimana absorban
pada parasetamol dapat menyimpang atau konsentrasinya besar. Sedangkan pada
penelitian ini perbandingan kedua bahan obat sama yaitu 1 : 1, sehingga proses
pengerjaannya lebih mudah. Sedangkan selektivitas pada literatur penelitian
(Abdine, et al., 1997) telah dilakukan pada piridoksin hidroklorida yang
dikombinasi dengan melatonin dalam tablet (10:3) dengan menggunakan pelarut
natrium hidroksida 0,1 M yang kemudian diamati pada 220-340 nm dengan
metode Spektrofotometri derivativ kedua. Pada piridoksin hidroklorida dilakukan
dengan derivativ kedua pada panjang gelombang 294 nm, karena pada panjang
gelombang tersebut tidak ditemukan adanya pengaruh ataupun gangguan dari
melatonin. Penelitian ini, metode yang digunakan berbeda dengan jurnal
43
pada
penelitian
ini
dilakukan
dengan
lima
komposisi
44
Namun, pada penentuan akurasi tersebut juga harus disertai dengan pembuatan
seri larutan baku yang sesuai dengan perbandingan yang diukur, sehingga kadar
larutan yang akan ditentukan akurasinya masih masuk rentang linearitas yang
dibuat. Dari analisis data akurasi dengan perbandingan yang berbeda, diperoleh
rata-rata perolehan kembali untuk validasi yaitu sebesar 98-102 %. Dengan data
perolehan kembali tersebut juga dapat dilihat bahwa adanya bahan tambahan pada
simulasi tablet tidak mempengaruhi pada penentuan akurasi.
Untuk menguji validasi metode yang telah dilakukan, dibuat tiga
komposisi perbandingan simulasi tablet tiruan campuran dimenhidrinat dan
piridoksin hidroklorida dengan konsentrasi yang tidak diketahui, sehingga peneliti
tidak mengetahui bobot penimbangan yang sebenarnya. Dari preparasi yang sama
dengan penentuan akurasi dan dilakukan replikasi sebanyak tiga kali, diperoleh
rata-rata % kesalahan 27,79 % pada dimenhidrinat. Sedangkan rata-rata %
kesalahan pada piridoksin hidroklorida 28,60 %. Data kesalahan yang diperoleh
tidak memenuhi persyaratan 2 %.
Penerapan Metode Spektrofotometri UV-Vis secara analisa Qo dari
Pernarowski juga digunakan dalam penetapan kadar campuran dimenhidrinat dan
piridoksin hidroklorida dalam tablet X yang beredar di pasaran. Data yang
diperoleh adalaha berupa % kesalahan terhadap kandungan obat yang tertera di
etiket. Hasil % kesalahan dari penetapan kadar campuran dimenhidrinat dan
piridoksin hidroklorida adalah 0,42 % dan 0,81 %. Sedangkan hasil kesalahan
yang didapat pada penelitian yang sebelumnya adalah 0,63 % untuk piridoksin
hidroklorida pada panjang gelombang 294 nm adalah 1,9 %. Hal tersebut
disimpulkan bahwa hanya akurasi simulasi tablet yang dibuat memiliki %
kesalahan yang variatif. Hal ini disebabkan ketidaktelitian penimbangan dan
homogenitas. Untuk menghomogenkan ketiga bahan tersebut dibutuhkan
ketelitian, dilakukan dengan cara Geometric Dilution dan secara bertahap agar
tercapai homogenitas yang diinginkan dan mengurangi kesalahan yang dilakukan.
Sedangkan pada tablet X yang beredar di pasaran, penyimpangan tersebut bisa
terjadi harga benar dari jumlah bahan aktif dimenhidrinat dan piridoksin
hidroklorida dalam tablet tidak diketahui dan penyimpangan hanya dihitung
berdasarkan bobot yang tertera di etiket.
45
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
7.2
Saran
45
46
DAFTAR PUSTAKA
46
47
MIMS, 2006, MIMS Edisi Bahasa Indonesia, Vol 7, CMP Medica, Jakarta. Hal
165.
Miller, J.C., and Miller, J.N., 2000, Statistik Untuk Kimia Analitik, Edisi II,
Bandung : ITB, hal. 104-105.
Mulja, M., Suharman., 1995, Analisis Instrumental. Surabaya : Airlangga
University Press. Hal 27-47.
Mulja, M., Syahrani, A., 1989, Aplikasi Analisis Spektrofotometri UV-Vis.
Surabaya : Mephiso Grafika.
Rohman, Abdul., 2007, Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
hal 220-262.
Silverstein, R, M., Bassler, G, C., Morrlill, T, C., 1981, Spectrometric
Identification of Organic Compound 5 th ed. New York : John Willey&Sons.
Pp. 305-327.
Soemadi, 1981, Perbandingan Berbagai Cara Penetapan Spektrofotometrik
Terhadap Sediaan Kombinasi Obat. Surabaya : Lembaga Penelitian Unair.
Soemadi, Siswandono, Purwanto, 1986, Kursus Kimia Analisis Instrumental
Paket B UV-Vis Spektrofotometer, Jurusan Kimia Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga, pp. 14-18.
Skoog, DA., Holler, F, J., Nieman, TA., 1998, Principle of Instrumental
Analysis, 5 th ed, Philadelphia : Saunders College Publishing.
Hoan, T dan Rahardja, K, 2002, Obat-obat Penting, Khasiat Penggunaan dan
Efek-efek Sampingnya, Edisi 5, Percetakan PT. Gramedia Jakarta. Hal 263-268.
The Merck Index, 1986, and Encyclopedia of Chemicals, Drug, and,
Biological.8 th Ed., Merck and Co. Inc. USA, pp 1544-1546.
Watson, D.G., 1999, Pharmaceutical Analysis : A Textbook for Pharmaceutical
Students and Pharmaceutical Chemist, Edinburgh : Harcourt publ.Ltd., pp 7596.
Willard, H. H. Mervet, J.L.L.Dean, J.A., 1981, Instrumental Methods of
Analysis. Sixth Edition.D.Van Norstan Company.New York.pp 66-83.
William and Fleming.1973, Spectroscopic Method in Organic Chemistry.
Second Edition. McGraw Hill Book Company. pp 1-33.
48
49
Lampiran 1
No
Xi
Yi
(y-yi)2
10,16
0,420
0,423370689
1,136154874.10-5
12,7
0,533
0,536689655
1,361355528.10-5
15,24
0,658
0,65000862
6,386214331.10-5
20,32
0,880
0,876646551
1,124561535.10-5
25,40
1,099
1,103284483
1,835679252.10-5
16,764
Sy =
Sy =
(y2 yi)2
N 2
1,184396552.10 - 4
52
Sy = 6,28. 10-3
Sx0
Sy
b
Sx0
6,28. 10 - 3
0,044556.
Sx
= 0,14
Vx0 =
S x0
x 100%
X
Vx0 =
0,14
x 100%
16,764
Vx0 = 0,84 %
1,184396552.10-4
50
2. Piridoksin Hidroklorida
No
Xi
Yi
(y-yi)2
10,18
0,420
0,42295309
8,720745923.10-6
12,75
0,533
0,537460876
1,98994194.10-5
15,27
0,658
0,649740876
6,821299355.10-5
20,36
0,880
0,876528677
1,205007976.10-5
25,45
1,099
1,103316471
1,863192043.10-5
16,802
Sy =
Sy =
(y2 yi)2
N 2
1,275151591.10 - 4
52
Sy = 6,52. 10-3
Sx0
Sy
b
Sx0
6,52. 10 - 3
0,044614
Sx
= 0,15
Vx0 =
S x0
x 100%
X
Vx0 =
0,15
x 100%
16,802
Vx0 = 0,87 %
1,275151591.10-4
51
Lampiran 2
y = 0,044614 x - 0,029905
= 14,4884 gram
= 11,7709 gram
= 22,3908 gram
= 5,0000 gram
Penimbangan sampel :
Bobot botol timbang + zat
= 18,4962 gram
52
1. Dimenhidrinat
y = 0,044614 x - 0,029905
0,477 = 0,044614 x - 0,029905
x = 10,02 ppm
= 495,13 mg x 100 %
501,7 mg
= 98,69 %
2. Piridoksin Hidroklorida
y = 0,044556 x - 0,030622
0,477 = 0,044556 x - 0,030622
x =10,02 ppm
53
% Recovery
= 494,98 mg x 100 %
503,9 mg
= 98,23 %
54
Lampiran 3
1. Dimenhidrinat
W Perhitungan =
Absorban pada panjang gelombang 278,5 nm adalah 0,541
Sehingga
y = 0,043245 x + 0,026379
0,541 = 0,043245 x + 0,026379
x = 11,90 ppm
= 50-50,35 mg x 100 %
50 mg
= 0,71 %
2. Piridoksin Hidroklorida
W Perhitungan =
Absorban pada panjang gelombang 278,5 nm adalah 0,541
Sehingga
y = 0,043077 x + 0,026379
0,541 = 0,04472 x + 0,02168
= 11,95 ppm
55
= 50-50,55 mg x 100 %
50 mg
= 1,11 %