Anda di halaman 1dari 7

CHAPTER II

KASUS FILSAFAT, AGAMA, ETIKA, DAN HUKUM


(CASES OF PHILOSOPHY, RELIGION, ETHICS, AND THE LAW )

Oleh :
Rafi Deviana NIM 150810301045

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2016-2017

CASE: Mr. Petrus Octavianus SPREADING SERVICE For Fellow FATHER Of NEEDY
CHILDREN
a) Coba anda lukiskan/ceritakan kembali berdasarkan uraian singkat tentang riwayat
hidup pak. Octav, hubungan antara manusia utuh dengan pribadi pak. Octav?
Secara singkat pak octav adalah seorang anak petani miskin yang selalu hidup
dalam kekurangan,belum lagi dia ditinggal ayahnya saat umur 2 tahun. Namun
dengan perjuangan yang keras hingga akhirnya pak octav mampu bertahan hidup
dengan bekerja keras, hingga akhirnya pak. Octav mampumenyelesaikan jenjang
pendidikannya bukan hanya dari dalam negeri tapi pak. Octav dari luar negeri, hingga
pak octav menuju gelar doctor dari amerika serikat.
Berdasarkan hakikat manusia secara utuh dengan kepribadian pak octav
menurut saya adalah
Kepribadian pak. Octav sudah memenuhi kriteria untuk menjadi manusia
yang seutuhnya dalam segi karaker, kepribadian, kecerdasan, etika, gelombang otak,
tujuan hidup, agama
Seperti halnya apabila dilihat dari sisi kepribadian dan karelter pak. Octav, pak
octav selalu ingin bahwa anak2 yang senasib dengannya tidak mau menerima
kehidupan yang sama seperti pak octav, meskipun dia dididik dari lingkungan yang
kurang baik sebelumnya, tapi dia tidak acuh dengan kehidupan disekelilingnya seelah
dia menjadi orang yag sukses
Untuk hal keagamaan pak octav selalu pergi kegereja bahkan dihari tuanya dia
mengabdikan dirinya ke gereja, hal ini jga dilaksanakan sat masa mudanya dia sering
berkotbah di luar negeri hingga dia rela di penjara di cina.
Selain itu Hubungannya dengan Bapak Petrus Octavianus, jika di lihat dari
karakter Bapak Octav, dia memiliki Intelektual(IQ), Hati (EQ), Tubuh (PQ) dan
jiwa/roh (SQ) yang utuh.
Intelektual(IQ) dari bapak octav dapat di gambarkan pada kasus yang ada bahwa
dia berhasil meraih gelar Doctor of Divinity dari Biola University di Los Angeles,
AS, tahun 1980, berikut Doctor of Philosophy dari Kennedy Western University,
Wyoming, AS, tahun 1999.Pak Octav juga sudah pernah menjadi politikus, pimpinan
Parkindo.
Hati (EQ)berarti berhubungan dengan Sosio etika seseorang. Apabila dikaitkan
dengan bapak octav adalah : bapak octavianus memiliki perilaku yang sopan. Beliau

dapat bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan, hal ini dapat

dilihat dari

kesabaran pak octav dalam menjalani hidupnya. Semua itu dilakukan pak octav dengan
iklas.
Jiwa/roh (SQ) sudah dapat kita ketahui bahwa pak octav selalu berjalan disisi agama,
dengan menjadi pendeta digereja.
Sehingga kepribadian pak octav bisa dikaakan sebagai hakikat manusia utuh.
b) Lakukan refleksi diri dan berikan jawaban jujur mengalami pengalaman kalian?
Menurut saya meskipun saya belum mengalami apa yang dilakukan oleh pak octav
tapi rasa simpathy yang muncul saat melihat orang dalam kekurangan dan kesusahan
merupakan awal yang baik bagi saya unuk mencontoh pak octav/
Menurut saya dengan menjadikan pak octav sebagai panutan saya, saya yaki
meskipun tidak sepenuhya saya menjadi sebaik pak octav tapi saya akan meniru
meskipun hanya secuil pengalaman dari pak oktav.
c) Kecerdasan apa saja yang dimiliki oleh Pak Octavianus ?
Kecerdasan yang dimiliki oleh Pak Octavianus
Intelektual
jiwa/roh
hati
tubuh
d) setujukah anda bahwa pak petrus octaviani sudah mencapai kecerdasan spiritual yang
tinggi?
Setuju, meskipun pak. Octav sudah menjadi politikus dan menjaban sebagai pimpinan
partai tapi pak petrus tetap meninggalkan itu semua dan berlabu dijalan agama,ppak octav
sudah melayani para umat di 85 negara, meskipun pernah masuk penjara selama 10 hari
diCina tapi tidak membuat pak octav kapok untuk bersyiar. Dan sekarang pak octav
tambah hanya mengabdikan dirinya di gereja.
Berbicara mengenai spiritual, ada beberapa hal yang dapat dilihat:
Makna hidup: orang yang mampu memaknai akan kehidupannya sendiri.
Bapak Octav sendiri mampu memberikan makna dalam hidupnya. Dan bukan hanya
pada dirinya tetapi dia juga mampu memberikan kehidupan bagi orang lain.

Misi Hidup: Individu merasakan adanya panggilan yang harus dipenuhi, rasa
tanggung jawab pada kehidupan secara umum. Pada beberapa orang bahkan
mungkin merasa akan adanya takdir yang harus dipenuhi. Pada komponen makna
dan tujuan hidup, individu mengembangkan pandangan akan hidup yang didasari
akan pemahaman adanya proses pencarian makna dan tujuan. Sementara dalam
komponen misi hidup, individu memiliki metamotivasi yang berarti mereka dapat
memecah misi hidupnya dalam target-target konkrit dan tergerak untuk memenuhi
misi tersebut.
Dilihat dari kehidupan Pak Octav, dia dapat melakukan semua tugas dan panggilan
hidupnya dengan penuh bertanggung jawab yaitu menebar palayanan terhadap

sesama.
Nilai-Nilai Material: Individu yang spiritual menyadari akan banyaknya sumber
kebahagiaan manusia, termasuk pula kebahagiaan yang bersumber dari kepemilikan
material. Oleh karena itu, individu yang spiritual menghargai materi seperti
kebendaan atau uang namun tidak mencari kepuasaan sejati dari hal-hal material
tersebut. Mereka menyadari bahwa kepuasaan dalam hidup semestinya datang bukan
dari seberapa banyak kekayaan atau kebendaan yang dimiliki.Begitu juga dengan

Pak Octav.
e) Apakah yang anda pahami tentang hakekat manusia tidak utuh dan hakikat manusia
utuh?
Hakikat manusia utuh dan tidak utuh, apabila manusia utuh dapat dilihat dari 4 aspek
Intelektual(IQ), Hati (EQ), Tubuh (PQ) dan jiwa/roh (SQ) yang utuh.
Intelektual (IQ) tang tinggi maka orang itu sudah memiliki kesadaran dan dapat
beradapdtasi dengan ligkungan di sekitarnya, misalnya seperti pak octav dia memliki
relasi yang banyak sehingga dapat bekerja hingga membuat dia sukses, mempunyai
kepribadian ( meneruskan pengetahuan dan talenta kepada sel sel generasi berikutnya)
pak octav mampu meraih gelar doctor dari amerika.
Hati (EQ), berarti berhubungan dengan Sosio etika seseorang.

Misalnya seperti

kasus pak octav dia memiliki kadar peduli yang amat tinggi kepada lingkungan
sekitarnya.
Tubuh (PQ), kehidupan yang sehat, efisiensi

Jiwa/roh (SQ) berkaitan dengan agama misal saja seperti yang di kasus pak octav
mangabdikan dirinya untuk pengibadahan.
Apabila tidak mencakup hal itu maka tidak dapat di katakan bahwa manusia itu
sebagai manusia yang utuh.
Kasus : Privatisasi Sarat Komersialisasi
a) Menurut anda, apakah anda sepakat dengan pendapat miftah thoha bahwa fungsi
perguruan tinggi dalam kerangka RUU BHP maki jauh dari cita-cita pendiri
republik ini jelaskan alasannya?
Ya saya sepakat, karena perguruan tinggi sekarang menetapkan UKT yang
sebesar besarnya, sehingga membuat negara makin jauh dari cita citanya yaitu
membua rakyat sejahtera dengan mengembangkan rakyatnya melalui pendidikan yang
tinggi, apabila seperti ini membuat rakyat yang tidak dapat mengecam bangku
perguruan tinggi hingga semakin jauh dengan cita cita bangsa indonesia. Selama
sistem pendidika yang seperti ini banyak rakyat yang stagnan pada kehidupan yang
miskin, tidak terjadi perubahan apapun pada negeri ini. Ditambah lagi adanya pasar
bebas semakin memperburuk keadaan yang ada.
b) Apakah yang anda ketahui tentang pengertian nilai? menurut anda, nilai nilai
apakah yang ingin dicapai dari proses pendidikan?
Menurut para pakar Pengertian Nilai seperti yang dikatakan Spranger adalah
suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih
alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam pandangan Spranger,
kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai kesejarahan.
Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai dimensi nilai dalam kepribadian
manusia, namun Spranger mengakui akan kekuatan individual yang dikenal dengan
istilah roh subjektif. Sementara itu, kekuatan nilai-nilai kebudayaan merupakan roh
objektif. Kekuatan individual atau roh subjektif didudukkan dalam posisi primer
karena nilai-nilai kebudayaan hanya akan berkembang dan bertahan apabila didukung
dan dihayati oleh individu.
Penerimaan nilai oleh manusia tidak dilakukan secara pasif melainkan secara
kreatif dan aktif. Dalam proses manusia menerima nilai ini terjadi hubungan dialektis

antara roh objektif dengan roh subjektif. Artinya, roh objekif akan berkembang jika
didukung oleh roh subjektif, sebaliknya roh objektif akan berkembang dengan
berpedoman kepada roh objektif yang diposisikan sebagai cita-cita yang harus
dicapai. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang
untuk mewujudkannya.
Nilai-nilai yang ingin dicapai oleh proses pendidikan adalah tentang nilai-nilai
yang baik, luhur, pantas, benar dan indah bagi kehidupan. Karena itu tujuan
pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu,memberikan arah kepada segenap kegitan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan.
c) Apakah menurut anda sistem pengelolaan PT berdasarkan RUU BHP sejalan
dengan pencapaian cita cita pendidikan? Hubungkan dengan teori nilai dan teori
etika
Menurut saya pendidikan yang ada diindonesia belum mencapai cita cita sejalan
dengan teori teori nilai dan etika. Seperti yang saya tahu dalam teori etika ada yang
namanya Teori Keutamaan (Virtue).
Teori Keutamaan (Virtue), Adalah memandang sikap atau akhlak seseorang.
Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan
sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang
telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara
moral. Contoh keutamaan : kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras, dan hidup
yang baik. Nah dalam hal ini pendidikan belum mampu untuk memenuhi teori ini
belum adanya keadilan dalam sistem pendidikan, apabila orang kaya akan
memperoleh pendidikan yang terbaik, pelayanan pendidikan yang terbaik, tapi banyak
orang miskin yag tidak mampu mengeyam bangkuu perguruan tinggi padahal mereka
mempunyai keinginan yang lebih dari pada orang berduit.
d) Carilah refrensi dari beberapa literatur tentang hakikat otonomi daerah, bagaimana
pendapat anda tentang penerapan otonomi daerah tersebut bila diimplementasikan
pada pengelolaan perguruan tinggi.?
Menurut saya apabila penerapan otonomi daerah ke dalam perguruan tinggi
merupakan hal yang sangat baik sehingga perguruan tinggi dapat mengembangkan

diri dalam segi pembelajaran maupun penelitian. Hal ini pun sudah dicanangkan
dalam undang undang berdasarkan Pasal 24 ayat (2) UU Sisdiknas, perguruan tinggi
memiliki

otonomi

untuk

mengelola

sendiri

lembaganya

sebagai

pusat

penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada


masyarakat. Otonomi/kemandirian pedidikan tinggi masih bersifat setengah hati dan
belum sepenuhnya dijalankan oleh perguruan tinggi sebagai penyelenggara
pendidikan tinggi. Ini merupakan permasalahan pendidikan yang berimplikasi pada
pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan tinggi. Implikasi tersebut berkaitan
dengan kedudukan hukum dari lembaga penyelenggara pendidikan di setiap satuan
pendidikan dan pelaksanaan otonomi perguruan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai