ROYAL PROGRESS
Melayani dengan Penuh Cinta Kasih
Kategori Unit Kerja
Progress;
: 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
920/MENKES/PER/XII/1986
tentang
Upaya
Pelayanan
No
021/YSP/10/2007
tahun207
tentang
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Penunjukkan
Kesatu
KEPUTUSAN
PROGRESS
DIREKTUR
TENTANG
RUMAH
PEDOMAN
SAKIT
ROYAL
PELAYANAN
Ketiga
Keempat
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasa atas segala berkat
dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Royal Progress ini dapat selesai
disusun.
Buku Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat ini merupakan panduan
kerja bagi semua pihak yang terkait dengan unit IGD Rumah Sakit Royal Progress
dalam tata cara pelaksanaan di IGD.
Dalam Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat ini diuraikan tentang
standar ketenagaan, standar fasilitas, tata laksana pelayanan keselamatan kerja dan
pengendalian mutu.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Royal Progress.
Jakarta, Juli 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Ruang Lingkup..................................................................................
C. Batasan Operasional..........................................................................
D. Landasan Hukum...............................................................................
1
2
2
5
A. Kualifikasi SDM...............................................................................
B. Distribusi Ketenagaan......................................................................
C. Pengaturan Jaga................................................................................
6
6
7
10
A. Denah Ruang.....................................................................................
B. Standar Fasilitas................................................................................
C. Pemeliharaan, Perbaikan, dan Kalibrasi Peralatan............................
10
10
16
17
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
17
17
18
22
22
23
23
24
24
25
BAB V LOGISTIK.......................................................................................
27
31
34
36
BAB IX PENUTUP.......................................................................................
37
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mecegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu.
Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar,
sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari
maupun dalam keadaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka
diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan di tempat
kejadian, selama perjalanan ke rumah sakit, maupun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat
pedoman pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD
Rumah Sakit Royal Progress khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka dalam melakukan pelayanan gawat
darurat di IGD Rumah Sakit Royal Progress harus berdasarkan pedoman pelayanan
Rumah Sakit Royal Progress.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan instalasi Gawat Darurat meliputi:
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan:
-
C. Batasan Operasional
1. Instalasi Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan
berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokkan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma/
penyakt serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survey primer dengan mencari perubahan-perubahan anatomi
yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi
vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba erada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
7. Pasien Tidak Gawat Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
misalnya kanker stadium lanjut.
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misal pasien dengan ilcus peptikum, TBC kulit dan sebagainya.
10. Kecelakaan (accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan social.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut:
1.
Tempat Kejadian
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
Kecelakaan di sekolah
Kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tempat rekreasi,
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dari salah satu sistem/ogan di bawah ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Trauma/cedera
Infeksi
Eracunan (poisioning)
Degenerasi (failure)
Asfiksi
Kehilangan cairan dan elektrolit dalam umlah besar (excessive loss of
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD adalah:
No Nama Jabatan
1
As Men Pelayanan
Kualifikasi Formal
SKp/SKM/
Keterangan
Besertifikat
Keperawatan
Ka Ru IGD
setingkat
DIII Keperawatan
BLS/BTCLS/PPGD
Besertifikat
Ka Instalasi Gawat
Dokter Umum
BLS/BTCLS/PPGD
Besertifikat ACL/ATLS
Darurat
Perawat Pelaksana
DIII Keperawatan
Besertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
Besertifikat ACL/ATLS
5
6
IGD
Dokter IGD
TPK
Dokter Umum
SMU
B. D
si Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu:
a. Untuk Dinas Pagi:
Yang bertugas sejumlah 2 (dua) orang dengan standar minimal bersertipikat BLS.
Kategori:
1 orang Ka Ru
1 orang Pelaksana
b. Untuk Dinas Sore:
Yang bertugas sejumlah 2 (dua) orang dengan standar minimal bersertipikat BLS.
Kategori:
1 orang Penanggungjawab Shift
1 orang Pelaksana
c. Untuk Dinas Malam:
Yang bertugas sejumlah 2 (dua) orang dengan standar minimal bersertipikat BLS.
Kategori:
1 orang Penanggungjawab Shift
1 orang Pelaksana
C. Pengaturan Jaga
i
t
b
u
Keperawatan.
Jadwal dinas dibuat untuk angka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
harus
Untuk
yang
tidak
terencana,
dokter
yang
bersangkutan
harus
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
I.
Fasilitas & Sarana
IGD Rumah Sakit Royal Progress berlokasi di lantai 1 gedung utama yang
terdiri dari ruangan triase, ruang sesusitasi, ruang tindakan bedah, ruang tindakan
non bedah dan ruang observasi.
Ruang resusitasi terdiri dari 1 (satu) tempat tidur, ruangan tindakan bedah
terdiri dari 1 (satu) tempat tidur, ruangan tindakan non bedah terdiri dari 2 (dua)
tempat tidur, ruangan tindakan observasi terdiri dari 2 (dua) tempat tidur.
II.
Peralatan
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan
10
4.
5.
6.
7.
8.
Nebulizer (1 buah)
Mesin EKG (1 buah)
Infus set (1 buah)
IV chateter semua nomer (1 set)
Spuit sesuai kebutuhan
- 1 cc (5 buah)
- 5 cc (5 buah)
- 2,5 cc (5 buah)
- 10 cc (5 buah)
- 20 cc (3 buah)
- 50 cc (3 buah)
9. Tensimeter (1 buah)
10. Stetoskop (1 buah)
11. Thermometer (1 buah)
12. Tiang infus (1 buah)
d. Alat-alat untuk ruang observasi
1. Tensi meter (1 buah)
2. Oxygen lengkao dengan flow meter (1 buah)
3. Thermometer (1 buah)
4. Stetoskop (1 buah)
5. Standar infus (1 buah)
6. Infus set (1 buah)
7. IV chateter segala ukuran (1 set)
8. Spuit sesuai kebutuhan
- 1 cc (5 buah)
- 5 cc (5 buah)
- 2,5 cc (5 buah)
- 10 cc (5 buah)
- 20 cc (3 buah)
- 50 cc (3 buah)
e. Alat-alat dalam trolly emergency
I.
Obat Life Saving (terlampir pada standar obat IGD Rumah Sakit Royal
II.
III.
Progress)
Obat penunjang (terlampir paa standar obat IGD Rumah Sakit Royal Progress.
Alat-alat kesehatan
1. Ambu bag/ air viva untuk dewasa & anak (1 buah/1 buah)
2. Oropharingeal airway
- Nomer 3 (2 buah)
- Nomer 4 (2 buah)
3. Laryngoscope dewasa & anak (1 set)
4. Magyl forcep
5. Face mask (1 buah)
6. Urine bag non steril (5 buah)
7. Spuit semua ukuran
12
13
Tujuan:
a. Agar peralatan yang ada dapat dgunakan sesuai dengan fungsi dan tujuan.
b. Agar nilai yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai yang
diinginkan.
c. Agar peralatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap digunakan.
d. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan peralatan medis
yang diperlukan.
Prosedur:
a. Untuk perbaikan peralatan yang rusak ruang intensif mengisi buku
permintaan perbaikan rangka 3 (putih, merah dan kuning) dan diantar ke
bagian teknisi beserta alat yang rusak.
b. Setelah alat di perbaiki di teknisi, alat dikembalikan ke ruang intensif
c. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh teknisi internal maka diperbaiki oleh
teknisi luar (melalui bagian pembelian).
14
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. TATALAKSANA PENDAFTARAN PASIEN
I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat IGD
- Petugas Admission
II. Perangkat Kerja
- Status medis
III.
Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD
1. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien/keluarga di
bagian admission (SPO-IGD-045)
2. Bila keluarga tidak ada petuga IGD bekerja sama dengan sekuriti untuk
mencari identita pasien
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian asmission akan memberikan
status untuk diisi oleh dokter IGD yang bertugas.
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung di berikan
pertolongan di IGD, sementara keluarga/penangung jawab melakukan
pendaftaran di bagian admission.
B. TATALAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD
I. Petugas Penanggung Jawab
- Petugas operator
- Dokter/perawat IGD
II. Perangkat Kerja
- Pesawat telepon
- Handphone
III.
Tatalaksana Sistim Komunikasi IGD
1. Antara IGD dengan unit lain dalam Rumah Sakit Royal Progress adalah
dengan nomor extension masing-masing unit (SPO-IGD-008).
2. Antara IGD dengan dokter konsulen/rumah sakit lain/ yang terkait dengan
pelayanan di luar rumah sakit adalah menggunaan pesawat telepon langsung
dari IGD dengan menggunakan kode PIN yang dimiliki oleh dokter jaga atau
melalui bagian operator (SPO-IGD-009).
3. Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada di lapangan menggunakan
pesawat telephone dan handphone (SPO-IGD-038).
15
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Hipertensi berat
Kehilangan banyak darah
Nafas pendek
SaO2 90-95%
BSl > 16mmol/lt
Demam sebab lain misalnya akibat kekebalan yang menurun, reaksi
steroid.
Muntah persisten
Kurang cairan (dehidrasi)
Cedera kepala
Nyeri hebat dengan sebab lain sehingga memerlukan obat analgestik
Nyeri dada bukan karena jantung
Nyeri perut, usia pasien > 65 tahun
Cedera ektremitas seang (deformitas, laserasi berat)
Terganggunya sensasi raba pada ekstremitas (denyut nadi tidak teraba)
Trauma dengan riwayat yang beresiko tinggi
Anak-anak beresiko
Psychiatri
- Sangat stress, risiko untuk melukai diri sendiri
- Psichotik mendadak
- Krisis keadaan
- Ketagihan/potensi untuk menyerang
r. Riwayat kejang
s. Pasien ditepatkan di ruang resusitasi atau ruang bedah/non bedah
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
17
a. Pendarahan sedang
b. Aspirasi benda asing, tidak distress pernafasan
c. Cedera pada dada tanpa gangguan pada perafasan
d. Ceder kepala ringan tanpa penurunan kesadaran
e. Nyeri sedang
f. Muntah atau diare tanpa dehidrasi
g. Visus normal, inflamasi atau benda asing pada mata
h. Trauma ekstremitas ringan, pergelangan kaku terkilir
i. Nyeri abdomen tidak spesifik
j. Psychiatri
Masalah kesehatan mental
- Dalam pengawasan dan tidak ada risiko langsung terhadap diri sendiri
Nyeri ringan
Resiko ringan dan tidak ada gejala klinis
Gejala ringan dari sakit yang stabil
Gejala ringan dari kondisi resiko rendah
Luka lecet yang ringan (tidak memerlukan penjahitan luka)
Imunisasi
Psikiatri
Gejala kronok
Krisis social, secara klinis pasien sehat
Pasien ditempatkan di ruang non bedah
18
19
- Handphone
III.Tatalaksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
1. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai kondisi
2.
-
pasien yang akan dibawa, kepada perawat IGD Rumah Sakit Royal Progress.
Isi informasi mencakup:
Keadaan umum (kesadaran dan tanda-tanda vital)
Peralatan yang diperlukan di IGD (suction, monitor, defibrillator)
Kemungkinan untuk di rawat di unit intensif care (SPO-IGD-011)
Perawat IGD melaporkan kepada dokter jaga IGD & PJ Shift serta
menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari
petugas ambulan.
informed consent.
Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan
Perawat IGD menghubungi petugas ambulan Rumah Sakit Royal Progress
Spesimen
Pasien.keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan spesimen
Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
Dokter jaga mengisi formulir pemeriksaan dan diserahkan ke petugas
laboratorium
Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju.
21
BAB V
LOGISTIK
Standar obat IGD Rumah Sakit Royal Progress
I.
Nama Obat
Satuan
Jumla
1
2
Adona AC 10 ml
Alupent
Ampul
Ampul
h
6
2
Aminophili
Ampul
14
4
5
6
Atripin sulfat
Buscopan
Catapres
Ampul
Ampul
Ampul
125
14
3
7
8
Cedation
Cortidex
Ampul
Ampul
5
6
9
10
11
Diazepam
Dicyone
Dormicum
Ampul
Ampul
Ampul
5
5
12
Ephinephrin
Ampul
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Lasik
Lidocain
Metro clopramide
Nicholin 250 mg
Nicholin 100 mg
Naotropil 1 gr
Novalgin
Orodexon
Phenobarbital
Pethidine
Pulmicortn Naspv
Ranitidine
Remopain
Renatoc
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
16
94
5
2
2
5
5
4
2
2
8
5
5
2
22
Jenis Obat
Haemostatic
Anti asthmatic dan
COPD Preparations
Anti asthmatic dan
COPD Preparations
Anti spasmodics
Anti spasmodic
Other Anti
hypertensive
Anti emetics
Corticosteroid
Hormones
Minor Transquilizer
Haemostatic
Hypnotics dan
sedative
Asatetic lokal &
general
Diuretics
Anastetic lokal
Anal emetic
Neuroprotector
Neuroprotector
Neuroprotector
Analgetik
Anti inflamasi
Sedative
Sedative
Broncodilator
Antacida
Analgetik
Antacida
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Toradol 50 mg
Panadol
Transamin
Valium
Wit K
Trramal 100 mg
ATS 1500 u
Vaksin Engerik B-In-1
Vaksin Engerik
Kaliun Klorida
Meylon 25 ml
Meylon 100ml
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Tube
Tube
Falcon
Falcon
Falcon
1
5
7
14
2
1
10
3
2
6
9
1
Satuan
Jumla
Analgetik
Analgetik
Haemostatics
Sedative
Anti pendarahan
Analetik
Anti tetanus
Vaksinasi hepatitis
Vaksinasi hepatitis
Elektrolit
b. Tablet
No
Nama Obat
Adalat 5 mg
Tablet
h
10
Adalat 10 mg
Tablet
10
3
4
Cedocard 5 mg
Nitrobat
Tablet
Tablet
8
10
Jumla
Jenis Obat
Anti
hypertensi/betabloker
Anti
hypertensi/betabloker
Anti angina
Nitrogliserida
c. Cairan infus
No
Nama Obat
Satuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Asering
Dextrose 5% 250 ml
Dextrose 5% 500 ml
Dextrose 10% 500 ml
Dextrose in Saine 0,225
Dextrose 0,5 Darrow
Kaen 3B
Kaen 3A
Larutan 2A
Manitol 250cc
NaCl 0,09 % 250 ml
NaCl 0,09 % 500 ml
NaCl 3%
Ringer dextrose
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
h
4
2
8
5
2
3
1
1
7
2
1
5
1
6
23
Jenis Obat
15
16
17
Ringer lactat
Ringer solution
Dex 40% 25ml
Kolf
Kolf
Flalon
13
2
6
Satuan
Jumla
d. Suppositoria
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Obat
Amicain Supp
Primperan sup child
Primperan sup adult
Paracetamol sup
Propyretic 160 mg
Proris sup
Stesolid 5 mg rect
Stesolid 10 mg rect
h
2
3
1
1
1
6
5
7
Supp
Supp
Supp
Supp
Supp
Supp
Tube
Tube
Jenis Obat
Anti emetic
Anti emetic
Anti emetic
Anti piretik, analgetik
Anti piretik, analgetik
Anti piretik, analgetik
Sedative
Sedative
Nama Obat
Cedanton
Calcium gluconas
Zantadin
Lanoxin
Neurobion 5000
Papaverin
Sotatik
Cortisone Asetat
Kanamycin 1 gr
Procain Penicillin
Satuan
Jumla
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Flacon
Flacon
Flacon
h
5
3
5
2
5
12
8
4
10
2
Satuan
Jumla
Jenis Obat
Anti emetic
Vitamin (elektrolit
Antasida
Cardiac drugs
Vitamin
Anti spasmudics
Anti emetic
Anti inflamasi
Antibiotic
Antibiotic
b. Obat tablet
No
Nama Obat
Aspilet
Tablet
h
7
2
3
4
Inderal
Inopamil
Isorbid
Tablet
Tablet
Tablet
5
5
2
24
Jenis Obat
Anti coagulans, anti
trombotics
Beta-blockers
Cardiac drugs
5
6
7
Merislon
Propanolol
Strocain
Tablet
Tablet
Tablet
2
3
5
8
9
Norit
Ponstan
Tablet
Tablet
15
2
25
Anti vertigo
Beta blockers
Antacis & anti
ulcerant
Analgetic &
antipiretic
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi:
Asesmen resiko
Indentifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
B. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien d rumah sakit
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
1.
2.
3.
4.
Hak pasien
Mendidik pasien dan keluarga
Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
ADVERSE EVENT
Adalah suati kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penuakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oeh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah.
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir.
KEJADIAN NYARIS CIDERA (KNC)
Near Miss
Adalah suatu kesalaham akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi:
Karena keberuntungan
Karena pencegahan
Karena peringanan
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event:
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan ataiu tidak dapat diterima,
seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
27
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (seperti,
amputasi pada kaki yang salah) sehigga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
C.
a.
b.
c.
d.
e.
Tata Laksana
Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
Melaporkan pada dokter jaga IGD
Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
Mengobservasi keadaan umum pasien
Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir Pelaporan Insiden
Keselamatan
28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakan gejal. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14000 penduduk berusian 15-49 tahun terinfeksi
HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara-negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIB/AIDS terjadi akibat masuknya kasus
secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migrant, sementara potensi
penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa
pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus
kulit:tato, tindik dll)
Penyakit hepatitis B dan C yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut
data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada
tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C di masyarakat mnurut perkiraan WHO
adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena
tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut di atas memperkat keinginan
untuk mengembangkan dan menalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dinkenal melalui
Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
29
kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat kerjanya,
untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan
prinsip Universal Precaution
III.
IV.
adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu:
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pegelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah terjadinya perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
30
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Rumah Sakit Royal Progress dalam
memberikan pelayanan adalah angka kematian pasien tru emergency, angka
keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan variable dumlah penderita yang
dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang
sama.
Angka ini dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur pelayanan.
31
BAB IX
PENUTUP
Buku Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Royal Progress
ini mempunyai peranan yang pentinga sebagai pedoman bagi pemberi jasa peayanan
keperawatan yang bertugas di IGD, sehingga mutu pelayanan yang diberikan kepada
pasien dapat terus ditingkatkan.
Penyususnan Buku Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat ini adalah
seuatu langkah awal kesuatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan
dan kerja sama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, Depkes RI Direktorat Rumah Sakit Khusus
dan Swasta, 1995, Edisi Kedua.
2. Standar Sistem Penanggulangan gawat Daurat Terpadu (SPGDT), Sub Direktorat
Pelayanan Medik Khusus dan Matra Direktorat Pelayanan Medik dan Gigi Dasar
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI, 2004.
33
34