Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ALUMUNIUM MURNI DAN PADUAN

OLEH :
KELOMPOK 5
Muhammad Rasyid
Ghulam Aspar
Bhekti Ayu Hidayati
Siti Trinurasih
Ernawati
Faiz Ridhan Faroka
Dwi Nugroho P
Ignatius Indrawan

(F14070110)
(F14080022)
(F14080058)
(F14080060)
(F14080065)
(F14080074)
(F14080086)
(F14080101)

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh swt yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini
berisi tentang informasi-informasi yang berhubungan dengan alumunium. Di
dalam makalah ini berisi struktur mikro aluminium, cara pembuatan aluminium,
klasifikasi aluminium, standardisasi aluminium, sifat-sifat yang berhubungan
dengan aluminium baik sifat mekanik, fisik, dan kimiawi, dan aplikasi serta
barang yang tersedia dipasaran.
Kami kelompok 5 mengucapkan selamat membaca makalah ini semoga
bermanfaat dan dapat dijadikan sumber referensi bagi anda yang membutuhkan
informasi tentang aluminium.

Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
1.

Pengertian Alumunium

2.

Struktur mikro Alumunium

3.

Kandungan Atom atau Unsur

4.

Cara Pembuatan Alumunium

5.

Klasifikasi Alumunium

6.

Sifat-sifat Teknis Alumunium

7.

Standardisasi dan Pengkodean Alumunium

8.

Aplikasi Alumunium

9.

Bentuk, Ukuran, dan Harga yang Tersedia di Pasaran

10.

Daftar Pustaka

1.

Pengertian Alumunium

Alumunium merupakan unsur non ferrous yang paling banyak terdapat di bumi
yang merupakan logam ringan yang mempunyai sifat yang ringan, ketahanan
korosi yang baik serta hantaran listrik dan panas yang baik, mudah dibentuk baik
melalui proses pembentukan maupun permesinan, dan sifat-sifat yang baik
lainnya sebagai sifat logam. Di alam, alumunium berupa oksida yang stabil
sehingga tidak dapat direduksi dengan cara seperti mereduksi logam lainnya.
Pereduksian alumunium hanya dapat dilakukan dengan cara elektrolisis. Sebagai
tambahan terhadap kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat dengan
penambahan Cu, Mg, Si. Mn, Zn, Ni, dan sebagainya, secara satu persatu atau
bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi,
ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dan sebagainya. Paduan aluminium
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu alumunium wronglt alloy (lembaran)
dan alumunium costing alloy (batang cor). Alumunium (99,99%) memiliki berat
jenis sebesar 2,7 g/cm3, densitas 2,685 kg/m3, dan titik leburnya pada suhu 6600C,
alumunium memiliki strength to weight ratio yang lebih tinggi dari baja. Sifat
tahan korosi alumunium diperoleh dari terbentuknya lapisan oksida alumunium
dari permukaan alumunium. Lapisan oksida ini melekat kuat dan rapat pada
permukaan, serta stabil(tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya) sehingga
melindungi bagian dalam.
Unsur- unsur paduan dalam almunium antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan
elongasi (pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu
dalam alumunium yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai
ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan
panas untuk menaikkan kekerasannya.
6. Lithium (Li), ditambahkan untuk memperbaiki sifat tahan oksidasinya.
2.

Struktur Mikro Alumunium

Alumunium
logam

memiliki

membentuk

FCC

struktur
(Face

Centered Cubic)

Gambar struktur mikro Alumunium


murni dan paduan

(Alumunium murni)

(Alumunium dengan Cu, Mn, Mg)

(Alumunium dengan Si)

(Alumunium dengan Zn)

3.

(Alumunium dengan Cu)

(Alumunium dengan Ti)

(Alumunium dengan Mg)

Kandungan Atom atau Unsur


Alumunium murni mempunyai kemurnian hingga 99,96% dan minimal 99%.
Zat pengotornya berupa unsur Fe dan Si. Alumunium paduan memiliki
berbagai kandungan atom-atom atau unsur-unsur utama (mayor) dan minor.
Unsur mayor seperti Mg, Mn, Zn, Cu, dan Si sedangkan unsur minor seperti
Cr, Ca, Pb, Ag, Fe, Sn, Zr, Ti, Sn, dan lain-lain. Unsur- unsur paduan yang
utama dalam almunium antara lain:

1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan


elongasi (pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu
dalam alumunium yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai
ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan
panas untuk menaikkan kekerasannya.
4.

Cara Pembuatan :

Ada beberapa proses yang dapat dilakukan untuk membuat alumunium murni dan
alumunium paduan, yaitu :
1. Proses Penambangan Alumunium
Alumunium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan
bumi. Bauksit yang ditambang untuk keperluan industry mempunyai kadar
alumunium40-60%. Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan
secara halus dan merata. Kemudian dilakukan proses pemanasan untuk
mengurangi kadar air yang ada. Selanjutnya bauksit mengalami proses
pemurnian.
2. Proses Pemurnian Alumunium

Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode bayer dan hasil akhir
adalah alumina.
Pertama-tama bauksit dicampur dengan larutan kimia seperti kaustik soda.
Campuran tersebut kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian
dilakukan pemanasan. Proses selanjutnya dilakukan penyaringan dan diikuti
dengan proses penyemaian untuk membentuk endapan alumina basah
(hydrated alumina). Alumina basah kemudian dicuci dan diteruskan dengan

proses pengeringan dengan cara memanaskan sampai suhu 1200 oC. Hasil
akhir adalah partikel-partikel alumina dengan rumus kimianya adalah Al2O3.
3. Proses Peleburan Alumunium
Alumina yang dihasilkan dari proses pemurnian masih mengandung oksigen
sehingga harus dilakukan proses selanjutnya yaitu peleburan. Peleburan
alumina dilakukan dengan proses reduksi elektrolitik. Proses peleburan ini
memakai metode Hall-Heroult. Alumina dilarutkan dalam larutan kimia yang
disebut kriolit pada sebuah tungku yang disebut pot.
Pot ini mempunyai dinding yang dibuat dari karbon. Bagian luar pot terbuat
dari baja. Aliran listrik diberikan melalui anoda dan katoda. Proses reduksi
memerlukan karbon yang diambil dari anoda. Pada proses ini dibutuhkan arus
listrik searah sebesar 50-150 kiloampere.

Arus listrik akan memgelektrolisa alumina menjadi alumunium dan oksigen


bereaksi membentuk senyawa CO2. Alumunium cair dari hasil elektrolisa
akan turun ke dasar pot dan selanjutnya dialirkan dengan prinsip siphon ke
krusibel yang kemudian diangkut menuju tungku-tungku pengatur(holding
furnace).
Kebutuhan listrik yang dihabiskan untuk menghasilkan 1kg alumunium
berkisar sekitar 12-15 kWh. Satu kilogram alumunium dihasilkan dari 2kg
alumina dan 1/2 kg karbon. Reaksi pemurnian alumina menjadi alumunium
adalah sebagai berikut:
2Al2O3 + 3C 4Al + 3CO2

4.

Klasifikasi Alumunium
1. Alumunium Murni
Alumunium didapat dalam keadaan cair melalui proses elektrolisa, yang
umumnya mencapai kemurnian 99,85% berat. Namun, bila dilakukan proses
elektrolisa lebih lanjut, maka akan didapatkan alumunium dengan kemurnian
99,99% yaitu dicapai bahan dengan angka sembilannya empat.
Ketahanan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk
kemurnian 99,0% atau diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam
waktu bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik
tembaga, tetapi massa jenisnya kurang lebih sepertiga dari tembaga sehingga
memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu, dapat
dipergunakan untuk kabel dan dalam berbagai bentuk. Misalnya sebagai
lembaran tipis (foil). Dalam hal ini dapat dipergunakan Al dengan kemurnian
99,0%. Untuk reflector yang memerlukan reflektifitas yang tinggi juga untuk
kodensor elektrolitik dipergunakan Al dengan angka Sembilan empat.

komposisi Aluminium seri 1xxx


Designa
tion

Si,
%

Fe,
%

Cu,
%

Mn,
%

Mg,
%

Zn,
%

Ti,%

Other
s,%

Al,
%
min

1050
1060
1100
1145
1200
1230
1350

2.

0,25 0,4
0,25 0,35
0.95 Si +
Fe
0.55 Si +
Fe
1.00 Si +
Fe
0.70 Si +
Fe
0,1
0,4

0,05
0,05
0.05
-0.2

0,05
0,03

0,05
0,03

0,05
0,05

0,03
0,03

0,03
0,03

99,5
99,6

0,05

0,1

0,15

99

0,05

0,05

0,05

0,05

0,03

0,03

99,4
5

0,05

0,05

0,1

0,05

0,15

99

0,1

0,05

0,05

0,1

0,03

0,03

99,3

0,05

0,01

0,05

0,11

99,5

Alumunium paduan
Alumunium paduan dikelompokkan dalam berbagai standard oleh

berbagai Negara di dunia. Namun, pengklasifikasian yang paling terkenal dan


sempurna adalah standard Alumunium Association (AA) di Amerika yang
didasarkan pada standard sebelumnya daro Alcoa ( Alumunium Company of
America).
a. Alumunium copper alloy (seri 2xxx)
Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,55%) Cu. Dari seri ini yang terkenal seri 2017 dikenal dengan nama
duralimin mengandung 4%Cu, 0,5%Mg, 0,5%Mn pada komposisi
standard. Paduan ini Mg ditingkatkan pada komposisi standard dari
Al, 4,5%Cu, 1,5%Mg, 0,5%Mn, dinamakan paduan 2024 yang
bernama Duralumin Super. Paduan yang memiliki Cu mempunyai
ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi khusus
diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al
yang tahan korosi yang disebut pelat alkad. Paduan ini banyak
digunakan untuk alat-alat yang bekerja pada temperatur tinggi
misalnya pada piston dan silinder head motor bakar.
komposisi Aluminium seri 2xxx
Designat
ion

Si,%

Cu,%

Mn,%

Mg,%

Ni,%

Ti,%

2011

0.4
max

5.06.0

0.51.2
0.20.8

3.95.0
3.54.5

0.41.2
0.41.0

0.20.8
0.40.8

2014
2017

0.15
max
0.15
max

Others
,%
Pb=0.4
,
Bi=0.4
-

0.9
max
0. 5
max
0.51.2
0. 5
max
0. 8
max
0. 2
max
0. 9
max

3.54.5
3.84.9
3.95.0
2.23.0
2.23.0
3.84.9
3.54.5

0.30.9
0.41.2
0.10.4
0.20.5
0.30.9

2219

0. 2
max

5.66.8

2319

0. 2
max

5.66.8

2018
2024
2025
2036
2117
2124
2218

b.

0.40.9
1.21.8

1.72.3

0.30.6

0.15
max
0.15
max
0.15
max

1.21.8
1.21.8

0.15
max

1.72.3

0.20.4

0.020.1

0.20.4

0.1-0.2

V=0.1,
Zr=0.1
8
V=0.1,
Zr=0.1
8

Alumunium magnese alloy (seri 3xxx)


Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan
korosi dan dipakai untuk membuat paduan yang tahan korosi. Dalam
diagram fasa, Al-Mn yang ada dalam keseimbangan dengan larutan
padat Al adalah Al6Mn(25,3%). Sebenarnya paduan Al-1,2%Mn dan
Al-1,2%Mn-1,0%Mg dinamakan paduan 3003 dan 3004 yang
dipergunakan sebagai paduan tanpa perlakuan panas. Paduan dalam
seri ini tidak dapat dikeraskan dengan heat treatment. Seri 3003
dengan 1,2%Mn mudah dibentuk, tahan korosi, dan (weldability) baik.
Banyak digunakan untuk pipa dan tangki minyak.

komposisi Aluminium seri 3xxx


Designation
3003
3004
3005
3105

c.

Cu,%
0.05-0.20
0.25 max
0.30 max
0.30 max

Mn,%
1.0-1.5
1.0-1.5
1.0-1.5
0.3-0.8

Mg,%
0.8-1.3
0.2-0.6
0.2-0.8

Alumunium silikon alloy (seri 4xxx)


Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan
yang sangat bagus, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk

paduan coran. Sebagai tambahan, paduan ini memiliki ketahanan


korosi yang baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang sangat kecil,
dan sebagai penghantar panas dan listrik yang baik. Karena memiliki
kelebihan yang baik, paduan ini sangat banyak dipakai. Tetapi dalam
hal ini modifikasi tidak perlu dilakukan. Sifat-sifat silumin sangat
diperbaiki oleh perlakuan panas dan sedikit diperbaiki oleh unsur
paduan. Umumnya dilakukan paduan dengan 0,15-0,4%Mn dan
0,5%Mg. Paduan yang diberi perlakuan pelarutan dan dituakan
dinamakan silumin gamma dan yang hanya ditemper dinamakan
silumin beta. Paduan yang memerlukan perlakuan panas ditambah
dengan Mg juga Cu serta Ni untuk memberikan kekerasan pada saat
panas, bahan ini biasa digunakan untuk torak motor.
Koefisien pemuaian termal Si yang sangat rendah membuat koefisien
termal paduannya juga rendah apabila ditambah Si lebih banyak. Telah
dikembangkan paduan hypereutektik Al-Si sampai 29% Si untuk
memperhalus butir primer Si. Proses penghalusan akan lebih efektif
dengan penambahan P oleh paduan Cu-P atau penambahan fosfor
klorida (PCl5) untuk mencapai presentasi 0,001%P, dapat tercapai
penghalusan primer dan homogenisasi. Paduan Al-Si banyak dipakai
sebagai elektroda untuk pengelasan yaitu terutama mengandung 5%Si.
Paduan seri ini non heat treatable. Paduan seri 4032 yang mengandung
12,5%Si mudah ditempa dan memiliki koefisien muai panas sangat
rendah digunakan untuk piston yang ditempa.

komposisi Aluminium seri 4xxx


Designation
4032

Si,%
11.013.5

4043

4.5-6.0

4045

9.0-11.0

4145

9.3-10.7

4343

6.8-8.2

4643

3.6-4.6

Cu,%

Mg,%

Ni,%

Be,%

0.5-1.3

0.8-1.3

0.5-1.3

0.05 max

0,0008

0.05 max

0.15 max

0,0008

0.1-0.3

0,0008

0.30
max
0.30
max
3.3-4.7
0.25
max
0.10

max

d.

Alumunium magnesium alloy (seri 5xxx)


Dalam paduan biner Al-Mg satu fasa yang ada dalam keseimbangan
dengan larutan padat Al adalah larutan padat yang merupakan
senyawa antar logam Al3Mg2. Sel satuannya merupakan hexagonal
susunan rapat (eph) tetapi ada juga yang sel satuannya kubus berpusat
muka (fcc) rumit. Titik eutetiknya adalah 450C, 35%Mg dan batas
kelarutan padatnya pada temperature eutektik adalah 17,4% yang
menurun pada temperature biasa sampai kira-kira 1,9%Mg, jadi
kemampuan penuaan dapat diharapkan.
Paduan Al-Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik disebut
hidrinalium. Paduan dengan 2-3%Mg dapat mudah ditempa, dirol dan
diekstrusi. Paduan Al-Mg umumnya non heat tretable. Seri 5052
dengan 2,5%Mg banyak digunakan untuk campuran minyak dan
bahan bakar pesawat terbang. Seri 5052 biasa digunakan sebagai
bahan tempaan. Paduan 5056 adalah paduan paling kuat setelah
dikeraskan oleh pengerasan regangan apabila diperlakukan kekerasan
tinggi. Paduan 5083 yang dianil adalah paduan antara (4,5%Mg) yang
kuat dan mudah dilas sehingga banyak digunakan sebagai bahan untuk
tangki LNG. Seri 5005 dengan 0,8%Mg banyak digunakan sebagai
batang profil extrusi. Seri 5050 dengan 1,2%Mg dipakai sebagai pipa
saluran minyak dan gas pada kendaraan.

komposisi Aluminium seri 5xxx


Designation

Mn,%

Mg,%

5005

0.2 max

0.5-1.1

5050

0.1 max

1.1-1.8

5052

0.1 max

2.2-2.8

5056

0.05-0.2

4.5-5.6

Cr,%
0.1
max
0.1
max
0.150.35
0.050.20

Ti,%

Others,%

0.050.25
0.050.25
0.150.35
0.050.25

0.15
max
0.15
max
0.20
max
0.15
max

V=0.05

0.150.35
0.050.20
0.050.20
0.050.20

0.05
max
0.060.20
0.20
max
0.20
max

0.8-1.2

V=0.05

0.5-1.0

2.4-3.0

0.050.20

0.050.20

Be=0.0008

0.5-1.0

4.7-5.5

0.050.20
0.150.35
0.150.35

0.050.20

Be=0.0008

0.050.15

Be=0.0008

Ga=0.03

5083

0.4-1.0

4.0-4.9

5086

0.2-0.7

3.5-4.5

5154

0.1 max

3.1-3.9

5183

0.5-1.0

4.3-5.2

5252

0.1 max

2.2-2.8

5254

0.01
max

3.1-3.9

5356

0.05-0.2

4.5-5.5

5454

0.5-1.0

2.4-3.0

5456

0.5-1.0

4.7-5.5

5457

0.150.45

5554
5556
5652
5654
5657

e.

0.01
max
0.01
max
0.03
max

2.2-2.8
3.1-3.9
0.6-1.0

Be=0.0008
Be=0.0008
-

Alumunium magnesium silikon alloy (seri 6xxx)


Penambahan sedikit Mg pada Al akan menyebabkan pengerasan
penuaan sangat jarang terjadi, namun apabila secara simultan
mengandung Si, maka dapat diperkeras dengan penuaan panas setelah
perlakuan pelarutan. Hal ini dikarenakan senyawa M2Si berkelakuan
sebagai komponen murni dan membuat keseimbangan dari sistem
biner semu dengan Al. Paduan dalam sistem ini memiliki kekuatan
yang lebih kecil dibanding paduan lainnya yang digunakan sebagai
bahan tempaan, tetapi sangat liat, sangat baik kemampuan bentuknya
untuk penempaan, ekstrusi dan sebagai tambahan dapat diperkuat
dengan perlakuan panas setelah pengerjaan. Paduan 6063 banyak
digunakan sebagai rangka konstruksi. Karena paduannya memiliki

kekuatan yang cukup baik tanpa mengurangi hantaran listrik maka


dipergunakan untuk kabel tenaga. Dalam hal ini percampuran dengan
Cu, Fe, dan Mn perlu dihindari karena unsur-unsur tersebut
menyebabkan tahanan listrik menjadi tinggi. Magnesium dan Silikon
membentuk senyawa Mg2Si (Magnesium Silisida) yang memberikan
kekuatan tinggi pada paduan ini setelah proses heat treatment. Seri
6053, 6061, 6063 memiliki sifat tahan korosi sangat baik dari pada
heat treatable aluminium lainnya. Penggunaan aluminium seri 6xxx
banyak digunakan untuk piston motor dan silinder head motor bakar.
komposisi Aluminium seri 6xxx
Designat
ion

Si,%

Cu,%

Mn,%

Mg,%

Cr,%

Others
,%

6003

0.351.0

0.10
max.

0.8
max.

0.81.5

0.35
max.

6005

0.6-0.9

0.10
max.

0.10
max.

0.40.6

0.10
max.

6053

0.10
max.

1.11.4

0.150.35

6061

0.4-0.8

0.150.40

0.15
max.

0.81.2

0.040.35

6063

0.2-0.6

0.10
max.

0.10
max.

0.450.9

0.10
max.

6066

0.9-1.8

0.7-1.2

0.6-1.1

0.81.4

0.40
max.

6070

1.0-1.7

0.150.40

0.4-1.0

0.501.2

0.10
max.

6101

0.3-0.7

0.10
max.

0.03
max.

0.350.8

0.03
max.

B
0.06%
max.

6105

0.6-1.0

0.10
max.

0.10
max.

0.450.8

0.10
max.

6151

0.6-1.2

0.35
max.

0.20
max.

0.450.8

0.150.35

6162

0.4-0.8

0.20
max.

0.10
max.

0.71.1

0.10
max.

6201

0.5-0.9

0.10
max.

0.03
max.

0.60.9

0.03
max.

6253

0.10
max.

1.01.5

0.040.35

B
0.06%
max.
Zn 1.62.4%

6262

0.4-0.8

0.150.40

0.15
max.

0.81.2

0.040.14

Pb and
Bi 0.40.7%
each

6351

0.7-1.3

0.10
max.

0.4-0.8

0.40.8

6463

0.2-0.6

0.20
max.

0.05
max.

0.40.9

f.

Alumunium zink alloy (seri 7xxx)


Aluminium menyebabkan keseimbangan biner semu dengan senyawa
antar logam MgZn2 dan kelarutannya menurun apabila temperaturnya
turun. Telah diketahui sejak lama bahwa paduan sistem ini dapat
dibuat keras sekali dengan penuaian setelah perlakuan pelarutan.
Tetapi sejak lama, tidak dipakai sebab mempunyai sifat patah getas
oleh retakan korosi tegangan. Di Jepang pada permulaan tahun 1940,
Iragashi dkk mengadakan studi dan berhasil dalam pengembangan
suatu paduan dengan penambahan kira-kira 0,3%Mn atau Cr, dimana
bitur Kristal padat diperhalus, dan mengubah bentuk presipitasi serta
retakan korosi tegangan tidak terjadi. Pada saat itu paduan tersebut
dinamakan ESD, Duralumin, superekstra. Selama perang dunia ke II,
di Amerika Serikat dengan maksud yang hampir sama telah
dikembangkan pula suatu paduan, yaitu suatu paduan yang terdiri dari
Al-5, 5%Zn-2,5%Mn-1,5%Cu-0,3%Cr-0,2%Mn, sekarang dinamakan
paduan 7075. Paduan ini mempunyai kekuatan tertinggi diantara
paduan-paduan lainnya. Penggunaan paduan ini paling besar adalah
untuk konstruksi pesawat udara. Di samping itu penggunaannya
menjadi lebih penting sebagai bahan konstruksi.

komposisi Aluminium seri 7xxx


Designatio
n

Cu,%

Mn,%

Mg,%

7001

1.6-2.6

0.2
max.

2.6-3.4

7005

0.10
max.

0.2-0.7

b 1.01.8

7008

0.05
max.

0.05
max.

0.7-1.4

Cr,%

Zn,%

0.180.35
0.060.20

6.88.0
4.05.0

0.120.25

4.55.5

Zr,%
0.080.20
-

7039

0.10
max.

0.1-0.4

2.3-3.3

0.150.25

3.54.5

7049

1.2-1.9

0.20
max.

2.0-2.9

0.100.22

7.28.2

7050

2.0-2.6

0.10
max.

1.9-2.6

0.04
max.

5.76.7

0.080.15

7072

0.10
max.

0.10
max.

0.10
max.

0.81.3

7075

1.2-2.0

0.30
max.

2.1-2.9

0.180.28

5.16.1

7108

0.05
max.

0.05
max.

0.7-1.4

4.55.5

0.120.25

7178

1.6-2.4

0.30
max.

2.4-3.1

0.180.28

6.77.3

Klasifikasi Paduan Alumunium Tempaan


Standar AA

Standar Alcoa terdahulu

Keterangan

1001

1S

Al murni 99,5% atau di


atasnya

1100

2S

Al murni 99,0% atau di


atasnya

2010-2029

10S-29S

Cu merupakan unsur paduan


utama

3003-3009

3S-9S

Mn merupakan unsur paduan


utama

4030-4039

30S-39S

Si merupakan unsur paduan


utama

5050-5086

Mg merupakan unsur paduan


utama

6061-6069

50S-69S

Mg2Si merupakan unsur


paduan utama

7070-7079

70S-79S

Zn merupakan unsur paduan


utama

5.

Sifat-sifat Teknis Alumunium


a. Sifat Mekanis
Kekuatan
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi. Namun, dengan
adanya pemaduan dan heat treatment dapat meningkatkan kekuatan dan
kekerasannya. Kebanyakan material aluminium ditingkatkan kekuatannya
dengan suatu mekanisme penguatan bahan logam yang disebut
precipitation hardening. Dalam precipitation hardening harus ada dua
fasa, yaitu fasa yang jumlahnya lebih banyak disebut matriks dan fasa
yang jumlahnya lebih sedikit disebut precipitate. Mekanisme penguatan
ini meliputi tiga tahapan, yaitu solid solution treatment: memanaskan
hingga diatas garis solvus untuk mendapatkan fasa larutan padat yang
homogen, quenching: didinginkan dengan cepat untuk mempertahankan
struktur mikro fasa padat homogeny agar tidak terjadi difusi, dan aging:
dipanaskan dengan temperatur tidak terlalu tinggi agar terjadi difusi fasa
alpha pada jarak membentuk precipitate. Selain itu, ada beberapa cara
pengujian kekerasan yang berstandar yang digunakan untuk menguji
kekerasan logam yaitu antara lain pengujian Brinell, Rockwell, Vickers,
Shore, dan Meyer.
Modulus Elastisitas
Aluminium memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan baja maupun besi, tetapi dari sisi strength to weight
ratio, aluminium lebih baik. Aluminium yang elastis memiliki titik lebur
yang lebih rendah dan kepadatan. Dalam kondisi yang dicairkan dapat
diproses dalam berbagai cara. Hal ini yang memungkinkan produk-produk
dari aluminium yang akan dibentuk pada dasarnya dekat dengan akhir dari
desain produk.
Keuletan (ductility)
Semakin tinggi tingkat kemurnian aluminium maka akan semakin tinggi
tingkat keuletannya.

Fatigue (Kelelahan)
Bahan aluminium tidak menunjukan batas kepenatan, karena aluminium
akan gagal jika ditekan.
Recyclability (daya untuk didaur ulang)
Aluminium adalah 100% bahan yang didaur ulang tanpa downgrading dari
kualitas. Yang kembali dari aluminium, peleburannya memerlukan sedikit
energy, hanya sekitar 5% dari energy yang diperlukan untuk memproduksi
logam utama yang pada awalnya diperlukan dalam proses daur ulang.
Reflectivity (daya pemantulan)
Aluminium adalah reflektor yang terlihat cahaya serta panas, dan yang
bersama-sama dengan berat rendah, membuatnya ideal untuk bahan
reflektor misalnya perabotan ringan.
Kemurnian Al (%)
99,996

>99,0

Sifat-sifat
Dianil
Kekuatan tarik

75% dirol
dingin

Dianil

H18

4,9

11,6

9,3

16,9

1,3

11,0

3,5

14,8

Perpanjangan (%)

48,8

5,5

35

Kekerasan Brinell

17

27

23

44

(kg/mm2)
Kekuatan mulur
(0,2%)(kg/mm2)

Tensile strength

Antara 230 sampai 570 MPa

Modulus young

Antara 69 sampai 79 GPa

Yield strength

Antara 215 sampai 505MPa

Ultimate strength

455 mPa

Regangan

10-25%

Shear strength

30 mPa

Perbandingan uji tarik baja dan alumunium


b. Sifat Fisik
Kemurnian Al (%)

Sifat-sifat

99,996

>99,0

Massa jenis (20oC)

2,6989

2,71

Titik cair (0C)

660,2

653-657

Panas jenis (cal/g.oC)(100oC)

0,2226

0,2297

64,94

59 (dianil)

23,8610-6

23,510-6

fcc, a=4,013 kX

fcc, a=4,04 kX

Hantaran listrik koefisien


temperatur(/oC)
Koefisien pemuaian (20o

100 C)
Jenis kristal, konstanta kisi
6.

Standardisasi dan Pengkodean Alumunium

ALLOY
1050A

ASTM
USA
(1050)

DIN
Germany
Al99,5

INTER
1050A

ISO
Intl.
Al99,5

JIS
Japan
(A1050)

1200
2007
2011
2014
2014A
2017A
2024
2030
3003
3004
3005
3103
3105
5005
5005A
5049
5052
5083
5086
5154A
5182
5251
5454
5754
6005A
6016
6060
6061
6063
6082
6106
7010
7020
7075

2011
2014
(2017)
2024
3003

5005
5052
5083
5086

Al99
AlCuMgPb
AlCuBiPb
AlCuSiMn
(AlCuSiMn)
AlCuMg1
AlCuMg2
(AlCuMgPb)
AlMnCu
Al Mn1Mg1
Al Mn1Mg0,5
AlMn1
Al Mn0,5Mg0,5
(AlMg1)
AlMg1
Al Mg2Mn0,8
AlMg2,5
AlMg4,5Mn
AlMg4Mn

1200
2007
2011
2014
2014A
2017A
2024
2030
3003
3103
5005
5005A
5052
5083
5086
5154A

Al Mg5Mn
AlMg2Mn0,3
AlMg2,7Mn
AlMg3
AlMgSi0,7

5251
5454
5754
6005A

(6063)
6061
6063

AlMgSi0,5
AlMg1SiCu
(AlMgSi0,5)
AlMgSi1

6060
6061
6063
6082

(7005)
7075

AlZn4,5Mg1
AlZnMgCu1,5

7010
7020
7075

5454

Al99,0
(Al Cu4PbMg)
Al Cu6BiPb
Al Cu4SiMg
Al Cu4SiMg(A)
Al Cu4MgSi(A)
Al Cu4Mg1
Al Cu4PbMg
Al Mn1Cu
Al Mn1Mg1
Al Mn1Mg0,5
Al Mn1
Al Mn0,5Mg0,5
Al Mg1(B)
Al Mg2Mn0,8
Al Mg2,5
Al Mg4,5Mn0,7
Al Mg4
Al Mg3,5(A)
Al Mg4,5Mn0,4
Al Mg2
Al Mg3Mn
Al Mg3
Al SiMg(A)
Al MgSi
Al Mg1SiCu
Al Mg0,7Si
Al Si1MgMn
Al MgSiMn
Al Zn6MgCu
Al Zn4,5Mg1
Al Zn5,5MgCu

A1200
A2011
A2014
(A2017)
A2024
A3003

A5005
A5052
A5083
A5086
(A5154)
A5454
(A6NO1)
(A6063)
A6061
A6063

(A7N01)
A7075

Cara membaca standar internasional


Pengkodean aluminium dengan 4 angka:
Angka pertama
= menunjukkan seri kelompok paduan
Angka kedua
= menunjukkan modifikasi dari paduan murni atau
batas ketidakmurnian.
Angka 0 menunjukkan paduan murni
Angka 1 sampai 9 menunjukkan modifikasi decimal, minimum
presentase Al.
Dua angka terakhir = sama dengan dua angka ke kanan decimal,
minimum presentase Al.

7.

Aplikasi Alumunium
Aluminium seri 1xxx
Memiliki kekuatan yang rendah, ketahanan terhadap korosi yang tinggi,
tingkat reflektif yang tinggi, dan konduktifitas termal dan listrik yang
tinggi sehingga kombinasi ini cocok untuk digunakan dalam pengemasan,
perangkat listrik, peralatan pemanas, pencahayaan, dekorasi dan lain-lain.

( Contoh penggunaan seri 1xxx )

Aluminium seri 2xxx


Melalui pengerasan dengan precipitation hardening dapat digunakan untuk
penerbangan dan roda, kendaraan militer, cocok juga untuk sekrup, baud,
komponen permesinan, dan lain-lain.
( Contoh penggunaan seri 2xxx )

Aluminium seri 3xxx


Tipikal aplikasi seri ini rata-rata untuk kaleng dan untuk alloy yang
memerlukan pembentukan dengan cara ditekan dan penggulungan. Selain
untuk pengemasan, bangunan, peralatan rumah, alloy ini digunakan juga
untuk benda yang memerlukan kekuatan, formabilitas, weldabilitas, dan
korosi yang tinggi serta untuk perlengkapan pemanasan seperti helaian
brazing dan pipa pemanas.

( Contoh penggunaan seri 3xxx )

Aluminium seri 4xxx


Kandungan silicon yang tinggi digunakan untuk produk yang memerlukan
tingkat kekakuan yang tinggi atau keuletan yang rendah.
( Contoh penggunaan seri 4xxx )
Aluminium seri 5xxx
Kombinasi kekuatan

sedang,

ketahanan korosi yang luar biasa, dan weldabilitas biasa digunakan untuk
bagian luar (outdoor), arsitektur, khususnya dalam bidang kelautan
(perkapalan), dan juga untuk otomotif untuk bodi mobil dan komponen
casis.
( Contoh penggunaan seri
5xxx )
Aluminium seri 6xxx
Kombinasi yang baik antara kekuatan tinggi, formabilitas, ketahanan
korosi, dan weldabilitas sehingga digunakan untuk transport (bodi luar
otomotif dll), bangunan (pintu, jendela, dll), kelautan, pemanasan, dll.
(

Contoh pengguaan seri 6xxx )

Aluminium seri 7xxx


Bagian terpenting dari penggunaan seri
ini berdasarkan kekuatan yang tinggi,
contohnya pada bidang penerbangan, penjelajahan luar angkasa, militer
dan nuklir. Tetapi juga bagian structural bangunan sama baiknya dengan
atribut olah raga raket tenis, ski, dll.

( Contoh pengguaan seri 7xxx )

8.

Bentuk, Ukuran, Harga yang Tersedia Di Pasaran


Bentuk
Diameter
Siku

pipa

Kotak

lembaran

3/8 inch k
3/8 inch b
inch
5/8 inch
inch
1 inch

Ukuran
panjang
lebar
6m
3/8 inch
6m
inch
6m
inch
6m
1 inch
6m
5/8 inch
6m
6m
6m
6m
6m
6m
6m
1 x 1 inch
6m
x inch
6m
x 1 inch
6m
1 x 3/2 inch
6m
1 x 2 TB
2m
1m
2m
1m

Harga
Tebal
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,8 mm
0,5 mm

Rp 10.000
Rp 15.000
Rp 20.000
Rp 25.000
Rp 15.000
Rp 12.500
Rp 15.000
Rp 20.000
Rp 27.500
Rp 30.000
Rp 55.000
Rp 45.000
Rp 20.000
Rp 25.000
Rp 60.000
Rp 100.000
Rp 200.000
Rp 105.000

DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. Aluminum Tensile Test. 2009. www.youtube.com

(5 Desember

2009)
[Anonim]. Application of Aluminum. 2009. www.google.com (sambung berkala
jaring) www.aluminum-matter.co.uk
(21 November 2009)
[Anonim]. Bayer and Hall-Heroult Procces. 2008. ft.unsada.ac.id/wpcontent/uploads/2008/10/bab1-pp1.pdf (21 November 2009)
[Anonim]. Cara Pembuatan Aluminium. 2009. www.google.com (berkala
sambung jaring) www.aluminum-matter.co.uk (10 November 2009)
[Anonim]. Classification Aluminum. 2009. www.aluminum-matter.co.uk (10
November 2009)
[Anonim]. Curve Al. 2009. www.aluminum-matter.co.uk (10 November 2009)
[Anonim]. Electrolic Proccess. 2009. www.youtube.com (7 Desember 2009)
[Anonim]. Grain Structure Al-Si. 2009. www.google.com (berkala sambung
jaring) www.aluminum-matter.co.uk
(10 November 2009)
[Anonim]. Micro Structure of Al-Cu. 2009. www.google.com
(17 November
2009)
[Anonim]. Micro Structure Al-Mg. 2009. www.doitpoms.ac.uk

(17 November

2009)
[Anonim]. Micro Sturture Al-Mn. 2009. www.doitpoms.ac.uk

(17 November

2009)
[Anonim]. Micro Structure Al-Si. 2009. www.doitpoms.ac.uk

(17 November

2009)
[Anonim]. Micro Structure Al-Ti. 2009. www.inovati.com (17 November 2009)
[Anonim]. Micro Structure Al-Zn. 2009. www.metallographic.com (17 November
2009)
[Anonim]. Mikro Struktur Aluminium. 2009. www.google.com (berkala sambung
jaring) www.aluminum-matter.co.uk
(10 November 2009)
[Anonim]. Pengkodean Aluminium. 2009. www.google.com (berkala sambung
jaring) www.aluminum-matter.co.uk
(10 November 2009)
[Anonim]. Pure Aluminum. 2009. www.doitpoms.ac.uk
(17 November 2009)
[Anonim]. Standardisasi Aluminium. 2009. www.aluminum-matter.co.uk (21
November 2009)
[Master Aluminium]. Contoh Aluminium, Harga, Barang. 2009. Jalan Pungkur
Bandung

(20 Desember 2009)

Anda mungkin juga menyukai