Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Politeknik merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang
lulusannya diharapkan memiliki keahlian dan keterampilan yang dewasa ini
sangat dibutuhkan, sehingga keberadaannya dapat mendukung kualitas
sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan. Program Diploma IV
jurusan Teknik Sipil Program Studi Manajemen Rekayasa Konstruksi di
Politeknik

Negeri

Malang

merupakan

pendidikan

vokasi

yang

menggabungkan antara teori dan praktek. Keputusan menteri pendidikan


nasional republik indonesia nomor 234/u/2000 tentang pedoman pendirian
perguruan tinggi, dijelaskan pada pasal 1 ayat 16 dan 17 bahwa jenjang
pendidikan profesional (D4) dan jenjang pendidikan akademik (S1)
mempunyai beban studi sama minimal 144 sks dan maksimal 160 sks dengan
kurikulum 8 semester, serta mempunyai beban tanggung jawab yang sama di
dunia kerja.
Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan dan peninjauan langsung
pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Yang beralamat di Kompleks
Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Indocement adalah bagian dari the
Heidelberg Cement Group, pemimpin pasar global di bidang agregat dan
pemain terkemuka di bidang semen, beton, dan aktivitas hilir lainnya, yang
menjadikan Group ini salah satu dari produsen nomor satu dunia untuk
bahan-bahan material terintegrasi. Perusahaan semen yang dikenal dengan
merek kenamaan Tiga Roda digunakan untuk membangun jalan, jembatan,
gedung pencakar langit dan rumah. Saat ini, Perseroaan dan entitas anaknya
bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan
semen (sebagai usaha inti), beton siap pakai,serta tambang agregat serta trass
Pengamatan dan peninjauan langsung dilakukan dalam rangka mencari
pengalaman dan memberi peluang bekerja bagi mahasiswa Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Malang. Jadi dengan dilaksanakannya PKL ini
diharapkan dapat memberi masukan dan pengetahuan terhadap bidang yang
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI
MALANG

telah ditempuh mahasiswa dan mempersiapkan diri dalam dunia kerja.


Penempatan mahasiswa pada suatu proyek industri konstruksi tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan berpikir dan pengetahuan yang
lebih luas.
1.2 TUJUAN
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami sistem kerja suatu kegiatan
industri konstruksi sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas
serta dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kebutuhan pada dunia industri.
1.3 MANFAAT
1)

Mengembangkan

potensi

siswa

secara

seimbang

sehingga

menghasilkan tamatan yang sesuai dengan kualifikasi dunia kerja.


2)

Mahasiswa Memiliki displin dan inisiatif kerja yang tinggi sesuai

dengan tuntutan dunia usaha/industry.


3)

Meningkatkan hubungan kerja sama antara Politeknik Negeri

Malang dengan pihak proyek/industri konstruksi.

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

2.1.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI


Indocement merupakan pelopor dibidang industri semen yang menerapkan
teknologi semen terkini, menghasilkan produk semen bermutu tinggi, kokoh
dan ramah lingkungan. Saat ini Indocement tercatat sebagai anggota Cement
Sustainability Initiative (CSI), sebuah upaya global di bawah naungan World
Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang dibentuk
pada 2002 dan beranggotakan 26 produsen semen besar yang beroperasi di
lebih dari 100 negara, yang meyakini adanya isu bisnis yang kuat untuk
mencapai

perkembangan

berkelanjutan.

Secara

kolektif,

perusahaan-

perusahaan ini menyumbang sekitar 30% dari produksi semen dunia dan
meliputi tidak hanya perusahaan-perusahaan multinasional yang sangat besar
melainkan juga produsen lokal yang lebih kecil.
2.2.

INFORMASI PERSEROAN
Saat ini Indocement telah berkembang menjadi salah satu produsen semen
terdepan di Indonesia. Perusahaan semen yang dikenal dengan merek
kenamaan Tiga Roda telah digunakan untuk membangun jalan, jembatan,
gedung pencakar langit dan rumah di seluruh negeri. Struktur Organisasi
Perseroan per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

2.3.

SEJARAH SINGKAT PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA

TBK.

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

GENERALENGINEERING&
CONSTRUCTION DIVISON
Setiawan Hendrik

UTILITYDIVISION
Fx. Bambang Budi

PAPERBAG&
DISPATCHDIVISON
Pieter Herbert

PLANT 7/8
Budi Hartono

QUALITYASSURANCE
& RESEARCHDIVISION
Benedictus Bambang
TECHNICALSERVICE
DIVISION
I Gusti Ngurah K.

GENERALAFFAIRS
DIVISION
Agus Erfen

SUPPLYDIVISION
Ridwan Hidayat

PLANT 6/11
Siswandi

PLANT 14
Dewa Nyoman W.

MININGDIVISION
Warsadika

OPERATION SUPPORT
DEPUTYGM
Herry Suhirman

PLANT 3/4
Retnawan Widhiantoro

PLANT 1-2/5
Hurip Tantujoyo

CITEUREUP
GENERALMANAGEROPERATION
Setia Wijaya

PLANT 9/10
Marlan O. Damanik

PALIMANAN
GENERALMANAGEROPERATION
Budiono Hendranata

HUMAN RESOURCE & SAFETY,


CSR, SECURITYDIVISION
Achmadi

PLANT 12
Kanton Primanto

OPERATION
SUPPORT DIVISION
Darmon Zain

TARJUN
GENERALMANAGEROPERATION
Koh Seong Joong

DIREKTUR
TEKNIK

LOGISTIC DIVISION
Andi Poernomo

DIREKTUR
PENGEMBANGAN BISNIS

DIREKTURUTAMA

SALES& MARKETING
DIVISION
Victor Kurniawan

DIREKTUR
KOMERSIAL

WAKIL
DIREKTURUTAMA

PURCHASING
DIVISION
Soegito Chairul K

SHARE SERVICE CENTER

CSR& SECURITY
DIVISION
Sahat Penggabean

PLANT CONTROLLING
DIVISION
Clarisa Samin Bahar

FINANCE ACCOUNTING
DIVISION
Juferi

TREASURYOFFICE
Sharabani Bhattacharjee

ALTERNATIVE FUEL&
RAWMATERIALDIVISION
Taufk Muhammad

CORPORATE FINANCE
DIVISION
Beate Binkowski

MANAGEMENT INFORMATION
SYSTEM DIVISION
Petrus Bintoro

DIREKTUR
KEUANGAN

CORPORATE HUMAN
RESOURCESDIVISION
Dandi Handajani

Alexander Frans

CORPORATE PUBLIC &


INTERNAL AFFAIRDIVISION

CORPORATE SAFETY,
HEALTH, ENVIRONMENT
Sabar Sundarelawan

DIREKTUR
SUMBERDAYA MANUSIA

CORPORATE
SECRETARYDIVISION
Pigo Pramusakti

INTERNALAUDIT
SERVICE DIVISION
Prayudhi Purba Kusuma

RMC PRESIDENT
DIRECTOR
Thomas Suryadi

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement atau Perseroan)


adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi
berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus. Perseroan
didirikan pada tahun 1985 dan dioperasikan secara terpadu dengan total
kapasitas produksi terpasang sebesar 17,1 juta ton semen per tahun. Perseroan
saat ini mengoperasikan 13 pabrik, sepuluh di antaranya berlokasi di
Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan
satu di Tarjun, Kotabaru,Kalimantan Selatan. Hampir seluruh pabrik berada di
Pulau Jawa,yang menjadikan salah satu kompleks pabrik semen terintegrasi
terbesar di dunia.
Lokasi pabrik PT. Indocement Tunggal Prakarsa yang memiliki 13 Plant
yang terletak di 3 lokasi dan beberapa terminal semen, yaitu :
1. Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat ( Pabrik ke-1 sampai
ke-8 , Pabrik ke-11 dan Pabrik ke-14 )
2. Kompleks Pabrik Palimanan, Cirebon,Jawa Barat ( Pabrik ke-9 &
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pabrik ke-10 )
Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan (Pabrik ke-12)
Terminal Tanjung Priok, Jakarta
Terminal Tanjung Perak, Surabaya
Terminal Banyuwang, Banyuwangi
Terminal Denpasar, Bali
Terminal Lembar, Lombok
Terminal Samarinda, Samarinda

Gambar. 01

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

Lokasi Pabrik dan Terminal Semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.


2.4.

KEGIATAN USAHA
Dalam rangka

ekspansi

bisnis, Indocement mendirikan

dan/atau

mengambil alih perusahaan-perusahaan yang dapat menunjang kegiatan


usahanya. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup
kegiatan usaha PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Antara lain pabrikasi
dan penjualan semen, beton siap pakai dan tambang agregat serta trass.
2.4.1. Pabrikasi dan Penjualan Semen
Pada 2015, total produksi semen Perseroan mencapai 17,3 juta ton, turun
6,5% dari 18,5 juta ton di 2014. Namun pada tahun yang sama, Indocement
mengekspor 108.480 ton semen, meningkat 36,8% dibandingkan pada 2014
sebesar 79.310 ton. Perseroan juga mengekspor 105.000 ton klinker, yang
naik 38,1% dibandingkan dengan 2014 yaitu 76.000 ton.
Rangkaian produk Indocement meliputi Portland Composite Cement
(PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, Tipe II, dan Tipe V), Oil Well
Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian Putih. Produk-produk ini
dipasarkan dengan merek Tiga Roda. Adapun proses pabrikasi semen
adalah sebagai berikut :
1. Penambangan dan penghancuran bahan baku
Penambangan batu kapur dan material tanah liat diperoleh dengan
cara pengeboran dan peledakan. Semua bahan baku dihancurkan
menggunakan

alat

penghancur

milik

Indocement.

Indocement

memproduksi batu kapur dan tanah liat dari tambang milik sendiri. Bahan
baku klinker semen hampir 94% adalah batu kapur dan tanah liat yang
ditambang di lokasi-lokasi quary Indocement.
2. Pengeringan dan penggilingan bahan baku
Bahan baku dicampur sesuai takaran, dikeringkan dengan tungku
pemanasan di dalam kiln dan dihancurkan sampai halus yang disebut raw
meal kemudian disimpan di dalam silo pencampur.
3. Pembakaran untuk memproduksi klinker dan pendinginan klinker

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

Bahan baku yang halus dimasukkan ke dalam pre-heater/pre-calciner


rotary kiln untuk proses kalsinasi dan dibakar pada suhu 1.350C1.450C diikuti dengan pendinginan cepat untuk membuat klinker
Portland.
4. Penggilingan akhir klinker menjadi semen
Klinker portland dicampur dengan gipsum sesuai dengan standar
pembuatan semen dan digiling menjadi bubuk halus untuk menghasilkan
Ordinary Portland Cement (OPC). Cementitious (bahan alternatif),
seperti trass, fly-ash dan slag dapat ditambahkan pada penggilingan akhir
untuk menghasilkan Portland Composite Cement (PCC).
5. Pengantongan dan pemuatan semen
Semen dari silo dikirim ke tempat pengemasan dan dimuat ke dalam
truk dalam bentuk kantong maupun curah. Perseroan memiliki mesin
pengantongan modern dan mesin otomatis untuk memuat semen ke truk
semen curah. Perseroan juga memiliki fasilitas untuk pemuatan kantong
besar, sling-bag dan peti kemas.
2.4.2. Beton Siap-Pakai
Indocement mengalokasikan investasi sebesar Rp72,748 miliar untuk
tambahan batching plant dan truk mixer, dibandingkan dengan Rp170,9
miliar pada 2014. Akhir 2015, Indocement memiliki 39 batching plant dan
lebih dari 600 unit truk mixer. Upaya lain yang dilakukan oleh Perseroan
adalah proyek perluasan dan penempatan batching plant di lokasi yang lebih
strategis untuk mendukung distribusi RMC. Adapun proses produksi Beton
Siap pakai sebagai berikut :
1. Inspeksi material mentah yang masuk untuk semua material
Inspeksi kualitas untuk semua material mentah (pasir, split,
screening, OPC, fly-ash dan admixture) agar sesuai dengan standar yang
berlaku.
2. Stockpile agregat
Gudang penyimpanan agregat kasar dan halus di dalam ruang
terpisah untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
3. Agregat
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI
MALANG

Setelah
komputerisasi

agregat Agregat di simpan lalu ditimbang melalui


dengan

batch

system.

Kadar

air

agregat

halus

dikompensasikan melalui system batch terkomputerisasi.


4. Agregat holding hopper
Agregrat di kirim melalui ban berjalan ke hopper penyimpanan
agregat sebelum dilepaskan ke dalam pencampuran basah.
5. Penyimpanan Semen
Tempat penyimpanan OPC dan fly-ash. Semen dipindahkan
melalui feeding screw ke dalam sistem penimbangan semen yang
menggunakan sistem batch terkomputerisasi.
6. Tangki admixture dispenser
Tempat penyimpanan admixture retarder dan superplasticiser.
Mengukur volume admixture dan menggunakan dengan system batch
terkomputerisasi.
7. Proses Air
Tempat penyimpanan air bersih dan air daur ulang. Menimbang air
yang dibutuhkan setelah mengompensasi kelembaban pasir yang
menggunakan sistem batch terkomputerisasi.
8. Sistem batch terkomputerisasi
Memasukkan desain campuran beton, memberikan informasi,
untuk mengontrol semua material, menimbang dan mencampur beton.
9. Wet mixer/loading hopper
Semua material dimasukkan ke dalam wet mixer untuk dicampur
menggunakan sistem batch terkomputerisasi, atau langsung dimasukkan
ke dalam drum truk mixer untuk dicampur.
10. Loading point dan Inspeksi Akhir
Setelah dicampur, beton dipindahkan ke dalam truk mixer. Beton di
dalam truk mixer diperiksa sebelum dikirim.
2.4.3. Agregat
Agregat terdiri dari andesit dan trass. Andesit merupakan jenis batuan
yang digunakan dalam proses produksi RMC, dan umumnya digunakan
dalam pembangunan jalan tol dan gedung tinggi. Sedangkan trass adalah
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI
MALANG

bahan alternatif dalam produksi semen. Adapun proses industri agregat adalah
sebagai berikut :
1. Pengeboran dan Peledakan
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi agregat dan
pasir olahan adalah batuan keras. Batuan keras ditambang dengan cara
pengeboran dan peledakan agar ukurannya sesuai dengan spesifikasi
mesin penghancur.
2. Pemuatan dan Pengangkutan
Batu hasil tambang kemudian dimuat ke truk dan diangkut ke
hopper mesin penghancur.
3. Penghancuran dan Screening
Batu hasil tambang kemudian melewati berbagai tahap pengecilan
dan pemisahan ukuran, yaitu: Penghancuran utama biasanya dilakukan di
jaw crusher, setelah tahap ini, batu split dan scalping dapat dikeluarkan
sebagai produk akhir; dilakukan di crusher cone untuk mengurangi
ukuran sehingga sesuai untuk dikeluarkan sebagai batu campuran beton
dan pasir olahan; Penyaringan akhir saat semua hasil tahapan
penghancuran telah dipisahkan menjadi produk akhir (agregat beton dan
pasir olahan) sedangkan yang ukurannya melebihi standar akan didaurulang kembali ke tahap sebelumnya untuk dihancurkan kembali.
4. Penyimpanan
Produk akhir kemudian disimpan di tempat terbuka melalui ban
berjalan.
5. Pengujian
Pengambilan sampel dan pemilahan produk akhir dilakukan untuk
memastikan bahwa hanya produk kualitas terbaik yang dikirimkan
kepada pelanggan.
6. Pemuatan dan Pendistribusian kepada Pelanggan
Produk akhir dimuat ke dalam truk terbuka dengan menggunakan
wheel loaders untuk pendistribusian kepada pengguna akhir (biasanya ke
batching plant).

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)


Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah komponen yang sangat penting.
Pada proses pengadaan barang jasa. HPS yang tidak disusun dengan baik
akan berakibat pada kelanjutan proses pengadaan barang jasa. Penyusunan
HPS menjadi tanggung jawab Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Penyusunan HPS yang terlalu rendah akan menyebabkan para penyedia tidak
berani melakukan penawaran sehingga pelelangan terancam ulang bahkan
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI
MALANG

10

gagal. Sebaliknya, HPS disusun dengan nilai cukup, tetapi PPK lupa
memasukkan komponen pekerjaan yang penting, maka akibatnya ketika
barang sudah diperoleh, barang tidak bisa dioperasikan karena HPS yang
disusun tidak mencakup kegiatan yang mendukung beroperasinya barang
tersebut.
Sebelum HPS/OE menjadi salah satu persyaratan dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa pemerintah terutama dalam kaitannya dengan
penetapan pemenang pengadaan barang/jasa, maka yang menjadi acuan
adalah barang/jasa yang diperoleh melalui proses ini harus mencerminkan
harga yang wajar dan dapat dipertanggung-jawabkan. Pengertian Harga yang
wajar dan dapat dipertanggungjawabkan pada dasarnya merupakan rumusan
yang abstrak, karena setiap orang terutama pelaku pengadaan dapat
menafsirkannya

dalam

berbagai

versi,

tergantung

pada

perspektif,

pengalaman, dan latar belakang pendidikan serta motivasi masing-masing


pihak, sehingga dalam implementasinya sering terjadi perbedaan pendapat,
terutama antara pengguna barang/jasa dengan aparat pengawasan. Ada
sebagian pihak yang memandang bahwa harga yang wajar dan dapat
dipertanggungjawab kan adalah harga yang paling murah dari suatu
barang/jasa, apapun kualitas barang tersebut. Namun demikian, tidak sedikit
yang berpendapat bahwa harga yang wajar dan dapat dipertanggung
jawabkan diartikan sebagai harga barang/jasa yang paling efisien dalam
konteks pada saat pengadaan dan selama masa operasional/masa hidup (life
time) dari barang/jasa tersebut.
Oleh karena itu, perlu dibuat satu tolok ukur dari pengertian harga wajar
dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga setiap pelaku pengadaan
mempunyai pola pikir dan acuan yang sama, yang disebut Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) atau Owners Estimate (OE).
3.2 PERKIRAAN BIAYA
National Estimating Society-USA mendefinisikan perkiraan biaya
sebagai seni memperkirakan (the art of approximating) kemungkinan

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

11

besarnya biaya yang diperlukan dalam suatu kegiatan dengan mendasarkan


atas informasi yang tersedia pada saat itu.
Hal ini berarti bahwa dalam menyusun perkiraan biaya perlu dilakukan
pengkajian atas biaya kegiatan terdahulu sebagai masukan, serta melihat masa
depan, memperhitungkan dan mengadakan perkiraan atas hal-hal yang akan
atau mungkin terjadi.
Dalam kaitan ini perkiraan biaya merupakan salah satu unsur penting
dalam penyelenggaraan proyek/kegiatan.
Pada taraf pertama digunakan untuk mengetahui besarnya biaya yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan, dan pada taraf berikutnya
(dengan spektrum yang lebih luas, terkait dengan perencanaan dan
pengendalian sumber daya yang dimiliki dalam rangka melaksanakan dan
mencapai tujuan proyek. Dalam konteks pengadaan barang/jasa pemerintah
sebagaimana telah dibahas sebelumnya, perkiraan biaya tersebut dituangkan
dalam bentuk HPS/OE.
3.3 FUNGSI HPS/OE
barang/jasa pemerintah digunakan sebagai alat untuk :
1)

Menilai kewajaran total harga dari penawaran yang disampaikan

2)

penyedia barang/jasa beserta rinciannya.


Menetapkan besarnya nilai jaminan penawaran dari penyedia
barang/jasa. Besarnya nominal atas jaminan penawaran atas
pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai Keppres 80 tahun 2003,
berkisar antara 1 3 % dari Total HPS/OE.
Contoh :
Nilai OE suatu pekerjaan adalah Rp 1 Milyar. Besarnya jaminan
penawaran yang ditetapkan Panitia/Pejabat pengadaan (misal 2 %) ,
maka Jaminan penawaran yang harus disampaikan oleh Penyedia
barang/jasa adalah sebesar Rp 20 juta. Menetapkan tambahan nilai
jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah
(kurang dari 80 % dari nilai OE). Walaupun demikian tidak berarti
dapat dijadikan bahan untuk menggugurkan jaminan penawaran.

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

12

Contoh:
Nilai OE suatu pekerjaan adalah Rp 1 Milyar Penawaran yang
disampaikan oleh penyedia barang/jasa (setelah koreksi) adalah Rp
750 Juta atau 75 % dari HPS/OE Jumlah jaminan pelaksanaan
(secara umum) yaitu sebesar 5 % adalah 5 % x Rp 750 Juta atau
sebesar Rp 35 Juta. Oleh karena harga penawaran kurang dari 80 %
HPS/OE, maka untuk meningkatkan rasa aman bagi pengelola
proyek/kegiatan, sesuai Keppres

80 tahun

2003, jaminan

pelaksanaan perlu ditambah sebesar selisih nilai jaminan dari 80 %


HPS/OE dengan nilai jaminanyang telah ditentukan, yaitu : (5 % x
80 % x Rp 1 M) Rp 35 Juta = Rp 5 Juta. Atau dapat juga
dikatakan bahwa bila harga penawaran penyedia barang/jasaberada
di bawah 80 % dari nilai HPS/OE, maka nilai jaminan pelaksanaan
3)

seharusnya adalah 5 % dari Nilai HPS/OE.


Acuan bagi penetapan harga satuan timpang (untuk pelelangan
dengan kontrak harga satuan ) di mana salah satu atau lebih
komponen/item pekerjaan nilai penawaran harganya lebih besar dari

4)
5)
6)

110 % rincian HPS/OE.


Patokan dalam hal seluruh penawaran di atas pagu anggaran tersedia.
Menjadi bahan dalam perhitungan penyesuaian harga (eskalasi).
Acuan bagi negosiasi harga, apabila pengadaan barang/jasa
menggunakan metoda pemilihan langsung/penunjukkan langsung,
serta pengadaan jasa konsultansi

3.4 PERLAKUAN TERHADAP HPS/OE


Walaupun HPS/OE merupakan dokumen strategis bagi pelaksanaan
pengadaan barang/jasa pemerintah, pada dasarnya nilai HPS/OE bukanlah
sesuatu yang perlu dirahasiakan. Oleh karena itu, nilai total HPS/OE tersebut
harus diinformasikan pada saat acara penjelasan dokumen pengadaan
(aanwijzing).

Sedangkan

rincian

perhitungan

HPS/OE

harus

tetap

dirahasiakan sampai dengan saat kontrak ditandatangani. Perlakuan demikian


merupakan upaya untuk lebih meningkatkan prinsip pengadaan barang/jasa
dalam hal transparansi, dan sekaligus mencegah terjadinya keseragaman
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI
MALANG

13

metoda pelaksanaan atau metoda kerja di antara para peserta pengadaan.


Dengan diumumkannya total HPS/OE, bagi penyedia barang/jasa akan
menjadi bahan pertimbangan dalam keikutsertaannnya pada proses pengadaan
selanjutnya, tergantung perkiraan seberapa besar margin (keuntungan, laba)
yang akan diperoleh. Penyusunan HPS/OE harus sudah memperhitungkan
beberapa komponen utama, yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN), beban
biaya umum (overhead cost) dan keuntungan (margin/profit) yang wajar bagi
penyedia barang/jasa, dan tidak diperkenankan untuk memperhitungkan pajak
penghasilan, biaya tidak terduga, dan biaya lain-lain.
Dengan tidak diberlakukannya sistem koridor yang mengharuskan
penawaran biaya dari penyedia barang/jasa harus lebih besar dari 80 %
HPS/OE maka diharapkan persaingan antar penyedia barang/jasa makin ketat
sehingga semua penyedia barang/jasa berusaha untuk semakin efisien, maka
diharapkan pada gilirannya dapat mendorong peningkatan daya saing
perusahaan nasional.
3.5 TEKNIK PERHITUNGAN
Penyusunan

HPS/OE

dipertanggungjawabkan,

harus
karenanya

dibuat

secara

panitia/pejabat

cermat

dan

dapat

pengadaan

harus

mempelajari dan mengkaji informasi/data dari berbagai dokumen yang


diperlukan terkait dengan HPS/OE atas kegiatan yang akan disusun, dengan
mempertimbangkan sumber data antara lain :
1. Dokumen anggaran
2. Dokumen pemilihan penyedia barang/ Jasa
3. Analisa harga satuan pekerjaan yang bersangkutan pada saat
anggaran diajukan (Rencana Anggaran Biaya)
4. Perkiraan perhitungan biaya oleh Engineers Estimate
5. Harga pasar setempat atau pasar regional/nasional dengan
memperhitungkan biaya angkutan dan biaya lain-lain sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, sehingga barang tersebut berada di
pasar lokal, menjelang dilaksanakan pengadaan.
6. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS,
asosiasi terkait dan sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

14

7. Daftar tarif yang dikeluarkan pemerintah atau agen tunggal atau


pabrikan;
8. Biaya kontrak sebelumnya maupun yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
9. Daftar harga standar yang dikeluarkan oleh instansi berwenang,
seperti harga satuan umum dan harga satuan jasa konsultansi oleh
Menteri Keuangan,
Prosedur penyusunan HPS / OE terhadap pekerjaan jasa adalah sebagai
berikut:
1. Teliti besaran dana dari pagu anggaran yang tersedia. Besaran pagu
anggaran ini merupakan batas maksimal untuk perhitungan
HPS/OE. Oleh karenanya nilai HPS/OE diupayakan lebih kecil
dari Pagu Anggaran;
2. Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa, terutama yang terkait
dengan instruksi kepada penyedia jasa, syarat umum/khusus
kontrak, gambar,spesifikasi teknis, serta hasil peninjauan kondisi
lapangan;
3. Untuk pekerjaan dengan kontrak harga satuan, volume pekerjaan
yang dibuat dalam HPS/OE sama dengan volume pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Bill of Quantity (BQ) dokumen pemilihan
penyedia jasa.
4. Peroleh dan atau perhitungkan harga satuan dasar dari bahan, upah,
dan alat yang bersandarkan harga pasar setempat hinga di job-site.
Jika harga pasar setempat tidak diperoleh, gunakan data harga yang
termuat dalam SPK/kontrak sebelumnya dengan memperhitungkan
kemungkinan perubahan harganya berdasarkan indeks dari Badan
Pusat Statistik (BPS);
5. Hitung analisa harga untuk setiap pembayaran (pay-item) dengan
formula/rumus yang sudah digunakan dalam perhitungan untuk
mendapatkan RAB;
6. Tetapkan harga satuan : analisa harga + 10 % (laba penyedia jasa).
Secara umum besaran laba ditetapkan sebanyak 10 %, walaupun
tidak ada landasan teoritis yang memadai untuk menentukan nilai
presentasi tersebut);

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

15

7. Hitung jumlah biaya pada setiap masa pembayaran : jumlah


volume dikalikan harga satuan Jumlahkan semua biaya untuk
seluruh masa pembayaran dari pekerjaan yang akan dilaksanakan
8. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10 % jumlah biaya untuk
seluruh masa pembayaran;
9. Total harga pekerjaan yang dituangkan dalam HPS/OE = Jumlah
biaya seluruh masa pembayaran + PPN 10 %

Gambar. Bagan Prosedur Penyusunan AHSP


3.6 STRUKTUR ANALISA HARGA SATUAN
Analisa digunakan sebagai dasar untuk menyusun perhitungan harga
perkiraan sendiri dan harga perkiraan perencanaan yang dituangkan sebagai
mata pembayaran suatu pekerjaan.
Analisa harga satuan ini menguraikan suatu perhitungan harga satuan
upah, tenaga kerja, dan bahan serta pekerjaan secara teknis dirinci secara
detail berdasarkan suatu metode kerja dan asumsi-asumsi yang sesuai dengan
yang diuraikan dalam suatu spesifikasi teknik, gambar desain dan komponen
harga satuan baik untuk kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan, maupun
infrastruktur lainnya.
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI
MALANG

16

Harga satuan pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan tidak langsung.
Komponen biaya langsung terdiri atas upah , bahan dan alat. Komponen biaya
tidak langsung terdiri atas biaya umum atau overhead dan keuntungan. Biaya
overhead dan keuntungan belum termasuk pajak-pajak yang harus dibayar,
besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Gambar Struktur analisa harga satuan pekerjaan


Komponen tenaga kerja berupa upah yang digunakan dalam mata
pembayaran tergantung pada jenis pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi
harga satuan dasar tenaga kerja antara lain jumlah tenaga kerja dan tingkat
keahlian tenaga kerja. Penetapan jumlah dan keahlian tenaga kerja mengikuti
produktifitas peralatan utama. Biaya tenaga kerja standar dapat dibayar sistem
harian atau jam orang standar. Besarnya sngat dipengaruhi oleh jenis
pekerjaan dan lokasi pekerjaan
Sumber data harga standar upah berdasarkan Upah Minimum Regional
(UMR) didapat dari ketetapan yang dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja. Selain
berdasarkan UMR, dipertimbangkan pula adanya upah lokal dan upah
mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah. UMR adalah upah pokok
terendah termasuk tunjangan tetap yang diterima oleh pekerja di wilayah
tertentu dalam satu provinsi. Upah lokal adalah harga upah setempat pada
waktu bersangkutan yang bersumber dari instansi yang di daerahtersebut.
Upah-upah tersebut termasuk peralatan untuk memenuhi unsur K3
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI
MALANG

17

Gambar Struktur analisa harga satuan dasar upah


Komponen alat digunakan dalam mata pembayaran tergantung pada jenis
pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar alat antara lain :
Jenis pekerjaan, efisiensi kerja, kondisi cuaca, kondisi medan, dan jenis
material yang dikerjakan. Pada peralatan yang bermesin maka kerja peralatan
atau jam pemakaian peralatan dihitung dan dicatat sejak mesin dihidupkan
sampai mesin mati. Karena banyaknya model dan jenis peralatan dari
berbagai produk, maka untuk menyusun analisa biaya pekerjaan di gunakan
tata cara perhitungan pendekatan dengan rumus-rumus yang bisa dipakai
untuk seluruh macam peralatan

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

18

Gambar Struktur analisa harga satuan dasar alat


Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar bahan antara lain adalah
kualitas, kuantitas, dan lokasi bahan. Hal-hal tersebut harus ditetapkan
dengan mengacu pada spesifikasi yang berlaku. Data harga satuan dasar
bahan dalam perhitungan analisa ini berfungsi untuk kontrol terhadap harga
penawaran kontraktor. Harga satuan dasar bahan dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian yaitu bahan baku (batu, pasir, semen, baja tulangan, dll),
bahan olahan (agregat kasar, agregat halus, campuranbeton semen, campuran
aspal, dll), dan bahan jadi (tiang pancang, precast, geosintetik, dll).

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

19

Gambar Analisa harga satuan dasar bahan

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

20

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 METODA
Dalam penyusunan HPS/OE yang baik, panitia/pejabat pengadaan
barang/jasa seharusnya mendasarkan pada data harga yang berlaku di
pasaran. Namun demikian, data/informasi harga primer tersebut di lapangan
seringkali justru tidak ditemukan, sehingga panitia/pejabat pengadaan harus
mengambil data sekunder (dari kontrak/SPK sebelumnya, atau kalaupun ada,
dimensi satuannya berbeda). Oleh karena itu, perlu ada upaya bagi
penyesuaian-penyesuaian tersebut, sehingga data harga yang diperoleh akan
mendekati harga dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pada bagian berikut
di bawah ini, akan diuraikan beberapa metoda perkiraan biaya yang biasa
dilakukan.
4.1.1 Metoda Parametrik
Pendekatan yang digunakan dalam metoda ini adalah mencoba meletakkan
dasar hubungan matematis yang mengkaitkan biaya dengan karakteristik fisik
tertentu dari obyek (volume, luas, dan lain sebagainya). Metoda ini sangat
praktis dan cepat, yang biasanya digunakan pada saat belum tersedia data
yang membuat perkiraan biaya lebih akurat, yang didasarkan pada
pengalaman atau catatan terdahulu, dengan tetap menggunakan secara cermat
(hatihati). Rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y ax

atau

Y a. x b

Dimana :
Y = biaya yang di perkirakan
x = variabel
a = parameter yang menerangkan hubungan y dengan x
b = komponen tetap
Contoh :
Dinas Pendidikan akan membangun gedung laboratorium SLTA seluas 20
m. Harga Satuan Bangunan Gedung Negara yang dikeluarkan Pemda
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI
MALANG

21

Kabupaten A per meter adalah Rp 1 Juta. Berapa perkiraan harga untuk


pembangunan gedung laboratorium tersebut ?
Jawaban :
Sesuai dengan petunjuk yang diatur dalam Kepmenkimpraswil No.
332/KPTS/M/2002 tentang Petunjuk Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, harga satuan tertinggi rata-rata per m untuk bangunan
laboratorium SLTA adalah 1,15 dari standar harga bangunan (lihat Bab IV
butir D.2, halaman 39)
Hal ini berarti bahwa harga satuan bangunan laboratorium adalah :
y = ax 1,15 x Rp 1 juta = Rp 1,15 Juta (Rp 1.150.000) per m
Sehingga biaya yg diperlukan untuk pembangunan laboratorium seluas 20
m adalah : 20 x Rp 1.150.000 = Rp 23.000.000,00
Apabila diketahui ternyata ada komponen biaya tetap, misalnya berupa
harga

tanah

yang

tidak

mengalami

perubahan

harga

meskipun

pembangunan kapasitas laboratorium bertambah, karena tanah di lokasi


pembangunan laboratorium tersebut akan dijual oleh pemiliknya kepada
pihak sekolah per kapling (per 100 m) sebesar Rp 10 juta, maka biaya
pembangunan laboratorium dan harga tanahnya menjadi sebagai berikut :
y = ax + b
y = Rp 23 Juta + Rp 10 Juta sama dengan
Rp 33 Juta
4.1.2 Metoda Indeks
Informasi data harga di waktu lalu dan korelasinya terhadap tingkat harga
yang berlaku sekarang dapat dilihat dari indeks yang diterbitkan secara
berkala. Pada hakekatnya indeks harga adalah angka perbandingan antara
harga pada suatu waktu (bulan/tahun) tertentu terhadap harga pada waktu
(bulan/tahun) yang digunakan sebagai dasar. Rumus/formula :

HgA HgB

IndeksHgA
IndeksHgB

4.1.3 Metoda Analisis Harga Satuan


Metoda ini dilakukan apabila angka yang menunjukkan volume total
pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per satuan (per
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI
MALANG

22

meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung. Hal ini seringdijumpai
pada pekerjaan konstruksi, seperti pekerjaan tanah, pengerjaan jalan,
memasang pipa, membangun kanal, dan lain sebagainya.
Contoh :
Diperoleh data sebagaimana terlihat dalam
tabel berikut ini:

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI


MALANG

23

Anda mungkin juga menyukai