Anda di halaman 1dari 23

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum PT. Semen Indonesia (Tbk.) Pabrik Tuban

PT Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957

oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per

tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta

dan Bursa Efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public

dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Sampai dengan

tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi

Pemerintah RI 15,01%, Masyarakat 23,46% dan Cemex 25,53%. Pada tanggal

27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd.

kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd. Sehingga komposisi kepemilikan saham

berubah menjadi Negara RI 51,0%, Blue Valley Holdings PTE Ltd 24,9%, dan

masyarakat 24,0%. Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTE Ltd,

menjual seluruh sahamnya melalui private placement, sehingga komposisi

pemegang saham Perseroan berubah menjadi Pemerintah 51,0% dan Publik

48,9%.

Saat ini kapasitas terpasang Semen Gresik Group (SGG) sebesar 16,92

juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 46% pangsa pasar. Perseroan

memproduksi berbagai jenis semen, antara lain:

1. Semen Portland Tipe I. Dikenal pula sebagai Ordinary Portland Cement

(OPC), merupakan semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk

54
55

konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak memerlukan

persyaratan khusus, antara lain : bangunan, perumahan, gedung-gedung

bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.

2. Semen Portland Tipe II. Di kenal sebagai semen yang mempunyai

ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk

bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, dan saluran irigasi.

3. Semen Portland Tipe III. Semua jenis ini merupakan semen yang

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan

kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan

memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk

pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.

4. Semen Portland Tipe V. Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi

bangunan- bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan

sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbang pabrik, konstruksi dalam

air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir.

5. Special Blended Cement (SBC). Semen khusus yang diciptakan untuk

pembangunan mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan

cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut.

6. Portland Pozzolan Cement (PPC). Semen Hidrolis yang dibuat dengan

menggiling terak, gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk

bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan

panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya, perumahan,


56

dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat

penuh.

5.1.1 Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik sangat strategis di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan

Vietnam menjadikan Semen Indonesia mampu memasok kebutuhan semen di

seluruh tanah air yang didukung ribuan distributor, sub distributor dan toko-

toko. Selain penjualan di dalam negeri, Semen Indonesia juga mengekspor ke

beberapa negara antara lain: Singapura, Malaysia, Korea, Vietnam, Taiwan,

Hongkong, Kamboja, Bangladesh, Yaman, Norfolk USA, Australia, Canary

Island, Mauritius, Nigeria, Mozambik, Gambia, Benin dan Madagaskar.

1. Semen Padang. Semen Padang memiliki 4 (empat) pabrik semen,

kapasitas terpasang 6 juta ton semen pertahun berlokasi di Indarung,

Sumatera Barat. Semen Padang memiliki 5 pengantongan semen, yaitu :

Teluk Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok dan Ciwandan.

2. Semen Gresik. Semen Gresik memiliki 4 pabrik dengan kapasitas

terpasang 8,5 juta ton semen per tahun yang berlokasi di Tuban, Jawa

Timur. Semen Gresik memiliki 2 pelabuhan, yaitu : Pelabuhan khusus

Semen Gresik di Tuban dan Gresik. Semen Gresik pabrik Tuban berada

di Desa Sumberarum, Kec Kerek.

3. Semen Tonasa. Semen Tonasa memiliki 4 pabrik semen, kapasitas

terpasang 6,5 juta ton semen per tahun, berlokasi di Pangkep, Sulawesi

Selatan. Semen Tonasa memiliki 9 (sembilan) pengantongan semen,


57

yaitu : Biringkasi, Makassar, Samarinda, Banjarmasin, Pontianak,

Bitung, Palu, Ambon, Bali.

4. Thang Long Cement Company. Thang Long Cement Company memiliki

kapasitas terpasang 2,3 juta ton semen per tahun, berlokasi di Quang

Ninh, Vietnam, Thang Long Cement Company memiliki 3 (tiga)

pengantongan semen.

5.1.2 Logo Perusahaan

Sumber : PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

Gambar 5.1 Logo PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

5.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

5.1.3.1 Visi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

Menjadi perusahaan persemenan internasional yang terkemuka di Asia

Tenggara

5.1.3.2 Misi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

a. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang

berorientasikan kepuasan konsumen.

b. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan

daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara

berkesinambungan.
58

c. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.

d. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan

(stakeholders).

e. Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia.


Sertifikasi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

a. Sistem Manajemen Mutu SNI 19-9001-2001 dan ISO 9001 : 2000,

sertifikat No. ID03/0267 dari SGS sejak Mei 1996.

b. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004, sertifikat No.

GB01/19418 dari SGS sejak Februari 2001.

c. Sistem Manajemen K3 (SMK3) Sejak 1999 dan OHSAS 18001:2007

sejak bulan November 2007 dari SGS.

d. Memperoleh Sertifikat Akreditasi Laboratorium Pengujian Bahan dari

KAN yang telah menerapkan secara konsisten ISO/IEC 17025:2000

sejak November 2002 dan ISO/IEC 17025:2005 sejak Maret 2007.

5.2 Karakteristik Individu Tenaga Kerja Bagian Produksi Operasi Packer dan

Loader PT. Semen Indonesia (Tbk.) Pabrik Tuban

Bagian Produksi Operasi Packer dan Loader merupakan unit kerja

terakhir pada bagian produksi semen yang melakukan produksi semen mulai

bahan baku hingga menjadi semen yang siap di kemas. Pengemasan semen

yang telah jadi serta inilah dilakukan pada bagian operasi packer dan loader.

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban memiliki 4 Plant Pabrik

yang melakukan proses produksi semen mulai. Setiap plant tersebut memiliki

Unit Packer dan Loader masing-masing. Unit Packer Plant IV PT. Semen
59

Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban merupakan unit pengemasan jenis

semen Ordinary Portland Cement (OPC) yang memiliki 4 unit mesin packer.

Pengemasan semen dilakukan dengan mengalirkan semen yang berasal dari

silo. Material yang keluar dari silo diatur oleh pengendali aliran untuk dibawa

menuju bucket elevator melalui air slide. Dari bucket elevator, material

dilewatkan melalui vibrating screen untuk memisahkan semen dengan material

asing dan dibawa ke bin pusat yang berjumlah 2 buah secara bergantian. Aliran

semen setelah melewati bin pusat terbagi menjadi 2 yaitu aliran untuk semen

curah dan semen yang akan dijual dalam bentuk kantong. Aliran semen curah

masuk ke air slide, bin semen curah dan truk yang akan membawa semen ke

konsumen. Sedangkan untuk semen kantong setelah melewati bin pusat dibawa

dengan air slide ke bin rote packer dan rotary yang diatur dengan rentang berat

49,5 - 50,75 kg. Jika berat semen < 49,5 kg dikeluarkan lewat bag reject.

Semen yang tidak lolos uji akan diayak, dibawa screw conveyor dan

dikembalikan ke bucket elevator. Semen yang lulus uji dibawa oleh belt

conveyor dan oleh tenaga kerja loader disusun pada badan-badan truk untuk

didistribusikan kepada konsumen.

Mesin packer beroperasi secara terus menerus selama 24 jam.

Pemberhentian mesin hanya ketika proses pergantian truk pemuat semen penuh

ke truk kosong. Sehingga tenaga kerja dibagi menjadi 4 shift yaitu shift 1

dengan jam kerja pukul 07.00-15.00, shift 2 dengan jam kerja pukul 15.00-

23.00 dan shift 3 dengan jam kerja pukul 23.00- 07.00 , terakhir merupakan

shift off atau libur. Pergantian shift dilakukan setiap 5 hari kerja secara
60

bergantian, tenaga kerja yang telah menyelesaikan shift 3 shift selanjutnya

tidak diperbolehkan bekerja pada shift 1.

Penelitian ini akan mendeskripsikan terkait karakteristik individu

responden yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, status perkawinan dan

masa kerja. Responden merupakan 45 orang tenaga kerja pada bagian produksi

operasi packer dan loader plant Tuban IV PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

yang dipilih melalui simple random sampling.

5.2.1 Umur

Berikut merupakan hasil distribusi karakteristik individu responden

berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Kelompok Umur Responden

Kelompok Umur Jumlah (n) Persentase (%)


21-30 Tahun 35 77,8
31-40 Tahun 10 22,2
Total 45 100

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan total

responden penelitian yaitu 45 tenaga kerja di bagian packer dan loader Plant

Tuban IV terbagi menjadi dua kelompok umur. Mayoritas responden

merupakan tenaga kerja pada rentang umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 35

orang (77,8%).

5.2.2 Tingkat Pendidikan

Berikut merupakan hasil distribusi karakteristik individu responden

berdasarkan tingkat pendidikan digambarkan dalam tabel 5.2


61

Tabel 5.2 Distribusi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)


Tamat SMP 3 6,7
Tamat SMA 42 93,3
Total 45 100

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan total

responden penelitian yaitu 45 tenaga kerja di bagian packer dan loader Plant

Tuban IV mayoritas responden sebanyak 42 orang (93,3%) adalah tamat

SMA.

5.2.3 Status Perkawinan

Pengumpulan data yang dilakukan pada karakteristik individu

berdasarkan status perkawinan responden melalui kuesioner didapatkan hasil

sebagai berikut pada Tabel 5.3

Tabel 5.3 Distribusi Berdasarkan Status Perkawinan Responden

Status Perkawinan Jumlah (n) Persentase (%)


Belum Menikah 19 42,2
Menikah 26 57,8
Total 45 100

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu

tenaga kerja pada bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV memiliki status

telah menikah, dari 45 responden terdapat 26 orang (57,8%) telah menikah.

5.2.4 Masa Kerja

Berikut merupakan hasil pengumpulan data karakteristik individu

responden berdasarkan masa kerja dalam tabel 5.4


62

Tabel 5.4 Distribusi Berdasarkan Masa Kerja Responden

Masa Kerja Jumlah (n) Persentase (%)


≤ 5 Tahun 18 40,0
6-10 Tahun 22 48,9
>10 Tahun 5 11,1
Total 45 100

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

yaitu tenaga kerja pada bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV memiliki

masa kerja selama 6-10 tahun (48,9%).

5.3 Kualitas Kehidupan Kerja (Quality Of Work Life) pada Tenaga Kerja

Bagian Produksi Operasi Packer dan Loader PT. Semen Indonesia (Tbk.)

Pabrik Tuban

Kualitas kehidupan kerja merupakan sekumpulan keadaan dan praktek

dari tujuan organisasi, selain itu merupakan persepsi tenaga kerja bahwa

mereka ingin rasa aman, merasa puas dan mendapatkan kesempatan untuk

tumbuh dan berkembang sebagai layaknya manusia. Kualitas kehidupan kerja

pada penelitian ini diukur melalui beberapa indikator yaitu keterlibatan tenaga

kerja, kompensasi yang seimbang, rasa aman terhadap pekerjaan, keselamatan

dan kesehatan kerja, pengembangan karier, hubungan kerja dan kebanggaan

terhadap perusahaan dengan instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

Berikut merupakan hasil pengolahan data responden terkait kualitas

kehidupan kerja di bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV pada Tabel 5.5
63

Tabel 5.5 Distribusi Berdasarkan Tingkat Kualitas Kehidupan Kerja


Responden

Kualitas Kehidupan Jumlah (n) Persentase (%)


Kerja
Kurang 6 13,3
Cukup 31 68,9
Tinggi 8 17,8
Total 45 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi tingkat

Kualitas Kehidupan Kerja pada responden sebagian besar memiliki kualitas

kehidupan kerja cukup yaitu sebanyak 31 tenaga kerja (68,9%) dan masih

terdapat 6 tenaga kerja (13,3%) yang memiliki tingkat kualitas kehidupan kerja

kurang.

5.3.1 Keterlibatan Tenaga Kerja

Keterlibatan Tenaga Kerja dalam penelitian ini didefinisikan sebagai

persepsi tenaga kerja terhadap kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam

pengambilan keputusan, penerimaan ide/gagasan dan berhubungan dengan

atasan. Berikut merupakan hasil pengolahan data persepsi tenaga kerja

terhadap keterlibatan tenaga kerja di bagian Packer dan Loader Plant Tuban

IV pada tabel 5.6 :

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Mengenai Keterlibatan


Tenaga Kerja

Keterlibatan Tenaga Jumlah (n) Persentase (%)


Kerja
Rendah 6 13,3
Sedang 31 68,9
Tinggi 8 17,8
Total 45 100
64

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 tenaga kerja

Packer dan Loader Plant Tuban IV yang menjadi responden penelitian,

mayoritas responden memiliki total skor sedang terkait keterlibatan tenaga

kerja yaitu sebanyak 31 tenaga kerja (68,9%).

5.3.2 Kompensasi yang Seimbang

Kompensasi yang seimbang merupakan salah satu indikator kualitas

kehidupan kerja dan pada penelitian ini didefinisikan sebagai persepsi tenaga

kerja terhadap insentif yang diterima sudah adil dibandingkan tenaga kerja

dengan jenis pekerjaan yang sama, memadai, dan sesuai pekerjaan yang

dilakukan. Berikut merupakan hasil pengolahan data persepsi tenaga kerja

terhadap kompensasi yang seimbang di bagian Packer dan Loader Plant

Tuban IV pada tabel 5.7 :

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Terkait Kompensasi


yang Seimbang

Kompensasi yang Jumlah (n) Persentase (%)


Seimbang
Rendah 16 35,6
Sedang 26 57,8
Tinggi 3 6,7
Total 45 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 tenaga kerja

Packer dan Loader Plant Tuban IV yang menjadi responden penelitian,

mayoritas responden memiliki total skor sedang mengenai kompensasi yang

seimbang yaitu 26 tenaga kerja (57,8%) sedangkan 16 (35,6%) tenaga kerja

memiliki total skor terkait kompensasi yang seimbang rendah.


65

5.3.3 Rasa Aman Terhadap Pekerjaan

Rasa aman terhadap pekerjaan adalah persepsi tenaga kerja terhadap

kestabilan perusahaan, gaji dan kontrak kerja. Berikut merupakan gambaran

rasa aman terhadap pekerjaan di bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV

pada tabel 5.8 :

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Mengenai Rasa Aman


Terhadap Pekerjaan

Rasa Aman Jumlah (n) Persentase (%)


Terhadap Pekerjaan
Rendah 9 20,0
Sedang 12 26,7
Tinggi 24 53,3
Total 45 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 tenaga kerja

Packer dan Loader Plant Tuban IV yang menjadi responden penelitian,

mayoritas responden mendapatkan total skor tinggi terkait rasa aman terhadap

pekerjaan yaitu 24 tenaga kerja (53,3%).

5.3.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan dasar teori yang digunakan maka salah satu indikator

kualitas kehidupan kerja dalam penelitian ini adalah keselamatan dan

kesehatan kerja yang didefinisikan sebagai persepsi tenaga kerja terhadap

lingkungan kerja dan pekerjaan yang aman dan kondusif, adanya program-

program keselamatan dan kesehatan kerja, serta asuransi kesehatan. Berikut

merupakan gambaran kesehatan dan keselamatan kerja di bagian Packer dan

Loader Plant Tuban IV pada tabel 5.9


66

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Mengenai Keselamatan


dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Jumlah (n) Persentase (%)


Kesehatan Kerja
Rendah 7 15,6
Sedang 27 60,0
Tinggi 11 24,4
Total 45 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 tenaga kerja

Packer dan Loader Plant Tuban IV yang menjadi responden penelitian,

mayoritas responden mendapatkan total skor sedang terkait kesehatan dan

keselamatan kerja yaitu 27 tenaga kerja (60%), sedangkan 11 tenaga kerja

mendapatkan total skor tinggi (24,4%)

5.3.5 Pengembangan Karier

Pengembangan karier yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

persepsi tenaga kerja terhadap kesempatan untuk menambah pengetahuan,

meningkatkan keterampilan serta promosi jabatan. Berikut merupakan

gambaran pengembangan karier di bagian Packer dan Loader Plant Tuban

IV pada tabel 5.10 :

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Mengenai


Pengembangan Karier

Pengembangan Jumlah (n) Persentase (%)


Karier
Rendah 4 8,9
Sedang 26 57,8
Tinggi 15 33,3
Total 45 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 tenaga kerja

Packer dan Loader Plant Tuban IV yang menjadi responden penelitian,


67

mayoritas responden mendapatkan total skor sedang terkait pengembangan

karier yaitu sebanyak 26 tenaga kerja (57,8%).

5.3.6 Hubungan Kerja

Persepsi tenaga kerja terhadap hubungan dengan rekan kerja dan

pimpinan, komunikasi yang terbuka serta upaya perusahaan dalam

penyelesaian masalah merupakan definisi dari hubungan kerja sebagai salah

satu indikator kualitas kehidupan kerja. Berikut merupakan gambaran

hubungan kerja di bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV pada tabel

5.11 :

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Mengenai Hubungan


Kerja

Hubungan Kerja Jumlah (n) Persentase (%)


Rendah 5 11,1
Sedang 28 62,2
Tinggi 12 26,7
Total 45 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 tenaga kerja

Packer dan Loader Plant Tuban IV yang menjadi responden penelitian,

mayoritas responden mendapatkan total skor sedang terkait hubungan kerja

yaitu 28 tenaga kerja (62,2%).

5.3.7 Rasa Bangga Terhadap Perusahaan

Rasa bangga terhadap perusahaan adalah persepsi tenaga kerja terhadap

rasa memiliki dan loyal terhadap perusahaan. Berikut merupakan gambaran

rasa bangga terhadap perusahaan di bagian Packer dan Loader Plant Tuban

IV pada tabel 5.12 :


68

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Rasa Bangga Terhadap Perusahaan

Rasa Bangga Terhadap Jumlah (n) Persentase (%)


Perusahaan
Rendah 4 8,9
Sedang 32 71,1
Tinggi 9 20,0
Total 45 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 tenaga kerja

Packer dan Loader Plant Tuban IV yang menjadi responden penelitian,

mayoritas responden mendapatkan total skor sedang terkait rasa bangga

terhadap pekerjaan yaitu 32 tenaga kerja (71,1%).

5.4 Tingkat Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja pada penelitian ini merupakan variabel dependen yang

diukur melalui instrumen kuesioner berdasarkan Minessota Satisfaction

Questionnaire dan terdiri dari dua puluh pernyataan. Kepuasan merupakan

perasaan menyenangkan, merupakan hasil dari persepsi individu dalam rangka

menyelesaikan tugas atau memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh nilai-

nilai kerja yang penting bagi tenaga kerja itu sendiri.

Berdasarkan hasil pengolahan data terkait dengan kepuasan kerja dari

responden yaitu tenaga kerja bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV dapat

dilihat pada Tabel 5.13 sebagi berikut:

Tabel 5.13 Distribusi Berdasarkan Tingkat Kepuasan Kerja Responden

Kepuasan Kerja Jumlah (n) Persentase (%)


Kurang Puas 11 24,4
Cukup Puas 27 60,0
Sangat Puas 7 15,6
Total 45 100
69

Tabel 5.13 di atas menunjukkan bahwa dari 45 tenaga kerja Packer dan

Loader yang menjadi responden penelitian sebagian besar yaitu sebanyak 27

tenaga kerja (60%) memiliki kepuasan kerja cukup. Namun, dari total

responden masih terdapat tenaga kerja dengan kepuasan kerja yang kurang

puas yaitu sebanyak 11 orang tenaga kerja (15,6%).

5.5 Hubungan antara Komponen Kualitas Kehidupan Kerja dengan

Kepuasan Kerja pada Tenaga Kerja bagian Produksi Operasi Packer dan

Loader PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara masing-

masing variabel independen dengan variabel dependen. Analisis bivariat

dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik Korelasi Spearman dengan

tingkat kepercayaan sebesar 95%. Adapun analisis bivariat dari tiap variabel

dalam penelitian ini antara variabel dependen maupun variabel independen

adalah sebagai berikut :

5.5.1 Hubungan antara Keterlibatan Tenaga kerja dengan Kepuasan Kerja

Hubungan antara keterlibatan tenaga kerja dengan kepuasan kerja

diketahui dengan melakukan uji Korelasi Spearman. Hasil uji statistik dapat

dilihat pada tabel 5.14 berikut ini :

Tabel 5.14 Hubungan Keterlibatan Tenaga kerja dengan Kepuasan Kerja

Keterlibatan Kurang Cukup Sangat Total Sig.


Tenaga Puas Puas Puas (2
kerja tailed)
N % N % N % N %
Rendah 2 40,0 2 40,0 1 20 5 100
0,098
Sedang 7 33,3 12 57,1 2 9,5 21 100
Tinggi 2 10,5 3 68,4 4 21,1 19 100
70

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki total skor keterlibatan tenaga kerja rendah dengan kepuasan kerja

kurang sebanyak 2 orang dari 45 tenaga kerja yang menjadi responden

(10,5%), sedangkan responden yang memiliki skor keterlibatan tenaga kerja

tinggi dengan kepuasan kerja kurang sebesar 2 dari 45 tenaga kerja yang

menjadi responden (40%). Dari hasil uji statistik, diperoleh bahwa nilai

signifikansi Spearman’s rho sebesar 0,098 artinya tidak terdapat korelasi

yang signifikan antara keterlibatan tenaga kerja dan kepuasan kerja dengan

koefisien korelasi sebesar 0,250, maka hubungan antara keterlibatan tenaga

kerja dengan kepuasan kerja pada tenaga kerja bagian Packer dan Loader

Plant Tuban IV memiliki tingkat kekuatan hubungan rendah.

5.5.2 Hubungan antara Kompensasi yang Seimbang dengan Kepuasan Kerja

Hubungan antara kompensasi yang seimbang dengan kepuasan kerja

diketahui dengan melakukan uji Korelasi Spearman. Hasil uji statistik dapat

dilihat pada tabel 5.15 berikut ini :

Tabel 5.15 Hubungan Kompensasi yang Seimbang dengan Kepuasan Kerja

Kompensasi Kurang Cukup Sangat Total Sig.


yang Puas Puas Puas (2 tailed)
Seimbang N % N % N % N % 0,001
Rendah 2 66,7 1 33,3 0 0 3 100
Sedang 7 26,9 19 73,1 0 0 26 100
Tinggi 2 12,5 7 43,9 7 43,8 16 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki total skor kompensasi yang seimbang rendah dengan kepuasan kerja
71

kurang sebanyak 2 orang dari 45 tenaga kerja yang menjadi responden

(12,5%), sedangkan responden yang memiliki total skor kompensasi yang

seimbang tinggi dengan kepuasan kerja kurang tidak ada dari 45 tenaga kerja

yang menjadi responden (0%). Dari hasil uji statistik, diperoleh bahwa nilai

signifikansi Spearman’s rho sebesar 0,001 artinya terdapat korelasi yang

signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,489, maka terdapat hubungan

antara kompensasi yang seimbang dengan kepuasan kerja pada tenaga kerja

bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV dengan tingkat kekuatan hubungan

sedang.

5.5.3 Hubungan antara Rasa Aman Terhadap Pekerjaan dengan Kepuasan

Kerja

Hubungan antara rasa aman terhadap pekerjaan dengan kepuasan kerja

diketahui dengan melakukan uji Korelasi Spearman. Hasil uji statistik dapat

dilihat pada tabel 5.16 berikut ini :

Tabel 5.16 Hubungan Rasa Aman Terhadap Pekerjaan dengan Kepuasan


Kerja

Rasa Kurang Cukup Sangat Total Sig.


Aman Puas Puas Puas (2 tailed)
Terhadap N % N % N % N % 0,000
Pekerjaan
Rendah 5 55,6 3 33,3 1 11,1 9 100
Sedang 6 50,0 5 41,7 1 8,3 12 100
Tinggi 0 0 19 79,2 5 20,9 24 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki skor terkait rasa aman terhadap pekerjaan kurang dengan kepuasan

kerja kurang sebesar 5 orang dari 45 tenaga kerja yang menjadi responden
72

(55,6%), sedangkan responden yang memiliki total skor rasa aman terhadap

pekerjaan tinggi dengan kepuasan kerja kurang tidak ada dari 45 tenaga kerja

yang menjadi responden (0%). Dari hasil uji statistik, diperoleh bahwa nilai

signifikansi Spearman’s rho sebesar 0,000 artinya terdapat korelasi yang

signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,502, maka terdapat hubungan

antara rasa aman terhadap pekerjaan dengan kepuasan kerja pada tenaga kerja

bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV. Tingkat korelasi dari kedua

variabel menunjukkan tingkat kekuatan hubungan kuat.

5.5.4 Hubungan antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kepuasan

Kerja

Hubungan antara kesehatan dan keselamatan kerja dengan kepuasan

kerja diketahui dengan melakukan uji Korelasi Spearman. Hasil uji statistik

dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut ini :

Tabel 5.17 Hubungan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja dengan Kepuasan


Kerja

Kesehatan Kurang Cukup Sangat Sig.


Total
Dan Puas Puas Puas (2 tailed)
Keselamatan 0,004
N % N % N % N %
Kerja
Rendah 5 71,4 2 28,6 0 0 7 100
Sedang 6 22,2 16 59,3 5 18,5 27 100
Tinggi 0 0 9 81,8 2 18,2 11 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang skor

terkait kesehatan dan keselamatan kerja kurang dengan kepuasan kerja

kurang sebesar 5 orang dari 45 tenaga kerja yang menjadi responden (71,4%),

sedangkan responden yang skor terkait kesehatan dan keselamatan kerja


73

tinggi dengan kepuasan kerja kurang tidak ada dari 45 tenaga kerja yang

menjadi responden (0%). Dari hasil uji statistik, diperoleh bahwa nilai

signifikansi Spearman’s rho sebesar 0,004 artinya terdapat korelasi yang

signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,420 , maka terdapat hubungan

antara kesehatan dan keselamatan kerja dengan kepuasan kerja pada tenaga

kerja bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV dan tingkat kekuatan

hubungan sedang.

5.5.5 Hubungan antara Pengembangan Karier dengan Kepuasan Kerja

Hubungan antara pengembangan karier dengan kepuasan kerja

diketahui dengan melakukan uji Korelasi Spearman. Hasil uji statistik dapat

dilihat pada tabel 5.18 berikut ini :

Tabel 5.18 Hubungan Pengembangan Karier dengan Kepuasan Kerja

Sig.
Kurang Cukup Sangat
Pengembangan Total (2
Puas Puas Puas
Karier tailed)
N % N % N % N % 0,019
Rendah 2 50,0 2 50,0 0 0 4 100
Sedang 7 26,9 17 65,4 2 7,7 26 100
Tinggi 2 13,3 8 53,8 5 33,3 15 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki skor terkait pengembangan karier kurang dan kepuasan kerja kurang

sebesar 2 orang dari 45 tenaga kerja yang menjadi responden (50,0%),

sedangkan responden yang memiliki skor terkait pengembangan karier

Tinggi dan memiliki kepuasan kerja kurang tidak ada dari 45 tenaga kerja

yang menjadi responden (0%). Dari hasil uji statistik, diperoleh bahwa nilai

signifikansi Spearman’s rho sebesar 0,019 artinya terdapat korelasi yang


74

signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,348 , maka hubungan antara

pengembangan karier dengan kepuasan kerja pada tenaga kerja bagian Packer

dan Loader Plant Tuban IV memiliki kekuatan hubungan sedang.

5.5.6 Hubungan antara Hubungan Kerja dengan Kepuasan Kerja

Hubungan antara hubungan kerja dengan kepuasan kerja diketahui

dengan melakukan uji Korelasi Spearman. Hasil uji statistik dapat dilihat

pada tabel 5.19 berikut ini :

Tabel 5.19 Hubungan antara Hubungan Kerja dengan Kepuasan Kerja

Hubungan Kurang Cukup Sangat Total Sig.


Kerja Puas Puas Puas (2 tailed)
N % N % N % N % 0,283
Rendah 3 60,0 1 20,0 1 0 5 100
Sedang 7 25,0 16 57,1 5 7,7 28 100
Tinggi 1 8,3 10 83,3 1 33,3 12 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki skor terkait hubungan kerja kurang dan kepuasan kerja kurang

sebesar 3 orang dari 45 tenaga kerja yang menjadi responden (60,0%),

sedangkan responden yang memiliki skor terkait hubungan kerja Tinggi dan

memiliki kepuasan kerja kurang tidak ada dari 45 tenaga kerja yang menjadi

responden (0%). Dari hasil uji statistik, diperoleh bahwa nilai signifikansi

Spearman’s rho sebesar 0,283 artinya terdapat korelasi yang tidak signifikan

antara hubungan kerja dengan kepuasan kerja dengan koefisien korelasi

sebesar 0,164 , maka kuat hubungan korelasi lemah antara hubungan kerja

dengan kepuasan kerja pada tenaga kerja bagian Packer dan Loader Plant

Tuban IV.
75

5.5.7 Hubungan antara Rasa Bangga Terhadap Perusahaan dengan Kepuasan

Kerja

Hubungan antara rasa bangga terhadap perusahaan dengan kepuasan

kerja diketahui dengan melakukan uji Korelasi Spearman. Hasil uji statistik

dapat dilihat pada tabel 5.20 berikut ini :

Tabel 5.20 Hubungan antara Rasa Bangga Terhadap Perusahaan dengan


Kepuasan Kerja

Rasa Kurang Cukup Sangat Sig.


Total
Bangga Puas Puas Puas (2 tailed)
Terhadap 0,115
N % N % N % N %
Perusahaan
Rendah 2 50,0 2 50,0 0 0 4 100
Sedang 9 28,1 17 53,1 6 18,8 32 100
Tinggi 0 0 8 88,9 1 11,1 9 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden memiliki

skor terkait rasa bangga terhadap perusahaan kurang dan kepuasan kerja

kurang sebesar 2 orang dari 45 tenaga kerja yang menjadi responden (50,0%),

sedangkan responden yang merasa rasa bangga terhadap perusahaan Tinggi

dan memiliki kepuasan kerja kurang tidak ada dari 45 tenaga kerja yang

menjadi responden (0%). Dari hasil uji statistik, diperoleh bahwa nilai

signifikansi Spearman’s rho sebesar 0,115 artinya terdapat korelasi yang

tidak signifikan antara rasa bangga terhadap perusahaan dengan kepuasan

kerja dengan koefisien korelasi sebesar 0,238 , maka tingkat kekuatan

korelasi rendah antara rasa bangga terhadap perusahaan dengan kepuasan

kerja pada tenaga kerja bagian Packer dan Loader Plant Tuban IV.
76

5.6 Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kepuasan Kerja pada

Tenaga Kerja bagian Produksi Operasi Packer dan Loader PT. Semen

Indonesia (Persero) Tbk.

Hasil penelitian hubungan antara variabel independen Kualitas

Kehidupan Kerja dengan variabel dependen Kepuasan Kerja digambarkan

dalam Tabel 5.21

Tabel 5.21 Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kepuasan Kerja

Kualitas Kurang Cukup Sangat Total Sig.


Kehidupan Puas Puas Puas (2 tailed)
Kerja N % N % N % N % 0,000
Rendah 6 100 0 0 0 0 6 100
Sedang 5 16,1 22 71 4 12,9 31 100
Tinggi 0 0 5 62,5 3 37,5 8 100
Total 11 24,4 27 60 7 15,6 45 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki kualitas kehidupan kerja rendah dan kepuasan kerja kurang

Tinggi/puas sebesar 6 orang dari 45 tenaga kerja yang menjadi responden

(100,0%), sedangkan responden yang memiliki kualitas kehidupan kerja

Tinggi dan memiliki kepuasan kerja kurang tidak ada dari 45 tenaga kerja yang

menjadi responden (0%). Dari hasil uji statistik, diperoleh bahwa nilai

signifikansi Spearman’s rho sebesar 0,000 artinya terdapat korelasi yang

signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja dengan

koefisien korelasi sebesar 0,589 , maka kekuatan hubungan antara kualitas

kehidupan kerja dengan kepuasan kerja pada tenaga kerja bagian Packer dan

Loader Plant Tuban IV adalah hubungan kuat.

Anda mungkin juga menyukai