Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS MAKSIMASI KEUNTUNGAN PT.

SEMEN
INDONESIA (2015-2018)

Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi

OLEH:
NAMA : REVAN WAHYU DIMANTARA
NPM : 194221007

MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2020
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Kinerja keuangan merupakan prestasi manajemen yang diukur dari
sudut keuangan yaitu memaksimumkan nilai-nilai perusahaan. Peningkatan nilai
perusahaan tersebut adalah akibat kemampuan sumber daya manusia (capital
manusia) dalam mengoperasikan harta untuk memperoleh pendapatan dan
dalam mengefisienkan biaya untuk memperoleh laba. Dengan demikian
hakikatnya nilai perusahaan adalah hasil kerja sumber daya manusia yang
bekerja efektif, efisien, dan produktif.
Keuntungan merupakan sumber dana yang utama bagi pertumbuhan
perusahaan. Setelah sebuah perusahaan meraih keuntungan, perusahaan tersebut
harus memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap uang yang dihasilkannya.
Perusahaan dapat memilih untuk menahan uang tersebut dan menggunakannya
untuk membeli tambahan aktiva atau untuk mengurangi utang yang belum
dilunasi.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu PT Semen Gresik (Persero)
Tbk) adalah produsen semen yang terbesar di Indonesia. Perusahaan tersebut
pertama dibentuk pada tanggal 07 Agustus 1957 dan pada tanggal 20 Desember
2012, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk resmi berganti nama dari sebelumnya
bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Dalam menjalankan bisnisnya PT.
Semen Indonesia tak lepas dari berbagai masalah yang dapat menganncam
keberlangsungan usaha. Terkhusus masalah bagaimana perusahaan mampu
mengelolaan sumberdayanya yang optimal, sehingga mampu menghasilkan laba
yang maksimal.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, beberapa rumusan masalah
dalam penelitian ini, antara lain:
1. Bagaimana profil PT. Semen Indonesia?
2. Bagaimana Biaya, Pendapatan, Keuntungan, dan BEP PT. Semen
Indonesia pada produk semen?

1
3. Pada tingkat produksi berapa keuntungan makmimum PT. Semen
Indonesia tercapai?
I.3. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan makalah ini antara
lain untuk menganalisis:
1. Profil PT. Semen Indonesia
2. Biaya, pendapatan, keuntungan, dan BEP PT. Semen Indonesia pada
produk semen
3. Tingkat produksi ketika keuntungan makmimum PT. Semen Indonesia
tercapai
Adapun manfaat dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Bagi penulis, sebagai salah tugas akhir Mata Kuliah Manajemen Strategi
2. Bagi praktisi, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
dan merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan dan
keberlanjutan usaha.
3. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi bagi penelitian lanjutan yang
berkaitan dengan maksimasi kentungan khususnya pada PT. Semen
Indonesia.

2
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II.1. Profil PT. Semen Indonesia


II.1.1. Identitas dan Sejarah Singkat Perusahaan
Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu bernama Semen Gresik (Persero)
Tbk) (SMGR) didirikan 25 Maret 1953 dengan nama “NV Pabrik Semen Gresik”
dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 07 Agustus 1957. Kantor
pusat SMGR berlokasi di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur dan kantor
perwakilan di Gedung The East, Lantai 18, Jl. DR Ide Anak Agung Gde Agung
Kuningan, Jakarta 12950 – Indonesia. Pabrik semen SMGR dan anak usaha
berada di Jawa Timur (Gresik dan Tuban), Indarung di Sumatera Barat, Pangkep
di Sulawesi Selatan an Quang Ninh di Vietnam.
Pemegang saham pengendali Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah
Pemerintah Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 51,01%,
selain itu dimiliki publik sebesar 48,99%. Saat ini, kegiatan utama Perusahaan
adalah bergerak di industri semen. Hasil produksi Perusahaan dan anak usaha
dipasarkan didalam dan diluar negeri. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan SMGR meliputi berbagai kegiatan industri. Jenis semen
yang hasilkan oleh SMGR, antara lain: Semen Portland (Tipe I, II, III dan V),
Special Blended Cement, Portland Pozzolan Cement, Portland Composite
Cement, Super Masonry Cement dan Oil Well Cement Class G HRC

Gambar 1. Logo PT. Semen Indonesia

3
II.1.2. Visi, Misi, dan Budaya Organisasi
Visi:
“Menjadi Perusahaan Persemenan Internasional yang Terkemuka di Asia
Tenggara.”
Misi:
1. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang
berorientasikan kepuasan konsumen
2. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan
daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara
berkesinambungan
3. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan
4. Memberikan nilai tambah terbaik untuk seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders)
5. Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia
Budaya Oganisasi:
Budaya organisasi yang diterapkan pada PT. Semen Indonesia yaitu
adalah “CHAMPS,” dimana setiap insan perusahaan berkewajiban memahami,
menjiwai, dan menghidupi budaya yang dikehendaki tersebut. CHAMPS
merupakan kependekan dari nilai-nilai perusahaan yang dijabarkan lebih lanjut
dalam bentuk sikap dan perilaku kerja karyawan, yang terdiri dari:
1. Compete With Clear & Synergized Vision
2. Have a High Spirit for Continues Learning
3. Act with High Accountibility
4. Meet Customer Expectation
5. Perform Ethically with High Integrity
6. Stregthen Teamwork
Budaya CHAMPS terus diperkuat kepada seluruh karyawan sebagai
bentuk identitas karyawan Perseroan. Budaya Korporasi ini merupakan sinergi
dari budaya Korporasi yang ada pada seluruh Perseroan dan Anak Usaha.
Perusahaan memiliki budaya CHAMPS sebagai belief "We are the CHAMPS!"
yang merepresentasikan 3 Nilai SMI dan 7 Perilaku Utama yang tercermin dalam
gambar berikut ini:

4
Gambar 2. CHAMPS: 3 Values-7 Key Behaviors
II.1.3. Produk
Produk yang dihasilkan PT. Semen Indonesia secara garis besar terdiri
atas produk semen dan non semen. Semen utama yang diproduksi adalah semen
Portland Tipe II-V (Non-OPC). Di samping itu juga memproduksi berbagai tipe
khusus dan semen campur (mixed cement), untuk penggunaan yang terbatas.
Produksi semen adalah segmen usaha utama dengan kontribusi pendapatan pada
tahun 2018 yaitu di atas 70% dari total pendapatan. Adapun perkembangan
kapasitas dan produksi semen selama tahun 2015-2018 disajikan pada Gambar 3.
40,000 37,800
35,800
35,000 31,800 31,800 30,791 30,560
30,000 28,483 28,272

25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2015 2016 2017 2018

Kapasitas Produksi (Ton) Produksi Rill (Ton)

Gambar 1. Produksi Rill dan Kapasitas Produksi Semen pada PT. Semen
Indonesia, Tahun 2015-2018.

5
Berikut ini penjelasan mengenai jenis semen yang diproduksi serta
penggunaannya.
1. Semen Portland Tipe I. Merupakan semen hidrolis yang dipergunakan
secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang
tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan perumahan,
gedung- gedung bertingkat, landasan pacu, dan jalan raya.
2. Semen Portland Tipe II. Semen Portland Tipe II adalah semen yang
mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya
untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi,
beton massa, dan bendungan.
3. Semen Portland Tipe V. Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi
bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan
sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam
air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.
4. Special Blended Cement (SBC). Adalah semen khusus yang diciptakan
untuk pembangunan mega proyek jembatan Surabaya-Madura
(Suramadu) dan sesuai digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut,
dikemas dalam bentuk curah.
5. Portland Slag Cement. Adalah semen, yang diformulasikan khusus bagi
industri ready mix dan precast untuk kebutuhan pembangunan proyek
skala besar seperti gedung tinggi, fly over, terowongan bawah tanah, dsb.
6. Portland Pozzolan Cement (PPC). Digunakan untuk bangunan umum dan
bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang,
seperti: jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa,
bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat penuh.
7. Portland Composite Cement (PCC). Adalah bahan pengikat hidrolis hasil
penggilingan bersama-sama terak, gypsum, dan satu atau lebih bahan
anorganic. Semen jenis ini sesuai untuk konstruksi beton umum, pasangan
batu bata, plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan khusus seperti
beton pra-cetak, beton pra-tekan dan paving block.

6
8. Oil Well Cement (OWC) Class G HRC. Merupakan semen khusus yang
digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan
konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi.
9. Super White Cement. Merupakan semen putih berkualitas tinggi yang
dapat diaplikasikan untuk keperluan dekorasi baik interior maupun
eksterior, serta melapisi nat sambungan keramik, profil dan lainnya.
Sedangkan produk non semen yang diproduksi PT. Semen Indonesia yaitu
berupa hasil penambangan batu kapur dan tanah liat, produksi kantong semen,
pengembangan kawasan industri, dan beton siap pakai.
II.2. Biaya, Pendapatan, Keuntungan, dan BEP
Adapun hasil analisis biaya, pendapatan, keuntungan, dan break even
point (BEP) PT. Semen Indonesia berdasarkan dari data laporan laba rugi
perusahaan, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Pendapatan, Biaya, Keuntungan, dan BEP pada PT. Semen Indonesia,
Tahun 2018.
No Uraian Satuan Nilai
A Penerimaan Rp/tahun 23.700.629.680
 1 Produksi Semen Ton/tahun 30.560
2 Harga Rp/ton 775.544
B Biaya Total Rp/tahun 22.970.338.388
1 Biaya variabel Rp/tahun 22.743.855.874
2 Biaya Tetap Rp/tahun 226.482.514
C Keuntungan  Rp/tahun 730.291.292
D BEP Produksi Ton/tahun 7.234

II.2.1. Biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu (Mulyadi 2005). Biaya dalam pengertian ekonomi adalah semua biaya
yang timbul atas penggunaan sumberdaya ekonomi dalam proses produksi
(Pindyck dan Rubinfeld 2012). Analisis biaya dalam hal ini menggunakan dasar
asumsi fungsi biaya jangka pendek (short run cost), sehingga secara garis besar
komponen biaya terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. Berdasarkan Tabel 2,
dapat dilihat bahwa pada Tahun 2018 total biaya yang dikorbankan PT. Semen
Indonesia untuk menghasilkan produksi semen sebanyak 30.560 ton yaitu

7
sebesar Rp. 22.970.338.388/tahun, yang terdiri dari biaya variabel sebanyak Rp.
22.743.855.874/tahun (99,0%) dan biaya tetap sebesar Rp. 226.482.514/tahun
(0,99%). Secara lebih terperinci komponen biaya dengan nilai tertinggi yang
dikeluarkan perusahaan yaitu biaya pabrikasi dengan nilai sebesar Rp.
17.896.491.771/ tahun (77,91%). Biaya pabrikasi (overhead cost) merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa selain dari pada
biaya bahan baku dan upah tenaga kerja langsung, terdiri atas biaya bahan
penolong (bahan tidak langsung), biaya reparasi dan pemeliharaan, upah tenaga
kerja tidak langsung, penyusutan, asurasi, dan lain-lain. Adapun untuk lebih
jelasnya mengenai rincian biaya dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 2. Rincian Biaya Total pada PT. Semen Indonesia, Tahun 2018.
No Uraian Nilai (Rp/tahun) Persentase (%)
A Biaya variabel 22.743.855.874 99,01
1 Bahan baku 1.876.243.851 8,17
2 Tenaga kerja langsung 1.201.875.087 5,23
3 Beban pabrikasi 17.896.491.771 77,91
4 Ongkos angkut dan bongkar 1.769.245.165 7,70
B Biaya Tetap 226.482.514 0,99
1 Penyusutan dan amortisasi 10.250.462 0,04
2 Gaji, upah, dan manfaat 216.232.052 0,94
 Total Biaya 22.970.338.388 100,00

II.2.2. Pendapatan
Penerimaan atau pendapatan kotor (gross imcome) merupakan ukuran
hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam usaha. Pendapatan juga
merupakan nilai produksi (value of production) total usaha dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual. Dalam analisis ini penerimaan
diambil dari hasil produksi dari semen yang diukur berdasarkan satuan berat
(ton) dengan tingkat harga rata-rata per ton. Berdasarkan Tabel 2 dengan
produksi semen sebanyak 30.560 ton dan tingkat harga Rp. 775.544/ton, maka
diperoleh penerimaan PT. Semen Indonesia sebesar Rp. 23.700.629.680/tahun.
II.2.3. Keuntungan
Menurut Suratiyah (2008) keuntungan merupakan selisih antara
pendapatan dan pengeluaran usaha, keuntungan berguna untuk mengukur
imbalan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor produksi. Keuntungan

8
atau laba menunjukkan nilai tambah (hasil) yang diperoleh dari modal yang
dijalankan. Setiap kegiatan yang dijalankan perusahaan tentu berdasar modal
yang dijalankan. Dengan modal itulah keuntungan atau laba diperoleh.
Berdasarkan Tabel 2 keuntungan yang diperoleh PT. Semen Indonesia dari
produksi semen yaitu sebesar Rp. 730.291.292/tahun.
II.2.4. Break Even Point (BEP)
Break-even point (BEP) atau bisa disebut juga pulang pokok atau impas
merupakan suatu keadaan ketika suatu usaha tidak mengalami untung dan juga
tidak mengalami rugi. Artinya seluruh biaya itu dapat ditutupi oleh penghasilan
penjualan (Harahap, 2007). Tabel 2 menunjukkan bahwa PT. Semen Indoensia
dalam mengusahakan semen, akan mencapai titik impas ketika produksi semen
mencapai 7.234 ton/tahun. Artinya, untuk dapat memperoleh keuntungan maka
produksi semen harus lebih dari 7.234 ton (>7.234 ton/tahun). Sementara itu
produksi semen rill yang dihasilkan PT. Semen Indonesia pada tahun 2018 yaitu
30.560 ton/tahun, sedangkan kapasitas produksi sebesar 37.800 ton/tahun, yang
artinya masih ada kesempatan bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan
yang lebih dengan meningkatan produksi hingga kapasitas maksimum (Secara
grafik dapat dijelaskan pada Gambar 1).

Nilai (Juta Rp)


Keterangan:
TR = Penerimaan
TR
TC = Total Biaya
TFC = Biaya Tetap
23.700 BEP = Titik Impas

TC

BEP
226 TFC

Produksi (Ton)
7.234 30.560

Gambar 1. Kurva TR dan TC pada Saat Keadaan BEP

9
II.3. Maksimasi Keuntungan
II.3.1. Fungsi Produksi
Produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya
yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali
berbeda, baik dalam pengertian apa, dimana, atau kapan komoditi-komoditi itu
dialokasikan. Produksi merupakan konsep arus (flow concept) yang bermakna
produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit
periode/waktu. Sedangkan outputnya sendiri senantiasa diasumsikan konstan
kualitasnya (Miller dan Meiners, 2000 dalam Warsana, 2007). Fungsi Produksi
adalah suatu persamaan yang menunjukkan hubungan ketergantungan
(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan
tingkat output yang dihasilkan. Fungsi produksi yang digunakan dalam analisis
yaitu fungsi produksi jangka pendek dengan satu input yaitu tenaga kerja.
Tenaga kerja yang digunakan yaitu tenaga kerja pada tingkat eselon IV dan
eselon V, dengan asumsi bahwa seluruh tenaga kerja pada tingkat tersebut
merupakan tenaga kerja langsung (direct labour). Hasil analisis fungsi produksi
dengan input tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3. Fungsi Produksi Semen dengan Input Tenaga Kerja pada PT. Semen
Indonesia,Tahun 2015-2018.

Jumlah TK
(Orang) Produksi (Ton) APP (Ton) MPP (Ton)
4.104 28.272 6,89  
4.254 30.791 7,24 16,79
4.324 30.560 7,07 -3,30
4.414 28.483 6,45 -23,08

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada penambahan penggunaan


tenaga kerja pada tingkat 4.324 orang mulai menurunkan jumlah produksi semen
sebesar -231 ton dari awalnya sebesar 30.791 ton menjadi 30.560 ton. Begitu
juga setelahnya ketika ada penambahan tenaga kerja dari 4.324 orang menjadi
4.414 orang justru menurunkan produksi dengan jumlah yang semakin besar
yaitu -2.077 ton dari produksi sebesar 30.560 ton menjadi 28.483 ton. Hal ini
dapat dijelaskan karena adanya hukum yang berlaku yaitu hukum penambahan

10
yang semakin berkurang (the law of diminishing return). Oleh karena tujuan dari
proses produksi adalah untuk memaksimumkan jumlah produksi yang
dihasilkan, maka penambahan jumlah tenaga kerja harus dihentikan ketika MPP
telah mencapai titik nilai 0.
II.3.2. Fungsi Biaya dan Penerimaan
Biaya Produksi perusahaan ditentukan dari bagaimana fungsi dari biaya
menunjukkan kombinasi input yang diperlukan untuk menghasilkan output
tertentu, beserta harga yang dikeluarkan untuk memperoleh input (Sugiarto dkk,
2005). Sedangkan penerimaan merupakan fungsi dari jumlah barang yang dijual,
fungsi penerimaan dapat berupa linier ketika perusahaan beroperasi pada pasar
persaingan sempurna karena harga output diasumsikan konstan. Dalam
menganalisis fungsi penerimaan, digunakan asumsi bahwa tingkat harga semen
(output) konstan, dengan menggunakan data terakhir dari laporan laba/rugi tahun
2018 yaitu sebesar Rp. 775.544/ton. Hasil analisis fungsi biaya dan fungsi
penerimaan semen PT. Semen Indonesia disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Fungsi Biaya dan Penerimaan Semen PT. Semen Indonesia, Tahun
2015-2018.

Produks Harga TR TC Keuntunga MC MR


i (Ton) (Rp/ton) (000 Rp) (000 Rp) n (000 Rp) (Rp) (Rp)
28.272 775.544 21.926.185 18.010.755 3.915.429  
28.483 775.544 22.089.824 18.290.691 3.799.133 1.326.711 775.544
30.560 775.544 23.700.630 22.970.338 730.291 2.253.080 775.544
30.791 775.544 23.879.780 22.189.599 1.690.181 -3.379.824 775.544

Berdasarkan Tabel 4, pemambahan jumlah produksi semen dari 28.483


ton menjadi 30.560 ton, justru menurunkan keuntungan tang diperoleh
perusahaan dari Rp. 3.799.133 ribu menjadi Rp. 730.291 ribu. Hal ini disebabkan
karena adanya penambahan biaya produksi (marginal cost) yang semakin
meningkat sebesar Rp. 2.253.080/ton sedangkan penambahan penerimaan justru
konstan yaitu sebesar Rp. 775.544. Artinya bahwa penambahan jumlah produksi
dengan asumsi tingkat harga produk konstan akan selalu meningkatkan
penerimaan, namun tidak serta merta juga berdampak pada peningkatan
keuntungan (laba).

11
Keuntungan (laba) adalah imbalan yang diterima perusahaan atas kegiatan
menghasilkan barang, yang mana merupakan kelebihan dari pendapatan diatas
biaya (Suwardjono, 2005). Jadi keuntungan ditentukan oleh penerimaan dan
biaya. Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tingkat produksi yang paling rendah
selama tahun 2015-2018 yaitu 28.272 ton, keuntungan yang diterima PT. Semen
Indonesia justru berada pada level tertinggi yaitu sebesar Rp. 3.915.429.287. Hal
ini disebabkan karena pada tingkat produksi tersebut, biaya total rata-rata
(average cost/AC) berada di titik terendahnya yaitu sebesar Rp. 637.053/kg
(Tabel 5).
Tabel 5. Rincian Fungsi Biaya pada PT. Semen Indonesia, Tahun 2015-2018.
Tahu Produksi
TFC AFC AVC AVC AC
n (Ton)
2016 28.272 183.818.239 6.502 17.826.937.105 630.551 637.053
2015 28.483 193.733.408 6.802 18.096.957.991 635.360 642.162
2018 30.560 226.482.514 7.411 22.743.855.874 744.236 751.647
2017 30.791 208.287.937 6.765 21.981.311.043 713.888 720.652

Dalam gabungan fungsi biaya dan penerimaan, keuntungan (laba) akan


maksimal ketika perubahan laba sama dengan nol (Mπ = 0), atau ketika
perubahan biaya sama besarnya dengan perubahan penerimaan (MC = MR).
Berdasarkan pada Tabel 4 pertambahan produksi dari 30.560 ton menjadi 30.791
ton menyebabkan biaya total menurun dari Rp. 22.970.338 ribu menjadi Rp.
22.189.599 ribu dan perubahan biaya (MC) berubah dari Rp. 2.253.080 menjadi
Rp. -3.379.824. Dengan asumsi bahwa hubungan biaya dengan produksi bersifat
linier, maka keuntungan maksimum berada diantara titik tersebut, tepatnya di
titik ketika kurva memotong MC kurva MR (MC = MR = Rp. 775.544), hal itu
dapat diilustrasikan pada Gambar 4.

12
3,000,000

2,000,000

1,000,000

0
30,500 30,550 30,600 30,650 30,700 30,750 30,800 30,850
-1,000,000

-2,000,000

-3,000,000

-4,000,000

MC MR

Gambar 4. Titik Keuntungan Maksimum


Titik pertemuan antara MC dengan MR dapat dicari dengan menggunakan
metode interpolasi data, yang dirumuskan sebagai berikut:

( Q2 −Q1 )
Q* =
(
Q 1 + ( MC¿ −MC1 ) ×
( MC2 −MC1 ) )
Q* =

( 30 .791-30. 560 )
(
30 .560 + ( 775. 544−2 .253 . 080 )×
( 2 .253 . 080−(−3 . 379 .824 ) ) )
Q* = 30.560 + 61
Q* = 30.621 ton
Artinya keuntungan (laba) maksimum diperoleh ketika perusahaan
memproduksi semen dengan jumlah sebanyak 30.621 ton. Dibandingkan dengan
kapasitas produksi pabrik pada Tahun 2018 (37.800 ton), perusahaan seharusnya
masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi sebesar 7.179
ton untuk menurunkan beban penyusutan alat dan mesin per satuan output.
Namun meskipun keputusan penambahan produksi sampai pada kapasitas
maksimum akan menurunkan beban penyusutan alat dan mesin per satuan
output, hal tersebut tidak menjamin bahwa beban biaya lainnya akan ikut
menurun. Pernyataan ini juga dibuktikan pada Tabel 5, dimana penambahan
produksi dari mulai 28.272 ton hingga menjadi 30.791 ton justru semakin
meningkatkan beban biaya tetap per output (AFC). Sehingga keputusan terbaik

13
berdasarkan analisa di atas yaitu perusahaan menjalankan usaha pada tingkat
produksi sebesar 30.621 ton agar keuntungan yang diperoleh maksimum.

14
III. PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka adapun kesimpulan yang dapat ditarik yaitu sebagai berikut:
1. PT. Semen Indonesia, Tbk merupakan salah satu BUMN yang bergerak
dibidang industi semen.
2. Biaya total yang dikeluarkan PT. Semen Indonesia untuk menghasilkan
semen yaitu sebesar Rp. 22.970.338.388/tahun, pemerimaan dari semen
diperoleh sebesar Rp. 23.700.629.680, dengan produksi 30.560 ton dan
harga rata-rata Rp. 775.544/ton; keuntungan sebesar Rp. 730.291.292; dab
berada pada titik impas (BEP) ketika produksi semen yang dihasilkan
sebesar Rp. 7.234 ton.
3. Keuntungan (laba) maksimum diperoleh ketika perubahan biaya
(marginal cost) dan perubahan penerimaan (marginal revenue) sebesar
Rp. 775.544, yaitu ketika perusahaan memproduksi semen dengan jumlah
sebanyak 30.621 ton

15
LAMPIRAN

Lampiran 1. Produksi, Penjualan, dan Jumalh Tenaga Kerja Langsung pada PT.
Semen Indonesia, Tahun 2015-2018.

N
o Bidang Industri Satuan 2018 2017 2016 2015
I Semen          
  Kapasitas Produksi Ribu Ton 37.800 35.800 31.800 31.800
  Produksi Domestik Ribu Ton 28.566 28.658 25.884 26.504
  Produksi Regional Ribu Ton 1.994 2.133 2.388 1.979
Ribu
  Produksi Total Ton 30.560 30.791 28.272 28.483
  Penjualan Domestik Ribu Ton 27.421 27.094 25.684 26.069
  Penjualan Regional Ribu Ton 5.745 4.514 3.300 2.640
Ribu
  Penjualan Total Ton 33.166 31.608 28.984 28.709
Tenaga Kerja
II Langsung          
  Eselon V Jiwa 2.279 2.217 2.489 2.469
  Eselon IV Jiwa 1.825 2.037 1.835 1.945
  Jumlah Tenaga Kerja Jiwa 4.104 4.254 4.324 4.414

16
Lampiran 2. Laporan Laba/Rugi PT. Semen Indonesia, Tahun 2015-2018.

No Uraian Laporan Laba/Rugi 2018 2017 2016 2015


  PENDAPATAN 30.687.625.970 27.813.664.176 26.134.306.138 26.948.004.471
  BEBAN POKOK PENDAPATAN (21.357.095.645) (19.854.065.409) (16.278.433.690) (16.302.008.098)
I LABA KOTOR 9.330.530.325 7.959.598.767 9.855.872.448 10.645.996.373
  Beban penjualan (2.237.002.603) (2.411.722.674) (2.719.372.979) (2.658.736.792)
  Beban umum dan administrasi (2.320.262.405) (2.914.637.436) (2.163.084.920) (2.087.885.344)
  Penghasilan operasi lainnya - bersih 107.373.802 218.067.383 253.698.752 46.157.493
  Penghasilan keuangan 181.972.833 168.672.686 183.772.800 241.075.757
  Beban keuangan (959.259.087) (756.448.075) (363.493.284) (370.004.717)
  Bagian laba (rugi) bersih entitas asosiasi 1.606.458 (9.637.333) 37.228.726 34.320.727
II LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 4.104.959.323 2.253.893.318 5.084.621.543 5.850.923.497
  Beban pajak penghasilan (1.019.255.087) (603.887.067) (549.584.720) (1.325.482.459)
III LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 3.085.704.236 1.650.006.251 4.535.036.823 4.525.441.038
  PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN        
  Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:        
  Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan pasti 413.113.083 (399.261.278) (42.796.098) (83.486.981)
  Manfaat (beban) pajak penghasilan (97.606.073) 97.034.342 10.840.615 22.485.951
  Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan pasti - setelah pajak 315.507.010 (302.226.936) (31.955.483) (61.001.030)
  Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:        
  Perubahan neto nilai wajar investasi efek tersedia untuk dijual       492.451
  Mutasi neto lindung nilai arus kas - (56.801) 1.157.903 (1.101.102)
  Selisih kurs dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri 116.162.487 (33.148.049) (135.895.379) 198.332.979
  Jlh penghasilan komprehensif lain tahun berjalan - setelah pajak 431.669.497 (335.431.786) (166.692.959) 136.723.298
IV Jumlah Penghasilan Komprehensif Tahun Berjalan 3.517.373.733 1.314.574.465 4.368.343.864 4.662.164.336
  Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Ke        
  Pemilik entitas induk 3.079.115.411 1.620.995.090 4.521.596.208 4.521.490.578
  Kepentingan non-pengendali 6.588.825 29.011.161 13.440.615 3.950.460
  LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 3.085.704.236 1.650.006.251 4.535.036.823 4.525.441.038

1
1. PENDAPATAN
No Uraian 2018 2017 2016 2015
A Pihak berelasi        
1 Semen 1.845.416.517 1.986.027.835 4.474.133.128 5.063.318.376
2 Beton 771.892.299 454.253.917    
3 Jasa penambangan 85.023.279 107.707.688    
4 Lain-lain 63.567.782 73.127.056    
Sub jumlah 2.765.899.877 2.621.116.496 4.474.133.128 5.063.318.376
B Pihak ketiga        
1 Semen 23.876.281.257 22.511.902.933 19.821.902.959 20.894.731.164
2 Terak 2.006.908.117 590.622.439 423.694.290 180.445.605
3 Beton siap pakai 1.474.523.232 1.614.528.555 1.090.714.611 523.179.439
4 Kantong semen 92.875.650 63.028.998 90.530.316 80.573.611
5 Persewaan tanah kawasan industri 33.597.138 29.935.363 25.058.959 21.179.206
6 Jasa penambangan 26.090.944 142.030.662 34.041.199 70.874.447
7 Tanah kawasan industri 12.375.000 17.490.450 - 1.100.000
8 Jasa peledakan 2.734.148 39.141.665 10.049.078 6.780.748
9 Lain-lain 396.340.607 183.866.615 164.181.598 105.821.875
Sub jumlah 27.921.726.093 25.192.547.680 21.660.173.010 21.884.686.095
Jumlah 30.687.625.970 27.813.664.176 26.134.306.138 26.948.004.471

2
II. BEBAN POKOK PENDAPATAN
No Uraian 2018 2017 2016 2015
A Pemakaian bahan baku 1.876.243.851 1.877.330.717 13.271.710.219 13.743.411.255
B Tenaga kerja 1.201.875.087 1.487.791.639 1.534.006.732 1.402.507.878
C Beban pabrikasi 17.896.491.771 16.767.895.077 826.407.047 873.464.911
  Harga Pokok produksi 20.974.610.709 20.133.017.433 15.632.123.998 16.019.384.044
D Persediaan barang dalam proses        
1 Pada awal tahun 867.063.144 520.903.760 400.894.282 537.981.100
2 Pembelian 88.463.933 86.728.725 304.423.529 75.699.655
3 Pada akhir tahun (689.587.263) (867.063.144) (520.903.760) (400.894.282)
  Harga pokok produksi 21.240.550.523 19.873.586.774 15.816.538.049 16.232.170.517
E Persediaan barang jadi        
1 Pada awal tahun 682.574.004 362.605.852 274.749.045 242.247.369
2 Pembelian 30.920.446 300.446.787 549.752.448 102.034.987
3 Pada akhir tahun (596.949.328) (682.574.004) (362.605.852) (274.749.045)
  Harga Pokok Penjualan Semen 21.357.095.645 19.854.065.409 16.278.433.690 16.301.703.828
F Beban pokok penjualan tanah kawasan industri dll - - - 304.270
Harga Pokok Penjualan 21.357.095.645 19.854.065.409 16.278.433.690 16.302.008.098

3
III. BEBAN PENJUALAN
No Uraian 2018 2017 2016 2015
1 Ongkos angkut dan bongkar 1.769.245.165 1.848.293.610 2.194.813.107 2.077.573.947
2 Gaji, upah dan manfaat 216.232.052 197.313.228 174.757.909 186.502.763
3 Promosi 153.685.912 253.105.574 265.467.816 323.395.359
4 Perjalanan dinas 22.194.312 16.021.699 18.843.770 17.179.537
5 Pemeliharaan 11.241.218 8.544.085 12.832.322 8.760.589
6 Penyusutan dan amortisasi 10.250.462 10.974.709 9.060.330 7.230.645
7 Penelitian, pengembangan jasa profesional 7.125.762 10.357.693 2.805.244 1.303.509
8 Lain-lain 47.027.720 67.112.076 40.792.481 36.790.443
Jumlah 2.237.002.603 2.411.722.674 2.719.372.979 2.658.736.792
IV. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
1 Gaji, upah, kesejahteraan dan bonus Direksi & Komisaris 1.102.853.963 1.176.191.699 1.061.095.093 1.131.438.046
2 Jasa profesional 254.157.062 96.903.822 81.935.827 75.932.076
3 Penyusutan dan amortisasi 162.349.089 188.777.776 152.569.158 123.093.950
4 Pemeliharaan 160.724.467 124.543.130 123.411.712 112.436.563
5 Pajak, asuransi, dan sewa 136.698.747 164.268.610 137.266.469 101.204.702
6 Program kemitraan bina lingkungan 116.861.501 192.854.039 186.815.155 136.395.321
7 Keperluan kantor 114.359.728 189.589.192 155.992.883 147.600.105
8 Perjalanan dinas 73.440.627 91.630.613 72.728.841 63.940.145
9 Pemakaian bahan, listrik, air, dan telepon 59.255.786 47.379.849 44.166.294 43.850.433
10 Promosi dan jamuan 51.049.536 66.076.882 74.984.717 73.965.721
11 Penurunan (pemulihan) nilai piutang 43.426.548 (5.529.516) 21.032.045 10.452.922
12 Pendidikan, latihan dan pengembangan 32.477.353 47.654.666 31.929.262 45.274.426
13 Imbalan pasca kerja lainnya - 498.166.910 - -
14 Lain-lain 12.607.998 36.129.764 19.157.464 22.300.934
Jumlah 2.320.262.405 2.914.637.436 2.163.084.920 2.087.885.344

4
V. PENGHASILAN (BEBAN) OPERASI LAINNYA
No Uraian 2018 2017 2016 2015
1 Sewa 39.114.719 59.971.385 15.341.806 41.218.784
2 Keuntungan (kerugian) selisih kurs 30.760.713 61.921.414 (17.719.951) (11.494.089)
3 Penghasilan penanganan limbah 19.723.905 49.917.762 80.830.849 -
4 Klaim dan denda 9.022.357 9.246.593 6.553.236 8.765.956
5 Laba penjualan aset tetap 3.179.523 5.642.450 9.789.746 26.644
6 Penjualan barang usang 3.854.021 4.784.377 7.617.076 2.268.174
7 Penyesuaian nilai goodwill (60.000.000) - 127.280.545 -
8 Lain-lain 61.718.564 26.583.402 24.005.445 5.372.024
Jumlah 107.373.802 218.067.383 253.698.752 46.157.493
VI. PENGHASILAN (BEBAN) KEUANGAN
A Penghasilan Keuangan        
1 Deposito berjangka 100.550.842 114.097.765 157.597.988 213.418.812
2 Rekening giro 79.750.648 45.826.224 16.058.025 17.172.696
3 Reksa Dana - - - 4.180.412
4 Lain-lain 1.671.343 8.748.697 10.116.787 6.303.837
  Jumlah Penghasilan Keuangan 181.972.833 168.672.686 183.772.800 241.075.757
B Beban Keuangan        
1 Kredit investasi 338.113.546 324.158.012 284.204.314 311.910.399
2 Obligasi 259.197.250 136.727.920 - -
3 Kredit modal kerja 225.801.031 116.757.731 24.033.333 15.407.639
4 Sewa pembiayaan 107.565.229 126.058.326 39.251.245 20.227.034
5 Biaya pembongkaran aset tetap 8.392.996 15.174.576 13.223.950 10.489.119
6 Lain-lain 20.189.035 37.571.510 2.780.442 11.970.526
  Jumlah Beban Keuangan 959.259.087 756.448.075 363.493.284 370.004.717

Anda mungkin juga menyukai