Anda di halaman 1dari 21

MODUL PERKULIAHAN

Akuntansi
Manajemen
Penganggaran (Lanjutan)

Kode Mata Kuliah : W1219012


Fakultas: Ekonomi dan Bisnis
Program Studi: Akuntansi 14 Disusun Oleh :
Meiliyah Ariani,SE., M.Ak.

Abstrak Tujuan
Pemahaman kerangka dasar Mampu
penganggaran. Pemahaman Penyusunan menjelaskan
Anggaran Induk -Anggaran Penjualan kerangka dasar
-Anggaran Produksi -Anggaran Bahan penganggaran.
baku langsung - Anggaran Tenaga Kerja 2.Mampu
Langsung -Anggaran Overhead menjelaskan
Manufaktur -.Anggaran Persediaan Akhir Penyusunan
Anggaran Induk
Barang Jadi -Anggaran Beban Penjualan
dan Administrasi -Anggaran Kas -Anggaran
Laporan Laba Rugi -Anggaran Laporan
Posisi Keuanga
PEMBAHASAN

Pengertian Anggaran Induk (Master Budgeting)


Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan
oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa
yang dibutuhkan untuk diselesaikan terhadap rencana pelaksanaan. Budget biasanya
termasuk aspek finansial dan non finansial dari suatu rencana, dan membantu sebagai
blueprint bagi perusahaan untuk melakukan pekerjaan di masa depan. Fainsial budget
mengukur nilai yang diharapkan oleh manajemen mengacu terhadap income, cash
flow, dan posisi finansial perusahaan. Laporan keuangan bukan hanya mempersiapkan
laporan periode yang telah lalu, tapi laporan keuangan juga bisa melakukan persiapan
untuk periode ke depan, sebagai contoh budget untuk laba rugi, budget untuk laporan
arus kas, dan budget untuk neraca keuangan. Berdasarkan Cost Accounting, 12th
Edition by Horngren 2005 (pg 171) yang mendasari atas budget finansial adalah budget
non finansial, seperti jumlah unit yang diproduksi atau terjual, jumlah karyawan, dan
angka dari produk baru yang sedang diluncurkan ke pasar. 
Master budget adalah ringkasan dari proyek finansial dari semua budget
perusahaan, yang membantu manajemen menggambarkan rencana operasi dan
finansial perusahaan untuk periode tertentu dan ini sudah termasuk semua bentuk
laporan keuangan perusahaan. Master budget adalah suatu rencana yang telah
ditandai oleh perusahaan untuk diselesaikan pada periode budget tersebut.
Master budget dikembangkan dari keputusan operasi dan finansial yang dibuat
oleh manajer. Keputusan operasi berhubungan dengan bagaimana menggunakan
sumberdaya dari perusahaan yang terbatas sebaik mungkin, sedangkan keputusan

2020 Akuntansi Manajemen


2 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
finansial berhubungan dengan bagaimana mendapatkan sumber pendanaan untuk
memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan
Jenis – jenis Anggaran Induk (Master Budgeting)
1. Anggaran konvensional. adalah sebuah rencana keuangan yang didasarkan pada
anggaran yang mendahuluinya. Hasil akhir dari pelaksanaan anggaran kemudian
dikoreksi dengan menambah atau mengurangi dan dijadikan anggaran baru untuk
dilaksanakan didalam periode berikutnya.
2. Zero Based Budget ( ZBB) Anggaran dengan konsep ZBB dibuat berdasarkan
anggapan bahwa semua kegiatan yang akan dilakukan dinilai dari nol (Zero based).
Setiap manajer dari pusat tanggung jawab harus dapat menetapkan kegiatan apa
yang akan dilakukannya serta berapa total biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakannya Penyusunan anggaran sistem ZBB akan dimulai dengan
menyusun daftar kegiatan yang akan dilaksanakan yang disebut paket pertanggung
jawaban dari paket-paket tersebut disusun rencana kebutuhan fisik dan dengan
menentukan tarif disuun sebuah anggaran.
Anggaran induk dapat disusun untuk satu perusahaan sebagai satu kesatuan
dan dapat disusun sebagai divisi laba. Anggaran induk dibagi dua :
1. Anggaran Operasi, menjelaskan aktivitas yang menghasilkan pendapatan untuk
perusahaan : penjualan, produksi, dan persediaan barang. Anggaran operasi terdiri
dari laporan laba rugi yg dianggarkan serta beberapa data pendukung
2. Anggaran Keuangan, memuat rincian arus kas masuk & keluar, laba rugi dan
neraca.

Tipe-tipe Anggaran Induk


1. Ceiling Budget
Ceiling budget adalah type anggaran yang dipakai untuk tujuan-tujuan
pengawasan. Anggaran jenis ini mengawasi suatu instansi secara langsung dengan
cara menentukan batas-batas pengeluaran melalui peraturan penggunaan,

2020 Akuntansi Manajemen


3 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
pemberian atau secara tidak langsung dengan cara membatasi penghasilan instansi
pada sumber yang diketahui dan jumlah yang terbatas.

2. A Line-Item Budget
Tipe ini menggolongkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan jenis,
digunakan untuk mengawasi jenis-jenis pengeluaran dan juga jumlah totalnya.
3. Performance and Program Budgets
Tipe ini berguna untuk memspesifikasi aktivitas-aktivitas atau program-
program dengan cara memisahkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan fungsi
seperti kesehatan atau keamanan publik atau berdasarkan jenis pengeluaran
seperti kepegawaian dan peralatan atau berdasarkan sumber penghasilan seperti
pajak kekayaan atau biaya-biaya pemakaian, para administrator dan para anggota
legislatif bisa mendapatkan laporan-laporan yang tepat mengenai transaksi-
transaksi keuangan, untuk mempertahankan baik efisiensi ke dalam maupun
pengawasan dari luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget
A. Faktor-faktor Intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam
perusahaan sendiri, yakni antara lain:
1. Penjualan tahun lalu
2.  Kebijaksanaan perusahaan
3. Kapasitas produksi
4. Tenaga kerja yang dimiliki
5. Fasilitas-fasilitas
B. Faktor-faktor Ekstern, yaitu data, informasi dan pengalam yang terdapat di luar
perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan.
factor-faktor tersebut antara lain:
1. Keadaan persaingan
2. Tingkat pertumbuhan masyarakat

2020 Akuntansi Manajemen


4 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
3. Tingkat penghasilan masyarakat
4. Tingkat pendidikan masyarakat
5. Tingkat penyebaran penduduk
6. Adat-istiadat dan relegi masyarakat
7. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi
dan komunikasi dan sebagainya.

Penyusunan Anggaran Induk (Master Budgeting)


Anggaran Induk (Master Budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang
menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode
yang mencakup satu tahun atau kurang.
Anggaran Induk terdiri atas dua komponen utama, yakni:
1. Anggaran operasi, dan
2. Anggaran keuangan
Anggaran Operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang
dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan. Anggaran Keuangan
memperlihatkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan dengan kegiatan-kegiatan
usaha yang terencana.
Anggaran induk untuk sebuah perusahaan pabrikasi akan berisi anggaran berikut :
Anggaran Operasi Anggaran Keuangan
Angg. Penjualan Anggaran pengeluaran modal
Angg. Produksi Anggaran Kas
Angg. Bhn.  Baku Langsung Laporan Laba Rugi dianggarkan
Angg. Tenaga Kerja Lgs Neraca Dianggarkan.
Angg. Overhead pabrikasi
Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.
Angg. Beban Penjualan  & Adm.

Operating dan Financial Budget

2020 Akuntansi Manajemen


5 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Forecasting budget adalah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, serta
berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu
saat yang akan datang.
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa forecasting budget terdiri dari dua
kelompok budget, yaitu :
1. Operating budgeting ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang.
2. Financial budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan
atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang.

OPERATING BUDGET
Operating  budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan
selama periode tertentu yang akan datang. Pada dasarnya kegiata-kegaiatn
perusahaan selama periode tertentu itu meliputi dua sektor, yaitu:
1. Sektor penghasilan (revenues), ialah pertambahan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tetapi bukan karena penambahan
setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan
aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambah utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan,
penghasilan dapat dibedakan menjadi dua subsektor, yaitu :
a. Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating Revenues), ialah penghasilan yang
diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
b. Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues), ialah
penghasilan yang diterima perusahaan, yang tidak berasal dan tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari usaha
sampingan perusahaan.

2020 Akuntansi Manajemen


6 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
2. Sektor Biaya (Expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan
berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan)
modal oleh para pemiliknya, dan  bukan pula merupakan pengurangan aktiva
perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perushaan, biaya
dapat dibedakan menjadi dua sub-sektor, yaitu :
a. Sub-sektor Biaya Utama (Operating Expenses), ialah biaya yang menjadi beban
tanggungan perusahaan, yang berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
b. Sub-sektor Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses), ialah biaya yang
menjadi beban tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat dengan
usaha pokok perusahaan.
Atas dasar kelengkapan isinya, Income Statement Budget dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Master Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah budget
tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran secara
garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, seperti
misalnya taksiran-taksiran sementara, taksiran-taksiran tahunan dan
sebagainya.\
b. Income Statement Supporting Budget (Budget Penunjang Rugi-Laba), ialah
budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran
yang lebih terperinci.
Adapun budget-budget yang termasuk dalam Income Statement Supporting
Budget ini antara lain ialah :
a. Budget Penjualan (Sales Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang.
b. Budget-budget Produksi yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan di bidang produksi.

2020 Akuntansi Manajemen


7 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
c.  Budget biaya administrasi (administration Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya kantor administrasi
selama periode yang akan datang.
d. Budget biaya Penjualan (Selling Expenses Budget) yang merencanakan secara
lebih terperinci tentang biaya-biaya bagian penjualan serta biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan selama periode yang akan datang.
e. Budget Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang penghasilan-penghasilan di luar
usaha utama perusahaan selama periode yang akan datang.
f. Budget Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya yang tidak
berhubungan dengan usaha utama perusahaan selama periode yang akan
datang.

 TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN OPERATING BUDGET


a. Alternatif pertama, besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi. Ini
berarti bahwa berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan
datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksikan
perusahaan selama periode tersebut.
b. Alternatif kedua, besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan.
Ini berarti bahwa jumlah barang yang akan diproduksikan perusahaan selama
periode yang akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu
dijual (dipasarkan) oleh perusahaan selama periode tersebut.
c. Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa apabila alternatif pertama
yang terjadi, maka perusahaan harus menyusun budget unit yang akan
diproduksi lebih awal daripada budget penjualan, sebab budget penjualan akan
mengikuti apa yang direncanakan dalam budget unit yang akan diproduksikan
tersebut.

2020 Akuntansi Manajemen


8 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
d. Sebaliknya, apabila alternatif kedua terjadi, maka perusahaan harus menyusun
budget penjualan lebih awal daripada budget unit yang akan diproduksikan,
sebab budget unit yang akan diproduksikan akan mengikuti apa yang
direncanakan dalam budget penjualan tersebut.

FINANCIAL BUDGET
Financial budget merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suata saat
tertentu yang akan datang. Atas dasar kelengkapan isinya, Balance Sheet Budget dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca), ialah budget tentang
posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang yang
berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara
lebih terperinci.
b. Balance Sheet Supporting Budget (Budget Penunjang Neraca), ialah budget
tentang aktiva (harta), tentang utang dan tentang modal sendiri, yang berisi
taksiran-taksiran yang lebih terperinci.

 PENYUSUNAN FINANCIAL BUDGET


Dengan demikian jelaslah bahwa bilamana perusahaan akan menyusun financial budget,
haruslah memperhatikan dan mempertimbangkan operating budgetnya. Atau dengan kata
lain perkataan, operating budget harus disusun lebih awal daripada financial budget. Oleh
sebab itu, Income Statement Supporting Budget harus sudah selesai disusun sebelum
menyusun Balance Sheet Supporting Budget berserta Master Balance Sheet Budget
perusahaan.

2020 Akuntansi Manajemen


9 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
a. CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN
Neraca dan informasi tambahan yang berikut ini akan dipakai untuk menyusun anggaran induk
pada P.T. INDO GLOBAL MANDIRI triwulan pertama tahun 2015.

PT.INDO GLOBAL MANDIRI


NERACA
Per-31 Desember 2014
AKTIVA JUMLAH
I. Aktiva Lancar

I.1 Kas Rp. 53.500.000


I.2 Piutang Rp. 664.650.000
I.3 Pers. Bahan baku dan penolong Rp. 33.000.000
I.4 Barang jadi Rp. 196.500.000
Sub-Total Aktiva Lancar Rp. 947.650.000
II. Aktiva Tetap

II.1 Bangunan Rp. 375.000.000 Rp. 339.300.000


Akumulasi Depresiasi (Rp. 35.700.000)
II.2 Peralatan dan Mesin Rp. 40.000.000.000
Akumulasi Depresiasi (Rp. 242.300.000) Rp. 3.757.700.000
2020 Akuntansi Manajemen
10 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Sub-Total Aktiva Tetap Rp. 4.097.000.000
TOTAL AKTIVA Rp. 5.047.650.000

HUTANG DAN EKUITAS


III. Hutang Lancar

III.1 Hutang Dagang Rp 46.350.000


III.2 Hutang Non Dagang Rp 5.150.000
Sub-Total Hutang Lancar Rp 51.500.000
IV. Hutang Jangka Panjang Rp 1.000.000.000

Sub-Total Hutang Rp 1.051.500.000


V. Ekuitas

V.1 Modal Saham Rp 3.500.000.000


V.2 Laba ditahan (Retained Earning) Rp 496.150.000
Sub-Total Aktiva Tetap Rp 3.996.150.000
TOTAL HUTANG DAN EKUITAS Rp 5.047.650.000

Dalam rangka penyusunan anggaran tahun Triwulan –I 2015 hasil keputusan Panitia Budget
dirumuskan sebagai berikut :

1. Estimasi Penjualan Per-Wilayah Januari- Maret 2004


JENIS BIAYA JANUARI FEBRUARI MARET
Wilayah-1 1.500 Unit 2.250 Unit 1.000 Unit
Wilayah-2 1.400 Unit 2.500 Unit 850 Unit
Wilayah-3 1.750 Unit 2.750 Unit 1.500 Unit
Total 4.650 Unit 7.500 Unit 3.350 Unit

2020 Akuntansi Manajemen


11 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
2. Biaya Variabel
Biaya variabel ditetapkan dengan persentase tertentu dari nilai penjualan (% x
Penjualan dalam Rupiah ) sebagai berikut :
Komisi Penjualan = 5%
Perjalanan Dinas dan transport = 3%
Promosi / Reklame / Iklan = 7%
3. Biaya Tetap Per-bulan
No Jenis Biaya Jumlah
1Bahan Tidak Langsung Rp 10.000.000
2Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 4.500.000
3Pemeliharaan Reparasi Rp 6.000.000
4Energi Rp 7.500.000
5Asuransi Rp 1.000.000
6PBB dan Pajak lainnya Rp 3.000.000
7Depresiasi (Mesin dan Bangunan) Rp 6.750.000
8Gaji Tenaga Penjualan Rp 7.000.000
9Gaji Direksi dan Manager Rp 10.000.000
10Biaya Administrasi dan Umum Rp 7.500.000
11Biaya Penjualan Rp 6.500.000
Total Rp 69.750.000
4. Persediaan Barang Jadi, Jumlah yang Dikehendaki * (Unit)
1 Januari 4.750 unit
31 Januari 4.500 unit
28 Februari 4.900 unit
31 Maret 5.500 unit
5. Data-data Lain
Harga penjualan rata-rata Rp. 150.000 per unit
Harga bahan baku Rp. 25.000 per unit
Pembelian Bulan Desember Rp. 128.750.000
Persediaan akhir bahan baku yang diinginkan sebesar 30% dari jumlah produksi
bulan yang akan datang (kebijaksanaan ini sudah dilaksanakan tahun tahun
sebelumnya)
Produksi April 3.000 unit
Jam kerja tenaga langsung 3 jam per unit
2020 Akuntansi Manajemen
12 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Kebutuhan Bahan baku 1 unit per produk
Biaya tenaga kerja Rp.2.250 per jam
Tarif pajak perseroan 30 %

Tingkat Biaya Overhead Pabrik Variabel.per Jam Kerja Langsung


Tenaga kerja tidak langsung = Rp. 1.000
Pemeliharaan dan reparasi = Rp. 1.500
Energi = Rp. 2.750
100
Pajak Upah Tenaga kerja = Rp. 500
Diminta ; Menyusun Anggaran Induk Triwulan I/2015

PENYELESAIAN
1. ANGGARAN PENJUALAN
Ramalan penjualan (sales forecast) adalah dasar untuk menyusun anggaran penjualan dan
semua anggaran lainnya Sales Farcast dan Anggaran penjualan Triwulan pertama 2001
adalah :

ILUSTRASI: 1
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Penjualan
Triwulan Pertama 2015
JENIS BIAYA JANUARI FEBRUARI MARET JUMLAH
Harga jual /Unit Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 150.000
Wilayah-1 1.500 Unit 2.250 Unit 1.000 Unit = 4.750 unit
Wilayah-2 1.400 Unit 2.500 Unit 850 Unit = 4.750 unit
Wilayah-3 1.750 Unit 2.750 Unit 1.500 Unit = 6.000 unit
Total 4.650 Unit 7.500 Unit 3.350 Unit = 15.500 unit
Penjualan (000 Rp.) (000 Rp.) (000 Rp.) (000 Rp.)
Dalam Nilai

2020 Akuntansi Manajemen


13 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Rupiah
Wilayah-1 Rp 225.000 Rp 337.500 Rp 150.000 Rp 712.500
Wilayah-2 Rp 210.000 Rp 375.000 Rp 127.500 Rp 712.555
Wilayah-3 Rp 262.500 Rp 412.500 Rp 225.000 Rp 900.000
Jumlah Rp 697.500 Rp 1.125.000 Rp 502.500 Rp 2.325.000

2. ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi bisa disusun dari informasi yang diberikan oleh anggaran penjualan dan
dari taksiran tentang barang persediaan. Dengan demikian anggaran penjualan merupakan
Preliminary Estimating Facttor terhadap anggaran –anggaran lainnya .Rumus yang dipakai
untuk menghitung produksi yang dibutuhkan di dalam satu triwulan adalah :
Formula Anggaran Penjualan = xxxxx
(+) Persediaan Akhir yang di Inginkan = xx
Sub-Total = xxxxxxx
(-) Persediaan awal barang jadi =x
Anggaran Produksi = xxxxxx
ILUSTRASI :2
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Produksi
Triwulan I, 2015
N Unit
Keterangan
o Januari Februari Maret Jumlah
4650 3350
1 Anggaran Penjualan unit 7500 unit unit Rp 15,500
(+) Persediaan akhir yang 4500 5500
2 diinginkan unit 4900 unit unit Rp 14,900
9150 12400 8850
3 Sub-Total unit unit unit Rp 30,400
4750 4900
4 (-) Persediaan awal barang jadi unit 4500 unit unit Rp 14,150
4400 3950
5 Anggaran Produksi unit 7900 unit unit Rp 16,250

2020 Akuntansi Manajemen


14 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
3. ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN LANGSUNG (BAHAN BAKU DAN
MATERIAL)
Besarnya Pembelian-bahan baku tergantung dari produksi masing-masing periode, jumlah
persediaan awal dan dari jumlah persediaan akhir yang diinginkan. Rumus rumusnya adalah :

Pembelian bahan langsung yangdibutuhkan (unit) = anggaran produksi (unit) + persediaan


akhir yang diinginkan (unit) – persediaan awal (unit). Sebagaimana diikhtisarkan dibawah ini
Formula Anggaran Produksi = xxxxxx
(+) Persediaan akhir yang diinginkan = xx
Sub-Total = xxxxxxxx
(-) Persediaan awal bahan langsung =x
Pembelian bahan diperlukan = xxxxxxx
Keterangan :
 Untuk memproduksi satu unit barang jadi dibutuhkan satu unit bahan baku
 Diketahui Persedian akhir bahan langsung = 30% x produksi bulan berikutnya
 Dikketahui Produksi April yang akan datang :600 unit= 30% x 600 unit = 180 unit
 Dengan demikian dapat diambil kesimpulan Persedian Bahan awal =30% xproduksi .
bulan berjalan (=Persedian akhir bulan lalu yang diinginkan )
102
Dari keterangan diatas maka dapat menghitung Pembelian bahan langsung yang
diperlukan sebagaimana pada Ilustrasi -3 dibawah ini

ILUSTRASI-3
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Pembelian bahan langsung
Triwulan Pertama 2015
N
Item Januari Februari Maret Jumlah
o
1 Bahan diperlukan untuk Anggaran Produksi 4400 7900 3950 16250
(+) Persediaan akhir bahan baku yang
2 diinginkan 2370 1185 900 4455
2020 Akuntansi Manajemen
15 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
3 Sub-Total 6770 9085 4850 20705
4 (-) Persediaan awal bahan 1320 2370 1185 4875
Pembelian bahan baku yang diperlukan
5 dalam unit 5450 6715 3665 15830
6 Harga Bahan baku per-unit Rp 25,000 Rp 25,000 Rp 25,000 Rp 25,000
7 Nilai Pembelian (dalam 000Rp.) Rp 136,250 Rp 167,875 Rp 91,625 Rp 377,000

4. ANGGARAN PEMAKAIAN BAHAN LANGSUNG


Anggaran pemakaian bahan (dalam unit dan dalam biaya pemakaian) dibuat dengan dasar
sistem biaya standar (khususnya, banyaknya unit bahan langsung yang diperlukan untuk
memproduksi satu unit barang jadi). Rumus untuk menentukan biaya pemakaian bahan
adalah :Bahan langsung yang dibutuhkan (unit) X harga bahan per unit.Karena diperlukan satu
unit bahan baku untuk membuat satu unit barang jadi ,maka jumlah unit bahan baku sama
dengan jumlah unit yang diproduksi.

ILUSTRASI- 4
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Pemakaian bahan langsung
Triwulan Pertama 2015
N Jumlah
Item Harga Satuan Jumlah (Rp)
o Unit
1 Januari 8.800 4400 Rp 25,000 Rp 110,000,000
Februari
2 15.800 7900 Rp 25,000 Rp 197,500,000
3 Maret 7.900 3950 Rp 25,000 Rp 98,750,000
4 Jumlah 16250 Rp 25,000 Rp 406,250,000

5. ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG


Standar tenaga kerja biasanya didasarkan atas time study (penelitian waktu) yang
dilakukan oleh para perencanaan teknik produksi .Rumus untuk menentukan biaya tenaga
kerja langsung (direct labor) adalah: (Unit produksi yang harus dibuat) X (Jam kerja langsung
per unit) X (tarif per jam.) sebagaiman dalam ilustrasi -5 dibawah ini:

2020 Akuntansi Manajemen


16 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
ILUSRASI- 5

PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Triwulan 1 2015

Jam kerja Jam Kerja


Jumla Tarif per- Biaya Tenaga Kerja
Bulan langsung/Uni langsung-
h Unit jam Langsung
t Total
Januari 4400 3 13200 2250 Rp 29,700,000
Februar
i 7900 3 23700 2250 Rp 53,325,000
Maret 3950 3 11850 2250 Rp 26,662,500
Jumlah 16250 3 48750 2250 Rp 109,687,500

6. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK


Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi. Jumlah
dipecah menjadi komponen-komponen tetap (dinyatakan dengan rupiah) dan komponen
komponen variabel (dinyatakan tarif dan didasarkan atas jam kerja langsung). Rumus
menghitung jumlah biaya overhead pabrik adalah: Overhead tetap per item + (jumlah
Anggaran jam kerja langsung X tarif biaya variabel per jam).

ILUSTRASI- 6
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Januari , 2015
(Jam kerja langsung : 2.650) ( 2.750)
N
Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Jumlah (Rp)
o
1 Bahan Tidak Langsung Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
2020 Akuntansi Manajemen
17 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
2 Tenaga kerja tidak langsung Rp 4,500,000 Rp 2,650,000 Rp 7,150,000
3 Pemeliharaan dan reparasi Rp 6,000,000 Rp 3,975,000 Rp 9,975,000
4 Gas dan Listrik Rp 1,500,000 Rp - Rp 1,500,000
5 Energi Rp 1,000,000 Rp 7,287,500 Rp 8,287,500
6 Asuransi Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
7 PBB dan Pajak Lainnya Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
Depresiasi (Mesin dan
8 Bangunan) Rp 6,750,000 Rp - Rp 6,750,000
9 PPH-Pasal 21 Jumlah Rp - Rp 1,325,000 Rp 1,325,000
  Jumlah Rp 34,100,000 Rp 15,237,500 Rp 49,337,500

Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan januari dengan jam kerja
langsung sebesar 2650 jam sebagai berikut :
1) Tenaga kerja tidak langsung = 2.650 jam x Rp 1.000 (Tarif per-jam) = Rp 2.650.000
2) Pemeliharaan dan Reparasi = 2.650 jam x Rp 1.500 (tarif per-jam) = Rp 3.975.000
3) Energi =2.650 jam x Rp 2.750 (tarif perjam ) = Rp 7.287.500
4) PPH-Pasal 21=2.650 jam x Rp 500 (tarif perjam ) = Rp 1.325.000.

ILUSTRASI- 6.A
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Februari, 2015
(Jam kerja langsung : 4.750) (4.800)
N
Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Jumlah (Rp)
o
1 Bahan Tidak Langsung Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
2 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 4,500,000 Rp 4,750,000 Rp 9,250,000
3 Pemeliharaan dan Reparasi Rp 6,000,000 Rp 7,125,000 Rp 13,125,000
4 Gas dan Listrik Rp 1,500,000 Rp - Rp 1,500,000
5 Energi Rp 1,000,000 Rp 13,062,500 Rp 14,062,500
6 Asuransi Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
7 PBB dan Pajak Lainnya Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
8 Depresiasi (Mesin dan Rp 6,750,000 Rp - Rp 6,750,000

2020 Akuntansi Manajemen


18 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Bangunan)
9 PPH- Pasal 21 Rp - Rp 2,375,000 Rp 2,375,000
  Jumlah Rp 34,100,000 Rp 27,312,500 Rp 61,412,500

Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan Februari dengan jam kerja
langsung sebesar 4.750 jam sebagai berikut :
1) Tenaga kerja tidak langsung = 4.750 jam x Rp 1.000 (Tarif per-jam) = Rp 4.750.000
2) Pemeliharaan dan Reparasi = 4.750 jam x Rp 1.500 (tarif per-jam ) = Rp 7.125.000
3) Energi = 4.750 jam x Rp 2.750 (tarif perjam ) = Rp 13.062.000
4) PPH-Pasal 21= 4.750 jam x Rp 500 (tarif perjam) = Rp 2.375.000.

ILUSTRASI- 6.B
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Maret, 2015
(Jam kerja langsung : 2.400) (2.600)
N
Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Jumlah (Rp)
o
1 Bahan Tidak Langsung Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
2 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 4,500,000 Rp 2,400,000 Rp 6,900,000
3 Pemeliharaan dan Reparasi Rp 6,000,000 Rp 3,600,000 Rp 9,600,000
4 Gas dan Listrik Rp 1,500,000 Rp - Rp 1,500,000
5 Energi Rp 1,000,000 Rp 6,600,000 Rp 7,600,000
6 Asuransi Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
7 PBB dan Pajak Lainnya Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
2020 Akuntansi Manajemen
19 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Depresiasi (Mesin dan
8 Bangunan) Rp 6,750,000 Rp - Rp 6,750,000
9 PPH- Pasal 21 Rp - Rp 1,200,000 Rp 1,200,000
  Jumlah Rp 34,100,000 Rp 13,800,000 Rp 47,900,000

Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan januari dengan jam kerja langsung sebesar
2.400 jam sebagai berikut :
1) Tenaga kerja tidak langsung = 2.400 jam x Rp 1.000 (Tarif per-jam) = Rp 2.400.000
2) Pemeliharaan dan Reparasi = 2.400 jam x Rp 1.500 (tarif per-jam) = Rp 3.600.000
3) Energi = 2.400 jam x Rp 2.750 (tarif perjam) = Rp 6.600.000
4) PPH-Pasal 21= 2.400 jam x Rp 500 (tarif perjam ) = Rp 1.200.000

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2005. Management Accounting. Cicinnati: South-Western
College Publishing 
Ray H. Garisson, Kartika Dewi (penterjemah), 2013, Akuntansi Manajemen Buku 1, edisi 14,
Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2. Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos
Kwary (Penterjemah), 2009 Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
https://youtu.be/kGgLGn6Iscg

2020 Akuntansi Manajemen


20 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
https://youtu.be/pZNSQRRswds

2020 Akuntansi Manajemen


21 Meiliyah Ariani, SE., M.Ak Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai