Proses-Proses Peluruhan Radioaktif PDF
Proses-Proses Peluruhan Radioaktif PDF
dimana :
Mi
Ma
me
: kecepatan cahaya
: energi peluruhan
Energi pental (recoil energy) dan nuklida anak adalah selisih antara energi dengan
energi kinetik atau (Q EQ). Beberapa contoh peluruhan partikel alpha adalah sebagai
berikut :
Energi partikel alpha yang dipancarkan oleh radionuklida berkisar antara (44Nd)
sampai dengan 11,7 MeV (212Pm), dan sebagian terbesar 4 sampai dengan 8 MeV. Jangkau
energi yang relatif pendek ini dihubungkan dengan jangkau umur paro yang cukup besar,
yaitu 10-7 (misalnya sampai dengan 1016 tahun (misalnya
148
kanstanta dengan jangkauan partikel alpha di udara telah diformulasikan oleh dan J. M.
Nuttall (1911),
dimana :
: konstanta peluruhan
: jangkauan di udara
a dan b : konstanta
Variasi sistematik umur paruh peluruhan alpha dengan energi peluruhan dinyatakan
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dalam bentuk kurva peluruhan keadaan dasar
terhadap logaritmik umur paruh pemancar alpha sampai dengan nobelium.
Untuk memahami tentang pancaran radiasi alpha, maka persamaan Schrodinger
untuk partikel alpha berenergi E yang berada dalam potensial inti harus disusun dan
diselesaikan.
Fungsi gelombang yang mewakili partikel alpha tidak dengan tiba-tiba nol di dinding
sumur penghalang potensial (pada jarak R1) dan memiliki nilai tertentu (meskipun kecil) di
luar jarak radial R1. Dengan menerapkan kondisi batas bahwa fungsi gelombang dan
derivatif pertamanya harus kontinyu di R1 dan R2, maka persamaan gelombang untuk daerah
antara R1 dan R2 dapat diselesaikan, yaitu di dalam penghalang yang energi potensialnya U
(r) lebih besar dan energi kinetik total T (jumlah energi kinetik partikel alpha dan inti yang
terpental). Probabilitas (P) partikel alpha bermassa Ma untuk menembus penghalang
potensial disebut sebagai faktor kemampuan menembus penghalang dan besarnya adalah
Konstanta peluruhan dianggap sebagai hasil perkalian antara P dengan frekuensi (f)
partikel alpha mengenai (menumbuk) penghalang potensial. Besarnya f dapat ditentukan
dengan menggunakan panjang gelombang de Broglie yang besarnya adalah h/., dengan
adalah kecepatan partikel alpha dan . adalah momentum di dalam inti, sehingga
Jika partikel alpha dianggap memantu bolak balik diantara dinding dinding potensial,
maka :
Nilai jari-jari R1 dan R2 dapat diperoleh dan energi kinetik total (T) dan tinggi penghalang (B),
64
64
MZ > MZ +1
b. Tangkapan electron
MZ > MZ -1
c. Peluruhan +
MZ > MZ -1 + 2me
a. Peluruhan Peluruhan - terjadi jika dalam inti atom terdapat kelebihan neutron, yang
dinyatakan dalam reaksi berikut ini.
Karena massa elektron sangat kecil dibandingkan dengan massa nuklida induk dan anak,
maka besarnya energy peluruhan (Q-) adalah
Partikel 13 yang dipancarkan oleh suatu radionuklida tidak memiliki erni yang diskrit,
tetapi memiliki distribusi energi yang kontinyu dan nol sampai dengan energi maksimum.
Energi maksimum partikel - berkisar dan beberaa keV sampai dengan 15 MeV. Spektrum
sinar beta telah diteliti dengan metode defleksi magnetik. Energi rata-rata partikel - dapat
ditentukan dan persamaan berikut,
Sebagai pendekatan, energi rata-rata partikel - sekitar sepertiga (1/3) dari energi
maksimumnya.
Telah dibahas pada BAB I bahwa semua inti bernomor massa genap memiliki spin
bilangan bulat (integral) dan statistik mengikuti Bose, sedangkan semua inti bernomor massa
ganjil memiliki spin bilangan pecahan dan statistik mengikuti Fermi. Karena nomor massa
peluruhan adalah tetap (tidak berubah), maka spin inti awal dan akhir memiliki kelompok
yang sama, bilangan bulat atau pecahan dan statistiknya tidak berubah. Pada kenyataannya
elektron dan positron memiliki spin setengah dan statistik mengikuti Fermi, sehingga
momentum angularnya dan statistiknya tidak memenuhi kekekalan peluruhan beta.
Pada tahun 1930 Pauli menyusun postulat yang menyatakan bahwa dalam setiap
peluruhan beta terdapat tambahan partikel yang tidak teramati. Sifat - sifat dan partikel
hipotesis ini (yang kemudian dikenal sebagai neutrino) adalah sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kekekalan. Partikel neutrino adalah partikel yang tidak bermuatan, memiliki
spin setengah, statistik mengikuti Fermi, dan membawa sejumlah energi dan momentum
dalam setiap proses beta. Karena sulit dideteksi, maka partikel neutrino memiliki massa
rehat yang sangat kecil atau nol dan momen magnetik yang sangat kecil atau nol. Dengan
demikian setiap terjadi proses peluruhan beta selalu disertai oleh neutrino, untuk peluruhan
- selalu disertai oleh antineutrino.
b. Peluruhan +
Jika di dalam inti atom terdapat kelebihan proton dan energi sebesar 2 maka mec
kelebihan energi akan dilepas dalam bentuk pancaran partikel + Keberadaan positron telah
dipostulatkan oleh P. A. M. Dirac. Ia menemukan bahwa persamaan gelombang
relativitasnya untuk elektron memiliki penyelesaian yang berhubungan dengan elektron
dalam tingkat energi negatif yang sama dengan tingkat energi positif, tetapi besarnya energi
selalu lebih dari mec2. Karena untuk memenuhi arti fisis dan tingkat energi negatif elektron
yang tidak teramati, maka Dirac mengemukakan bahwa secara normal semua tingkat energi
negatif harus terisi. Naiknya elektron dan tingkat energi negatif ke tingkat energi positif
(dengan adanya tambahan energi lebih dari 2 mec2) seharusnya dapat diamati tidak hanya
dalam penampakan elektron seperti biasanya tetapi juga dalam penampakan secara
simultan dan kekosongan (hole) dalam sekumpulan elektron berenergi negatif yang
jumlahnya tidak berhingga. Kekosongan ini memiliki sifat-sifat partikel bermuatan positif,
tetapi identik dengan elektron biasa. Penemuan positron berikutnya adalah dalam sinar
kosmis kemudian dalam peluruhan radioaktif dan diikuti penemuan pada proses produksi
pasangan serta anihilasi positron-elektron (akan dibahas pada BAB IV). Yang kesemuanya
itu dianggap sebagai pembuktian secara eksperimen terhadap teori Dirac.
Peluruhan + dinyatakan dalam reaksi berikut ini.
(2 - 10)
Peristiwa yang terjadi di dalam inti adalah
(2 - 11)
Dengan menggunakan neraca massa dan energy, maka
(2 12)
Besarnya energi peluruhan (Q) adalah
(2 13)
Contoh peluruhan + adalah sebagai berikut :
Meskipun tangkapan elektron merupakan cara peluruhan yang sangat biasa, tetapi
baru tahun 1934 ditemukan oleh L. Alvarez, karena proses ini tidak disertai oleh pancaran
radiasi inti yang dapat terdeteksi, kecuali pada saat inti produk dalam keadaan tereksitasi
sehingga harus mengalami proses de-eksitasi dengan memancarkan radiasi gamma.
Radiasi karakteristik yang paling banyak menyertai proses tangkapan elektron adalah
pancaran sinar X, akibat adanya kekosongan pada kulit atom yang elektronnya telah
ditangkap oleh inti.
Spektrum kontinyu radiasi elektromagnetik dengan intensitas yang sangat rendah
sering dijumpai dalam proses tangkapan elektron dan proses peluruhan beta lainnya. Kuanta
ini disebut sebagai inner bremsstrahlung. Jumlah total kuanta per tangkapan elektron
adalah mendekati 7,4. 10-4E20. Apabila radiasi gamma dipancarkan inti atom, maka inner
bremsstrahlung biasanya tidak dapat dideteksi karena intensitasnya yang rendah. Tetapi
untuk tangkapan elektron yang tidak disertai pancaran gamma, pengukuran batas energi
yang lebih tinggi dan spektrum inner bremsstrahlung merupakan metode yang sangat
bermanfaat untuk menentukan energi transisi dan metode ini merupakan cara langsung
untuk mengukur energi peluruhan dalam. proses tangkapan elektron. Neutrino yang
dipancarkan pada proses tangkapan elektron bersifat monoenergetik.
Komparasi umur paruh pada peluruhan beta dapat ditentukan dari persamaan berikut
ini.
Universitas Gadjah Mada
(2-19)
Dimana
EL0(v)
dan E 0(v) adalah energi neutrino yang menyertai dua proses, EL0(v) melebihi
Proses ketiga dan de-eksitasi inti terjadi jika terdapat energi lebih dari 1,02 MeV. Energi
ini ekivalen dengan massa dua elektron. Proses yang kemungkinan terjadi adalah inti atom
yang berada dalam keadaan tereksitasi akan menghasilkan secara simultan satu elektron
baru dan satu positron baru, keduanya akan dipancarkan dengan energi kinetik sebesar
selisih antara energi eksitasi total dikurangi dengan 1,02 MeV.
Semua proses di atas disebut dengan transisi gamma, meskipun hanya proses pertama
saja yang memancarkan gamma dan inti atom. Semua proses tersebut ditandai dengan
adanya perubahan energi tetapi tidak terjadi perubahan A dan Z.
b.
pengukuran langsung, yaitu kira-kira kurang dan 10-12 detik, seperti yang diharapkan untuk
dimensi dipol inti dan satuan muatan elektronik. Proses de-eksitasi gamma merupakan
sesuatu yang penting pada semua jenis pengukuran radioaktivitas dan pada pembuatan
skema tingkat inti, apakah waktu hidup dapat diukur atau tidak. Pada bagian ini hanya
dibahas faktor yang mempengaruhi waktu hidup transisi gamma dan kemungkinan
menyebabkan keberadaan tingkat metastabil atau transisi isomeris. Definisi isomer inti
dalam istilah umur paruh yang terukur menjadi sesuatu yang samar-samar, karena
perkembangan teknik langsung dan tidak langsung yang baru dapat mengukur sampai batas
yang lebih rendah. Untuk skala yang lebih tinggi kemungkinan tidak ada batasnya,
2l0
Bim
c.
gamma
adalah
gelombang
elektromagnetik
yang
dihasilkan
dengan
mengosilasi muatan listrik sehingga membentuk medan listrik yang berosilasi, disebut
dengan radiasi multipol elektrik (E), dan mengosilasi arus listrik sehingga membentuk medan
magnet yang berosilasi disebut sebagai radiasi multipol magnetik (M). Suatu multipol elektrik
atau magnetik memancarkan foton dengan momentum sudut orbital sebesar lh. Nomenklatur
radiasi yang memiliki 1 = 1, 2, 3, 4, 5 satuan dan h adalah radiasi dipol, quadrupol, oktupol,
24-pol, dan 25-pol. Notasi singkatan untuk radiasi elektrik (atau magnetik) 21-pol adalah E1
(atau Ml). Dengan demikian E2 adalah radiasi quadrupol elektrik, M4 adalah radiasi 24-pol
magnetik, dan sebagainya.
Ada dua aturan seleksi yang harus dipenuhi pada transisi gamma, yaitu
i). Aturan seleksi momentum sudut
Universitas Gadjah Mada
dimana,
I : paritas awal
f : paritas awal
Jika keadaan awal dan akhir mempunyai paritas sama, maka multipol elektrik adalah
untuk 1 genap dan multipol magnetik adalah untuk 1 ganjil. Jika keadaan awal dan akhir
mempunyai paritas berlawanan, maka multipol elektrik adalah untuk 1 ganjil dan I genap
untuk multipol magnetik.
Sebagai contoh :
transisi dari 4+ ke 2+ memiliki 1 = 2, 3, 4, 5, 6, paritas awal dan akhir adalah sama (+),
maka radiasi yang mungkin dipancarkan adalah E2, M3, E4, M5, dan E6.
Transisi dan 3+ ke 1- memiliki 1 = 2, 3, 4, paritas awal berlawanan dengan paritas akhir,
sehingga radiasi yang mungkin dipancarkan adalah M2, E3, danM4.
d.
(2-20)
dimana,
r
Q1
10
(2-21)
Jika Q1 diketahui, maka umur paruh dapat dihitung. Paritas radiasi E1 adalah (-1)1. Jika
transisi antar keadaan inti hanya melibatkan proton tunggal, maka untuk nilai partikel tunggal
(2-22)
Jika persamaan (2-18) clisubstitusikan ke dalam persamaan (2-17), maka akan diperoleh
laju transisi partikel tunggal atau laju transisi Weisskopf
e.
(2-23)
A1 adalah amplitudo momen multipol magnetik yang berosilasi. Paritas radiasi Ml (-1)1-1 atau
-(-1)1. Jika transisi antar keadaan inti hanya melibatkan partikel maka untuk nilai partikel
tunggal, maka untuk nilai partikel tunggal
Al orde dari
(2-24)
Nilai
11
f.
Konversi Internal
Medan Coulomb inti dapat memindahkan semua energi eksitasi secara langsung
pada elektron orbital atom. Inti berubah (kembali) ke keadaan dasar tanpa adanya pancaran
sinar gamma dan atom akan melepaskan elektronnya. Probabilitas terbesar adalah
mengeluarkan elektron dari kulit K, yaitu yang terdekat dengan inti atom. Besarnya energi
kinetik elektron konversi internal adalah
= E* - EK
(2-25)
dimana,
E* : energi eksitasi
EK : energi ikat aelektron pada kulit K
Jika E*<EK, maka pelepasan elektron kulit K kelihatannya tidak mungkin terjadi, tetapi
dapat terjadi juga hanya elektron tersebut akan berpindah ke kulit berikutnya. Pancaran
elektron konversi internal merupakan mekanisme pembebasan kelebihan energi oleh inti,
tetapi bukan merupakan konversi (perubahan) kuanta gamma sebelum dipancarkan,
meskipun secara prinsip proses seperti ini mungkin terjadi.
Elektron konversi internal menunjukkan spektrum garis (diskrit) dengan garis yang
berhubungan dengan energi transisi gamma dikurangi energi ikat pada K, L, M, N, dan
seterusnya, yaitu terjadinya konversi internal. Perbedaan energi antara garis-garis yang
bertumtan dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan untuk mengelompokkan garis-garis
yang dihasilkan dan transisi gamma yang berbeda.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa konversi internal merupakan alternatif pemancaran
sinar gamma. Perbandingan antara laju proses konversi internal dengan laju pemancaran
gamma atau perbandingan jumlah elektron konversi internal dengan jumlah kuanta gamma
yang dipancarkan disebut sebagai koefisien konversi internal (cx), yang bernilai antara 0
sampai dengan oo. Besarnya koefisien konversi internal dapat ditentukan dengan
persamaan berikut.
Jika nilai semakin besar, maka semakin lama waktu hidup, Z inti semakin besar sehingga
elektron kulit atom semakin dekat dengan inti, energi akan berkurang, dan 1 semakin besar.
12