Anda di halaman 1dari 40

PEKAN RISET DAN MAHASISWA 6

MINIPILOT ROTIS PENGOLAH SAMPAH PLASTIK SEBAGAI UPAYA


DAUR ULANG SAMPAH GLOBAL
COVER

Diusulkan oleh

PUJI SUWANTO
TIARA ARLETTA LOVISA
JOKO TRI JARYADI

NIM. D1021141003
NIM. D1121141007
NIM. D1021131047

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016

Angkatan 2014
Angkatan 2014
Angkatan 2013

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya tulis

: Minipilot Rotis Pengolah Sampah Plastik Sebagai Upaya


Daur Ulang Sampah Global

2. Tingkat

: Mahasiswa

3. Sub Tema Karya

: Sains Teknologi

4. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Puji Suwanto
b. NIM

: D1021141003

c. Jurusan/Fakultas : Teknik Elektro


d. Universitas

: Universitas Tanjungpura

e. Alamat/no.Hp

: 085654727581

f. Alamat email

: puji.wae14@gmail.com

5. DosenPendamping
a. Nama Lengkap : Syaifurrahman, S.T., M.T.
b. NIP

: 19700912 199512 1 001

c. Alamat/no.HP

: Jl. Sungai Raya Dalam,Komp. Taman Sungai Raya E.50


/ 08125601476

Pontianak, 20 Juni 2016


Menyetujui,
Dosen Pendamping

Ketua Tim

Syaifurrahman, S.T., M.T.


NIP. 19700912 199512 1 001

Puji Suwanto
NIM. D1021141003

Wakil Dekan III Bagian Kemahasiswaan dan Alumni


Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

M. Yusuf, S.T, M.T.


NIP.19700520 199802 1 001

LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama ketua

: Puji Suwanto

Tempat, Tanggal Lahir : Rasau Jaya, 14 Januari 1997


Fakultas

: Teknik

Perguruan tinggi

: Universitas Tanjungpura

Nama anggota 1

: Tiara Arletta Lovisa

Tempat, Tanggal Lahir : Anjungan, 21 Oktober 1996


Fakultas

: Teknik

Nama anggota 2

: Joko Tri Jaryadi

Tempat, Tanggal Lahir : Trimulya, 9 Mei 1996


Fakultas

: Teknik

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul:


MINIPILOT ROTIS PENGOLAH SAMPAH PLASTIK SEBAGAI UPAYA
DAUR ULANG SAMPAH GLOBAL
adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau saduran
dari karya tulis orang lain serta belum pernah menjuarai di kompetisi serupa.
Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh panitia PRISMA 6 berupa diskualifikasi dari
kompetisi. Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pontianak, 10 Agustus 2016
Ketua Tim

Puji Suwanto

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Minipilot
Rotis Pengolah Sampah Plastik Sebagai Upaya Daur Ulang Sampah Global.
Meskipun ada hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
telah menyelesaikan karya tulis.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Syaifurrahman, S.T.,
M.T. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami
dalam menyelesaikan karya tulis ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
memperbaiki agar lebih baik. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Pontianak, 10 Agustus 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1.

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2.

Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3.

Tujuan........................................................................................................3

1.4.

Manfaat......................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4


2.1.

Sampah Plastik..........................................................................................4

2.2.

Jenis- Jenis Plastik....................................................................................4

2.3.

Pemlastis....................................................................................................6

2.3.1.

Definisi dan Karakterisasi..................................................................6

2.3.2.

Dimetil Ftalat.....................................................................................7

2.4.

Anyaman...................................................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................10


3.1.

Pengumpulan Data Terkini......................................................................10

3.2.

Pengolahan Data......................................................................................10

3.3.

Analisis Data...........................................................................................10

3.4.

Teknik Pengolahan Sampah Terkini........................................................10

3.5.

Analisa Solusi Sebelumnya.....................................................................11

3.6.

Solusi Ditawarkan Melalui Pembuatan Rotis..........................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................15


4.1.

Minipilot Rotis........................................................................................15

4.2.

Rancang Bangun Minipilot Rotis............................................................16

4.3.

Dampak Penerapan Minipilot Rotis........................................................19

4.4.

Pengembangan Kedepannya....................................................................20

BAB V PENUTUP................................................................................................21
5.1.

Simpulan..................................................................................................21

5.2.

Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK
Jumlah penduduk di Indonesia hingga tahun 2015 telah mencapai 250 juta jiwa
dan besarnya populasi ini menimbulkan berbagai persoalan, terutama terhadap
lingkungan. Saat ini, jumlah peningkatan sampah di Indonesia telah mencapai
175.000 ton/hari atau setara 64 juta ton/tahun. Sehingga dengan jumlah tersebut
Indonesia kini menjadi penyumbang sampah nomor dua di dunia, setelah negara
Cina. Berdasarkan proyeksi data kependudukan BPS bahwa 2010-2035 penduduk
Indonesia akan terus meningkat, jumlah ini tentunya sebanding dengan
peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Dengan kondisi sampah yang terus
meningkat diperlukan teknologi tepat guna untuk dapat mendaur ulang sampah
sebagai upaya penanggulangan sampah-sampah yang telah dibuang. Dalam hal ini
terutama sampah plastik, karena sampah plastik memerlukan waktu puluhan tahun
untuk dapat terurai. Sampai saat ini telah banyak usaha yang dilakukan
pemerintah dan masyarakat dalam upaya menanggulangi sampah. Salah satu
upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menetapkan peraturan
pembelian kantong plastik setiap berbelanja. Selain itu ada juga yang melakukan
berbagai kreasi dan inovasi terhadap sampah dengan tujuan meningkatkan nilai
jualnya. Namun pada akhirnya sampah yang sudah menjadi barang hasil kreasi
pun tetap akan dibuang ke tempat pembuangan akhir oleh konsumen setelah tidak
layak pakai. Permasalahan sampah yang terus meningkat memerlukan penanganan
secara serius. Karena hal tersebut karya tulis ini menawarkan suatu teknologi baru
yaitu sebuah alat yang disebut MINIPILOT ROTIS. Minipilot rotis adalah sebuah
alat untuk mengubah tumpukan sampah plastik menjadi bahan dasar kerajinan
tangan, seperti souvenir, kursi dan barang lainnya yang merupakan hasil ayaman.
Luaran dari alat ini disebut ROTIS yang berbentuk bulat seperti rotan. Rotis ini
dibuat dengan tujuan dapat menjadi bahan dasar menganyam sebagai pengganti
rotan. Dengan minipilot rotis akan memudahkan pengrajin anyaman dalam
berkreasi karena rotis memiliki sumber daya alam yang melimpah. Dengan
menggunakan rotis, meskipun hasil anyaman dibuang oleh konsumen namun tetap
dapat diproses ulang menjadi produk ayaman sampah plastik lainnya. Dengan
menerapkan alat ini akan terus mengurangi jumlah sampah plastik yang ada.
Kata kunci: Anyaman, Mengolah Sampah, Sampah Plastik

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat (UU RI No. 18 tahun 2008). Sampah juga dapat
didefinisikan sebagai buangan yang dihasilkan dari aktifitas manusia dan hewan
berupa padatan yang sudah tidak berguna atau tidak dibutuhkan lagi. Sampah
merupakan masalah yang tidak ada habisnya selama masih ada kehidupan
manusia.. Sampah yang menumpuk tentu akan menganggu masyarakat sekitar.
Selain baunya yang tidak sedap juga dapat menimbulkan penyakit, serta
mendatangkan bencana bagi masyarakat. Saat ini sampah menjadi salah satu
masalah yang dihadapi hampir oleh seluruh dunia. Tidak hanya bagi negaranegara berkembang tetapi juga bagi negara-negara maju.
Sampah memiliki berbagai bentuk dan jenis. Salah satu diantaranya
adalah sampah plastik. Sampah plastik

dibuat dari bahan sintetis sehingga

sampah plastik sulit untuk terurai, bahkan membutuhkan ribuan tahun untuk
dapat menguraikan sampah plastik. Berdasarkan data dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa produksi
sampah plastik dari 100 toko atau anggota Asoaiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(APRINDO) dalam waktu satu tahun saja sudah mencapai satu juta lembar
sampah kantong plastik. Jumlah tersebut setara dengan luasan 65,7 hektar kantong
plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola. Hal ini berlawanan dengan
target dari KLHK dalam pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton
hingga 2019. Tuti Hendrawati Mintarsih selaku Dirjen Pengelolaan Sampah
menyebutkan bahwa total jumlah sampah di Indonesia pada tahun 2019 akan
mencapai 68 juta ton dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta
ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan target pengurangan
timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25 persen,
sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara pengomposan dan daur

ulang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Berdasarkan hasil survey dari
CNN, Indonesia berada diperingkat kedua dunia penghasil sampah plastik yang
dibuang ke laut dengan jumlah sebesar 187,2 juta ton, berada dibawah Cina yang
mencapai 262,9 juta ton sebagai penyumbang sampah terbanyak dunia. Hal ini
tidak sesuai dengan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
sampah atau memilah sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pada peraturan ini sudah jelas
diatur terkait penanganan sampah yang ada di Indonesia, namun belum berlaku
secara menyeluruh diberbagai elemen masyarakat. Pada akhirnya menyebabkan
penyebaran jumlah sampah terus meningkat.
Berdasarkan data yang diperoleh sampai saat ini KLHK belum dapat
memperkirakan jumlah penurunan penggunaan kantong plastik dengan adanya uji
coba plastik berbayar diterapkan pada 21 Februari 2016. Perkiraan hanya terlihat
dari target pengurangan sampah plastik yang ditetapkan hingga 2019. Upaya lain
yang sudah dilakukan yakni dengan mendorong pembuatan plastik biodegradable
yang terbuat dari bahan organik agar mudah terurai. Selain itu sampah didaur
ulang menjadi souvenir, namun tetap saja pada akhirnya setelah souvenir rusak
akan dibuang ke TPA. Namun solusi-solusi tersebut masih kurang efektif karena
lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, dan 50 persen dari
kantong plastik tersebut dipakai hanya sekali. Dengan semakin banyaknya
penggunaan kantong plastik akan menambah jumlah sampah plastik, untuk itu
penulis berinovasi untuk mengurangi sampah plastik yang ada dengan cara
mengubahnya menjadi bahan anyaman seperti rotan. Selain bertujuan untuk
mengurangi sampah plastik juga bertujuan untuk menambah nilai jual sampah,
menjadi pengganti rotan yang sudah langka dan meningkatkan penghasilan
masyarakat dari sampah plastik. Dalam karya tulis ini penulis menawarkan
teknologi baru dengan pembuatan alat yang disebut MINIPILOT ROTIS.
Minipilot rotis adalah sebuah alat untuk mengubah tumpukan sampah plastik
menjadi ROTIS. Rotis adalah hasil olahan menggunakan minipilot rotis yang

berbentuk lelehan plastik yang panas dalam keadaan siap dicetak keberbagai
bentuk sesuai dengan alat cetakkan. Dalam penulisan ini bentuk yang akan
diperoleh berbentuk seperti rotan dan batangan.
1.2.

Rumusan Masalah
Peningkatan jumlh sampah yang sangat cepat tentunya akan berdamak hebat

bagi lingkungan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh kementrian lingkungan


untuk mengurani jumlah sampah plastik maupun mengelola sampah plastik
menjadi lebih bermanfaat. Namun upaya tersebut belum sebanding dengan jumlah
sampah plastik yang tersedia serta belum mampu mengatasi permasalahan sampah
yang ada.
1.3. Tujuan
Membuat konsep untuk mengatasi permasalahan sampah,

terutama

sampah plastik yang menumpuk dalam bentuk rancang bangun Minipilot Rotis.
Minipilot Rotis ini akan dirancang dalam bentuk yang sederhana sehingga mudah
direalisasikan.
1.4. Manfaat
2. Mengurangi jumlah sampah plastik yang ada
3. Meningkatkan nilai ekonomi dari sampah plastik
4. Dapat mengelola sampah dengan baik, sehingga lingkungan menjadi asri
dan segar kembali

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Sampah Plastik
Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1907, penggunaan plastik dan
barang barang berbahan dasar plastik semakin meningkat. Peningkatan
penggunaan plastik ini merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi,
industri dan juga jumlah populasi penduduk. Akibat dari peningkatan penggunaan
plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik. Berdasarkan asumsi
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia
menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton
sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik atau sejumlah 28,4
ribu ton sampah plastik/hari (Budiyantoro,2010).
Penemuan plastik mempunyai dampak positif memiliki keunggulankeunggulan dibanding material lain. Keunggulan plastik dibanding material lain
diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi
warna, mudah dibentuk, serta isolator panas dan listrik yang baik. Tetapi di sisi
lain, plastik yang telah menjadi sampah juga mempunyai dampak negatif yang
cukup besar. Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena
tidak dapat terurai dengan cepat dan dapat menurunkan kesuburan tanah. Sampah
plastik yang dibuang sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase,
selokan dan sungai sehingga bisa menyebabkan banjir. Sampah plastik yang
dibakar bisa mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia
(Kumar,dkk,2011).

2.2.

Jenis- Jenis Plastik


Plastik adalah polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu sama
lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau monomer. Plastik
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri
dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi (Azizah, 2009). Plastik
dapat dibagi kedalam dua kategori utama :
1. Thermoseting atau thermoset
Plastik tipe ini memiliki karakteristik keras, durable, mempertahankan
bentuknya dan tidak dapat berubah/diubah kembali ke bentuk aslinya. Contoh
thermoset adalah Polyurethanes, Polyester, Epoxy Resins, Urea Formaldehide
(UF), Melamine Formaldehyde (MF), Polyacetal dan phenolic resin.
2. Thermoplastik
Plastik tipe ini memiliki karakteristik yaitu dapat kembali ke bentuk
aslinya melalui pemanasan, mudah diolah dan dibentuk seperti dibentuk menjadi
film, fiber, kemasan (packaging). Contoh material thermoplastik adalah
Polyethylene (PE), Polyprophylene (PP), Polyvinyl Chloride (PVC), Acrylonitrile
Butadiene Styrene (ABS), Polyamida (nylon), polyacetal, Poly carbonat (PC) dan
Polyethilene Terephtalate (PET).
Berdasarkan sifat kedua kelompok plastik di atas, thermoplastik adalah
jenis yang memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik yang dapat didaur
ulang diberi kode berupa nomor untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan
penggunaannya (lihat Gambar 1 dan Tabel 1).

Gambar 1. Nomor kode palstik (UNEP, 2009)


Tabel 1. Jenis Plastik , Kode dan Penggunaannya
NO.
1

Jenis Plastik
PET

Penggunaan

(Polyethilene Botol kemasan air mineral, botol minyak

Terephthalate)
2
3

HDPE

goreng, jus, botol kosmetik

(High-

density Botol obat, botol susu cair, jerigen

Polyethilene)

pelumas, dan botol kosmetik

PVC (Polyvinyl Chloride)

Pipa selang air, pipa bangunan, mainan,


taplak meja dari plastik, botol sampo dan
botol sambal

LDPE

(low-density Kantong kresek , tutp plastik , plastik

Poyethylene)
5
6

PP

(Polypropilene

pembungkus daging beku


atau Cup palstik , tutup botol dari plastik,

polypropene)

mainan nak dan margarin

PS (Polystirene)

Kotak CD, sendok dan garpuplastik,


gelas plastik, mainan anak dan margarin

Other (O), jenis plastik Botol susu bayi, plastik kemasan, galon
lainnya selain dari no.1 air minm, suku cadang mobil, alat-alat
hingga 6

rumah

tangga,

komputer,

alat-alat

elektronik, sikat gigi dan mainan lego

Pengetahuan sifat thermal dari berbagai jenis plastik sangat penting dalam
proses pembuatan dan daur ulang plastik. Sifat-sifat thermal yang penting adalah
titik lebur (Tm), temperatur transisi (Tg) dan temperatur dekomposisi. Temperatur

transisi adalah temperatur di mana plastik mengalami perengganan struktur


sehingga terjadi perubahan dari kondisi kaku menjadi lebih fleksibel.
Tabel 2. Data titik lebur plastik
Material

ABS

180-240

356-464

Acetal

185-225

365-437

Acrylic

180-250

356-482

Nylon

260-290

500-554

Poly Carbonat

280-310

536-320

LDPE

160-240

320-464

HDPE

200-280

392-536

PP

200-300

392-572

PS

180-260

356-500

PVC

160-180

320-365

2.3.
Pemlastis
2.3.1. Definisi dan Karakterisasi
Menurut Hammer (1978), pemlastis adalah bahan kimia yang dapat
digunakan untuk mengurangi kekakuan resin termoplastik. Prinsip kerja pemlastis
adalah dengan membentuk interaksi molekuler rantai polimer untuk meningkatkan
kecepatan respon viskoelastis pada polimer. Hal ini akan meningkatkan mobilitas
molekuler rantai polimer dan akibatnya dapat menurunkan suhu transisi kaca (Tg).

Billmeyer (1994) menambahkan bahwa jika suatu polimer semikristalin


mendapat tambahan pemlastis maka akan terjadi penurunan suhu pelelehan (Tm)
dan derajat kristalinitas. Pemlastis akan lebih banyak berinteraksi dengan fase
amorf dan sangat sedikit yang berinteraksi dengan fase kristalin. Efektivitas
penambahan pemlastis dapat dilihat melalui beberapa param semi empiris, seperti
penurunan suhu transisi kaca dan titik leleh, karakteristik mekanik serta kondisi
molekuler.
Beberapa kondisi yang harus dimiliki pemlastis adalah (Hammer,1978), :
a.

mampu berinteraksi secara molekuler dengan polimer

b. mempunyai Tg yang cukup rendah untuk menurunkan Tg polimer


c. mempunyai bobot molekul yang cukup tinggi untuk tetap menjaga agar bobot
molekul polimer tetap tinggi.
2.3.2.

Dimetil Ftalat

Menurut Allcock dan Lampe (1981), untuk meningkatkan fleksibilitas film


plastik dapat ditambahkan bahan pemlastis berupa ester ftalat. Penambahan ester
ftalat pada umumnya dilakukan untuk mengurangi kekakuan material termoplastik
yang berbasis polivinilklorida (PVC). Salah satu jenis pemlastis yang termasuk
dalam golongan ester ftalat adalah dimetil ftalat.
Dimetil ftalat merupakan pemlastis yang bersifat dapat larut dalam
alkohol, eter, dan kloroform. Titik didih dimetil ftalat adalah 134-138 0C.
Penampakan dimetil ftalat adalah tidak berwarna dan tidak berbau. Struktur kimia
dimetil ftalat dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 1. Struktur kimia dimetil ftalat (Merck, 1999)


Menurut Allcock dan Lampe (1981), sifat mekanik suatu bahan
dipengaruhi bentuk molekul, kekompakan molekul, kristalinitas, kekuatan ikatan
molekul, dan gaya antarmolekul. Penambahan pemlastis DMF menyebabkan
terbentuknya interaksi molekuler dengan rantai polimer dalam bentuk ikatan
hidrogen.
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang sangat lemah, lebih lemah dari
ikatan kovalen (Sukardjo, 1985). Sehingga pembentukan ikatan hidrogen tersebut
menyebakan peningkatan kecepatan respon viskoelastis dan mobilitas molekuler
rantai polimer. Peningkatan mobilitas molekuler tersebut menjadikan kekompakan
molekul menjadi berkurang. Kekompakan molekul polimer yang semakin
berkurang seiring dengan peningkatan konsentrasi DMF menyebabkan semakin
sedikitnya
menarik

gaya

yang dibutuhkan untuk

bahan

sehingga kuat tarik bahan

semakin turun.

2.4.

Anyaman
Anyaman menurut Kamus Bahasa Indonesia (1988) anyaman diartikan
sebagai menganyam, mengatur (bilah, daun pandan dan sebagainya) tindih
menindih dan silang menyilang (seperti pembuatan tikar dan bakul). Anyaman

adalah tenunan yang dibuat dari susunan benang, bilaah, daun pandan dan
sebagainya. Dengan tindih menindih, silang menyilang atau dipersilangkan miring
dari kiri ke kanan dan kembali begitu seterusnya, sehingga didapat hasil anyaman,
(Rian, 2007).
Kerajinan anyaman merupakan kerajinan tradisional yang masih ditekuni
sampai saat ini. Di samping banyak kegunaannya juga karena unsur
kemudahaannya. Saat ini anyaman banyak mengalami perkembangan mulai dari
bentuk dan motif yang bevariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan
menoton. Dengan demikian maka anyaman adalah suatu kegiatan keterampilan
masyarakat dalam pembuatan barang dengan cara atau teknik susup menyusup,
tindah menindih dan saling lipat melipatantara lungsing dan pakan sehingga saling
menguatkan antara satu dengan yang lainnya (Rosna,2009).
Bahan yang sejak dulu digunakan menganyam oleh orang Indonesia
adalah rotan, bambu, enceng gondok, akar keladi dan bebagai bahan lainnya yang
memiliki sifat flaksibel serta mudah diperoleh. Bahan utama dalam menganyam
yakni suatu benda yang memiliki sifat mudah dianyam keberbagai bentuk, untuk
ketebalan bervariasi sesuai dengan benda yang akan dibuat. Namun seiring
berkembangnya jaman bahan anyaman kini sulit diperoleh dikarenakan kerusakan
hutan dan ekosistem diseluruh wilayah Indonesia. Pemilihan bahan untuk
berkarya kerajinan anyaman perlu memperhatikan fungsi dan keindahan benda
yang akan dibuat. Pemilihan bahan yang tidak tepat dapat menyebabkan benda
anyaman mudah rusak. Benda anyaman mungkin juga tidak indah, dan tidak aman
untuk di gunakan.
Ada majemuk teknik menganyam. Setiap teknik menghasilkan tekstur dan
estetika nan berbeda, sehingga fungsinya pun berbeda. Proses pembuatan suatu
jenis kerajinan memerlukan teknik menganyam nan berbeda. Inilah teknik-teknik
anyaman tersebut (Rosna,2009).:

1. Anyaman tunggal. Teknik anyaman tunggal ialah teknik di mana bambu


dianyam satu-satu (secara tunggal). Teknik ini digunakan buat membuat
benda-benda seperti saringan, tampan, cerangka, dan lain-lain.
2. Anyaman bilik. Teknik anyaman bilik ialah teknik di mana bambu
dianyam secara silang berurutan (dua-dua). Teknik ini digunakan buat
membuat benda-benda seperti bilik, nyiru, dan lain-lain.
3. Anyaman teratai. Teknik anyaman teratai membuat kerajinan anyam nan
dibuat memiliki bentuk akhir nan artistik dan indah. Biasanya teknik unik
ini digunakan dalam membuat bilik, agar bilik terlihat lebih latif dan
menarik.
4. Anyaman kembang cengkih. Teknik anyaman seperti ini bisa dijumpai
pada benda-benda seperti kipas, kecempeh atau tolok, sangku, dan lainlain.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.

Pengumpulan Data Terkini


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah sekunder. Teknik sekunder, artinya peneliti mengumpulkan data melalui

catatan-catatan pribadi atau hasil karya seseorang, teknik ini disebut juga sebagai
studi literatur. Data-data sekunder ini berasal dari berbagai sumber baik media
cetak ataupun karya literatur. Penulis mengumpulkan informasi bukan hanya di
Indonesia tetapi juga mencari data terkait jumlah sampah dan solusi yang sudah
dilakukan oleh negara-negara maju. Selanjutnya data-data yang sudah diperoleh
dari berbagai sumber dikumpulkan dan disusun secara sistematis.

3.2.

Pengolahan Data
Data yang sudah disusun diolah dan ditelaah untuk dituangkan dalam
penulisan karya tulis ini. Data dipilah secara teliti, jeli, cermat dan terperinci.
Tujuannya agar data yang dipakai dalam penulisan menjadi jelas dan mudah
dipahami inti permasalahannya. Keabsahan dari data yang diperoleh dapat
dibuktikan karena bersumber dari jurnal, skripsi, tesis, buku, hasil pendataan oleh
badan pemerintah, media massa dan hasil observasi.

3.3.

Analisis Data
Data yang sudah diperoleh dari pengumpulan data dan ditelaah kemudian
dianalisis pokok permasalahannya sehingga dapat ditemukan solusi yang efektif
agar bermanfaat bagi masyarakat umum.
3.4.

Teknik Pengolahan Sampah Terkini


Hydro cracking adalah proses cracking dengan mereaksikan plastik

dengan hidrogen di dalam wadah tertutup yang dilengkapi dengan pengaduk pada
temperatur antara 423 673 K dan tekanan hidrogen 3 10 MPa. Dalam proses
hydro cracking ini dibantu dengan katalis. Untuk membantu pencampuran dan
reaksi biasanya digunakan bahan pelarut 1-methyl naphtalene, tetralin dan decalin.
Beberapa katalis yang sudah diteliti antara lain alumina, amorphous silica

alumina, zeolite dan sulphate zirconia. Penelitian tentang proses hydrocracking ini
antara lain telah dilakukan oleh Rodiansono (2005) yang melakukan penelitian
hydro cracking sampah plastik polipropilena menjadi bensin (hidrokarbon C5C12) menggunakan katalis NiMo/Zeolit dan NiMo/Zeolit-Nb2O5.
Thermal cracking adalah termasuk proses pyrolisis, yaitu dengan cara
memanaskan bahan polimer tanpa oksigen. Proses ini biasanya dilakukan pada
temperatur antara 350 C sampai 900 C. Dari proses ini akan dihasilkan arang,
minyak dari kondensasi gas seperti parafin, isoparafin, olefin, naphthene dan
aromatik, serta gas yang memang tidak bisa terkondensasi. Bajus dan Hjekov,
2010, melakukan penelitian tentang pengolahan campuran 7 jenis plastik menjadi
minyak dengan metode thermal cracking. Tujuh jenis plastik yang digunakan
dalam penelitian ini dan komposisinya dalam persen berat adalah HDPE (34,6%) ,
LDPE (17,3%), LLPE (17,3%), PP (9,6%), PS (9,6%), PET (10,6%), dan PVC
(1,1%).
Catalytic cracking, cara ini menggunakan katalis untuk melakukan reaksi
perekahan. Dengan adanya katalis, dapat mengurangi temperatur dan waktu
reaksi. Osueke dan Ofundu (2011) melakukan penelitian konversi plastik low
density polyethylene (LDPE) menjadi minyak. Penelitian lain dilakukan oleh
Borsodi dkk., 2011, melakukan penelitian tentang pirolisis terhadap plastik yang
terkontaminasi untuk memperoleh senyawa hidrokarbon.

3.5. Analisa Solusi Sebelumnya


Berdasarkan beberapa e-jurnal, buku dan media massa sebagai referensi
penulis mengetahui teknik pengolahan sampah terkini yang bersifat kimiawi.
Pengolahan sampah sebelumnya seperti penimbunan, pembuangan di TPA
maupun di laut, pengolahan sampah menjadi tas, payung dan peralatan lainnya,
kini tidak lagi menarik. Hal tersebut menjadi biasa karena sudah dilakukan sejak

lama namun sampah sampai saat ini masih menumpuk. Teknik pengolahan
sampah dengan metode cracking kini menjadi modern topik dalam pengelolaan
sampah, berbagai metode cracking juga telah dikembangkan. Dengan hasil yang
akan dicapai pada metode ini adalah minyak. Karena pengembangan metode ini
sedang gencar untuk memperoleh hasil minyak yang maksimal namun dengan
metode ini sulit untuk ditapkan oleh masyarakat umum, hal tersebut dikarenakan
dalam proses cracking diperlukan pemahaman terkait bahan kimia dan
pencampuran larutan tertentu agar memperoleh senyawa minyak yang diharapkan.
penulis disini ingin mengolah sampah namun dengan metode yang sedikit
berbeda, yakni dengan pembuatan alat sehingga masyarakat tinggal menggunakan
saja. Penulis memiliki gagasan untuk melelehkan plastik dan pencampuran pada
senyawanya untuk mengubah bentuk fisik pada hasil akhirnya dengan
menggunakan minipilot rotis dan luaran yang penulis sebut rotis. Dengan
menggunakan minipilot rotis pengguna tidak perlu banyak belajar dibidang kimia
dan hanya perlu menyalakan mesin saja.

3.6. Solusi Ditawarkan Melalui Pembuatan Rotis


Rotis merupakan hasil olahan yang berasal dari minipilot rotis. Hasil
olahan tersebut adalah lelehan plastik yang saat membeku bersifat fleksibel.
Pembuatan rotis dengan tahapan sebagai berikut:

Gambar 2. Flowchart Rotis

1. Pengumpulan dan Pemilahan Sampah Plastik


Plastik yang akan dijadikan rotis diperoleh dari Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) setempat. Sampah yang telah dikumpulkan dipilah dari berbagai jenis
sampah plastik dan dipisahkan berdasarkan suhu pembakarannya. Setelah itu
sampah dicuci agar kotoran yang menempel akan hilang. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam pengolahan dan pengaturan suhu pada minipilot rotis.
2. Proses Pelelehan Plastik Menggunakan Minipilot Rotis

Sampah yang sudah dipisahkan dan dibersihkan selanjutnya dilelehkan


menggunakan minipilot rotis. Dilakukan dengan pengaturan suhu pelelehan
plastik pada rentang suhu 1800C 3500C. Suhu ini dibuat konstan untuk
mendapatka lelehan plastik yang sempurna, agar mempermudah dalam proses
pencampuran dengan larutan dimetil ftalat. Suhu dapat diatur dengan tergantung
jenis plastik yang akan dijadikan rotis.
3. Pencampuran Larutan Pemlastis
Plastik yang sudah dilelehkan pada tahap sebelumnya akan masuk ke tahap
pengadukan. Pada saat pengadukan, diberikan bahan tambahan pemlastis dengan
tujuan agar rotis yang dihasilkan tidak kaku dan lebih fleksibel. Pemlastis yang
digunakan yaitu larutan dimetil ftalat. Pencampuran ini akan menggunakan motor
DC yag berputar otomatis pada minipilot rotis. Untuk posisi motor DC pada
disain dapat dilihat pada lampiran.
4. Pencetakkan Rotis
Cairan plastik yang sudah bercampur homogen dengan larutan dimetil
ftalat dimasukkan kedalam cetakan. Dalam proes ini terdapat dua cetakan yang
ditawarkan, yakni cetakan berbentuk tongkat dan batangan dengan ukuran PxLxT
(1 m x 1 cm x 0,3 cm). Sebenarnya dalam cetakkan itu tergantung yang
diinginkan karena rotis sendiri merupakan lelehan plastik panas yang siap dicetak
dalam berbagai bentuk sesuai dengan cetakkan. Tujuan penulis menggunakan
cetakan seperti tongkat dan persegi adalah supaya hasilnya nanti dapat menjadi
bahan dasar anyaman yang sudah siap dianyam sesuai dengan keinginan
pengrajin.

5. Rotis
Bahan cairan plastik yang sudah dikeringkan siap dianyam oleh pengrajin,
dan bahan inilah yang disebut Rotis. Cetakan ini menghasilkan 5 buah rotis dalam
sekali pendinginan dengan panjang 1 m. Rotis memiliki bentuk yang fleksibel

sehingga mudah dianyam menjadi berbagai bentuk anyaman. Hasil anyaman ini
yang selanjutnya dapat dipasarkan oleh masyarakat ke daerah lokal maupun
daerah lainnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Minipilot Rotis
Minipilot rotis merupakan sebuah rancang bangun alat peleleh plastik yang
seederhana dengan komponen utam pembangun alat nya alumunium. Alumunium
digunakan karena alumunium merupakan konduktor yang cukup baik dalam
menghantarkan panas dan tahan terhadap suhu sampai 400 0C. Minipilot rotis
dilengkapi dengan sensor thermocouple sebagai acuan detektor panas. Pada
rancangan ini jenis plastik yang akan dilelehkan adalah plastik yang memiliki titik
didih pada rentang suhu 150-300 0C. Untuk minipilot rotis sendiri didesain dengan
panas maksimal pada suhu 3500C, tujuan memilih rentang suhu dibawah batas
tersebut adalah supaya jika alat menalami over heating alat tidak mengalami
kerusakan.

Gambar 3. Diagram Blok Minipilot Rotis

Sampah plastik yang telah dibersihkan dan dipilah

selanjutnya dimasukkan

kedalam wadah pelelehan. Proses pelelehan ini menggunakan rentang suhu dari
1800C 3500C , sesuai jenis plastik yang akan dilelehkan. Kemudian lelehan
plastik tersebut akan masuk kedalam wadah pencampuran. Didalam wadah
pencampuran , lelehan plastik ditambahkan larutan dimetil ftalat sebagai larutan
pemlastis. Penambahan larutan ini disertai dengan pengadukan agar lelehan
plastik bercampur homogen dengan larutan dimetil ftalat. Pencampuran ini
dilakukan selama 5-10 menit dan menggunakan motor DC yag berputar otomatis
pada minipilot rotis. Campuran dari lelehan plastik tersebut masuk kedalam
wadah pencetakkan. Bentuk cetakkan rotis yang ditawarkan berupa tongkat
dengan diameter 1,5 cm dan panjang 1 m atau pipih dengan tinggi 0,3 cm, lebar 1
cm dan panjang 1 m. Selanjutnya hasil cetakkan ini didinginkan dan inilah yang
disebut dengan rotis . Setiap sekali beroperasi dihasilkan 5 buah rotis yang siap
untuk dianyam.

4.2.

Rancang Bangun Minipilot Rotis


Miipilot rotis dirancang dengan bentuk yang sederhana dan dalam skala
kecil. Minipilot rotis memiliki panjang 2 m, lebar 0,6 m, dan tinggi 1 meter.
Komponen utama pembuatan minipilot rotis adalah alumunium. Didalam
minipilot rotis terdapat bagian penting yaitu wadah pelelehan plastik, wadah
penampungan plastik yang sudah dilelehkan, wadah larutan pemlastis, wadah
pencampuran, dan

pencetakkan lelehan

plastik.

Bagian-

bagian dari minipilot

beserta

ukuran dapat dilihat

rotis

pada gambar 3,

gambar

dan

gambar 5.

Gambar 4. Desain

Tampak Dalam

Gambar 5. Desain Tampak Atas

Gambar 6. Bagian-Bagian Minipilot Rotis

Keterangan pada gambar 6:


1. Wadah pelelehan
Sampah plastik yang sudah dipilah dan dibersihkan dimasukkan kedalam
wadah ini. Bagian ini memiliki penutup serta kotak penampung yang terbuat
dari alumunium. Bagian bawah wadah dibuat lubang penghubung untuk
mengalirkan lelehan palstik ke wadah penampung .

2. Wadah penampung lelehan plastik


Bagian ini berfungsi menampung plastik yang dilelehkan sementara sebelum
masuk ke wadah pencampuran. Wadah ini juga terbuat dari alumunium.

3. Wadah larutan pemlastis


Tempat ini terletak dibagian atas minipilot dan digunakan untuk menyimpan
larutan pemlastis. Bagian bawah wadah terdapat penutup dimana akan terbuka
secara otomatis ketika lelehan plastik telah memenuhi wadah pencampuran.
Larutan ini digunakan sebagai campuran dari lelehan plastik dengan tujuan
plastik yang telah dicetak berifat fleksibel dan tidak kaku. Larutan pemlastis
yang digunakan adalah larutan dimetil ftalat.

4. Wadah pencampuran
Wadah ini berfungsi sebagai tempat pencamuran lelehan plastik dan larutan
pemlastis. Wadah pencampuran dilengkapi dengan motor DC yang digunakan
untuk mengaduk kedua campuran agar bercampuran homogen. Pengadukan
ini dilakukan selama 5-10 menit setiap operasi.

5. Wadah pemasukan hasil lelehan


Lelehan plastik yang telah dicampur larutan masuk

ke dalam wadah ini

sebelum dicetak.

6. Wadah cetakan lelehan


Wadah ini dapat berbentuk tongkat dengan diameter 1,5 cm dan panjang 1 m
atau pipih dengan tinggi 0,3 cm, lebar 1 cm dan panjang 1 m. Cetakkan ini
berjumlah 5 buah.

4.3. Dana Diperlukan Pembuatan


Daftar bahan diperlukan beserta harga dalam pembuatan minipilot rotis:

Nama

Harga
(Rp.)

Kuantita
s

Ukuran

Jumlah
Harga

Plat Alumunium
Thermo Cople

Kayu Balok

380.000
35.000

100.000

38000
0

1 2x3 meter
2

70000
10000
0

1 2 meter

Baut

25.000 set

Kabel

10.000

1 4 meter

10000

Besi Balok

85.000

1 1 meter

85000

Motor DC

200.000

20000
0

5.000

10000

85.000

85000

Saklar
Bok Kaca Wadah

25.000

Dengan total biaya keseluruhan dalam satu kali pembuatan adalah Rp.965.000,Biaya diperlukan dalam pembuatan ini relatif murah, karena pembuatan hanya
perlu waktu sekali dan dapat digunakan secara kontinyu.
4.4. Dampak Penerapan Minipilot Rotis
Kawasan TPA tentunya menjadi kawasan yang kumuh dan memiliki
pencemaran yang cukup ekstrim terhadap kehidupan manusia dan atau makhluk
hidup lainnya. Dengan menerapkan rotis dalam jangka waktu 3-5 tahun sampah
plastik di TPA akan berkurang dari total sampah yang sudah dihasilkan dari
puluhan tahun yang lalu hingga tahun yang akan datang. Pencemaran lingkungan
yang diakibatkan sampah plastik ini akan berkurang, karena jumlah sampah yang
terus berkurang. Dengan lingkungan yang lebih sehat tentunya meningkatkan

kebersihan udara, air dan berlanjut pada peningkatan kesehatan masyarakat


disekitar area karena udara dan air sudah tidak lagi tercemar sampah plastik yang
telah menjadi permasalahan selama puluhan tahun. Hal tersebut terjadi karena
tidak ada lagi pembakaran sampah plastik yang mengakibatkan pencemaran udara
dan pemanasan global. Tidak ada lagi penimbunan sampah plastik yang
menyebabkan pencemaran terhadap tanah yang berakibat mengurangi kesuburan
tanah dan tidak ada lagi pembuangan sampah plastik ke laut yang mmenyebabkan
laut penuh sampah karena sampai saat ini pembuangan akhir sampah terbanyak
adalah pembuangan sampah ke laut.
Adanya hasil dari minipilot rotis juga berdampak terhadap perekonomian
masyarakat karena outputnya berupa bahan dasar anyaman. Selain membantu
masyarakat sekitar juga akan membantu daerah tersebut meningkatkan APBD
daerahnya, yang akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
daerah. Dengan adanya peningkatan APBD daerah tentunya akan membantu
dalam pembangunan infrastuktur sarana dan prasarana di Indonesia yang akan
membuat Indonesia menjadi negara maju.

4.5. Pengembangan Kedepannya


Minipilot rotis akan terus dikembangkan menggunakan teknologi yang
lebih efektif lagi. Pada karya ilmiah ini disampaikan bahwa minipilot rotis dibuat
dalam skala kecil namun pada pengembangan kedepannya dapat dijadikan sebuah
mesin yang dapat mengolah sampah plastik ratusan kilogram per harinya dengan
ukuran yang lebih besar. Kedepannya bukan hanya menghasilkan sampah sebagai
anyaman berupa souvenir maupun pernak pernik lainnya, sampah ini kedepannya
akan diolah menjadi atap rumah karena sampah plastik meskipun terkena hujan
panas membutuhkan puluhan tahun untuk terurai. Di Indonesia sendiri merupakan
bahan yang mudah didapatkan terutama di Indonesia.

BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Hingga saat ini, permasalahan sampah plastik masih menjadi masalah yang
belum dapat ditanggulangi. Penumpukkan sampah yang ada di TPA hingga
berujung pada penumpukkan sampah dilaut menjadi hal yang sangat meresahkan.
Upaya yang sudah ada adalah berbagai pencegahan dan pengoptimalan sampah
yang ada agar memiliki nilai jual ekonomi. Namun sangat disayangkan , upaya ini
tidak bisa mengurangi sampah plastik yang ada. Dan pada akhirnya hasil dari
olahan sampah tersebut masih dibuang lagi oleh masyarakat dianggap tidak lagi
berguna. Oleh karena itu, penulis memberikan solusi penggunaan minipilot rotis
sebagai upaya daur ulang sampah global. Minipilot rotis adalah sebuah alat
peleleh plastik yang mengubah tumpukan sampah plastik menjadi ROTIS. Rotis
adalah hasil olahan menggunakan minipilot rotis yang berbentuk lelehan plastik
yang panas dalam keadaan siap dicetak sesuai dengan alat cetakkan. Rotis ini
mampu menjadi pengganti rotan sebagai bahan dasar dalam menganyam.
Minipilot rotis dirancang sederhana agar mudah direalisasikan oleh masyarakat.
Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan minipilot rotis terbilang murah jika
dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh. Dengan adanya minipilot rotis
akan membantu dalam menanggulangi sampah plastik yang ada dan menambah
nilai ekonomi. Tentunya hal ini akan berdampak pada ekonomi masyarakat
sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
5.2. Saran
Penulisan karya tulis ini merupakan kumpulan dari teori-teori yang
diperoleh dari berbagai sumber buku maupun skripsi. Dalam penulisan ini penulis
baru menyusun sebuah gagasan ilmiah yang akan dilaksanakan tentunya jika
mendapat data-data tambahan berupa saran mauppun kritik dari pembaca agar saat
hal ini penulis merealisasikan mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam kualitas
rotis yang diperoleh maupun manfaat pada diri penulis dan pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Allcock, H.R. dan F.W. Lampe. 1981. Contemporary Polymer Chemistry.
Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey 07632
Billmeyer, F.W. 1994. Text of Polymer Science. John Wiley and Sons., Chapters
7, 12 and 17.
Biro Pusat Statistik.1995. Statistik Industri Besar dan Sedang, Bagian III B.
Jakarta.
Budiyantoro, C.,2010, Thermoplastik dalam Industri, Teknika Media, Surakarta
Hammer, C.F. 1978. Polymer Blends. vol.2, 17, 219, D. R. Paul and S. Newman,
eds. New York, Academic Press.
Kalnins, M., I. ics, L. Savenkova dan U. Viesturs. 1999. Environmentally
Degradable Polymeric Composite Materials. Riga Technical
University,Latvia; Latvian University, Latvia
Knapczyk, J. K. dan R. H. M. Simon. Synthetic Resins and Plastic. Di dalam. J.
A. Kent (ed). 1992. Riedels Handbook of Industrial Chemistry 9th
Edition. Van Nostrans Reinhold. New York.
Kumar S., Panda, A.K., dan Singh, R.K.,2011, A Review on Tertiary Recycling of
High-Density Polyethylene to Fuel, Resources, Conservation and
Recycling Vol. 55 893 910
Merck. 1999. Chemical Reagents. Merck and Co., Inc. USA.
Nurcahyo, I.F., 2005, Uji aktivitas dan regenerasi katalis NiPd(4:1)/Zeolit alam
aktif untuk hidrorengkah sampah plastik polipropilena menjadi fraksi
bensin dengan sistem semi alir, Thesis Ilmu Kimia Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
Sukardjo. 1985. Ikatan Kimia. Rineka Cipta, Yogyakarta.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


A. Identitas Ketua

1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap (dengan gelar)


Jenis Kelamin
Program Studi
NIM/NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP

Puji Suwanto
Laki-Laki
Teknik Elektro
D1021141003
Rasau Jaya, 14 Januari 1997
Puji.suwanto24@gmail.com
085654727581

B. Riwayat Pendidikan

SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SDN

SMP

SMA

13 SMPN

1 SMKN 1 Rasau Jaya

Rasau Jaya

Rasau Jaya

2002-2008

Teknik
2008-2011

Komputer

dan

Jaringan
2011-2014

A. Identitas Anggota I
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap (dengan gelar)


Jenis Kelamin
Program Studi
NIM/NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP

Tiara Arletta Lovisa


Perempuan
Teknik Kimia
D1121141007
Anjungan, 21 Oktober
199630 Mei 2016
Pontianak,
tiaralovisa@gmail.com
Pengusul,
089624335226

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi

SD
SD Negeri 23
Mempawah Hilir

SMP
SMA
SMP Negeri 02
SMA Negeri 01
Puji Suwanto
Mempawah Hilir

Mempawah Hilir

Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

IPA

2002-2008

2008-2011

2011-2014

A. Identitas Anggota II
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap (dengan gelar)


Jenis Kelamin
Program Studi
NIM/NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP

Joko Tri Jaryadi


Laki-Laki
Teknik Elektro
D1021131047
Trimulya, 9 Mei 1996
jokotrijaryadi@gmail.com
Pontianak, 30 Mei 2016
085750608539
Pengusul,

C. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi

SD
SDN 11 PEREGES

SMP
SMP N 1 SELUAS

2001-2007

2007-2010

Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SMA
SMA N 1 SELUAS

IPA
Tiara Arletta Lovisa
2010-2013

Pontianak, 30 Mei 2016


Pengusul,

PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)

90

Joko Tri Jaryadi

Lampiran

Gambar 1. Tampak samping

Gambar 2. Tampak atas

Gambar 3. Tampak depan

Gambar. Tampak Belakang

Gambar. Tampak Bawah

Tabel 3. Banyaknya Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota


Rumahtangga Menurut Kecamatan di Kota Pontianak, 2014 (Diambil dari BPS
Kota Pontianak)

Anda mungkin juga menyukai