Diusulkan oleh
PUJI SUWANTO
TIARA ARLETTA LOVISA
JOKO TRI JARYADI
NIM. D1021141003
NIM. D1121141007
NIM. D1021131047
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
Angkatan 2014
Angkatan 2014
Angkatan 2013
LEMBAR PENGESAHAN
2. Tingkat
: Mahasiswa
: Sains Teknologi
4. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Puji Suwanto
b. NIM
: D1021141003
: Universitas Tanjungpura
e. Alamat/no.Hp
: 085654727581
f. Alamat email
: puji.wae14@gmail.com
5. DosenPendamping
a. Nama Lengkap : Syaifurrahman, S.T., M.T.
b. NIP
c. Alamat/no.HP
Ketua Tim
Puji Suwanto
NIM. D1021141003
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama ketua
: Puji Suwanto
: Teknik
Perguruan tinggi
: Universitas Tanjungpura
Nama anggota 1
: Teknik
Nama anggota 2
: Teknik
Puji Suwanto
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Minipilot
Rotis Pengolah Sampah Plastik Sebagai Upaya Daur Ulang Sampah Global.
Meskipun ada hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
telah menyelesaikan karya tulis.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Syaifurrahman, S.T.,
M.T. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami
dalam menyelesaikan karya tulis ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
memperbaiki agar lebih baik. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1.
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2.
Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3.
Tujuan........................................................................................................3
1.4.
Manfaat......................................................................................................3
Sampah Plastik..........................................................................................4
2.2.
2.3.
Pemlastis....................................................................................................6
2.3.1.
2.3.2.
Dimetil Ftalat.....................................................................................7
2.4.
Anyaman...................................................................................................8
3.2.
Pengolahan Data......................................................................................10
3.3.
Analisis Data...........................................................................................10
3.4.
3.5.
3.6.
Minipilot Rotis........................................................................................15
4.2.
4.3.
4.4.
Pengembangan Kedepannya....................................................................20
BAB V PENUTUP................................................................................................21
5.1.
Simpulan..................................................................................................21
5.2.
Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
Jumlah penduduk di Indonesia hingga tahun 2015 telah mencapai 250 juta jiwa
dan besarnya populasi ini menimbulkan berbagai persoalan, terutama terhadap
lingkungan. Saat ini, jumlah peningkatan sampah di Indonesia telah mencapai
175.000 ton/hari atau setara 64 juta ton/tahun. Sehingga dengan jumlah tersebut
Indonesia kini menjadi penyumbang sampah nomor dua di dunia, setelah negara
Cina. Berdasarkan proyeksi data kependudukan BPS bahwa 2010-2035 penduduk
Indonesia akan terus meningkat, jumlah ini tentunya sebanding dengan
peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Dengan kondisi sampah yang terus
meningkat diperlukan teknologi tepat guna untuk dapat mendaur ulang sampah
sebagai upaya penanggulangan sampah-sampah yang telah dibuang. Dalam hal ini
terutama sampah plastik, karena sampah plastik memerlukan waktu puluhan tahun
untuk dapat terurai. Sampai saat ini telah banyak usaha yang dilakukan
pemerintah dan masyarakat dalam upaya menanggulangi sampah. Salah satu
upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menetapkan peraturan
pembelian kantong plastik setiap berbelanja. Selain itu ada juga yang melakukan
berbagai kreasi dan inovasi terhadap sampah dengan tujuan meningkatkan nilai
jualnya. Namun pada akhirnya sampah yang sudah menjadi barang hasil kreasi
pun tetap akan dibuang ke tempat pembuangan akhir oleh konsumen setelah tidak
layak pakai. Permasalahan sampah yang terus meningkat memerlukan penanganan
secara serius. Karena hal tersebut karya tulis ini menawarkan suatu teknologi baru
yaitu sebuah alat yang disebut MINIPILOT ROTIS. Minipilot rotis adalah sebuah
alat untuk mengubah tumpukan sampah plastik menjadi bahan dasar kerajinan
tangan, seperti souvenir, kursi dan barang lainnya yang merupakan hasil ayaman.
Luaran dari alat ini disebut ROTIS yang berbentuk bulat seperti rotan. Rotis ini
dibuat dengan tujuan dapat menjadi bahan dasar menganyam sebagai pengganti
rotan. Dengan minipilot rotis akan memudahkan pengrajin anyaman dalam
berkreasi karena rotis memiliki sumber daya alam yang melimpah. Dengan
menggunakan rotis, meskipun hasil anyaman dibuang oleh konsumen namun tetap
dapat diproses ulang menjadi produk ayaman sampah plastik lainnya. Dengan
menerapkan alat ini akan terus mengurangi jumlah sampah plastik yang ada.
Kata kunci: Anyaman, Mengolah Sampah, Sampah Plastik
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat (UU RI No. 18 tahun 2008). Sampah juga dapat
didefinisikan sebagai buangan yang dihasilkan dari aktifitas manusia dan hewan
berupa padatan yang sudah tidak berguna atau tidak dibutuhkan lagi. Sampah
merupakan masalah yang tidak ada habisnya selama masih ada kehidupan
manusia.. Sampah yang menumpuk tentu akan menganggu masyarakat sekitar.
Selain baunya yang tidak sedap juga dapat menimbulkan penyakit, serta
mendatangkan bencana bagi masyarakat. Saat ini sampah menjadi salah satu
masalah yang dihadapi hampir oleh seluruh dunia. Tidak hanya bagi negaranegara berkembang tetapi juga bagi negara-negara maju.
Sampah memiliki berbagai bentuk dan jenis. Salah satu diantaranya
adalah sampah plastik. Sampah plastik
sampah plastik sulit untuk terurai, bahkan membutuhkan ribuan tahun untuk
dapat menguraikan sampah plastik. Berdasarkan data dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa produksi
sampah plastik dari 100 toko atau anggota Asoaiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(APRINDO) dalam waktu satu tahun saja sudah mencapai satu juta lembar
sampah kantong plastik. Jumlah tersebut setara dengan luasan 65,7 hektar kantong
plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola. Hal ini berlawanan dengan
target dari KLHK dalam pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton
hingga 2019. Tuti Hendrawati Mintarsih selaku Dirjen Pengelolaan Sampah
menyebutkan bahwa total jumlah sampah di Indonesia pada tahun 2019 akan
mencapai 68 juta ton dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta
ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan target pengurangan
timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25 persen,
sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara pengomposan dan daur
ulang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Berdasarkan hasil survey dari
CNN, Indonesia berada diperingkat kedua dunia penghasil sampah plastik yang
dibuang ke laut dengan jumlah sebesar 187,2 juta ton, berada dibawah Cina yang
mencapai 262,9 juta ton sebagai penyumbang sampah terbanyak dunia. Hal ini
tidak sesuai dengan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
sampah atau memilah sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pada peraturan ini sudah jelas
diatur terkait penanganan sampah yang ada di Indonesia, namun belum berlaku
secara menyeluruh diberbagai elemen masyarakat. Pada akhirnya menyebabkan
penyebaran jumlah sampah terus meningkat.
Berdasarkan data yang diperoleh sampai saat ini KLHK belum dapat
memperkirakan jumlah penurunan penggunaan kantong plastik dengan adanya uji
coba plastik berbayar diterapkan pada 21 Februari 2016. Perkiraan hanya terlihat
dari target pengurangan sampah plastik yang ditetapkan hingga 2019. Upaya lain
yang sudah dilakukan yakni dengan mendorong pembuatan plastik biodegradable
yang terbuat dari bahan organik agar mudah terurai. Selain itu sampah didaur
ulang menjadi souvenir, namun tetap saja pada akhirnya setelah souvenir rusak
akan dibuang ke TPA. Namun solusi-solusi tersebut masih kurang efektif karena
lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, dan 50 persen dari
kantong plastik tersebut dipakai hanya sekali. Dengan semakin banyaknya
penggunaan kantong plastik akan menambah jumlah sampah plastik, untuk itu
penulis berinovasi untuk mengurangi sampah plastik yang ada dengan cara
mengubahnya menjadi bahan anyaman seperti rotan. Selain bertujuan untuk
mengurangi sampah plastik juga bertujuan untuk menambah nilai jual sampah,
menjadi pengganti rotan yang sudah langka dan meningkatkan penghasilan
masyarakat dari sampah plastik. Dalam karya tulis ini penulis menawarkan
teknologi baru dengan pembuatan alat yang disebut MINIPILOT ROTIS.
Minipilot rotis adalah sebuah alat untuk mengubah tumpukan sampah plastik
menjadi ROTIS. Rotis adalah hasil olahan menggunakan minipilot rotis yang
berbentuk lelehan plastik yang panas dalam keadaan siap dicetak keberbagai
bentuk sesuai dengan alat cetakkan. Dalam penulisan ini bentuk yang akan
diperoleh berbentuk seperti rotan dan batangan.
1.2.
Rumusan Masalah
Peningkatan jumlh sampah yang sangat cepat tentunya akan berdamak hebat
terutama
sampah plastik yang menumpuk dalam bentuk rancang bangun Minipilot Rotis.
Minipilot Rotis ini akan dirancang dalam bentuk yang sederhana sehingga mudah
direalisasikan.
1.4. Manfaat
2. Mengurangi jumlah sampah plastik yang ada
3. Meningkatkan nilai ekonomi dari sampah plastik
4. Dapat mengelola sampah dengan baik, sehingga lingkungan menjadi asri
dan segar kembali
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sampah Plastik
Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1907, penggunaan plastik dan
barang barang berbahan dasar plastik semakin meningkat. Peningkatan
penggunaan plastik ini merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi,
industri dan juga jumlah populasi penduduk. Akibat dari peningkatan penggunaan
plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik. Berdasarkan asumsi
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia
menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton
sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik atau sejumlah 28,4
ribu ton sampah plastik/hari (Budiyantoro,2010).
Penemuan plastik mempunyai dampak positif memiliki keunggulankeunggulan dibanding material lain. Keunggulan plastik dibanding material lain
diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi
warna, mudah dibentuk, serta isolator panas dan listrik yang baik. Tetapi di sisi
lain, plastik yang telah menjadi sampah juga mempunyai dampak negatif yang
cukup besar. Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena
tidak dapat terurai dengan cepat dan dapat menurunkan kesuburan tanah. Sampah
plastik yang dibuang sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase,
selokan dan sungai sehingga bisa menyebabkan banjir. Sampah plastik yang
dibakar bisa mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia
(Kumar,dkk,2011).
2.2.
Jenis Plastik
PET
Penggunaan
Terephthalate)
2
3
HDPE
(High-
Polyethilene)
LDPE
Poyethylene)
5
6
PP
(Polypropilene
polypropene)
PS (Polystirene)
Other (O), jenis plastik Botol susu bayi, plastik kemasan, galon
lainnya selain dari no.1 air minm, suku cadang mobil, alat-alat
hingga 6
rumah
tangga,
komputer,
alat-alat
Pengetahuan sifat thermal dari berbagai jenis plastik sangat penting dalam
proses pembuatan dan daur ulang plastik. Sifat-sifat thermal yang penting adalah
titik lebur (Tm), temperatur transisi (Tg) dan temperatur dekomposisi. Temperatur
ABS
180-240
356-464
Acetal
185-225
365-437
Acrylic
180-250
356-482
Nylon
260-290
500-554
Poly Carbonat
280-310
536-320
LDPE
160-240
320-464
HDPE
200-280
392-536
PP
200-300
392-572
PS
180-260
356-500
PVC
160-180
320-365
2.3.
Pemlastis
2.3.1. Definisi dan Karakterisasi
Menurut Hammer (1978), pemlastis adalah bahan kimia yang dapat
digunakan untuk mengurangi kekakuan resin termoplastik. Prinsip kerja pemlastis
adalah dengan membentuk interaksi molekuler rantai polimer untuk meningkatkan
kecepatan respon viskoelastis pada polimer. Hal ini akan meningkatkan mobilitas
molekuler rantai polimer dan akibatnya dapat menurunkan suhu transisi kaca (Tg).
Dimetil Ftalat
gaya
bahan
semakin turun.
2.4.
Anyaman
Anyaman menurut Kamus Bahasa Indonesia (1988) anyaman diartikan
sebagai menganyam, mengatur (bilah, daun pandan dan sebagainya) tindih
menindih dan silang menyilang (seperti pembuatan tikar dan bakul). Anyaman
adalah tenunan yang dibuat dari susunan benang, bilaah, daun pandan dan
sebagainya. Dengan tindih menindih, silang menyilang atau dipersilangkan miring
dari kiri ke kanan dan kembali begitu seterusnya, sehingga didapat hasil anyaman,
(Rian, 2007).
Kerajinan anyaman merupakan kerajinan tradisional yang masih ditekuni
sampai saat ini. Di samping banyak kegunaannya juga karena unsur
kemudahaannya. Saat ini anyaman banyak mengalami perkembangan mulai dari
bentuk dan motif yang bevariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan
menoton. Dengan demikian maka anyaman adalah suatu kegiatan keterampilan
masyarakat dalam pembuatan barang dengan cara atau teknik susup menyusup,
tindah menindih dan saling lipat melipatantara lungsing dan pakan sehingga saling
menguatkan antara satu dengan yang lainnya (Rosna,2009).
Bahan yang sejak dulu digunakan menganyam oleh orang Indonesia
adalah rotan, bambu, enceng gondok, akar keladi dan bebagai bahan lainnya yang
memiliki sifat flaksibel serta mudah diperoleh. Bahan utama dalam menganyam
yakni suatu benda yang memiliki sifat mudah dianyam keberbagai bentuk, untuk
ketebalan bervariasi sesuai dengan benda yang akan dibuat. Namun seiring
berkembangnya jaman bahan anyaman kini sulit diperoleh dikarenakan kerusakan
hutan dan ekosistem diseluruh wilayah Indonesia. Pemilihan bahan untuk
berkarya kerajinan anyaman perlu memperhatikan fungsi dan keindahan benda
yang akan dibuat. Pemilihan bahan yang tidak tepat dapat menyebabkan benda
anyaman mudah rusak. Benda anyaman mungkin juga tidak indah, dan tidak aman
untuk di gunakan.
Ada majemuk teknik menganyam. Setiap teknik menghasilkan tekstur dan
estetika nan berbeda, sehingga fungsinya pun berbeda. Proses pembuatan suatu
jenis kerajinan memerlukan teknik menganyam nan berbeda. Inilah teknik-teknik
anyaman tersebut (Rosna,2009).:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
catatan-catatan pribadi atau hasil karya seseorang, teknik ini disebut juga sebagai
studi literatur. Data-data sekunder ini berasal dari berbagai sumber baik media
cetak ataupun karya literatur. Penulis mengumpulkan informasi bukan hanya di
Indonesia tetapi juga mencari data terkait jumlah sampah dan solusi yang sudah
dilakukan oleh negara-negara maju. Selanjutnya data-data yang sudah diperoleh
dari berbagai sumber dikumpulkan dan disusun secara sistematis.
3.2.
Pengolahan Data
Data yang sudah disusun diolah dan ditelaah untuk dituangkan dalam
penulisan karya tulis ini. Data dipilah secara teliti, jeli, cermat dan terperinci.
Tujuannya agar data yang dipakai dalam penulisan menjadi jelas dan mudah
dipahami inti permasalahannya. Keabsahan dari data yang diperoleh dapat
dibuktikan karena bersumber dari jurnal, skripsi, tesis, buku, hasil pendataan oleh
badan pemerintah, media massa dan hasil observasi.
3.3.
Analisis Data
Data yang sudah diperoleh dari pengumpulan data dan ditelaah kemudian
dianalisis pokok permasalahannya sehingga dapat ditemukan solusi yang efektif
agar bermanfaat bagi masyarakat umum.
3.4.
dengan hidrogen di dalam wadah tertutup yang dilengkapi dengan pengaduk pada
temperatur antara 423 673 K dan tekanan hidrogen 3 10 MPa. Dalam proses
hydro cracking ini dibantu dengan katalis. Untuk membantu pencampuran dan
reaksi biasanya digunakan bahan pelarut 1-methyl naphtalene, tetralin dan decalin.
Beberapa katalis yang sudah diteliti antara lain alumina, amorphous silica
alumina, zeolite dan sulphate zirconia. Penelitian tentang proses hydrocracking ini
antara lain telah dilakukan oleh Rodiansono (2005) yang melakukan penelitian
hydro cracking sampah plastik polipropilena menjadi bensin (hidrokarbon C5C12) menggunakan katalis NiMo/Zeolit dan NiMo/Zeolit-Nb2O5.
Thermal cracking adalah termasuk proses pyrolisis, yaitu dengan cara
memanaskan bahan polimer tanpa oksigen. Proses ini biasanya dilakukan pada
temperatur antara 350 C sampai 900 C. Dari proses ini akan dihasilkan arang,
minyak dari kondensasi gas seperti parafin, isoparafin, olefin, naphthene dan
aromatik, serta gas yang memang tidak bisa terkondensasi. Bajus dan Hjekov,
2010, melakukan penelitian tentang pengolahan campuran 7 jenis plastik menjadi
minyak dengan metode thermal cracking. Tujuh jenis plastik yang digunakan
dalam penelitian ini dan komposisinya dalam persen berat adalah HDPE (34,6%) ,
LDPE (17,3%), LLPE (17,3%), PP (9,6%), PS (9,6%), PET (10,6%), dan PVC
(1,1%).
Catalytic cracking, cara ini menggunakan katalis untuk melakukan reaksi
perekahan. Dengan adanya katalis, dapat mengurangi temperatur dan waktu
reaksi. Osueke dan Ofundu (2011) melakukan penelitian konversi plastik low
density polyethylene (LDPE) menjadi minyak. Penelitian lain dilakukan oleh
Borsodi dkk., 2011, melakukan penelitian tentang pirolisis terhadap plastik yang
terkontaminasi untuk memperoleh senyawa hidrokarbon.
lama namun sampah sampai saat ini masih menumpuk. Teknik pengolahan
sampah dengan metode cracking kini menjadi modern topik dalam pengelolaan
sampah, berbagai metode cracking juga telah dikembangkan. Dengan hasil yang
akan dicapai pada metode ini adalah minyak. Karena pengembangan metode ini
sedang gencar untuk memperoleh hasil minyak yang maksimal namun dengan
metode ini sulit untuk ditapkan oleh masyarakat umum, hal tersebut dikarenakan
dalam proses cracking diperlukan pemahaman terkait bahan kimia dan
pencampuran larutan tertentu agar memperoleh senyawa minyak yang diharapkan.
penulis disini ingin mengolah sampah namun dengan metode yang sedikit
berbeda, yakni dengan pembuatan alat sehingga masyarakat tinggal menggunakan
saja. Penulis memiliki gagasan untuk melelehkan plastik dan pencampuran pada
senyawanya untuk mengubah bentuk fisik pada hasil akhirnya dengan
menggunakan minipilot rotis dan luaran yang penulis sebut rotis. Dengan
menggunakan minipilot rotis pengguna tidak perlu banyak belajar dibidang kimia
dan hanya perlu menyalakan mesin saja.
5. Rotis
Bahan cairan plastik yang sudah dikeringkan siap dianyam oleh pengrajin,
dan bahan inilah yang disebut Rotis. Cetakan ini menghasilkan 5 buah rotis dalam
sekali pendinginan dengan panjang 1 m. Rotis memiliki bentuk yang fleksibel
sehingga mudah dianyam menjadi berbagai bentuk anyaman. Hasil anyaman ini
yang selanjutnya dapat dipasarkan oleh masyarakat ke daerah lokal maupun
daerah lainnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Minipilot Rotis
Minipilot rotis merupakan sebuah rancang bangun alat peleleh plastik yang
seederhana dengan komponen utam pembangun alat nya alumunium. Alumunium
digunakan karena alumunium merupakan konduktor yang cukup baik dalam
menghantarkan panas dan tahan terhadap suhu sampai 400 0C. Minipilot rotis
dilengkapi dengan sensor thermocouple sebagai acuan detektor panas. Pada
rancangan ini jenis plastik yang akan dilelehkan adalah plastik yang memiliki titik
didih pada rentang suhu 150-300 0C. Untuk minipilot rotis sendiri didesain dengan
panas maksimal pada suhu 3500C, tujuan memilih rentang suhu dibawah batas
tersebut adalah supaya jika alat menalami over heating alat tidak mengalami
kerusakan.
selanjutnya dimasukkan
kedalam wadah pelelehan. Proses pelelehan ini menggunakan rentang suhu dari
1800C 3500C , sesuai jenis plastik yang akan dilelehkan. Kemudian lelehan
plastik tersebut akan masuk kedalam wadah pencampuran. Didalam wadah
pencampuran , lelehan plastik ditambahkan larutan dimetil ftalat sebagai larutan
pemlastis. Penambahan larutan ini disertai dengan pengadukan agar lelehan
plastik bercampur homogen dengan larutan dimetil ftalat. Pencampuran ini
dilakukan selama 5-10 menit dan menggunakan motor DC yag berputar otomatis
pada minipilot rotis. Campuran dari lelehan plastik tersebut masuk kedalam
wadah pencetakkan. Bentuk cetakkan rotis yang ditawarkan berupa tongkat
dengan diameter 1,5 cm dan panjang 1 m atau pipih dengan tinggi 0,3 cm, lebar 1
cm dan panjang 1 m. Selanjutnya hasil cetakkan ini didinginkan dan inilah yang
disebut dengan rotis . Setiap sekali beroperasi dihasilkan 5 buah rotis yang siap
untuk dianyam.
4.2.
pencetakkan lelehan
plastik.
Bagian-
beserta
rotis
pada gambar 3,
gambar
dan
gambar 5.
Gambar 4. Desain
Tampak Dalam
4. Wadah pencampuran
Wadah ini berfungsi sebagai tempat pencamuran lelehan plastik dan larutan
pemlastis. Wadah pencampuran dilengkapi dengan motor DC yang digunakan
untuk mengaduk kedua campuran agar bercampuran homogen. Pengadukan
ini dilakukan selama 5-10 menit setiap operasi.
sebelum dicetak.
Nama
Harga
(Rp.)
Kuantita
s
Ukuran
Jumlah
Harga
Plat Alumunium
Thermo Cople
Kayu Balok
380.000
35.000
100.000
38000
0
1 2x3 meter
2
70000
10000
0
1 2 meter
Baut
25.000 set
Kabel
10.000
1 4 meter
10000
Besi Balok
85.000
1 1 meter
85000
Motor DC
200.000
20000
0
5.000
10000
85.000
85000
Saklar
Bok Kaca Wadah
25.000
Dengan total biaya keseluruhan dalam satu kali pembuatan adalah Rp.965.000,Biaya diperlukan dalam pembuatan ini relatif murah, karena pembuatan hanya
perlu waktu sekali dan dapat digunakan secara kontinyu.
4.4. Dampak Penerapan Minipilot Rotis
Kawasan TPA tentunya menjadi kawasan yang kumuh dan memiliki
pencemaran yang cukup ekstrim terhadap kehidupan manusia dan atau makhluk
hidup lainnya. Dengan menerapkan rotis dalam jangka waktu 3-5 tahun sampah
plastik di TPA akan berkurang dari total sampah yang sudah dihasilkan dari
puluhan tahun yang lalu hingga tahun yang akan datang. Pencemaran lingkungan
yang diakibatkan sampah plastik ini akan berkurang, karena jumlah sampah yang
terus berkurang. Dengan lingkungan yang lebih sehat tentunya meningkatkan
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Hingga saat ini, permasalahan sampah plastik masih menjadi masalah yang
belum dapat ditanggulangi. Penumpukkan sampah yang ada di TPA hingga
berujung pada penumpukkan sampah dilaut menjadi hal yang sangat meresahkan.
Upaya yang sudah ada adalah berbagai pencegahan dan pengoptimalan sampah
yang ada agar memiliki nilai jual ekonomi. Namun sangat disayangkan , upaya ini
tidak bisa mengurangi sampah plastik yang ada. Dan pada akhirnya hasil dari
olahan sampah tersebut masih dibuang lagi oleh masyarakat dianggap tidak lagi
berguna. Oleh karena itu, penulis memberikan solusi penggunaan minipilot rotis
sebagai upaya daur ulang sampah global. Minipilot rotis adalah sebuah alat
peleleh plastik yang mengubah tumpukan sampah plastik menjadi ROTIS. Rotis
adalah hasil olahan menggunakan minipilot rotis yang berbentuk lelehan plastik
yang panas dalam keadaan siap dicetak sesuai dengan alat cetakkan. Rotis ini
mampu menjadi pengganti rotan sebagai bahan dasar dalam menganyam.
Minipilot rotis dirancang sederhana agar mudah direalisasikan oleh masyarakat.
Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan minipilot rotis terbilang murah jika
dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh. Dengan adanya minipilot rotis
akan membantu dalam menanggulangi sampah plastik yang ada dan menambah
nilai ekonomi. Tentunya hal ini akan berdampak pada ekonomi masyarakat
sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
5.2. Saran
Penulisan karya tulis ini merupakan kumpulan dari teori-teori yang
diperoleh dari berbagai sumber buku maupun skripsi. Dalam penulisan ini penulis
baru menyusun sebuah gagasan ilmiah yang akan dilaksanakan tentunya jika
mendapat data-data tambahan berupa saran mauppun kritik dari pembaca agar saat
hal ini penulis merealisasikan mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam kualitas
rotis yang diperoleh maupun manfaat pada diri penulis dan pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Allcock, H.R. dan F.W. Lampe. 1981. Contemporary Polymer Chemistry.
Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey 07632
Billmeyer, F.W. 1994. Text of Polymer Science. John Wiley and Sons., Chapters
7, 12 and 17.
Biro Pusat Statistik.1995. Statistik Industri Besar dan Sedang, Bagian III B.
Jakarta.
Budiyantoro, C.,2010, Thermoplastik dalam Industri, Teknika Media, Surakarta
Hammer, C.F. 1978. Polymer Blends. vol.2, 17, 219, D. R. Paul and S. Newman,
eds. New York, Academic Press.
Kalnins, M., I. ics, L. Savenkova dan U. Viesturs. 1999. Environmentally
Degradable Polymeric Composite Materials. Riga Technical
University,Latvia; Latvian University, Latvia
Knapczyk, J. K. dan R. H. M. Simon. Synthetic Resins and Plastic. Di dalam. J.
A. Kent (ed). 1992. Riedels Handbook of Industrial Chemistry 9th
Edition. Van Nostrans Reinhold. New York.
Kumar S., Panda, A.K., dan Singh, R.K.,2011, A Review on Tertiary Recycling of
High-Density Polyethylene to Fuel, Resources, Conservation and
Recycling Vol. 55 893 910
Merck. 1999. Chemical Reagents. Merck and Co., Inc. USA.
Nurcahyo, I.F., 2005, Uji aktivitas dan regenerasi katalis NiPd(4:1)/Zeolit alam
aktif untuk hidrorengkah sampah plastik polipropilena menjadi fraksi
bensin dengan sistem semi alir, Thesis Ilmu Kimia Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
Sukardjo. 1985. Ikatan Kimia. Rineka Cipta, Yogyakarta.
1
2
3
4
5
6
7
Puji Suwanto
Laki-Laki
Teknik Elektro
D1021141003
Rasau Jaya, 14 Januari 1997
Puji.suwanto24@gmail.com
085654727581
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SDN
SMP
SMA
13 SMPN
Rasau Jaya
Rasau Jaya
2002-2008
Teknik
2008-2011
Komputer
dan
Jaringan
2011-2014
A. Identitas Anggota I
1
2
3
4
5
6
7
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SD Negeri 23
Mempawah Hilir
SMP
SMA
SMP Negeri 02
SMA Negeri 01
Puji Suwanto
Mempawah Hilir
Mempawah Hilir
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
IPA
2002-2008
2008-2011
2011-2014
A. Identitas Anggota II
1
2
3
4
5
6
7
C. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SDN 11 PEREGES
SMP
SMP N 1 SELUAS
2001-2007
2007-2010
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SMA
SMA N 1 SELUAS
IPA
Tiara Arletta Lovisa
2010-2013
90
Lampiran