Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS MENGENAI

DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP
Prof. Dr. Slamet Ibrahim S, DEA., Apt.
Sekolah Farmasi ITB
2009

1. Pengertian

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL)


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
UU No 23 th 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan,
pasal 15 ayat 1: Setiap rencana usaha/kegiatan yang
mungkin dapat menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki AMDAL,
yang tata cara penyusunan dan penilaiannya ditetapkan
PP no 27/1999.
PP No 27 tahun 1999, pasal 1 yang dimaksud dengan
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan.

Memang setiap usaha atau kegiatan apapun


pada dasarnya dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup yang perlu
diperkirakan sejak perencanaannya sehingga
sejak dini dampaknya yang negatif (merusak,
merugikan, mencemari,dll) dapat dicegah,
ditanggulangi, dikurangi dan kalau bisa
dihilangkan.
AMDAL merupakan bagian penting dalam
pertimbangan pemerintah untuk memberikan
perizinan selain kajian kelayakan yang bersifat
teknis, dan finansial.

Yang dimaksud dampak (dimpact) lingkungan adalah perubahan


lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau
kegiatan. Dampak itu bisa positif, jika perubahan itu
menguntungkan, dan dampak negatif jika merugikan, mencemari,
dan merusak lingkungan hidup.

Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup


yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan
atau kegiatan. Kriteria dampak penting itu antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jumlah manusia yang akan kena dampak


Luas wilayah penyebaran dampak
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Sifat kumulatif dampak
Berbalik (reversible)atau tidak berbaliknya (iireversible)
dampak.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

2. Usaha/kegiatan wajib
AMDAL

Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam


Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun
yang tak terbaharui
Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup,
serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi
lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan
budaya
Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi
pelestarian kawasan konservasi sumber daya dan atau
perlindungan cagar budaya
Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, khewan, dan jenis renik
Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi
besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup
Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan atau mempengaruhi
pertahanan negara

Bagi rencana usaha dan atau kegiatan di luar usaha tersebut di


atas, wajib melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
upaya pemantauan lingkungan hidup yang pembinaannya berada di
bawah instansi terkait.
Usaha dan atau kegiatan yang akan dibangun di dalam kawasan
yang sudah dibuatkan AMDAL, tidak diwajibkan membuat
AMDAL lagi, tetapi diwajibkan melakukan pengendalian dampak
lingkungan hidup dan perlindungan fungsi lingkungan hidup sesuai
dengan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana
pemantauan lingkungan hidup kawasan.
Usaha dan atau kegiatan untuk menanggulangi keadaan darurat
tidak perlu dibuatkan AMDALnya. Keadaan darurat ini ditentukan
oleh pejabat berwenang.
Usaha atau kegiatan yang wajib AMDAL dijelaskan oleh
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 17, tahun 2001 tentang
Jenis Rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi
AMDAL.

3. Fungsi AMDAL
AMDAL merupakan syarat yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan
atau kegiatan, yang diterbitkan oleh pejabat
yang berwenang.
Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu
usaha dan atau kegiatan yang diterbitkan
pejabat yang berwenang itu wajib dilampirkan
pada permohonan izin melakukan usaha
Dalam keputusan itu terdapat ketentuan yang
wajib dipatuhi oleh pemrakarsa/pemohon yaitu
rencana pengelolaan lingkungan dan rencana
pemantauan lingkungan dari usaha/kegiatan
itu.

Suatu izin melakukan usaha dan atau kegiatan


baru akan diberikan oleh pihak berwenang (
Menteri Negara Lingkungan Hidup atau
Gubernur), bila hasil kajian AMDAL
menyatakan bahwa rencana usaha dan atau
kegiatan tersebut layak lingkungan, yang
sesuai dengan hasil penilaian Komisi.
Keputusan itu harus diikuti oleh instansi yang
berwenang menerbitkan izin usaha. Bila
pejabat itu menerbitkan izin usaha tanpa
mengikuti keputusan kelayakan lingkungan,
maka pejabat tsb dapat menjadi objek
gugatan tata usaha negara di PTUN.

4. Tata Laksana AMDAL

1.
2.
3.
4.

Pemrakarsa/pemohon usaha menyusun AMDAL dalam


bentuk 4 dokumen yaitu:
Kerangka Acuan (KA)
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Pendekatan Studi AMDAL dapat dilakukan melalui:
AMDAL kegiatan tunggal, AMDAL kegiatan Terpadu,
dan AMDAL Kegiatan dalam Kawasan.
Pemrakarsa Usaha dapat meminta jasa Konsultan
untuk menyusun AMDAL. Anggota Penyusun AMDAL
harus bersertifikat AMDAL B dan AMDAL A serta
tenaga ahli pada bidang terkait usaha atau kegiatan.

5. Peran serta masyarakat

Pemrakarsa usaha wajib mengumumkan


terlebih dahulu usahanya kepada masyarakat,
sebelum menyusun AMDAL (KepKa Bapedal No
2/2000, tentang keterlibatan masyarakat dan
keterbukaan informasi dalam proses AMDAL).
Dalam kurun waktu 30 hari sejak pengumuman,
masyarakat berhak memberikan saran,
pendapat, dan tanggapan terhadap rencana
usaha yang diusulkan.
Saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat
itu akan dijadikan dasar pertimbangan dalam
penilaian AMDAL oleh Komisi untuk penetapan
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha
yang diusulkan itu.

DOKUMEN AMDAL
KERANGKA ACUAN (KA)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
(ANDAL)
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
(RKL)
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(RPL)
RINGKASAN EKSEKUTIF

1.
2.

1.
2.

A. KERANGKA ACUAN

Kerangka Acuan (KA) merupakan dasar pembuatan AMDAL


yang disusun oleh pemrakarsa dengan berkonsultasi dengan
pejabat yang berwenang.
KA adalah ruang lingkup studi ANDAL yang merupakan hasil
pelingkupan yang disepakati oleh Pemrakarsa/Penyusun AMDAL
dan Komisi AMDAL.

Tujuan penyusunan KA adalah:


Merumuskan ruang lingkup dan kedalaman studi ANDAL
Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.
Fungsi KA:
Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi , penyusun
studi AMDAL tentang lingkup dan kedalaman kajian ANDAL
Sebagai salah satu rujukan bagi penilai dokumen, untuk
mengevaluasi hasil kajian ANDAL

Dasar pertimbangan penyusunan


KA
Keanekaragaman (jenis usaha/kegiatan, dampak
usaha, rona lingkungan hidup, bentuk usaha, ukuran,
tujuan dan sasaran usaha).
Keterbatasan sumber daya. KA yang disusun harus
mempertimbangkan adanya keterbatasan waktu, dana,
tenaga, metode, dsb, tanpa mengurangi mutu kajian
ANDAL. Dengan adanya keterbatasan ini, perlu
kiranya menentukan prioritas yang diutamakan,
sehingga tujuan ANDAL masih dapat terpenuhi.
Efisiensi. Dengan melakukan pembatasan pada faktor
dan ruang lingkup yang berkaitan langsung dengan
keperluan ANDAL, maka pelaksanaan ANDAL dapat
dilakukan secara efisien

Pihak-pihak yang terlibat


dalam penyusunan KA

Pemrakarsa proyek
Instansi yang bertanggungjawab
Penyusun studi ANDAL
Para pakar lingkungan dan masyarakat yang
berkepentingan (Ps 33-35 PP 27/1999 tentang
AMDAL

Pemakai dokumen KA
Pemrakarsa dan penyusun studi ANDAL
Perencana dan Pengambil Keputusan studi
kelayakan lingkungan

Diagram Alir Penyusunan KA

1.
2.
3.
4.
5.

Harus mengikuti diagram penyusunan ANDAL


sebagai berikut:
Pengumpulan data dan informasi: Rencana
usaha/kegiatan dan Rona Lingkungan Hidup
(RLH)
Proyeksi perubahan RLH awal sebagai akibat
rencana usaha/kegiatan
Penentuan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan akibat usaha/kegiatan
Evaluasi dampak besar dan penting terhadap LH
Rekomendasi/saran tindak lanjut untuk
pengambil keputusan, perencana, dan penngelola
LH, berupa: Alternatif usaha/kegiatan, RKL, dan
RPL

Proses Pelingkupan KA

Pelingkupan merupakan proses terpenting dalam penyusunan


KA, yaitu untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak besar dan penting dan kedalaman
studi ANDAL. Semakin baik pelingkupan, semakin tegas dan
jelas arah kajian ANDAL yang dilakukan.

Pelingkupan KA terdiri dari:

1.

Pelingkupan dampak besar dan penting, meliputi identifikasi


dampak potensial, evaluasi dampak potensial, pemusatan pada
dampak besar dan penting yang potensial (focussing).
Pelingkupan wilayah studi, meliputi batas proyek, batas
ekologis, batas sosial, dan batas administrasi.
Pelingkupan kedalaman kajian ANDAL, mencakup metode yang
digunakan, jumlah sampel, tenaga ahli yang diperlukan, dana
dan waktu kajian.

2.
3.

Sistematika KA

Bab I. Pendahuluan,
mencakup Latar belakang (tujuan dan kegunaan usaha/proyek,
Landasan hukum dan kebijaksanaan regional dan lokal tentang
pengelolaan lingkungan hidup),
Tujuan dan kegunaan Studi ANDAL.
Bab II. Ruang Lingkup Studi,
mencakup lingkup rencana usaha, lingkup rona lingkungan hidup
awal, isu-isu pokok, dan lingkup wilayah kajian.
Bab III. Metodologi,
mencakup metode pengumpulan dan analisis data, metode
prakiraan dampak, metode evaluasi dampak.
Bab IV. Pelaksana Studi,
mencakup Pemrakarsa, Penyusun AMDAL, Biaya studi dan Waktu
Studi.
Bab V. Daftar Pustaka
Bab VI. Lampiran

B. ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN (ANDAL)

ANDAL adalah telaahan/kajian secara cermat


dan mendalam tentang dampak besar dan
penting suatu rencana usaha dan atau kegiatan
(PP No 27/1999, pasal 1).
ANDAL disusun oleh pemrakarsa usaha atau
penyusun AMDAL (jasa konsultan yang
ditunjuk) berdasarkan pada Kerangka Acuan
(KA) yang telah ditetapkan.
Penyusunan ANDAL berpedoman pada
penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL yang telah
ditetapkan KepKa Bapedal No 09 Tahun
2000, tanggal 17 Februari 2000, tentang
pedoman penyusunan AMDAL.

B.1. Tujuan Studi ANDAL

Mengidentifikasi semua rencana usaha yang


akan dilaksanakan terutama yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup.
Mengidentifikasi komponen-komponen
lingkungan hidup yang akan terkena dampak.
Memprakirakan dan mengevaluasi rencana
usaha yang menimbulkan dampak pada setiap
tahapan : prakostruksi, konstruksi, operasi,
dan pasca operasi.
Merumuskan RKL dan RPL

B.2. Kegunaan studi ANDAL

Sebagai bahan/masukan bagi perencana


pembangunan wilayah
Membantu proses pengambilan keputusan
kelayakan lingkungan untuk izin rencana usaha
Memberi masukan untuk penyusunan desain
rinci teknis dari rencana usaha
Memberi masukan untuk penyusunan RKL dan
RPL
Memberi informasi bagi masyarakat atas
dampak yang ditimbulkan oleh rencana usaha
atau kegiatan.

B.3. Isi/Sistematika Dokumen


ANDAL
a.
b.
c.
d.

Pendahuluan
Ruang lingkup studi
Metodologi
Rencana usaha dan atau kegiatan Rona
lingkungan awal Prakiraan dampak besar dan
penting
e. Evaluasi dampak besar dan penting
f. Daftar pustaka
g. Lampiran

B.4. Sistematika Dokumen ANDAL

a.
b.
c.

Ringkasan.

Ringkasan ANDAL disusun sedemikian rupa,


sehingga dapat:
Langsung mengemukakan masukan penting yang
bermanfaat bagi pengambil keputusan.
Mudah dipahami isinya oleh semua pihak, termasuk
masyarakat
Memuat uraian singkat tentang :
rencana usaha dengan berbagai dampak besar dan
penting pada tahap prakonstruksi, konstruksi,
operasi, dan pasca operasi;
keterangan kemungkinan adanya kesenjangan
informasi,
keterbatasan dan kendala yang dihadapi selama
penyusunan ANDAL; dan hal- hal lain yang perlu
disampaikan.

Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Uraian singkat dan jelas tentang:
a. tujuan dan kegunaan usaha,
b. peraturan dan perundangan yang berlaku
c. kebijaksanaan lokal tentang pengelolaan
lingkungan hidup
d.kaitan rencana usaha dengan dampak yang
akan ditimbulkan
e. isu-isu pokok hasil pelingkupan KA.
1.2. Tujuan Studi ANDAL

Bab II. Ruang Lingkup Studi ANDAL


Mencakup:
a. Kajian dampak besar dan penting pada
berbagai tahap, kondisi rona lingkungan
hidup yang terkena dampak,. Uraian setiap
tahapan kegiatan yang ada di sekitar lokasi
usaha beserta dampak-dampak yang
ditimbulkan terhadap lingkungan hidup.
Aspek yang dikaji sesuai dengan hasil
pelingkupan KA.
b. Wilayah kajian yang telah digariskan oleh
pelingkupan wilayah pada KA .
c. Hasil pengamatan lapangan.

Bab III. Metodologi


3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
3.2. Metode Prakiraan dan Identifikasi
Dampak besar dan penting.
3.3. Metode Evaluasi Dampak

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Metode Identifikasi Dampak dapat dilakukan dengan cara sbb:


Kajian pustaka
Analisis isi (content analysis)
Interaksi kelompok (brainstorming, diskusi, dll)
Metode adhoc
Daftar uji (check-list)
Matriks interaksi
Flow-chart
Overlay
Pengamatan lapangan (observasi)
Wawancara, kuesioner, dll

Bab IV. Rencana usaha/kegiatan

1.

Identitas Pemrakarsa dan Penyusun ANDAL


(lengkap)
2. Tujuan rencana usaha/kegiatan
3. Kegunaan dan keperluan rencana
usaha/kegiatan, meliputi lokasi, hubungan
lokasi dengan sumber daya, alternatif usaha
dan lokasi berdasarkan hasil studi kelayakan,
tata letak, tahapan pelaksanaan
(prakonstruksi/persiapan, konstruksi,
operasi, dan pasca operasi
4. Keterkaitan proyek/usaha dengan kegiatan
lain di sekitar lokasi

Bab V. Rona lingkungan hidup

a.
b.
c.
d.

Rona lingkungan hidup (sebelum ada


proyek/usaha) di wilayah studi diungkap
dengan jelas dan mendalam, terdiri dari
komponen:
Fisiko-kimia (iklim, topografi, indikator LH,
hidrologi, udara, ruang lahan dan tanah);
Biologi ( flora, dan fauna)
Sosial ( demografi, ekonomi, budaya )
Kesehatan masyarakat (parameter IPM,
angka kesakitan/kematian, sanitasi, status
gizi, sumber daya kesehatan, dll)

Bab VI. Prakiraan dampak besar


dan penting

Dalam melakukan analisis prakiraan dampak,


hendaknya digunakan metode-metode formal
secara matematik. Pengunaan metode non
formal dapat digunakan jika tidak ada formula
matematiknya.
Prakiraan dampak dilakukan pada setiap
tahapan kegiatan : prakonstruksi, konstruksi,
operasi, dan pasca operasi
Uraian tentang kegiatan yang menimbulkan
dampak yang langsung maupun tidak langsung
terhadap rona lingkungan, dan dampak yang
saling berkaitan/berantai di antara komponen
lingkungan.

a. Prakiraan dampak pada


Udara

Menguraikan semua polutan udara yang akan dihasilkan


dan diemisikan oleh proyek yang diusulkan
Mengukur dan menetapkan tingkat kualitas udara di
daerah proyek
Memprakirakan dispersi/sebaran polutan dengan
mempertimbangkan arah dan kecepatan angin, tinggi
cerobong, iklim setempat, ketinggian daerah proyek.
Menghitung jumlah polutan per tahun yang akan
diemisikan proyek dan dampaknya dengan
mempertimbangkan kondisi iklim daerah proyek
Prakirakan dampat polutan terhadap kesehatan
manusia, tanaman, khewan, struktur bangunan, dan
estetika (bau, warna, asap, smog, dll)

b. Prakiraan dampak pada air


Tentukan jenis dan jumlah (harian) polutan air dan air limbah
yang dikeluarkan proyek yang diusulkan
Tentukan kondisi atau kualitas air permukaan ataupun air
tanah di sekitar proyek (karakter fisika, kimia, biologi, dan
radiokimia air)
Kumpulkan informasi limnologi badan penerima air (pH, suhu,
fitoplankton, zooplankton, ikan, dll)
Prakirakan titik-titik pembuangan air limbah pada badan
penerima air
Gunakan standar kualitas air dan air limbah sebagai
bandingan dalam memprakirakan dampak
Prakirakan dampak terhadap: banjir, konsumsi air, dan
kualitas air permukaan dan air tanah.

c. Prakiraan dampak pada biologi


lingkungan sekitar
Tentukan jenis dan jumlah populasi atau komunitas flora dan
fauna di sekitar proyek
Identifikasi spesies yang jarang dan dilindungi serta kalau
ada jelaskan sifat khas dari spesies tsb
Tentukan jenis dan kualitas suksesi alami dari komunitas
biologi yang ada (produktivitas, aliran masa dan energi,
jumlah dan jenis populasi/spesies)
Prakirakan dampak proyek terhadap biologi lingkungan
sekitarnya (sebelum dan sesudah ada proyek)
Prakiraan dampak terhadap: kehilangan langsung suatu
spesies, masuknya spesies dan predator baru, dan
kesetimbangan ekologi setempat.

d. Prakiraan dampak pada


sosio-budaya-ekonomi
lingkungan
Tentukan faktor sosekbud lingkungan di sekitar
proyek
Tentukan adanya tempat cagar/situs budaya,
makam keramat, dan situs penting menurut adat
istiadat setempat.
Prakirakan dampak/perubahan akibat adanya
proyek pada setiap tahapan
Prakiraan dampak terhadap: populasi, pekerjaan,
perumahan, kesehatan, transportasi, layanan
publik, bisnis perdagangan, pertanian, dan
kebudayaan (termasuk perilaku).

Bab VII. Evaluasi dampak besar


dan penting

Hasil kajian dampak besar dan penting dari rencana


usaha/kegiatan secara holistik/totalitas.
Hubungan sebab-akibat antara rencana
usaha/kegiatan dan rona lingkungan hidup dengan
dampak positif atau negatif yang mungkin timbul
Ciri dampak penting (intensitas, lamanya dampak,
reversibilitas, dan saling berkaitan satu sama lain)
Kelompok masyarakat yang kena dampak dan
kesenjangan yang akan ditimbulkan akibat dampak.
Seberapa luas dampak yang timbul (lokal, regional,
nasional, atau internasional)
Analisis bencana alam dan analisis risiko bila lokasi
proyek berada di wilayah atau dekat sumber bencana.

a. Evaluasi dampak kualitas udara


Evaluasi dampak proyek pada kualitas udara dilakukan
terhadap lingkungan: kesehatan manusia, organisme
hidup lainnya, struktur bahan dan bangunan, serta
estetika
Parameter udara yang digunakan sebagai indikator
adalah: CO, NO, SO, Amonia, Hidrokarbon, partikulat,
bau, debu, dll.
Perubahan yang terjadi akibat adanya proyek :
meningkatnya konsentrasi polutan, meningkatnya
frekwensi paparan polutan, meningkatnya jumlah orang
yang terganggu sistem respirasinya, menurunnya
visibiltas, menurunnya harga properti, menurunnya
sumber makanan, meningkatnya kerusakan bangunan
dan bahan-bahan akibat kotoran dan korosi.

b. Evaluasi dampak pada Air

Evaluasi dampak proyek terhadap air dinyatakan


sebagai: banjir, konsumsi air, dan kualitas air.
Perubahan yang mungkin terjadi akibat adanya proyek
adalah: peningkatan aliran air permukaan (surface
runoff), peningkatan risiko bahaya terhadap
kesehatan, peningkatan banjir (akibat pemadatan
tanah, kerusakan tanaman pelindung, kerusakan sistem
drainase, perubahan iklim akibat polusi udara),
kehilangan properti, penurunan pasokan air, penurunan
kualitas air (akibat peningkatan kadar cemaran) dan
peningkatan frekwensi paparan polutan.

c. Evaluasi dampak pada


komponen biologi lingkungan
Dampak lingkungan oleh proyek pada komponen biologi
dinyatakan terhadap sifat ekosistem: produktivitas, aliran
dan jumlah masa dan energi, jumlah dan jenis
populasi/spesies.
Indikator yang digunakan adalah: Produktivitas (jenis dan
jumlah organisme hidup per satuan luas daerah, ukuran
daerah), Aliran bahan dan energi (suhu, kualitas air dan
udara, pertumbuhan spesies berbahaya: parasit, vektor
penyakit, patogen, beracun), Jenis dan jumlah
spesies/populasi ( luas hutan gundul atau yang dibuka,
pengaruh adanya manusia dan air, perubahan kualitas air dan
udara, masuknya predator baru, hilangnya spesies/habitat)

d. Evaluasi dampak sosekbud


Dampak lingkungan akibat adanya proyek yang dirasakan manusia
langsung dinyatakan sebagai dampak sosial, ekonomi, dan
kebudayaan (sosekbud).
Dampak ini berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan
konsekwensi adanya proyek yang diusulkan. Misalnya kebutuhan
sumber daya manusia (manager,dan karyawan/pekerja) yang
datang dari berbagai tempat), kebutuhan lahan dan
infrastruktur akan meningkatkan: jumlah populasi, jumlah
pekerjaan, perumahan, transportasi, penghasilan, kesehatan,
penghasilan daerah layanan masyarakat, harga tanah, perubahan
fungsi lahan, dll.
Parameter yang diukur: populasi, pekerjaan, perumahan, derajat
kesehatan, transportasi, layanan masyarakat, harga tanah,
perdagangan/bisnis, pertanian, dll.

Bab VIII. Daftar Pustaka.


Rujukan pustaka yang ilmiah dan mutakhir
dengan cara penulisan yang baku.
Bab IX. Lampiran.
Dokumen yang tidak tercantum dalam uraian
hendaknya dilampirkan di sini, misalnya: surat
izin atau rekomendasi, surat rujukan, fotofoto, diagram, peta, gambar, grafik, tabeltabel serta hal-hal lain yang dianggap penting.

C. RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN (RKL)

RKL ini merupakan dokumen yang memuat upaya


pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan dampak
besar dan penting yang bersifat negatif, serta upaya
peningkatan dampak positif dari usaha/kegiatan.
RKL dan RPL merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari AMDAL.
RKL merupakan saran tindak lanjut yang menjadi
pedoman utama bagi pengelola lingkungan di
perusahaan tersebut.
RKL bersifat pokok arahan, prinsip-prinsip atau
persyaratan yang diperlukan dalam rancangan rinci
rekayasa (DED)
Dalam implementasinya, RKL dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan: sains dan teknologi, sosial
ekonomi, dan kelembagaan. Ketiga cara pendekatan ini
saling menyempurnakan RKL dan RPL.

C.1. Sistematika RKL

1. Pendahuluan (mencakup pernyataan umum maksud


dan tujuan RKL, kebijakan lingkungan/komitmen
pemrakarsa, dan kegunaan RKL)
2. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan (meliputi
pendekatan teknologi (3R, terasering, reklamasi
lahan), pendekatan sosial-ekonomi, pendekatan
institusional)
3. Rencana Pelaksanaan RKL (meliputi dampak, sumber
dampak, tolok ukur dampak, tujuan RKL, pengelolaan
LH, lokasi pengelolaan LH, periode KL, pembiayaan
RKL, institusi pengelola LH)
4. Daftar Pustaka
5. Lampiran (Ringkasan dokumen RKL, Data dan
Informasi penting hasil ANDAL, dll.)

D. RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (RPL)

Pemantauan lingkungan hidup digunakan untuk


memahami fenomena yang terjadi di alam akibat
adanya usaha/kegiatan.
Pemantauan berbeda dengan pengamatan, karena
kegiatan pemantauan yang dilakukan bersifat
sistematis, berulang dan terencana
RPL memuat komponen/parameter lingkungan hidup
yang dipantau, lokasi pemantauan, frekwensi dan
waktu pemantauan, metode pengumpulan dan analisis
data, kelayakan secara ekonomis, lembaga yang
bertanggung jawab dan penyandang dana, pelaksana
pemantauan, pengawas, dll
Aspek-aspek yang dipantau harus terkait dengan
dampak yang dinyatakan dalam ANDAL dan
dirumuskan dalam RKL.

D.1. Sistematika RPL


1. Pendahuluan (mencakup latar belakang,
pentingnya, tujuan dan kegunaan pemantauan
LH).
2. Rencana Pelaksanaan RPL( meliputi Dampak
besar dan penting, sumber dampak,
parameter LH yang dipantau, tempat
pemantauan, metode pemantauan, institusi
pemantaua LH)
3. Daftar Pustaka
4. Lampiran (Ringkasan dokumen RPL, data dan
informasi penting yang menunjang RPL)

E. Ringkasan Eksekutif
1.

2.
3.

PENDAHULUAN ( berisi latar belakang


kegiatan, Rencana Usaha, Waktu pelaksanaan
kajian: prakonstruksi, konstruksi, operasi, pasca
operasi, Pemrakarsa kegiatan,
DAMPAK BESAR DAN PENTING ( mencakup
dampak besar dan penting terhadap lingkungan
yang harus dikelola sesuai hasil evaluasi dampak)
DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (uraian
RKL dan RPL yang dilakukan dalam rangka
antisipasi dampak yang akan ditimbulkan oleh
rencana usaha/kegiatan)

6. Penilaian Dokumen
AMDAL

1.

2.
3.

1.
2.

Penilaian dokumen AMDAL dilakukan oleh Komisi Penilaian

AMDAL:
Tingkat Pusat, berkedudukan di Jakarta dibentuk oleh
MNLH/BAPEDAL untuk menilai usaha/kegiatan yang bersifat
strategis, lokasi melebihi satu propinsi, berada di wilayah
sengketa, berada di lautan, atau di lintas batas negara RI
dengan negara lain.
Tingkat Propinsi, berkedudukan di ibu kota Propinsi, dibentuk
oleh Gubernur atau Ka BAPEDALDA propinsi untuk menilai
usaha/kegiatan yang lokasinya melebihi satu kabupaten/kota.
Tingkat Kabupaten/Kota, berkedudukan di kabupaten /kota
dibentuk oleh Bupati atau Walikota, dipimpin oleh Ka
Bapedalda kabupaten/kota

Dua aspek penilaian AMDAL:

Kelengkapan administrasi dan Dokumen AMDAL


Kualitas Dokumen AMDAL


1.
2.
3.
4.
5.

Komisi Penilai AMDAL

Dapat terdiri dari:


Unsur pemerintahan
Unsur/wakil masyarakat yang terkena dampak
Unsur Perguruan Tinggi
Unsur Pakar
Organisasi Masyarakat Lingkungan (LSM Lingkungan)
Susunan Komisi terdiri dari Ketua (dijabat Kepala Bapedal,
Bapedalda), Sekretaris (dijabat oleh pejabat yang menangani
AMDAL), Anggota komisi (unsur-unsur komisi penilai AMDAL)
Anggota komisi penilai hendaknya telah memiliki sertifikat
kursus AMDAL tipe A, B, dan C, atau pernah menyusun
AMDAL.
Penilaian harus didasarkan pada Panduan Penilaian Dokumen
AMDAL (KepMen MNLH, No 2, tahun 2000)

Hasil Penilaian Dokumen


AMDAL
Instansi yang bertanggung jawab menerbitkan keputusan
kelayakan LH suatu usaha/kegiatan berdasarkan hasil
penilaian AMDAL, RKL dan RPL.
Keputusan kelayakan LH diterbitkan dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 75 hari setelah tanggal diterimanya
dokumen AMDAL. Bila tidak diterbitkan dalam waktu itu,
maka usaha/kegiatan dianggap layak lingkungan.
Instansi yang bertanggung jawab dapat mengembalikan
dokumen AMDAL untuk diperbaiki bila kualitas dokumen
tidak sesuai dengan pedoman penyusunan AMDAL.
Komisi Penilai dapat menyimpulkan rencana usaha/kegiatan
tidak layak lingkungan bila: a) dampak besar dan penting
yang negatif tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi
yang tersedia, atau b) biaya penanggulangan dampak
negatif lebih besar dari manfaat dampak positif

Upaya pengelolaan dan


pemantauan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan Upaya
pemantauan lingkungan (UPL) bukan bagian
AMDAL, oleh karena itu tidak dinilai Komisi
AMDAL.
UKL dan UPL diarahkan langsung oleh instansi
teknis, bersifat spesifik bagi masing-masing jenis
usaha/kegiatan yang terkait dengan dampak yang
ditimbulkan.
Pemrakarsa terikat oleh UKL/UPL ini dan menjadi
syarat pemberian izin usaha.

Kadaluwarsa AMDAL
Keputusan kelayakan LH suatu usaha/ kegiatan
dinyatakan kadaluwarsa atas kekuatan PP no
27/1999, bila rencana usaha/kegiatan tidak
dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun setelah
diterbitkannya keputusan kelayakan tsb.
Jika telah dinyatakan kadaluwarsa, jika usaha tsb
akan dilaksanakan kembali maka pemrakarsa wajib
mengajukan kembali permohonan persetujuan
atas AMDAL kepada instansi yang
bertanggungjawab.
Instansi yang bertanggungjawab dapat
memutuskan, AMDAL yang pernah disetujui dapat
sepenuhnya digunakan lagi, atau pemrakarsa wajib
membuat studi AMDAL yang baru.

Batalnya Keputusan Kelayakan


LH
Apabila terjadi perubahan lingkungan hidup
yang sangat mendasar akibat peristiwa
alam atau akibat lain, sebelum dan pada
waktu usaha sedang dilaksanakan
Apabila pemrakarsa mengubah desain,
proses, kapasitas, bahan baku dan bahan
penolong yang digunakan.
Jika pemrakarsa hendak melaksanakan
usaha/kegiatan yang telah dibatalkan, maka
wajib mengajukan studi AMDAL yang baru

Biaya Kajian AMDAL


Biaya kegiatan Komisi Penilai dan Tim
Teknis AMDAL dibebankan pada
anggaran instansi (Pusat dan Daerah)
Biaya penyusunan dan penilaian
Kerangka Acuan, ANDAL, RKL, dan
RPL dibebankan kepada Pemrakarsa
usaha/kegiatan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai