Saraf Simpatis Parasimpatis
Saraf Simpatis Parasimpatis
Simpatis
Parasimpatis
Jantung
Meningkat
Melambat
Melebar
Menciut
Melebar
Menciut
Menciut
Melebar
Menciut
Melebar
Pupil
Melebar
Menciut
Ray Madya
PSIKOLOGI FAAL
2
Kelenjar ludah, liur
Pekat
Encer
Kelenjar keringat
Pekat
Encer
menurun
Meningkat
Kandung kencing
menguncup
Tampak pada tabel di atas bahwa aktivitas saraf simpatis bekerja pada emosi
marah atau takut. Pada keduanya diperlukan persiapan untuk kerja otot yang
bertambah, menyerang kalau berani, dan lari kalau takut.
Pada keadaan marah, tegang atau kesal makan saluran cerna akan
menurun. Jadi sebaiknya bila sedang kesal janganlah makan karena selain makanan
lebih susah masuk juga menyebabkan makanan tidak diolah.
Seperti pada uraian di atas, sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem
saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf
simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang
belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel
pada organ yang dibantu.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam
sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis
yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada
pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom digerakkan terutama oleh pusat-pusat di dalam medula
spinalis, batang otak dan hipotalamus, juga digerakkan oleh korteks serebri sehingga
dapat di atur.
Sistem saraf otonom sering bekerja dengan menggunakan Reflek Viseral:
Bagian tubuh
Rangsang sensoris
Organ Viseral
respon Refleks
Ray Madya
PSIKOLOGI FAAL
REFLEK OTONOM
1. Reflek Otonom Kardiovaskuler (Pembuluh darah jantung)
Bekerja dalam mengatur tekanan darah pembuluh darah arteri, curah
jantung, frekuensi denyut jantung. Ada reseptor Regang (Baroreseptor) di dalam
dinding pembuluh darah besar.
Contoh: Peregangan: rangsang dikirim ke batang otak, selanjutnya pusat
simpatis dihambat dan mengakibatkan rangsang simpatis ke jantung dan pembuluh
darah menurun. Hal ini akan menyebabkan tekanan arteri normal kembali
2. Reflek Otonom Gastro-Intestinal (Sistem Alat Pencernaan)
Bagian atas saluran pencernaan & rectum diatur oleh Reflek Otonom.
Contoh: Bahan feses di rectum rectum regang rangsang sensoris ke bagian
sakral medula spinalis dikirim kembali melalui serabut parasimpatis ke usus besar
bagian bawah kontraksi kuat untuk dorong keluar.
3. Reflek Pengosongan Kantung Kemih (Vesica Urinaria) dan defekasi
(buang air besar)
Mekanisme kencing dan buang air pada dasarnya adalah refleks. Bila
kandung kencing penuh, muskulus dstrusor dalam dindingnya mengerut dan sfingter
(otot yang melingkar pada perbatasan vesika urinaria-uretra) membuka dan urine
mengalir keluar. Pada defekasi, kalau colon penuh, timbul peristaltik yang
mendorong feses ke bawah dan sfingter membuka.
Sifat refleks ini tampak pada bayi dan balita. Setelah anak lebih besar,
berkembang mekanisme yang menghambat yang pusatnya terletak di dalam girus
singuli sehingga kencing dan buang air dapat ditahan. Keadaan tidak dapat
menahan kencing dan mengompol disebut inkontinensia urine dan tidak dapat
menahan defekasi disebut inkontinensia alvi.
4. Reflek Seksual
Pada dasarnya fungsi ini juga suatu refleks. Alat yang mendapat persarafan
parasimpatis adalah pembuluh darahnya. Pada ereksi penis darah yang mengalir
korpus kavernosum dapat mencapai hingga 7 kali lipat.
Ray Madya
PSIKOLOGI FAAL
4
FUNGSI ALARM DARI SISTEM SIMPATIS
Sifat kegiatan dari sistem simpatis
saraf
otonom
diatur
oleh
medula
oblongata,
pons
dan
Ray Madya
PSIKOLOGI FAAL
5
KESADARAN
Istilah kesadaran mencakup dua pengertian:
1. Kesadaran dasar, yaitu keadaan dapat menangkap dan bereaksi
secara adekuat terhadap rangsangan dari dalam tubuh dan
lingkungan.
-
Contoh dari kesadaran dasar adalah bangun dan tidur dimana kedua
kegiatan tersebut dilakukan secara alamiah.
1. Apatis
-
2. Somnolen
-
Mengantuk
3. Sopor/ Letargis
-
Susah bangun
Tidur lelap/nyenyak yang masih dapat dibangunkan tetapi sukar; pasien tidur
lagi
Ray Madya
PSIKOLOGI FAAL
6
4. Soporo Koma
-
5. Koma
-
Anatomi Kesadaran
-
Otak
punya
aktivitas
listrik
yang
dapat
diukur
dengan
EEG
(Electroencephalogram).
-
Jadi ada ditingkat medula spinalis (plg rendah), ditingkat batang otak,
ditingkat talamus (paling tinggi) yang membentuk Sistem Aktivasi Retikularis
(SAR)
Fungsi SAR
Fungsi dari SAR adalah menggiatkan/ meningkatkan/ menyebarkan rangsang
saraf ke seluruh bagian otak (Korteks Cerebri)
SAR terdiri dari 2 bagian yang berfungsi berlawanan:
1. Bagian yang merangsang/ mengaktifkan korteks aktif
2. Bagian yang menghambat/ melemahkan korteks mengantuk
Ray Madya
PSIKOLOGI FAAL
fokus ke suara AC
melihat lebih detail pada suatu objek tingkat kesadaran lebih tinggi.
Keadaan koma terjadi karena ada hambatan rangsang dibagian bawah korteks
serebri, misal karena:
-
Tumor otak
Pendarahan berat
Ray Madya
PSIKOLOGI FAAL
8
2. Merangsang titik2 tertentu (daerah korteks lain)
Kemampuan untuk mengarahkan perhatian seseorang pada bagian2 tertentu
dari kegiatan mental.
Bila SAR bagian Talamus rusak, seseorang tidak mampu melihat sesuatu
secara spesifik/detail dan hanya keseluruhan saja karena otak tidak terbiasa melihat
volt yang tinggi. Selain itu, tidak hanya visual saja tetapi juga rangsang2 lain seperti
suara, membayangkan dan lain-lain.
Ray Madya
PSIKOLOGI FAAL