NIM : 1406103040053
3.10 Menganalisis struktur, tata nama, sifat, dan kegunaan benzena dan
turunannya
Indikator :
1. Menjelaskan struktur , tata nama senyawa benzen dan turunannya
2. Membedakan struktur senyawa benzena dari turunannya
3. Menjabarkan sifat fisik dan kimia senyawa benzena dan turunanya
4. Mengaitkan kegunaan senyawa benzena dan turunanya dalam
kehidupan sehari-hari.
4.10
Materi :
1.
2.
3.
4.
Indikator :
1. Menjelaskan struktur , tata nama senyawa benzen dan turunannya
Materi : Struktur senyawa Benzena
Uraian Materi
Pada tahun 1985 Kekule mengajukan struktur benzena, ia menyatakan bahwa keenam
atom karbon terletak pada struktur heksagon beraturan, dengan satu atom hidrogen melekat pada
setiap atom karbon. Agar setiap atom karbon memiliki valensi 4, ikatan tunggal dan ikatan
berselang seling diseputar cincin (ikatan rangkap terkonjugasi).
Gambar 1.1
Akan tetapi, struktur ini sangat tidak jenuh. Untuk menjelaskan uji ketakjenuhan
benzena yang negatif (artinya gagal menghilangkan warna bromin atau uji permanganat).
Kekule menyarankan bahwa posisi ikatan tunggal dan ikatan rangkap bertukar letak disekeliling
cincin begitu cepat sehingga reaksi alkena yang khas tidak berlangsung.
Benzena merupakan suatu senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C6H6 dan
strukturnya merupakan rantai lingkar (siklis) dengan ikatan rangkap selang-seling. Kedudukan
ikatan rangkap pada senyawa ini dapat berpindah-pindah posisi. Peristiwa ini disebut resonansi
ikatan rangkap. Oleh karena posisi ikatan rangkap yang tidak pasti ini, akhirnya benzena
digambarkan seperti cincin lingkar. Ikatan rangkap yang terdapat pada benzena disebut ikatan
rangkap terkonjugasi.
Resonansi
Gambar 1.2
Senyawa yang mengandung cincin benzena dikenal dengan nama senyawa aromatis.
Senyawa aromatis dapat berisi satu, dua, tiga, atau leih cincin benzena.
Gambar 1.3
Indikator :
2. Membedakan struktur senyawa benzena dari turunannya
Materi : Tata Nama Benzena dan Turunannya
Uraian Materi
Tabel 2.1
Dalam sistem penamaan IUPAC, cincin benzena dianggap sebagai induk, sama seperti
rantai terpanjang dalam alkana. Gugus-gugus fungsi lain yang terikat pada benzena
dianggap sebagai cabang.
1.
Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan satu substituen yang terikat pada
cincin Benzena (benzena Monosubtitusi)
Benzena monosubtitusi terjadi jika satu atom H pada inti benzena diganti dengan satu
subtituen. Tata nama benzena monosubstitusi menurut sistem IUPAC adalah seperti
berikut.
Gambar 2.1
Contoh :
Gambar 2.2
Sejumlah benzena monosubstitusi mempunyai nama trivial. Perhatikan tata nama menurut
IUPAC dan nama trivial dari senyawa benzena monosubstitusi berikut.
Tabel 2.2
2. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan dua substituen yang terikat pada
cincin Benzena
Jika terdapat lebih dari satu substituen, berikan penomoran. Penomoran diusahakan agar
gugus yang terikat bernomor kecil.
Posisi nomor atom karbon pada benzena diberi nama khusus yaitu:
Posisi orto (o) untuk gugus yang terletak pada nomor 1 dan 2
Posisi meta (m) untuk gugus yang terletak pada nomor 1 dan 3
Posisi para (p) untuk gugus yang terletak pada nomor 1 dan 4
Beberapa senyawa turunan benzena mempunyai nama khusus tergantung gugus yang
diikatnya
Tabel 2.3
Jika terdapat dua gugus yang berbeda, salah satu gugus dianggap sebagai senyawa utama
dan gugus yang lain dianggap sebagai gugus cabang (gugus yang diikat). Gugus yang menjadi
senyawa utama didasarkan pada urutan prioritas sebagai berikut
CHO,
CN,
OH,
NH ,
2
R,
COOH,
SO H,
3
Beberapa senyawa turunan benzena mempunyai nama trivial yang sering digunakan,
misalnya senyawa benzena yang mengikat gugus hidroksil dan metil disebut kresol serta
benzena yang mengikat dua gugus metil disebut xilena.
Gambar 2.3
Sumber :Buku Bse
Indikator :
4. Menjabarkan sifat fisik dan kimia senyawa benzena dan turunanya
Materi : Sifat senyawa Benzena
Uraian Materi
1) Sifat Fisik Benzena dan turunannya
Tabel 4.1
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa p-xilena mempunyai titik leleh yang lebih
tinggi daripada o-xilena atau m-xilena. Titik leleh yang tinggi merupakan sifat khas benzena
substitusi karena pada bentuk p isomer lebih simetris dan dapat membentuk kisi kristal yang
lebih teratur dan lebih kuat daripada bentuk orto atau meta.
2) Sifat Kimia Benzena
Benzena dapat mengalami reaksi adisi maupun substitusi. Senyawa-senyawa hasil
substitusi atom hidrogen pada benzena dikenal sebagai senyawa turunan benzena. Benzena
bersifat kurang reaktif karena ikatan terkonjugasi yang mengalami resonansi menyebabkan
ikatan dalam benzena sangat stabil. Oleh karena itu, reaksi terhadap benzena umumnya
memerlukan katalis untuk mempercepat reaksi.
1. Nitrasi
Reaksi ini merupakan reaksi substitusi gugus nitro (-NO 2) terhadap atom hidrogen dalam
benzena. Pada reaksi ini, diperlukan H2SO4 pekat sebagai katalis dan HNO3 pekat sebagai
pensubstiitusi. Pada substitusi kedua, gugus nitro kedua akan menempati posisi meta karena
gugus nitro merupakan gugus pengarah meta. Akibatnya pada substitusi gugus nitro ke dalam
benzena,
akan
didapatkan
maksimum
Gambar 4.1
2. Sulfonasi
Reaksi ini merupakan reaksi substitusi hidrogen pada benzena dengan gugus sulfonat
SO3H). Pereaksi yang digunakan adalah asam sulfat pekat berasap (H2SO4 + SO3).
Gambar 4.2
3.
Halogenasi
Reaksi
ini
merupakan
reaksi
substitusi
halogen
terhadap
hidrogen
pada
benzena.
Pereaksinya
adalah halogen dengan katalis FeCl3. Menghasilkan bromobenzena dan klorobenzena.
Gambar 4.3
4. Alkilasi
Reaksi ini merupakan reaksi substitusi suatu alkil terhadap atom hidrogen pada benzena.
Pereaksi yang digunakan adalah alkil halida dengan katalis FeCl 3. Sintesis ini pertama kali
dilakukan
oleh
Charles Friedel
dan
James
Crafts
sehingga disebut alkilasi Friedel-Crafts. Selain gugus alkil, sintesis Friedel-Crafts dapat
digunakan untuk memasukkan gugus karbonil ke rantai benzena.
Gambar 4.4
1. Adisi Hidrogen
Reaksi adisi terhadap benzena merupakan reaksi yang berjalan lambat. Agar dapat
berlangsung dengan baik, digunakan katalis Ni pada suhu 420 K.
2. Adisi Halogen
Agar reaksi adisi halogen terhadap benzena dapat berlangsung, diperlukan foton cahaya.
Reaksinya disebut reaksi fotokimia.
Gambar 4.5
Indikator :
4. Mengaitkan kegunaan senyawa benzena dan turunanya dalam kehidupan seharihari
Materi : Kegunaan Benzena dan Turunannya
Uraian Materi
Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku
pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzena.
Masing-masing dari senyawa turunan benzena tersebut memiliki kegunaan yang beragam bagi
kehidupan manusia. Berikut ini beberapa senyawa turunan Benzena dan kegunaannya:
1. Benzena
Benzena merupakan zat kimia yang tidak berwarna, mudah terbakar, dan berwujud cair. Benzena
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan plastik dan bahan kimia lainnya, seperti
detergen dan bahan bakar kendaraan. Namun, benzena juga diketahui dapat menyebabkan kanker
sel darah putih (leukimia) bagi manusia. Jika mengisap benzena dengan kadar yang cukup tinggi,
dapat menyebabkan kematian.
Gambar 5.1
Meminum
atau
memakan
makanan yang
mengandung
benzena
dalam
jumlah cukup
tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari muntah-muntah, iritasi lambung, kepala
pusing, hingga kematian.
2. Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat memiliki sifat analgesik, antipiretik, antiradang, dan
antikoagulan. Karena sifat-sifat itulah aspirin biasanya digunakan sebagai obat sakit gigi dan
obat pusing. Senyawa ini memiliki titik didih 140 C dan titik leleh 136 C.
Gambar
5.2
Gambar 5.3
4. Klorobenzena
Klorobenzena adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia C6H5Cl. Senyawa ini
memiliki warna bening (colorless) dan mudah terbakar. Klorobenzena dapat diperoleh dengan
cara mereaksikan fenol dan fosfor pentaklorida. Klorobenzena banyak digunakan dalam
pembuatan pestisida, seperti DDT yang penggunaannya telah dilarang di seluruh dunia. Senyawa
ini juga digunakan dalam pembuatan fenol. Saat ini, klorobenzena digunakan sebagai produk
antara
pada
pembuatan
nitroklorobenzena
dan
difeniloksida.
Nitroklorobenzena
dan
difeniloksida merupakan bahan baku pembuatan herbisida, zat pewarna, dan karet. Klorobenzena
juga digunakan sebagai pelarut dalam kimia organik, di antaranya pelarut untuk cat.
Gambar 5.4
5. Asam Benzoat
Asam benzoat adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia C6H6CO2.
Penggunaan utama dari asam benzoate adalah sebagai pengawet makanan.
Gambar 5.5
6. Nitrobenzena
Nitrobenzena memiliki rumus kimia C6H5NO2. Turunan benzena ini dikenal juga
dengan nama nitrobenzol atau minyak mirbane. Nitrobenzena memiliki aroma almond,
namun bersifat racun. Nitrobenzena dapat digunakan sebagai pelarut dan bahan baku
pembuatan anilina serta digunakan juga dalam produk semir dan senyawa insulator.
Gambar 5.6
7.
Parasetamol
Parasetamol atau asetaminofen merupakan zat analgesik dan antipiretik yang paling
populer. Parasetamol sering digunakan untuk mengobati pusing dan sakit kepala.
Gambar 5.7
8. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum
karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal),
untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).
Gambar 5.8
9. Asam Salisilat
Asam salisilat merupakan turunan benzena yang tergolong asam karboksilat sehingga asam
salisilat memiliki gugus karboksil (COOH). Adanya gugus ini menyebabkan asam salisilat
dapat bereaksi dengan alcohol membentuk ester. Misalnya, reaksi asam salisilat dengan metanol
akan menghasilkan metil salisilat. Asam salisilat bersifat racun jika digunakan dalam jumlah
besar, tetapi dalam jumlah sedikit asam salisilat digunakan sebagai pengawet makanan dan
antiseptic.
Gambar 5.9
10. TNT (Trinitrotoluene)
TNT (Trinitrotoluene) merupakan senyawa turunan benzena yang bersifat mudah meledak.
Senyawa TNT diperoleh melalui reaksi nitrasi toluena. TNT digunakan sebagai bahan peledak
untuk kepentingan militer dan pertambangan.
Gambar 5.1
DAFAR PUSTAKA
Priyanbodo,E.dkk.2014.Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten: PT Intan Pariwara
Suwardi,dkk.2009.Panduan pembelajaran Kimia Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Pusat
Perbukuan
Rahayu.Imam.2009.Praktis belajar Kimia Untuk Kelas XII SMA dan MA Progra Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan
Wening.Sukmawati.2009. Kimia Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan