Anda di halaman 1dari 17

RENANG UNTUK SISWA PUTRI

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) CILACAP


(Pendekatan Quran dan Hadits, Kesehatan dan Filosofis)

Tugas UTS Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam

Nama
Nomor
Mata Kuliah
Tanggal Ujian

:
:
:
:

Tanda Tangan

Masruri
1323402036
Metodologi Studi Islam
17-12-2013

PROGRAM PASCASARJANA
STAIN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
2013

Nama
Nomor
Mata Kuliah

: Masruri
: 1323402036
: Metodologi Studi Islam

Tanggal Ujian

Tanda Tangan

17-12-2013

A. Deskripsi Kasus
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan mata pelajaran wajib,
mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan lanjutan menengah atas.
Melihat salah satu materi dalam silabus untuk tingkat menengah pertama (SMP) dan
menengah atas (SMA/MA) adalah renang. Untuk sekolah-sekolah yang bukan
bercirikan Islam, pelajaran renang, khususnya untuk siswa perempuan, mungkin tidak
menjadi persoalan. Persoalan muncul ketika sekolah-sekolah yang bercirikan Islam,
lebih khusus lagi madrasah, harus memberikan pelajaran renang bagi siswa perempuan.
Madrasah yang harus mengajarkan tentang ajaran-ajaran beserta hukum-hukum Islam,
disisi lain harus memberikan pelajaran renang yang dimungkinkan ada pertentanganpertentangan dengan hukum-hukum Islam, khususnya untuk siswa perempuan.
Secara umum di Indonesia, renang dilakukan di kolam renang umum secara
bersama-sama antara laki-laki dan perempuan dalam satu tempat dan satu waktu.
Pakaian yang digunakan juga cenderung membuka aurat baik bagi laki-laki maupun
perempuan. Tak jarang pelatih renang laki-laki melatih perenang perempuan. Siswa
perempuan untuk tingkat madrasah tsanawiyah kelas tujuh misalnya, usia rata-ratanya
adalah 13 tahun. Menurut fiqh, usia tersebut sudah memasuki usia baligh dan sudah
dikenakan hukum Islam, termasuk kewajiban menutup aurat, terlebih untuk siswa
tingkat madrasah aliyah, tentu usianya lebih tua lagi. Meskipun menggunakan pakaian
olah raga panjang dan berkerudung, tetapi saat di air dan basah, tetap akan
menggambarkan bentuk tubuh perempuan yang dianggap menampakan aurat.
Penawaran pakain renang muslimah juga sepertinya belum begitu diterima oleh
kalangan Islam karena berbentuk seperti pakaian penyelam yang masih ketat dan
menggambarkan bentuk tubuh perempuan.
B. Pendekatan-pendekatan Penanganan Kasus
1. Pendekatan Quran dan Hadits
a. Ayat dan hadits tentang olah raga.
Islam sangat menekankan pemeluknya agar sehat dan bugar, baik sisi spiritualnya
ataupun sehat dalam artian jasad atau jasmaninya.
Firman Allah SWT berikut ini :
Artinya : Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya. (QS. Al-Qashash : 26)
1

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:


Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada mukmin yang
lemah. Dan pada masing-masingnya terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap
perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada
Allah, dan janganlah engkau bersikap lemah. (HR. Muslim).

Kekuatan yang dimaksud dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW tersebut
adalah kekuatan iman dan jasmani (jika bermanfaat untuk iman), sebagaimana
perkara yang bermanfaat bagi kita adalah perkara yang bermanfaat untuk urusan
dunia kita serta akhirat kita1.

b. Hadits tentang perintah belajar renang.


1. Teks hadis: Allimu auladakum al-shibahah wa al-rimayah.
2. Terjemahan: Ajarilah anak-anakmu pandai berenang dan memanah.
3. Status hadits: Hadits marfu dhaif, hadits mauquf hasan.
4. Penjelasan hadits: Apabila atsar (ucapan Umar ibn Khattab) di atas difahami
secara hakiki, maka memberi petunjuk kepada kita agar mengajari anak-anak
lihai dalam berenang dan memanah. Oleh sebab itu kita pernah membaca pihak
pemerintah menghadiahi lembaga pesantren dua fasilitas olah raga tersebut,
yakni olah raga renang dan olah raga memanah. Tentu secara substansi agar
dengan kedua olah raga itu membuat para santri sehat jasmani yang pada
gilirannya tentu mengarah kepada kesehatan rohaninya. Pertanyaan yang
muncul, kenapa para santri hanya diajari dua hal tersebut (berenang dan
memanah), bukankah disana banyak jenis olah raga yang justru lebih praktis
dan efesien untuk menjadikan anak-anak (baca para santri) lebih sehat secara
jasmani. Misalnya badminton, tenis, marathon, hiking, sepak bola atau jalan
sehat dan sebagainya. Disinilah letak kelemahan memahami hadits di atas
secara hakiki. Apa tidak mungkin hadits jenis seperti ini dimaknai bukan secara
denotatif, melainkan secara konotatif. Sehingga petunjuk atsar tersebut dapat
1 Lebih lengkap lihat di http://eramediaislami.com/2013/10/12/olah-raga-dalam-pandangan-islam.html

lebih dapat dirasakan substansinya sebagai bagian dari kebutuhan kehidupan


sehari-hari. Sebagaimana dimaklumi pada waktu itu kebutuhan kenegaraan
adalah diperlukan angkatan laut dan angkatan darat yang gigih. Kedua pasukan
itu sudah dikenal bahkan digunakan pada zaman Umar ibn Khattab, yang dapat
dibutikan bahwa peta dakwa Islam pada waktu itu sudah menggunakan baik
pasukan darat mapun pasukan laut. Sehingga pembelajaran renang kepada anak
merupakan simbul bagaimana kelak mereka menjadi angkatan laut yang
tangguh, dan pembelajaran memanah kepada anak merupakan simbul
bagaimana kelak mereka menjadi angkatan darat yang tangguh pula. Sekiranya
kekuatan pasukan bukan hanya pada kedua angkatan seperti yang kita alami
dewasa ini, yakni angkatan laut, angkatan darat dan angkatan udara, tentu
andaikan Umar ibn Khattab masih hidup bersama kita, pasti beliau akan
mengintruksikan kita mengajari anak-anak kita tiga hal: Pertama mengajari
anak-anak pandai berenang, biar mereka menjadi angkatan laut yang tangguh.
Kedua mengajari anak-anak pandai memanah biar mereka menjadi angkatan
darat yang tangguh. Dan ketiga mengajari anak-anak ngawang (terbang) biar
mereka menjadi angkatan udara yang tangguh pula2.
5. Takhrij hadits: Apabila hadits ini dinisbatkan kepada Nabi (hadits marfu),
maka status hadits ini lemah, yakni hadits yang diriwayatkan Ismail ibn iyas
dari Salim ibn Amr al-Anshari Bakar ibn Abdullah ibn Rabai al-Anshari dari
Nabi saw.: Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah. Menurut ibn Hajar
al-Asqalani dalam kitabnya al-Ishabah: Ismail dinilai lemah sekiranya
meriwayatkan guru yang bukan dari negerinya sendiri. Maka hadits di atas
termasuk contohnya, gurunya sendiri perawi yang tidak dikenal dan ia tidak
secara tegas mendengar darinya, maka saya khawatir sekiranya hadits ini
merupakan hadits mursal (hadits yang gugur perawi sahabatnya). Dengan
demikian hadits ini merupakan hadits dhaif apabila dinisbatkan kepada Nabi.
Namun apabila ucapan itu dinisbatkan kepada Umar ibn Khattab (atsar Umar
ibn Khattab), maka atsar itu berbunyi: Dinarasikan Makhul bahwa Umar ibn
Khattab menulis surat kepada para gubernurnya di Negara Syam agar mereka
mengajari anak-anak mereka berenang dan memanah. Atsar ini dinilai imam alSakhawi: Sanad (mata rantai perawinya) lemah, namun atsar ini memiliki
kesaksian periwayatan. Dengan demikian sekiranya hadits di atas dikatakan
hadits marfu (ucapan Nabi) maka jelas lemahnya, namun apabila hadits ini
dikatakan hadits mauquf, masih dapat dikategorikan hasan li ghairihi. Maka
2

http://konsorsiumhadis.wordpress.com/2011/03/10/hadis-0069-belajar-renang-dan-memanah/

yang benar ucapan itu bukan dari Nabi melainkan murni merupakan fatwa
Umar ibn Khattab. Dalam hadits lain kita pun dianjurkan oleh Rasulullah saw.
untuk juga mengikuti jejak khulafa rasyidin al-mahdiyyin. Dengan pedekatan
kesejarahan sebagaimana paparan pengertian hadits di atas, maka hadits seperti
ini jelas sangat relevan dan layak dijadikan keteladanan3.

c. Ayat dan hadits batasan aurat.


Ayat- ayat yang membahas batas-batas aurat, baik yang terdapat pada surat
An-Nur maupun yang terdapat pada surat lainnya yang ada munasabahnya.
Ayat-ayat tersebut adalah :
1. Surat An-Nur, ayat 30 : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang mereka perbuat".
2. Surat An-Nur, ayat 31 : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan
kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.
3. Surat Al-Ahzab, ayat 59 : Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anakanak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya

3 Ibid
4

mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Untuk memahami ayat-ayat tersebut, perlu memahami lebih dahulu dua kata kunci
yaitu: aurah dan jilbab.
Aurah, menurut bahasa berarti : segala sesuatu yang harus ditutupi; segala
sesuatu yang menjadikan malu apabila dilihat.
Menurut istilah, aurah ialah anggota badan manusia yang wajib ditutupi,
dan haram dilihat oleh orang lain, kecuali orang-orang yang disebutkan pada surat
An- Nur ayat 31.
Dalam bahasa Indonesia, aurah disebut dengan istilah aurat, dan selanjutnya
dalam paparan ini digunakan istilah tersebut4.
Jilbab, berasal dari kata jalbaba yang berarti memakai baju kurung. Para
ulama

berbeda

pendapat

mengenai

arti

jilbab.

Sebagian

ulama

mengartikannya baju kurung; sedang ulama lainnya mengartikannya baju


wanita

yang

longgar yang dapat menutupi kepala dan dada. Al-Asyary

berpendapat bahwa jilbab ialah baju yang dapat menutupi seluruh badan.
Ulama lainnya berpendapat, bahwa jilbab ialah kerudung wanita yang dapat
menutupi kepala, dada, punggung. (Ibnu Manzur, Lisan al-Arab, dibawah art.
jalaba). Menurut Ibnu Abbas, jilbab ialah jubah yang dapat menutup badan
dari atas hingga ke bawah. (al-Qasimy, XIII: 4908). Menurut al-Qurtuby,
jilbab ialah baju yang dapat menutup seluruh badan. (al-Qurtuby, VI: 5325).5
Ayat

3031

surat

An-Nur,

tergolong

ayat

Madaniyah,

menurut

al-

Muhaayimiy, seluruh ayat dari surat an-Nur adalah Madaniyah, sedang alQurtuby mengecualikan ayat : Ya ayyuhalladziina aamanuu liyastazinkum(58)
adalah Makkiyah. (al-Qasimy, 1978, XII:107)6.
Dari

penjelasan

tersebut

dapatlah

ditarik

kesimpulan

bahwa

jilbab

mempunyai dua pengertian :


4

Lebih lengkap lihat http://tarjih.muhammadiyah.or.id/download-fatwa-234.html

Fatwa 13-2003_aurat dan jilbab , Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah hal. 2

Ibid hal.3

a. Jilbab ialah kerudung yang dapat menutup kepala, dada dan punggung
yang biasa dipakai oleh kaum wanita.
b. Jilbab ialah semacam baju kurung yang dapat menutup seluruh tubuh,
yang biasa dipakai kaum wanita. Jika

kedua

pengertian

tersebut

digabungkan, maka yang dimaksud dengan jilbab ialah: pakaian wanita


yang terdiri dari kerudung dan baju kurung yang dapat menutup seluruh
auratnya7.

Sebab nuzul kedua ayat tersebut menurut suatu riwayat adalah sebagi berikut
:
a.

Menurut riwayat yang ditakhrijkan oleh Ibni Mardawaih, dari Ali bin
Abi Thalib ra, ia berkata : Pada masa Rasulullah SAW, ada seorang berjalan di
suatu jalan di Madinah, kemudian dia melihat seorang wanita, dan wanita
itupun melihatnya, lalu syaitan pun mengganggu keduanya sehingga masingmasing melihatnya
mendekati

karena

suatu tembok

terpikat.
untuk

Maka

melihat

ketika

wanita

laki-laki
tersebut,

tersebut
hidungnya

tersentuh tembok hingga luka. Lalu ia bersumpah : Demi Allah saya tidak
akan membasuh darah ini hingga bertemu Rasulullah SAW dan memberi
tahu kepadanya tentang masalahku. Kemudian ia datang kepada Rasulullah
dan menceritakan peristiwanya. Kemudian bersabdalah beliau: Itu adalah
balasan dosamu lalu turunlah ayat : 308.
b.

Menurut riwayat yang ditakhrijkan oleh Ibnu Kasir, dari Muqatil ibni Hibban,
dari Jabir ibni Abdillah al-Ansariy, ia berkata: Saya mendengar berita bahwa
Jabir ibni Abdillah al-Ansariy menceritakan, bahwa Asma binti Marsad,
ketika berada di kebun kurma miliknya, datanglah kepadanya orang-orang
wanita dengan tidak memakai izar (kain), sehingga tampaklah gelang
kaki mereka dan dada mereka. Maka berkatalah Asma: Ini tidak baik.
lalu turunlah ayat : 319.

Ibid

Ibid

Ibid

Sekalipun ayat tersebut diturunkan karena sebab tertentu, namun ayat


tersebut berlaku untuk umum, yaitu seluruh kaum muminin.
Allah memerintahkan kepada kaum muminin agar menahan pandangannya
terhadap wanita-wanita yang bukan mahramnya, dan melarang memandang
kecuali

hanya

bagian

yang

diperbolehkan

memandangnya.

Juga

memerintahkan agar menjaga farjinya dari perzinahan dan menutup auratnya


hingga tidak terlihat oleh siapapun, sehingga hatinya menjadi lebih bersih dan
terjaga dari kemaksiatan. Sebab pandangan mata dapat menanamkan syahwat
dalam hati, dan seringkali syahwat dapat mengakibatkan kesusahan yang
sangat panjang. Apabila dengan tidak sengaja memandang sesuatu yang
haram,

maka

hendaklah

segera memalingkan pandangannya, dan jangan

mengulanginya dengan pandangan yang penuh syahwat, sebab Allah Maha


Mengetahui. Allah

tidaklah

hanya

memberi

peringatan

kepada

kaum

muminin, melainkan juga kepada kaum muminat. Bahkan tidak hanya


melarang memandang

hal-hal

yang

haram,

melainkan

juga

melarang

menampakkan perhiasannya, kecuali kepada mahramnya, agar tidak mudah


terpeleset dalam kemaksiatan, namun apabila perhiasan tersebut terlihat tanpa
disengaja, maka Allah Maha Pengampun. Allah melarang memandang aurat
lain jenis karena timbulnya kejahatan besar tidaklah mendadak, melainkan
sedikit

demi

perkenalan
mulanya

sedikit.

dan

Mula-mula dari

seterusnya.

hanyalah

Syauqi

pandangan,

pandangan,

kemudian

senyuman,

dalam syairnya mengatakan:

kemudian

senyuman,

kemudian

Pada
salam,

kemudian percakapan, kemudian perjanjian, lalu kencan10.


Pandangan mata sangat besar peranannya dalam kejahatan, maka pada ayat
tersebut, perintah menahan pandangan disebutkan lebih dahulu dari perintah
menjaga farji.

Ayat 59 surat Al-Ahzab (33), termasuk ayat-ayat Madaniyah, sebab seluruh ayat
dari surat Al-Ahzab adalah Madaniyah. (al-Qasimiy, 1978, XIII:221)

Adapun sabab nuzul ayat tersebut, menurut riwayat Abi Salih ialah sebagai
berikut : Ketika Rasulullah saw datang di Madinah, jika istri beliau dan para
10

Ibid hal. 4

wanita muslimah keluar malam untuk suatu keperluan, sering diganggu oleh
orang-orang laki-laki yang duduk dipinggir jalan. Setelah dilaporkan kepada
Rasulullah, maka turunlah ayat ini (al-Ahzab, (33):59). (at-Tabariy, tt, Tafsir
at- Tabariy, XXII:34)11. Pada ayat sebelumnya, Allah menjelaskan bahwa
orang-orang yang menyakiti orang-orang mumin dan muminat sebenarnya
telah melakukan dosa besar dan sangat tercela, maka pada ayat berikutnya,
Allah memerintahkan pada Nabi saw agar para isteri beliau dan para wanita
muslimat menutup aurat dengan sebaik-baiknya, supaya mudah dibedakan antara
orang yang terhormat dan orang yang tidak terhormat, untuk menjaga diri dari
gangguan laki-laki jahat yang sering mengganggu di pinggir jalan. Pada
permulaan masa Islam, di Madinah masih banyak orang jahat yang suka
mengganggu wanita, sebab para wanita pada waktu itu masih selalu
memakai pakaian harian sebagaimana pada masa jahiliyah, sehingga tidak
dapat dibedakan antara orang terhormat dan orang yang tidak terhormat.
Kadang- kadang mereka menggangu wanita muslimah dengan alasan tidak
dapat mengenalnya, dan menyangkanya sebagai wanita yang tidak terhormat,
karena itulah wanita muslimah diperintahkan memakai mode pakaian yang
berbeda dengan
terhormat.

mode pakaian yang dipakai

oleh wanita yang tidak

(al- Qasimiy, 1978, XIII:4908)12. Al-Qurtubiy

dalam

tafsirnya

mengatakan, pakaian penutup aurat hendaklah terbuat dari bahan yang tidak
tembus pandang, agar warna kulit tidak kelihatan, dan berbentuk longgar,
agar

bentuk

badannya

tidak

tampak,

kecuali apabila

sedang

bersama

suaminya, sebab pakaian tembus pandang dan sempit, tidak memenuhi


fungsinya sebagai penutup aurat, maka Rasulullah saw pernah bersabda :
Kadang-kadang wanita berpakaian didunia, tetapi telanjang di akhirat (alQurtubiy, tt, al-Jami li Ahkam al-Quran, VI:5326)13
Sekalipun ayat tersebut disampaikan dalam bentuk khabariyah (berita), tetapi
didalamnya terkandung makna perintah yang menunjukkan kepada wujub
(kewajiban). Menurut ilmu balaghah, bentuk khabariyah itu lebih baligh
(tegas dan tepat) daripada bentuk insyaiyah amr (perintah), maka jelaslah
bahwa menutup aurat merupakan kewajiban bagi kaum muslimin dan
muslimat, bukan hanya keluarga Nabi saw, dan para wanita Madinah, sebab ayat
11

Ibid hal 6

12

Ibid

13

Ibid

tersebut berlaku umum, sekalipun diturunkan karena sebab khusus. Allah


memerintahkan Nabi-Nya agar umat Islam semuanya mentaati peraturan adab
dan sopan santun Islam, petunjuknya yang mulia dan peraturan- peraturannya
yang bijaksana, untuk kebaikan bersama, baik untuk kehidupan perseorangan
maupun kehidupan bermasyarakat. Allah mewajibkan orang-orang muslimah
untuk menutup auratnya agar kehormatannya terjaga dari pandangan yang
menyakitkan, kata-kata yang menyengat, jiwa yang sakit dan niat jahat laki- laki
yang tidak berakhlak, sebagaimana ditegaskan dalam surat an-Nur (24):31.
Kewajiban menutup aurat bukanlah merupakan adat kebiasaan atau tradisi
Arab sebagaimana

dikatakan

oleh

sebagian

orang.

Islam

mewajibkan

menutup aurat adalah bertujuan untuk memotong niat jahat para syaitan, sehingga
mereka tidak dapat menggoda hati para laki-laki dan para wanita. Itulah
yang dimaksudkan dengan firman-Nya: Zalika azka lahum (yang demikian
itu adalah lebih suci bagi mereka). (an-Nur (24):30).

Para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan batas aurat, karena


perbedaan penafsiran terhadap ayat tentang aurat.
Para ulama telah sepakat bahwa antara suami dan isteri tidak ada aurat,
berdasarkan firman-Nya : Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak
yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal itu tiada tercela.
( al-Muminun (23): 6). (as-Ssabuniy, 1971, II: 154).
Maka yang dibahas disini adalah aurat lak-laki dan perempuan terhadap orang
lain.
1. Aurat laki-laki terhadap laki-laki : menurut jumhur ulama, aurat laki- laki
terhadap laki ialah antara pusat perut hingga lutut, berdasarkan hadits
yang diriwayatkan oleh Jurhud al-Aslamiy, ia berkata: Rasulullah SAW
duduk

diantara kita dan paha saya terbuka, kemudian beliau bersabda :

Ketahuilah bahwa paha adalah aurat. (ditahrijkan oleh Abu Dawud dan atTirmiziy, dari Jurhud al-Aslamiy).
2. Aurat perempuan terhadap perempuan : jumhur ulama berpendapat bahwa
aurat perempuan terhadap perempuan adalah sama dengan aurat laki- laki
terhadap laki-laki.

3. Aurat laki-laki terhadap perempuan : jumhur ulama berpendapat bahwa aurat


laki-laki terhadap perempuan adalah dari pusat perut hingga lutut, baik
terhadap mahram maupun bukan mahram. (as-Sabuniy, 1971, II:153)
4. Aurat perempuan terhadap laki-laki : para ulama berbeda pendapat tentang
aurat

perempuan

terhadap

laki-laki,

dan

diantara

pendapat-pendapat

tersebut ada dua pendapat yang diikuti oleh banyak orang, yaitu:
a. Asy-Syafiiyah dan al-Hanabilah berpendapat bahwa seluruh tubuh
wanita adalah aurat, dengan alasan:
1) Firman Allah : Wala Yubdina Zinatahunna (dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya) (An-Nur : 31). Ayat tersebut dengan
tegas melarang memaparkan perhiasannya. Mereka membagi zinah
(perhiasan) menjadi dua

macam :

pertama

zinah

khalqiyyah

(perhiasan yang berasal dari penciptaan Allah), seperti wajah, ia adalah


asal keindahan dan menjadi sumber fitnah, kedua zinah muktasabah
(perhiasan yang dibuat manusia), seperti baju, gelang dan pupur.
Ayat tersebut mengharamkan kepada wanita menampakkan perhiasan
secara

mutlak,

baik

perhiasan

khalqiyyah

maupun

perhiasan

muktasabah, maka haram bagi wanita menampakkan sebagian anggota


badannya atau perhiasaannya dihadapan

orang

laki-laki.

Mereka

menawilkan firman Allah: Illa ma zahara minha (kecuali apa


yang biasa tampak daripadanya), bahwa yang dimaksudkan dengan
ayat tersebut ialah: menampakan tanpa sengaja, seperti tersingkap
karena angin, baik wajah atau anggota badan lainnya, sehingga
mana

ayat tersebut menjadi sebagai berikut: Janganlah mereka

menampakkan perhiasannya selama-lamanya.


2) Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, ia menceritakan, bahwa
Nabi SAW memboncengkan al-Fadl ibnul-Abbas pada hari nahr
dibelakangnya, dia adalah orang yang bagus rambutnya, dan berkulit
putih. Ketika itu datanglah seorang wanita minta fatwa kepada beliau,
kemudian

al-Fadl

melihatnya

dan wanita itupun melihat al-Fadl.

Kemudian Rasulullah SAW memalingkan wajah al- Fadl kearah lain


(ditahrijkan oleh al-Bukhari, dari Ibni Abbas, bab Hajji Wada)
3) Apabila keharaman melihat rambut dan kaki telah disepakati oleh para
ulama,

maka

keharaman

melihat

wajah

adalah

lebih

pantas
10

disepakati, sebab wajah adalah asal keindahan dan juga sumber


fitnah, maka bahaya memandang wajah adalah lebih besar.
b. Imam Malik dan Abu Hanifah berpendapat, bahwa seluruh tubuh wanita
adalah aurat kecuali wajah dan dua tapak tangan, dengan alasan :
1)

Bahwa firman Allah SWT: Wa la yubdiha zinatahunna illa ma

zahara minha (dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,


kecuali yang biasa tampak daripadanya) (An-Nur : 31), ayat tersebut
mengecualiakan apa yang biasa tampak, yang dimaksudkannya ialah
wajah dan dua tapak tangan. Pendapat tersebut dinukil dari sebagian
sahabat dan tabiin. Said bin Jabir juga berpendapat bahwa yang
dimaksudkan dengan apa yang biasa tampak adalah wajah dan dua
tapak tangan, demikian pula Ata. (at-Tabariy, Tafsir at-Tabariy, XVIII:
118).
2)

Mereka menguatkan pendapat tersebut dengan hadits yang

diriwayatkan oleh Aisyah yang bunyi teksnya sebagai berikut: Bahwa


Asma binti Abi Bakr masuk ketempat Rasulullah SAW dengan memakai
baju yang tipis, kemudian Rasulullah SAW berpaling daripadanya
dan

bersabda: Hai Asma sesungguhnya apabila wanita itu sudah

sampai masa haid, tidaklah boleh dilihat sebagian tubuhnya kecuali ini
dan ini, dan beliau menunjuk kepada muka dan kedua tapak tangannya.
(ditahrijkan oleh Abu Dawud, dari Aisyah).
3)

Mereka mengatakan, diantara dalil yang memperkuat pendapat

bahwa wajah dan dua tapak tangan adalah bukan aurat, ialah bahwa
dalam melakukan salat dan ihram, wanita harus membuka wajah dan dua
tapak tangannya. Seandainya kedua anggota badan tersebut termasuk
aurat, niscaya tidak diperbolehkan membuka keduanya pada waktu
mengerjakan salat dan ihram, sebab menutup aurat adalah wajib, tidaklah
sah salat atau ihram seseorang jika terbuka auratnya. (as- Sabuniy, 1971,
II: 155).

Demkianlah pendapat para imam tentang aurat wanita : asy-Syafiiyah dan


Hanabilah berpendapat bahwa seluruh anggota badan adalah aurat,
termasuk wajah dan kedua tapak tangan. Adapun Imam Malik dan

11

Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa wajah dan kedua tapak tangan
tidak termasuk aurat.
Jika dihubungkan dengan sebab nuzul ayat 30-31 surat An-Nur dan ayat 50
surat Al-Ahzab, perintah menutup seluruh tubuh bagi para wanita,
karena kekhawatiran yang mendalam akan timbulnya fitnah, karena di
Madinah pada waktu itu masih banyak orang fasik yang beradat
kebiasaan jahiliyah, dan suka mengganggu para wanita. Kekhawatiran
Rasulullah SAW pada waktu itu sangat masuk akal, karena beliau sangat
paham terhadap adat istiadat jahiliyah14.

2. Pendekatan kesehatan
Adapun manfaat olahraga berenang bagi kesehatan diantaranya yaitu :
a. Melatih pernafasan kita.
Kita mengetahui bahwasannya berenang adalah kita bergelut dengan lingkungan
yang penuh dengan air, hal ini akan mampu memperkuat sistem pernapasan
sehingga cocok untuk penderita asma. Gerakan dalam renang bisa membuat
sistem pernapasan lebih panjang dan tubuh sehat.
b. Meningkatkan kemampuan dari fungsi pernafasan (paru-paru) dan juga fungsi
jantung. Dalam melakukan aktifitas berolahraga renang maka banyak organ tubuh
yang terlibat di dalamnya. Gerakan mendorong dan menendang air menggunakan
anggota tubuh, khususnya kaki dan tangan mampu memacu aliran darah ke
jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Gerakan inilah yang mampu
meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru karena dilatih secara rutin dalam
berenang itu sendiri. Olahraga berenang juga termasuk dalam jenis olahraga dan
juga salah satu latihan aerobik dalam air.
c. Menghilangkan stressor. Berenang juga bisa dijadikan salah satu cara
menghilangkan stress yang bisa kita lakukan. Banyak gerakan dalam air dan
berenang ini mampu meningkatkan hormon endorfin dalam otak sehingga suasana
hati lebih tenang dan nyaman sehingga ini bisa menurunkan tingkat stresor kita.
Bersentuhan dengan air pun membuat tubuh lebih sejuk sehingga mempengaruhi
suasana hati dan pikiran.
d. Meningkatkan pembentukan otot dan dan memperkuat otot-otot tubuh. Salah satu
jenis olah raga yang dapat mengencangkan dan menguatkan otot otot seluruh
tubuh tanpa harus susah payah seharian berlatih di pusat kebugaran adalah renang.
Tidak hanya otot tangan dan punggung saja yang terlatih dan semakin kuat, tetapi
14

Fatwa 13-2003_aurat dan jilbab , Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah hal. 9

12

seluruh bagian tubuh termasuk bagian batang tubuh (core) juga ikut terlatih dalam
melakukan

aktifitas

berenang

ini.

Berenang

mengharuskan

kita

untuk

menggerakan hampir semua otot pada tubuh. Ketika bergerak dalam air, tubuh
pun harus mengeluarkan energi lebih besar karena harus melawan massa air yang
mampu menguatkan dan melenturkan otot-otot tubuh. Gerakan ini secara tidak
langsung dapat membuat otot lebih kencang dan berbentuk15.
Para peneliti di University of South Carolina yang diikuti 40.547 orang, berusia
20 sampai 90 tahun menemukan bahwa mereka yang berenang memiliki tingkat
kematian 50% lebih rendah dibandingkan pelari, pejalan kaki atau orang yang
tidak pernah berolahraga. Mereka menyimpulkan bahwa manfaat yang sama akan
diterima oleh perempuan maupun laki-laki16 .
3. Pendekatan Filosofis
Olah raga menjadi keharusan bila ingin hidup sehat. Olah raga harus dijadikan
bagian dari gaya hidup. Dalam arti luas, yang dimaksud dengan olah raga sebenarnya
adalah kegiatan yang dilakukan begitu rupa sehingga jantung cukup terbebani.
Kendati baik bagi kesehatan, pada dasarnya setiap olahraga perlu batasan-batasan.
Karena olahraga dapat memberi manfaat jika dilakukan secara teratur. Tapi, jika
latihan melebihi kemampuan, justru berakibat buruk yaitu daya tahan tubuhnya
merosot. Berenang merupakan olah raga yang baik bagi kesehatan tubuh. Sebab
apabila kita melakukan salah satu gaya berenang misalnya gaya bebas, maka hampir
seluruh otot tubuh semua terlibat, sehingga merupakan olahraga yang sangat
bermanfaat bagi mereka yang mengutamakan kesegaran jasmani. Olahraga air ini
memang baik untuk perkembangan tubuh serta kesehatan jantung dan paru-paru.
Selain itu dengan melakukan olah raga air ini, keuntungan lain yang didapat adalah
berkurangnya ketegangan pada sendi-sendi. Penelitian menunjukkan bahwa berolah
raga di dalam air dengan ketinggian sebatas pinggang dapat mengurangi ketegangan
sendi hingga 50%, dan 75% jika dalamnya air sebatas dada17.
Ada yang lebih menarik lagi dari olahraga ini adalah bagaimana memandang
olahraga renang dalam sebuah filosofis atau memaknainya secara mendalam dengan
sinkronisasi realitas kehidupan.
a. Seseorang yang berenang adalah orang yang sebelum ia masuk ke air terlebih
dahulu mengetahui hal-hal mengenai renang itu (Al Fahmu). Ilmu menjadi
15 Lebih lengkap lihat di http://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/10/Manfaat-Berenang.html
16 http://olahraga.kompasiana.com/atletik/2013/05/07/8-manfaat-renang-bagi-kesehatan-558204.html
17 http://rtriana.blogspot.com/2006/09/filosofi-renang.html
13

landasan ia bertindak untuk mengurangi resiko yang kemungkinan terjadi. Hidup


ini kita jalani harus mempunyai kemampuan mendesain visi dan misi hidup yang
membuat kemantapan langkah kita.
b. Seseorang yang berenang pastinya harus memiliki kesadaran (Al Wa'yu) jika ia
tidak ingin tenggelam dan terbawa arus. Tentang kesadaran, ini akan membentuk
komitmen dan rasa kepemilikan yang tinggi sehingga diyakinkan sesulit apapun
jalan yang ditempuh akan mampu dilalui.
c. Seseorang yang berenang adalah orang yang mampu bergerak (Harokah). Inilah
konsekwensi atau sebuah ikutan yang lumrah setelah dimiliknya pemahaman dan
kesadaran. Bergerak menjadi keharusan sebagai tanda cahaya kehidupan yang
telah dinyalakan. Sebab seseorang yang berenang tanpa menggerakan tubuhnya
tentu tak pernah sampai tujuan bahkan kecelakaan akan menghampirinya saat
tenggelam jadi hasil dari ketidakberdayaan.
d. Orang yang berenang memiliki keseimbangan (Tawazun) atas berat badannya dan
gerak tubuhnya untuk bisa berada diatas air. Inilah kunci dari keberhasilan dalam
melakukan olahraga air yang berbuah kesehatan.
e. Orang yang berenang dan ingin mahir serta profesional dalam olahraga ini
hendaknya tidak pernah putus asa untuk mencoba dan mencoba secara
bersungguh-sungguh (Mujahadah).
Konsepsi dakwah dan hidup dalam komparasi olahraga renang ini memiliki benang
merah dengan alur yang sama. Memang tak ada yang dikotomi dalam hidup ini
ketika kita mampu merenungi. Jika olahraga menjadikan makanan tubuh kita yang
menyehatkan maka seyogyanya ia dijalankan18.
C. Simpulan
Dari pendekatan-pendekatan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pendekatan Quran dan Hadits
Al-Quran dan Hadits sangat mendukung adanya olah raga untuk kesehatan fisik baik
untuk laki-laki maupun perempuan, karena orang Islam yang kuat jasmaninya lebih
disukai Alloh.
Renang untuk perempuan pada asalnya boleh, karena perintahnya tidak dikhususkan
untuk laki-laki, hanya saja merujuk batasan-batasan aurat maka perlu adanya tempat,
pelatih, dan pakaian yang khusus untuk perempuan. Tempat untuk berenang
perempuan Islam, harus khusus untuk perempuan Islam, dan pelatihnya juga harus
perempuan Islam. Tempat tersebut setidaknya terlindung dari pandangan umum
sehingga orang lain tidak bisa melihat.
Pelajaran renang khususnya bagi siswa perempuan di MAN Cilacap seharusnya
diadakan di kolam renang khusus perempuan, karena di Cilacap belum ada kolam
18

Lebih lengkap lihat http://rtriana.blogspot.com/2006/09/filosofi-renang.html

14

renang khusus perempuan maka direncanakan untuk menyewa kolam renang pada
jam-jam tertentu yang khusus untuk siswa perempuan. Guru atau pelatih yang ada di
MAN Cilacap adalah laki-laki, maka diusahakan untuk mendatangkan pelatih
perempuan dari luar MAN Cilacap. Pakaian yang digunakan disarankan memakai
pakaian renang seperti penyelam dan bertutup kepala.
2. Pendekatan Kesehatan
Pelajaran renang dari segi pendekatan kesehatan sangat bermanfaat untuk siswa lakilaki maupun siswa perempuan, mengingat usia para siswa adalah usia perkembangan
fisik sehingga sangat perlu diajarkan di madrasah.
3. Pendekatan Filosofis
Filosofi renang perlu disampaikan kepada para siswa sebelum mereka memulai
pelajaran karena sangat membantu perkembangan emosial mereka.

Daftar Pusataka

http://eramediaislami.com/2013/10/12/olah-raga-dalam-pandangan-islam.html
http://konsorsiumhadis.wordpress.com/2011/03/10/hadis-0069-belajar-renang-danmemanah/
http://tarjih.muhammadiyah.or.id/download-fatwa-234.html
Fatwa 13-2003_aurat dan jilbab , Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP
Muhammadiyah hal. 2
Fatwa 13-2003_aurat dan jilbab , Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP
Muhammadiyah hal. 9
http://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/10/Manfaat-Berenang.html
http://olahraga.kompasiana.com/atletik/2013/05/07/8-manfaat-renang-bagikesehatan-558204.html
http://rtriana.blogspot.com/2006/09/filosofi-renang.html
15

16

Anda mungkin juga menyukai