021 PDF
021 PDF
Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis
Volume IV : Pengaman Sungai
Bagian 2 : Pelindung Tebing dan Talud
ICS 93.010
SDA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
iii
PENDAHULUAN...........................................................................................................
iv
1.
2.
ACUAN NORMATIF.............................................................................................
3.
4.
PEKERJAAN PERENCANAAN ...........................................................................
4.1. Ketentuan dan Persyaratan .................................................................................
4.2. Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................................................
4
4
5
1)
2)
3)
4)
5
7
9
14
21
21
5.
PEKERJAAN DETAIL DESAIN............................................................................
5.1. Ketentuan dan Persyaratan .................................................................................
5.2. Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................................................
22
22
23
23
24
26
26
27
29
29
29
29
29
29
30
32
32
32
6.
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
33
33
36
41
45
7.
PEKERJAAN PEMELIHARAAN ..........................................................................
7.1. Inventarisasi Kerusakan dan Survey Pengukuran ...............................................
7.2. Perencanaan dan Pelaksanaan Pemeliharaan....................................................
46
46
49
BIBLIOGRAFI ...............................................................................................................
51
LAMPIRAN A.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Pelindung Lereng dan Pelindung
Tebing ................................................................................................ 55
LAMPIRAN A.2 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Pendahluan dan
Studi Kelayakan Pelindung Lereng dan Pelindung Tebing ................ 56
LAMPIRAN A.3 Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi
Kelayakan ......................................................................................... 57
LAMPIRAN B.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Detail Desain
Pelindung Lereng dan Pelindung Tebing ........................................... 68
LAMPIRAN B.2 Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Detail Desain Pelindung
Lereng dan Pelindung Tebing ............................................................ 69
LAMPIRAN B.3 Kriteria Desain Bangunan Pelindung Lereng dan Pelindung Tebing .
82
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
110
LAMPIRAN E
111
ii
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.
Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.
Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota
panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi
anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku
kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan
komposisi yang seimbang satu sama lain.
iii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
survey, investigasi, desain, konstruksi dan pemeliharaan dimana dalam pelaksanaannya
mengacu dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang
tercantum pada Acuan Normatif.
Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan (studi awal, studi identifikasi, studi
pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi
dan pemeliharaan dalam pekerjaan pembangunan bangunan pelindung lereng dan
pelindung tebing.
Pedoman detail desain mencakup kegiatan collecting data sekunder (topografi, geologi
permukaan, hidrologi), data primer (survey pengukuran topografi dan pemetaan, survey
hidrometri, sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi, analisis
hidrolika, perencanaan dan perhitungan dimensi, perhitungan volume pekerjaan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya, analisis dampak lingkungan serta
penyusunan dokumen tender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan bangunan
pelindung lereng dan pelindung tebing.
Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang
pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi :
pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan
geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan
pemancangan dan pekerjaan lain-lain.
Pedoman pemeliharaan mencakup kegiatan inventarisasi kerusakan, survey pengukuran,
perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan.
iv
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1.
RUANG LINGKUP
ACUAN NORMATIF
Undang-undang (UU) :
-
1 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Analisa
Lingkungan
Menegenai
Dampak
SNI 03-0090-1999
SNI 03-1724-1989
SNI 03-2414-1991
SNI 03-2415-1991
SNI 03-2851-1991
SNI 03-2819-1992
SNI 03-2820-1992
SNI 03-2822-1992
SNI 03-2830-1992
SNI 03-3414-1994
SNI 03-3444-1994
SNI 03-3961-1995
SNI 03-3961-1995
Pedoman Teknis :
-
3.
ISTILAH DAN DEFINISI
3.1.
Perencanaan adalah rangkaian kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan sebelum
pembangunannya. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi: identifikasi masalah,
pengumpulan data, penentuan metode, pelaksanaan investigasi dan penyelidikan,
2 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
optimasi solusi yang tepat dari berbagai alternatif solusi, serta penentuan skala
prioritas.
3.1.1. Studi Awal adalah konsep atau rencana membuat suatu proyek yang terbentuk
melalui pengamatan kesempatan fisik di lapangan atau melalui analisis data-data
topografi dan hidrologi.
3.1.2. Studi identifikasi adalah kegiatan dimana studi awal diperiksa di lapangan untuk
membuktikan layak tidaknya suatu rencana proyek sehingga menghasilkan suatu
gambaran yang jelas mengenai kelayakan proyek yang bersangkutan.
3.1.3. Pengenalan studi adalah suatu proses untuk
pengembangan proyek multisektor dari segi-segi teknis.
memberikan
garis
besar
3.1.4. Studi kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring berbagai proyek alternatif yang
sudah dirumuskan di dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan
keuntungan yang dapat diperoleh.
3.2.
Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang
menghitung dan menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan
sesuai dengan kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh
detail desain untuk pelindung lereng dan pelindung tebing dari mulai gambar lay out
sampai dengan dimensi rinci serta spesifikasi bahan yang akan digunakan sebagai
komponen bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing.
3.2.1. Desain hidraulik adalah tahapan kegiatan desain berupa tinjauan hidrolik terhadap
rencana letak, bentuk, dan dimensi bendung penahan beserta kelengkapan serta
lapisan tanah pondasi untuk mendapatkan bendung penahan beserta kelengkapannya
yang stabil
3.2.2. Desain struktur adalah tahapan kegiatan desain berupa tinjauan gaya-gaya yang
bekerja pada bangunan dan tanah, pondasi untuk mendapatkan letak, bentuk dan
dimensi bangunan beserta kelengkapannya sehingga aman dan stabil
3.2.3. Longsor adalah suatu proses perpindahan massa tanah / batuan dengan arah miring
dari kedudukan semula karena pengaruh gravitasi, serangan arus, gempa dan lainlain.
3.2.4. Pelindung kaki tebing adalah bangunan untuk melindungi kaki tebing terhadap
penggerusan maupun degradasi dasar sungai.
3.2.5. Pelindung tebing sungai adalah bangunan untuk melindungi tebing sungai secara
langsung terhadap kerusakan akibat serangan arus.
3.2.6. Perkuatan tebing adalah bangunan yang ditujukan untuk memperkuat tebing
terhadap kerusakan akibat gerakan tanah tebing seperti longsoran tebing.
3.3.
3.3.1. Direksi pekerjaan adalah personil yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan untuk
membimbing dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang
sesuai dengan rencana
3.3.2. Dokumen perencanaan adalah keterangan yang mencakup tentang spesifikasi
teknik, gambar perencanaan maupun gambar detail dari seri pelindung tebing dan
talud yang akan dibuat
3.3.3. Gambar pelaksanaan adalah gambar bangunan (pelindung tebing dan talud) yang
sudah dilaksanakan apabila terjadi perubahan dimensi dari perencanaan
3 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3.3.4. Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3
pasir : 5 kerikil, dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton
3.3.5. Perencana adalah personil yang membuat desain/rencana pelindung tebing dan
talud, meliputi perhitungan; gambar konstruksi dan spesifikasi teknis
3.4.
Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana irigasi selalu dapat
berfungsi dengan baik guna mempertahankan kelestariannya.
3.4.1. Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang mempunyai waktu yang lama
dan dampak yang diakibatkannya akan lebih besar dibandingkan dengan
pemeliharaan rutin.
3.4.2. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai frekuensi lebih sering
dilakukan dengan skala kecil, waktunya pendek dan harus dilakukan serta secara
kontinyu.
3.5.
Perawatan adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan, tanpa
ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
3.5.1. Perawatan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan
yang dilaksanakan setiap waktu.
3.5.2. Perawatan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan
yang dilaksanakan secara berkala.
3.6.
Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran dan atau
bangunan.
3.6.1. Perbaikan darurat adalah usaha perbaikan dengan maksud agar saluran dan
bangunan sementara dapat berfungsi.
3.6.2. Perbaikan permanen adalah usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan
fungsi jaringan secara permanen.
4.
PEKERJAAN PERENCANAAN
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan pembangunan pelindung tebing dan talud memuat :
1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan dalam penyediaan data dan fasilitas penunjang,
meliputi :
a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
i.
Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
4 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi
b) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
i.
ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia
Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi
Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
2) Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
a) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masingdengan
menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
b) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung yang berupa tenaga penyelenggara organisaasi pelaksanaan
kegiatan dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam urusan administrasi serta
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
b) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
4.2
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan bangunan pelindung tebing dan talud dibagi menjadi kegiatan studi
awal, studi iedntifikasi, studi pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi
kelayakan. Adapun uraian pedoman spesifikasi teknis sebagai berikut :
1) Studi Awal
Studi awal adalah studi penjajagan apakah memungkinkan suatu pekerjaan pelindung
lereng dan pelindung tebing. Pelaksanaan kegiatan hanya merupakan desk study saja
berdasarkan data-data sekunder yang ada. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi
awal berkisar antara 1 2 bulan. Cakupan kegiatan studi awal adalah sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
5 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
dintaranya berupa :
i.
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i.
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain.
6 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
7 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i.
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
(1) Survey Hidrologi
Kegiatan survey hidrologi berupa kunjungan lapangan yang bertujuan untuk
menginventarisir keadaan tinggi muka air banjir yang terjadi selama musim hujan
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan
studi pelaksanaan pekerjaan. Kegiatannya meliputi :
i. pengukuran tinggi muka air di sungai;
ii. inventarisasi dan pengecekan terhadap kondisi bangunanbangunan air yang
diambil data debitnya pada studi awal
(2) Survey Topografi
Melakukan kunjungan lapangan berdasarkan peta topografi dengan tujuan untuk
mengecek kondisi topografi sebenarnya di lapangan sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Hasil survey topografi disini adalah inventarisasi kondisi morfologi sungai calon
pekerjaan yang meliputi lebar, kemiringan dan elevasi tanggul.
8 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
lokasi pelindung tebing dan talud hindari pada formasi geologi yang tidak akan
terjadi sesar dan patahan
ii. hindari lokasi pelindung tebing dan talud pada kondisi tebing sungai yang
secara geologi mempunyai kecenderungan untuk longsor
d) Perekayasaan
Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang hasil identifikasi
berdasarkan data sekunder serta kondisi lapangan tentang penentuan lokasi
bangunan pengaman sungai dengan pelindung tebing dan talud.
e) Produk yang Dihasilkan
(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan;
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(2) Laporan Akhir, harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang penentuan
lokasi pengamanan sungai dengan bangunan pelindung tebing dan talud.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
f)
Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi dan Ahli Geologi
3) Studi Pengenalan
Studi Pengenalan adalah suatu proses kegiatan berkelanjutan dari studi identifikasi yang
menginformasikan tentang garis besar perencanaan bangunan pelindung lereng dan
pelindung tebing dengan melakukan kegiatan survey lapangan. Jangka waktu
9 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana
bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
10 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
(1) Survey Topografi
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.
i.
11 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(2) Geoteknik
Investigasi Geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah untuk
mendapatkan parameter perencanaan yang berupa stabilitas pondasi dan lereng
serta menentukan lokasi dan material ketersediaan bahan bangunan. Kegiatan
investigasi geoteknik mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3,
Penyelidikan Geoteknik.
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen
yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang
i.
jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-34141994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai
dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 033961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan
uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
(2) Geoteknik (Index Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik. Uji yang
dimaksud adalah berat jenis tanah, kadar air, gradasi butiran dan Atterberg Limits.
e) Analisis
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai
berikut :
(1) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNI
03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.
ii. Metode analisis regional, jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun
iii. Metode puncak banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia antara
3 10 tahun
12 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas
- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah
Perekayasaan
Buat garis besar perencanaan pelindung lereng dan tebing dengan sketsa tata letak
dan uraian pekerjaan dengan skala minimal 1:2000. Garis besar perencanaan
pelindung lereng dan pelindung tebing sesuai dengan Pd T-xx-200x-A : Tata Cara
Desain Pelindung Lereng dan Pelindung Tebing, memuat :
i. Penggambaran peta topografi yang harus menampilkan kondisi tata guna lahan
ii. Layout bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing
iii. Dimensi pelindung tebing dan talud yang meliputi elevasi mercu pelindung lereng
dan pelindung tebing, panjang pelindung lereng dan pelindung tebing.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
14 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
i.
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 atau yang lebih detail
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan
studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana
bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i.
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.
15 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
i.
debit
perlu
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari
keadaan aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengkuran debit
dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi
banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran
sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika
musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan
dan jika musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang
kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain
dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik
v. kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan
kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling
sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut
jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka
dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI
03-2820-1992.
(3) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
c) Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
16 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-34141994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai
dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 033961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan
uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
(2) Geoteknik (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering
properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan
Geoteknik.
e) Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai
berikut :
(1) Hidrologi
17 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNI
03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode
puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas
- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari
hidraulik) sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang
tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampang
ganda dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-34441994.
(4) Perencanaan pelindung lereng dan pelindung tebing
Perencanaan pelindung lereng dan pelindung tebing harus memuat tentang letak
perlindungan, tipikal perlindungan, panjang dan kedalaman perlindungan, dimensi,
stabilitas dan kekuatan perlindungan dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai
dengan Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Pelindung Lereng dan Pelindung
Tebing.
(5) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
i.
ii. jika lokasi pekerjaan berada pada kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada pada pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.
identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup
Perekayasaan
Hasil perekayasaan dalam kegiatan ini meliputi :
(1) Rencana pendahuluan tata letak bangunan.
(2) Kapasitas rencana
(3) Tipe bangunan dan penggambaran.
19 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
20 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
h) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan perencanaan pendahuluan dan studi awal
adalah Team Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi, Ahli Geologi, Ahli
Sosial Ekonomi dan Ahli Lingkungan
4.3
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
perencanaan pelindung tebing dan talud harus memuat :
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan
2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi
awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan
persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3) Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan
arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
4.4
21 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Uraian
No.
1.
2.
5.
Satuan
Pengukuran
OB
Orang-hari
Unit - Bulan
Buah
Kilometer
Kilometer
Buah
Sampel
Sampel
Exemplar
Lump-sum
Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang menghitung dan
menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan sesuai dengan
kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh detail desain untuk
pelindung lereng dan pelindung tebing dari mulai gambar lay out sampai dengan dimensi rinci
serta spesifikasi bahan yang akan digunakan sebagai komponen bangunan pelindung lereng
dan pelindung tebing.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan detail desain bangunan pengaman sungai berupa
pelindung lereng dan pelindung tebing harus memuat :
5.1
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
teknis pekerjaan detail desain pelindung lereng dan pelindung tebing memuat :
1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan dalam penyediaan data dan fasilitas penunjang,
meliputi :
a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
i.
Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
22 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia
Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi
Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
2) Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
a) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masingdengan
menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
b) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung yang berupa tenaga penyelenggara organisaasi pelaksanaan
kegiatan dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam urusan administrasi serta
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
b) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
5.2
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
detail desain pelindung lereng dan pelindung tebing meliputi :
1) Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder dapat dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan
melakukan kunjungan ke instansi-instansi terkait. Kegiatan pengumpulan data sekunder
untuk pekerjaan detail desain bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing meliputi :
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada,
dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna
lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap
laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-17241989.
23 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan
tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia
Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan,
besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata
dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan
kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi diantaranya
berupa :
i.
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin
juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada Instansi
BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum selama 5
tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang
memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan
struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 atau yang lebih detail sesuai dengan
KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak
didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta bangunan
umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak timbal balik
terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana bangunan
sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang berupa
informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan
penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986
tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh
dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :
i.
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
2) Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
24 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan
dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak
mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses
alamiah lainnya sehingga validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Cakupan
kegiatan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan
detail desain pelindung lereng dan pelindung tebing meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala
minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir
dari letak bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing rencana dan melebar
250 m dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis
ketinggian setiap 1,0 m, kecuali dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap
0,50 m. Peta ini harus mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta
panjang yang diliput harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentuk
denah sungai. Peta situasi juga harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark)
yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan lengkap dengan koordinat dan
elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi pelindung lereng dan pelindung tebing
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500. Peta detail
harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara lengkap. Peta ini
harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap
0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan
aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua
kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran
debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode
pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika musim kemarau pengukuran
debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap
bulannya
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan
kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik
v. kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat
ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan kereta
25 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994,
maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk mengetahui kadar
sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai dengan SNI 03-41451996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
26 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-39611995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji
gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(2) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b) Geoteknik Laboratorium (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering
properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik.
5) Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :
a) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNI 032415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode analisis
regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode puncak
banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter hujan
dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas >
100 km2
- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS
v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih
panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan
untuk memperpanjang data aliran.
b) Muatan Sedimen
Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen layang
(suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau
berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah
Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai
dengan SNI 03-1724-1989.
27 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
c) Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing,
meliputi :
(1) Analisis Lengkung Debit
Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu pelindung
lereng dan pelindung tebing berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung
debit menampikan besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika data debit
yang ada minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan
debit minimum sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis
dan jika kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat
diukur maka dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan SNI 28221992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran,
kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan dengan
keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari hidraulik) sesuai
dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang
tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampang ganda
dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-3444-1994.
(3) Perencanaan pelindung lereng dan pelindung tebing
Perencanaan pelindung lereng dan pelindung tebing harus memuat tentang letak
perlindungan, tipikal perlindungan, panjang dan kedalaman perlindungan, dimensi,
stabilitas dan kekuatan perlindungan dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai
dengan Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Pelindung Lereng dan Pelindung
Tebing.
(4) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
i.
ii. jika lokasi pekerjaan berada pada kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada pada pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.
identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu analisis
biaya
iii. untuk menentukan harga satuan upah dan bahan dilakukan survey harga di lapangan
dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga satuan
bahan diperhitungkan harga beli di tempat penjualan atau diantar ke lokasi pekerjaan
iv. menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume seperti biaya
persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat, dokumentasi, dewatering dll.
10) Penyusunan Dokumen Pelelangan
Penyusunan dokumen lelang digunakan bagi keperluan pelelangan pekerjaan atau
pengadaan barang maupun jasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan
Dokumen Lelang harus meliputi ketentuan-ketentuan, komponen bahan dan spesifikasi
konstruksi, cara pengerjaan serta syarat pengendalian mutu sesuai dengan KEPMEN
KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004
11) Pekerjaan Lain-lain
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
(1) Mobilisasi adalah pengangkutan semua peralatan berdasarkan Jadwal
Pelaksanaan yang harus diserahkan sesudah menerima Surat Penunjukan, dari
tempat kantor ke lokasi pekerjaan. Mobilisasi staf kantor, tenaga kerja lapangan
dan lain-lain, sudah termasuk dalam item mobilisasi.
29 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(2) Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa
pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
b) Foto Dokumentasi
(1) Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan ukuran post card (9
cm x 12 cm) kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap kemajuan progress fisik di
lapangan.
(2) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dalam dan akhir
pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada laporan
bulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap hasil cetakan foto
harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.
(3) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan foto
berwarna disusun album beserta negative filmnya.
c) Asuransi
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam perihal
asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh
Depnaker dan Jamsostek
12) Produk yang dihasilkan
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
i.
ii.
iii.
iv.
30 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri atas:
i. rencana anggaran biaya (RAB)
ii. gambar desain A1, rangkap 3 (tiga), termasuk 1 kalkir
iii. gambar desain A3, rangkap 3 (tiga)
iv. dokumen tender, masing-masing rangkap 3 (tiga) meliputi:
i. tender drawing
ii. spesifikasi umum dan spesifikasi teknis
iii. rencana pelaksanaan fisik dan construction method
iv. daftar kuantitas dan harga satuan
Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
g) Gambar
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i. peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;
ii. gambar potongan memanjang dan melintang bangunan pelindung tebing dan
lereng 1 : 100 1 : 200
iii. gambar detail bangunan Skala 1 : 50 1 : 200.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal
h) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
31 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Buku ukuran dan laporan pengukuran topografi dan pemetaan harus diserahkan
oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan perencanaan bendung harus memuat :
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan
2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi
awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan
persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3) Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan
arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
5.4
32 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
No.
1.
2.
6.
Uraian
Biaya Langsung Personil
Biaya Langsung Non Personil :
2.1) Biaya Perjalanan Dinas
2.2) Biaya Operasional Kantor
2.3) Pengukuran dan Pemetaan
- Pemasangan Patok BM dan CP
- Pengukuran poligon dan situasi
- Pengukuran cross-section
2.4) Penyelidikan Geologi
2.5) Analisis Laboratorium Mekanika Tanah
2.6) Survey dan Penyelidikan Sedimen dan Air
2.7) Biaya Pelaporan
2.8) Biaya Diskusi
Satuan
Pengukuran
OB
Orang-hari
Unit - Bulan
Buah
Kilometer
Kilometer
Buah
Sampel
Sampel
Exemplar
Lump-sum
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Konstruksi merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam bentuk pekerjaan
fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan perencanaan
teknik.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi bangunan pengaman sungai pelindung
lereng dan tebing harus memuat :
6.1
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan untuk pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi pelindung lereng dan tebing memuat :
1) Program Pelaksanaan
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam
pembuatan program pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan
berisi jadwal pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus
dikerjakan berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal
Pelaksanaan ini harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan,
tanggal mulai paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama
pelaksanaan dan sebagainya.
c) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal
Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh
Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
33 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
d) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
e) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah
yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi
Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian
pekerjaan tersebut.
2) Aspek-aspek yang Perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
a) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan detail desain harus memperhatikan ketentuan kesehatan
dan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara
menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan
hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
b) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan detail desain harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
d) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatanperalatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
e) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan detail desain berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
34 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.
3) Sumber Bahan Pelaksanaan
a) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan,
bronjong dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek
akan memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan
timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
b) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4) Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu
melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air
tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan
sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering.
5) Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang sesuai dan
disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaanpekerjaan
pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus dibuat tipe
yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd
T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain.
6) Material dan Peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Ketentuan yang memuat tentang penyediaan material dan peralatan oleh Penyedia Jasa
diatur sebagai berikut :
a) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau
Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan
atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
b) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
c) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh
dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti
35 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
d) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
i. tempat produksi atau pabrik
ii. pengangkutan
iii. lokasi proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
e) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
f)
Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
6.2
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski pelindung lereng dan tebing memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
b) Jalan Penghubung Sementara
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
c) Laboratorium dan Alat Pengujian Lapangan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
i. Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian
laboratorium, pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan
36 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah.
iii. Selambat-lambatnya tanggal... ... ... , Penyedia Jasa harus menyerahkan schedule
pengujian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.
Schedule pengujian harus mencakup semua pengujian material beton, pengujian
pemadatan tanah triaxial dan pengujian alat-alat laboratorium yang akan dipakai.
Laboratorium yang disediakan Penyedia Jasa harus diatur dan dirawat Penyedia
Jasa. Pengadaan listrik dan air untuk keperluan laboratorium harus disediakan
Penyedia Jasa.
d) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan
sementara seperti kantor, bengkel, laboratorium, gudang dan pagar yang hanya
diperlukan pada saat pelaksanaan. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana
pelaksanaan secara detail termasuk fasilitas sementara kepada Direksi Pekerjaan
selambat-lambatnya tanggal ... ... ...
e) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna
Jasa, Staf Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot,
penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan akomodasi
yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan
termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
f)
Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal
staf Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu
dilokasi pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pelaksanaan kegiatan konstruksi pelindung lereng dan tebing terdiri dari pekerjaaan :
a) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah tediri dari : kupasan, pembersihan medan; galian dan timbunan.
Pelaksanaa pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjan pengukuran atau steack out
Pekerjaan pengukuran atau stick out mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Pengujian Geoteknik
Pekerjaan geoteknik terkait dengan mutu hasil pekerjaan timbunan. Pelaksanaan
pekerjaan pengujian geoteknik mengcau pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan
Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Pasangan
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-5, Pekerjaan
Pasangan Batu
f)
Pekerjaan Pemancangan
Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan
Pemancangan
4) Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain sifatnya mendukung pekerjaan utama. Pekerjaan lain-lain meliputi foto
dokumentasi ; pelaksanaan pengujian mutu bahan dan pekerjaan penggambaran (as-built
drawing). Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan
5) Kebutuhan Tenaga Ahli
Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
i.
membantu pengguna jasa (dalam hal ini pinbagpro fisik) melakukan pengendalian
atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh Penyedia Jasa tepat mutu, tepat
biaya, dan tepat waktu. rujukan : dokumen kontrak.
ii. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pinbagpro fisik) mendorong kontraktor untuk
memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuanketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
iii. membantu Pengguna Jasa (dalam hal ini pinbagpro fisik) dalam menyikapi contract
change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
oleh pelaksana.
iv. melakukan review design dan membantu pinbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
38 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1) Pengendalian Biaya
a) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas,
yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan
bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat
menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data
cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data
pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada
dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow
yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i.
ii. pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya
juga lancar.
iii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
iv. pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi
dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
v. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
39 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
40 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- apakah mutu hasil pekerjaan dan proses pelaksanaan pekerjaan memenuhi
pekerjaan?
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
41 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
nama pemeriksanaan,
metode pemeriksaan
frekuensi pemeriksaan
spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
toleransi hasil : misalnya 0 %
42 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
43 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
x. referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi
nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan
berada.
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts Basic An Linked (Diagram Balok-Asli Dan Terkait)
b) Critical path metode atau network planning
6.4
1)
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan
bronjong mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu
Kosong dan Bronjong
f)
Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian 6, Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
44 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lainlain; misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam
dalam dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 9,
Pekerjaan Lain-lain
2)
Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian
2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
penyelidikan geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 3,
Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
batu kosong dan bronjong mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 5,
Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan Bronjong
f)
Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan
pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 6, Pekerjaan
Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
yang bersifat lain-lain; misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan
lain yang terekam dalam dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian
9, Pekerjaan Lain-lain
45 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Nomor
Pembayaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
7.
Uraian
Satuan Pengukuran
Lump Sum
Lump Sum
Lump Sum
Pd T-xx-200x, Bagian1
Pd T-xx-200x, Bagian2
Pd T-xx-200x, Bagian3
Pd T-xx-200x, Bagian4
Pd T-xx-200x, Bagian5
Pd T-xx-200x, Bagian6
Pd T-xx-200x, Bagian7
PEKERJAAAN PEMELIHARAAN
Tujuan inventarisasi kerusakan dan survei pengukuran adalah untuk mendeteksi adanya
gejala kerusakan sejak dini. Kegiatan ini dilakukan dengan mamantau terjadinya perubahan
geometri sungai dan bangunan persungaian yang dilakukan secara periodik. Yang perlu perlu
dicatat dalam peninjauan lapangan dan survei pengukuran adalah inventarisasi kondisi tiaptiap ruas sungai dan bangunan persungaian. Kegiatan ini ada 2 (dua) tingkat, yaitu :
i.
kegiatan tingkat I yang merupakan kegiatan langkah pertama yang cukup penting dan
dilakukan secara rutin
ii. kegiatan tingkat II yang meliputi pengumpulan data angkutan sedimen untuk digunakan
sebagai analisis yang komprehensif dan rumit dalam komputer model. Kegiatan tingkat II
ini dilakukan sebagai pelengkap kegiatan tingkat I
1) Kegiatan Tingkat I
Kegiatan ini dilakukan secara periodik . Data-data yang didapat bisa langsung digunakan
untuk analisis kerusakan. Kegiatan ini meliputi :
a) Penggal sungai
Untuk tujuan pemeriksaan survei, sebuah sungai harus dibagi menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu hulu, tengah, hilir. Bagian paling hilir biasanya terdiri dari muara sungai
terpengaruh oleh perubahan tinggi muka air laut, sedang sisanya adalah bagian
tengah dan hulu yang panjang biasanya hampir sama.
Karena keterbatasan daya, tenaga, serta dana, kegiatan pemeliharaan tidak dapat
dilakukan secara serempak pada seluruh sungai. Untuk itu, setiap instansi pengelola
sungai akan melakukan seleksi yang didasarkan pada ukuran sungai, pentingnya
bangunan persungaian, dan pentingnya melakukan pemeliharaan.
46 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Debit sungai
Debit sungai didapat dari tinggi muka air yang dipasang pada daerah hulu dan daerah
sungai tengah. Jika memungkinkan memanfaatkan bangunan yang sudah ada.
Lengkung debitnya harus diperbarui dalam periode waktu tertentu, tergantung dari
sifat hidrologis sungai.
Jika terdapat bendung, untuk mendapatkan data debit, sebuah pencatat tinggi muka
air harus dipasang pada bendung. Debit bendung yang didapat dari geometri mercu
bendung harus dikalibrasikan dengan pengukuran debit sesungguhnya.
Pencatat tinggi muka air bisa bersifat manual (peil skal) dan otomatis (automatic water
level recorder).
c) Survei sungai
Pengukuran penampang melintang untuk seluruh ruas sungai harus dilakukan dengan
interval jarak dan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan (misalnya jarak tiap 1000
m, 2 tahun sekali, pada musim kemarau). Pengukuran dilakukan pada lokasi dan arah
yang tetap. Untuk menjamin pengukuran pada lokasi dan arah yang sama, digunakan
patok tetap utama PTU (BM Bench Mark) yang dipasang pada lokasi survei
penampang melintang di 2 (dua) sisi sungai. Selain itu, PTU tersebut digunakan
sebagai titik referensi untuk perubahan sungai arah vertikal akibat agradasi/degradasi
dan perubahan sungai arah horizontal (ke arah samping), yang disebabkan oleh
meandering atau tergerusnya tebing sungai.
Selain PTU juga dapat dipasang patok tetap pembantu PTP (CP control point)
yang dipasang dengan interval tertentu (misalnya tiap 100 m) pada lokasi yang
diperlukan.
d) Pemeriksaan dan survei bangunan persungaian
Suatu ruas sungai perlu dilakuka monitoring jika ruas tersebut mengalami perubahan
(perubahan vertikal ataupun horizontal) karena danya erosi tebing, endapan sedimen
atau adanya kegiatan galian pasir yang cukup besar dan terus menerus. Pemantauan
alinyemen sungai pada ruas tersebut dilakukan dengan interval waktu sesuai dengan
kebutuhan.
Agar pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, semua bangunan
persungaian dan ruas sungainya harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, sperti
dijelaskan di bawah ini
(1) Tebing sungai yang tererosi
Setiap daerah tebing sungai yang sedang mengalami erosi harus dipasang PTU
yang diletakkan pada tempat yang cukup aman pada dua sisi sungai. Lokasi
tersebut penampang melintangnya harus dimonitor dengan interval waktu sesuai
dengan kebutuhan, disarankan pada akhir musim hujan, minimum satu tahun
sekali. Pengukuran sekurang-kurangnya pada tiga penampang melintang; satu di
daerah tengah dan yang lainnya di hulu dan hilir. Jika panjang erosi 400 m, maka
penampang melintang harus ada pada tiap-tiap 100 m. Perbandingan penampangmelintang tersebut dengan penampang melintang tahun lalu akan memberikan
informasi yang sangat berguna apakah tebing sungai stabil atau tidak.
Sebagian dari hasil survei akan ditambahkan dalam formulir inventarisasi yaitu
Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas
Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.
(2) Lokasi penambangan pasir
Pada setiap lokasi yang terdapat penambangan pasir, harus dilakukan survei
pengukuran tiap tahun dalam musim kemarau. Survei dilakukan pada tiga
47 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
penampang melintang, yaitu ditengah, dibagian hulu dan hilir lokasi. Misalnya satu
pada jarak 250 m ke arah hulu, dan 250 m ke arah hilir. Sebagian dari hasil survei
akan ditambahkan dalam Formulir Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir
Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran
Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.
(3) Muara sungai
Pemantauan penampang melintang muara sungai beserta gosong-gosong
pasirnya (sand bars) harus dilakukan sekali setahun pada musim kemarau.
Pengukuran dimulai dari muara sungai ke arah hulu sekurang-kurangnya 1000 m
atau sampai dengan penggal sungai yang sudah tidak terpengaruh air laut. Survei
harus melingkupi seluruh timbunan pasir yang menutupi muara. Pengukuran
penampang melintang minimum di tiga lokasi, dengan jarak tertentu sesuai
dengan kebutuhan (misalnya : 200 m atau 2 kali lebar sungai), pada lokasi yang
tetap.
(4) Pelindung lereng dan tebing
Pelindung tebing harus diperiksa minimal setahun sekali pada akhir musim hujan.
Informasi yang didapat agar dimasukkan dalam formulir inventarisasi, yaitu
Formulir kondisi pelindung tebing dan Formulir Penaksiran pemeliharaan
pelindung tebing.
Jika terdapat tanda-tanda kerusakan ataupun ada gerusan lokal pada kaki
pelindung tebing harus dilakukan pengamatan khusus. Jika diperlukan dilakukan
pengukuran kedalaman gerusan ataupun perubahan yang terjadi pada dasar atau
flexible aprons.
e) Kegiatan awal
Bagian ini akan meringkas kegiatan awal yang perlu dilakukan pada sistem sungai
sebekum dilakukan pelaksanaan kegiatan berkala. Kegiatan tersebut adalah :
i.
48 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1) Tujuan Pemeliharaan
Konsep usulan program pemeliharaan adalah :
a) pencegahan terjadinya permasalahan (keruskaan)walaupun kerusakan beklum terlihat
b) perbaikan kerusakan yang tidak diharapkan segera setalah kejadian sehingga
kerusakan yang lebih parah tidak terjadi
Jadi pemeliharaan merupakan pencegahan dan koreksi, baik yang bersifat permanen
maupun yang dilaksanakan untuk sementara (darurat).
2) Pemeliharaan Pencegahan
Pemeliharaan pencegahan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memelihara funsgi
sungai dan bangunan persungaian agar tetap optimal. Kegiatan tersebut terjmasuk
pekerjaan yang bersifat rutin, misalnya pemotongan rumnput/semak/semak, pembersihan
bahan-bahan terapung sperti dahan/ranting pohon yang tersangkut pada bangunan
sungai.
Pemeliharaan pencegahan juga termasuk pemeliharaan berkala yang dilakukan dengan
interval yang terputus-putus dengan tujuan untuk melestarika (mengawetkan) fungsi dari
bangunan persungaian.
Selain itu, pekerjaan perbaikan yang kecil pada bangunan persungaian bertujuan untuk
mengembalikan bangunan itu sesuai dengan kapasitas semula.
3) Pemeliharaan Darurat
Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan pencegahan yang harus segera dilaksanakan
untuk melindungi keutuhan dan kekuatan bangunan (dalam skala besar) yag akan atau
telah mengalami kerusakan sehingga kerusakan bnagunan tidak menjadi lebih parahdan
dapat mengancam fungsi bangunan.
Pekerjaan pemeliharaan darurat bisa bersifat pemeliharaan pencegahan atau
pemeliharaan korektif yang berskala besar, tetapi bangunan atau pelaksnaannya bersifat
sementara.
4) Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah opemeliharaan yang mencoba untuk mengembalikan ke
fungsi semula sungai atau bangunan persungaian yang rusak atau terkena pengaruh
49 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
aliran sungai atau akibat ulah manusia. Pemeliharaan korektif ini biasanya terdiri dari
beberapa pekerjaan penting.pemeliharaan korekjtif dibagi dalam tiga kategori, yaitu
pemeliharaan khusus, rehabilitasi dan rektifikasi.
Pemeliharaan khusus adalah pekerjaan pemeliharaan dengan cara memperbaiakii
kerusakan sebuah bangunan persungaian atau bagiannya yang saat itu fungsinya antara
70% samapai dengan 50% dari desaian aslinya.
Rehabilitasi adalah pekerjaan perbaikan utuk mengembalikan fungsi bangunan
persungaian yang telah turun sampai kurang dari 50% dari desain asli.
Rektifikasi sistem bangunan merupakan kegiatan pemeliharaan banguna sungai yang
mengalami kerusakan atau belum rusak tetapi kondisinya sudah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sistemnya harus diperbaiki secara keseluruhan
dengan menggunakan perencanaan baru yang menyeluruh dan terpadu
Pemeliharaan korektif ini harus segera dilakukan untuk menghindari kerusakan atau
penuruna fungsi bangunan yang lebih parah.
50 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Bibliografi
51 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
52 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN A
PERENCANAAN PENDAHULUAN
STUDI KELAYAKAN
STUDI IDENTIFIKASI
STUDI PENGENALAN
STUDI AWAL
STUDI IDENTIFIKASI
Lampiran A.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Pelindung Lereng dan Tebing
53 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
PERENCANAAN
PENDAHULUAN
DESKRIPTIF
YA
EKONOMI
DOMINAN
RENCANA PETA
SUNGAI
TIDAK
ANALISA
KELAYAKAN
TIPE
PENGAMANAN
SUNGAI
LAYAK ?
DATA
NONTEKNIS
TIDAK
YA
- PENYELUSURAN BERSAMA
AHLI SIPIL, GEOTEKNIK,
GEODETIK
- CEK LOKASI BANGUNAN DAN
RENCANA PENYELIDIKAN
PENYELUSURAN BERSAMA
SIPIL GEOTEKNIK,
GEODETIK UNTUK
CHECKING ELEVASI, DAN
SITUASI
PERMASALAHAN ?
LOKASI
BANGUNAN
PENGAMAN
SUNGAI
54 dari 125
BATAL
PERENCANAAN DETAIL
PERENCANAAN DETAIL
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
55 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A.2
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan
Pelindung Lereng dan Tebing
56 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A.3
Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan
1.
LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
-
2.
2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan kajian ekonomis serta merencanakan
bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing yang berfungsi untuk melindungi
tebing terhadap gejala meander dan gerusan lokal yang disebabkan arus banjir serta
perlindungan terhadap gejala longsoran tebing.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah menjaga kestabilan morfologi sungai baik pada lereng
maupun tebing sungai terhadap bahaya gerusan, longsoran tebing sehingga lingkungan
di sekitar pekerjaan tidak terganggu (baik itu pemukiman, jalan dan bangunan lainnya).
3.
SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan perencanaan dan studi kelayakan adalah rekomendasi
untuk kegiatan selanjutnya yang berupa pelaksanaan kegiatan detail desain
perlindungan lereng dan tebing untuk perlindungan lingkungan yang berada di
sekitarnya.
4.
5.
SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp .....,- (..................Rupiah)
termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ........
6.
57 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD)
dan lain-lain.
58 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii.
iii.
ii.
iii.
iv.
v.
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan
dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan
menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali
diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat
59 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit
sesaat maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan
sesuai dengan SNI 03-2820-1992.
(3) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
c)
Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik
dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan
pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan
oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel
perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang
dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10
cm di atas dasar sungai seuai dengan SNI 03-3414-1994.
(b) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan
penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi
material dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku.
(2) Geoteknik
Investigasi geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah serta
pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik.
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 033414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer
sesuai dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam
pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi
berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol
berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan
secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui kadar
sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-1995. Sedangkan untuk
mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan
ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
60 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log
Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode
puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
-
Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS
dengan luas < 100 km2
Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan
luas > 100 km2
Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
memperhatikan luas DAS
61 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. jika lokasi pekerjaan berada di kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
iv. perumusan RKL dan RPL
(6) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu :
i. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
iii. Net present value (NPV),
Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.
6.2. Lokasi Kegiatan
Lokasi pelaksanaan
Kabupaten.........
pekerjaan
berada
di
Sungai.............Kecamatan
...........
63 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
2) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian
pekerjaan baik dalam segi teknis, urusan administrasi serta kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
6.3.3. Persyaratan Pelaksanaan
Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan
berikut ini :
1) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya
atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk
Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
2) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
7.
METODOLOGI
Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder
(topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan
pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan
bangunan.
8.
9.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
i. kajian pendahuluan penentuan pelindung tebing dan talud
ii. kelayakan ekonomis
iii. gambar teknis pendahluan
11.
LAPORAN
Jenis laporan dan gambar yang akan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna
Jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan
65 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Laporan Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ...........(tgl/bln/thn)
12.
PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
1. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan
yang diperlukan
2. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
67 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Detail Desain Pelindung
Lereng dan Pelindung Tebing
MULAI
Pengumpulan
Peta Topografi
Pengumpulan
Peta Geologi
Regional
Pengumpulan
Data Hidrologi
& Peta DAS
Pengumpulan
Data
Multisektor
Pengumpulan
Data Sosek
LAPORAN
PENDAHULUAN
DISKUSI
PENDAHULUAN
TIDAK
YA
Pengukuran Topografi
Penyelidikan Geoteknik
Lapangan
PEMETAAN &
PENGGAMBARAN
Penyelidikan Geoteknik
Laboratorium
Survey Hidrometri :
-Sampling Sedimen
-Pengukuran
tinggi
muka air, kecepatan dan
debit
Analisis Hidrologi
(Debit Banjir Rancangan)
Analisis Hidarulika
dan
Transport Sedimen
Analisis Sosek
KONSEP DESAIN
PELINDUNG LERENG
DAN PELINDUNG
TEBING
LAPORAN
INTERIM
DISKUSI INTERIM
TIDAK
YA
FINAL DESAIN
PELINDUNG LERENG
DAN PELINDUNG
TEBING
ALBUM GAMBAR
DESAIN
ANALISIS EKONOMI
TEKNIK
Penysunan Andal
DRAFT FINAL
LAPORAN AKHIR
Penyusunan
BOQ dan RAB
DISKUSI
LAPORAN
AKHIR
TIDAK
YA
SELESAI
68 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran B.2 Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Pelindung Lereng
dan Pelindung Tebing
1.
LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2.
2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan kajian ekonomis serta merencanakan
bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing yang berfungsi untuk melindungi tebing
terhadap gejala meander dan gerusan lokal yang disebabkan arus banjir serta
perlindungan terhadap gejala longsoran tebing.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah menjaga kestabilan morfologi sungai baik pada lereng
maupun tebing sungai terhadap bahaya gerusan, longsoran tebing sehingga lingkungan
di sekitar pekerjaan tidak terganggu (baik itu pemukiman, jalan dan bangunan lainnya).
3.
SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan detail desain adalah rekomendasi untuk kegiatan
selanjutnya yang berupa pelaksanaan kegiatan konstruksi perlindungan lereng dan
tebing untuk perlindungan lingkungan yang berada di sekitarnya.
4.
5.
SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp .....,- (..................Rupiah)
termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ........
6.
69 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin
juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif,
lama penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh
dari Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum
selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai
eksiting misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi
regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik
batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang
tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan,
jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi
terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir
rencana bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan
pengumpulan
data
yang
berupa
informasi
lingkungan
yang
menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang
tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh
dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :
i.
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
70 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah
(PAD) dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
6.1.2. Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada
Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang
bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
Kegiatan ini akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah
pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan
oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang
sudah ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan pengukuran
topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain pelindung
tebing dan talud meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan
skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah
hulu dan ke hilir dari letak bangunan perlindungan lereng dan tebing
rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi sungai. Peta ini
juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali
dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus
mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang
diliput harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentuk
sungai. Peta situasi juga harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark)
yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan, lengkap dengan
koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi perlindungan lereng dan tebing
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500.
Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara
lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis
ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.
ii.
iii.
71 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun),
sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis
probabilitas frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson
atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan
Metode puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir
parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain :
-
berdasarkan
73 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
-
Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
memperhatikan luas DAS
74 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii.
iii.
ii.
iii.
yang akan
75 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii.
iii.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
pekerjaan
berada
di
Sungai.............Kecamatan
...........
77 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
METODOLOGI
Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder
(topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan
pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan
bangunan utama dan penunjang.
8.
78 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Tenaga Ahli Geoteknik adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, penyelidikan dan supervisi geoteknik dengan pengalaman minimal 10
tahun
7. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Biologi Strata Satu (S1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Lingkungan subbidang Analisis Lingkungan
sekurang-kurangnya 5 (lima) Tahun. Sebagai pelaksana dan penanggung jawab
pekerjaan pengembangan Sumber Daya Air di bidang lingkungan.
8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Analisis Ekonomi subbidang Analisis Sosial
Ekonomi sekurang-kurangnya.5 (lima) Tahun. Ahli Sosial - Ekonomi bertugas
melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi yang meliputi : Analisa Nilai Bersih
Sekarang (NPV), Nisbah Biaya Keuntungan (BCR), dan Tingkat Pengembalian
Internal (IRR) dan Titik Impas (BEP) serta menganalisis dampak sosial yang
mungkin akan timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan konstruksi.
9. Tenaga Cost Estimate dan Dokumen Tender
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan di bidang estimasi biaya pelaksanaan pembangunan
bangunan sipil teknis berikut spesifikasi teknik dan dokumen tender, sekurangkurangnya 5 (lima) tahun.
10. Chief Surveyor
Tenaga Chief Surveyor dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda Teknik
Geodesi dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun atau STM Bangunan Air, atau
lebih baik dari pendidikan tenaga survey dan pemetaan (PTSP) dengan pengalaman
sedikitnya 8 (delapan) tahun dalam menangani pengkuran topografi dibidang
keairan antara lain : sungai, irigasi, dan lain-lain.
11. Chief Draftman
Tenaga Chief Draftman AutoCAD dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda
Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun atau STM Bangunan air
dengan dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam menangani gambargambar dibidang keairan.
10. KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan detail desain meliputi :
i. Nota Desain
ii. Gambar Teknis
iii. Gambar Pengukuran Topografi dan Pemetaan
11. LAPORAN
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan
yang meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
79 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
i.
ii.
iii.
iv.
Laporan Bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
c) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep lokasi pelindung tebing dan talud.
Laporan bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
d) Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
kegiatan hasil detail desain yang mencakup antara lain : hasil investigasi lanjutan
topografi, geoteknik, hidrologi, hidrolika, perhitungan desain, dan gambar Konstruksi
bangunan sungai beserta bangunan fasilitasnya.
Laporan Akhir Sementara akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tanggal
e) Laporan Akhir
Laporan ini berisi seluruh hasil perencanaan teknis termasuk metode pekerjaan
desain, perhitungan desain, metode dan jadwal konstruksi, jadwal pelaksanaan,
estimasi biaya, paket konstruksi dan lain-lain. Laporan Akhir ini dibuat setelah
didiskusikan dan disetujui pada Laporan Akhir Sementara (Draft Laporan Akhir).
Laporan Akhir merupakan revisi dan penyempurnaan dari Laporan Akhir Sementara
dengan memperhatikan semua masukan, tanggapan, dan koreksi.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal
f)
Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri atas:
80 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(1)
(2)
(3)
(4)
Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
g) Gambar Teknis
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i.
ii.
iii.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
h) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i.
ii.
iii.
iv.
81 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
4. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
82 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Desain
Pelindung
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(2) kemanan struktural : stabil terhadap guling, geser dan penurunan; aman terhadap
regangan dan tegangan yang terjadi;
(3) keamanan ligkungan yaitu kendala lingkungan yang perlu dipertimbangkan dalam
desain diantaranya penambangan galian C dari sungai, pembuangan material, dan
perubahan alur sungai yang terjadi.
2) Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan teknis bangunan pengaman
sungai Pelindung Lereng dan Tebing meliputi hal-hal berikut :
a) Data topografi
Untuk perencanaan Pelindung Lereng dan Tebing diperlukan peta topografi 1:25.000
atau peta situasi sungai dengan skala 1:10.000; 1:2.000; Peta ini dipakai untuk
mencari Daerah Pengaliran Sungai (DPS) serta stasiun-stasiun hujan yang
bersangkutan.
b) Data hidrologi
Data hidrologi untuk menentukan debit desain dalam perencanaan pelindung tebing
dan talud dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
i. dengan menggunakan data aliran langsung
ii. dengan menggunakan data hujan
c) Data aliran langsung
Data ini adalah data aliran sungai hasil survai dan penyelidikan hidrometri dengan
melakukan pengukuran kecepatan aliran dilapangan dan atau hasil penghitungan
hidraulika sungai dengan menggunakan rumus-rumus atau persamaan hidraulik
sungai.
d) Data hujan
Data hujan dipergunakan apabila data aliran langsung yang tersedia tidak cukup
panjang, tetapi data hujan tersedia cukup panjang. Berdasarkan data hujan yang ada
terlebih dahulu dihitung hujan rencana dengan menggunakan cara-cara statistik.
Kemudian debit desain dihitung dengan menggunakan metode-metode pedoman
yang berlaku.
e) Data geoteknik
Data geoteknik yang diperlukan untuk desain bendung pengendali dasar sungai di
antaranya :
i. sifat fisik tanah dan batuan di sekitar calon bendung meliputi berat jenis, berat isi,
kadar air, konsintensi dan kepadatan, gradasi butiran, keausan, dan kekerasan;
ii. sifat teknik tanah dan batuan meliputi pemampatan, kekuatan geser, modul
elastisitas, kelulusan air, dan daya dukung.
f)
g) Data bangunan
Data bangunan air di hulu dan di hilirnya yang akan terpengaruh oleh bangunan
pelindung lereng dan tebing yang akan di desain.
h) Data morfologi sungai
84 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Data dan informasi morfologi sungai yang diperlukan, antara lain dengan
memperhatikan faktor-faktor :
i.
ii. tersedotnya butiran tanah di belakang perkuatan lereng; disebabkan tekanan air
pori tidak dapat mengikuti turunnya pemukaan air sungai;
iii. keruskaan pinggir hulu dan pinggir hilir; disebabkan oleh penggerusan arus
dikarenakan salah penempatan kedudukan perkuatan lereng serta pemilihan
bentuk trase;
iv. gerusan pada mercu perkuatan lereng; disebabkan mercu terbenam pada saat
terjadi muka air banjir
v. kerusakan pada zone transisi; disebakan perubahan kemiringan perlindungan
terlalu drastis;
vi. kerusakan akibatnya ketahanan perkuatan lereng dan tebing; disebabkan kurang
teliti dalam pemilihan tipe konstruksi;
vii. kerusakan akibat tekanan tanah atau tekanan air tanah di belakang perkuatan
lereng
3) Penentuan Tata Letak dan Perencanaan Teknik
a) Penentuan Tata Letak
Penentuan tata letak pelindung lereng dan tebing harus dipertimbangkan berdasarkan
tinjauan berikut :
85 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
lokasi pelindung lereng dan tebing harus direncanakan pada tempat yang
dikhawatrikan terjadinya proses meander;
ii. di sekitar titik pertemuan kedua sungai dengan lokasi di sebelah hilirnya;
iii. trase perkuatan lereng terutama pada perkuatan tebing alur sungai yang
terbenam disaat terjadi banjir besar, supaya arah trase rencananya
diusahakan searah dengan arus sungai di waktu terjadi banjir;
iv. direncanakan pada alur sungai yang tidak stabil dan diharapkan alur dapat
diatur dan stabil oleh konstruksi pelindung lereng dan tebing;
v. pelindung tebing/lereng direncana pada bagian-bagian tebing sungai yang
akan maupun rusak karena serangan arus;
vi. trase perkuatan tebing alur sungai agar ditempatkan lebih ke belakang dengan
memperhatikan lebar bantaran yang memadai untuk menjaga kestabilan
tanggul yang terdapat di belakang mercu perkuatan tebing dengan tujuan
untuk menekan biaya pembangunan
b) Penentuan debit rencana
Debit banjir rencana harus diperiksa dan dikontrol terhadap data morfologi sungai,
informasi historis di lokasi rencana pelindung lereng dan tebing, keamanan/kestabilan,
resiko, konsekuensi dan ekonomi.
Tabel B.2.1 Standar tinggi muka air benjir untuk penentuan mercu
Lahan yang dilewati
Ladang
Sawah
Pemukiman
Debit rencana
15 tahun
20 tahun
25 tahun
banjir rencana;
- keamanan terhadap gerusan lokal atau degradasi yang tidak lebih dari 2 m
86 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- Ketinggian maksimum 5,0 m, jika > 5,0 m maka diberi berm dengan lebar
3 -2 m/det
1,0
0,5
1,5
1,0
0,5
1,5
1,0
< 2 m/det
ijuk atau bahan lainnya dan lapisan kerikil berpasir dengan tebal minimum =
15 cm;
- gradasi kerikil berpasir harus mengikuti standar yang berlaku;
- tebal minimum lapisan ijuk = 2 cm, lapisan kerikil = 15 cm.
(2) Pemilihan tipe perkuatan lereng, dipengaruhil oleh : karakteristik sungai yang
bersangkutan yang meliputi : dimensi sungai; kecepatan arus; profil penampang
melintang; kemiringan dasar; kedalaman air; jenis tanah pada lereng sungai serta
keadaan tanah pondasi. Tipe perkuatan lereng, meliputi :
i.
tipe pondasi rendah; tipe ini dipergunakan pada sungai dengan tipe mudah
dalam pelaksanaan pengalihan aliran;
ii. tipe pondasi tinggi; tipe ini dipergunakan untuk sungai dengan tipe sukar
dikeringkan;
iii. tipe turap pancang baja;tipe ini akan digunakan jika kedua tipe di atas tidak
dapat dikerjakan;
87 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iv. tipe turap papan; dipergunakan untuk sungai yang relatif kecil dengan
pemancangan tiang-tiang kayu dengan jarak antara 1,0 1,5 m dan diantara
kedua tiang tersebut dipasang papan dan dibelakangnya diurug denga pasir
koral
v. tipe turap beton; konstruksi pada tipe ini mirip dengan tipe turap papan
vi. tipe turap pancang beton; tipe ini akan lebih awet dibandingkan dengan
pancang baja, tetapi kekedapan yan didapat kurang;
vii. perkuatan lereng darurat atau sementara; dilakukan dengan menggunakan
bronjong kawat silinder, hamparan bronjong kawat; bronjong banbu dan lainlain.
(3) Pelindung lereng
Materila perlindungan lereng meliputi : gebalan rumput; hamparan anyaman dahan
willow; hamparan anyaman ranting berisi batu; bronjong kawat silinder; blok beton;
pasangan batu; pasangan blok beton; beton berkisi.
(4) Perhitungan Stabilitas
Perhitungan stabilitas meliputi berikut ini :
i.
X = M PV
e= X D 2
pada umumnya besarnya X di syaratkan D/3 < X < 2D/3
atau e < 1/6.D
SF = MV
dengan pengertian :
X
adalah jarak dari tumit bendung tepi (hulu) sampai ke titik tangkap i
esultan gaya (m)
e
adalah jarak dari as sampai ke titik tangkap resultan gaya (m) M, adalah
jumlah momen yang menahan (tm)
MH adalah jumlah momen yang menggulingkan (tm)
M
adalah momen total (MV - MH)(tm)
Pv adalah gaya vertikal total (t)
D
adalah lebar dasar bendung utama (m)
SF adalah faktor keamanan terhadap guling (SF 1,2 sesuai dengan Tabel B4
tinggi bendung <15 m)
ii. Stabil terhadap geser
SFgeser = (f PV + 0 l ) PH
dengan pengertian :
SFgeser adalah faktor keamanan terhadap geser yang disesuaikan dengan
Pv
adalah gaya vertikal total (t)
PH
adalah gaya horizontal total (t)
f
adalah koefisien geser antara dasar badan bendung dan tanah
dasar yang disesuaikan dengan
O
adalah tegangan geser badan bendung pada tanah dasar yang
disesuaikan dengan
I
adalah panjang bidang geser (m)
88 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1 = (PV D ) (1 + 6 e D )
2 = (PV D ) (1 6 e D )
dengan pengertian :
1
adalah tegangan vertikal pada ujung hilir bendung (t/m2)
2
adalah tegangan vertikal pada ujung hulu bendung (t/m2)
Pv
adalah gaya vertikal total (t)
D
adalah lebar dasar bendung utama (m)
e
adalah eksentrisitas resultan gaya yang bekerja (X - D/2) (m)
X
adalah jarak ujung hulu sampai titik tangkap resultan gaya (m)
89 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Konsolidasi Pondasi
90 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
91 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
92 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
93 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
94 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN C
Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Konstruksi
Konstruksi Pembangunan Pelindung Lereng dan Tebing di Sungai ...............
Kabupaten.............
1. Latar Belakang
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekosistem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2. Kondisi Cuaca
Informasi umum berikut ini memberikan petunjuk kondisi cuaca dilapangan yang bisa
diharapkan untuk sepanjang tahun. Pemberi tugas dan Direksi tidak bertanggung jawab
atas ketelitian data, dan semua resiko akibat salah penafsiran data tersebut adalah
menjadi beban Kontraktor.
Iklim di lokasi proyek terdiri dari dua musim : musim hujan terjadi dari bulan .
sampai dengan dan musim kemarau biasa terjadi mulai bulan .. sampai dengan
.. Hujan rata rata tahunan sekitar .. m dan 80 % nya adalah . m jatuh
dalam bulan .. sampai dengan .
3. Lingkup Pekerjaan dalam Kontrak
Kontraktor harus memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material, peralatan
pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya untuk pelaksanaan. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan lengkap serta merawat seperti yang
diminta dalam Gambar dan Spesifikasi Teknik atau Petunjuk Direksi. Pekerjaan yang
harus dilaksanakan menurut Kontrak mencakup dibawah ini :
a. Pelaksanaan pekerjaan pelindungan lereng dan tebing yang meliputi bangunan utama
dan semua bangunan penunjang sesuai yang tercakup dalam Kontrak.
b. Pelaksanaan pekerjaan, operasi, perawatan dan pembongkaran bangunanbangunan
sementara antara lain :
- Jalan masuk sementara berikut jembatan dan fasilitas lainnya.
- Saluran pengelak, bangunan/dam sementara termasuk pembelian, pemencangan,
pembongkaran dan penyerahan Steel Sheet Pile sebanyak yang diperlukan untuk
pelaksanaan Coferdam sementara kepada Direksi.
- Fasilitas kerja Kontraktor seperti kantor lapangan, gudang, laboratorium dan lain
lain.
- Tempat penyimpanan semen berikut material beton dan peralatan pengolah beton.
- Generator termasuk jaringan listriknya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
- Perlengkapan komunikasi Radio/Telepon dari lokasi pekerjaan ke kantor Proyek di
Padang termasuk peralatan lainnya yang perlu.
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
4.1. Program Pelaksanaan
1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
95 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai
paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan
sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis.
Jadwal Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani
oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata
dibawah yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka
Direksi Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja
dan atau peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan
pada bagian pekerjaan tersebut.
4.2. Aspek aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi
oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh
untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga
pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan
dan Bulanan).
96 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan
bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan
harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila
peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material
harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup
sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal
yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat
sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat
dalam pekerjaan.
4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan
1) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan,
bronjong dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek
akan memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk
bahan timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
2) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4.4. Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila
perlu melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk
mengeluarkan air tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua
bangunan sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi
Pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering
4.5. Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika tidak ditentukan lain, maka Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar
yang sesuai dan disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaan
pekerjaan pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain,
harus dibuat tipe yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan
pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
4.6. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan
harus baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau
Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan
atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
97 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
2) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat
diperoleh dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material
pengganti dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material
pengganti tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
4) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
iv. Tempat produksi atau pabrik
v. Pengangkutan
vi. Lokasi Proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
5) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
6) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski pelindungan lereng dan tebing memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
98 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
99 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi pelindung tebing dan talud
meliputi :
a) Pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Pekerjaan Konstruksi Pelindungan Lereng dan Tebing
Pelaksanaan kegiatan konstruksi pelindungan lereng dan tebing terdiri dari pekerjaaan :
a) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah tediri dari : kupasan, pembersihan medan; galian dan timbunan.
Pelaksanaa pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjan pengukuran atau staeck out
Pekerjaan pengukuran atau stacke out mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Pengujian Geoteknik
Pekerjaan geoteknik terkait dengan mutu hasil pekerjaan timbunan. Pelaksanaan
pekerjaan pengujian geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan
Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Pasangan
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-5, Pekerjaan
Pasangan Batu
g) Pekerjaan Pemancangan
Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan
Pemancangan
4) Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain sifatnya mendukung pekerjaan utama. Pekerjaan lain-lain meliputi foto
dokumentasi ; pelaksanaan pengujian mutu bahan dan pekerjaan penggambaran (as-built
drawing). Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan
5) Pelaporan dan Foto Dokumentasi
1) Pelaporan
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b)
c)
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Detail Kontrak
Nama atau Lokasi
Tanggal Pengambilan
Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam albumalbum. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasinya
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 % dan
ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /
dipinjamkan kepada siapapun.
6) Kebutuhan Tenaga Ahli
a) Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
i.
ii.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) dalam menyikapi
contract change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi oleh pelaksana.
iv. melakukan review design dan membantu pimbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
v. melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara cermat sebagai bahan untuk
menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi pekerjaan.
vi. melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan lapangan
(yang dikerjakan oleh kontraktor) pengendalian mutu, dan kemajuan fisik /
keuangan
untuk menjamin kesesuaiannya dengan dokumen kontrak dan
melaporkannya kepada pimpro pengawasan dan pimbagpro fisik.
vii. memeriksa dan menandatangani mc (monthly certificate) yang diajukan oleh
kontraktor kepada pimpro pelaksanaan konstruksi (pimbagpro).
viii. menyiapkan as built drawing.
ix. menyiapkan laporan bulanan, laporan triwulan, dan laporan akhir proyek.
x. menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan direksi/ pemberi
kerja.
xi. membantu pimbagpro fisik dalam pelaksanaan PHO.
6.5
1) Pengendalian Biaya
a) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas,
yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan
bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat
menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data
cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data
pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada
dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow
yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i. rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya
juga lancar.
ii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi
dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
iii. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
103 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadian negatif yang akan
timbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
- apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- apakah mutu hasil pekerjaan dan proses pelaksanaan pekerjaan memenuhi
pekerjaan?
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
-
Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi /
revisi terakhir) :
- realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap rencana
yang diambil dari rap / cash flow.
- penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang
direncanakan termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan
perbaikannya (preventive action) untuk hasil usaha bulan berikutnya
terhadap rencana sampai bulan depan
- foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol
2) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen Kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan
dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
- dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
- kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukan
semen, adukan beton dan lain-lain)
- pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll).
-
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
nama pemeriksaan,
metode pemeriksaan
frekuensi pemeriksaan
spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
toleransi hasil : misalnya 0 %
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan. Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts Basic and Linked (Diagram Balok-Asli dan Terkait)
b) Critical Path Method atau network planning
6.6
1) Pengukuran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran
topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 2,
Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan
geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 3, Pekerjaan Penyelidikan
Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan
bronjong mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu
Kosong dan Bronjong
f) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian 6, Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lainlain; misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam
dalam dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian
2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
penyelidikan geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 3,
Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
batu kosong dan bronjong mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 5,
Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan Bronjong
f) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan
pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 6, Pekerjaan
Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi pelindungan lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
yang bersifat lain-lain; misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan
lain yang terekam dalam dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian
9, Pekerjaan Lain-lain
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Nomor
Pembayaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Uraian
Satuan Pengukuran
Lump Sum
Lump Sum
Lump Sum
Pd T-xx-200x, Bagian1
Pd T-xx-200x, Bagian2
Pd T-xx-200x, Bagian3
Pd T-xx-200x, Bagian4
Pd T-xx-200x, Bagian5
Pd T-xx-200x, Bagian6
Pd T-xx-200x, Bagian7
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN D
PEMELIHARAAN BANGUNAN
PERSUNGAIAN
INVENTARISASI KERUSAKAN
& SURVEI PENGUKURAN
KEGIATAN AWAL :
1. DAFTAR SISTEM SUNGAI
2. PRIORITAS -> INVENTARISASI & SURVEI AWAL
3. PROGRAM SURVEI & INVENTARISASI BANGUNAN
KEGIATAN TINGKAT I
KEGIATAN TINGKAT 2
PENENTUAN
PENGGAL SUNGAI
DATA ANGKUTAN
SEDIMEN
PENGUMPULAN
DATA DEBIT
ANALISIS SEDIMEN
KOMPUTER MODEL
SURVEI
PENGUKURAN
INVENTARISASI &
SURVEI BANGUNAN
PERSUNGAIAN
PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN
PEMELIHARAAN
RUTIN
PEMELIHARAAN
BERKALA
PEMELIHARAAN
DARURAT
PEMELIHARAAN
PERBAIKAN KECIL
PEMELIHARAAN
KOLEKTIF
RETIFIKASI
REHABILITASI
PEMELIHARAAN
KHUSUS
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN E
Form Pemeliharan Bangunan Persungaian
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Referensi kontrak, laporan, dan gambar
Contoh
No.Identitas
Tgl. Pemeriksaan/survei
Nama Petugas
Nama satuan wilayah sungai
(SWS)
5 Nomor SWS
1
2
3
4
Tgl/bulan/tahun
Tulis namanya
Tulis : SWS
Kali
8 Terletak/melewati kabupaten
9 Tanggal pemasukan data
Hulu,tengah,hilir
Nomor..s.d.Nomor..
18 Konsultan desain
19 Nama-nota penghitungan, nota
penjelasan desain, tanggal
20 Uraian ringkas formulir
Masukan data
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir
1
2
3
4
No.Identitas
Tgl. Pemeriksaan/survei
Nama Petugas
Nama satuan wilayah sungai
(SWS)
5 Nomor SWS
Masukan data
Tgl/bulan/tahun
Tulis namanya
Tulis : SWS
Kali
8 Terletak/melewati kabupaten
9 Tipe sempadan sungai
10 Nama desa
11 Lebar bantaran kiri
Hulu,tengah,hilir
Tanggul kiri/tanggul kanan/
tanggul kiri+kanan/ tanpa
tanggul
Tulis nama desa setempat
Masukan < 20 m atau > 20m
Tulis PTU
PTP A. & B ..
14 Lokasi GPS A
15 Lokasi GPS B
22 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 1
PTU =
PTP A =
PTP B =
o
GL = .. .'"
o
GB = .. .'"
GL = .. .'"
o
GB = .. .'"
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
23 Bangunan 2
24 Lokasi bangunan 2
25 Kondisi bangunan 2
26 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 2
27 Bangunan 3
28 Lokasi bangunan 3
29 Kondisi bangunan 3
30 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 3
31 Bangunan 4
32 Lokasi bangunan 4
33 Kondisi bangunan 4
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
34 Usulan perbaikan/pemeliharaan Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
bangunan 4
35 Bangunan 5
36 Lokasi bangunan 5
37 Kondisi bangunan 5
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Kondisi Ruas Sungai
contoh
Masukan data
1 No.Identitas
Tgl/bulan/tahun
2 Tgl. Pemeriksaan/survei
3 Nama Petugas
Tulis namanya
KONDISI SEMPADAN SUNGAI DI SEBELAH LUAR SISI TANGGUL
Binamarga,irigasi,
4 Kepemilikan bagian luar kiri
pribadi, dsb
Jalan desa, perumahan, sal
5 Penggunaan tanah bagian luar
kiri
irigasi, sal.pembuang,dsb
Binamarga,irigasi,
6 Kepemilikan bagian luar kanan
pribadi, dsb
Jalan desa, perumahan, sal
7 Penggunaan tanah bagian luar
kanan
irigasi, sal.pembuang,dsb
8 KONDISI TANAH BANTARAN KIRI
Balai PSDA, proyek sungai
9 Kepemilikan tanah
pribadi,dll
Tanaman, bangunan
10 Penggunaan tanah
Tanaman yang mengganggu
11 Macam tanaman
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
12 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri
rapat
13 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
14 Penambangan galian C, pada
Macam galian dan tingkat
galian: tidak ada/sedikit/
bantaran
sedang
15 Membahayakan tanggul
Tidak/ ya
KONDISI TANAH BANTARAN KANAN
Balai PSDA, proyek sungai
16 Kepemilikan tanah
pribadi,dll
Tanaman, bangunan
17 Penggunaan tanah
18 Macam tanaman
Tanaman yang mengganggu
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
19 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri
rapat
20 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
21 Penambangan galian C, pada
Macam galian dan tingkat
galian: tidak ada/sedikit/
bantaran
sedang
Tidak/ ya
22 Membahayakan tanggul
KONDISI MUARA/ALUR/JALAN AIR
Selalu terbuka
23 Kondisi muara
Laut lepas
Kadang tertutup
selalu tertutup
selalu baik
24 Kondisi pelayaran
baik saat pasang
tidak bisa
bagus,pengendapan,erosi,
25 Kondisi keseluruhan alur sungai
(dilihat dari morfologi sungai)
longsor
26 Erosi dasar sungai
tidak ada,sedang,kecil
27 Erosi/longsoran tebing kiri
tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
30 Penambangan galian sungai
pada alur sungai
31 Pengendapan/sedimentasi
di dasar sungai
32 Hambatan aliran oleh bangunan
yang melintang sungai (jembatan,
talang,siphon)
tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
tidak berarti
tanaman dibantaran
Jembatan
Bangunan lama
Bangunan sementara
Ya atau tidak
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Perkiraan pemeliharaan ruas sungai Kanan
Contoh
1 No.Identitas
2 Tgl pemeriksaan/survei
Tgl/bln/thn
3 Nama petugas
Tulis namanya
PEMELIHARAAN PREVENTIF
4 Usulan pemeliharaan rutin
potong rumput/tanaman
yang mengganggu
5 Panjang pemeliharaan Rutin
2
6 Luas m
7 Panjang pemeliharaan Rutin Macam pemeliharaan
berkala
8 Banyaknya (unit)
Jumlah atau volumenya
9 Usulan perbaikan kecil 1
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
10 Usulan perbaikan kecil 2
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
PEMELIHARAAN KOREKTIF DAN DARURAT
11 Usulan perbaikan khusus
Galian endapan, bongkar
(50%<fungsi<70%)
bangunan, dll
12 Usulan rehabilitasi
Pelebaran sungai,sudetan,
(fungsi<50%)
Uraian ringkas tapi rinci
13 Usulan retifikasi (bangunan Uraian ringkas tapi rinci
tidak berfungsi seperti
rencana)
14 Pemeliharaan darurat (untuk Uraian ringkas tapi rinci
mencegah kerusakan lebih
parah)
15 Uraian ringkas Formulir
dan sketsa
Masukan data
:..m
2
:..m
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Klasifikasi pelindung tebing (revetment )
Contoh
1
No.Identitas
Tgl pemeriksaan/survei
Tgl/bln/thn
Nama petugas
Tulis namanya
Nama desa/kabupaten
Kode IKMN
Pengelola
- Dinas PU Pengairan
- Pribadi
- Lain-lain
10
Masukan data
Kiri/Kanan
11 Tipe bangunan
- Pasangan batu
- Bronjong
- Beton
- Pasangan batu + beton
12
Tujuan / kegunaan
- Pelindung tebing
- Pencegah gerusan
- Lain-lain
13
Tanggal Pembangunan
14
Biaya konstruksi
15
16
- Rutin
- Periodik
- Perbaikan kecil
- Rehabilitasi
- Rektifikasi
- Darurat
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
17
(Tanya PU Pengairan)
18
19
20
GL = .. .'.."
0
GB = .. .'.."
21
GL = .. .'.."
0
GB = .. .'.."
22
23
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Kondisi pelindung tebing (revetment )
Contoh
KONDISI - FUNGSI DRAINASE
1
No.Identitas
Tgl pemeriksaan/survei
Tgl/bln/thn
Nama petugas
Tulis namanya
No. Foto
- Tak berguna
- Bagus
- Rusak ringan
- Melorot
- Batu hilang
- Bangunan hilang
- Bangunan melengkung
- Dll.
Nama desa/kabupaten
- Bagus
- > 70 %
- < 70 % dan > 50 %
- < 50 %
- Tak berfungsi
Kondisi Bronjong
- Tak berguna
- Bagus
- Rusak ringan
- Melorot
- Bentuk hilang
- Batu hilang
- Bangunan melengkung
- Tak berguna
- Bagus
- Berkarat
- Rusak ringan
- Rusak berat
Fungsi bronjong
- Bagus
- > 70 %
- < 70 % dan > 50 %
- Tak berfungsi
10
11
Kondisi pondasi
- Bagus
- Rusak ringan
- Bergeser
- Turun
- Erosi
- Lain-lain
12
Kondisi siar/plester
- Bagus
- Rusak ringan
- Lain-lain
13
Fungsi bangunan
- Bagus
- > 70 %
- < 70 % dan > 50 %
- < 50 %
- Tak berfungsi
- Tidak berguna
- Lengkap
- Retak
- Hancur
- Longsor
- Lain-lain
Masukan data
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
14
15
Kondisi pondasi
- Bagus
- Rusak ringan
- Bergeser
- Turun
- Erosi
- Lain-lain
16
Fungsi bangunan
- Bagus
- > 70 %
- < 70 % dan > 50 %
- < 50 %
- Tak berfungsi
- Tidak berguna
- Lengkap
- Retak
- Hancur
- Longsor
- Lain-lain
18
- Tidak berguna
- Lengkap
- Retak
- Hancur
- Longsor
- Lain-lain
19
Kondisi pondasi
- Bagus
- Rusak ringan
- Bergeser
- Turun
- Erosi
- Lain-lain
20
Kondisi siar/plester
- Bagus
- Rusak ringan
- Lain-lain
21
Fungsi bangunan
- Bagus
- > 70 %
- < 70 % dan > 50 %
- < 50 %
- Tak berfungsi
22
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Penaksiran pemeliharaan pelindung tebing (revetment )
Contoh
1
No.Identitas
Tgl pemeriksaan/survei
Tgl/bln/thn
Nama petugas
Tulis namanya
Pemeliharaan rutin 1
- Pembersihan sampah
- Lain-lain
Masukan data
PERBAIKAN KECIL
5
- Tak perlu
- Urugan
- Urugan kembali
- Lain-lain
Jenis material
- Tanah
- Sirtu
- Lain-lain
- Tak perlu
- Pasangan batu
- Pasangan batu + filter
- Pondasi + Beton + Filter
- Lain-lain
= m
10
m x m = m
11
12
- Tak perlu
- Isi batu + kawat
- Isi batu + panel
- Ganti unit bronjong
- Pondasi + filter + unit
- Lain-lain
13
- Tak perlu
- Galvanisasi
- Lapis PVC
14
15
16
m x m x m = m
bh
panjang x lebar x tebal
x x .m
m x m = m
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
17
18
- ukuran sedang
19
- Tak perlu
- Penggantian kawat
- Penggantian panel
20
21
22
m x m = m
m x m = m
23
24
25
..x.m
26
27
Pemeliharaan khusus
(jika 50% < x < 70%)
28
Rehabilitasi
(jika x < 50%)
29
Rektifikasi
(jika x = 0 %)
30
31
- Tak perlu
- Isi mortal
- Pasangan batu (baru)
- Pasangan beton (baru)
2
- Pasangan batu
- Beton bertulang
- Pancang kayu
- Pancang beton