Anda di halaman 1dari 15

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan

mengubah energy listrik satu atau lebih rangkaian listrik satu atau
lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gendeng
magnet
berdasarkan
prinsip
induksi-elektromagnet.
Transformator adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan
bolak balik (ac) dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita
inginkan terdiri dari kumparan primer dan sekunder.

HYPERLINK

"http://3.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4BUxr7H_I/AAAAAAAAACw/YzYqd3e
r8LE/s1600-h/662px-Transformer-hightolow_smaller.jpg"

Gambar 1. Transformator
Perkembangan dan penerapan system transformator pada perumahan,
perkantoran maupun pada kendaran yaitu mobil dewasa ini mengalami
peningkatan yang pesat. Buktinya adalah banyak industry, perkantoran
maupun kendaran dilengkapi dengan penggunaan transformator yang
bertujuan untuk mengetahui informasi dan dapat menambah pengetahuan.
System pesawat telepon yang paling sederhana memiliki komponen utama
yaitu ISDN EXCHANGE, ISDN PRA, ISDN BRA, ISDN PHONE, ISDN PBX dan
ISDN DATA TERMINAL.
II. Jenis-jenis Transformator
Berkaitan dengan topic yang dikaji yakni kegunaan transformator
adalah alat untuk mengubah tegangan arus bolak balik menjadi lebih
tinggi atau rendah. Transformator terdiri dari pasangan kumparan

primer dan sekunder yang diisolasi (terpisah) secara listrik dan


dililitkan pada inti besi lunak. Inti besi lunak dibuat dari pelat
yang berlapis-lapis untuk mengurangi daya yang hilang karena arus
pusar. Kumparan primer dan sekunder dililitkan pada kaki inti besi
yang terpisah. Bagian fluks magnetic bocor tampak bahwa pada pasangan
kumparan terdapat fluks magnetic bocor disisi primer dan sekunder.
Secara lebih lengkap bisa dicermati pada gambar 2.

HYPERLINK

"http://4.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4B0cv2isI/AAAAAAAAAC4/f-Ho_YEx1c/s1600-h/Transformer_flux.gif"

Gambar 2. Bagan fluks magnetic bocor pada pasangan kumparan


Hasil diatas untuk mengurangi fluks magnet bocor pada pasangan
kumparan digunakan pasangan kumparan seperti gambar diatas. Kumparan
sekunder dililitkan pada kaki inti besi yang sama (kaki yang tengah),
dengan lilitan kumparan sekunder terletak diatas lilitan kumparan
primer, ditunjukkan pada fluks magnet bocornya, maka dapat dicermati
pada gambar dibawah ini.

HYPERLINK

"http://3.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4CQXc1GdI/AAAAAAAAADA/675qsd
4NGJ0/s1600-h/250px-Transformator_scheme_ru.svg.png"

Gambar 3. Hubungan primer dan sekunder


Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah[2]:
= x t (1)
Dan untuk rumus GGL induksi yang terjadi dililitan sekunder adalah
= N / t (2)
Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka
/ t = Vp/Np = Vs/Ns (3)
Dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat
Vp/Np = Vs/Ns (4)
Sedemikian sehingga
Vp.Ip = Vs.Is (5)
Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan
lilitan sekunder.
Jenis-jenis transformator adalah [3]:
1. Step-Up

HYPERLINK

"http://3.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4E-

tKwgbI/AAAAAAAAADI/caglp1IqUqE/s1600-h/50px-Transformer_Stepup_Iron_Core.svg.png"

Gambar 4. Lambang transformator step-up


Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi
sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada
pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan
generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi
jarak jauh.
2. Step-down

HYPERLINK
"http://1.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4FNKfg0sI/AAAAAAAAADQ/UQJI0ug
HJhE/s1600-h/50px-Transformer_Step-down_Iron_Core.svg.png"

Gambar 5. Skema transformator step-down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit


daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor
AC-DC.
3. Autotransformator

HYPERLINK
"http://1.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4FcJasdAI/AAAAAAAAADY/aCInniWS
MKs/s1600-h/25px-Autotransformer.svg.png"

Gambar 6. Skema transformator


Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang
berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator
ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa
arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer,
sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat
dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa.
Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil
dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi
transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik
antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih
dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
4. Autotransformator Variabel

HYPERLINK

"http://2.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4F7rQjIJI/AAAAAAAAADg/Nf_WlRUJR
vw/s1600-h/250px-Tapped_autotransformer.svg.png"

Gambar 7. Skema Autotransformator Variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa


yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan
lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.
5. Transformator Isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama
dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan
tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder
dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian.
Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua
kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak
digantikan oleh kopling kapasitor.
6. Transformator Pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini
menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus
primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena
GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi
perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat
inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
7. Transformator Tiga Fasa
Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan
secara delta ().

III. Prinsip Kerja Transformator


Komponen Transformator (trafo)
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3
komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak
sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai
output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet
yang dihasilkan.[4]

HYPERLINK

"http://1.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4GyBlg6fI/AAAAAAAAADo/lGTxWgN
Oxyo/s1600-h/hal_2.jpg"

Gambar 8. Bagian-Bagian Transformator

HYPERLINK

"http://3.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4HBgyAlPI/AAAAAAAAADw/J5tRbNoYB8/s1600-h/hal_2b.jpg"

Gambar 9. Lambang Transformator


Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut.
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolakbalik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan
magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya
inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga
pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini
dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).[5]

HYPERLINK

"http://3.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4HSi2w_nI/AAAAAAAAAD4/bJ5donwi
u7E/s1600-h/hal_4.jpg"

Gambar 10. Skema transformator kumparan primer dan kumparan sekunder


terhadap medan magnet
Pada skema transformator diatas, ketika arus listrik dari sumber
tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah
polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga
arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah
polaritasnya.

HYPERLINK

"http://2.bp.blogspot.com/_iP6sj9A0n48/Sz4Hxg83XEI/AAAAAAAAAEA/JFHd_bIl
LKo/s1600-h/hal_5.jpg"

Gambar 11. Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer,


tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan
sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam
persamaan[6]:
Vp/Vs = Np/Ns (6)

Vp
Vs
Np
Ns

=
=
=
=

tegangan primer (volt)


tegangan sekunder (volt)
jumlah lilitan primer
jumlah lilitan sekunder

Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah
lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu[7]:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah
lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer
(Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah
lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder
(Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh
kumparan sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Vs ~ 1/Np (7)
Sehingga dapat dituliskan:
Vs = Ns/Np x Vp (8)

Penggunaan transformator

Jenis Trafo dan Fungsinya Transformator atau disebut trafo adalah

komponen berupa susunan lilitan-lilitan tembaga. Fungsinya untuk


memindahkan tenaga listrik primer ke sekunder melalui induksi
elektromagnetik. Teknologi elektronik yang berkembang demikian pesat
menciptakan jenis trafo yang beragam, mengingat komponen yang satu
ini perannya sangat penting untuk proses pembuatan project
elektronika. Sebut saja komputer, televisi, radio, dan puluhan
perangkat elektronik lainnya semua menggunakan trafo.
Pada prinsipnya semua perangkat elektronik menggunakan tegangan
dengan catu daya rendah. Oleh sebab itu trafo sangat dibutuhkan untuk
pengganti baterai. Fungsinya untuk menurunkan tegangan jala-jala PLN
dari 220V menjadi 12V, 9V, 6V, dan lainnya sesuai jenis trafo dan
fungsinya.

Jenis Trafo pada Rangkaian Elektronika


Dilihat adi jenis trafo dan fungsinya, jenis trafo yang jamak digunakan
pada rangkaian elektronika dibagi menjadi 2 jenis yaitu Trafo Step-Up
dan Trafo Step-Down.

HYPERLINK

"https://1.bp.blogspot.com/-q4X5AyJ0liE/V1zZZkYQmI/AAAAAAAAAyQ/T_EMENlJ6xkmiSDn0zn6i_ric5vxQCghACLcB/s1600/Trafo
+Step-Up.jpg"

Trafo Step-Up
Secara fungsi Trafo Step-Up adalah trafo distribusi untuk menaikkan
tegangan AC atau arus bolak-balik. Dengan sendirinya trafo ini
disebut juga trafo penaik tegangan. Dilihat dari jumlah lilitannya,
trafo ini memiliki kumparan lilitan sekunder lebih banyak dibanding
kumparan lilitan primer. Umumnya Trafo Step-Up sering kita lihat pada
jaringan pembangkit listrik. Pada perangkat elektronika, jenis Trafo
Step-Up banyak digunakan pada pesawat televisi, rangkaian inverter,

atau rangkaian-rangkaian yang membutuhkan tenaga listrik tegangan


tinggi.
Trafo Step-Down
Seacar fungsi Trafo Step-Down adalah kebalikan dari Trafo Step-Up.
Trafo Step-Down umumnya digunakan untuk menurunkan tegangan AC atau
arus bolak-balik. Dengan sendirinya jenis trafo ini disebut juga
trafo penurun tegangan. Karena merupakan kebalikan dari Trafo Step-Ip
maka jumlah kumparan lilitan sekunder lebih sedikit dibanding jumlah
kumparan lilitan primer. Jenis trafo ini biasanya digunakan pada
perangkat elektronik khususnya yang membutuhkan teganngan catu
rendah.
justify;">

Jenis Trafo Berdasarkan Kegunaan


Jika ditinjau dari kegunaannya, trafo dibagi menjadi 3 jenis utama
yaitu Trafo Frekuensi Rendah, Trafo Frekuensi Menengah, dan Trafo
Frekuensi Tinggi
Trafo Frekuensi Rendah
Trafo frekuensi rendah bekerja pada frekuensi audio (20Hz-20KHz) atau
frekuensi diatasnya yang masih termasuk frekuensi rendah. Ciri khas
trafo yang bekerja pada frekuensi rendah umumnya menggunakan inti
besi yang lunak, khususnya pada range frekuensi audio. Contoh trafo
frekuensi rendah yaitu Trafo Adaptor dan Trafo Output/Input.
Trafo Frekuensi Menengah
Karena termasuk trafo frekuensi menengah maka jenis trafo ini disebut
dengan Trafo IF (Intermediate Frequncy), dan sesuai namanya trafo ini
hanya bekerja pada frekuensi menengah. Umumnya trafo jenis ini
digunakan untuk radio sebagai penerima frekuensi AM/FM. Di dalam
trafo ini sudah terdapat lilitan baik primer maupun sekunder yang
dirangkai dan di-paralel dengan kapasitor khusus guna keperluan
frekuensi menengah untuk menciptakan rangkaian resonansi L-C.
Frekuensi pada trafo ini sudah ter-standarisasi frekuensi menengah
yaitu 455KHz untuk keperluan Amplitudo Modulation (AM). Sedangkan
untuk keprerluan Frequency Modulation(FM) juga sudah terstandarisasi
frekuensi menengah yaitu 10,7MHz.
Trafo Frekuensi Tinggi
Sesuai namanya trafo ini bekerja pada fekuensi tinggi. Trafo
frekuensi tinggi banyak digunakan untuk kebutuhan pembangkitan
frekuensi (osilator), Flyback (rangkaian televisi tabung), atau
lilitan resonansi. Trafo frekuensi tinggi yang digunakan untuk

osilator lebih populer dengan sebutan spul osilator. Sedangkan


lilitan osilator yang sering digunakan biasanya osilator Hartley dan
Coolpits.
Disamping itu pada frekuensi tinggi, trafo jenis ini juga sering
digunakan untuk trafo resonansi. Trafo resonansi sendiri banyak
digunakan untuk penyesuaian impedansi antara pemancar dan antena.
Oleh karena itu trafo resonansi juga disebut dengan spul antena.

Demikian sedikit pembahasan mengenai jenis trafo dan fungsinya. Semoga


bisa menjadi bekal awal untuk belajar dasar-dasar elektronik dan
seputar listrik.

Jenis Jenis Transformator (Trafo)


1. Trafo ( Transformator ) Adaptor

Trafo ini berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC


melalui lilitan gulungan primer dan sekunder. Biasanya digunakan
untuk rangkaian catu daya. trafo jenis ini memiliki gulungan yang
dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt. Gulungan
tersebut ( lilitan ) dinamakan lilitan primer. Sebelum di ubah
menjadi arus DC, tegangan listrik dialirkan melalui ribuan penghantar
( lilitan ) yang berakhir pada lilitan sekunder.
Komponen ini banyak dijual di pasar dengan ukuran dan keperluan
tertentu. sedangkan sifat-sifatnya adalah sebagi berikut :

Bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat


tipis dan gulungan ditutup kertas. terdapat beberapa kaki,
pada gulungan primer terdapaat tiga kaki sedangkan
sekunder tidak kurang dari sembilan kaki
Gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt
Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di
proses pada kedua lilitan ini. tegangan yang di keluarkan
mulai dari 4 sampai 12 volt

HYPERLINK "http://2.bp.blogspot.com/-

PqlQt8MBnig/UQjcR6meCYI/AAAAAAAAAIg/VLuifho_T40/s1600/Trafo+1.jpg"

Gambar 1. trafo

2. Trafo IF ( Frekuensi menengah )

Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah,


biasanya terdapat pada radio penerima jaman dulu. saat ini sudah
jarang alat elektronika memakai trafo jenis ini. cara keja trafo ini
adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio pemancar
kemudian di olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan
dalam bentuk suara ( bunyi ). Trafo IF ini memiliki bentuk fisik
bujur sangkar, pada permukaanya tepat ditengah terdapat celah untuk
memutar ketika membetulkan pancaran bunyi dari radio pemancar.

Kelebihan dari trafo IF ini adalah :

Dapat diubah-ubah ketika mencari sasaran pancaransecara


tepat menggunakan obeng
Bentuknya kecil sehingga memudahkan pemulaketika
memasangnya
Tetap memiliki lilitan primer dan sekunder

HYPERLINK "http://4.bp.blogspot.com/-

tyXBdnQr5cs/UQjcSWQ5_dI/AAAAAAAAAIw/K4-s8yUsLEQ/s1600/Trafo+2.jpeg"

Gambar 2. trafo IF

3. Trafo Step UP / Down

Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan


tegangan sesuai dengan alat elektronika yang digunakan. Artinya benda
yang memiliki voltase 110 volt perlu trafo ini karena pada umunya PLN
bertegangan 220 volt.

Sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut :

Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan


sekunder lebih banyak dari lilitan primer
Mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220
volt
Menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt

HYPERLINK "http://1.bp.blogspot.com/-

HQMNbxOw2tY/UQjcSGnXQYI/AAAAAAAAAIo/IDk-vy7arS0/s1600/Trafo+3.jpg"

Gambar 3. trafo step up/down

4. Trafo Output ( OT )

Komponen ini juga bisa di sebut trafo OT. Komponen ini


banyak digunakan pada rangkaian amplifier, radio penerima, tape
recorder dan seperangkat elektronika yang menghasilkan bunyi lainnya.
Bentuk fisiknya hampir sama dengan trafo lainnya dhanya ukuran yang
berbeda. Di dalamnya berisi lilitan coil dari nikelin. Besar kecilnya
arus masuk tergantung dari lilitan tersebut.

HYPERLINK "http://4.bp.blogspot.com/-

XnRZUx8ees8/UQjcUSJaqNI/AAAAAAAAAI4/gQ03034oA8o/s1600/Trafo+4.jpg"

Gambar 4. trafo output

Bagian melintang pelat yang memperkuat bungkusan kertas dan kertas


ini digunakan sebagai alat pemisah arus dari lilitan sekunder dan
primer. Pada bagian bawah menyembul kaki, ada lima kaki dua pada
bagian output dan tiga bagian in ( arus masuk ).
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to
Pinterest

Anda mungkin juga menyukai