DH Johar Baru Gagal Jantung
DH Johar Baru Gagal Jantung
KELOMPOK VI
PEMBIMBING:
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul GAGAL JANTUNG PADA
LANSIA
DENGAN
OBESITAS
MELALUI
PENDEKATAN
HOLISTIK
DI
PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
KATA PENGANTAR
Assalammua`alaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbilaalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul GAGAL JANTUNG DENGAN
OBESITAS MELALUI PENDEKATAN HOLISTIK DI PUSKESMAS KECAMATAN
JOHAR BARU ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 17 Maret 18 April 2014. Penulis juga
berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi
pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan
penyakit dengan pendekatan secara holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah
salah satu pasien dari Puskesmas Kecamatan Johar Baru ketika penulis ditugaskan di
puskesmas tersebut pada periode 1728 Maret 2014.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf
pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, MKes selaku dosen pembimbing dan
staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
2. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Dini Widianti, MKK selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. Rifda Wulansari, SP, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Yusnita, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3
6. dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. DR. Kholis Ernawati, SSi, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. dr. Citra Dewi, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH selaku staf pengajar Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11. dr. Siti Rachmi selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
12. dr. Lidia
Cristina
selaku
Koordinator
Pendididkan
Puskesmas
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama
Usia
Gender
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal periksa
: Tn. A
: 67 tahun
: Laki Laki
: SMP
: Islam.
: Wiraswasta
: Percetakan Negara RT/RW 06/06
:
B. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis kepada Tn. A pada tanggal 04 Juni 2014
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
2. Vital Sign
a. Tekanan darah
b. Frekuensi nadi
c. Frekuensi napas
d. Suhu
: 160/90 mmHg .
: 90 x/menit
: 28 x/menit (takipneu >50x/menit).
: 36,8 C.
3. Status Generalis
a. Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
b. Thorax
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
:
Inspeksi :Iktus Kordis tidak terlihat
Palpasi
Perkusi
:Batas
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Bawah
Darah rutin.
Profil lipid
Elektrokardiografi (EKG)
Rontgen Toraks
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik
2. Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga (KK)
: Tn. A, 67 tahun
b. Identitas Pasangan
: Ny. S, 62 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No
Nama
Keduduk
Gender
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Tn. A
an
Kepala
67 tahun
SMP
Wiraswasta
Ny. S
Keluarga
Istri
62tahun
SD
Ibu Rumah
SMP
Tangga
Ibu Rumah
SMA
SD-
Tangga
Buruh Pabrik
Pelajar
3
4.
5.
Ny. R
Tn. T
An. R
Anak
Menantu
Cucu
P
L
L
32 tahun
35 tahun
8 tahun
Kamar
Kamar
Tidur
Kamar
Mandi
Ruang Tamu
Dapur
Ruang
Keluarga
Warung
Keterangan
Angkutan umum
Kesimpulan
Jika ada anggota keluarga yang sakit,
langsung dibawa ke puskesmas, karena
Tarif
(angkot)
Gratis
Kualitas
Cukup memuaskan
anggota
keluarga
mendapatkan
ini
pelayanan
disediakan adalah makanan sederhana seperti nasi, tempe, tahu, telur,ikan asin,
sayur berkuah, dan sesekali mengkonsumsi daging,ayam dan buah buahan.Ny.
S memasak sendiri makanan untuk keluarganya, karena Ny. S sudah mengetahui
penyakit Tn. A pada saat memasak mengurangi konsumsi garam, penyedap
makanan (vetsin) dan membatasi memasak masakan yang banyak mengandung
santan.
b. Upaya penerapan pola gizi seimbang
Keluarga Tn. S tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang
dari menu makanan sehari-hari. Menu makanan disesuaikan dengan kemauan
anggota keluarga yang nanti akan dimasakkan oleh Ny. S. Hal ini dikarenakan
pengetahuan yang kurang tentang makanan dengan gizi seimbang, selain itu
faktor ekonomi yang menjadi hambatan untuk keluarga ini dalam memenuhi
kriteria gizi seimbang.Ny. S juga mengurangi konsumsi garam dan membatasi
penggunaan penyedap makanan (vetsin) saat memasak makanan untuk
keluarganya.
Tabel 4. Daftar Food recall An. A
Jumat
21 Maret 2014
Hari/Tanggal
Sabtu
22 Maret 2014
bihun goreng
dadar
tempe
rebus
Nasi , sayur
Waktu
Makan
Pagi
Siang
Malam
, ikan asin
bening, ayam
goreng
Minggu
23 Maret 2014
Nasi uduk, telor,
bihun goreng,
tempe orek
Nasi, sayur asem,
ikan asin
Nasi, tahu, tempe
dan sayur bening
JUMLAH
Keterangan:
-
10
Kebutuhan kalori anak usia sampai dengan 1 tahun adalah 100 kkal/
kgBB/hari, sehingga kebutuhan kalori An. A (8,3 kg) adalah 830 kkal/hari.
Pola makan An. A 2 hari terakhir mengandung lebih sedikit kalori daripada
sebelumnya, karena ibu pasien mengatakan bahwa pasien memang lebih rewel
dan enggan untuk makan 3 hari terakhir ini.
7. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kerukunan terjalin baik antara anggota keluarga sehingga dapat
membantu menyelesaikan masalah kesehatan Tn.A. Jarak rumah dengan
puskesmas tidak terlalu jauh dari rumah sehingga dapat memudahkan
mendapatkan pelayanan kesehatan.Biasanya pasien ke puskesmas menggunakan
sepeda motor atau menggunakan kendaraan umum diantar oleh istri
pasien.Selain itu, faktor yang memudahkan ialah biaya kesehatan yang
ditanggung oleh BPJS.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Anggota keluarga selalu mengingatkan pasien untuk berobat rutin tetapi
yang menjadi kendala adalah tidak ada anggota keluarga yang bisa selalu
mengantarkan Tn. A untuk kontrol ke Puskesmas, dikarenakan pada keluarga ini
memiliki warung kecil kecilan sebagai sumber pencarian sehingga tidak
adanya orang yang dapat menjaga warung pada saat mengantarkan Tn. A ke
Puskesmas.Dan yang merupakan faktor yang menjadi penghambat ialah telah
terbentuknya pemikiran bahwa penyakit yang dideritanya tidak bisa sembuh jadi
percuma saja berobat tidak ada gunanya.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga
Keluarga Tn. A terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama
Tn. A berusia 67 tahun yang merupakan pasien yang menderita gagal jantung
disertai dengan Hypertension Heart Disease (HHD) dan istinya Ny. S . Bentuk
keluarga ini adalah keluarga besar (extended family) dengan pimpinan keluarga
pasangan usia lanjut yang sudah tidak produktif.
2. Tahapan siklus keluarga
11
Tahapan siklus Keluarga Tn. A dan Ny. S termasuk ke dalam beberapa tahap
diantaranya :
Tahap keluarga dengan anak yang dewasa (The Family with
adolesence)
032Tahap keluarga dengan usia lanjut (Family in Later Life)
Tn. A adalah kepala keluarga yang menikah dengan Ny. S, mereka mempunyai
4 orang anak. Semua anaknya sudah berumah tangga sehingga sekarang tinggal
bersama pasangannya masing - masing.Anaknya yang paling bungsu, Ny. R, berusia
32 tahun masih tinggal bersama dengan Tn. A dan Ny. S. Ny. R sudah menikah
dengan Tn. W dan memiliki 1 orang anak laki laki yang berusia 8 tahun dan
sekarang sedang menjalankan Sekolah Dasar (SD)
3. Family map
Tn. A , 67
tahun
Ny. S,
62
tahun
Ny. R, 32
tahun
Keterangan:
Tn. W ,
35
An. R,
8
Gambar 2. Family
tahunMap
12
: Pasien
:Laki Laki
:Perempuan
:Hubungan perkawinan
:Garis Keturunan
13
Ibu pasien hanya membawa pasien ke puskesmas bila sedang sakit atau ingin
imunisasi saja, tetapi tidak mempunyai catatan untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan bayinya (KMS).
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke puskesmas dengan menggunakan sepeda
motor bersama dengan istrinya, Ny.S, karena jarak antara rumah dan
puskesmas yang dekat dan tanpa biaya (gratis), serta kualitas pelayanan
kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Keluarga pasien sangat
mengharapkan pasien dapat sembuh dari penyakitnya tersebut dengan
mengonsumsi
obat-obatan
yang
didapat
dari
dokter
di
puskesmas.
14
E. Prognosis
Ad vitam
: ad bonam.
Ad functionam : ad bonam.
Ad sanactionam : ad bonam.
15
Aspek
Kegiatan
Sasaran
Waktu
Hasil diharapkan
Keterang
an
Bersedia
Aspek
Pada saat
Pemahaman
Personal
pasien
kunjunga
pasien
tentang dan
penyakit
gagal keluarg
jantung
yang a
dideritanya
yang
tentang
n ke
penyakit
Puskesma
diderita
yang
pasien
membutuhkan
menghindari
pengobatan
faktor
berkelanjutan
dan
yang
rutin
faktor
dapat
memperparah
penyakit
Pasien
Pada saat
yang
diderita pasien.
Pasien dapat
Aspek
Memberikan obat
Klinis
Hipertensi :
kunjunga
meminum obat
Captopril 2 x 12,5
n ke
yang telah
mg dan
puskesmas
diberikan secara
memberikan
rujukan kepada
terputus serta
pasien untuk di
berobat ke Poli
bawa ke poli
Jantung
Bersedia
jantung untuk
mendapatkan
16
penanganan yang
Aspek
lebih baik
-Menganjurkan
risiko
pasien
Internal
Pasien
Pada saat
Pasien
dan
kunjunga
menghindari
keluarg
n ke
makanan yang
rumah
dapat
pasien
meningkatkan
mengubah
mengurangi
konsumsi penyedap
rasa
dengan
Bersedia
kadar tekanan
darah
memberitahukan
makanan apa yang
boleh
dimakan
sesuai
kebutuhan
kalori pasien
-Memberitahukan
pasien
agar
membatasi
aktivitas
fisik
sehari hari
-Menganjurkan
pasien agar dapat
mengendalikan
stres
17
Aspek
-Menganjurkan
Pasien
Saat
Keluarga
psikologi
keluarga pasien
dan
kunjunga
memberikan
keluarga
agar selalu
keluarg
n ke
perhatian lebih
memberikan
rumah
kepada pasien
dukungan kepada
Bersedia
pasien
kontrol ke dokter
Menyarankan
Pasien
Saat
Kondisi tubuh
Fungsion
pasien untuk
dan
kunjunga
al
membatasi
keluarg
n ke
dan kuat
rumah
dapat memperberat
Bersedia
pasien
penyakit yang
diderita oleh pasien
18
ANALISIS KASUS
Pasien Tn. A berusia 67 tahun adalah Kepala Keluarga (KK). Tinggal bersama istrinya Ny. S , berusia 61 tahun dan bersama anaknya Ny.
R berusia 32 tahun dan menantunya Tn. W yang berusia 35 tahun dan bersama anak dari pasangan Tn. W dan Ny. R bernama An. R yang berusia
8 tahun dan sekarang SD. Mereka tinggal dalam 1 rumah, di kediamannya di daerah Kecamatan Johar Baru, jakarta Pusat. Tn. Aadalah salah satu
19
pasien di Puskesmas di daerah Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, yang datang diantar oleh istrinya Ny. S karena sesak napas yang semakin
memberat sejak 3 hari SMRS. Kemudian dilakukan diagnostik holistik meliputi aspek personal, aspek klinis, aspek risiko internal,aspek risiko
eksternal dan aspek fungsional.
Pada aspek personal ditemukan bahwa pasien datang berobat ke puskesmas diantar oleh istrinya menggunakan kendaraan umum
(angkot), jarak antara rumah dan puskesmas yang lumayan dekat dan tanpa biaya (gratis) karena keluarga ini memiliki kartu BPJS, serta kualitas
pelayanan yang dirasakan cukup memuaskan.Pasien dibawa berobat karena sesak napas yang semakin memberat sejak 3 hari SMRS. Sesak
dirasakan tidak menghilang pada saat pasien beristirahat. Keluhan disertai dengan adanya bengkak pada tungkai pasien , dan ini bukanlah yang
pertama yang dialami oleh Tn. A. Keluarga pasien sangat mengharapkan pasien dapat sembug dari penyakitnya tersebut dengan mengkonsumsi
obat obatab yang didapatkan dari dokter puskesmas. Kekhawatiran pasien dan keluarga pasien saat ini adalah penyakit yang diderita oleh
pasien tidak dapat disembuhkan.
Selanjutnya adalah aspek klinis. Untuk mendapatkan aspek klinis, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis dilakukan
secara auto dan alloanamnesis terhadap istri pasien. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien menderita sesak napas yang semakin memberat
sejak 3 hari SMRS. Sesak dirasakan tidak menghilang pada saat pasien beristirahat.Sesak tidak disertai dengan adanya suara mengi.Keluhan
disertai dengan adanya bengkak pada tungkai pasien. Pasien sudak memiliki penyakit Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, tetapi tidak rutin
kontrol ke dokter karena pasien merasa dia baik baik saja.Pada pemeriksaan fisik ditemukan Tekanan darah 160/ 90 mmHg , status
gizi ............., Suara napas vesikular pada kedua lapang paru, tidak terdapat ronki maupun wheezing.Terdapat Bunyi Jantung I-II reguler, terdapat
suara tambahan murmur, dan terdapat edema pada tungkai, pitting edema (+/+).
Berdasarkan data-data tersebut, diagnosis kerja pasien adalah gagal jantung NYHA kelas IV disertai dengan Hypertension Heart
Disease (HHD). Penyakit lain dengan gejala serupa morbili/rubeola adalah rubella, roseola, dan demam berdarah. Pada rubella/german
measles, didapati Forchheimer's sign (papula kemerahan di sekitar palatum molle) dan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Pada
20
roseola infantum, ruam kemerahan muncul ketika panas badan mulai turun. Pada demam berdarah, didapati trombositopenia dan
peningkatan hematokrit (dibutuhkan pemeriksaan laboratorium).
Pada aspek risiko internal, pasien ternyata belum mendapatkan imunisasi campak karena usianya belum genap 9 bulan. Walaupun sudah
terkena campak, pasien tetap harus diimunisasi campak 6 bulan setelah sembuh untuk memperkuat antibodi yang telah dibuat oleh tubuh ketika
terkena campak. Pada aspek risiko eksternal, pasien bertemu kontak dengan anak tetangga yang sedang terkena campak. Pasien dititipkan ke
tetangga seminggu yang lalu karena ibu pasien sedang ada urusan keluar rumah. Pada aspek fungsional, pasien termasuk dalam derajat 5 yang
mana pasien tidak mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Rencana penatalaksanaan ditujukan untuk individu pasien, keluarga pasien, dan komunitas di lingkungan sekitar pasien. Penatalaksanaan
medis bertujuan untuk mengurangi/ menghilangkan gejala yang dialami pasien, karena morbili termasuk dalam self-limiting disease yang dapat
sembuh dengan sendirinya. Pemberian cairan dan nutrisi bermaksud untuk menjaga status hidrasi, mengingat pasien mengalami morbili dengan
komplikasi enteritis. Parasetamol diberikan untuk menurunkan panas (obat simptomatik). Vitamin A diberikan untuk re-epitalisasi dari mukosa
kulit dan mata (konjungtivitis)
Kepada keluarga pasien dijelaskan tentang penyakit morbili dan cara penularannya saat kunjungan rumah. Kepada ibu pasien mungkin
lebih ditekankan untuk berhati-hati ketika menitipkan pasien ke tangan orang lain, karena pasien masih berusia hampir 9 bulan sehingga masih
rentan tertular penyakit. Selain itu dijelaskan pula tentang warning sign dan gejala dari komplikasi untuk kembali ke puskesmas atau layanan
kesehatan terdekat, yaitu jika panas badan menetap tinggi setelah 5 hari, muntah dan diare berdarah, pasien terlihat sesak napas, tidak mau
makan ataupun menetek/minum sama sekali, serta kejang. Setelah itu diharapkan pasien dapat dicegah untuk tidak jatuh ke dalam fase penyakit
yang lebih parah.
Saat kunjungan rumah, perlu dijelaskan pula mengenai cara penularan dari penyakit morbili dan pencegahannya kepada masyarakat
sekitar keluarga pasien. Morbili disebabkan oleh paramyxovirus yang dapat ditularkan melalui udara, kontak langsung dengan sekresi hidung
atau tenggorokan, sehingga dengan menghindari kontak dengan pasien campak dapat menjadi salah satu pencegahan tertularnya penyakit.
Imunisasi campak juga penting diberikan untuk mencegah terkena penyakit campak Imunisasi diberikan kepada anak saat berusia 9 bulan.
Dengan demikian diharapkan mata rantai penularan penyakit campak ini dapat dihentikan sehingga masyarakat terutama anak-anak dapat
terlindungi dari penyakit campak.
21
TINJAUAN PUSTAKA
22