Pola Pengembangan Paragraf
Pola Pengembangan Paragraf
Pola Pengembangan Paragraf
2.Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan
spasial dan pola sudut pandang.
a. Pola Spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu.
Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke
atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu
daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur
atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan
dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana
suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu
yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu
memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman
yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.
b. Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau posisi
seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial.
Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek
yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertamatama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan
berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai
dari yang terdekat kepada yang terjauh.
Contoh:
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan. Medasing
menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai
pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju
sekian temannya sejajar dengan dia.
Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya tegak pondok,
sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai
bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan
bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam. Dari celahcelah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang
halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati,
ketiganya sunyi dan sepi pula.
3.Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek.
Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan
sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi
menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya
terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan
akibat, serta ilustrasi.
a. Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk
menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh prose dengan jelas.
Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun
dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur
secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya
dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin
baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan
bersih dan berseri-seri.
b. Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab-akibat. Dalam hal
ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian
pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama,
sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab
sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun
untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses
kausal.
Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras meningkat,
diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun
1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton
pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu
ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
c. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkrit. Dalam karangan
sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar.
2) Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu yang
kita kemukakan. Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk membuktikan
bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
3) Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan
sebelumnya.
4) Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah
diuraikan sebelumnya.
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada satu hal:
anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampuy mengerti
manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka akan memiliki
kemampuan mengembangkan hubungan tersebut. Berbicaralah dengan orang-orang.
Dengarkanlah keinginan hati mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir.
Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pkaset raihlah apa yang anda
peroleh dari kebijakan orang lain, namun jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan
pelajarilah tabiat mereka. Ini adalah sau gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan satu
studi ilmiah.
Dalam paragraf tersebut penulis mengemukakan sejumlah pendapat, antara lain bahwa kita
(pembaca) harus menjadi seorang pengamat manusia. Untuk meyakinkan pembaca atas
argumentasinya itu, penulis mengemukakan sejumlah alasan, bahwa dengan menjadi seorang
pengamat manusia, kita akan memiliki kemampuan dalam mengembangkan hubungan positif
dengan orang lain.
1. Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian
diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain
sebagai penjelas.
2. Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri
dengan kalimat topik
Contoh
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa
bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendatsendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
3. Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik
kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.
Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh 1
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
2. Pengembangan Khusus-Umum
Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas kemudian diikuti oleh pikiran
pokok atau kesimpulan.
Contoh
Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan
kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan
semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah
sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia.
2.
o
Unsur kebahasan :
a. repetisi
b. kata ganti
c. kata transisi
3.
o
a. urutan waktu
b. urutan logis
c. urutan ruang
d. urutan proses
3. Kelengkapan : paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimatkalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat
topik/ kalimat utama
4.
o
5.
o
3. Kata transisi : kata yang berada di antara kata ganti dan kata
repetisi.
6.
o
Menurut fungsinya
a. paragraf pembuka
b. paragraf penghubung
c. paragraf penutup
a. paragraf deduktif
b. paragraf induktif
d. paragraf tersebar
7.
o
a. paragraf argumentasi
b. paragraf narasi
c. paragraf persuasi
d. paragraf eksposisi
e. paragraf deskripsi.
8. Pengembangan Paragraf
o
Proses
Analogi
Contoh
Kausal
Umum-Khusus / Khusus-Umum
Klasifikasi
Definisi Luas
dengan cara umum ke khusus (deduktif) maupun khusus ke umum (induktif), paling
banyak diguankan, lebih-lebih dalam karya ilmiah karena karya ilmiah pada
umumnya merupakan sintesis antara deduktif dan induktif.
4. Pengembangan paragraf Berdasarkan Isi
Berdasarkan isinya pengembangan paragraf antara lain dapat dilakukan dengan cara
menampilkan perbandingan atau pertentangan, contoh, sebab-akibat, dan klasifikasi.
Berikut disajikan pengertian keempat cara tersebut secara singkat.
1) Pengembangan paragraph dengan cara pertentangan. Pengembangan paragraph
dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda
dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang dari.
2) Pengembangan paragraph dengan cara analogi. Analogi adalah bentuk
pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan
bantuan kiasan. Kata kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
3) Pengembangan paragraph dengan cara contoh-contoh. Kata seperti, misalnya,
contohnya, dan lainlain adalah ungkapanungkapan dalam pengembangan dalam
mengembangkan paragraph dengan contoh.
4) Pengembangan paragraph dengan cara definisi. Katakata yang digunakkan dalam
mengembangkan paragraph dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika
sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika
sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat.
5) Pengembangan paragraph dengan cara pembandingan. Cara pembandingan
merupakan sebuah pengembangna paragraf yang dilakukan dengan membandingkan
atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan. Kegiatan membandingkan
atau mempertentangkan tersebut berupa penyajian persamaan dan perbedaan antara
dua hal. Sesuatu yang dipertentangkan adalah dua hal yang memiliki tingkat yang
sama. Dan keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.
6) Pengembangan paragraph dengan cara pemberian. Contoh-contoh disajikan sebagai
gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas gagasan umum. Gagasan umum
dapat diletakkan pada awal paragraf atau diakhiri paragraf bergantung pada gaya yang
dikehendaki oleh penulis.
7) Pengembangan paragraph dengan sebab akibat. Cara sebab akibat sering disebut
dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara ini dapat dilakukan dengan
menyajikan sebab sebagai gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai
gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama
diikuti dengan penyebabnya sebagai gagasan penjelas.
8) Pengembangan paragraph dengan cara klasifikasi. Cara klasifikasi biasanya
dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan
penjelas secara rinci. Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya.
Penambahan gagasan baru dalam paragraf seperti itu dianggap penyimpangan atau
pelanturan.
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa ternyata tidak mudah untuk membentuk
sebuah paragraf dan mengembangkannya. Pembentukkan paragraf dan
pengembangannya harus sesuai dengan aturan penulisan ilmiah. Penulis perlu
terampil berbahasa dan memiliki kemampuan bahasa.
Ketrampilan berbahasa diperoleh lewat latihan intensif dan kemampuan berbahasa
lewat pembelajaran. Jadi, agar terampil menulis perlu dipaduk an antara teori dengan
praktik. Pemahaman tentang teori kalimat topik dan kalimat pendukung dapat
diterapkan dalam tulisannya.
Seseorang yang sering menulis akan menentukan lebih dahulu kalimat topiknya
kemudian dari kalimat topik itu akan dikembangkan lewat beberapa kalimat
pendukung.
Seseorang yang tidak pernah menulis artikel ilmiah akan mengalami kesulitan untuk
menerapkan kaidah kebahasaan dan teori- teori tentang penulisan sebuah artikel yang
benar. Maka, dapat diperkirakan bahwa pemakaian bahasa dalam media massa cetak
(surat kabar) sering mengalami kerancuan dan penyusunan kalimatnya banyak yang
tidak efektif. Pengembangan paragraf yang dilakukan banyak yang tidak didasarkan
pada teori-teori pengembangan paragraf.
Berdasarkan paparan di atas dapat ditentukan permasalahan tentang perangkat kohesi
sebagai alat untuk menentukan kohesifitas dalampengembangan paragraf yang ditulis
dalam media massa cetak.
13. Sumber Refrensi: http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&hs=c3Z&rls=org.mozilla%3Aen-US
%3Aofficial&q=pengembanagn+paragraf+dan+wacana&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_
rfai=