Pola Pengembangan Paragraf

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Pola Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:


1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat.
Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola
pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak
dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan
peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif)
atau proses (eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu
kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, Argumentasi). Pilihan pola
pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang
hendak disampaikannya.
1.Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian
rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam
paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau
waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni
narasi fiksi dan narasi nonfiksi.
Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif.
Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.
Contohnya: novel dan cerpen.
Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, suatu yang ada
dan benar-benar terjadi.
Narasi ini disebut juga narasi ekspositori.
Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah sebagai berikut:
Narasi Fiksi
1.Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana rekreasi rohaniah.
2.Menggugah majinasi.
3.Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan.
4.Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.
Narasi Nonfiksi
1.menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
2.memperluas pengetahuan atau wawasan.
3.Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional.
4.Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.

2.Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan
spasial dan pola sudut pandang.
a. Pola Spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu.
Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke
atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu
daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur
atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan
dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana
suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu
yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu
memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman
yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.
b. Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau posisi
seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial.
Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek
yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertamatama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan
berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai
dari yang terdekat kepada yang terjauh.
Contoh:
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan. Medasing
menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai
pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju
sekian temannya sejajar dengan dia.
Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya tegak pondok,
sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai
bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan
bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam. Dari celahcelah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang
halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati,
ketiganya sunyi dan sepi pula.

3.Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek.
Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan
sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi
menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya
terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan
akibat, serta ilustrasi.
a. Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk
menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh prose dengan jelas.
Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun
dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur
secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya
dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin
baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan
bersih dan berseri-seri.
b. Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab-akibat. Dalam hal
ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian
pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama,
sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab
sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun
untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses
kausal.
Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras meningkat,
diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun
1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton
pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu
ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
c. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkrit. Dalam karangan

eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat.


Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini
pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam
menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
Contoh :
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi sektor-sektor
di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65
persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran
sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari
sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen
menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari
tahun ke tahun.
4.Paragraf Argumentasi
Argumentasi bermakna alasan. Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan
meyakinkan. Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan
alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti, dan
sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui
pendapat, sikap atau keyakinan.
Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara paragraf-paragraf
eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan paragraf argumentasi. Persamaan
tersebut, antara lain bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan
fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok antara
keduanya.
Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraph eksposisi dan argumentasi
adalah sebagai berikut.
a. persamaan
1) Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan dan keyakinan kita.
2) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau dipenjelas
dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya.
3) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam
pembahasannya.
4) Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya dari:
a) pengalaman,
b) pengamatan dan penelitian,
c) sikap dan keyakinan.
b. Perbedaan
1) Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh
informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca

sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar.
2) Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu yang
kita kemukakan. Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk membuktikan
bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
3) Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan
sebelumnya.
4) Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah
diuraikan sebelumnya.
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada satu hal:
anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampuy mengerti
manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka akan memiliki
kemampuan mengembangkan hubungan tersebut. Berbicaralah dengan orang-orang.
Dengarkanlah keinginan hati mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir.
Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pkaset raihlah apa yang anda
peroleh dari kebijakan orang lain, namun jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan
pelajarilah tabiat mereka. Ini adalah sau gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan satu
studi ilmiah.
Dalam paragraf tersebut penulis mengemukakan sejumlah pendapat, antara lain bahwa kita
(pembaca) harus menjadi seorang pengamat manusia. Untuk meyakinkan pembaca atas
argumentasinya itu, penulis mengemukakan sejumlah alasan, bahwa dengan menjadi seorang
pengamat manusia, kita akan memiliki kemampuan dalam mengembangkan hubungan positif
dengan orang lain.

Paragraf Berdasarkan Letak


Kalimat Utama
Posted on September 26, 2007 by bagas| Leave a comment

1. Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian
diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain
sebagai penjelas.

2. Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri
dengan kalimat topik
Contoh
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa
bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendatsendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
3. Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik
kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.
Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh 1
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

2. MACAM-MACAM POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF


1. Pengembangan Umum-Khusus
Paragraf yang dimulai dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas
Contoh:
Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang sedih, bingung, kesal, atau
marah kita jangan menulis surat. Kesedihan, kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu
akan tergambar dalam surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata yang kurang terpikir,
terburu nafsu, dan dapat merusak suasana.

2. Pengembangan Khusus-Umum
Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas kemudian diikuti oleh pikiran
pokok atau kesimpulan.
Contoh
Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan
kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan
semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah
sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia.

Teknik Pengembangan Paragraf - Presentation Transcript


1. Paragraf / Alinea

Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan


didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk
membentuk satu gagasn.

Syarat-syarat pembentukan paragraf :

Kesatuan : tiap paragraf hanya mengandung satu pikiran / satu


tema.

Fungsi paragraf : mengembangkan tema.

2.
o

2. Koherensi / kepaduan = hubungan antara kalimat dengan


kalimat.

Kepaduan dalam kalimat dapat dibangun dengan memperhatikan :

Unsur kebahasan :

a. repetisi

b. kata ganti

c. kata transisi

3.
o

2. Perincian dan urutan isi paragraf :

a. urutan waktu

b. urutan logis

c. urutan ruang

d. urutan proses

e. sudut pandangan/ point of view

3. Kelengkapan : paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimatkalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat
topik/ kalimat utama

4.
o

Unsur- Unsur Kebahasan

Repetisi : pengulangan kata-kata yang dianggap cukup penting atau


menjadi topik pembahasan.

Kata ganti : kata yang dipakai untuk menggantikan subyek


pembicaraan.

Macam-macam kata ganti :

a. kata ganti orang pertama (I) : aku, saya, ku,

b. kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu, kamu sekalian,

c. kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia, Beliau,mereka, nya.

5.
o

3. Kata transisi : kata yang berada di antara kata ganti dan kata
repetisi.

Macam-macam kata transisi :

a. berhubungan dengan pertambahan;

b. berhubungan dengan perbandingan;

c. berhubungan dengan pertentangan;

d. berhubungan dengan tempat;

e. berhubungan dengan tujuan;

f. berhubungan dengan waktu;

g. berhubungan dengan singkatan.

6.
o

MACAM - MACAM PARAGRAF

Menurut fungsinya

a. paragraf pembuka

b. paragraf penghubung

c. paragraf penutup

2. Menurut posisi kalimat topik :

a. paragraf deduktif

b. paragraf induktif

c. paragraf deduktif induktif

d. paragraf tersebar

7.
o

3. Berdasarkan sifat isinya :

a. paragraf argumentasi

b. paragraf narasi

c. paragraf persuasi

d. paragraf eksposisi

e. paragraf deskripsi.

8. Pengembangan Paragraf
o

Pengembangan paragraf mencakup dua hal:

Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke


dalam gagasan-gagasan bawahan;

Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam


suatu urutan yang teratur.

9. Macam-macam Metode Pengembangan Paragraf


o

Klimaks dan Anti Klimaks

Sudut Pandangan / Point of View

Proses

Perbandingan dan Pertentangan

Analogi

Contoh

Kausal

Umum-Khusus / Khusus-Umum

Klasifikasi

Definisi Luas

10. 1. Pembentukan Paragraf


Dalam pembentukan paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan,

yaitu unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.


Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan pada adanya persyaratan bahwa suatu
paragraf hanya memiliki satu topik, satu pikiran utama. Fungsi paragraf dalam hal ini
adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh karena itu, pengembangan paragraf tidak
dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang sama seklai
tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik. Penyimpangan
pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf
tidak efektif. Jadi, satu paragraf idealnya hanya berisi satu gagasan pokok satu topik.
Semua kalimat dalam suatu paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut.
Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud
kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat penjelas. Kalimatkalimat penjelas haruslah menunjang kejelasan kalimat utama. Paragraf dinyatakan
sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak dikembangkan secara baik. Oleh karena itu,
unsur kelengkapan itu sering pula disebut pengembangan, bahkan ada yang menyebut
perkembangan.

2. Kerangka Struktur Paragraf


Paragraf diasumsikan berpotensi terdiri atas beberapa kalimat. Kalimat-kalimat
tersebut haruslah dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi paragraf yang baik,
yaitu paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.
Pendistribusian kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas haruslah menggunakan
cara yang jelas sehingga dapat dirumuskan strukturnya.
Kalimat-kalimat dalam paragraf dapat dikategorikan menjadi: (1) kalimat utama, dan
(2) kalimat penjelas. Ada pula yang menambah satu lagi yaitu kalimat penegas.
Kalimat penegas pada hakikatnya sama dengan kalimat topik, hanya saja kalimat
penjelas biasanya merupakan penyimpulan, sehingga tidak pernah terdapat pada awal
paragraf. Struktur paragraf biasanya dikaitkan dengan pengurutan letak kalimat
utama, dan kalimat-kalimat penjelas. Khusus paragraf naratif dan deskriptif tidak
dapat ditemukan kalimat utama dan kalimat penjelas.
Atas dasar kategori kalimat dalam paragraf tersebut, secara garis besar struktur
paragraf (selain paragraf narasi dan deskripsi) dapat dikategorisasikan menjadi tiga,
yaitu:
(1) Kalimat utama pada awal paragraf dan diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas,
(2) Kalimat pada akhir paragraf dan didahului dengan kalimat-kalimat penjelas, serta
(3) Kaliat utama terdapat pada awal dan akhir paragraf, diselingi dengan kalimatkalimat penjelas.

3. Pengembangan paragraf Berdasarkan Teknik


Pengembangan paragraf yang pertama dapat dilihat dari sudut pandang teknik.
Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu (1) pengembangan secara alamiah, dan (2) pengembangan secara logis.
1) Pengembangan Secara Alamiah
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Hal itu
berarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu
kegiatan dilakukan, dan diikuti oleh kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu
peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan
cara ini tidak dijumpai adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini
biasanya digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat membawa
pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah ruangan. Hal itu berarti
kalimat yang satu mengungkapkan suatu bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi
tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang
berada pada posisi yang lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini tidak
boleh sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca
mengalami kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada
paragraf deskriptif.
2) Pengembangan Secara Logis
Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah pengembangan paragraf
menggunakan pola pikir tertentu. Pengembangan paragraf secara logis dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu klimaks-antiklimaks, dan umum-khusus.
Paragraf yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi dua, yang pertama
klimaks, dan yang kedua antiklimaks. Pengembangan paragraf secara klimaks
dilakukan dengan cara menyajikan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang
dianggap sebagai gagasan bawahan, kemudian diakhiri dengan gagasan yang paling
tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya. Sebaliknya, pengembangan
paragraph secara antiklimaks dilakukan dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap
paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti dengan
gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan,
gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.
Pengembangan paragraf berdasarkan kriteria umum-khusus, dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus, dan
khusus ke umum. Paragraf yang dikembangkan secara umum ke khusus berupa
paragraf yang dimulai dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan
utama, kemudian diikuti dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau
rincian. Paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini biasa disebut
dengan paragraf deduktif. Paragraf yang dikembangkan secara khusus ke umum
berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau
rincian, kemudian diikuti dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan
utama. Paragraf yang dikembangkan dengan cara khusus ke umum ini biasa disebut
dengan paragraf induktif. Pengembangan paragraf logis umum-khusus ini, baik

dengan cara umum ke khusus (deduktif) maupun khusus ke umum (induktif), paling
banyak diguankan, lebih-lebih dalam karya ilmiah karena karya ilmiah pada
umumnya merupakan sintesis antara deduktif dan induktif.
4. Pengembangan paragraf Berdasarkan Isi
Berdasarkan isinya pengembangan paragraf antara lain dapat dilakukan dengan cara
menampilkan perbandingan atau pertentangan, contoh, sebab-akibat, dan klasifikasi.
Berikut disajikan pengertian keempat cara tersebut secara singkat.
1) Pengembangan paragraph dengan cara pertentangan. Pengembangan paragraph
dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda
dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang dari.
2) Pengembangan paragraph dengan cara analogi. Analogi adalah bentuk
pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan
bantuan kiasan. Kata kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
3) Pengembangan paragraph dengan cara contoh-contoh. Kata seperti, misalnya,
contohnya, dan lainlain adalah ungkapanungkapan dalam pengembangan dalam
mengembangkan paragraph dengan contoh.
4) Pengembangan paragraph dengan cara definisi. Katakata yang digunakkan dalam
mengembangkan paragraph dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika
sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika
sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat.
5) Pengembangan paragraph dengan cara pembandingan. Cara pembandingan
merupakan sebuah pengembangna paragraf yang dilakukan dengan membandingkan
atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan. Kegiatan membandingkan
atau mempertentangkan tersebut berupa penyajian persamaan dan perbedaan antara
dua hal. Sesuatu yang dipertentangkan adalah dua hal yang memiliki tingkat yang
sama. Dan keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.
6) Pengembangan paragraph dengan cara pemberian. Contoh-contoh disajikan sebagai
gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas gagasan umum. Gagasan umum
dapat diletakkan pada awal paragraf atau diakhiri paragraf bergantung pada gaya yang
dikehendaki oleh penulis.
7) Pengembangan paragraph dengan sebab akibat. Cara sebab akibat sering disebut
dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara ini dapat dilakukan dengan
menyajikan sebab sebagai gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai
gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama
diikuti dengan penyebabnya sebagai gagasan penjelas.
8) Pengembangan paragraph dengan cara klasifikasi. Cara klasifikasi biasanya
dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan
penjelas secara rinci. Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya.

Misalnya, gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat diklasifikasikan


menjadi X dan Z.
Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
1. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasangagasan bawahan;
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang
teratur.
a) Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang
ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan
argumentasi isi dapat berupa pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana
disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
b) Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang
dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Contoh-contoh tulisan eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan.
Eksposisi:
Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal
ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai
saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari
beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras
yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini
menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.
c) Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan dimana
rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan
akhir.
Narasi:
Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat
pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam
istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku
menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang.
d) Argumentasi.
11. Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha
pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan
berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan
penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan
tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap
petani.
12. Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiiki kepaduan antar teksnya, kepaduan
bentuk atau kohesi maupun kepaduan makna atau koherensi. Davies (1982:126)
mengatakan bahwa koherensi dapat dikembangkan lewat gagasan pokok diungkapkan
oleh sebuah kalimat topik (topic sentence). Kalimat topik itu dijelaskan oleh beberapa
kalimat pendukung (supporting sentence). Kemudian, kalimat-kalimat pendukung itu
tidak boleh menambahkan gagasan baru dalam paragraf tetapi hanya menjelaskan
gagasan yang sudah ada. Paragraf yang memiiki lebih dari satu gagasan pokok bukan
paragraf yang baik sebab hanya sebagai deretan kalimat yang tidak berhubungan.

Penambahan gagasan baru dalam paragraf seperti itu dianggap penyimpangan atau
pelanturan.
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa ternyata tidak mudah untuk membentuk
sebuah paragraf dan mengembangkannya. Pembentukkan paragraf dan
pengembangannya harus sesuai dengan aturan penulisan ilmiah. Penulis perlu
terampil berbahasa dan memiliki kemampuan bahasa.
Ketrampilan berbahasa diperoleh lewat latihan intensif dan kemampuan berbahasa
lewat pembelajaran. Jadi, agar terampil menulis perlu dipaduk an antara teori dengan
praktik. Pemahaman tentang teori kalimat topik dan kalimat pendukung dapat
diterapkan dalam tulisannya.
Seseorang yang sering menulis akan menentukan lebih dahulu kalimat topiknya
kemudian dari kalimat topik itu akan dikembangkan lewat beberapa kalimat
pendukung.
Seseorang yang tidak pernah menulis artikel ilmiah akan mengalami kesulitan untuk
menerapkan kaidah kebahasaan dan teori- teori tentang penulisan sebuah artikel yang
benar. Maka, dapat diperkirakan bahwa pemakaian bahasa dalam media massa cetak
(surat kabar) sering mengalami kerancuan dan penyusunan kalimatnya banyak yang
tidak efektif. Pengembangan paragraf yang dilakukan banyak yang tidak didasarkan
pada teori-teori pengembangan paragraf.
Berdasarkan paparan di atas dapat ditentukan permasalahan tentang perangkat kohesi
sebagai alat untuk menentukan kohesifitas dalampengembangan paragraf yang ditulis
dalam media massa cetak.
13. Sumber Refrensi: http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&hs=c3Z&rls=org.mozilla%3Aen-US
%3Aofficial&q=pengembanagn+paragraf+dan+wacana&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_
rfai=

Anda mungkin juga menyukai