Anda di halaman 1dari 66

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 6 TAHUN 1994


TENTANG
PENGESAHAN UNITED NATIONS FRAMEWORK
CONVENTION
ON CLIMATE CHANGE
(KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN BANGSA-
BANGSA
MENGENAI PERUBAHAN IKLIM)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa perubahan iklim bumi yang diakibatkan oleh peningkatan
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan memberikan pengaruh
merugikan pada lingkungan hidup dan kehidupan manusia;
b. bahwa dalam rangka upaya mencegah meningkatnya konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer, Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de
Janeiro, Brasil, pada tanggal 3 sampai dengan 14 Juni 1994 telah
menghasilkan komitmen internasional dengan ditandatanganinya
United Nations Framework Convention on Climate Change oleh
sejumlah besar negara di dunia, termasuk Indonesia;
c. bahwa dalam upaya mencegah berlanjutnya perubahan iklim yang
merugikan lingkungan hidup dan kehidupan manusia, masyarakat
internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyetujui
untuk mengupayakan pengurangan emisi gas rumah kaca yang
diproyeksi pada tahun 1990;
d. bahwa Indonesia mempunyai peranan strategis dalam struktur iklim
geografi dunia karena sebagai negara tropis ekuator yang mempunyai
hutan tropis basah terbesar kedua di dunia dan negara kepulauan
yang memiliki laut terluas di dunia mempunyai fungsi sebagai
penyerap gas rumah kaca yang besar;
e. bahwa komitmen negara-negara maju untuk menyediakan bantuan
dana dan alih teknologi kepada negara-negara berkembang yang
merupakan tanggung jawab negara-negara maju, sebagaimana diatur
dalam, United Nations Framework Convention on Climate Change,
perluditanggapi secara positif oleh pemerintah Indonesia;

UU. No. 6 TAHUN 1994 1/66


f. bahwa Indonesia perlu ikut aktif mengambil bagian bersama-sama
dengan anggota masyarakat internasional lainnya dalam upaya
mencegah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer,
karena itu pemerintah telah menandatangani United Nations
Framework Convention on Climate Change tersebut di Rio de Janeiro,
Brazil, pada tanggal 5 Juni 1992;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas pemerintah
Indonesia memandang perlu untuk mengesahkan United Nations
Framework Convention on Climate Change tersebut dengan Undang-
Undang.
Mengingat :

Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar
1945;
Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG
TENTANG
PENGESAHAN UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION
ON CLIMATE CHANGE
(KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
MENGENAI PERUBAHAN IKLIM)

Pasal 1

Mengesahkan United Nations Framework Convention on Climate Change


(Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubaha
Iklim) yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggeris dan terjemahannya
dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari Undang-undang ini.
Pasal 2

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap


orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatasnnya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

UU. No. 6 TAHUN 1994 2/66


Disahkan di Jakarta
pada tanggal 1 Agustus 1994
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Agustus 1994
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

ttd.

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1994 NOMOR 42


Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994
Salinan Naskah Asli
Terjemahan Resmi

UU. No. 6 TAHUN 1994 3/66


PENJELASAN ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 1994
TENTANG
PENGESAHAN
UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION
ON CLIMATE CHANGE
(KONVENSI KERANGKA KERJA
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
MENGENAI PERUBAHAN IKLIM)

I. UMUM
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 antara lain menegaskan agar
Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain itu, Pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa "Bumi dan air, dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Rakyat". Pasal
tersebut mengandung esensi amanat yang mendasar bagi
pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia. Dalam pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, manusia dapat berperan
dalam mengendalikan sistem iklim melalui pengelolaan sumber daya
alam. Untuk itu perlu dikembangkan pola interaksi timbal balik antara
atmosfer, bumi, dan air yang dapat membentuk sistem iklim tersebut.
Pengelolaan iklim terus dikembangkan guna menunjang pembangunan
di berbagai sektor, seperti pertanian dan kehutanan.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
khususnya tentang Lingkungan Hidup dan Hubungan Luar Negeri,
antara lain menegaskan sebagai berikut:
a. Pembangunan lingkungan hidup yang merupakan bagian
penting dari ekosistem yang berfungsi sebagai penyangga
kehidupan seluruh makhluk hidup di muka bumi diarahkan pada
terwujudnya kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam
keseimbangan dan keserasian yang dinamis dengan
perkembangan kependudukan agar dapat menjamin
pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pembangunan
lingkungan hidup bertujuan meningkatkan mutu, memanfaatkan
UU. No. 6 TAHUN 1994 4/66
sumber daya alam secara berkelanjutan, merehabilitasi
kerusakan lingkungan, mengendalikan pencemaran, dan
meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
b. Dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan, dikembangkan pola tata ruang yang menyerasikan
tata guna lahan, air, serta sumber daya alam lainnya dalam satu
kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta
ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang
serasi. Tata ruang perlu dikelola berdasarkan pola terpadu
melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat
lingkungan alam dan lingkungan sosial. Tata guna lahan
dikembangkan dengan memberikan perhatian khusus pada
pencegahan penggunaan lahan pertanian produktif yang dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem. Dalam
mengembangkan tata guna air perhatian khusus perlu diberikan
pada penyediaan air yang cukup dan bersih serta
berkesinambungan, pencegahan banjir dan kekeringan,
pencegahan kemorosotan mutu dan kelestarian air, serta
penyelamatan daerah aliran sungai. Setiap perubahan keadaan
dan fungsi lingkungan berikut segenap unsurnya perlu terus
dinilai dan dikendalikan secara seksama agar pengamanan dan
perlindungannya dapat dilaksanakan setepat mungkin.
c. Lingkungan hidup yang rusak atau terganggu keseimbangannya
perlu direhabilitasi agar kembali berfungsi sebagai penyangga
kehidupan dan memberi manfaat bagi kesejahteraan
masyarakat. Pembinaan dan penegakan hukum untuk
mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan ditingkatkan.
Dalam upaya pengendalian pencemaran dapat digunakan
berbagai perangkat ekonomi dengan pemanfaatan teknologi
yang sesuai agar kualitas lingkungan hidup dapat
dipertahankan. Sarana dan prasarana dalam pengelolaan
limbah termasuk limbah rumah tangga, limbah industri, dan
limbah berbahaya serta beracun perlu ditingkatkan agar kualitas
lingkungan hidup yang lestari dapat terjamin keberlanjutannya.
d. Kerjasama regional dan internasional mengenai pemeliharaan
dan perlindungan lingkungan hidup, dan peran serta dalam
pengembangan kebijaksanaan internasional serta kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi tentang lingkungan perlu terus
ditingkatkan bagi kepentingan pembangunan berkelanjutan.
e. Hubungan luar negeri merupakan klegiatan antarbangsa baik
regional maupun global melalui berbagai forum bilateral dan
multilateral yang diabadikan pada kepentingan nasional,
dilandasi prinsip politik luar negeri bebas aktif dan diarahkan
untuk turut mewujudkan tatanan dunia baru berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta

UU. No. 6 TAHUN 1994 5/66


ditujukan untuk lebih meningkatkan kerjasama internasional,
dengan lebih mamantapkan dan meningkatkan peranan
Gerakan Nonblok.
A. Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku di Indonesia
yang Berkaitan dan Mendukung Konvensi.
Indonesia telah memiliki peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dan mendukung untuk meratifikasi Konvensi dan
pelaksanaannya. Peraturan perundang-undangan yang berlaku
antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan (Lembaran
Negara Tahun 1967 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2823);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas
Kontinen Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1973
Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2994), Jo.
Pengumuman Pemerintah Republik Indonesia tentang
Landasan Kontinen Indonesia tanggal 17 Februari 1969;
c. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);
d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona
Ekonomi Ekslusif Indonesia (Lembaran Negara Tahun
1983 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3260);
e. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
(Lmbaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3299);
f. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang
Pengesahan United Nations Convention on the Law of
the Sea (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3319);
g. Undang-Undangan Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49,Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3419);
h. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1993 tentang Sistim
Budi Daya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);

UU. No. 6 TAHUN 1994 6/66


i. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
j. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);
k. Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Pengesahan Vienna Convention for the Protection of the
Ozone Layer, dan Montreal Protocol on Substances that
Deplete the Ozone Layer as Adjusted and Amended by
the Second Meeting og the Parties (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 50).
Indonesia merupakan anggota Organisasi Meteorologi Dunia
telah melakukan aksesi Convention of the World Meteorological
Organization (WMO) pada tanggal 16 Nopember 1950.
Ketentuan-ketentuan dalam undang-undang yang telah berlaku
dan konvensi-konvensi yang telah disahkan tersebut sejalan
dengan isi United Nations Framework Convention on Climate
Change. Dengan demikian, pengesahan Konvensi ini tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Setiap negara diharapkan mengkoordinasikan tindakan dalam
upaya penanggulangan perubahan iklim. Untuk itu perlu
disiapkan peraturan-peraturan yang menyangkut perubahan
iklim serta mendorong masyarakat untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca.
B. Latar Belakang Lahirnya Konvensi
Resolusi Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
Nomor 44/228 tanggal 22 Desember 1989 pada Konferensi
Lingkungan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa
dan Resolusi Nomor 43/53 tanggal 6 Desember 1988, Nomor
44/207 tanggal 22 Desember 1989, Nomor 45/212 tanggal 21
Desember 1990, dan Nomor 44/169 tanggal 19 Desember 1991
telah membahas masalah iklim global.
Disamping itu, pada ketentuan-ketentuan resolusi Sidang
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 44/206
tanggal 22 Desember 1989 dibahas pula tentang kemungkinan
akibat yang merugikan dari kenaikan permukaan laut pada
pulau-pulau dan daerah pesisir, terutama pada daerah pesisir
daratan rendah, dan ketentuan-ketentuan terkait dalam Resolusi
Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor
44/172 tanggal 19 Desember 1989 tentang Implementasi

UU. No. 6 TAHUN 1994 7/66


Rencana Kerja Nyata untuk Menanggulangi Penggurunan
(desertification).
Dalam rangka itu telah dipertimbangkan pula Konvensi Wina
tentang Perlindungan Lapisan Ozon 1985 dan Protokol Montreal
tentang Bahan-bahan yang Dapat Merusak Lapisan Ozon yang
telah disesuaikan dan diamandemenkan pada tanggal 29 Juni
1990, dan Indonesia telah meratifikasinya dengan Keputusan
Presiden Nomor 23 Tahun 1992.
Para pihak pada Konvensi menyadari adanya analisis yang
sangat berharga yang telah dilakukan oleh banyak negara
mengenai perubahan iklim dan sumbangan penting dari
Organisasi Meteorologi Dunia (the World Meteorological
Organization = WMO), Badan Pembangunan Lingkungan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (the United Nations Environment
Programme = UNEP) dan badan-badan lain, serta organisasi
dan badan-badan di dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk pertukaran hasil penelitian dan koordinasi riset.
C. Naskah Konvensi
Naskah Konvensi terdiri atas :
a. Batang Tubuh, yang berisi pembukaan dan 26 pasal
sebagai berikut :
1. Pengertian;
2. Tujuan;
3. Prinsip-prinsip
4. Komitmen;
5. Penelitian dan Pengamatan Sistematik;
6. Pendidikan, Pelatihan, dan Kesadaran
Masyarakat;
7. Konferensi Para Pihak;
8. Sekretariat;
9. Badan Pendukung untuk Nasehat-nasehat Ilmiah
dan Teknologis;
10. Badan Pendukung Pelaksanaan;
11. Mekanisme Pembayaran;
12. Komunikasi Informasi Mengenai Pelaksanaan;
13. Penyelesaian Masalah-masalah Pelaksanaan;
14. Penyelesaian Sengketa;
15. Perubahan-perubahan terhadap Konvensi;

UU. No. 6 TAHUN 1994 8/66


16. Persetujuan dan perubahan Lampiran-lampiran
pada konvensi;
17. Protokol;
18. Hak suara;
19. Depositari;
20. Penandatanganan;
21. Pengaturan sementara;
22. Ratifikasi, Penerimaan, Persetujuan, atau Aksesi;
23. Hal berlakunya;
24. Keberatan-keberatan (Reservasi);
25. Penarikan diri;
26. Teks asli.
b. Lampiran :
Lampiran I: Daftar Negara Maju dan Negara Ekonomi
Transisi.
Yang dimaksud dengan "Negara Ekonomi Transisi"
adalah negara yang sedang mengalami masa transisi
dari sistem ekonomi dengan perencanaan terpusat
menuju sistem ekonomi pasar.
Lampiran II: Daftar Negara Industri Maju yang
Berkewajiban Menyediakan Pendanaan.
Uraian secara lengkap mengenai naskah Konvensi tersebut di
atas dapat dilihat pada salinan naskah asli Konvensi dalam
bahasa Inggeris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia
terlampir.
D. Manfaat Konvensi
Dengan meratifikasi Konvensi ini, Indonesia akan memperoleh
manfaat berupa:
a. Di dalam negeri, akan menambah lagi perangkat hukum
yang lebih menjamin terselenggaranya pembangunan
yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Ketentuan-ketentuannya akan menjadi bagian dari
hukum nasional yang mengatur masalah iklim dan
lingkungan, sebagaimana yang sudah secara konsisten
dilakukan oleh Negara Republik Indonesia.
b. Di luar negeri, akan menunjukan bahwa Indonesia turut
bertanggung jawab terhadap masalah lingkungan global,
khususnya pada masalah perubahan iklim bumi yang
dampaknya akan menimbulkan keprihatinan bersama
UU. No. 6 TAHUN 1994 9/66
umat manusia. Kita menyadari bahwa kegiatan manusia
telah meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di
atmosfer dan peningkatan ini akan memperbesar efek
gas rumah kaca yang pada gilirannya berakibat naiknya
rata-rata pemanasan permukaan bumi dan atmosfer yang
dapat mengganggu ekosistem.
c. Manfaat lain, lebih terbuka kesempatan yang sangat luas
bagi Indonesia untuk selalu bekerja sama dan
berkomunikasi dengan negara-negara lain dan
organisasi-organisasi internasional melalui komunikasi
informasi yang dilembagakan oleh konvensi. Diantara
komunikasi tersebut yang penting ialah berupa
pertukaran ilmiah dan teknologi karena konvensi juga
membentuk Badan Pendukung untuk nasehat ilmiah dan
teknologi yang terbuka bagi semua pihak dan
mulitdisiplin.
Dengan meratifikasi Konvensi ini, kita tidak akan kehilangan
kedaulatan atas sumber alam yang kita miliki karena konvensi
ini tetap mengakui bahwa negara-negara sesuai dengan
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan prinsip hukum
internasional mempunyai hak berdaulat untuk mengeksploitasi
sumber alam sejalan dengan keadaan lingkungan serta sesuai
dengan kebijakan pembangunan dan tanggung jawab masing-
masing sehingga tidak merusak lingkungan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Apabila terjadi perbedaan penafsiran terhadap terjemahannya
dalam bahasa Indonesia, maka dipergunakan salinan naskah
aslinya dalam bahasa Inggeris.
Pasal 2
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3557

UU. No. 6 TAHUN 1994 10/66


SALINAN NASKAH ASLI
UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION
ON CLIMATE CHANGE

UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE


CHANGE

The Parties to this Convention,


Acknowledging that change in the Earth’s climate and its adverse effects are
common concern of humankind,
Concerned that human activities have been substantially increasing the
atmospheric concentrations of greenhouse gases that these increases
enhance the natural greenhouse effect, and that this will result on average in
an additional warning of the Earth’s surface and atmosphere and may
adversely affect natural ecosystems and humankind,
Noting that the largest share of historical and current global emissions of
greenhouse gases has originated in developed countries, that per capita
emissions in developing countries are still relatively low and that the share of
global emissions originating in developing countries will grow to meet their
social and development needs,
Aware of the role and importance in terrestrial and marine ecosystems of
sinks and reservoirs of greenhouse gases,
Noting that there are many uncertainties in predictions of climate change,
particularly with regard to the timing, magnitude and regional patterns thereof,
Acknowledging that the global nature of climate change calls for the widest
possible cooperation by all countries and their participation in an effective and
appropriate international response, in accordance with their common but
differentiated responsibilities and respective capabilities and their social and
economic conditions,
Recalling the pertinent provisions of the Declaration of the United Nations
Conference on the Human Environment, adopted at Stockholm on 16 June
1972,
Recalling also that States have, in accordance with the Charter of the United
Nations and the principles of international law, the sovereign right to exploit
their own resources pursuant to their own environmental and developmental
policies, and the responsibility to ensure that activities within their jurisdiction

UU. No. 6 TAHUN 1994 11/66


or control do not cause damage to the environment of other States or of areas
beyond the limits of national jurisdiction,
Reaffirming the principle of sovereignty of States in international cooperation
to address climate change,
Recognizing that States should enact effective environment legislation, that
environmental standards, management objectives and priorities should reflect
the environmental and developmental context to which they apply, and that
standards applied by some countries may be inappropriate and of
unwarranted economic and social cost to other countries, in particular
developing countries,
Recalling the provisions of General Assembly resolution 44/228 of 22
December 1989 on the United Nations Conference on Environment and
Development, and resolutions 43/53 of 6 December 1988, 44/207 of 22
December 1989, 45/212 of 21 December 1990 and 46/169 of 19 December
1991 on protection of global climate for present and future generations of
mankind,
Recalling also the provisions of General Assembly resolution 44/206 of 22
December 1989 on the possible adverse effects of sea level rise on islands
and coastal areas, particularly low-lying coastal areas and the pertinent
provisions of General Assembly resolution 44/172 of 19 December 1989 on
the implementation of the Plan of Action to Combat Desertification,
Recalling further the Vienna Convention for the Protection of the Ozone
Layer, 1985, and the Montreal Protocol on Substances that Deplete the
Ozone Layer, 1987, as adjusted and amended on 29 June 1990,
Noting the Ministerial Declaration of the Second World Climate Conference
adopted on 7 November 1990,
Conscious of the valuable analytical work being conducted by many States on
climate change and of the important contributions of the World Meteorological
Organization, the United Nations Environment Programme and other organs,
organizations and bodies of the United Nations system, as well as other
international and intergovernmental bodies, to the exchange of results of
scientific research and the coordination of research,
Recognizing that steps required to understand and address climate change
will be environmentally, socially and economically most effective if they are
based on relevant scientific, technical and economic considerations and
continually re-evaluated in the light of new findings in these areas,
Recognizing that various actions to address climate change can be justified
economically in their own right and can also help in solving other environment
problems,
Recognizing also the need for developed countries to take immediate action
in a flexible manner on the basis of clear priorities, as a first step towards
UU. No. 6 TAHUN 1994 12/66
comprehensive response strategies at the global, national and, where agreed,
regional levels that take into account all greenhouse gases, with due
consideration of their relative contributions to the enhancement of the
greenhouse effect,
Recognizing further that low-lying and other small island countries, countries
with low-lying coastal, arid and semi-arid areas or areas liable to floods,
drought and desertification, and developing countries with fragile mountainous
ecosystems are particularly vulnerable to the adverse effects of climate
change,
Recognizing the special difficulties of those countries, especially developing
countries, whose economics are particularly dependent on fossil fuel
production, use and exportation, as a consequence of action taken on limiting
greenhouse gas emissions,
Affirming that responses to climate change should be coordinated with social
and economic development in an integrated manner with a view to avoiding
adverse impacts on the latter, taking into full account the legitimate priority
needs of developing countries for the achievement of sustained economic
growth and the eradication of poverty,
Recognizing that all countries, especially developing countries, need access
to resources required to achieve sustainable social and economic
development and that, in order for developing countries to progress towards
that goal, their energy consumption will need to grow taking into account the
possibilities for achieving greater energy efficiency and for controlling
greenhouse gas emissions in general, including through the application of
new technologies on terms which make such an application economically and
socially beneficial,
Determined to protect the climate system for present and future generations,
Have agreed as follows :
Article 1. Definitions*)

For the purpose of this Convention :


1. "Adverse effects of climate change" means change in the physical
environment or biota resulting from climate change which have
significant deleterious effects on the composition, resilience or
productivity of natural and managed ecosystems or on the operation of
socio-economic systems or on human health and welfare.
2. "Climate change" means a change of climate which is attributed directly
or indirectly to human activity that alters the composition of the global
atmosphere and which is an addition to natural climate variability
observed over comparable time periods.

UU. No. 6 TAHUN 1994 13/66


3. "Climate system" means the totality of the atmosphere, hydrosphere,
biosphere and geosphere, and their interactions.
4. "Emissions" means the release of greenhouse gases and/or their
precursors into the atmosphere over a specified area and period of
time.
5. "Greenhouse gases" means those gaseous constituents of the
atmosphere, both natural and anthropogenic, that absorb and re-emit
infrared radiation.
6. "Regional economic integration organization" means an organization
constituted by sovereign States of a given region which has
competence in respect of matters governed by this Convention or its
protocols and has been duly authorized, in accordance with is internal
procedures, to sign, ratify, accept, approve or accede to the
instruments concerned.
7. "Reservoir" means a component or components of the climate system
where a greenhouse gas or a precursor of a greenhouse gas is stored.
8. "Sink" means any process, activity or mechanism which removes a
greenhouse gas, an aerosol or a precursor of a greenhouse gas from
the atmosphere.
9. "Source" means any process or activity which releases a greenhouse
gas, an aerosol or a precursor of a greenhouse gas into the
atmosphere.
Article 2. Objective

The ultimate objective of this Convention and any related legal instruments
that the Conference of the Parties may adopt is to achieve, in accordance with
the relevant provisions of the Convention, stabilization of greenhouse gas
concentrations in the atmosphere at a level that would prevent dangerous
anthropogenic interference with the climate system. Such a level should be
achieved within a time frame sufficient to allow ecosystems to adapt naturally
to climate change, to ensure that food production is not threatened and to
enable economic development to proceed in a sustainable manner.
Article 3. Principles

In their actions to achieve the objective of the Convention and to implement its
provisions, the Parties shall be guided, inter alia, by the following :
1. The Parties should protect the climate system for the benefit of present
and future generations of humankind, on the basis of equity and in
accordance with their common but differentiated responsibilities and
respective capabilities. Accordingly, the developed country Parties

UU. No. 6 TAHUN 1994 14/66


should take the lead in combating climate change and the adverse
effects thereof.
2. The specific needs and special circumstances of developing country
Parties, especially those that are particularly vulnerable to the adverse
effects of climate change, and of those Parties, especially developing
country Parties, that would have to bear a disproportionate or abnormal
burden the Convention, should be given full consideration.
3. The Parties should take precautionary measures to anticipate, prevent
or minimize the causes of climate change and mitigate its adverse
effects. Where there are threats of serious or irreversible damage, lack
of full scientific certainty should not be used as a reason for postponing
such measures, taking into account that policies and measures to deal
with climate change should be cost-effective so as to ensure global
benefits at the lowest possible cost. To achieve this, such policies and
measures should take into account different socio-economic contexts,
be comprehensive, cover all relevant sources, sinks and reservoirs of
greenhouse gases and adaptation, and comprise all economic sectors.
Efforts to address climate change may be carried out cooperatively by
interested Parties.
4. The Parties have a right to, and should, promote sustainable
development. Policies and measures to protect the climate system
against human-induced change should be appropriate for the specific
conditions of each Party and should be integrated with national
development programmes, taking into account that economic
development is essential for adopting measures to address climate
change.
5. The Parties should cooperate to promote a supportive and open
international economic system that would lead to sustainable economic
growth and development in all Parties, particularly developing country
Parties, thus enabling them better to address the problems of climate
change. Measures taken to combat climate change, including unilateral
ones, should not constitute a means of arbitrary or unjustifiable
discrimination or a disguised restriction on internal trade.

*)
Titles of articles are included solely to assist the reader.

UU. No. 6 TAHUN 1994 15/66


Article 4. Commitments

1. All Parties, taking into account their common but differentiated


responsibilities and their specific national and regional development
priorities, objectives and circumstances, shall :
a. Develop, periodically update, publish and make available to the
Conference of the Parties, in accordance with Article 12,
national inventories of anthropogenic emissions by sources and
removals by sinks of all greenhouse gases not controlled by the
Montreal Protocol, using comparable methodologies to be
agreed upon by the Conference of the Parties;
b. Formulate, implement, publish and regularly update national
and, where appropriate, regional programmes containing
measures to mitigate climate change by addressing
anthropogenic emissions by sources and removals by sinks of
all greenhouse gases not controlled by the Montreal Protocol,
and measures to facilitate adequate adaptation to climate
change;
c. Promote and cooperate in the development, application and
diffusion, including transfer, of technologies, practices and
processes that control, reduce or prevent anthropogenic
emissions of greenhouse gases not controlled by the Montreal
Protocol in all relevant sectors, including the energy, transport,
industry, agriculture, forestry and waste management sectors;
d. Promote sustainable management, and promote and cooperate
in the conservation and enhancement, as appropriate, of sinks
and reservoirs of all greenhouse gases not controlled by the
Montreal Protocol, including biomass, forest and oceans as well
as other terrestrial, coastal and marine ecosystems;
e. Cooperate in preparing for adaptation to the impacts of climate
change; develop and elaborate appropriate and integrated plans
for coastal zone management, water resources and agriculture,
and for the protection and rehabilitation of areas, particularly in
Africa, affected by drought and desertfication, as well as floods;
f. Take climate change considerations into account, to the extent
feasible, in their relevant social, economic and environmental
policies and actions, and employ appropriate methods, for
example impact assessments, formulated and determined
nationally, with a view to minimizing adverse effects on the
economy, on public health and on the quality of the
environment, of projects or measures undertaken by them to
mitigate or adapt to climate change;

UU. No. 6 TAHUN 1994 16/66


g. Promote and cooperate in scientific, technological, technical,
socio-economic and other research, systematic observation and
development of data archives related to the climate system and
intended to further the understanding and to reduce or eliminate
the remaining uncertainties regarding the causes, effects,
magnitude and timing of climate change and the economic and
social consequences of various response strategies;
h. Promote and cooperate in the full, open and prompt exchange of
relevant scientific, technological, technical, socio-economic and
legal information related to the climate system and climate
change, and to the economic and social consequences of
various response strategies;
i. Promote and cooperate in education, training and public
awareness related to climate change and encourage the widest
participation in this process, including that of non-governmental
organizations; and
j. Communicate to the Conference of the Parties information
related to implementation, in accordance with Article 12.
2. The developed country Parties and other Parties included in annex I
commit themselves specifically as provided for in the following:
a. Each of these Parties shall adopt national*) policies and take
corresponding measures on the mitigation of climate change, by
limiting its anthropogenic emissions of greenhouse gases and
protecting and enhancing its greenhouse gas sinks and
reservoirs. These policies and measures will demonstrate that
developed countries are taking the lead in modifying longer-term
trends in anthropogenic emissions consistent with the objective
of the Convention, recognizing that the return by the end of the
present decade to earlier levels of anthropogenic emissions of
carbon dioxide and other greenhouse gases not controlled by
the Montreal Protocol would contribute to such modification, and
taking into account the differences in these Parties’ starting
points and approaches, economic structures and resources
bases, the need to maintain strong and sustainable economic
growth, available technologies and other individual
circumstances, as well as the need for equitable and appropriate
contributions by each of these Parties to the global effort
regarding that objective. These Parties may implement such
policies and measures jointly with other Parties and may assist
other Parties in contributing to the achievement of the objective
of the Convention and, in particular, that of this subparagraph;
b. In order to promote progress to this end, each of these Parties
shall communicate, within six months of the entry into force of
the Convention for it and periodically thereafter, and in
UU. No. 6 TAHUN 1994 17/66
accordance with Article 12, detailed information on its policies
and measures referred to in subparagraph (a) above, as well as
on its resulting projected anthropogenic emissions by sources
and removals by sinks of greenhouse gases not controlled by
the Montreal Protocol for the period referred to in subparagraph
(a), with the aim of returning individually or jointly to their 1990
levels these anthropgenic emissions of carbon dioxide and other
greenhouse gases not controlled by the Montreal Protocol. This
information will be reviewed by the Conference of the Parties, at
its first session and periodically thereafter, in accordance with
Article 7;
c. Calculations of emissions by sources and removals by sinks of
greenhouse gases for the purpose of subparagraph (b) above
should take into account the best available scientific knowledge,
including of the effective capacity of sinks and the respective
contributions of such gases to climate change. The Conference
of the Parties shall consider and agree on methodologies for
these calculations at its first session and review them regularly
thereafter;
d. The Conference of the Parties shall, at its first session, review
the adequacy of subparagraphs (a) and (b) above. Such review
shall be carried out in the light of the best available scientific
information and assessment on climate change and its impacts,
as well as relevant technical, social and economic information.
Based on this review, the Conference of the Parties shall take
appropriate action, which may include the adoption of
amendments to the commitments in subparagraphs (a) and (b)
above. The Conference of the Parties, at its first session, shall
also take decisions regarding criteria for joint implementation as
indicated in subparagraph (a) above. A second review of
subparagraphs (a) and (b) shall take place not later than 31
December 1998, and thereafter at regular intervals determined
by the Conference of the Parties, until the objective of the
Convention is met;
e. Each of these parties shall :
i. coordinate as appropriate with other such Parties,
relevant economic and administrative instruments
developed to achieve the objective of the Convention;
and
ii. identify and periodically review its own policies and
practices which encourage activities that lead to greater
levels of anthropogenic emissions of greenhouse gases
not controlled by the Montreal Protocol than would
otherwise occur;

UU. No. 6 TAHUN 1994 18/66


f. The conference of the Parties shall review, not later than 31
December 1998, available information with a view to taking
decisions regarding such amendments to the lists in annexes I
and II as may be appropriate, with the approval of the Party
concerned;
g. Any Party not included in annex I may, in its instruments of
ratification, acceptance, approval or accession, or at any time
thereafter, notify the Depositary that it intends to be bound by
subparagraphs (a) and (b) above. The Depositary shall inform
the other signatories and Parties of any such notification.
3. The developed country Parties and other developed Parties included in
annex II shall provide new and additional financial resources to meet
the agreed full costs incurred by developing country Parties in
complying with their obligations under Article 12, paragraph 1. They
shall also provide such financial resources, including for the transfer of
technology, needed by the developing country Parties to meet the
agreed full incremental costs of implementing measures that are
covered by paragraph 1 of this Article and that are agreed between a
developing country Party and the international entity or entities referred
to in Article 11, in accordance with that Article. The implementation of
these commitments shall take into account the need for adequacy and
predictability in the flow of funds and the importance of appropriate
burden sharing among the developed country Parties.
4. The developed country Parties and other developed Parties included in
annex II shall also assist the developing country Parties that are
particularly vulnerable to the adverse effects of climate change in
meeting costs of adaptation to those adverse effects.
5. The developed country Parties and other developed Parties included in
annex II shall take all practicable steps to promote, facilitate and
finance, as appropriate, the transfer of, or access to, environmentally
sound technologies and know-how to other Parties, particularly
developing country Parties, to enable them to implement the provisions
of the Convention. In this process, the developed country Parties shall
support the development and enhancement of endogenous capacities
and technologies of developing country Parties. Other Parties and
organizations in a position to do so may also assist in facilitating the
transfer of such technologies.
6. In the implementation of their commitments under paragraph 2 above,
a certain degree of flexibility shall be allowed by the Conference of the
Parties to the Parties included in annex I undergoing the process of
transition to a market economy, in order to enhance the ability of these
Parties to address climate change, including with regard to the
historical level of anthropogenic emissions of greenhouse gases not
controlled by the Montreal Protocol chosen as a reference.

UU. No. 6 TAHUN 1994 19/66


7. The extent to which developing country Parties will effectively
implement their commitments under the Convention will depend on the
effective implementation by developed country Parties of their
commitments under the Convention related to financial resources and
transfer of technology and will take fully into account that economic and
social development and poverty eradication are the first and overriding
priorities of the developing country Parties.
8. In the implementation of the commitments in this Article, the Parties
shall give full consideration to what actions are necessary under the
Convention, including actions related to funding, insurance and the
transfer of technology, to meet the specific needs and concerns of
developing country Parties arising from the adverse effects of climate
change and/or the impact of the implementation of response measures,
especially on :
a. Small island countries;
b. Countries with low-lying coastal areas;
c. Countries with arid and semi-arid areas, forested areas and
areas liable to forest decay;
d. Countries with areas prone to natural disasters;
e. Countries with areas liable to drought and desertification;
f. Countries with areas of high urban atmospheric pollution;
g. Countries with areas with fragile ecosystems, including
mountainous ecosystems;
h. Countries whose economics are highly dependent on income
generated from the production, processing and export, and/or on
consumption of fossil fuels and associated energy-intensive
products; and
i. Land-locked and transit countries.
Further, the Conference of the Parties may take actions, as
appropriate, with respect to this paragraph.
9. The Parties shall take full account of the specific needs and special
situations of the least developed countries in their actions with regard
to funding and transfer of technology.
10. The Parties shall, in accordance with Article 10, take into consideration
in the implementation of the commitments of the Convention the
situation of Parties, particularly developing country Parties, with
economics that are vulnerable to the adverse effects of the
implementation of measures to responds to climate change. This
applies notably to Parties with economies that are highly dependent on
UU. No. 6 TAHUN 1994 20/66
income generated from the production, processing and export, and/or
consumption of fossil fuels and associated energy-intensive products
and/or the use of fossil fuels for which such Parties have serious
difficulties in switching to alternatives.
Article 5. Research and Systematic Observation

In carrying out their commitments under Article 4, paragraph 1(g), the Parties
shall :
a. Support and further develop, as appropriate, international and
intergovernmental programmes and networks or organizations aimed
at defining, conducting, assessing and financing research, data
collection and systematic observation, taking into account the need to
minimize duplication of effort;
b. Support international and intergovernmental efforts to strengthen
systematic observation and national scientific and technical research
capacities and capabilities, particularly in developing countries, and to
promote access to, and the exchange of, data and analyses thereof
obtained from areas beyond national jurisdiction; and
c. Take into account the particular concerns and needs of developing
countries and cooperate in improving their endogenous capacities and
capacities and capabilities to participate in the efforts referred to in
subparagraphs (a) and (b) above.
Article 6. Education, Training and Public Awareness

In carrying out their commitments under Article 4, paragraph 1(i), the Parties
shall :
a. Promote and facilitate at the national and, as appropriate, subregional
and regional levels, and in accordance with national laws and
regulations, and within their respective capacities:
i. the development and implementation of educational and public
awareness programmes on climate change and its effects;
ii. public access to information on climate change and its effects;
iii. public participation in addressing climate change and its effects
and developing adequate responses; and
iv. training of scientific, technical and managerial personnel.
b. Cooperate in promote, at the international level, and, where
appropriate, using existing bodies:
i. the development and exchange of educational and public
awareness material on climate change and its effects; and
UU. No. 6 TAHUN 1994 21/66
ii. the development and implementation of education and training
programmes, including the strengthening of national institutions
and the exchange or secondment of personnel to train experts in
this field, in particular for developing countries.

*)
This includes policies and measures adopted by regional economic
integration organizations.
Article 7. Conference of the Parties

1. A Conference of the Parties is hereby established.


2. The Conference of the Parties, as the supreme body of this
Convention, shall keep under regular review the implementation of the
Convention and any related legal instruments that the Conference of
the Parties may adopt, and shall make, within its mandate, the
decisions necessary to promote the effective implementation of the
Convention. To this end, it shall:
a. Periodically examine the obligations of the Parties and the
institutional arrangements under the Convention, in the light of
the objective of the Convention, the experience gained in its
implementation and the evolution of scientific and technological
knowledge;
b. Promote and facilities the exchange of information on measures
adopted by the Parties to address climate change and its
effects, taking into account the differing circumstances,
responsibilities and capabilities of the Parties and their
respective commitments under the Convention;
c. Facilitate, at the request of two or more Parties, the coordination
of measures adopted by them to address climate change and its
effects, taking into account the differing circumstances,
responsibilities and capabilities of the Parties and their
respective commitments under the Convention;
d. Promote and guide, in accordance with the objective and
provisions of the Convention, the development and periodic
refinement of comparable methodologies, to be agreed on by
the Conference of the Parties, inter alia, for preparing
inventories of greenhouse gas emissions by sources and
removals by sinks, and for evaluating the effectiveness of
measures to limit the emissions and enhance the removals of
these gases;

UU. No. 6 TAHUN 1994 22/66


e. Assess, on the basis of all information made available to it in
accordance with the provisions of the Convention, the
implementation of the Convention by the Parties, the overall
effects of the measures taken pursuant to the Convention, in
particular environmental, economic and social effects as well as
their cumulative impacts and the extent to which progress
towards the objective of the Convention is being achieved;
f. Consider and adopt regular reports on the implementation of the
Convention and ensure their publication;
g. Make recommendations on any matters necessary for the
implementation of the Convention;
h. Seek to mobilize financial resources in accordance with Article
4, paragraphs 3, 4 and 5, and Article 11;
i. Establish such subsidiary bodies as are deemed necessary for
the implementation of the Convention;
j. Review reports submitted by its subsidiary bodies and provide
guidance to them;
k. Agree upon and adopt, by consensus, rules of procedure and
financial rules for itself and for any subsidiary bodies;
l. Seek and utilize, where appropriate, the services and
cooperation of, and information provided by, competent
international organizations and intergovernmental and non-
governmental bodies; and
m. Exercise such other functions as are required for the
achievement of the objective of the Convention as well as all
other functions assigned to it under the Convention.
3. The Conference of the Parties shall, at its first session, adopt its own
rules of procedure as well as those of the subsidiary bodies established
by the Convention, with shall include decision-making procedures for
matters not already covered by decision-making procedures stipulated
in the Convention. Such procedures may include specified majorities
required for the adoptions of particular decisions.
4. The first session of the Conference of the Parties shall be convened by
the interim secretariat referred to in Article 21 and shall take place not
later than one year after the date of entry into force of the Convention.
Thereafter, ordinary sessions of the Conference of the Parties shall be
held every year unless otherwise decided by the Conference of the
Parties.
5. Extraordinary sessions of the Conference of the Parties shall be held at
such other times as may be deemed necessary by the Conference, or

UU. No. 6 TAHUN 1994 23/66


at the written request of any Party, provided that, within six months of
the request being communicated to the Parties by the secretariat, it is
supported by at least one-third of the Parties.
6. The United Nations, its specialized agencies and the International
Atomic Energy Agency, as well as any State member thereof or
observers thereto not Party to the Convention, may be represented at
sessions of the Conference of the Parties as observers. Any body or
agency, whether national or international, governmental or non-
governmental, which is qualified in matters covered by the Convention,
and which has informed the secretariat of its wish to be represented at
a session of the Conference of the Parties as an observer, may be so
admitted unless at least one-third of the Parties present object. The
admission and participation of observers shall be subject to the rules of
procedure adopted by the Conference of the Parties.
Article 8. Secretariat

1. A secretariat is hereby established.


2. The functions of the secretariat shall be :
a. To make arrangements for sessions of the Conference of the
Parties and its subsidiary bodies established under the
Convention and to provide them with services as required;
b. To compile and transmit reports submitted to it;
c. To facilitate assistance to the Parties, particularly developing
country Parties, on request, in the compilation and
communication of information required in accordance with the
provisions of the Convention;
d. To prepare reports on its activities and present them to the
Conference of the Parties;
e. To ensure the necessary coordination with the secretariats of
other relevant international bodies;
f. To enter, under the overall guidance of the Conference of the
Parties, into such administrative and contractual arrangements
as may be required for the effective discharge of its functions;
and
g. To perform the other secretariat functions specified in the
Convention and in any its protocols and such functions as may
be determined by the Conference of the Parties.
3. The Conference of the Parties, at its first session, shall designate a
permanent secretariat and make arrangements for its functioning.

UU. No. 6 TAHUN 1994 24/66


Article 9. Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice

1. A subsidiary body for scientific and technological advice is hereby


established to provide the Conference of the Parties and, as
appropriate, its other subsidiary bodies with timely information and
advice on scientific and technological matters relating to the
Convention. This body shall be open to participation by all Parties and
shall be multidisciplinary. It shall comprise government representatives
competent in the relevant field of expertise. It shall report regularly to
the Conference of the Parties on all aspects of its work.
2. Under the guidance of the Conference of the Parties, and drawing
upon existing competent international bodies, this body shall :
a. Provide assessments of the state of scientific knowledge relating
to climate change and its effects;
b. Prepare scientific assessments on the effects of measures taken
in the implementation of the Convention;
c. Identify innovative, efficient and state-of-the-art technologies
and know-how and advise on the ways and means of promoting
development and/or transferring such technologies;
d. Provide advice on scientific programmes, international
cooperation in research and development related to climate
change, as well as on ways and means of supporting
endogenous capacity-building in developing countries; and
e. Respond to scientific, technological and methodological
questions that the Conference of the Parties and its subsidiary
bodies may put to the body.
3. The functions and terms of reference of this body may be further
elaborated by the Conference of the Parties.
Article 10. Subsidiary Body for Implementation

1. A subsidiary body for implementation is hereby established to assist


the Conference of the Parties in the assessment and review of the
effective implementation of the Convention. This body shall be open to
participation by all Parties and comprise government representatives
who are experts on matters related to climate change. It shall report
regularly to the Conference of the Parties on all aspects of its work.
2. Under the guidance of the Conference of the Parties, this body shall :
a. Consider the information communicated in accordance with
Article 12, paragraph 1, to assess the overall aggregated effect

UU. No. 6 TAHUN 1994 25/66


of the steps taken by the Parties in the light of the latest
scientific assessment concerning climate change;
b. Consider the information communicated in accordance with
Article 12, paragraph 2, in order to assist the Conference of the
Parties in carrying out the reviews required by Article 4,
paragraph 2 (d); and
c. Assist the Conference of the Parties, as appropriate, in the
preparation and implementation of its decisions.
Article 11. Financial Mechanism

1. A mechanism for the provision of financial resources on a grant


concessional basis, including for the transfer of technology, is hereby
defined. It shall function under the guidance of and be accountable to
the Conference of the Parties, which shall decide on its policies,
programme priorities and eligibility criteria related to this Convention.
Its operation shall be entrusted to one more existing international
entities.
2. The financial mechanism shall have an equitable and balanced
representation of all Parties within a transparent system of governance.
3. The Conference of the Parties and the entity or entities entrusted with
the operation of the financial mechanism shall agree upon
arrangements to give effect to the above paragraphs, which shall
include the following :
a. Modalities to ensure that the funded projects to address climate
change are in conformity with the policies, programme priorities
and eligibility criteria established by the Conference of the
Parties;
b. Modalities by which a particular funding decision may be
reconsidered in light of these policies, programme priorities and
eligibility criteria;
c. Provision by the entity or entities of regular reports to the
Conference of the Parties on its funding operations, which is
consistent with the requirement for accountability set out in
paragraph 1 above; and
d. Determination in a predictable and identifiable manner of the
amount of funding necessary and available for the
implementation of this Convention and the conditions under
which that amount shall be periodically reviewed.
4. The Conference of the Parties shall make arrangements to implement
the above mentioned provisions at its first session, reviewing and
taking into account the interim arrangements referred to in Article 21,
UU. No. 6 TAHUN 1994 26/66
paragraph 3, and shall decide whether these interim arrangements
shall be maintained. Within four years thereafter, the Conference of the
Parties shall review the financial mechanism and take appropriate
measures.
5. The developed country Parties may also provide and developing
country Parties avail themselves of, financial resources related to the
implementation of the Convention through bilateral, regional and other
multilateral channels.
Article 12. Communication of Information Related to Implementation

1. In accordance with Article 4, paragraph 1, each Party shall


communicate to the Conference of the Parties, through the secretariat,
the following elements of information :
a. A national inventory of anthropogenic emissions by sources and
removals by sinks of all greenhouse gases not controlled by the
Montreal Protocol, to the extent its capacities permit, using
comparable methodologies to be promoted and agreed upon by
the Conference of the Parties;
b. A general description of steps taken or envisaged by the Party
to implement the Convention; and
c. Any other information that the Party considers relevant to the
achievement of the objective of the Convention and suitable for
inclusion in its communication, including, if feasible, material
relevant for calculations of global emission trends.
2. Each developed country Party and each other Party included in annex I
shall incorporate in its communication the following elements of
information :
a. A detailed description of the policies and measures that it has
adopted to implement its commitment under Article 4, paragraph
2(a) and 2(b); and
b. A specific estimate of the effects that the policies and measures
referred to in subparagraph (a) immediately above will have on
anthropogenic emissions by its sources and removals by its
sinks of greenhouse gases during the period referred to in
Article 4, paragraph 2(a).
3. In addition, each developed country Party and each other developed
Party included in annex II shall incorporate details of measures taken in
accordance with Article 4, paragraphs 3, 4 and 5.
4. Developing country Parties may, on a voluntary basis, propose projects
for financing, including specific technologies, materials, equipment,
techniques, or practices that would be needed to implement such
UU. No. 6 TAHUN 1994 27/66
projects, along with, if possible, an estimate of all incremental costs, of
the reductions of emissions and increments of removals of greenhouse
gases, as well as an estimate of the consequent benefits.
5. Each developed country Party and each other Party included in annex I
shall make its initial communication within six months of the entry into
force of the Convention for that Party. Each Party not so listed shall
make its initial communication within three years of the entry into force
of the Convention for that Party, or of the availability of financial
resources in accordance with Article 4, paragraph 3. Parties that are
least developed countries may make their initial communication at their
discretion. The frequency of subsequent communications by all Parties
shall be determined by the Conference of the Parties, taking into
account the differentiated timetable set by this paragraph.
6. Information communicated by Parties under this Article shall be
transmitted by the secretariat as soon as possible to the Conference of
the Parties and to any subsidiary bodies concerned. If necessary, the
procedures for the communication of information may be further
considered by the Conference of the Parties.
7. From its first session, the Conference of the Parties shall arrange for
the provision to developing country Parties of technical and financial
support, on request, in compiling and communicating information under
this Article, as well as in identifying the technical and financial needs
associated with proposed projects and response measures under
Article 4. Such support may be provided by other Parties, by competent
international organizations and by the secretariat, as appropriate.
8. Any group of Parties may, subject to guidelines adopted by the
Conference of the Parties, and to prior notification to the Conference of
the Parties, make a joint communication in fulfilment of their obligations
under this Article, provided that such a communication includes
information on the fulfilment by each of these Parties of its individual
obligations under the Convention.
9. Information received by the secretariat that is designated by a Party as
confidential, in accordance with criteria to be established by the
Conference of the Parties, shall be aggregated by the secretariat to
protect its confidentiality before being made available to any of the
bodies involved in the communication and review of information.
10. Subject to paragraph 9 above, and without prejudice to the ability of
any Party to make public its communication at any time, the secretariat
shall make communications by Parties under this Article publicly
available at the time they are submitted to the Conference of the
Parties.

UU. No. 6 TAHUN 1994 28/66


Article 13. Resolution of Questions Regarding Implementation

The Conference of the Parties shall, at its first session, consider the
establishment of a multilateral consultative process, available to Parties on
their request, for the resolution of questions regarding the implementation of
the Convention.
Article 14. Settlement of Disputes

1. In the event of a dispute between any two or more Parties concerning


the interpretation or application of the Convention, the Parties
concerned shall seek a settlement of the dispute through negotiation or
any other peaceful means of their own choice.
2. When ratifying, approving or acceding to the Convention, or at any time
thereafter, a Party which is not a regional economic integration
organization may declare in a written instrument submitted to the
Depositary that, in respect of any dispute concerning the interpretation
or application of the Convention, it recognizes as compulsory ipso facto
and without special agreement, in relation to any Party accepting the
same obligation :
a. Submission of the dispute to the International Court of Justice,
and/or
b. Arbitration in accordance with procedures to be adopted by the
Conference of the Parties as soon as practicable, in an annex
on arbitration.
A Party which is a regional economic integration organization may
make a declaration with like effect in relation to arbitration in
accordance with the procedures referred to in subparagraph (b) above.
3. A declaration made under paragraph 2 above shall remain in force until
it expires in accordance with its terms or until three months after written
notice of its revocation has been deposited with the Depositary.
4. A new declaration, a notice of revocation or the expiry of a declaration
shall not in any way affect proceedings pending before the International
Court of Justice or the arbitral tribunal, unless the parties to the dispute
otherwise agree.
5. Subject to the operation of paragraph 2 above, if after twelve months
following notification by one Party to another that a dispute exists
between them, the Parties concerned have not been able to settle their
dispute through the means mentioned in paragraph 1 above, the
dispute shall be submitted, at the request of any of the parties to the
dispute, to conciliation.

UU. No. 6 TAHUN 1994 29/66


6. A conciliation commission shall be created upon the request of one of
the parties to the dispute. The commission shall be composed of an
equal number of members appointed by each party concerned and a
chairman chosen jointly by the members appointed by each party. The
commission shall render a recommendatory award, which the parties
shall consider in good faith.
7. Additional procedures relating to conciliation shall be adopted by the
Conference of the Parties, as soon as practicable, in an annex on
conciliation.
8. The provisions of this Article shall apply to any related legal instrument
which the Conference of the Parties may adopt, unless the instrument
provides otherwise.
Article 15. Amendments to the Convention

1. Any Party may propose amendments to the Convention.


2. Amendments to the Convention shall be adopted at an ordinary
session of the Conference of the Parties. The text of any proposed
amendment to the Convention shall be communicated to the Parties by
the secretariat at least six months before the meeting at which it is
proposed for adoption. The secretariat shall also communicate
proposed amendments to the signatories to the Convention and, for
information, to the Depository.
3. The Parties shall make every effort to reach agreement on any
proposed amendment to the Convention by consensus. If all efforts at
consensus have been exhausted, and no agreement reached, the
amendment shall as a last resort be adopted by a three-fourths
majority vote of the Parties present and voting at the meeting. The
adopted amendment shall be communicated by the secretariat to the
Depository, who shall circulate it to all Parties for their acceptance.
4. Instruments of acceptance in respect of an amendment shall be
deposited with the Depository. An amendment adopted in accordance
with paragraph 3 above shall enter into force for those Parties having
accepted it on the ninetieth day after the date of receipt by the
Depository of an instrument of acceptance by at least three-fourths of
the Parties to the Convention.
5. The amendment shall enter into force for any other Party on the
ninetieth day after the date on which that Party deposits with the
Depository its instrument of acceptance of the said amendment.
6. For the purpose of this Article, "Parties present and voting" means
Parties present and casting an affirmative or negative vote.

UU. No. 6 TAHUN 1994 30/66


Article 16. Adoption and Amendment of Annexes to the Convention

1. Annexes to the Convention shall form an integral part thereof and,


unless otherwise expressly provided, a reference to the Convention
constitutes at the same time a reference to any annexes thereto.
Without prejudice to the provisions of Article 14, pargraphs 2(b) and 7,
such annexes shall be restricted to lists, forms and any other material
of a descriptive nature that is of a scientific, technical, procedural or
administrative character.
2. Annexes to the Convention shall be proposed and adopted in
accordance with the procedure set forth in Article 15, paragraphs 2, 3,
and 4.
3. An annex that has been adopted in accordance with paragraph 2
above shall enter into force for all Parties to the Convention six months
after the date of the communication by the Depository to such Parties
of the adoption of the annex, except for those Parties that have notified
the Depository, in writing, within that period of their non-acceptance of
the annex. The annex shall enter into force for Parties which withdraw
their notification of non-acceptance on the ninetieth day after the date
on which withdrawal of such notification has been received by the
Depository.
4. The proposal, adoption and entry into force of amendments to annexes
to the Convention shall be subject to the same procedure as that for
the proposal, adoption and entry into force of annexes to the
Convention in accordance with paragraphs 2 and 3 above.
5. If the adoption of an annex or an amendment to an annex involves an
amendment to the Convention, that annex or amendment to an annex
shall not enter into force until such time as the amendment to the
Convention enters into force.
Article 17. Protocols

1. The Conference of the Parties may, at any ordinary session, adopt


protocols to the Convention.
2. The text of any proposed protocol shall be communicated to the Parties
by the secretariat at least six months before such a session.
3. The requirements for the entry into force of any protocol shall be
established by that instrument.
4. Only Parties to the Convention may be Parties to a protocol.
5. Decisions under any protocol shall be taken only by the Parties to the
protocol concerned.

UU. No. 6 TAHUN 1994 31/66


Article 18. Right to Vote

1. Each Party to the Convention shall have one vote, except as provided
for in paragraph 2 below.
2. Regional economic integration organizations, in matters within their
competence, shall exercise their right to vote with a number of votes
equal to the number of their members States that are Parties to the
Convention. Such an organization shall not exercise its right to vote if
any of its member States exercises its right, and vice versa.
Article 19. Depositary

The Secretary-General of the United Nations shall be the Depository of the


Convention and of protocols adopted in accordance with Article 17.
Article 20. Signature

This Convention shall be open for signature by States Members of the United
Nations or of any of its specialized agencies or that are Parties to the Statute
of the International Court of Justice and by regional economic integration
organizations at Rio de Janeiro, during the United Nations Conference on
Environment and Development, and thereafter at United Nations
Headquarters in New York from 20 June 1992 to 19 June 1993.
Article 21. Interim Arrangements

1. The secretariat functions referred to in Article 8 will be carried out on


an interim basis by the secretariat established by the General
Assembly of the United Nations in its resolution 45/212 of 21
December 1990, until the completion of the first session of the
Conference of the Parties.
2. The head of the interim secretariat referred to in paragraph 1 above will
cooperate closely with the Intergovernmental Panel on Climate Change
to ensure that the Panel can respond to the need for objective scientific
and technical advice. Other relevant scientific bodies could also be
consulted.
3. The Global Environment Facility of the United Nations Development
Programme, the United Nations Environment Programme and the
International Bank for Reconstruction and Development shall be the
international entity entrusted with the operation of the financial
mechanism referred to in Article 11 on an interim basis. In this
connection, the Global Environment Facility should be appropriately
restructured and its membership made universal to enable it to fulfil the
requirements of Article 11.

UU. No. 6 TAHUN 1994 32/66


Article 22. Ratification, Acceptance, Approval or Accession

1. The Convention shall be subject to ratification, acceptance, approval or


accession by States and by regional economic integration
organizations. It shall be open for accession from the day after the date
on which the Convention is closed for signature. Instruments of
ratification, acceptance, approval or accession shall be deposited with
the Depository.
2. Any regional economic integration organization which becomes a Party
to the Convention without any of its member States being a Party shall
be bound by all the obligations under the Convention. In the case of
such organizations, one or more of whose member States is a Party to
the Convention, the organization and its member States shall decide
on their respective responsibilities for the performance of their
obligations under the Convention. In such cases, the organization and
the member States shall not be entitled to exercise rights under the
Convention concurrently.
3. In their instruments of ratification, acceptance, approval or accession,
regional economic integration organizations shall declare the extent of
their competence with respect to the matters governed by the
Convention. These organizations shall also inform the Depository, who
shall in turn inform the Parties, of any subtantial modification in the
extent of their competence.
Article 23. Entry Into Force

1. The Convention shall enter into force on the ninetieth day after the date
of deposit of the fiftieth instrument of ratification, acceptance, approval
or accession.
2. For each State or regional economic integration organization that
ratifies, accepts or approves the Convention or accedes thereto after
the deposit of the fiftieth instrument of ratification, acceptance, approval
or accession, the Convention shall enter into force on the ninetieth day
after the date of deposit by such State or regional economic integration
organization of its instrument of ratification, acceptance, approval or
accession.
3. For the purposes of paragraphs 1 and 2 above, any instrument
deposited by a regional economic integration organization shall not be
counted as additional to those deposited by States members of the
organization
Article 24. Reservations

No reservations may be made to the Convention.

UU. No. 6 TAHUN 1994 33/66


Article 25. Withdrawal

1. At any time after three years from the date on which the Convention
has entered into force for a Party, that Party may withdraw from the
Convention by giving written notification to the Depositary.
2. Any such withdrawal shall take effect upon expiry of one year from the
date of receipt by the Depositary of the notification of withdrawal, or on
such later date as may be specified in the notification of withdrawal.
3. Any Party that withdraws from the Convention shall be considered as
also having withdrawn from any protocol to which it is a Party.
Article 26. Authentic Texts

The original of this Convetion, of which the Arabic, Chinese, English, French,
Russian and Spanish texts are equally authentic, shall be deposited with the
Secretary-General of the United Nations.
IN WITNESS WHEREOF the undersigned, being duly authorized to that
effect, have signed this Convention.
DONE at New York this ninth day of May one thousand nine hundred and
ninety-two.

UU. No. 6 TAHUN 1994 34/66


SALINAN NASKAH ASLI
UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION
ON CLIMATE CHANGE
ANNEX I

Australia
Austria
Belarus*)
Belgium
Bulgaria*)
Canada
Czechoslovakia*)
Denmark
European Community
Estonia*)
Finland
France
Germany
Greece
Hungary*)
Iceland
Ireland
Italy
Japan
Latvia*)
Lithuania*)
Luxembourg
Netherlands
New Zealand
Norway
Poland*)
Portugal
Romania*)
Russian Federation*)
Spain
Sweden
Switzerland
Turkey
Ukraine*)
United Kingdom of Great Britain and Northem Ireland
United States of America

*)
Countries that are undergoing the process of transition to a market
economy.

UU. No. 6 TAHUN 1994 35/66


SALINAN NASKAH ASLI
UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION
ON CLIMATE CHANGE

ANNEX II
Australia
Austria
Belgium
Canada
Denmark
European Community
Finland
France
Germany
Greece
Iceland
Ireland
Italy
Japan
Luxembourg
Netherlands
New Zealand
Norway
Portugal
Spain
Sweden
Switzerland
Turkey
United Kingdom of Great Britain and Northem Ireland
United States of America

UU. No. 6 TAHUN 1994 36/66


TERJEMAHAN RESMI
KONVESI KERANGKA KERJA
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
MENGENAI
PERUBAHAN IKLIM

KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN BANGSA-


BANGSA
MENGENAI PERUBAHAN IKLIM

Para Pihak Konvensi ini,


mengakui bahwa perubahan iklim bumi dan dampaknya yang merugikan
merupakan keprihatinan bersama bagi umat manusia,
memperhatikan bahwa kegiatan manusia telah sangat meningkatkan
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, sehingga akan memperbesar
dampak gas rumah kaca secara alami. Hal ini akan berakibat meningkatnya
rata-rata pemanasan permukaan bumi dan atmosfer serta akan dapat
memberikan pengaruh yang merugikan pada ekosistem alami dan kehidupan
manusia,
mencatat bahwa andil terbesar emisi gas rumah kaca global di masa lalu dan
dewasa ini berasal dari negara-negara maju, dan bahwa emisi per kapita di
negara-negara berkembang relatif masih rendah serta andil emisi global yang
berasal dari negara-negara berkembang akan menambah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pembangunan dan sosialnya,
menyadari akan peranan dan pentingnya ekosistem daratan dan lautan
sebagai wahana rosot dan penyimpan gas rumah kaca,
mencatat bahwa banyak ketidakpastian dalam prakiraan perubahan iklim,
terutama yang berkaitan dengan waktu, ukuran dan kawasannya,
mengakui bahwa sifat perubahan iklim global menuntut kerja sama dan
partisipasi seluas mungkin di antara semua negara dalam memberikan
tanggapan internasional dan dampaktif, sejalan dengan tanggung jawab
bersama mereka, tetapi berbeda-beda serta kemampuan dan keadaan sosial
ekonomi mereka masing-masing,
mengingat ketentuan-ketentuan terkait yang tertuang dalam Deklarasi
Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Lingkungan Hidup, yang
disetujui di Stockholm pada tanggal 16 Juni 1972,

UU. No. 6 TAHUN 1994 37/66


mengingat juga bahwa sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa
dan Prinsip Hukum Internasional, negara-negara mempunyai hak berdaulat
untuk mengeksploitasi sumber alam sejalan dengan kebijakan lingkungan dan
pembangunan masing-masing, dan tanggung jawab menjaga agar aktivitas di
dalam yuridiksi atau pengawasannya tidak menyebabkan kerusakan
lingkungan negara lain atau daerah di luar yuridiksi nasionalnya,
mengukuhkan prinsip kedaulatan negara-negara dalam melakukan kerja
sama internasional mengatasi perubahan iklim,
mengakui bahwa setiap negara harus menetapkan peraturan lingkungan
secara dampaktif dan baku mutu lingkungannya, tujuan dan prioritas
pengelolaannya harus mencerminkan kaitan aspek lingkungan dan
pembangunannya, bahwa baku mutu yang ditetapkan oleh beberapa negara
dapat tidak sesuai dan karenanya menjadi beban sosial ekonomi yang tidak
dikehendaki bagi negara-negara lain, khususnya negara-negara berkembang,
mengingat ketentuan-ketentuan Resolusi Sidang Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa No. 44/228 tanggal 22 Desember 1989 pada Konferensi
Lingkungan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Resolusi
No. 43/53 tanggal 6 Desember 1988, No. 44/207 tanggal 22 Desember 1989,
No. 45/212 tanggal 21 Desember 1990, dan No. 44/169 tanggal 19 Desember
1991 tentang perlindungan iklim global bagi generasi umat manusia masa kini
dan mendatang,
mengingat juga ketentuan-ketentuan Resolusi Sidang Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa No. 44/206 tanggal 22 Desember 1989 tentang
kemungkinan dampak yang merugikan dari kenaikan permukaan laut pada
pulau-pulau dan daerah pesisir, terutama daerah pesisir daratan rendah dan
ketentuan-ketentuan terkait dalam Resolusi Sidang Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa No. 44/172 tanggal 19 Desember 1989 tentang
implementasi Rencana Tindakan untuk Menanggulangi Penggurunan
(desertification),
mengingat lebih lanjut Konvensi Wina tentang Perlindungan Lapisan Ozon
tahun 1985 dan Protokol Montreal tentang Bahan-Bahan yang Dapat Merusak
Lapisan Ozon tahun 1987, yang telah disesuaikan dan diamandemenkan
pada tanggal 29 Juni 1990,
mencatat Deklarasi Tingkat Menteri-Menteri pada Konferensi Iklim Dunia
Kedua yang disetujui pada tanggal 7 November 1990,
menyadari pekerjaan analisis yang berharga tentang perubahan iklim yang
dilakukan oleh banyak negara dan sumbangsih penting Organisasi
Meteorologi Dunia, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNEP) dan badan-badan lain, organisasi dan badan-badan dalam sistem
Perserikatan Bangsa-Bangsa, maupun badan-badan internasional dan badan
antarpemerintah lain dalam pertukaran hasil penelitian ilmiah dan
pengkoordinasian penelitian,

UU. No. 6 TAHUN 1994 38/66


mengakui bahwa langkah yang diperlukan untuk memahami dan menangani
perubahan iklim dari segi lingkungan, sosial dan ekonomi, akan sangat
dampaktif jika hal tersebut didasarkan pada pertimbangan ilmiah yang
relevan, teknis, ekonomis, dan secara terus-menerus ditinjau ulang dalam
hubungannya dengan temuan baru di bidang-bidang ini,
mengakui bahwa berbagai tindakan untuk menangani perubahan iklim dapat
dibenarkan secara ekonomis atas dasar hak masing-masing dan dapat juga
membantu menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan yang lain,
mengakui juga perlunya negara maju mengambil tindakan segera secara
luwes berdasarkan prioritas yang nyata, sebagai langkah pertama menuju
strategi tanggapan yang menyeluruh pada tingkat global, nasional dan jika
disepakati pada tingkat regional dengan memperhitungkan semua gas rumah
kaca dan mempertimbangkan peran mereka yang berkaitan dengan dampak
gas rumah kaca,
mengakui lebih lanjut bahwa negara-negara yang berdataran rendah dan
negara-negara berkepulauan kecil, negara-negara yang berpesisir rendah,
berdaerah kering (arid) dan semikering (semiarid) atau daerah-daerah yang
rawan banjir, kekeringan dan penggurunan, serta negara-negara berkembang
dengan ekosistem pegunungan yang rentan adalah yang paling rawan
terhadap akibat yang merugikan dari perubahan iklim,
mengakui kesulitan-kesulitan khusus negara-negara tersebut, terutama
negara-negara berkembang, yang perekonomiannya sangat tergantung pada
produksi energi asal fosil, untuk pemakaian dan ekspor, sebagai konsekuensi
atas tindakan yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca,
menegaskan bahwa tanggapan terhadap perubahan iklim harus
dikoordinasikan dengan pembangunan sosial ekonomi secara terpadu dalam
rangka menghindari dampak negatif pada pembangunan tersebut, dengan
mempertimbangkan secara cermat kebutuhan prioritas yang sah dari negara-
negara berkembang demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan penghapusan kemiskinan,
mengakui bahwa semua negara, terutama negara-negara berkembang,
membutuhkan akses ke sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan dan agar negara-negara
berkembang mampu maju mencapai tujuan tersebut, konsumsi energinya
akan meningkat mengingat kemungkinan-kemungkinan untuk mencapai
efisiensi energi yang lebih besar dan mengendalikan emisi gas rumah kaca
secara umum, termasuk melalui penerapan teknologi baru sesuai dengan
persyaratan sehingga pemakaian tersebut bermanfaat secara sosial dan
ekonomi,
memutuskan untuk melindungi sistem iklim untuk generasi sekarang dan
mendatang.
Telah menyetujui sebagai berikut:

UU. No. 6 TAHUN 1994 39/66


Pasal 1
PENGERTIAN*)
Untuk maksud Konvensi ini :
1. "Akibat yang merugikan dari perubahan iklim" ialah perubahan
pada lingkungan fisik atau biota sebagai hasil perubahan iklim yang
menimbulkan dampak yang merusak pada komposisi, ketahanan atau
produktivitas ekosistem alami dan ekosistem yang teratur, atau pada
pelaksanaan sistem sosioekonomis, atau pada kesehatan dan
kesejahteraan manusia.
2. "Perubahan iklim" ialah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung
atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan
perubahan komposisi atmosfer secara global dan selain itu juga beripa
perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu
yang dapat dibandingkan.
3. "Sistem iklim" ialah totalitas dari atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan
geosfer beserta interaksinya.
4. "Emisi" ialah lepasnya gas rumah kaca dan/atau zat-zat asalnya ke
atmosfer pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
5. "Gas rumah kaca" ialah gas yang terkandung dalam atmosfer, baik
alami maupun antropogenik, yang menyerap dan memancarkan
kembali radiasi inframerah.
6. "Organisasi integrasi ekonomi regional" ialah organisasi yang
dibentuk oleh negara-negara yang berdaulat di suatu kawasan, yang
mempunyai wewenang mengatur masalah Konvensi atau protokol-
protokolnya, dan telah diberi wewenang sesuai dengan prosedur yang
berlaku untuk menandatangani, meratifikasi, menerima, menyetujui,
atau ikut serta dalam perangkat-perangkat tersebut.
7. "Penyimpanan" ialah komponen atau komponen-komponen sistem
iklim tempat gas rumah kaca atau unsur-unsurnya disimpan.
8. "Rosot" ialah setiap proses, kegiatan, atau mekanisme yang
menghilangkan gas rumah kaca, aerosol, atau unsur gas rumah kaca
dari atmosfer.
9. "Sumber" ialah setiap proses atau kegiatan yang melepaskan gas
rumah kaca, aerosol, atau unsur gas rumah kaca ke atmosfer.
Pasal 2
TUJUAN
Tujuan akhir Konvensi ini dan setiap pengaturan hukum terkait yang disetujui
oleh Konferensi Para Pihak, berdasarkan ketentuan-ketentuan Konvensi,
UU. No. 6 TAHUN 1994 40/66
adalah tercapainya kestabilan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada
tingkat yang dapat mencegah perbuatan manusia yang membahayakan
sistem iklim. Tingkat yang demikian itu harus dicapai dalam jangka waktu
yang cukup agar ekosistem dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim
dan untuk menjamin agar produksi pangan tidak terancam serta
memungkinkan pembangunan ekonomi dapat berlanjut terus.
Pasal 3
PRINSIP- PRINSIP

Dalam tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan Konvensi dan untuk


melaksanakan ketentuan-ketentuannya, Para pihak akan diarahkan, antara
lain, dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Para Pihak harus melindungi sistem iklim untuk kepentingan kehidupan
generasi kini dan mendatang, atas dasar kesamarataan dan tanggung
jawab bersama, tetapi yang berbeda, sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Oleh sebab itu, Para Pihak negara maju harus
mengambil prakarsa untuk menanggulangi perubahan iklim dan akibat-
akibat yang merugikannya.
2. Kebutuhan dan keadaan khusus negara-negara berkembang, terutama
negara-negara yang rawan terhadap akibat yang merugikan dari
perubahan iklim, dan Para Pihak terutama negara-negara bekembang
yang harus memikul beban yang tidak sepadan atau di luar jangkauan
dan, Konvensi ini, perlu mendapat perhatian sepenuhnya.
3. Para Pihak harus mengambil tindakan pencegahan untuk
mengantisipasi, mencegah, atau mengurangi penyebab perubahan
iklim dan meringankan akibatnya yang merugikan. Jika ada ancaman
yang serius atau kerusakan yang tidak dapat dipulihkan, ketidakpastian
ilmiah tidak boleh dijadikan alasan untuk menunda tindakan itu,
dengan pertimbangan bahwa kebijaksanaan dan tindakan yang
berkaitan dengan perubahan iklim harus didasarkan pada efektivitas
biaya agar manfaat global terjamin berdasarkan biaya yang serendah
mungkin. Untuk mencapai ini, kebijaksanaan dan tindakan itu perlu
memperhatikan konteks sosioekonomi yang berbeda, harus
komprehensif, mencakup semua sumber yang terkait, rosot, dan
penyimpanan gas rumah kaca beserta penyesuaiannya, serta
mencakup semua sektor ekonomi. Upaya-upaya untuk menanggulangi
perubahan iklim dapat dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai
Pihak yang berkepentingan.
4. Para Pihak mempunyai hak, dan harus, memprakarsai pembangunan
yang berkelanjutan. Kebijakan dan tindakan-tindakan perlindungan
sistem iklim terhadap perubahan akibat campur tangan manusia harus
memadai keadaan-keadaan tertentu setiap Pihak dan harus dipadukan
dengan program pembangunan nasional, dengan memperhitungkan

UU. No. 6 TAHUN 1994 41/66


bahwa pembangunan ekonomi sangat penting, agar tindakan-tindakan
penanggulangan perubahan iklim dapat dilakukan.
5. Para Pihak harus bekerja sama untuk mengembangkan suatu sistem
ekonomi internasional yang bersifat menunjang dan terbuka menuju
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan pada
semua Pihak, khususnya Para Pihak negara-negara berkembang,
sehingga memungkinkan mereka untuk secara lebih baik menghadapi
persoalan perubahan iklim. Tindakan yang harus dilakukan untuk
menanggulangi perubahan iklim, termasuk tindakan unilateral,
hendaknya tidak menjadi sarana bagi perbuatan sewenang-wenang
atau diskriminasi secara tidak bertanggung jawab atau pembatasan
perdagangan internasional yang terselubung.

*)
Judul-judul pasal ini dimasukkan sepenuhnya untuk membantu pembaca.
Pasal 4
KOMITMEN

1. Semua Pihak, dengan memperhitungkan tanggung jawab bersama


tetapi yang berbeda, dan kekhususan prioritas pembangunan nasional
dan regional, tujuan dan keadaan mereka, harus :
a. Mengembangkan, memperbarui secara berkala, menerbitkan
dan menyediakan untuk Konferensi Para Pihak sesuai dengan
Pasal 12, inventarisasi nasional tentang sumber-sumber emisi
antropogenik dan pemindahan oleh rosot dari semua gas rumah
kaca yang tidak diatur oleh Protokol Montreal, dengan
menggunakan metodologi yang dapat dibandingkan, yang
masih akan disepakati oleh Konferensi Para Pihak;
b. Menyusun, melaksanakan, menerbitkan, dan secara teratur
melengkapi program-program nasional, yang tepat, program
regional yang berisi tindakan-tindakan untuk mengurangi
perubahan iklim dengan cara menanggulangi emisi
antropogenik yang berasal dari sumber dan pengambilan
dengan cara rosot dari semua gas rumah kaca yang tidak diatur
dalam Protokol Montreal, dan tindakan-tindakan untuk
mempermudah penyesuaian yang tepat terhadap perubahan
iklim;
c. Memajukan dan bekerja sama dalam pembangunan,
penerapan, dan pembauran termasuk pengalihan teknologi,
praktik-rpaktik dan proses yang mengendalikan, mengurangi
atau mencegah emisi antropogenik gas rumah kaca yang tidak
diatur dalam Protokol Montreal, di semua sektor yang yang

UU. No. 6 TAHUN 1994 42/66


terkait, termasuk sektor energi, transportasi, industri, pertanian,
kehutanan, dan pengelolaan limbah;
d. Memajukan pengelolaan yang berkelanjutan, dan memajukan
serta bekerja sama dalam konservasi dan peningkatan yang
memadai dari rosot dan penyimpanan semua gas rumah kaca
yang tidak diatur oleh Protokol Montreal termasuk biomassa,
hutan dan laut maupun ekosistem daratan, pantai, dan laut yang
lain;
e. Bekerja sama dalam persiapan untuk penyesuaian terhadap
dampak perubahan iklim; memajukan dan menjabarkan
perencanaan yang tepat dan terpadu untuk pengelolaan daerah
pesisir, sumber air dan pertanian, untuk perlindungan dan
rehabilitasi kawasan, terutama di Afrika, yang dipengaruhi
kekeringan dan penggurunan maupun kebanjiran;
f. Sejauh mungkin memperhatikan pertimbangan perubahan iklim
dalam kebijaksanaan dan tindakan-tindakan sosial, ekonomi
dan lingkungan yang terkait, dan menggunakan metode yang
tepat yang disusun dan ditetapkan secara nasional, misalnya
penilaian dampak, dengan tujuan mengurangi akibat-akibat
yang merugikan ekonomi, kesehatan umum dan kualitas
lingkungan, proyek-proyek dan tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi atau menyesuaikan terhadap perubahan iklim;
g. Memajukan dan bekerja sama dalam bidang ilmiah, teknologis,
teknis, sosioekonomi, dan penelitian lain, pengamatan secara
sistematis dan pengembangan arsip data yang berkaitan
dengan sistem iklim dan bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut
dan untuk mengurangi atau menghilangkan ketidakpastian yang
masih berkaitan dengan penyebab, akibat, besar, dan waktu
perubahan iklim serta konsekuensi ekonomi dan sosial dari
berbagai strategi penanganan;
h. Memajukan dan bekerja sama dalam pertukaran ilmiah yang
berkaitan, teknologi, sosioekonomi, dan informasi hukum yang
ada kaitannya dengan sistem iklim dan perubahan iklim dan
terhadap konsekuensi ekonomi dan sosial dari berbagai strategi
untuk menanggapinya, secara penuh, terbuka, dan cepat;
i. Memajukan dan bekerja sama dalam bidang pendidikan,
pelatihan, dan kesadaran masyarakat yang berkaitan dengan
perubahan iklim dan mendorong partisipasi seluas mungkin
dalam proses ini, termasuk dalam organisasi nonpemerintah;
j. Mengkomunikasikan kepada Konferensi Para Pihak tentang
informasi-informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan sesuai
dengan Pasal 12.

UU. No. 6 TAHUN 1994 43/66


2. Para Pihak negara maju dan Pihak-Pihak yang termasuk dalam
Lampiran I mengikatkan diri secara khusus pada hal-hal sebagai
berikut :
a. Setiap Pihak akan menerapkan kebijakan nasional termasuk
kebijakan dan tindakan-tindakan yang disepakati oleh
organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional dan melakukan
tindakan-tindakan yang berkaitan dengan pengurangan
perubahan iklim dengan cara membatasi emisi antropogenik,
gas-gas rumah kaca, melindungi, dan mengembangkan rosot
dan penyimpanan gas-gas rumah kaca. Kebijakan-kebijakan
dan tindakan-tindakan tersebut akan memperlihatkan bahwa
negara maju melakukan usaha pertama dalam hal memodifikasi
kecenderungan jangka panjang emisi antropogenik secara
konsisten dengan tujuan Konvensi, dengan mempertimbangkan
bahwa hasil tingkat emisi pada akhir abad ini kembali ke tingkat
semula dari emisi antropogenik karbon dioksida dan gas-gas
rumah kaca yang tidak diatur oleh Protokol Montreal yang akan
mengkontribusi modifikasi tersebut, dan dengan
mempertimbangkan adanya perbedaan-perbedaan dari
berbagai Pihak dalam menentukan titik awal dan pendekatan-
pendekatannya, struktur ekonomi dan kemampuan sumber
dayanya, perlunya memelihara pertumbuhan ekonomi yang kuat
dan yang berkelanjutan, teknologi yang ada dari keadaan
masing-masing negara, dan hal-hal khusus di samping perlu
ada pemerataan dari kontribusi yang memadai untuk setiap
Pihak terhadap usaha-usaha secara global sesuai dengan
tujuannya. Pihak-pihak ini dapat melaksanakan kebijakan-
kebijakan dan tindakan-tindakan secara bersama-sama dengan
Pihak-Pihak lain atau membantu Pihak-Pihak lain untuk tujuan
Konvensi dan khususnya untuk ayat (2) huruf (a) ini.
b. Untuk mendorong kemajuan, setiap Pihak harus mengadakan
komunikasi dalam waktu enam bulan sesudah Konvensi berlaku
baginya dan secara berkala sesuai dengan Pasal 12, informasi
rinci mengenai kebijakan dan tindakan yang sesuai dengan
huruf (a) di atas maupun terhadap hasil-hasil emisi antropogenik
yang diproyeksikan oleh sumber dan pemindahannya oleh rosot
gas-gas rumah kaca yang tidak diatur oleh Protokol Montreal
untuk waktu tersebut dalam huruf (a), dengan tujuan secara
sendiri-sendiri ataupun bersama-sama untuk mengembalikan
emisi antropogenik dan gas-gas lain yang tidak diatur oleh
Protokol Montreal pada tahun 1990. Informasi ini akan ditinjau
ulang oleh Konferensi Para Pihak pada sidangnya yang pertama
dan sesudahnya secara berkala sesuai denga Pasal 7.
c. Perhitungan emisi dari sumbernya dan pengurangan melalui
rosot dari gas-gas rumah kaca untuk tujuan yang dimaksud
huruf (b) di atas perlu memperhatikan pengetahuan ilmiah
UU. No. 6 TAHUN 1994 44/66
terbaik yang ada termasuk kemampuan rosot dan kontribusi
gas-gas tersebut terhadap perubahan iklim. Konferensi Para
Pihak harus mempertimbangkan dan menyetujui metodologi
untuk perhitungan ini pada sidangnya yang pertama dan
meninjau kembali secara teratur sesudahnya.
d. Konferensi Para Pihak harus mengadakan peninjauan terhadap
dicukupinya huruf (a) dan (b) di atas pada sidang pertamanya.
Tinjauan ulang tersebut harus dilakukan berdasarkan informasi
ilmiah terbaik yang ada dan pengkajian pada perubahan iklim
dan dampaknya maupun informasi teknis, sosial, dan ekonomis
yang berkaitan. Berdasarkan tinjauan ini, Konferensi Para Pihak
harus melakukan tindakan yang diperlukan, antara lain,
pengesahan amandemen-amandemen terhadap komitmen-
komitmen tersebut dalam huruf (a) dan (b) di atas. Konferensi
Para Pihak pada sidangnya yang pertama, harus pula membuat
keputusan mengenai kriteria pelaksanaan bersama seperti
termuat dalam huruf (a) di atas. Kajian ulang yang kedua pada
huruf (a) dan (b) harus dilakukan tidak lebih lama dari tanggal
31 Desember 1998, dan sesudahnya dengan jangka waktu
teratur yang ditentukan oleh Konferensi Para Pihak sampai
tujuan Konvensi dicapai.
e. Setiap Pihak harus :
i. Mengkoordinasikan jika perlu dengan Pihak-Pihak lain,
perangkat ekonomi dan administrasi terkait yang
dikembangkan untuk mencapai tujuan Konvensi; dan
ii. Mengidentifikasi dan mengadakan kajian secara berkala
tentang kebijakan dan praktik-praktiknya sendiri yang
mendorong kegiatan yang menyebabkan emisi gas-gas
rumah kaca antropogenik berada pada tingkat yang lebih
tinggi, yang tidak diatur oleh Protokol Montreal;
f. Konferensi Para Pihak harus meninjau tidak lebih lama dari
tanggal 31 Desember 1998, informasi yang diperoleh tentang
amandemen terhadap daftar yang termuat dalam Lampiran I
dan II, jika dipandang perlu, dengan persetujuan Pihak yang
terkait.
g. Setiap Pihak yang tidak termasuk dalam Lampiran I dalam
perangkat ratifikasi, penerimaan, persetujuan, atau aksesinya,
setiap waktu sesudahnya, dapat memberitahukan kepada
Depositari tentang keinginannya untuk terikat terhadap huruf (a)
dan (b) di atas. Depositari harus memberitahukan kepada
penanda tangan yang lain dan Pihak yang lain mengenai hal
tersebut.

UU. No. 6 TAHUN 1994 45/66


3. Pihak-Pihak negara maju dan Pihak-Pihak maju lain yang tercatat
dalam Lampiran II harus memberikan sumber-sumber dana baru dan
tambahan untuk memenuhi seluruh biaya yang disetujui bagi Pihak-
Pihak negara-negara berkembang sesuai dengan kewajiban-kewajiban
dalam Pasal 12 ayat (1). Mereka juga harus memberikan sumber dana
untuk seluruh biaya, termasuk untuk alih teknologi, yang dibutuhkan
oleh Pihak-Pihak negara-negara berkembang guna memenuhi seluruh
biaya tambahan untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang tercakup
dalam ayat (1) Pasal ini dan yang disetujui oleh Pihak negara-negara
berkembang dan badan-badan internasional atau badan lain seperti
yang termuat dalam Pasal 11. Sesuai dengan pasal tersebut,
pelaksanaan komitmen ini harus mempertimbangkan kecukupan dan
aliran dana yang dapat diperkirakan dan pentingnya pembagian beban
yang adil di antara Pihak negara-negara maju.
4. Pihak-Pihak negara maju dan Pihak maju lain yang termasuk di dalam
Lampiran II juga harus membantu Pihak-Pihak negara-negara
berkembang yang secara khusus rentan terhadap akibat yang
merugikan dari perubahan iklim dalam penyediaan biaya yang cukup
atas penyesuaian terhadap pengaruh-pengaruh yang merugikan
tersebut.
5. Pihak-Pihak negara maju yang termasuk dalam Lampiran II harus
menempuh semua langkah praktis untuk memajukan, mempermudah,
dan membiayai secara tepat pengalihan atau akses ke teknologi yang
berwawasan lingkungan dan ilmu pengetahuan kepada Pihak-Pihak
lain khususnya Pihak-Pihak negara-negara berkembang agar mampu
melaksanakan ketentuan-ketentuan Konvensi. Dalam proses ini,
Pihak-pihak negara maju harus mendukung pengembangan dan
peningkatan kemampuan sendiri dan teknologi dari Pihak-Pihak
negara-negara berkembang, Pihak organisasi-organisasi yang lain dan
mampu untuk membantu dan mempermudah alih teknologi tersebut.
6. Di dalam pelaksanaan komitmen tersebut dalam ayat di atas
fleksibilitas sampai tingkat tertentu harus diizinkan oleh Konferensi
Para Pihak terhadap Pihak-Pihak yang termasuk di dalam Lampiran I,
yang mengalami proses transisi ke ekonomi pasar, agar dapat
meningkatkan kemampuan Pihak-Pihak ini untuk menangani
perubahan iklim, termasuk yang terkait dengan tingkatan historis dari
emisi antropogenik gas rumah-rumah kaca yang tidak diatur oleh
Protokol Montreal yang terpilih sebagai referensi.
7. Sejauh mana Pihak-Pihak negara-negara berkembang akan
melaksanakan komitmennya sesuai dengan Konvensi secara
dampaktif tergantung pada pelaksanaan dampaktif oleh Pihak-Pihak
negara maju terhadap komitmennya atas Konvensi sehubungan
dengan sumber-sumber dana dan alih teknologi dan harus
dipertimbangkan bahwa pengembangan ekonomi dan sosial serta

UU. No. 6 TAHUN 1994 46/66


penghapusan kemiskinan merupakan prioritas terpenting dan utama
bagi Pihak-Pihak negara-negara berkembang.
8. Di dalam pelaksanaan komitmen Pasal ini Pihak-Pihak harus
sepenuhnya mempertimbangkan usaha-usaha apa yang harus
dilakukan sesuai dengan Konvensi ini termasuk usaha-usaha berupa
pendanaan, asuransi, dan alih teknologi untuk memenuhi kepentingan
Pihak-Pihak negara-negara berkembang yang timbul sebagai akibat
yang merugikan dari perubahan iklim dan/atau dampak pelaksanaan
tindakan-tindakan penanganan khususnya untuk :
a. Negara-negara berkepulauan kecil;
b. Negara-negara berpantai daratan rendah;
c. Negara-negara berdaratan kering dan semikering serta daerah
berhutan dan daerah yang rentan terhadap kerusakan hutan;
d. Negara-negara dengan daerah yang sering dilanda bencana
alam;
e. Negara-negara dengan daerah yang mudah terkena kekeringan
dan penggurunan;
f. Negara-negara dengan daerah polusi atmosfer perkotaannya
yang tinggi;
g. Negara-negara dengan daerah yang berekosistem rentan
termasuk ekosistem pegunungan;
h. Negara-negara yang ekonominya sangat tergantung pada
pendapatan yang berasal dari produksi, pengolahan dan ekspor,
dan/atau pada konsumsi bahan bakar fosil, dan produk-produk
yang menggunakan energi secara intensif; dan
i. Negara-negara yang tidak berpantai dan negara transit.
Lebih lanjut Konferensi Para Pihak dapat melakukan usaha-usaha
sesuai dengan ayat ini.
9. Negara-negara anggota dapat mempertimbangkan kebutuhan dan
situasi khusus bagi negara paling terbelakang dalam usaha-usaha
pendanaan dan alih teknologi.
10. Para Pihak sesuai dengan Pasal 10 dalam pelaksanaan komitmen
terhadap Konvensi harus mempertimbangkan situasi Para Pihak,
khususnya Pihak-Pihak negara-negara berkembang, anggota dengan
ekonomi yang rentan terhadap pengaruh yang merugikan pelaksanaan
tindakan-tindakan penanganan terhadap perubahan iklim. Hal ini
berlaku terutama terhadap Pihak-Pihak yang ekonominya sangat
tergantung pada pendapatan yang berasal dari produksi, pengolahan,
dan/atau konsumsi bahan bakar fosil dan produk-produk yang intensif
UU. No. 6 TAHUN 1994 47/66
memerlukan energi dan/atau penggunaan bahan bakar fosil jika Pihak-
Pihak ini mengalami kesulitan serius di dalam mengalihkan pilihan-
pilihan
Pasal 5
PENELITIAN DAN PENGAMATAN SISTEMATIK

Dalam melaksanakan komitmen sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) huruf (g),
Para Pihak harus :
a. Mendukung dan lebih lanjut mengembangkan sesuai dengan
kebutuhan program-program internasional dan antarpemerintah serta
jaringan antarorganisasi yang ditujukan untuk menetapkan,
mengadakan, menilai, dan membiayai penelitian, pengumpulan secara
sistematik, dengan mempertimbangkan perlunya mengurangi
pengulangan usaha-usaha;
b. Mendukung usaha-usaha internasional dan antarpemerintah untuk
memperkuat pengamatan secara sistematik kapasitas penelitian ilmiah
dan teknis, khususnya di negara-negara berkembang, serta
memajukan kemudahan, pertukaran data, dan analisis yang diperoleh
dari daerah-daerah di luar yuridiksi nasional;
c. Mempertimbangkan kepentingan-kepentingan khusus dan kebutuhan-
kebutuhan negara-negara bekembang dan bekerja sama memperbaiki
kecakapan dan kemampuannya sendiri untuk ikut mengambil bagian
dalam usaha-usaha yang termuat di dalam huruf (a) dan (b) di atas.
Pasal 6
PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KESADARAN MASYARAKAT

Dalam hal melakukan komitmennya sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) huruf (i)
Para Pihak hendaknya :
a. Memajukan dan memudahkan pada tingkat nasional, jika perlu pada
tingkat subregional ke regional dan sesuai dengan hukum peraturan-
peraturan nasional, dan di dalam kapasitas masing-masing :
i. Pengembangan dan pelaksanaan program-program pendidikan
dan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim dan
akibat-akibatnya;
ii. Akses publik terhadap informasi mengenai perubahan iklim dan
akibatnya;
iii. Keikutsertaan publik dalam penanganan perubahan iklim dan
pengaruhnya serta mengembangkan penanganan yang tepat;
dan

UU. No. 6 TAHUN 1994 48/66


iv. Pelatihan bagi personel ilmiah, teknis, dan manajemen.
b. Melakukan kerja sama dan memajukan pada tingkat internasional dan,
jika diperlukan, menggunakan badan-badan yang ada :
i. Pengembangan dan pertukaran bahan-bahan pendidikan dan
kesadaran masyarakat mengenai perubahan iklim dan
akibatnya; dan
ii. Pengembangan dan pelaksanaan program-program pendidikan
serta pelatihan termasuk memperkuat instansi nasional dan
pertukaran ataupun pemberian bantuan personel yang melatih
menjadi pakar di lapangan ini khususnya di negara-negara
berkembang.
Pasal 7
KONFERENSI PARA PIHAK

1. Konferensi Para Pihak dengan ini dibentuk.


2. Konferensi Para Pihak sebagai badan tertinggi Konvensi harus
mengawasi secara teratur pelaksanaan Konvensi dan perangkat-
perangkat hukum terkait apapun yang akan disetujui oleh Konferensi
Para Pihak dan harus membuat keputusan-keputusan yang perlu
dalam lingkup mandatnya untuk memajukan secara dampaktif
pelaksanaan Konvensi. Untuk tujuan ini, Konferensi Para Pihak harus :
a. Secara berkala memeriksa kewajiban-kewajiban Para Pihak dan
pengaturan-pengaturan kelembagaan sesuai dengan Konvensi,
dalam hubungannya dengan tujuan Konvensi, pengalaman yang
diperoleh dalam pelaksanaannya serta evaluasi pengetahuan
ilmiah dan teknologi;
b. Memajukan dan memudahkan pertukaran informasi tentang
tindakan-tindakan yang disetujui Para Pihak untuk menangani
perubahan iklim dan pengaruhnya, dengan mempertimbangkan
keadaan, tanggung jawab, dan kemampuan Para Pihak yang
berbeda-beda dan komitmen mereka masing-masing sesuai
dengan Konvensi;
c. Memudahkan, atas permintaan dua Pihak atau lebih, koordinasi
tindakan-tindakan yang disetujui oleh mereka untuk menangani
perubahan iklim dan pengaruhnya dengan mempertimbangkan
tanggung jawab dan kemampuan Para Pihak yang berbeda-
beda dan komitmen mereka masing-masing sesuai dengan
Konvensi;
d. Memajukan dan mengarahkan sesuai dengan tujuan dan
ketentuan-ketentuan Konvensi, pengembangan dan perbaikan
berkala metodologi lebih dapat dibandingkan yang masih harus
UU. No. 6 TAHUN 1994 49/66
disetujui oleh Konferensi Para Pihak, antara lain, untuk
menyiapkan inventarisasi emisi gas-gas rumah kaca, dan untuk
mengevaluasi efektivitas tindakan-tindakan dalam membatasi
emisi dan meningkatkan pengurangan gas-gas ini;
e. Menilai, berdasarkan semua informasi yang ada padanya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan Konvensi, pelaksanaan Konvensi
oleh Para Pihak, pengaruh keseluruhan tindakan-tindakan yang
diambil sejalan dengan Konvensi, khususnya pengaruh-
pengaruh di bidang lingkungan, ekonomi, sosial, serta
dampaknya dan sejauh mana kemajuan ke arah pencapaian
tujuan Konvensi;
f. Mempertimbangkan dan menyetujui laporan-laporan tentang
pelaksanaan Konvensi dan menjamin publikasinya;
g. Membuat rekomendasi-rekomendasi tentang hal-hal apapun
yang diperlukan bagi pelaksanaan Konvensi;
h. Mengupayakan untuk menggalang sumber-sumber keuangan
sesuai dengan Pasal 4 ayat (3), (4) dan (5) serta Pasal 11;
i. Membentuk badan-badan pendukung yang dirasa perlu untuk
pelaksanaan Konvensi;
j. Meninjau kembali laporan-laporan yang disampaikan oleh
badan-badan pendukung dan memberikan pengarahan kepada
mereka;
k. Menyetujui dan menerima secara konsensus peraturan-
peraturan prosedur dan peraturan-peraturan keuangan
untuknya sendiri dan untuk setiap badan pendukung;
l. Mengupayakan dan memanfaatkan dengan tepat, jasa-jasa dan
kerja sama dari, dan informasi yang diberikan oleh organisasi-
organisasi internasional yang kompeten dan badan-badan
antarpemerintah, dan nonpemerintah;
m. Menjalankan fungsi-fungsi lain yang diperlukan bagi pencapaian
tujuan Konvensi serta semua fungsi lain yang ditugaskan
kepadanya sesuai dengan Konvensi.
3. Konferensi Para Pihak harus, pada sidang pertamanya, menyetujui
peraturan-peraturan prosedur untuknya sendiri serta badan-badan
pendukung yang dibentuk Konvensi, yang meliputi prosedur
pengambilan keputusan untuk hal-hal yang tidak tercakup dalam
prosedur pengambilan keputusan yang ditetapkan Konvensi. Prosedur-
prosedur demikian dapat mencakup ketentuan mayoritas yang
diperlukan bagi pengesahan keputusan tertentu.

UU. No. 6 TAHUN 1994 50/66


4. Sidang pertama Konferensi Para Pihak harus diselenggarakan oleh
Sekretariat sementara yang ditunjuk sesuai dalam Pasal 21 dan harus
berlangsung dalam waktu tidak lebih dari satu tahun setelah tanggal
mulai berlakunya Konvensi. Setelah itu sidang-sidang biasa Konferensi
Para Pihak harus diselenggarakan setiap tahun kecuali jika diputuskan
lain oleh Konferensi Para Pihak.
5. Sidang-sidang luar biasa Konferensi Para Pihak harus
diselenggarakan pada waktu-waktu lain yang dirasa diperlukan oleh
Konferensi, atau atas permintaan tertulis setiap Pihak, dengan
ketentuan bahwa dalam waktu enam bulan dari saat permintaan itu
dikomunikasikan kepada Para Pihak oleh Sekretariat, permintaan itu
didukung oleh sepertiga dari Para Pihak.
6. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan lain khususnya
International Atomic Energy Agency, serta negara anggota atau
peninjaunya yang bukan merupakan Pihak Konvensi, dapat diwakili
pada sidang-sidang Konferensi Para Pihak sebagai peninjau. Setiap
badan, baik nasional maupun internasional, pemerintah, atau
nonpemerintah, yang memenuhi kualifikasi dalam masalah-masalah
yang diatur oleh Konvensi dan yang telah memberitahukan
keinginannya kepada Sekretariat untuk diwakili dalam suatu sidang
Konferensi Para Pihak sebagai peninjau, dapat diterima kecuali
sepertiga dari Para Pihak yang hadir menolak. Penerimaan dan
partisipasi peninjau harus mematuhi peraturan-peraturan prosedur
yang disetujui oleh Konferensi Para Pihak.
Pasal 8
SEKRETARIAT

1. Dengan ini dibentuk suatu Sekretariat.


2. Fungsi Sekretariat :
a. Mengatur sidang-sidang Konferensi Para Pihak dan badan-
badan pendukung yang dibentuk berdasarkan Konvensi dan
memberikan pelayanan sesuai dengan yang diperlukan;
b. Mengumpulkan dan memberikan laporan-laporan yang
diserahkan ke Sekretariat;
c. Memberikan bantuan kepada Para Pihak, khususnya Pihak-
Pihak negara-negara berkembang, sesuai dengan permintaan
dalam pengumpulan dan penyampaian informasi yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Konvensi;
d. Menyiapkan laporan-laporan tentang kegiatan-kegiatan dan
menyampaikan kepada Konferensi Para Pihak;

UU. No. 6 TAHUN 1994 51/66


e. Menjamin koordinasi seperlunya Sekretariat-Sekretariat dan
badan-badan internasional lain yang terkait;
f. Ikut serta, di bawah arahan umum Konferensi Para Pihak dalam
pengaturan-pengaturan yang bersifat administratif maupun
kontraktual yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsinya
secara dampaktif; dan
g. Melakukan fungsi-fungsi Sekretariat lain seperti dimuat di dalam
Konvensi dan di dalam protokol-protokolnya dan fungsi-fungsi
lain yang mungkin ditetapkan oleh Konferensi Para Pihak.
3. Konferensi Para Pihak dalam sidang pertamanya harus membentuk
suatu Sekretariat tetap dan membuat pengaturan-pengaturan agar
dapat berfungsi.
Pasal 9
BADAN PENDUKUNG UNTUK
NASIHAT-NASIHAT ILMIAH DAN TEKNOLOGIS

1. Suatu badan pendukung yang memberikan nasihat ilmiah dan


teknologis dibentuk untuk Konferensi Para Pihak, dan jika perlu kepada
badan-badan pendukung lain, penjelasan dan nasihat-nasihat yang
tepat pada waktunya mengenai masalah-masalah ilmiah dan
teknologis yang berkaitan dengan Konvensi. Badan ini harus terdiri
atas wakil-wakil pemerintah yang kompeten dalam bidang keahlian
yang berkaitan. Badan ini harus melaporkan secara teratur semua
tugasnya kepada Konferensi Para Pihak.
2. Di bawah arahan Konferensi Para Pihak dan dengan memperhatikan
badan-badan internasional yang kompeten, badan ini harus :
a. Mengadakan penilaian tentang keadaan pengetahuan ilmiah
yang berhubungan dengan perubahan iklim dan akibat-
akibatnya;
b. Menyiapkan penilaian ilmiah mengenai hasil tindakan-tindakan
yang diambil dalam pelaksanaan Konvensi;
c. Mengidentifikasi teknologi yang bersifat inovatif, efisien, dan
berseni dan pengetahuan serta memberikan nasihat tentang
cara-cara memajukan pembangunan dan/atau melakukan alih
teknologi semacam itu;
d. Memberikan nasihat mengenai program-program ilmiah,
kerjasama internasional di bidang penelitian dan
pengembangan yang berkaitan dengan perubahan iklim
maupun mengenai cara-cara untuk mendukung kapasitas di
negara-negara berkembang; dan

UU. No. 6 TAHUN 1994 52/66


e. Memberikan tanggapan terhadap masalah-masalah ilmiah,
teknologis dan metodologis yang mungkin diajukan kepada
badan ini oleh Konferensi Para Pihak dan badan-badan di
bawahnya.
3. Fungsi dan tolok ukur badan ini dapat lebih lanjut diperinci oleh
Konferensi Para Pihak.
Pasal 10
BADAN PENDUKUNG PELAKSANAAN

1. Badan pendukung pelaksanaan dengan ini didirikan guna membantu


Konferensi Para Pihak dalam pengkajian dan peninjauan implementasi
dampaktif dari Konvensi. Badan ini juga akan terbuka bagi partisipasi
seluruh Pihak dan meliputi wakil-wakil pemerintah yang ahli dalam
masalah-masalah yang berhubungan dengan perubahan iklim. Badan
ini akan melaporkan secara berkala kepada Konferensi Para Pihak
untuk menangani semua aspek tugasnya.
2. Dengan petunjuk dari Konferensi Para Pihak, badan ini akan bertugas
untuk :
a. Mempertimbangkan informasi yang disampaikan sesuai dengan
Pasal 12 ayat (1) untuk menilai semua akibat yang terselubung
dari langkah-langkah yang diambil oleh Pihak-Pihak sesuai
dengan penilaian ilmiah terakhir mengenai perubahan iklim;
b. Mempertimbangkan informasi yang disampaikan sesuai dengan
Pasal 12 ayat (2) untuk membantu Konferensi Para Pihak dalam
melaksanakan peninjauan yang dituntut oleh Pasal 4 ayat (2)
huruf (d); dan
c. Membantu Konferensi Para Pihak, jika perlu, dalam
mempersiapkan dan melaksanakan keputusan ini.
Pasal 11
MEKANISME PEMBIAYAAN

1. Suatu mekanisme pengaturan sumber keuangan dengan dasar hibah


atau atas dasar pinjaman konsesi diatur bersama ini, termasuk alih
teknologi. Mekanisme akan berfungsi berdasarkan petunjuk dan
bertanggung jawab kepada Konferensi Para Pihak yang akan
memutuskan kebijakan-kebijakannya, prioritas program dan kriteria
kelaikan yang berhubungan dengan Konvensi ini. Kegiatan mekanisme
ini akan dipercayakan kepada satu atau lebih badan-badan
internasional yang ada.

UU. No. 6 TAHUN 1994 53/66


2. Mekanisme pembiayaan ini akan mempunyai perwakilan yang sama
dan seimbang dari semua Pihak dalam suatu sistem pengelolaan yang
transparan.
3. Konferensi Para Pihak dan badan atau badan-badan yang
dipercayakan untuk melaksanakan mekanisme keuangan akan
mengadakan pengaturan-pengaturan yang sesuai dengan ayat-ayat di
atas, meliputi hal-hal berikut :
a. Modalitas untuk menjamin bahwa proyek-proyek yang dibiayai
untuk menangani perubahan iklim telah sesuai dengan
kebijakan, prioritas program, dan kriteria kelaikan yang
ditetapkan oleh Konferensi Para Pihak;
b. Dengan modalitas ini, suatu keputusan pembiayaan tertentu
dapat dipertimbangkan kembali sesuai dengan kebijakan,
prioritas program, dan kriteria kelaikan tersebut;
c. Pemberian laporan secara teratur oleh badan atau badan-badan
kepada Konferensi Para Pihak mengenai kegiatan pembiayaan,
yang konsisten dengan persyaratan pertanggungjawaban yang
diatur dalam ayat (1) di atas; dan
d. Penentuan dengan cara yang dapat diperkirakan dan jelas
mengenai dana yang dibutuhkan dan yang tersedia untuk
pelaksanaan Konvensi ini serta syarat-syarat bagi peninjauan
jumlah tersebut secara periodik.
4. Konferensi Para Pihak akan membuat untuk melaksanakan ketetapan
di atas dalam sidang pertamanya, dengan mengacu pada dan
memperhatikan pengaturan sementara sesuai dengan Pasal 21 ayat
(3), akan memutuskan apakah pengaturan sementara ini akan
dipertahankan. Dalam waktu empat tahun kemudian, Konferensi Para
Pihak akan meninjau kembali mekanisme keuangan dan mengambil
tindakan-tindakan yang sesuai.
5. Pihak negara maju juga dapat menyediakan dan Pihak negara
berkembang menyediakan sendiri sumber-sumber pembiayaan
sehubungan dengan pelaksanaan Konvensi melalui saluran bilateral
dan multilateral lain.
Pasal 12
KOMUNIKASI INFORMASI MENGENAI PELAKSANAAN

1. Berdasarkan Pasal 4 ayat (1), setiap Pihak akan menyampaikan


kepada Konferensi Para Pihak, melalui Sekretariat, elemen-elemen
informasi sebagai berikut :
a. Inventarisasi nasional tentang sumber-sumber emisi
antropogenik dan pemindahan rosot dari semua gas rumah
UU. No. 6 TAHUN 1994 54/66
kaca yang tidak diatur oleh Protokol Montreal, sesuai dengan
kemampuannya, dengan memakai metodologi yang dapat
dibandingkan untuk diangkat dan disetujui oleh Konferensi Para
Pihak;
b. Suatu gambaran umum tentang langkah-langkah yang diambil
atau dipertimbangkan oleh Pihak untuk melaksanakan
Konvensi; dan
c. Informasi lain yang dipandang oleh Pihak relevan dengan
pencapaian tujuan Konvensi dan sesuai untuk dimasukkan
dalam komunikasinya, termasuk, jika mungkin, materi yang
relevan untuk perhitungan kecenderungan emisi global.
2. Setiap Pihak negara maju dan Pihak lain yang termasuk dalam
Lampiran I secara bersama akan mencakup dalam komunikasinya
unsur-unsur informasi berikut :
a. Uraian secara rinci kebijakan dan tindakan yang telah diambil
untuk melaksanakan komitmennya sesuai dengan Pasal 4 ayat
(2) huruf (a) dan huruf (b); dan
b. Perkiraan khusus tentang dampak kebijakan dan tindakan
termaksud pada huruf (a) di atas yang akan terjadi pada sumber
emisi antropogenik dan pemindahan oleh penampung bagi gas-
gas rumah kaca selama periode yang dimaksud pada Pasal 4
ayat (2) huruf (a).
3. Sebagai tambahan setiap Pihak negara maju dan setiap Pihak negara
maju lain yang termasuk dalam Lampiran II akan mencakup rincian
tindakan yang diambil sesuai dengan Pasal 4 ayat (3), (4), dan (5).
4. Negara-negara berkembang secara sukarela dapat mengajukan
proyek untuk pembiayaan, termasuk teknologi khusus, materi,
peralatan, teknik atau praktik yang akan diperlukan untuk pelaksanaan
proyek, selama memungkinkan, bersamaam dengan perkiraan biaya
tambahan untuk usaha pengurangan emisi dan tambahan-tambahan
pada gas rumah kaca, juga perkiraan manfaat-manfaat yang
dihasilkannya.
5. Setiap Pihak negara maju dan setiap Pihak lain yang termasuk dalam
Lampiran I akan memulai komunikasi pertamanya dalam enam bulan
setelah Konvensi berlaku sah untuk Pihak tersebut. Setiap Pihak yang
tidak terdapat dalam daftar akan membuat komunikasi awal ini dalam
waktu tiga tahun setelah berlakunya Konvensi bagi Pihak tersebut,
atau dari tersedianya sumber dana berdasarkan Pasal 4 ayat (3).
Pihak negara paling terbelakang boleh memuat komunikasi awalnya
sesuai dengan keinginannya. Frekuensi komunikasi berikutnya oleh
semua Pihak akan ditentukan oleh Konferensi Para Pihak, dengan
memperhatikan perbedaan waktu yang dinyatakan oleh ayat ini.

UU. No. 6 TAHUN 1994 55/66


6. Informasi yang dikomunikasikan oleh Pihak-Pihak berdasarkan pasal
ini akan diteruskan oleh Sekretariat secepat mungkin kepada
Konferensi Para Pihak dan kepada badan-badan pendukung terkait,
jika diperlukan prosedur untuk penyampaian informasi dapat
dipertimbangkan lebih lanjut oleh Konferensi Para Pihak.
7. Dari sidang pertamanya, Konferensi Para Pihak akan mengatur
ketentuan bagi Pihak negara-negara berkembang mengenai dukungan
teknik dan pembiayaan, atas dasar permohonan, dalam pengumpulan
dan komunikasi informasi berdasarkan pasal ini, juga dalam
mengidentifikasi kebutuhan teknis dan pembiayaan yang tercakup
dalam proyek-proyek yang diajukan dan tindakan-tindakan
penanganan sesuai dengan Pasal 4, semacam bantuan, dapat
diberikan oleh Pihak-Pihak lain oleh organisasi internasional yang
berkepentingan dan oleh Sekretariat jika diperlukan.
8. Setiap kelompok Pihak manapun dapat mengadakan komunikasi
bersama dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya sesuai dengan ini,
sesuai ketentuan yang akan disahkan oleh Konferensi Para Pihak dan
didahului oleh modifikasi kepada Konferensi Para Pihak.
9. Informasi yang diperoleh Sekretariat, yang digolongkan oleh suatu
Pihak sebagai rahasia, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
Konferensi Para Pihak, harus dikumpulkan oleh Sekretariat guna
melindungi kerahasiaannya sebelum disiapkan bagi badan-badan yang
terkait dalam penyebaran dan peninjauan informasi.
10. Dengan tunduk kepada ayat (9) di atas, dan tanpa praduga terhadap
kemampuan suatu Pihak untuk menyebarkan komunikasinya setiap
saat, Sekretariat akan menyediakan komunikasi Pihak-Pihak di bawah
pasal ini kepada Konferensi Para Pihak pada saat komunikasi tersebut
diserahkan kepada Konferensi Para Pihak.
Pasal 13
PENYELESAIAN MASALAH-MASALH PELAKSANAAN

Konferensi Parah Pihak harus, pada sidang pertamanya, mempertimbangkan


pembentukan suatu proses konsultasi multilateral, yang akan tersedia untuk
Pihak-Pihak atas permintaan, untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan pelaksanaan Konvensi.
Pasal 14
PENYELESAIAN SENGKETA

1. Dalam hal adanya sengketa antara dua Pihak atau lebih mengenai
penafsiran atau pelaksanaan Konvensi, Pihak-Pihak yang
bersangkutan harus mencari penyelesaian sengketa melalui negosiasi
atau cara damai lainnya sesuai dengan pilihan mereka.

UU. No. 6 TAHUN 1994 56/66


2. Ketika mengesahkan, menerima, menyetujui atau ilut serta dalam
Konvensi, atau setiap saat setelahnya, Pihak yang bukan organisasi
integrasi ekonomi regional dapat menyatakan dalam pernyataan
tertulis yang diserahkan kepada Depositari, pada Pihak yang bertikai
yang berhubungan dengan penafsiran atau penerapan Konvensi,
Pihak tersebut mengakui secara fakta tanpa persetujuan khusus, hal-
hal dalam hubungan dengan setiap Pihak untuk menerima kewajiban
yang sama :
a. Pengajuan sengketa ke Mahkamah Internasional, dan/atau
b. Arbitrasi yang sesuai dengan prosedur yang akan ditetapkan
segera mungkin oleh Konferensi Para Pihak dalam lampiran
mengenai arbitrase.
Pihak yang merupakan organisasi integrasi ekonomi regional boleh
membuat suatu deklarasi dengan kekeuatan yang sama dengan
arbitrase sesuai dengan prosedur yang disebutkan dalam huruf (b) di
atas.
3. Deklarasi yang dibuat pada ayat (2) di atas tetap berlaku sampai batas
waktu berlakunya atau sesudah tiga bulan sejak didepositkannya
pemberitahuan tertulis mengenai pencabutannya pada Depositari.
4. Deklarasi baru, pemberitahuan mengenai pencabutan atau habisnya
masa berlaku suatu deklarasi, tidak boleh mempengaruhi proses
persidangan yang akan diadakan oleh Mahkamah Internasional atau
oleh pengadilan arbitrase, kecuali jika ditentukan lain oleh Pihak-Pihak
yang bersengketa.
5. Berkenaan dengan kegiatan pada ayat (2) di atas, jika dua belas bulan
setelah pemberitahuan oleh satu Pihak ke Pihak lain bahwa sengketa
yang terjadi di antara mereka tidak dapat diselesaikan melalui tata cara
yang diatur dalam ayat (1) di atas, sengketa tersebut atas permintaan
salah satu Pihak yang bersengketa akan diajukan untuk dirujukkan.
6. Suatu Komisi Konsiliasi akan dibentuk atas permintaan salah satu
Pihak yang bersengketa. Komisi ini akan terdiri atas Pihak-Pihak yang
ditunjuk oleh kedua Pihak dengan jumlah yang sama dengan seorang
ketua yang akan dipilih bersama oleh Pihak-Pihak yang ditunjuk oleh
kedua Pihak tersebut. Komisi ini akan memberikan keputusan yang
bersifat rekomendasi yang oleh Pihak-Pihak harus dipandang sebagai
itikad baik.
7. Prosedur tambahan yang berhubungan konsiliasi harus segera
ditetapkan oleh Konferensi Para Pihak, sebagai suatu lampiran
mengenai konsiliasi.

UU. No. 6 TAHUN 1994 57/66


8. Ketentuan-ketentuan Pasal ini berlaku bagi perangkat hukum apapun
yang ditetapkan oleh Konferensi para Pihak kecuali jika perangkat
tersebut menentukan lain.
Pasal 15
PERUBAHAN-PERUBAHAN TERHADAP KONVENSI

1. Setiap Pihak boleh mengusulkan perubahan terhadap Konvensi.


2. Perubahan terhadap Konvensi disahkan dalam sidang biasa
Konferensi Para Pihak. Naskah setiap perubahan yang diusulkan
harus disampaikan kepada Para Pihak oleh Sekretariat paling lambata
enam bulan sebelum sidang, kemudian usul perubahan diajukan untuk
disahkan. Sekretariat juga harus menyampaikan usul perubahan ke
negara penandatangan Konvensi dan kepada Depositari sebagai
informasi.
3. Para Pihak harus melakukan usaha-usaha untuk mencapai
kesepakatan mengenai setiap usulan amandemen Konvensi secara
konsensus. Jika semua usaha konsensus telah dilakukan dan tidak
tercapai kesepakatan, sebagai usaha terakhir amandemen akan
disahkan oleh tiga perempat suara terbanyak dari Para Pihak yang
hadir dan memberikan suara dalam sidang. Amandemen yang
disahkan akan disampaikan oleh Sekretariat kepada Depositari yang
akan menyebarluaskannya ke semua Pihak untuk persetujuan.
4. Perangkat-perangkat penerimaan atas suatu amandemen akan
disimpan oleh Depositari. Suatu amandemen yang disahkan sesuai
dengan ayat (3) di atas akan berlaku bagi Pihak-Pihak yang telah
menerimanya pada hari kesembilan puluh setelah tanggal diterimanya
oleh perangkat penerimaan Depositari oleh paling sedikit tiga perempat
dari jumlah Pihak-Pihak Konvensi.
5. Amandemen akan berlaku untuk setiap Pihak pada hari kesembilan
puluh setelah tanggal pendepositan perangkat penerimaan Pihak
tersebut pada Depositari.
6. Untuk maksud Pasal ini, "Parties Present and Voting" berarti Pihak-
Pihak yang hadir dan memberikan suara setujua atau menolak.
Pasal 16
PERSETUJUAN DAN PERUBAHAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN PADA KONVENSI

1. Lampiran-lampiran Konvensi merupakan bagian yang integral dari


Konvensi, dan kecuali ditetapkan lain, suatu referensi terhadap
Konvensi merupakan referensi bagi lampiran pada saat yang sama.
Tanpa mengurangi arti ketentuan Pasal 14 ayat (2), huruf (b) dan ayat

UU. No. 6 TAHUN 1994 58/66


(7), lampiran-lampiran semacam terbatas pada daftar, formulir, dan
bahan lain yang bersifat deskriptif, yaitu bersifat ilmiah, teknis,
prosedural, atau administratif.
2. Lampiran Konvensi akan diajukan dan disahkan sesuai dengan
prosedur dalam Pasal 15 ayat (2), (3), dan (4).
3. Suatu lampiran yang telah disahkan sesuai dengan ayat (2) di atas
akan berlaku bagi semua Pihak Konvensi enam bulan setelah tanggal
penyampaian oleh Depositari mengenai amandemen lampiran kepada
Para Pihak untuk pengesahan, kecuali untuk Pihak yang telah
memberitahukan kepada Depositari, secara tertulis, dalam jangka
waktu tersebut tentang sikap tidak menerima lampiran tersebut.
Lampiran akan berlaku bagi Pihak yang membatalkan sikap tidak
menerima lampiran pada hari kesembilan puluh setelah tanggal
diterimanya pemberitahuan penarikan diri tersebut oleh Depositari.
4. Pengajuan, persetujuan, dan berlakunya amandemen lampiran
Konvensi akan tunduk pada prosedur yang sama seperti untuk
pengajuan, persetujuan, dan pemberlakuan lampiran pada Konvensi
sesuai dengan ayat (2) dan (3) di atas.
5. Jika persetujuan atas lampiran atau amandemen dari suatu lampiran
mencakup suatu amandemen Konvensi, lampiran tersebut atau
amandemen terhadap suatu lampiran tidak akan berlaku sampai suatu
saat amandemen Konvensi diberlakukan.
Pasal 17
PROTOKOL

1. Konferensi Para Pihak, pada setiap sidang biasa, boleh menyetujui


protokol pada Konvensi.
2. Naskah protokol yang diusulkan harus disampaikan kepada Para Pihak
oleh Sekretariat paling sedikit enam bulan sebelum sidang tersebut.
3. Syarat-syarat berlakunya suatu protokol akan ditetapkan oleh protokol-
protokol tersebut.
4. Hanya Para Pihak pada Konvensi yang boleh menjadi Pihak pada
protokol.
5. Keputusan-keputusan di bawah suatu protokol hanya boleh diambil
oleh Pihak pada protokol yang bersangkutan.

UU. No. 6 TAHUN 1994 59/66


Pasal 18
HAK SUARA

1. Tiap Pihak pada Konvensi hanya mempunyai satu hak suara, kecuali
seperti yang diatur dalam ayat (2) di bawah ini,
2. Organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional, sesuai dengan
kepentingannya, akan melaksanakan hak suaranya dengan jumlah
suara yang sama dengan jumlah negara anggotanya yang merupakan
Pihak pada Konvensi. Organisasi seperti itu tidak boleh menggunakan
hak suaranya jika suatu negara anggota menggunakan haknya, dan
sebaliknya.
Pasal 19
DEPOSITARI

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa merupakan Depositari dari


Konvensi dan protokol-protokol yang disahkan sesuai dengan Pasal 17.
Pasal 20
PENANDATANGANAN

Konvensi terbuka untuk penandatanganan oleh Para negara anggota


Perserikatan Bangsa-Bangsa atau suatu Badan khusus Perserikatan Bangsa-
Bangsa atau Pihak-Pihak yang merupakan Pihak pada Statuta Mahkamah
Internasional dan oleh organisasi integrasi ekonomi regional di Rio de
Janeiro, selama Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Lingkungan
dan Pembangunan (UNCED), dan sesudah itu di Markas Perserikatan
Bangsa-Bangsa di New York dari 20 Juni 1992 sampai 19 Juni 1993.
Pasal 21
PENGATURAN SEMENTARA

1. Fungsi-fungsi Sekretariat sesuai dengan Pasal 8 dilaksanakan hanya


untuk sementara oleh Sekretariat yang dibentuk oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam resolusinya Nomor 45/212 tanggal
21 Desember 1990, sampai selesainya sidang pertama Konferensi
Para Pihak.
2. Kepala Sekretariat Sementara yang diatur dalam ayat (1) di atas harus
bekerja sama dengan Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) untuk menjamin bahwa panel dapat tanggap akan kebutuhan
akan nasehat ilmiah dan teknis. Badan-badan ilmiah yang relevan
yang lain juga dapat dihubungi.
3. Fasilitas Lingkungan Global (The Global Environment FacilityUnited
Nations Development Programme (UNDP), United Nations
UU. No. 6 TAHUN 1994 60/66
Environment Programme (UNEP), dan International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) merupakan badan-badan
internasional yang diserahi tugas menjalankan mekanisme finansial
seperti yang diatur dalam Pasal 11 atas dasar sementara. Sehubungan
dengan hal ini, fasilitas lingkungan global akan direstrukturisasi dengan
seksama dan keanggotaannya dibuat universal sehingga dapat
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Pasal 11.
Pasal 22
RATIFIKASI, PENERIMAAN, PERSETUJUAN, ATAU AKSESI

1. Konvensi melayani ratifikasi, penerimaan, persetujuan, atau aksesi


oleh negara-negara dan organisasi-organisasi integrasi ekonomi
internasional. Konvensi akan terbukan untuk aksesi sejak satu hari
setelah tanggal Konvensi ditutup untuk penandatanganan. Perangkat-
perangkat ratifikasi, penerimaan, persetujuan, atau aksesi akan
disimpan pada Depositari.
2. Setiap organisasi integrasi ekonomi regional yang menjadi Pihak pada
Konvensi tanpa salah satu negara anggotanya menjadi Pihak terkait
dengan semua kewajiban Konvensi. Dalam hal organisasi semacam
yang mempunyai satu atau lebih negara anggotanya merupakan Pihak
pada Konvensi organisasi tersebut bersama negara-negara
anggotanya harus menetapkan mengenai kewajiban-kewajiban
masing-masing untuk pelaksanaan Konvensi. Dalam hal organisasi
dan Pihak-Pihak negara anggota tidak berhak untuk bersama-sama
melaksanakan hak-haknya atas Konvensi.
3. Dalam perangkat-perangkat ratifikasi, penerimaan, persetujuan, atau
aksesinya, organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional akan
mengumumkan cakupan kompetensinya sehubungan dengan hal-hal
yang diatur oleh Konvensi. Organisasi-organisasi ini akan
menyampaikan kepada Depositar, yang kemudian akan
memberitahukan Para Pihak, mengenai modifikasi substansial dalam
kompetensi mereka.
Pasal 23
HAL BERLAKUNYA

1. Konvensi akan berlaku pada hari kesembilan puluh setelah


hari/tanggal deposit perangkat kelima puluh ratifikasi, penerimaan,
persetujuan, atau aksesi.
2. Bagi setiap negara atau organisasi integrasi ekonomi regional yang
meratifikasi, menerima, atau menyetujui Konvensi atau mengaksesi
setelah masuknya perangkat kelima puluh ratifikasi, penerimaan,
persetujuan, atau aksesi, Konvensi akan berlaku pada hari kesembilan
puluh setelah tanggal deposit negara atau organisasi integrasi ekonomi
UU. No. 6 TAHUN 1994 61/66
regional tersebut, perangkat ratifikasi, penerimaan, persetujuan, atau
aksesi.
3. Untuk maksud pada ayat (1) dan (2) di atas, setiap perangkat yang
didepositkan oleh suatu organisasi integrasi ekonomi regional tidak
akan dihitung sebagai tambahan dari perangkat yang didepositkan
oleh anggota-anggota negara dari organisasi tersebut.
Pasal 24
KEBERATAN-KEBERATAN (RESERVASI)

Keberatan-keberatan apapun tidak dibolehkan terhadap Konvensi ini.


Pasal 25
PENARIKAN DIRI

1. Setiap saat setelah tiga tahun dari tanggal mulai berlakunya Konvensi
bagi suatu Pihak, Pihak tersebut boleh menarik diri dari Konvensi
dengan menyerahkan pemberitahuan tertulis kepada Depositari.
2. Setiap penarikan semacam itu akan berlaku setelah satu tahun dari
tanggal diterimanya pemberitahuan pengunduran diri oleh Depositari,
atau pada tanggal kemudian, yang dicantumkan pada surat
pemberitahuan pengunduran diri.
3. Setiap Pihak yang mengundurkan diri dari Konvensi dianggap juga
menarik diri dari keanggotaannya pada setiap protokol dari Konvensi
ini.
Pasal 26
TEKS ASLI

Teks asli Konvensi ini, dalam bahasa Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia,
dan Spanyol adalah sama aslinya, akan disimpan oleh Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
SEBAGAI BUKTI yang bertandatangan di bawah ini, berdasarkan kuasa yang
sepatutnya telah membubuhkan tanda tangannya.
Dibuat di New York pada hari ini tanggal sembilan Mei seribu sembilan ratus
sembilan puluh dua (9 Mei 1992).

UU. No. 6 TAHUN 1994 62/66


TERJEMAHAN RESMI
KONVESI KERANGKA KERJA
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
MENGENAI
PERUBAHAN IKLIM

LAMPIRAN I
1. Australia
2. Austria
3. Belarusia*)
4. Belgia
5. Bulgaria*)
6. Kanada
7. Cekoslowakia*)
8. Denmark
9. Masyarakat Eropa
10. Estonia*)
11. Finlandia
12. Perancis
13. Jerman
14. Yunani
15. Hongaria*)
16. Islandia
17. Irlandia
18. Italia
19. Jepang
20. Latvia*)
21. Lithuania*)
22. Luxembourg

UU. No. 6 TAHUN 1994 63/66


23. Belanda
24. Selandia Baru
25. Norwegia
26. Polandia*)
27. Portugal
28. Rumania*)
29. Federasi Rusia*)
30. Spanyol
31. Swedia
32. Swiss
33. Turki
34. Ukraina*)
35. Inggris
36. Amerika Serikat

*)
Negara-negara yang sedang dalam proses transisi menuju ekonomi pasar.

UU. No. 6 TAHUN 1994 64/66


TERJEMAHAN RESMI
KONVESI KERANGKA KERJA
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
MENGENAI
PERUBAHAN IKLIM

LAMPIRAN II
1. Australia
2. Austria
3. Belgia
4. Kanada
5. Denmark
6. Masyarakat Eropa
7. Finlandia
8. Perancis
9. Jerman
10. Yunani
11. Islandia
12. Irlandia
13. Italia
14. Jepang
15. Luxembourg
16. Belanda
17. Selandia Baru
18. Norwegia
19. Portugal
20. Spanyol
21. Swedia
22. Swiss

UU. No. 6 TAHUN 1994 65/66


23. Turki
24. Inggris
25. Amerika Serikat

Lampiran I

UU. No. 6 TAHUN 1994 66/66

Anda mungkin juga menyukai