Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar
1945;
Dengan Persetujuan
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG
TENTANG
PENGESAHAN UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION
ON CLIMATE CHANGE
(KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
MENGENAI PERUBAHAN IKLIM)
Pasal 1
ttd.
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Agustus 1994
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
MOERDIONO
I. UMUM
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 antara lain menegaskan agar
Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain itu, Pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa "Bumi dan air, dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Rakyat". Pasal
tersebut mengandung esensi amanat yang mendasar bagi
pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia. Dalam pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, manusia dapat berperan
dalam mengendalikan sistem iklim melalui pengelolaan sumber daya
alam. Untuk itu perlu dikembangkan pola interaksi timbal balik antara
atmosfer, bumi, dan air yang dapat membentuk sistem iklim tersebut.
Pengelolaan iklim terus dikembangkan guna menunjang pembangunan
di berbagai sektor, seperti pertanian dan kehutanan.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
khususnya tentang Lingkungan Hidup dan Hubungan Luar Negeri,
antara lain menegaskan sebagai berikut:
a. Pembangunan lingkungan hidup yang merupakan bagian
penting dari ekosistem yang berfungsi sebagai penyangga
kehidupan seluruh makhluk hidup di muka bumi diarahkan pada
terwujudnya kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam
keseimbangan dan keserasian yang dinamis dengan
perkembangan kependudukan agar dapat menjamin
pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pembangunan
lingkungan hidup bertujuan meningkatkan mutu, memanfaatkan
UU. No. 6 TAHUN 1994 4/66
sumber daya alam secara berkelanjutan, merehabilitasi
kerusakan lingkungan, mengendalikan pencemaran, dan
meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
b. Dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan, dikembangkan pola tata ruang yang menyerasikan
tata guna lahan, air, serta sumber daya alam lainnya dalam satu
kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta
ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang
serasi. Tata ruang perlu dikelola berdasarkan pola terpadu
melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat
lingkungan alam dan lingkungan sosial. Tata guna lahan
dikembangkan dengan memberikan perhatian khusus pada
pencegahan penggunaan lahan pertanian produktif yang dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem. Dalam
mengembangkan tata guna air perhatian khusus perlu diberikan
pada penyediaan air yang cukup dan bersih serta
berkesinambungan, pencegahan banjir dan kekeringan,
pencegahan kemorosotan mutu dan kelestarian air, serta
penyelamatan daerah aliran sungai. Setiap perubahan keadaan
dan fungsi lingkungan berikut segenap unsurnya perlu terus
dinilai dan dikendalikan secara seksama agar pengamanan dan
perlindungannya dapat dilaksanakan setepat mungkin.
c. Lingkungan hidup yang rusak atau terganggu keseimbangannya
perlu direhabilitasi agar kembali berfungsi sebagai penyangga
kehidupan dan memberi manfaat bagi kesejahteraan
masyarakat. Pembinaan dan penegakan hukum untuk
mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan ditingkatkan.
Dalam upaya pengendalian pencemaran dapat digunakan
berbagai perangkat ekonomi dengan pemanfaatan teknologi
yang sesuai agar kualitas lingkungan hidup dapat
dipertahankan. Sarana dan prasarana dalam pengelolaan
limbah termasuk limbah rumah tangga, limbah industri, dan
limbah berbahaya serta beracun perlu ditingkatkan agar kualitas
lingkungan hidup yang lestari dapat terjamin keberlanjutannya.
d. Kerjasama regional dan internasional mengenai pemeliharaan
dan perlindungan lingkungan hidup, dan peran serta dalam
pengembangan kebijaksanaan internasional serta kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi tentang lingkungan perlu terus
ditingkatkan bagi kepentingan pembangunan berkelanjutan.
e. Hubungan luar negeri merupakan klegiatan antarbangsa baik
regional maupun global melalui berbagai forum bilateral dan
multilateral yang diabadikan pada kepentingan nasional,
dilandasi prinsip politik luar negeri bebas aktif dan diarahkan
untuk turut mewujudkan tatanan dunia baru berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta
The ultimate objective of this Convention and any related legal instruments
that the Conference of the Parties may adopt is to achieve, in accordance with
the relevant provisions of the Convention, stabilization of greenhouse gas
concentrations in the atmosphere at a level that would prevent dangerous
anthropogenic interference with the climate system. Such a level should be
achieved within a time frame sufficient to allow ecosystems to adapt naturally
to climate change, to ensure that food production is not threatened and to
enable economic development to proceed in a sustainable manner.
Article 3. Principles
In their actions to achieve the objective of the Convention and to implement its
provisions, the Parties shall be guided, inter alia, by the following :
1. The Parties should protect the climate system for the benefit of present
and future generations of humankind, on the basis of equity and in
accordance with their common but differentiated responsibilities and
respective capabilities. Accordingly, the developed country Parties
*)
Titles of articles are included solely to assist the reader.
In carrying out their commitments under Article 4, paragraph 1(g), the Parties
shall :
a. Support and further develop, as appropriate, international and
intergovernmental programmes and networks or organizations aimed
at defining, conducting, assessing and financing research, data
collection and systematic observation, taking into account the need to
minimize duplication of effort;
b. Support international and intergovernmental efforts to strengthen
systematic observation and national scientific and technical research
capacities and capabilities, particularly in developing countries, and to
promote access to, and the exchange of, data and analyses thereof
obtained from areas beyond national jurisdiction; and
c. Take into account the particular concerns and needs of developing
countries and cooperate in improving their endogenous capacities and
capacities and capabilities to participate in the efforts referred to in
subparagraphs (a) and (b) above.
Article 6. Education, Training and Public Awareness
In carrying out their commitments under Article 4, paragraph 1(i), the Parties
shall :
a. Promote and facilitate at the national and, as appropriate, subregional
and regional levels, and in accordance with national laws and
regulations, and within their respective capacities:
i. the development and implementation of educational and public
awareness programmes on climate change and its effects;
ii. public access to information on climate change and its effects;
iii. public participation in addressing climate change and its effects
and developing adequate responses; and
iv. training of scientific, technical and managerial personnel.
b. Cooperate in promote, at the international level, and, where
appropriate, using existing bodies:
i. the development and exchange of educational and public
awareness material on climate change and its effects; and
UU. No. 6 TAHUN 1994 21/66
ii. the development and implementation of education and training
programmes, including the strengthening of national institutions
and the exchange or secondment of personnel to train experts in
this field, in particular for developing countries.
*)
This includes policies and measures adopted by regional economic
integration organizations.
Article 7. Conference of the Parties
The Conference of the Parties shall, at its first session, consider the
establishment of a multilateral consultative process, available to Parties on
their request, for the resolution of questions regarding the implementation of
the Convention.
Article 14. Settlement of Disputes
1. Each Party to the Convention shall have one vote, except as provided
for in paragraph 2 below.
2. Regional economic integration organizations, in matters within their
competence, shall exercise their right to vote with a number of votes
equal to the number of their members States that are Parties to the
Convention. Such an organization shall not exercise its right to vote if
any of its member States exercises its right, and vice versa.
Article 19. Depositary
This Convention shall be open for signature by States Members of the United
Nations or of any of its specialized agencies or that are Parties to the Statute
of the International Court of Justice and by regional economic integration
organizations at Rio de Janeiro, during the United Nations Conference on
Environment and Development, and thereafter at United Nations
Headquarters in New York from 20 June 1992 to 19 June 1993.
Article 21. Interim Arrangements
1. The Convention shall enter into force on the ninetieth day after the date
of deposit of the fiftieth instrument of ratification, acceptance, approval
or accession.
2. For each State or regional economic integration organization that
ratifies, accepts or approves the Convention or accedes thereto after
the deposit of the fiftieth instrument of ratification, acceptance, approval
or accession, the Convention shall enter into force on the ninetieth day
after the date of deposit by such State or regional economic integration
organization of its instrument of ratification, acceptance, approval or
accession.
3. For the purposes of paragraphs 1 and 2 above, any instrument
deposited by a regional economic integration organization shall not be
counted as additional to those deposited by States members of the
organization
Article 24. Reservations
1. At any time after three years from the date on which the Convention
has entered into force for a Party, that Party may withdraw from the
Convention by giving written notification to the Depositary.
2. Any such withdrawal shall take effect upon expiry of one year from the
date of receipt by the Depositary of the notification of withdrawal, or on
such later date as may be specified in the notification of withdrawal.
3. Any Party that withdraws from the Convention shall be considered as
also having withdrawn from any protocol to which it is a Party.
Article 26. Authentic Texts
The original of this Convetion, of which the Arabic, Chinese, English, French,
Russian and Spanish texts are equally authentic, shall be deposited with the
Secretary-General of the United Nations.
IN WITNESS WHEREOF the undersigned, being duly authorized to that
effect, have signed this Convention.
DONE at New York this ninth day of May one thousand nine hundred and
ninety-two.
Australia
Austria
Belarus*)
Belgium
Bulgaria*)
Canada
Czechoslovakia*)
Denmark
European Community
Estonia*)
Finland
France
Germany
Greece
Hungary*)
Iceland
Ireland
Italy
Japan
Latvia*)
Lithuania*)
Luxembourg
Netherlands
New Zealand
Norway
Poland*)
Portugal
Romania*)
Russian Federation*)
Spain
Sweden
Switzerland
Turkey
Ukraine*)
United Kingdom of Great Britain and Northem Ireland
United States of America
*)
Countries that are undergoing the process of transition to a market
economy.
ANNEX II
Australia
Austria
Belgium
Canada
Denmark
European Community
Finland
France
Germany
Greece
Iceland
Ireland
Italy
Japan
Luxembourg
Netherlands
New Zealand
Norway
Portugal
Spain
Sweden
Switzerland
Turkey
United Kingdom of Great Britain and Northem Ireland
United States of America
*)
Judul-judul pasal ini dimasukkan sepenuhnya untuk membantu pembaca.
Pasal 4
KOMITMEN
Dalam melaksanakan komitmen sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) huruf (g),
Para Pihak harus :
a. Mendukung dan lebih lanjut mengembangkan sesuai dengan
kebutuhan program-program internasional dan antarpemerintah serta
jaringan antarorganisasi yang ditujukan untuk menetapkan,
mengadakan, menilai, dan membiayai penelitian, pengumpulan secara
sistematik, dengan mempertimbangkan perlunya mengurangi
pengulangan usaha-usaha;
b. Mendukung usaha-usaha internasional dan antarpemerintah untuk
memperkuat pengamatan secara sistematik kapasitas penelitian ilmiah
dan teknis, khususnya di negara-negara berkembang, serta
memajukan kemudahan, pertukaran data, dan analisis yang diperoleh
dari daerah-daerah di luar yuridiksi nasional;
c. Mempertimbangkan kepentingan-kepentingan khusus dan kebutuhan-
kebutuhan negara-negara bekembang dan bekerja sama memperbaiki
kecakapan dan kemampuannya sendiri untuk ikut mengambil bagian
dalam usaha-usaha yang termuat di dalam huruf (a) dan (b) di atas.
Pasal 6
PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KESADARAN MASYARAKAT
Dalam hal melakukan komitmennya sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) huruf (i)
Para Pihak hendaknya :
a. Memajukan dan memudahkan pada tingkat nasional, jika perlu pada
tingkat subregional ke regional dan sesuai dengan hukum peraturan-
peraturan nasional, dan di dalam kapasitas masing-masing :
i. Pengembangan dan pelaksanaan program-program pendidikan
dan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim dan
akibat-akibatnya;
ii. Akses publik terhadap informasi mengenai perubahan iklim dan
akibatnya;
iii. Keikutsertaan publik dalam penanganan perubahan iklim dan
pengaruhnya serta mengembangkan penanganan yang tepat;
dan
1. Dalam hal adanya sengketa antara dua Pihak atau lebih mengenai
penafsiran atau pelaksanaan Konvensi, Pihak-Pihak yang
bersangkutan harus mencari penyelesaian sengketa melalui negosiasi
atau cara damai lainnya sesuai dengan pilihan mereka.
1. Tiap Pihak pada Konvensi hanya mempunyai satu hak suara, kecuali
seperti yang diatur dalam ayat (2) di bawah ini,
2. Organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional, sesuai dengan
kepentingannya, akan melaksanakan hak suaranya dengan jumlah
suara yang sama dengan jumlah negara anggotanya yang merupakan
Pihak pada Konvensi. Organisasi seperti itu tidak boleh menggunakan
hak suaranya jika suatu negara anggota menggunakan haknya, dan
sebaliknya.
Pasal 19
DEPOSITARI
1. Setiap saat setelah tiga tahun dari tanggal mulai berlakunya Konvensi
bagi suatu Pihak, Pihak tersebut boleh menarik diri dari Konvensi
dengan menyerahkan pemberitahuan tertulis kepada Depositari.
2. Setiap penarikan semacam itu akan berlaku setelah satu tahun dari
tanggal diterimanya pemberitahuan pengunduran diri oleh Depositari,
atau pada tanggal kemudian, yang dicantumkan pada surat
pemberitahuan pengunduran diri.
3. Setiap Pihak yang mengundurkan diri dari Konvensi dianggap juga
menarik diri dari keanggotaannya pada setiap protokol dari Konvensi
ini.
Pasal 26
TEKS ASLI
Teks asli Konvensi ini, dalam bahasa Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia,
dan Spanyol adalah sama aslinya, akan disimpan oleh Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
SEBAGAI BUKTI yang bertandatangan di bawah ini, berdasarkan kuasa yang
sepatutnya telah membubuhkan tanda tangannya.
Dibuat di New York pada hari ini tanggal sembilan Mei seribu sembilan ratus
sembilan puluh dua (9 Mei 1992).
LAMPIRAN I
1. Australia
2. Austria
3. Belarusia*)
4. Belgia
5. Bulgaria*)
6. Kanada
7. Cekoslowakia*)
8. Denmark
9. Masyarakat Eropa
10. Estonia*)
11. Finlandia
12. Perancis
13. Jerman
14. Yunani
15. Hongaria*)
16. Islandia
17. Irlandia
18. Italia
19. Jepang
20. Latvia*)
21. Lithuania*)
22. Luxembourg
*)
Negara-negara yang sedang dalam proses transisi menuju ekonomi pasar.
LAMPIRAN II
1. Australia
2. Austria
3. Belgia
4. Kanada
5. Denmark
6. Masyarakat Eropa
7. Finlandia
8. Perancis
9. Jerman
10. Yunani
11. Islandia
12. Irlandia
13. Italia
14. Jepang
15. Luxembourg
16. Belanda
17. Selandia Baru
18. Norwegia
19. Portugal
20. Spanyol
21. Swedia
22. Swiss
Lampiran I