lama di dalam kerak bumi, bisa mencapai milyaran tahun lamanya. Dengan
bantuan peristiwa alam, batuan mulia tersebut mampu diangkat ke
permukaan. Seperti ketika meletusnya gunung berapi, dan sebagian besar
ditemukan pada batu vulkanik atau di laut yang terbawa oleh arus ombak.
Para ilmuwan (dalam Albab, 2015:3-4) menyimpulkan bahwa batu mulia
yang sering ditemukan di alam kebanyakan berumur satu hingga tiga milyar
tahun.
Dan dari zat itulah ada sebagian batu mulia yang memiliki nilai
kekerasan yang sangat keras, dan diyakini pula memiliki energi alam
tertentu
(Albab,
2015:4).
Setiap
batu
yang
sudah
melewati
proses
menjadi
dua
kelompok
(Chandra,
2014:11),
yaitu
natural
Ada beberapa cara untuk mengolah batu natural, yaitu heat treatment
(pemanasan), irradiation (radiasi), diffusion (pewarnaan), berylilium heat
treatment (pemanasan menggunakan bahan kimia berylilium), glass filling
(pengikisan krack atau batu dengan kaca atau resin), dan dyed (pencelupan
minyak). Saat ini, istilah batu mulia juga sudah mulai diterapkan pada semua
mineral
dan
batuan,
yang
diproses
melalui
pemotongan
ataupun
Tinjauan keterkaitan berbagai jenis batuakik Lumuik Suliki dengan batu kristal dan permata
yang telah ada dan memiliki nama di dunia dibahas dari identifikasi fisik dan kimiawi.
Drie (2015:10) berpendapat bahwa batu akik terbentuk oleh berbagai
mikrokristalin kuarsa (silica), terutama chalcedony, yang ditandai dengan
kehalusan dan kecerahan warna. Batu akik merupakan hasil karya alam yang
alami, prosesnya yang alami awalnya hanya sebuah bongkahan batu besar
yang diperkecil oleh manusia dan dijadikan permata dengan keindahan yang
beraneka ragam. Batu akik asli terbentuk dari berbagai material batuan lava
cair yang berasal dari gunung berapi yang memiliki kandungan min
eral seperti Krom(Cr), Kobalt (Co), Ferum (Fe), Mengan (Mn), Nikel (Ni),
Aurum (Au), Tembaga (Cu), Silica (Si), dan berbagai jenis material yang
bermacam dan dengan komposisi yang berbeda-beda sesuai dengan
kandungan material pada gunung berapi tertentu.
Barat juga memiliki jenis Batu Lumut lain yang kali ini berasal dari Kabupaten
Limapuluh Kota Payakumbuh. Dikenal dengan sebutan Lumut Suliki, makin
hari tingkat kepopuleran batu ini semakin menanjak. Sudah dapat dipastikan
bahwa dalam beberapa waktu kedepan, pupularitas batu ini akan mampu
menyaingi pendahulunya yaitu batu Lumut Sungai Dareh yang berasal dari
Kabupaten Dharmasraya.
Batu Lumut Suliki merupakan jenis dari mineral Chrysoprase yang
berasal dari Kecamatan Suliki Kab. Lima Puluh, Sumatera barat. Penemuan
batu Suliki ini, sebenarnya tidak disengaja. Karena tersamar di belantara
hutan dan di celah-celah perbukitan, warga melihat bebatuan yang
mengkilat. Setelah diasah, ternyata batu-batu itu menyembulkan kristalkristal dengan tingkat kekerasan yang cukup tinggi.
Sejak saat itu warga setempat menyebutnya dengan Lumuik Suliki
dan menjadi objek pencarian warga setempat untuk dijadikan batu cincin
ataupun perhiasan lainnya, dan sampai kini mulai beredar di masyrakat dan
menjadi primadona bag para pecinta dan kolektor batu cincin.
Harga batu akik lumut suliki kini mulai merangkak naik, karena jumlah
peminatnya semakin banyak. Keindahan dan warnanya yang unik, semakin
menambah daya tarik bagi pecinta batu akik. Kawasan tambang batu akik ini
terutama dijumpai di kawasan Desa Kenagarian Suliki, Kecamatan Suliki
yang termasuk Kabupaten Lima Puluh Kota. Menjadikan daerah tersebut
setiap harinya disibukkan dengan urusan pertambangan batu akik dan
pembentukan menjadi batu akik oleh perajin. Berikut ciri-ciri batu akik
lumuik suliki yang asli
Pertama, Memiliki keindahan pada warna dan motif
Kedua, Batu Suliki asli mengkilat dan tembus cahaya
Ketiga, Jika ditempelkan pada pipi akan terasa dingin