Disusun Oleh:
Batu permata adalah sebuah mineral, batu yang dibentuk dari hasil
proses geologi yang unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia
yang mempunyai harga jual tinggi, dan diminati oleh para kolektor. Batu
permata harus melewati tahap pemolesan sebelum dijadikan perhiasan. Di
dunia ini tidak semua tempat menghasilkan batu permata. Sebuah batu disebut
permata apabila memenuhi beberapa syarat. Antara lain memiliki ketahanan,
keindahan, dan kelangkaan. Di Indonesia ada banyak daerah yang
menghasilkan ragam batu permata populer. Ragam jenis batu permata populer
yang berasal dari daerah-daerah Indonesia antara lain di provinsi Aceh
dan Padang yang terkenal dengan jenis batu Idocrase Banten ada batu
Kalimaya, di Lampung dengan batu jenis-jenis anggur yang menawan dan
jenis cempaka, di Pulau Kalimantan dengan Kecubungnya (amethys), dan
Intan (berlian).
Gambar 1. Intan
2.2. Ruby dan Safir
Ruby merupakan permata yang termasuk dalam jenis korundum
merah. Sedangkan safir merupakan jenis korondum berwarna biru.
Korundum merupakan mineral ikutan bersistem kristal heksagonal-
rombohedral di dalam batuan sienit/sienit nefelin dan batuan malihan
tingkat tinggi yang miskin kandungan silika tetapi kaya aluminium.
Ditemukan juga di dalam eklogit dan kadang-kadang rodingit, serta
sebagai rombakan pada endapan aluvial dan pasir laut (A Macdonald
Orbis Book, 1987).
Gambar 2. Saphir (kiri) dan Ruby (Kanan)
2.3. Amethyst
Amethyst adalah kuarsa berwarna ungu (lembayung – violet)
disebabkan pengotoran oleh Fe atau kehadiran inklusi oksida Fe (goetit),
dapat terbentuk di dalam rongga-rongga pada aliran lava tetapi umumnya
pada urat-urat.
Gambar 3. Amethyst
Sifat fisik mineral adalah sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh satu
mineral yang dapat digunakan untuk mengenali satu jenis mineral. Sifat fisik
mineral berupa warna, cerat, kilap, bentuk kristal, pecahan, belahan,
kekerasan. Sifat fisik mineral ini merupakan sifat yang khas dan unik karena
sifat ini merupakan ekspresi dari komponen penyusun dari mineral.
Sifat-sifat yang melekat pada batu mulia atau batu permata berkaitan
dengan elemen kimia, struktur kristal dan sistem kristal pada saat
pembentukannya. Tiga sifat utama yang dimiliki batu mulia antara lain:
keindahan, karena permainan sinar, komposisi warna-warni, juga kemilaunya;
tahan lama, hal ini terkait dengan tingkatan kekerasannya; kelangkaan, batu
mulia yang memiliki nilai tinggi sangat langka dan jumlahnya sangat terbatas,
bahkan untuk jenis tertentu hanya terdapat di negara tertentu.
Sifat fisik batu permata terdiri dari :
- Susunan kimia
- Warna
- Kekerasan
- Serat
- Berat jenis dan lain-lain.
3.1 Intan
a) Sruktur kristal:
Berlian biasanya berkristal dalam bentuk sistem kristal dan terdiri
daripada atom karbon ikatan tetrahedron.
b) Ketahanan / Kekerasan:
Berlian adalah bahan paling keras, 10 pada skala Moht (nilai kekerasan
Sempurna) antara 167 dan 231 gigapaskal dalam berbagai ujian
c) Warna:
Berlian memiliki kilauan warna jernih, putih, biru, kuning, merah,
hijau, merah muda, & hitam. Berlian bewarna mengandungi bendasing
atau kecacatan struktur yang menyebabkan pewarnaan, sementara
berlian tulen atau hampir tulen adalah jernih dan tanpa warna.
Kebanyakan bendasing berlian menggantikan atom karbon dalam
jaringan kristal akan menyebabkan sedikit warna kekuningan.
3.2 Ruby, Safir
Permata yang termasuk ke dalam spesies korundum di antaranya
yaitu ruby berasal dari jenis korundum berwarna merah, transparan-semi
opaque, warnanya berkaitan erat dengan kandungan kromium (Cr).
Sedangkan safir adalah jenis korundum berwarna biru, transparan-semi
opaque; warna biru terkait erat dengan adanya sedikit kandungan oksida
kobalt (Co), kromium (Cr) dan titanium (Ti). Ruby memiliki tingkat
kekerasan 9,0 pada Skala Mohs. Di antara semua permata alam hanya
moissanite dan berlian yang lebih keras, dan berlian mempunyai tingkat
kekerasan 10,0 Mohs dan tingkat kekerasan moissonite ada di antara
korundum (ruby) dan berlian. Ruby adalah ɑ-alumina (bentuk paling
stabil dari Al2O3) di mana sebagian kecil dari ion Aluminium3+ diganti
dengan ion chromium3+. Setiap Cr3+ dikelilingi secara oktahedral oleh
enam ion. Semua batu ruby alam memiliki ketidaksempurnaan di
dalamnya, termasuk kotoran warna dan inklusi jarum rutil yang dikenal
sebagai “sutra”.
3.3 Amethyst
Batu Amethyst atau Kecubung Ungu memiliki rumus kimia SiO2.
Dalam sorotan cahaya sintesis (lampu, senter, dan lainnya), permata
Kecubung Ungu tidak dapat menampilkan warna terbaiknya. Batu ini
terlihat sangat bagus pada siang hari; lebih tepatnya, tidak banyak
sesudah matahari terbit atau sesaat sebelum matahari terbenam saat
cahaya lembut dan hangat. Kualitas batu permata Kecubung Ungu
ditentukan oleh warna ungunya. Batu yang baik wajib mempunyai warna
ungu yang gelap dengan saturasi yang baik serta zonasi warna yang
minimal. Warna-warnanya berkisar antara ungu sampai ungu muda atau
merah-violet. Warna-warna yang gelap merupakan yang paling mahal dan
berharga. Level kekerasan batu Kecubung Ungu yang mencapai 7 skala
Mohs menjadikannya cukup keras dan tahan lama digunakan sebagai
perhiasan yang dipakai sehari-hari.
Batu Kecubung yang bagus merupakan yang mempunyai Clarity
(taraf kejelasannya atau kebeningannya) Transparent (tembus cahaya
tanpa difusi berlebihan atau mungkin mempunyai rutile, yakni warna
gelap atau coklat kemerah-merahan atau inklusi lainnya), yang artinya
cahaya bisa melewati menembus batu tanpa hambatan. Sedangkan batu
Kecubung dengan Clarity Translucent (tembus cahaya tapi tak
transparan), cahaya yang menembus melalui batu sedikit melemah. Batu
yang bagus juga harus “bersih” dan bebas dari segala bentuk inklusi.
4. Sumberdaya dan Cadangan Batu Mulia
8.1 Perhiasan
Sudah sejak lama sekali pada zaman yang lampau dahulu, batu mulia
dimanfaatkan sebagai perhiasan, dahulu biasa digunakan oleh para
petinggi petinggi dan kaum priai. Hingga saat ini batu mulia sudah
banyak yang menggunakan dari kalangan menegah keatas hingga
masyarakat mengengah kebawah, karena harganya yang relatif
terjangkau. Sementara itu beberapa jenis batu mulia seperi berlian, safir,
dan ruby bisa meningkatkan prestise bagi yang menggunakannya.
8.2 Memiliki Khasiat Tersendiri
Dipercaya batu akik / mulia memiliki energi positif, Energi positif itu
lah yang mampu memperbaiki aura aura yang rusak pada tubuh manusia.
Jika kita lihat orang-orang yang gemar mengoleksi batu mulia memang
tampak selalu awet muda. Dan sebagai contoh jenis batu mulia yang
dipercaya mengandung tuah atau khasiat tertentu seperti Batu Tiger Eye
(Mata Harimau) yang diyakini bisa melindungi penggunanya selama
dalam perjalanan.
8.3 Menyembuhkan Penyakit
Pada hakikatnya jika kita tau bahwa sesungguhnya tubuh manusia itu
dikelilingi berbagai macam aura dan tentu warna warni, jika anda tidak
percaya anda bisa gunakan semacam alat yang disebut foto aura. Lantas
Apa Hubungannya? dalam upaya menyembuhkan atau terapi
penyembuhan menggunakan batu mulia, aura aura yang telah redup pada
tubuh manusia dapat diisi kembali dengan menggunakan batu mulia
yang warnanya seseuai dalam diri manusia tersebut. Ura berwarna warni
yang mengelilingi tubuh manusia diyakaini mengendalikan pikiran,
perasaan, pernapasan, penglihatan dan aktivitas manusia lainnya.
Dibidang pengobatan kuni batu Jadeite atau biasa disebut batu giok
diyakini mampu mengatasi gangguan ginjal.
8.4 Investasi dalam Usaha
Akhir akhir ini ramai sekali bahasan mengenai batu mulia, dan kita
pasti sering melihat banyak dari kalangan pria yang menggunakan batu
mulia di jari jemarinya, dan ini lah yang membuat lonjakan penjualan
batu mulia pada setiap harinya karena semakin meningginya peminat
yang menginginkan batu mulia tersebut.
8.5 Keperluan Industri
Pada bidang industri, batu jenis tertentu digunakan sebagai bahan
baku utama, seperti misalnya batu jenis safir yang dimanfaatkan dalam
pembuatan kaca tahan gores, seperti kaca pada jam tangan , dan ada yang
menakjubkan lagi yang perlu anda ketahui, batu jenis intan digunakan
sebagai bahan pelapis pisau dan alat dalam pengeboran minyak . Dan batu
jenis ruby dimanfaatkan sebagai bahan membuat peralatan laser.
9. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Terdata sejak tahun 2001 hingga kini beberapa intan besar oleh
masyarakat pendulang intan diketemukan seperti : Intan Nursehat (62,3 kerat),
Intan Jambun (23 kerat) dan lain-lain. Hal tersebut memperkuat indikasi
prospek gemstones tersebar baik diwilayah Kota Banjarbaru. Total
sumberdaya gemstones belum dapat disajikan secara baik dan pasti,
mengingat belum adanya penelitian khusus terhadap potensi gemstones
Anonim, 2000, Laporan Eksplorasi Bahan Galian Intan, PT. Galuh Cempaka,
Banjarbaru.
Bateman AM, 1981, Economic Mineral Deposits, John Wiley and Sons, New York.