& ENERGI
TKP 492114
Ir.A. Rahman, MS
Ir. Mukiat, MS
PENDAHULUAN
Batu mulia termasuk batu permata dan batu hias atau batu
ornament, adalah salah satu jenis bahan galian industri yang
mempunyai prospek cerah, walaupun ditinjau dari segi
pengembangannya termasuk baru, namun sebenarnya komoditi
bahan galian ini telah dikenal sejak zaman dahulu (jaman megalitik
atau neolitik). Hal ini disebabkan batu mulia mempunyai arti dan nilai
yang unik, tidak saja ditinjau dari segi keindahan dan kepercayaan
(magis).
Sebenarnya di Indonesia terdapat cukup banyak jenis batu mulia,
namun belum di eksplorasi dan di-inventarisasi secara seksama. Hal ini
disebabkan Pemerintah (dalam hal ini Departemen Pertambangan dan
Energi) baru pada tahun 1985 membentuk satuan tugas setingkat eselon
IV yang tugasnya melaksanakan inventarisasi dan eksplorasi batu mulia di
Indonesia, ini tentunya berdasarkan pertimbangan bahwa batu mulia
merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomis, potensi dan
prospek cerah, seperti intan, opal, kecubung, garnet, krisopras, oniks
(bermacam-macam batu akik) serta berbagai jenis batu mulia lainnya
diketahui terdapat di Indonesia. Sampai dimana keberhasilan inventarisasi
dan eksplorasi batu mulia ini, tergantung para pelaksananya. Contoh
Sebutir batu mulia cukup berharga sering mendorong pelaksana
cenderung untuk tidak melaporkan hasil penemuannya.
Hingga kini di Indonesia belum tercatat adanya suatu Lembaga
Pendidikan Khusus Batu mulia, baik formal maupun non-formal. Demikian
pula halnya dengan asosiasi, baik asosiasi ahli batu mulia, asosiasi
masyarakat batu mulia dan asosiasi penggemar batu mulia maupun
asosiasi pengrajin batu mulia. Lembaga pendidikan dan asosiasi ini perlu
segera dirintis agar pengembangan batu mulia di Indonesia dapat
terlaksana dengan baik. Sejalan itu perlu pula dibangun atau didirikan
laboratorium batu mulia agar setiap batu mulia yang diperdagangkan atau
dijadikan asset dapat di uji dan diberikan sertifikat.
Batu Mulia (precious stones) sebenarnya mempunyai makna
berbeda dengan Batu Permata (gemstones), dimana,
Yang termasuk Batu Mulia adalah Batu Permata dan Batu
Ornament, dengan kata lain,
Batu Permata adalah Batu Mulia yang dijadikan atau dibentuk
menjadi Permata (cincin, kalung, liontin, bros, dan lain-lain)
sedangkan,
Batu Ornament adalah Batu Mulia yang hanya dapat dijadikan
Hiasan (bukan hiasan atau jewel).
Secara umum Batu Permata dibedakan menjadi dua, yaitu,
Batu permata mulia (precious gemstones), dan
Hijau (Emerald)
Hijau (Aleksandril)
Lain simofan
Ungu (Amesti)
Kuning (Sitrin)
NAMA KHUSUS/JULUKAN
Nilam
Mirah/mirah delima
Biduri toya, Batu neptunus,
Akik Dewa Ruci
Jamrud
Batu selendrit
Biduri pancan wulung, Biduri
anggur, Akik Skoludiro,
Biduri Pandan sutera dll
Kecubung Asihan
Kinyang Cempaka, Biduri
Kencana
Kinyang Es
Akik Kendit
Biduri Lumut
Bermacam-macam Nama
Bermacam-macam Nama
Bermacam-macam Nama
Airmata Indian
Kalimaya, Pelangi
BERIL
KRISOBERIL
KUARSA
KRISTAL
KUARSA KRPTO
KRISTALIN
KUARSA AMORF
Nama mineral atau batuan, nama batu permata atau permata dan
nama perdangangan serta julukan atau nama setempat sering
membingungkan bagi orang yang masih awam. Di bawah ini disebutkan
beberapa contoh dari jenis mineral atau batuan yang dapat melahirkan
beberapa nama khusus atau julukan batu permata atau permata.
Nama khusus atau julukan tersebut umumnya muncul berdasarkan
warna, tekstur atau motif (pattern) dan ciri-ciri khusus lainnya. Disamping
nama khusus juga lahir karena kepercayaan suatu bangsa atau daerah.
Tak jarang kita jumpai batu permata sama mempunyai nama khusus atau
julukan berbeda di satu daerah dengan daerah yang lain.
pendelop, dan briolit. Bentuk asahan fasit berlian mempunya dua bagian
utama, yaitu fasit mahkota dan fasit pavilium.
Kadang-kadang nama bentuk asahan fasit berubah menjadi nama
permatanya, misalnya cincin berlian, giwang markis, leontin pendelop atau
briolit dan lain-lain. Tak jarang para pedagang intan berlian membuat
istilah yang tidak benar tapi sudah terlanjur terkenal. Misalnya intan yang
diasah dengan bentuk fasit, namun tidak memancarkan sinar disebut
intan, sedangkan yang berkilau-kilau baru disebut berlian. Sudah barang
tentu istilah ini hanya dipopulerkan oleh pedagang yang tidak mempunyai
latar belakang pengetahuan tentang gemologi atau lapidari. Dengan
demikian timbul istilah yang sudah umum namun tidak benar (salah
kapra).
Nilai suatu mineral sebagai batu permata ditentukan oleh sifatsifat fisiknya seperti warna,kilat, dan dispersinya. Contoh-contoh
mineral permata antara lain,
1. Intan, yang umum dikenal ialah yang berwarna jernih atau tidak
berwarna, sedangkan Intan yang berwarna hijau, merah, biru atau
kuning merupakan jenis Intan yang mahal harganya.
2. Korundum, di pasaran dikenal dengan nama Ruby dan Sapphire
yang merupakan warna varitas korundun, dimana,
Ruby berwarna merah dan yang mahal berwarna merah tua
agak ungu,
Sapphire berwarna biru, tetapi untuk semua jenis yang tidak
berwarna merah ummnya disebut sapphire.
3. Beryl, varitas Beryl adalah,
Emerald yang berwarna hijau, yang mahal harganya jika
berwarna hijau dan jernih.
Aquamarine ialah varitas beryl yang berwarna biru atau hijau
kebiru-biruan.
Morganit berwarna merah muda,
Golden-beryl berwarna kuning.
4. Turmalin, jenis Turmalin yang bernilai permata ialah yang berwarna
jernih. Turmalin sendiri umumnya berwarna hijau, varitasnya adalah
Rubelitte, bewarna merah atau muda kita kenal,
Indicolit berwarna biru tua,
Brazillian Emerald berwarna hijau.
5. Topas, Topas yang tidak berawarna atau jernih tidak begitu mahal
harganya, yang benilai permata umumnya yang berwarna biru
muda, coklat, kuning emas atau merah muda.
6. Zirkon, yang termasuk Mineral permata ialah zirkon yang
berwarna; varitas-varitasnya adalah,
Hyacinth yang bewarna merah, kuning dan coklat,
Yargon warnanya diluar warna Hyacinth.
7. Quarts, banyak varitas Quarts yang termasuk mineral permata
walaupun agak murah harganya, misalnya.
Amtheyst yang berwarna ungu, coklat tua atau hitam disebut
smoky quartz; kwartz yang terisi rutil;avnturine ialah kwarts yang
terisi mineral-mineral hematit atau mika. Varitas-varitas dengan
kristal-kristal ayng halus kita kenal sebagai carmelian ialah
calhedon merah; chrysopras ialah calchedon hijau;heliotrop atau
bloodstone ialah calchedon hijau dengan titik-titik merah
didalmnya dan lain-lain.
Cincin Natural Rose Quartz
Nilai harfiah dari batu mulia atau batu permata (intan, rubi, jamrud,
opal dan lain-lain) dan berdasarkan selera atau kepercayaan, membuat
pemerintah merasa perlu turun tangan memperhatikan perkembangan
batu mulia ini. Itulah sebabnya sejak 1985 dibentuk satuan kerja Eselon IV
yang khusus menangani permasalahan batu mulia di Indonesia.
Khususnya inventarisasi dan eksplorasi batumulia. Sejak tahun 1985
istilah batu mulia sudah resmi digunakan pemerintah, dalam hal ini
Departemen Pertambangan dan Energi, yang mencakup batu permata,
batu setengah permata, batu ramen, atau batu hiasan dan suiseki.
Hingga kini sudah 7 tahun lamanya pemerintah menangani
inventarisasi dan eksplorasi batu mulia di Indonesia, namun hasilnya
belum dapat dirasakan dan dimanfaatkan. Hal ini disebabkan banyak
faktor yang mempengaruhi, diantaranya,
Dana yang sangat terbatas dalam melakukan inventarisasi dan
eksplorasi.
Berbeda dengan mineral industri umumnya maka batu mulia
biasanya terletak atau terdapat di daerah yang sulit dicapai.
Belum ada ahli batu mulia terdidik secara formal yang memiliki
sertifikat yang diakui secara internasional.
Nilai yang tinggi dari batu mulia sering membuat para petugas lupa
akan tugas dan fungsinya sebagai abdi Negara dan abdi
masyarakat yang selalu diikrarkan setiap tanggal 17, dan masih
banyak lagi.
Umumnya para pengrajin atau penambang batumulia mengetahui
lokasi/keterpadatan batumulia berdasarkan data lama atau dari mulut ke
mulut. Misalnya keterpadatan opal di Lebak (1959), krisopras di Garut
(1955 dan 1980), Amethist di Kalimantan Tengah dan Lampung (sebelum
1945), Garnet di Air Abu/Alahan Panjang (1965), bermacam-macam
Kalsedon dan agat di Sukabumi, Tasikmalaya, Pacitan, dan Tirtomoyo
(sebelum perang dunia II), Intan di Kalimantan (1880-an) dan sebagainya.
namun tidak mungkin manusia kembar tadi memiliki keadaan fisik dan
sifat yang persis sama. Demikian juga halnya dengan batumulia.
Misalnya saja kita ambil dua permata nilam biru (blue sapphire)
yang sama-sama berwarna biru, dengan bintang bertangan enam,
kekerasan sama dan berat jenis juga persis sama. Apabila nilam biru
tersebut diteliti dan diuji secara rinci dengan menggunakan peralatan
laboratorium canggih, akan nampak beberapa perbedaan, misalnya salah
satu tangan bintang lebih pendek, jumlah dan isi gelembung tidak sama,
atau pita hitam pada warna merah atau biru tidak sama banyak, dan
sebagainya. Perbedaan inilah yang dinamakan sidik jari batumulia
(gemstone finger-prints).
Metode ini biasanya digunakan sebagai dasar mencari batumulia
berharga yang hilang, seperti halnya polisi mencari seorang penjahat
berdasarkan petunjuk sidik jarinya. Jadi jelaslah pentingnya sertifikat-uji
dari seorang ahli batumulia diberikan untuk sebuah batumulia berharga. Di
luar negeri, misalnya di Australia, Amerika, Perancis, Inggris dan Jerman,
toko-toko yang menjual batu permata atau permata dengan harga di atas
AS $100,- umumnya dilengkapi dengan sertifikat-uji dari seorang ahli
batumulia yang telah terdaftar dan diakui secara nasional dan
internasional.
Beberapa cara pengujian yang akan disajikan dalam tulisan ini
sebenarnya belum lengkap, namun sudah cukup untuk menguji sebuah
batumulia yang berharga sedang sampai murah. Untuk menguji batumulia
yang sangat berharga, misalnya permata intan (umumnya di Indonesia
dinamakan berlian, istilah yang salah namun sudah umum digunakan),
mirah delima (ruby), nilam (sapphire), jamrud (emerald), akuamarin,
aleksandrit dan lain-lain, apa yang diuraikan dalam tulisan ini perlu
ditambah lagi. Adapun hal-hal yang perlu diuji untuk sebuah batumulia,
antara lain kekerasan, warna, berat jenis, pengotor, kilap, sistem kristal,
indek bias, pleokroisma dan sifat optik lainnya, serta beberapa pengujian
lain yang tidak akan dijelaskan disini.
KEKERASAN
:1
:2
:3
:4
:5
Ortoklas
Kuarsa
Topas
Kurondum
Intan
:6
:7
:8
:9
: 10
WARNA
BERAT JENIS
cairan yang tidak merusak atau mempengaruhi sifat fisik dan kimia
batumulia yang diuji. Beberapa jenis cairan yang biasa digunakan dalam
menentukan berat jenis batumulia, antara lain,
Larutan klerici; berat jenis 4,15 dan dibuat dari campuran thallium
format dengan thallium malonat dalam jumlah sama,
Larutan metilen jodida atau diodometan; berat jenis 3,30
Larutan bromoform; berat jenis 2,80
Dari larutan tersebut dapat dibuat larutan dengan berat jenis tertentu
sesuai dengan keinginan, sehingga akan diperoleh larutan dengan berat
jenis sama dengan berat jenis batumulia yang diuji. Hal ini dapat dilakukan
dengan mencampurkan larutan-larutan tersebut dengan air suling atau
aseton. Bila batumulia yang diuji melayang berarti berat jenisnya sama
dengan larutan, namun bila mengambang berat jenisnya lebih kecil dan
bila tenggelam berat jenisnya lebih besar.
Dibawah ini adalah beberapa contoh pengujian berat jenis batu mulia
dengan menggunakan cairan.
HASIL PENGUJIAN
Kuarsa akan mengambang, sedang beril dan
emerald akan tenggelam
Kuarsa, beril, emerald, topas, turmalin dan intan
akan mengambang, sedang sirkon, rubi dan safir
akan tenggelam
Kuarsa, beril, emerald dan turmalin akan
mengambang, sedang topas dan intan akan
tenggelam
Kuarsa, beril dan emerald akan mengambang,
sedang turmalin akan tenggelam
4.
PENGOTORAN
batumulia tersebut sudah dibelah dan diasah atau dibentuk kembali. Jejak
atau sidik jari (pengotoran) batu mulia ini beraneka ragam, misalnya :
Tiap batumulia mempunyai pertumbuhan kristal tertentu, sehingga
bentuk kristal ini dapat dijadikan sarana menentukan jenisnya.
Gelembung yang terdapat dalam batumulia mempunyai bentuk,
arah dan isi tertentu. Misalnya bentuk dapat oval, bulat elip atau
lensa, dan arah mungkin sejajar atau tegak lurus salah satu sumbu,
sedang isi dapat berupa gas, cairan, mineral atau ketiga-tiganya.
Jenis mineral yang mengisi rongga batumulia mempunyai ciri
tertentu, dan umumnya terbentuk persamaan atau setelah
batumulia bersangkutan terbentuk. Misalnya kalsit dalam batumulia
mirah delima terutama yang berasal dari Mogok (Birma), diopsit
krom dalam intan, pirit dalam jamrud, felspar dalam nilam dan
sebagainya
Mineral pengotor (inklusi) umumnya mempunyai bentuk dan arah
tertentu yang sering tidak teratur. Misalnya aktinolit atau rulit dalam
kuarsa, garnet atau jamrud, apatit dalam garnet, spinel, jamrud,
atau nilam, epidot dalam kuarsa dan sebagainya.
Kadang-kadang pengotor dalam batumulia memberikan pemusatan
warna dengan arah tertentu, sehingga menimbulkan katoyansi.
Misalnya pada batumulia mata kucing, mata elang, mata harimau,
nilam bintang, biduri bulan dan sebagainya.
Retakan batumulia yang terbentuk kemudian kadang-kadang juga
diisi oleh berbagai jenis mineral yang tumbuh didalamnya.
Kebanyakan batu permata yang bermutu dan bernilai tinggi
mempunyai pengotoran yang tidak terlihat oleh mata bugil bahkan dengan
menggunakan kaca pembesar 10x sekalipun. Setiap batumulia pasti
memiliki pengotor meskipun kecil dan tidak nampak oleh mata bugil
bahkan sedemikian kecilnya, sehingga seorang ahli harus menggunakan
peralatan laboratorium yang canggih untuk mengujinya.
5.
KILAP
Kilap (luster) ini sangat baik untuk menguji batumulia yang belum
diasah dan dalam keadaan basah, sehingga tak jarang seorang ahli
menjilatnya. Menjilat batumulia sebenarnya mengundang resiko, karena
ada batumulia yang diduga beracun, misalnya yang mengandung
tembaga dan arsen seperti realgar, azurit dan lain-lain.
Batumulia memiliki berbagai kilap, tapi yang paling umum dikenal
dalam dunia perdagangan antara lain kilap logam (galena, pirit, hematit),
kilap mutiara (batubulan, amazonit, mutiara), kilap adamantin (intan,
sirkon), kilap sutra (mata harimau, mata kucing), kilap vitreus (kuarsa),
kilap gelas dan kilap lemak. Umunya derajat kilap suatu batumulia
dinyatakan dalam angka 0-6, namun juga ada yang tidak dinyatakan
dengan angka. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu kilap batumulia
disebut lustermeter.
Meskipun tiap batumulia mempunyai derajat kilap tertentu, namun
juga dapat dipengaruhi oleh unsur lain, misalnya jenis pengotor, cara
mengasah dan memoles. Indek kilap ini dapat digunakan untuk menguji
batumulia, misalnya indek beberapa jenis batumulia asli dan sintetis di
bawah ini.
JENIS BATU MULIA
Silikon karbit
Rutil
Anatas
Intan
Stibiotantalit
Strontium titanat
Sfalerit
Sirkon oksida
GGG
Kasiterit
Garnet sintetis
Spinel sintetis
Kuarsa
Andradit
YAG
DERAJAT KILAP
5
4,5 - 5
4,5 7
4
3,4
3
2,9
2,2
2
1,9 2,3
1,0 2,3
0,73
0,55
1,3
1,0
INDEKS BIAS
Secara sepintas suatu batumulia nampak sama persis dengan
batumulia lain, namun indek biasnya pasti berlainan, karena tiap jenis
batumulia mempunyai nilai indek bias tertentu. Nilai indek bias ini sering
juga dipengaruhi oleh ion pengotor. Ada dua cara menentukan indek bias
batumulia, yaitu dengan menggunakan cairan yang diketahui nilai indek
biasnya dan menggunakan alat refraktometer.
Menentukan indek bias dengan menggunakan cairan sering kurang
teliti dan hanya dapat digunakan untuk menentukan indek bias mineral
tunggal. Cairan yang digunakan untuk keperluan ini, misalnya bromoform,
metilen jodida dan lain-lain. Batumulia yang mempunyai indek bias sama
atau lebih kecil dari larutan tidak akan nampak, sebaliknya bila indek bias
batumulia lebih besar akan nampak dalam cairan tersebut. Cara ini hanya
digunakan untuk menentukan indek bias batumulia berukuran besar,
khususnya batu permata dan permata.
Batumulia pleokroistik akan memperlihatkan warna bermacammacam dan untuk menguji pleokroisma ini digunakan alat yang disebut
dikroskop. Dengan alat ini dapat diuji bahwa nilam akan memperlihatkan
warna biru muda sampai biru tua, sedang mirah delima akan
memperlihatkan warna merah jambu sangat muda atau oranye. Warnawarna tersebut akan tetap meskipun dilihat dari berbagai arah dan warna
ini sangat berbeda dari batumulia sintetis dan imitasinya. Batumulia juga
memiliki ciri warna yang disebut spektrum, yaitu pita hitam pada warna
tertentu dan alat yang digunakan untuk mengujinya disebut spectrometer.
Beberapa batumulia (asli) menunjukkan spektrum (batumulia sintetis tidak
ada) seperti di bawah ini:
Merah delima mempunyai dua pita hitam pada warna biru dan tiga
pita hitam pada warna merah
Spinel merah atau Rubi balas mempunyai tiga pita hitam pada
warna merah, pita kesatu dan ke dua saling berdekatan dan pada
warna biru tidak ada pita
Intan mempunyai satu pita hitam pada warna hijau
Jamrud mempunyai tiga pita hitam pada warna merah, dan sebuah
di antaranya sangat tebal
Aleksandrit mempunyai empat pita hitam pada warna merah,
dimana pita kesatu dan kedua saling berdekatan
Akik merah mempunyai satu pita hitam pada warna merah, satu
pita hitam pada warna kuning, dua pita hitam pada warna biru dan
satu pita hitam pada warna hijau
Nilam mempunyai tiga pita hitam pada warna biru
Biduri Kenanga mempunyai satu pita hitam pada warna biru
Indikolit dan Jamrud Brasil mempunyai satu pita hitam tepat pada
pertemuan warna biru dan hijau.
Pengujian batu mulia dapat pula dilakukan dengan menggunakan
lampu ultra-violet khususnya untuk mengetahui yang asli dan sintetis.
Batumulia asli memperlihatkan fluorensi yang sangat kuat, sedang
batumulia sintetis kelihatan bening. Di samping itu, untuk menguji
batumulia dapat pula digunakan sinar tembus (X-Ray). Sudah barang
tentu pengujian ini hanya untuk batumulia yang berharga seperti nilam,
jamrud, mirah delima, intan dan sebagainya. Dengan sinar tembus ini
batumulia asli akan menghasilkan gambar yang tembus cahaya, sedang
batumulia sintetis akan memperlihatkan baying-bayang.
2.
SISTEM KRISTAL
dibedakan
opal sintetis, dimana opal sintetis mempunyai derajat lekat yang lebih
besar karena mempunyai struktur yang lebih sarang (porous). Sirkon
kubus mudah dikenal karena lebih gemerlapan dari intan dan bila dilihat
dari fasit mahkotanya akan nampak lingkaran yang lebih tembus cahaya,
sedang bila dilihat dari fasit paviliun memperlihatkan disperse yang lebih
kuat daripada intan. Banyak cara sederhana yang dapat digunakan untuk
menguji keaslian sebuah batu permata, yang tentunya dengan syarat
pemusatan pikiran, bebas dari pengaruh benda-benda lain, kepekaan dan
pengalaman.
Fenomena cincin batu akik belakangan ini menjadi tren. Tak cuma yang
tua, anak muda pun tak malu menggunakan aksesoris jari ini.
Cincin batu akik memiliki banyak jenis. Harganya pun beragam, mulai dari
yang paling murah hingga yang paling mahal disesuaikan dengan kombinasi
warna dan bentuknya.
Seorang penjual batu akik di Pasar Tebet menjual cincin batu akik dengan
jenis bacan dengan harga Rp 700 ribu. Batu jenis ini diakui oleh salah satu
penggemar sebagai salah satu jenis yang paling banyak diincar karena memiliki
latar belakang mistis dan keindahan di dalamnya.
Apa saja jenis batu cincin yang banyak diincar oleh para penggemar cincin
batu akik ini? Berikut beberapa jenis batu cincin yang paling banyak diincar yang
berhasil dihimpun merdeka.com.
3. AKIK ANGGUR
Selain batu akik Lavender, batu akik yang menjadi primadona dan
diburu adalah batu akik anggur. Batu akik ini menurut penjual batu akik di
Pasar Tebet memiliki warna yang sangat menarik yaitu putih susu.
"Kalau yang ini akik anggur, dia paling banyak yang minat selama
saya jualan, soalnya warnanya putih kaya susu sama nggak terlalu
mahal," kata Djoko saat diwawancarai merdeka.com, Sabtu (9/8).
Menurutnya harga standar yang dibanderol untuk batu jenis ini
berkisar mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.
4. RUBY
Selain batu akik, batu mulya untuk dijadikan cincin banyak juga
diburu karena alasan gengsi dan style penggunanya. Salah satunya
adalah batu ruby, batu ini tergolong dalam batu jenis mulya yang paling
banyak dicari lantaran harganya yang miring dan bergengsi.
"Ini paling dicari karena mewah dan tergolong dalam batu mulia dan
harganya termasuk miring, namun beda harga tergantung dari tempat
asalnya," kata David seorang kolektor batu cincin kepada merdeka.com
Minggu (10/8).
Batu ruby yang paling banyak dicari berasal dari Sri Lanka. Batu ruby
asal Sri Lanka ini diminati karena warnanya semakin indah apabila sudah
lama digunakan atau istilahnya sudah jadi.
"Paling banyak dicari yang dari Sri Lanka. Ini juga bisa mahal karena
kalo sudah jadi ya bisa puluhan juta," ujar David.
Harga yang dibanderol untuk batu mulya ini tidak sama dengan batu
akik. Batu mulya dijual tidak asal-asalan karena dihitung harga
perkaratnya.
"Yang membedakan harga dari batu mulya dengan yang lainnya dia
dihitung melalui berapa karatnya. Perkarat harganya variatif namun
biasanya Rp 50 ribu sudah dapat 1 karat," ujar David.
Selain ruby masih ada sapphire dan zamrud yang tergolong menjadi
incaran di jenis batu mulya. Namun, paling mahal tetap batu diamond
karena keindahan, mahalnya harga dan juga kelangkaannya.
"Alasan mahalnya diamond di Indonesia karena belum ada alat
potong berlian untuk dijadikan cincin selain di Eropa. Paling ada yang jual
diamond di Frank and Co dan itu harganya dahsyat bisa mulai puluhan
juta hingga milyaran," pungkasnya.
Bagi445
Cetak
Salah satu benda alam yang digunakan oleh manusia untuk memperindah
dirinya adalah batu-batu kristal. Butuh jutaan tahun untuk sebuah batu kristal
terbentuk. Agar dapat dijadikan perhiasan, batu-batu itu perlu dibentuk terlebih
dahulu.
Ada banyak jenis batu kristal. Beberapa jenis batu kristal yang terkenal
adalah intan, rubi, emerald, dan safir. Harga jual dari batu-batu kristal itu
bergantung pada beberapa hal, seperti kelangkaan, kejernihan, dan lain
sebagainya.
Berikut ini adalah 4 batu kristal yang sangat langka dan memiliki nilai yang
fantastis, seperti dilansir dari Discovery.com, Jumat (19/9/2014). Beberapa di
antaranya mungkin masih terdengar asing bagi telinga Anda.
Tanzanite
Tanzanite
Jenis batu kristal ini hanya ditemukan di kaki gunung Kilimanjaro, Tanzania
Utara. Tanzanite bisa terlihat berubah warna dari ungu ke biru dan sebaliknya.
Dengan kondisi sangat langka diperkirakan batu ini akan habis ditambang dalam
20-30 tahun ke depan.
Black Opal
Black Opal
Black Opal adalah varian terlangka dari batu Opal yang merupakan batu
nasional Australia. Hampir seluruh batu Black Opal yang beredar berasal dari
pertambangan Lightning Ridge, New South Wales.
Alexandrite
Alexandrite
Nama batu ini diambil dari nama Tsar Alexander II Rusia. Tadinya batu ini
dianggap sudah habis ditambang. Jenis batu Alexandrite ini pertama kali
ditemukan pada tahun 1830 di pegungungan Ural, Rusia.
Baru-baru ini, batu Alexandrite ditemukan di Brazil, Afrika Timur, dan Sri
Lanka dalam jumlah yang terbatas. Alexandrite merupakan batu yang dapat
terlihat berubah warna dari merah ke hijau atau sebaliknya.
Pink Star Diamond ditambang pertama kali pada tahun 1999 di Afrika
Selatan. Dengan berat 59,6 karat, batu ini laku terjual di lelang Sothebys dengan
angka US$ 83 juta (sekitar Rp 998 miliar). Dengan kata lain harga per karatnya
adalah US$ 1,3 juta (sekitar Rp 16,7 miliar). Komposisi dari batu ini adalah
karbon.
Baca Juga
Bagi445
Cetak
Tanzanite
Tanzanite
Jenis batu kristal ini hanya ditemukan di kaki gunung Kilimanjaro, Tanzania
Utara. Tanzanite bisa terlihat berubah warna dari ungu ke biru dan sebaliknya.
Dengan kondisi sangat langka diperkirakan batu ini akan habis ditambang dalam
20-30 tahun ke depan.
Komposisi batu Tanzanite ini adalah Kalsium, Aluminium, Silikon, Hidrogen, dan
Oxigen. Kisaran harga Tanzanite adalah US$ 600 (Sekitar Rp 7,2 juta) US$
1.000 (sekitar Rp 12 juta) per karat.
Black Opal
Black Opal
Black Opal adalah varian terlangka dari batu Opal yang merupakan batu nasional
Australia. Hampir seluruh batu Black Opal yang beredar berasal dari
pertambangan Lightning Ridge, New South Wales.
Batu berwarna dasar gelap dengan bercak warna-warni ini membuatnya dihargai
di kisaran US$ 2.300 (sekitar Rp 27,6 juta) per karat. Komposisi Black Opal ini
adalah Silikon, Hidrogen, dan Oksigen.
Alexandrite
Alexandrite
Nama batu ini diambil dari nama Tsar Alexander II Rusia. Tadinya batu ini
dianggap sudah habis ditambang. Jenis batu Alexandrite ini pertama kali
ditemukan pada tahun 1830 di pegungungan Ural, Rusia.
Baru-baru ini, batu Alexandrite ditemukan di Brazil, Afrika Timur, dan Sri Lanka
dalam jumlah yang terbatas. Alexandrite merupakan batu yang dapat terlihat
berubah warna dari merah ke hijau atau sebaliknya.
Dengan komposisi Berilium, Alumunium, dan Oksigen, batu ini dipasarkan
dengan kisaran harga US$ 12.000 (sekitar Rp. 144 juta) per karat.
Baca Juga