Dibuat Sebagai Tugas Mata Kuliah Pemanfaatan Sumberdaya Mineral dan Energi
Pada Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
Dosen Pembimbing: Ir. Mukiat, MS.
Dibuat Oleh:
Bella Yulanda Putri Pura (03021181419052)
Bunga Rizky Syania (03021181419168)
Dhea Annisa Puteri (03021181419032)
Elas Wahyuni (03021181419008)
Magda Della M (03021181419036)
A. JASPER
Batu Jasper adalah salah satu varietas dari batu permata Quartz (Kuarsa). Nama
“Jasper” berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Batu Berbintik”, yang mengacu
pada warna-warninya, bergaris, berbintik, atau tampilannya yang terlihat seperti nyala
api. Jasper biasanya dianggap sebagai Chalcedony, tapi beberapa ilmuwan
menggolongkan Jasper sebagai jenis yang berbeda karena struktur kasarnya yang
khas.
Batu Jasper adalah zat padat, yang sampai dua puluh persen darinya bisa terbuat
dari bahan-bahan asing. Karena inilah, Jasper jarang ada yang terlihat sama. Dalam
beberapa kasus, Jasper bahkan dapat terbentuk bersama dengan batu Agate atau Opal.
Pola-pola pada Jasper terbentuk selama proses konsolidasi mineral, ditentukan oleh
aliran dan pengendapan yang tepat sedimen yang kaya akan silika atau abu vulkanik.
Jasper sering berubah oleh adanya material lain. Ketika deposit silika asli secara
alami terbentuk setelah deposisi, mereka kemudian diisi oleh mineral lain, seperti besi
oksida, mangan dioksida, oksida logam dan terkadang bahan-bahan organik.
Pengendapan akhir dari bahan-bahan tersebut menentukan penampilan dan bentuk
akhir dari Jasper.
1. Cara Mengidentifikasi Jasper
Batu Jasper adalah batu dari jenis Quartz dengan komposisi kimia utamanya
yang terdiri dari silikon dioksida. Sampai dengan 20% persen komposisi dari Jasper
padat bisa terdiri dari bahan-bahan asing seperti Hematite, Pyrolusite, Clay atau
Calcite. Batu ini memiliki struktur kasar yang lebih jelas dibandingkan dengan bentuk
lain dari Chalcedony, oleh karena itu beberapa ilmuwan menggolongkan Jasper ke
dalam kelompok tersendiri dalam keluarga Quartz. Jasper memiliki struktur
mikrokristalin yang berarti kristal trigonalnya hanya bisa dilihat dengan pembesaran
tinggi. Batu ini dapat dengan mudah dibedakan dengan batu permata lain yang sejenis
melalui tingkat kekerasannya (6,5 sampai 7 skala Mohs) dan tidak punya Cleavage
(kecenderungan kristal untuk pecah terbelah mengikuti struktur kristalnya). Clarity
atau tingkat kejelasan batu Jasper selalu Opaque (tidak tembus cahaya), bahkan
ketika di iris tipis. Batu Jasper biasanya tidak melalui proses treatment apapun untuk
meningkatkan kualitasnya. Namun, beberapa batu mungkin ada yang menggunakan
treatment Dyed (menambahkan bahan pewarna ke dalam pori-pori atau retakan-
retakannya untuk mengubah atau memperkuat warnanya) untuk meniru tampilan batu
permata lainnya atau bahkan varietas Jasper lainnya.
Batu Jasper bisa berwarna apa saja, sebagian besar bergaris, berbintik atau
seperti nyala api. Tidak ada rekomendasi untuk warna. Warna merah yang disebabkan
oleh jejak oksida besi adalah salah satu warna yang paling umum. Warna coklat dan
kuning juga sering ditemukan pada Jasper. Jasper dengan hanya satu warna saja
sangat jarang, bahkan tidak pernah terdengar. Saturasi warnanya menentukan nilai
keseluruhan.
Pola batu Jasper yang paling umum adalah seperti marmer dan berurat, cincin
orbital, garis-garis, bintik-bintik, seperti api dan pita. Seperti halnya batu Agate, saat
ini ada banyak klasifikasi dan nama dagang yang digunakan untuk batu Jasper.
Nama-namanya bisa sangat membingungkan, tapi untungnya, kebanyakan hanya
digunakan oleh para kolektor yang benar-benar sangat “menggilai” batu ini. Beberapa
nama dagang batu Jasper yang terkenal antara lain:
Agate Jasper: warnanya campuran antara kuning, coklat atau hijau, yang
tumbuh bersama dengan batu Agate.
Brecciated Jasper: Jasper dalam fragmen, secara alami menyatu dengan
material berwarna abu-abu.
Egyptian Jasper: Jasper dengan warna kuning dan merah yang kuat.
Banded Jasper: Jasper dengan struktur berlapis dengan pita-pita yang lebar.
Basanite: Jasper hitam dengan tekstur halus.
Blood Jasper: nama dagang yang terkadang digunakan untuk batu Bloodstone.
Hornstone: Jasper dengan warna abu-abu sampai merah-coklat dengan tekstur
halus.
Scenic Jasper: Jasper dengan pola yang menyerupai gambar atau
pemandangan.
Biggs Jasper: Jasper yang berasal dari Oregon, salah satu sumber
penambangan Jasper.
Bruneau Jasper: Jasper yang berasal dari Bruneau Canyon, Idaho.
Moukaite: Jasper dengan warna merah muda.
Plasma: Jasper dengan warna hijau tua seperti Bloodstone, dengan bintik-
bintik putih atau kuning.
Silex: Jasper dengan bintik-bintik atau garis-garis kuning dan merah-coklat.
Orbicular Jasper: Jasper dengan cincin konsentris orbital.
Bumblebee Jasper: Jasper berwarna kuning dari Indonesia.
Zebra Jasper: Jasper dengan warna coklat tua dengan pola pita seperti zebra.
Moss Jasper: Jasper dengan inklusi padat yang menyerupai seperti lumut.
2. Lokasi Keterdapatan
Batu Jasper bisa ditemukan di banyak lokasi di seluruh dunia. Beberapa deposit
paling terkenal antara lain di Australia, Brazil, Canada, Egypt, India, Indonesia,
Kazakhstan, Madagascar, Mexico, Russia, Uruguay, Venezuela dan United States
(Arizona, Arkansas, California, Idaho, Oregon, Texas dan Washington).
3. Cara Penambangan
Penambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang banyak tampak
di permukaan. Oleh sebab itu sistem panambangan yang diterapkan adalah
penambangan terbuka dengan peralatan sederhana.
4. Penggunaan
Tidak seperti batu permata berwarna lainnya, batu Jasper sering bisa ditemukan
di toko-toko perhiasan lokal. Batu ini adalah favorit bagi penggemar ataupun
desainer perhiasan profesional, karena keterjangkauannya, berlimpah, beraneka
warna, bentuk dan polanya.
Batu Jasper sangat cocok untuk semua jenis desain perhiasan, seperti liontin,
kalung dan bahkan cincin yang dipakai setiap hari. Batu Jasper memiliki daya tahan
dan tingkat kekerasan yang sesuai untuk perhiasan, sehingga sangat tahan terhadap
kerusakan. Bisa di desain berkelas, tradisional, atau tergantung pada bagaimana Anda
memakainya, dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Batu Jasper adalah favorit
bagi pria dan wanita karena fleksibilitas dan ketersediaannya yang melimpah.
Gambar Giok
2. Lokasi Keterdapatan
Sumber utama penambangan batu Giok Jadeite adalah di Myanmar (Burma), yang
juga
merupakan sumber utama batu Giok Imperial Jadeite. Namun, Imperial Jadeite juga
telah ditemukan di Guatemala. Sumber lain Jadeite juga ditemukan di Japan, Canada,
Guatemala, Kazakhstan, Russia, Turkey, Cuba dan United States.
Salah satu sumber penambangan yang menghasilkan batu Giok Nephrite
paling bagus adalah di New Zealand, di mana sering ditemukan di dalam batuan
Serpentine, berupa kerikil bulat di sepanjang pinggir sungai dan perbatasan laut.
Deposit Giok Nephrite lainnya juga ditemukan di Australia, Brazil, China (Sinkiang),
Canada, Russia, Taiwan, Zimbabwe dan United States (Alaska dan Wyoming). Batu
Giok Nephrite sebelumnya juga pernah ditemukan di Polandia.
3. Cara Penambangan
Penambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang banyak tampak
di permukaan. Oleh sebab itu sistem panambangan yang diterapkan adalah
penambangan terbuka dengan peralatan sederhana.
4. Penggunaan
Fleksibilitas dari batu Giok membuatnya ideal untuk berbagai penggunaan. Batu
ini sering dipotong model oval atau bulat, untuk cincin akik, atau berbentuk bola atau
cakram, untuk kalung. Terkadang juga diukir ornamen rumit yang kemudian
digunakan sebagai bros, patung kecil, atau ornamen lainnya. Batu ini sangat ideal
untuk pria maupun wanita. Bisa dipasangkan dengan Berlian (Diamond) dan
dipadukan dengan emas atau perak. Untuk pria, yang populer adalah digunakan
sebagai cincin, pin dasi, manset dan liontin. Sedangkan untuk wanita, bisa dipakai
sebagai liontin, kalung manik-manik, gelang, cincin, anting-anting, atau hiasan
rambut. Di daerah Timur, perhiasan batu Giok Jadeite bahkan digunakan oleh anak-
anak dalam bentuk gelang. Perhiasan Giok Nephrite sangat populer di New Zealand,
terutama bagi kalangan wisatawan.
C. BATU KALI
Batu kali merupakan jenis bahan galian industry yang sangat sederhana yang
seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Batu kali mudah dijumpai
dikawasan pinggiran sungai di seluruh Indonesia. Batu kali biasanya berwarna hitam
keputih-putihan dan sangat keras sekali. Batu kali yang berukuran kecil disebut
kerikil. Bentuk dan ukuran batu kali sangat bervariasi, mulai dari ukuran bongkah
besar, ukuran sedang, hingga ukuran kecil tergantung kebutuhan lapangan.
1. Lokasi Keterdapatan
Tidak sulit untuk menjumpai batu jenis ini. Batu kali dapat dijumpai diberbagai
bantaran sungai di Indonesia. Tetapi pada umumnya batu kali banyak dijumpai
disekitar lokasi sungai di pulau Jawa.
2. Cara Penambangan
Batu kali sebagai bahan galian tersingkap dekat permukaan. Oleh sebab itu
penambangan dilakukan dengan tambang terbuka/tambang permukaan dengan
peralatan sederhana. Pemisahan terhadap pengotor dilakukan dengan cara manual.
Apabila dikehendaki ukuran butir tertentu proses pemecahan (grinding).
3. Penggunaan
Batu kali biasanya digunakan sebagai bahan untuk dijadikan pondasi suatu
bangunan. Tak hanya itu, batu kali juga dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan
patung, cobek, dan juga lesung,
D. KERIKIL SUNGAI
Tak jauh berbeda dengan batu kali, kerikil sungai juga merupakan bahan galian
industri yang sangat mudah dijumpai di Indonesia. Hanya saja kerikil sungai bentuk
dan ukurannya relative lebih kecil jika dibandingkan dengan batu kali.
1. Cara penambangan
Kerikil sungai sebagai bahan galian tersingkap dekat permukaan. Maka
penambangan dilakukan dengan tambang terbuka/tambang permukaan dengan
peralatan sederhana. Pemisahan terhadap pengotor dilakukan dengan cara manual.
2. Lokasi Keterdapatan
Kerikil sungai sangat mudah dijumpai disekitar sungai diseluruh Indonesia. Pada
umumnya bahan galian industri jenis ini banyak ditemukan di Pulau Jawa.
E. DIORIT
Diorit adalah salah satu jenis batuan beku dalam (Batuan Plutonis), bertekstur
feneris, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap.. Seperti
halnya granit, diorite termasuk batuan asam (felsik). Batuan asam adalah batuan yang
kaya akan kwarsa (SIO2). Batuan ini terdiri dari feldspar plagioklas calsiksodik
dalam jumlah yang besar (65%) dengan tipe sodik yang banyak. Komposisi
plagioklasnya melebihi ortoklas, tidak mengandung kwarsa, tetapi mengandung augit
dalam jumlah sedikit dan hombleda (mineral silikat gelap) , meski hombledinya,
biasanya lebih banyak dari biotit. Selain itu, diorit lebih sedikit mengandung silisum
dan kalsium daripada batuan granit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa
disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. Mineral-
mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang
umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-
abuan.
1. Penambangan Diorit
Penambangan batuan diorite dapat menggunakan metode quarry. Metode quary
pada dasarnya merupakan sistem penambangan terbuka yang menambang mineral
non logam atau batuan, contoh material yang biasanya ditambang pada quarry yaitu :
marmer, batu granit, dan masih banyak lagi yang lainnya
2. Manfaat
Diorit dapat digunakan untuk batu ornamen dinding, maupun lantai bangunan
gedung, pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.
3. Tempat terdapat batuan diorite
Batuan ini banyak terdapat di daerah Banjarnegara dan Pemalang, Jawa Tengah.
F. GARNET
2. Manfaat Garnet
Dikarenakan garnet mempunyai fraktur yang terbentuk secara alami dan
membentuk bentuk dan warna yang unik dan indah serta dianggap mempunyai nilai
ekonomis tinggi, garnet kebanyakan dimanfaatkan sebagai perhiasan. Harganya
sangatlah mahal dikarenakan jumlahnya yang sangat terbatas dan cara
penambangannya sangat sulit dan memerlukan biaya besar. Juga ada mitos pada batu
garnet ini,pada zaman dahulu dipercaya mempunyai kekuatan magis. Yaitu jika saat
perjalanan dan membawa batu garnet ini akan dihindarkan dari kecelakaan atau
bentuk kejahatan. Maka dari itu banyak orang memperebutkan dan mengusahakan
untuk mendapatkannya. Sehingga sejak dulu batu ini mempunyai nilai ekonomi
tinggi di masyarakat.
G. TANAH MERAH
Pengertian laterit (tanah merah) adalah tanah yang terbentuk karena proses,
pelapukan batuan yang mengandung besi, ditandai dengan merahnya warna tanah.
Tanah laterit merupakan jenis tanah yang telah banyak mengalami pencucian oleh air
hujan sehingga warnanya pucat dan kemerah-merahan atau kekuning-kuningan, serta
kondisinya sangat tidak subur. Kadar bahan organiknya juga rendah akibat proses
erosi dan pencucian yang berlangsung dalam waktu yang lama. Vegetasi yang biasa
tumbuh di atas tanah laterit, antara lain rumput dan alang-alang.
H. PASIR PASANG
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida,
tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.
Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena rongga-rongganya
yang besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Pasir juga
penting untuk bahan bangunan bila dicampur Semen. Tumbuhan yang dapat tumbuh
di pasir antara lain: Cemara Udang, Ketapang, Waru, Kelapa. Contoh jenis pasir salah
satunya adalah Pasir Pasang adalah pasir yang lebih halus dari pasir beton ciri cirinya
apabila dikepal dia akan menggumpal tidak kembali lagi ke semula. Jenis pasir ini
harganya lebih murah dibanding dengan pasir beton. Pasir pasang biasanya dipakai
untuk campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk
plesteran dinding.
Pasir gunung
2. Pasir Sungai, adalah pasir yang diperoleh dari sungai yang merupakan hasil gigisan
batu-batuan yang keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063
mm – 5 mm) sehingga merupakan adukan yang baik untuk pekerjaan pasangan.
Pasir Sungai
Pasir adalah bahan bangunan yang banyak dipergunakan dari struktur paling
bawah hingga paling atas dalam bangunan. Baik sebagai pasir urug, adukan hingga
campuran beton. Beberapa pemakaian pasir dalam bangunan dapat kita jumpai
seperti :
Penggunaan sebagai urugan, misalanya pasir urug bawah pondasi, pasir urug
bawah lantai, pasir urug dibawah pemasangan paving block dan lain lain.
Penggunaan sebagai mortar atau spesi, biasanya digunakan sebagai adukan untuk
lantai kerja, pemasangan pondasi batu kali, pemasangan dinding bata, spesi untuk
pemasangan keramik lantai dan keramik dinding, spesi untuk pemasangan batu
alam , plesteran dinding dan lain lain.
Penggunaan sebagai campuran beton baik untuk beton bertulang maupun tidak
bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi beton bertulang, sloof, lantai,
kolom , plat lantai, cor dak, ring balok dan lain -lain.
Disamping itu masih banyak penggunaan pasir dalam bahan bangunan yang
dipergunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan material cetak seperti
pembuatan paving block, kansteen, batako dan lain lain.
I. BASALT
Batu Basalt adalah salah satu Batuan Beku bersifat basa yang terbentuk dari
proses pembekuan magma di permukaan atau dekat permukaan bumi. Karena
terbentuk pada permukaan bumi maka termasuk ke dalam batu ekstrusif (vulkanik).
Basalt umumnya terbentuk dari proses pembekuan yang berlangsung cepat. Basalt
juga dapat terbentuk dari pembekuan lelehan lava yang mengandung gas, namun
gasnya telah menguap. Batu Basalt umumnya bersifat massive dan keras, ia memiliki
kristal – kristal kecil, umumnya berwarna gelap. Batu ini biasa dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan.
1. Cara Penambangan
3. Cara Pengolahan
Dalam pekerjaan konstruksi, seperti pada pembuatan jalan dan beton bangunan,
kadang-kadang diperlukan syarat khusus untuk gradasi butiran-butiran pengisinya.
Gradasi butiran untuk memenuhi syarat yang dituntut tadi sulit sekali dijumpai di
alam tanpa pengerjaan/pengolahan apalagi dalam jumlah yang cukup besar. Untuk
mendapatkan butiran yang juga disebut agregat diperlukan pemecahan-pemecahan
lebih lanjut, sehingga didapat gradasi yang diinginkan, maka dilakukan proses
crushing.
Crushing adalah suatu proses ukuran batu yang bertujuan untuk menghasilkan
ukuran produk yang sesuai dengan permintaan konsumen. Pada pekerjaan crushing
ini, diperlukan b kali pengerjaaeberapan pemecahan. Tahap-tahap pekerjaan itu
beserta jenis crusher yang digunakan adalah :
a. Pemecahan tahap pertama, menggunakan alat jaw crusher (pemecah tipe rahang).
b. Pemecahan tahap kedua, menggunakan alat impact crusher (pemecah tipe
pukulan).
c. Pemecahan tahap ketiga, menggunakan alat cone crusher (pemecah tipe konus).
Pemecahan tahap pertama dan pemecahan tahap kedua termasuk ke dalam primary
crusher. Sedangkan pemecahan tahap ketiga termasuk ke dalam secondary crusher.
Keterdapatan :
Madiun, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Probolinggo.
J. SLATE
Slate adalah batuan metamorf yang mempunyai ciri fisik seperti warnanya hitam,
teksturnya blastoporfiritik dengan struktur foliasi slaty. Slate merupakan batuan
metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau
Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur
foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine
grained).
Batuan ini terbentuk oleh proses metamorfisme kontak dengan temperature
sekitar 500C dengan tekanan kurang dari 5 kilobar. Komposisi penyusun batuan ini
berasal dari batuan sedimen yaitu batupasir halus.
1. Cara Penambangan
Proses penambangan menggunakan system penambangan terbuka karena segala
kegiatan yang dilakukan berada pada tempat yang terbuka atau berhubungan dengan
udara bebas. Penambangan ini dilakukan dalam skala kecil atau biasanya dilakukan
oleh penduduk setempat. Kegunaannya untuk bahan pembuatan atap rumah dan
papan tulis.
3. Cara Pengolahan
Crushing adalah suatu proses ukuran batu yang bertujuan untuk menghasilkan
ukuran produk yang sesuai dengan permintaan konsumen. Pada pekerjaan crushing
ini, diperlukan berkali pengerjaan berapa pemecahan.
K. GABRO
1. Cara Penambangan
Tekstur : Fenerik
3. Cara Pengolahan
Menggunakan alat sederhana,apabila di tambang dalam jumlah yang besar. Maka
pengolahan nya harus menggunakan alat yang canggih.
1. Cara Penambangan
Cara penambangannya dengan metode pemboran dan peledakan.
3. Cara Pengolahan
Crushing adalah suatu proses ukuran batu yang bertujuan untuk menghasilkan
ukuran produk yang sesuai dengan permintaan konsumen. Pada pekerjaan crushing
ini, diperlukan berkali pengerjaan berapa pemecahan.
Toseki adalah batuan beku asam (ziolit, dasit, perlit dan tufa asan) yang terbentuk
oleh proses hidrotermal dan menyebabkan terjadinya endapatn bijih pada dinding
yang diterobos dan kemudian mengalami perubahan sifat fisik, kimia dan mineral.
Nama mineral ini relatif baru, sehingga belum banyak dikenal. Toseki atau batuan
kuarsa-serisit terbentuk pada zona ubahan filik, yakni pada suhu 220º C, dan kondisi
PH netral. Endapan toseki biasanya berasosiasi dengan batuan vulkanik yang
berkomposisi asam dan terbentuk sebagai endapan ubahan hidrithermal batuan
vulkanik jenis tufariolitik ataupun dasitik.
1. Cara Penambangan
Dilakukan seperti penambangan pirofilit/roseki.
N. ONIKS
Endapan oniks mempunyai komposisi kimia CaCO3 terdiri dari mineral kalsit
yang berlapis dengan ketebalan dan pola yang bervariasi. Umumnya berwarna putih
kekuningan dan agak bening sehingga tembus pandang. Oniks terjadi pada rongga
atau tekanan batu gamping yang berasal dari larutan kalsium karbonat baik yang
terjadi pada temperatur panas dan dingin. Bila oniks ini terkena proses metamorfose
maka akan terbentuk oniks marmer. Seperti marmer, oniks tidak tahan terhadap
larutan asam oleh sebab itu disarankan jangan sampai terkena air hujan.
1. Cara penambangan
Tujuan utama penambangan oniks adalah memperoleh block oniks sebesar-
besarnya. Cara penambangan dapat dilakukan dengan alat sederhana atau dengan
gergaji yang diawali dengan pembuatan lubang. Metode penambangan dengan kuari
berjenjang akan mencegah kerusakan.
Opal dengan rumus kimia SiO2 n H2O terbentuk sebagai akibat pengerasan dari
agar-agar silika (silica gel) yang berasal dari batuan piroklastik. Larutan silika
tersebut, karena pengaruh air tanah selanjutnya terendapkan dalam pori-pori,rongga
atau rekahan batuan yang bersifat kedap air. Opal yang mempunyai rumus kimia
SiO2 n H2O dimana harga n berkisar dari 1 sampai 26, termasuk batu mulia tanggung
(Halfedelstenen) kelas IV dengan nilai kekerasan 4 s.d 7. Opal jenis batu mulia ini
mengandung air kristal sejumlah 6 sampai 10%, mempunyai struktur amorf indeks
bias tunggal 1,44-1,46, berat jenis 1,98-2,20. Berat jenis ini tergantung dari jenis opal
yang bersangkutan,mungkin ada hubungannya dengan jumlah kandungan air kristal
didalamnya. Misal opal hitam dan opal susu mempunyai berat jenis 2,10 sedangkan
opal api berat jenisnya 2,00. Opal mempunyai warna yang bervariasi oleh karenanya
dalam dunia perdagangan disebut sebagai Akik Kalimaya,Biduri Sisik,Biduri Ratna
Kencana,Biduri Dahana Sutra,Akik Raja Dan Akik Widodari.
Permaninan warna pada opal disebabkan oleh lapisan-lapisan tipis (film) yang
berbeda indeks biasnya. Film-film ini diduga merupakan pengisisan (sekunder) dalam
retakan-retakan yang terjadi karena tarikan agar-agar silika selama pengendapan dan
pengeringan. Anggapan alin adanya kristal-kristal kalsit yang kecil dan udara yang
mengisi kristal atau retakan-retakan tersebut. Pendapat terakhir mengatakan bahwa
air kristal dan molekul SiO2 tersusun seperti ayakan yang terbentuk karena proses
polimerisasi di dalam agar-agar silika tersebut dan ini telah dibuktikan dengan
kenampakan pada Scaning Electron Microscop dengan perbesaran 50.000 kalli.
1. Cara penambangan
Opal dibagi menjadi 3 kelompok utama yaitu opal biasa termasuk kalsedon,opal
mulia dan opal matrik.
Opal biasa ialah silika amorf yang sarang hingga dapa melekat di lidah misal fosil
kayu yang terkersikkan dimana struktur serat-seratnya masih terlihat jelas.
Opal mulia , bervariasi dan dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan atas
warnanya,yaitu :
Opal hitam, merupakan warna dasar gelap misalnya biru,hijau,merah,abu-abu dan
hitam. Opal hitam yanng warna dasarnya betul-betul hitam sangat jarang dan
harganya mahal. Satu-satunya negara penghasil opal hitam terbesar adalah
Australia, daerah Banten, Jawa Barat sering didapatkan jenis opal, yang terbanyak
jenis opal mawar (Rose Opal)
Opal susu atau opal putih yaitu opal yang mempunyai warna dasar putih seperti
susu atau putih keabu-abuan
Opal api yang mempunyai warna dasar tembus cahaya (bening) atau menkilap
dengan warna orange atau kemerah-merahan. Opal jenis ini memperlihatkan
permainan warna.
Opal air mempunyai warna dasar bening dan tembus cahaya, memperlihatkan
permainan warna pelangi. Opal jenis ini mudah menjadi suram atau pucat karna
terlalu sarang.
Opal matrik terdiri dari limonit pejal berwarna coklat yang mengandung urat-urat-
urat kecil atau bintik-bintik opal kecil. Opal mulai didalam masa dasar limonit ini
tidak mungkin untuk diasah secra terpisahkarna telalu kecil,sehingga di bentuk dan
diasah berikurt matriknya. Opal matrik kurang berharga biasanya hanya untuk
koleksi.
Opal yang bersal dari penambangan dengan digergaji dan digerenda sesuai bentuk
dan ukuran yang diinginkan
Opal yang bersal dari penambangan dengan digergaji dan digerenda sesuai bentuk
dan ukuran yang diinginkan untuk dimanfaatkan sebagai ornamen/hiasan antaralain
mata cincin,kristal lampu gantung.
Disebut pula sebagai marble, bau pualam,hasil proses metamorfoses kontak atau
regional dari jenis batu gamping. Oleh sebab itu jenis dari oniks sangat tergantung
dari jenis batuan asal. Warna asli oniks adalah putih, tetapi terdapat warna pengotor
antara lain grafit memberi warna hitam-coklat,pyrit,ilmenit memberi warna coklat
kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jumlah sedikit mineral lain yaitu
dolomit ,kuarsa ,mika ,khlorit ,plagioklas ,epidot ,
diopsid,piroksen,tremolit,wolastonite,visuvianite,forsterite,olivin,talk,brucit,serpentin
dan periklas. Disamping itu tingkat metamorfose dari tingkat rendah hingga tinggi
berawal dari zeolite facies hingga granulite facies dan ini tampak pada sayatan
petrografi. Berdasarkan atas kegunaannya oniks dibagi menjadi 2 jenis yaitu oniks
ordinario untuk bangunan dan oniks statuario untuk seni pahat. Oniks apabila
digergaji dan dipoles menunjukkan gambaran yang bervariasi dan dikenal dengan
istilah tekstur. Berdasarkan atas teksturnya oniks diklasifikasikan sebagai berikut :
Statuary marbel :tektur lembut,putih bersih
Architectural marbel :warna,tekstur,mutu dan kekuatan bagus
Ornamental marbel :warna indah dan bervariasi
Onix marbel :mengandung dolomit/arorganit,transparan
Cipdin marbel :mengandung mika dan talk
Ruin marbel :tekstur halus dan seginya tak teratur
Breccia marbel :tekstur kasar dan persegi
Shell marbel :terdapat fosil
Keindahan oniks sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotonfgan terhadap pola
tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Disamping itu retakan
rambut sering terjadi pada oniks yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan
kualitas oniks.unutk mnegtahui adanya retakan rambut pada permukaan oniks ditetesi
dengan cairan berwarna. Apabila terdapat retakan rambut, cairan berwarna akan
merembes lewat pori-pori yang halus. Oniks tidak tahan terhadap asam/air hujan.
Oleh sebab itu bahan yang terbuat dari oniks seyogyanya terhindar dari sinar matahari
atau air hujan agar polesan tahan lama.
1. Cara penambangan
Tujuan utama penambangan oniks adalah memperoleh block oniks sebesar-
besarnya. Cara penambangan dapat dilakukan dengan alat sederhana atau dengan
gergaji yang diawali dengan pembuatan lubang. Metode penambangan dengan kuari
berjenjang akan mencegah kerusakan.
Batuan ini terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam,terbentuk jauh di
dala kulit bumi sehingga disebut sebagai batuan dalam. Terbentuknya kira9kira 3-4
kilometer dibawah permukaan bumi,bahkan sampai pada jarak 15-50 km didalam
bumi. Bentuk intrusi dapar berupa lakolit,batholit maupun phacolite. Karena
membekunya jauh didalam bumi, bentuk mineral pembentuknya besar-besar dan
mudah dibedakan antara mineral satu dengan mineral lainnya. Kenampakan demikian
dikenal dengan istilah holokristalin,porfiritik. Warna batuannya bermacam-macan
tergantung dari jenis mineral penyusunnya antara lain merah,coklat, abu-abu atau
kombinasi diantaranya. Khususnya untuk granodiorit memperlihatkan ukuran kristal
lebih kecil dibanding dengan granit.
1. Cara penambangan
Teknik penambangan granit/granodiorit dilakukan seperti penambangan andesit.
Apabila penambangan dilakukan oleh rakyat,karena keterbatasan modal dilakukan
dengan peralatan sederhana dengan dengan produksi yang sangat terbatas. Apabila
diinginkan produksi bongkah yang cukup banyak dalam waktu yang relatif
singkat,penambangan dilakukan dengan sistem peledakan, diawali dengan pembuatan
lubang tembak sangat dianjurkan. Walaupun demikian persyaratan keamanan harus
tetap diperhatikan. Penggunaan backhoe, shovel ,bulldozer atau scraper pada
pelaksanaan penambangan dianjurkan sedang pengangkutan bongkah dari tempat
penambangan ke tempat pengumpulan dipergunakan dengan truck ungkit. Apabila
dikehendaki bentuk dan ukuran tertentu, penambangan awal yang menghasilkan
bentukan balok dapat dilakukan.mempertimbangkan warna dan tekstur
granit/granodorit lebih indah dibandingkan dengan andesit,penambangan dalam
bentuk balok untuk selanjutnya dipotong/digerenda dengan ukuran tertentu kemudian
dipoles sangat dianjurkan. Sisa hasil pemotongan dapat dimanfaatkan pembuatan
teraso.
2. Syarat penjualan (mineral yang komersial)
Granit mempunyai komposisi utama kuarsa, potash feldspar (khususnya orthoklas
dan mickroklin), plagioklas (terutama albite-oligoklas),biotit dan mika,mineral
penyertanya antara lain magnetit,ilmenit,pirit,zirkon,turmalin, kadang-kadang
didapatkan muskovit,horblende,piroksen dan garnet. Grani mempunyai kuat tekan
1000-2500 kg/cm2 ,dengan berat jenis 2,6-2,7. Diorit mempunyai komposisi mineral
mendekati granit dengan ukuran butir yang relatif lebih kecil. Transisi antara granit
dan diorit disebut sebagai granodiorit mempunyai warna relatif lebih gelap,kuat tekan
1000-2500 kg/cm2 ,dengan berat jenis 2,6-2,9.
Tanah urug atau dikenal Pasir Sirtu adalah singkatan dari pasir batu, karena
komposisi ukuran butir yang tidak seragam , pasir yang memiliki butir-butir halus
namun masih mengandung lumpur, kerikil ataupun batuan kecil dalam kadar yang
cukup besar . Tanah urug terjadi karena akumulasi pasir dan batuan yang
terendapkan di daerah-daerah relatif rendah atau lembah. Tanah urug yang terdapat
di beberapa wilayah umumnya berasal dari pasir dan batuan gunungapi, bersifat
andesitik dan sering bercampur dengan pasir batu apung.
Tanah urug biasanya merupakan bahan yang belum terpadukan dan biasanya
tersebar di daerah aliran sungai. Sirtu juga bisa diambil dari satuan konglomerat atau
breksi yang tersebar di daerah daratan (daerah yang tinggi).
Tanah urug berasal dari dua bagian yang berukuran besar merupakan material dari
batuan beku, metamorf dan sedimen. Sedangkan berukuran halus terdiri pasir dan
lempung. Seluruh material tersebut tererosi dari batuan induknya bercampur menjadi
satu dengan material halus. Kuatnya proses ubahan atau pelapukan batuan dan
jauhnya transportasi sehingga material batuan berbentuk elip atau bulat dengan
ukuran mulai kerikil sampai bongkah.
Biasanya Tanah urug diendapkan pada lingkungan air seperti sungai, danau
maupun laut dikenal dengan sebutan aluvium. Kenampakan Tanah urug saat ini
adalah sesuatu yang tidak padu antara meterial batuan dengan halusnya. Bila endapan
aluvium ini sudah terbentuk dengan ketebalan dan penyebaran yang sangat luas,
bersamaan dengan berjalannya waktu dan proses geologi yang berkerja sehingga
kenampakan batuan ini sudah berada pada daerah ketinggian atau bukit.
1. Cara penambangan
Penambangan Tanah urug dilakukan secara tambang terbuka . Tahapan kegiatan
meliputi pengupasan tanah penutup, pembongkaran, pemuatan, dan pengangkutan
dengan uraian sebagai berikut :
a. Pengupasan Lapisan tanah penutup bermaksud memindahkan tanah penutup
endapan tanah urug ketempat yang tidak menggangu kegiatan penambangan, tanah
ini nantinya direklamasi peralatan yang digunakan antara lain cangkul, sekop dan
lain-lain pemilihan alat ini tergantung pada kondisi lapangan dan skala produksi yang
diinginkan.
b. Pembongkaran Kegiatan ini dimaksudkan untuk melepaskan endapan tanah
urug dari batuan induknya pada umunya endapan tanah urug ada berukuran besar
merupakan material dari batuan beku, metamorf dan sedimen. Sedangkan berukuran
halus terdiri pasir dan lempung oleh sebab itu dapat digunakan peralatan tradisional
seperti cangkul, sekop atau alat mekanis seperti bulldozer, whill loader, backhoe atau
power shovel bila diiniginkan produksi banyak .
c. Pengangkutan Material hasil pembongkaran dimuat dan diangkut keunit
pengolahan /penampungan (stock File) pemuatan dapat mengunakan alat muat whell
loader, backhoe atau dreging pengangkutan dapat mengunakan alat angkut truk
ungkit, gerobak lori pikulan dan lain-lain .
d. Pengolahan dan pemanfaatan Pada dasarnya pengolahan/pencucuian tanah
urug dimaksudkan untuk menghilangkan zat pengotor, meningkatkan kadar SiO2 atau
memisahkan /mengubah ukuran butir untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan.
Tingkat pengolahan pasir kuarsa ditentukan oleh jenis penggunaannya .
T. GAMPING
1. Cara penambangan
Secara umum, penambangan batu gamping Indonesia dilakukan dengan cara
tambang terbuka (kuari). Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat,
pasir dan koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dapat dengan menggunakan
bulldozer atau power scraper. Kemudian dilakukan pemboran dan peledakan sampai
di dapat ukuran bongkah yang sesuai. Untuk bongkah yang terlalu besar perlu di bor
dan diledak-ulang (secondary blasting). Pengambilan bongkah batu gamping
biasanya dilakukan dengan wheel loader, lalu dimuat ke alat transportasi (dump truck,
belt conveyor, lori dan lain-lain).
2. Syarat Penjualan
a. Warna : Putih,putih kecoklatan, dan putih keabuan
b. Kilap : Kaca, dan tanah
c. Goresan : Putih sampai putih keabuan
d. Bidang belahan : Tidak teratur
e. Pecahan : Uneven
f. Kekerasan : 2,7 – 3,4 skala mohs
g. Berat Jenis : 2,387 Ton/m3
h. Tenacity : Keras, Kompak, sebagian berongga
3. Cara Pengolahan
Pengolahan Batu gamping dapat langsung dipakai sebagai bahan baku, misal pada
industri semen, fondasi jalan, rumah dan sebagainya. Untuk hal lain perlu pengolahan
terlebih dahulu, misal dengan pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk memperoleh
kapur tohor (CaO), kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan gas CO2. Secara umum,
pembuatan kapur tohor meliputi :
Kalsinasi pada suhu 900o - 1000oC, sehingga batu gamping terurai menjadi
CaO dan CO2
CO2 ditangkap, dibersihkan dan dimasukkan ke dalam tangki
kalsinasi dapat membentuk kapur tohor (CO) dan padam (CaOH2).
Pembakaran batu gamping pada suhu sekitar 900oC akan diperoleh CaO melalui
reaksi: CaCO3 CaO + CO2
Pada reaksi ini terjadi penyerapan panas karena untuk mengurai 1 gram molekul
CaCO3 (100 gram) perlu panas 42,5 kkal. Pembakaran batu dolomit (MgCO3) pada
suhu 800 oC akan terjadi penguraian, seperti reaksi berikut:
Pembakaran batu gamping dolomitan pada suhu 800-850 oC, hanya MgCO3
yang terurai, tetapi CaCO3 belum terurai. Jadi yang dihasilkan adalah MgO.CaCO3;
dolomit kostik yang aktif ialah MgO sementara CaCO3 bekerja sebagai bahan
pengisi. Tetapi apabila pembakaran dilakukan di atas 900 oC, yang terjadi adalah
CaCO3, dan CO3 terurai menjadi CaO dan MgO. Pembakaran batu gamping yang
mengandung MgCO3 penurunan daya ikat MgO tak dapat dihindari, karena saat
reaksi penguraian CaCO3 menjadi CaO dan CO2 dibutuhkan suhu lebih tinggi dari
900 o C, terutama yang berukuran besar, agar suhu di bagian dalam cukup tinggi
sehingga tejadi disosiasi. Gas CO2 akibat disosiasi dari hasil pembakaran atau udara
dapat dihilangkan dengan alat pembuat gas atau secara alami.
a) Batu Bangunan
Batu bangunan di sini adalah yang biasa digunakan untuk pondasi rumah, jalan,
jembatan maupun isian bendungan terutama di daerah yang tidak memiliki
sumber batu bangunan seperti andesit, basalt dan semacamnya atau sebagai batu
hias. Untuk keperluan di atas dipilih batu gamping yang berstruktur pejal atau
keras serta berhablur dengan daya tekan 800 - 2500 kg/m3.
b) Bahan Bangunan
Sebagai bahan bangunan. batu gamping berfungsi sebagai campuran dalam
adukan pasangan bata/plester, semen trass atau semen merah. Syarat yang harus
dipenuhi untuk bahan `+bangunan ini, adalah :
(CaO + MgO) min. 5%
(SiO + AL2O3 + Fe2O3) maks. 5%
CO2 maks 3%
70% lolos ayakan 0,85 mm
Campuran kapur padam dengan tras dan air akan membentuk produk yang disebut
semen tras. Adanya sifat semen dalam pencampuran itu karena oksida-oksida
alumina dan silika yang bersifat asam membentuk senyawa sebagai berikut : ·
Ca(OH2) + SiO2 + (n-1)H2O à CaO, SiO2 nH2O (semen) ·
Ca(OH2) + Al2O3 + 5 H2O à CaO, Al2O3 6H2O (semen)
c) Bahan Penstabil
Jalan Pemanfaatan batu gamping untuk fondasi jalan, rawa-rawa, berfungsi
mengurangi penyusutan plastisitas dan pemuaian fondasi jalan raya tersebut.
Reaksi yang terjadi hampir sama dalam pembentukan semen tras, dengan
campuran kapur padam sekitar 1 - 6% sesuai keadaan tanah dan konstruksi jalan
yang akan dibuat. Batu gamping yang dipakai diharapkan berkadar belerang
rendah.
d) Pertanian (Pengapuran)
Kesuburan tanah akan lebih baik apabila keasaman tanah (pH) diturun-kan
melalui pengapuran. Setiap jenis tanaman memiliki tingkat keasaman berbeda;
untuk kacang-kacangan, gandum, kentang misalnya, masing-masing pelu tingkat
keasaman antara 6 - 7,5; 5,75-7,5; dan 5-6,45. Batu gamping untuk pertanian,
dapat berupa serbuk yang ditaburkan atau kapur tohor. Untuk serbuk batu
gamping kadar MgCO3 diharapkan maks. 10% dan ukuran butir < dari 5 mm
dengan 95% didalamnya berukuran kurang dari 3 mm. Pengapuran memberikan
berbagai keuntungan, misal memungkinkan nutrient lain lepas dari pupuk, tingkat
keasaman yang rendah juga mem-perbaiki peningkatan mikrobiologi alam dari
tanah melaluj penghancuran bahan organik (penggemburan tanah). Pengapuran
pada tanah liat (clay) dapat memperbaiki struktur fisik, yaitu dapat rnembantu
pertumbuhan akar dan mem-beri kontribusi kalsium terhadap tanaman tingkat
bermagnesium rendah/ hilang akibat panenan atau erosi. Untuk melaksanakan
proses pengapuran, jumlah batu gamping sangat bervariasi. Biasanya, diperlukan
batu kapur sekitar 400 kg per hektar tanah. Namun, sumber lain menyebutkan
antara 2 - 4 ton untuk setiap hektar, bahkan sampai 5 ton per hektar. Untuk
disinfektan dan pembuatan kompos digunakan kapur padam.
e) Bahan Keramik
Pemakaian batu gamping dalam industri keramik berfungsi sebagai imbuh untuk
menurunkan suhu lelah sehingga pemuaian panas masa setelah dibakar sesuai
dengan pemuaian glasir; dengan demikian glasir tidak retak atau lepas. Jenis dan
jumlah pengotor yang terdapat dalam batu gamping merupakan faktor penentu
sebagai bahan baku keramik. Selain untuk imbuh, dapat juga digunakan dalam
pembuatan glasir, walaupun hanya sebagian kecil.
f) Industri Kaca
Pemanfaatan batu gamping dalam industri kaca adalah sebagai bahan tambahan.
Jenis batu gamping yang digunakan adalah jenis batu gamping dolomitan dengan
kadar sebagai berikut :
(SiO2 0,96%), (Fe2O3 0,04%), (Al2O3 0,14%);
(MgO 0,15%), da (CaO 55,8%)
(SiO2 ; 0,14%), (Fe2O3 ; 0,03%), (Al2O3.MgO ; 20,80%) dan (CaO;31,8%)
Dolomit dan batu gamping dolomitan digunakan dalam pembuatan gelas, botol,
dan kaca lembaran. Bahan ini memberi pengaruh yang sangat baik pada gelas, antara
lain mepermudah campuran gelas mudah melebur, mencegah devitrifikasi; dan
memperpanjang jarak kerja (working range) pada peleburan gelas.
g) Industri Bata Silika
Untuk pembuatan bata silika, batu gamping yang diperlukan adalah dengan kadar:
CaO minimum 90%
MgO maksimum 4,5%
Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1,5%
CO2 maksimum 5%.
h) Industri Semen
Dalam industri semen, penggunaan mineral batugamping adalah sebagai bahan
baku utama. Diperkirakan, untuk 1 ton semen diperlukan 1 ton batugamping.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan semen adalah :
kadar CaO : 50 - 55%
MgO maksimum 2%
kekentalan (viskositas) luluhan 3200 centipoise (40% H2O)
kadar Fe2O3 : 2,47% dan Al2O3 : 0,95%.
Sebagai bahan baku semen pozolan yang digunakan adalah jenis kapur padam,
yaitu sebagai bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan cara membakar sampai
dengan suhu + 1100 oC.
i) Pembuatan Karbid
Bahan utama pembuatan karbid adalah kapur tohor (60%), kokas, antrasit, dan
petroleumcoke (carbon black). Kapur tohor yang cocok untuk pembuatan kalsium
karbid mem-punyai spesifikasi:
total CaO minimum 92%
MgO maksimum 1,75%
SiO2 maksimum 2%
Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1%
S maksimum 0,2%
P maksimum 0,02
hilang pijar pada contoh yang diambil di tungku 4%.
m) Penjernih Air
Dalam penjernihan air, batu gamping atau kapur digunakan bersama soda abu
dalam proses kapur soda. Kapur Tabel 3. Persyaratan batu gamping dan dolomit
untuk peleburan dan pemurnian baja. batugamping Dolomit - CaO minimum 52%; -
SiO maksimum 4% (1,5 - 4%); - Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3%; - MgO maksimum
3,5%; - Fe2O3 maksimum 0,65%; - P maksimum 0,1%. - SiO maksimum 6% (1,5 -
4%); - Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3%; - MgO maksimum 17 - 19%; berfungsi
menghilangkan bikarbonat yang menjadi penyebab kekerasan sementara pada air.
Air kotor yang banyak mengandung bakteri akan menjadi bersih dalam waktu 24 - 48
jam, apabila dibubuhi kapur yang cukup banyak. Demikian pula air yang keruh akan
menjadi jernih, sedangkan air yang mengandung CO2 dinetralkan. Hal ini untuk
menghindarkan karat terbawa pada pipa saluran air ke konsumen.
n) Pengendapan Bijih Logam Non-ferrous
Dalam proses pengendapan bijih ogam non-ferrous, batu gamping bertindak
sebagai settling agent, dan pengontrol pH. Batugamping berfungsi untuk
mengendapkan basic nickel carbon-ate dalam proses flotasi bijih nikel. Batu gamping
yang diperlukan untuk proses satu ton bijih adalah antara 75 - 80 kg. 1) Industri
Gula Pada industri gula, batu gamping digunakan dalam proses penjernihan nira tebu
dan menaikan pH nira. Batu gamping yang dibutuhkan untuk 1000 kw adalah sekitar
150 kg (dalam bentuk kapur tohor), dengan persyaratan yang diinginkan adalah
sebagai berikut :
H2O : 0,2%
HCL : 0,2%
SiO2 : 0,1%
AL2O3 : 0,1%
CaO : 55,0%
MgO : 0,4%
CO2 : 43,6%
SO4 : tidak nyata
Na2O K2O : 0,3%.
U. CHERT
1. Cara penambangan
Metode penambangan yang digunakan biasanya adalah tambang terbuka atau
open pit,dikarenakan harga pasar rijang yang tidak begitu tinggi. Open pit adalah
bukaan yang di buat di permukaan tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan
dibiarkan tetap terbuka (tidak di timbun kembali) selama engambilan bijih masih
berlangsung. Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman,
diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar.
Tujuan utama dari oprasi pertambangan adalah untuk menambang dengan biyaya
yang serendah mungkin sehingga mencapai keuntungan yang maksimal.
2. Syarat Penjualan
Nama Batuan : Rijang
Rumus Kimia : SiO2
Warna : Merah Hati, Kelabu TUa, Biru, Hitam, Coklat Tua
Gores : Putih
Kilap : Lilin
Belahan/Pecahan : Tidak Sempurna/ Choncoidal
Kekerasan : 6,5-8 skala mosh
Sistim Kristal : Hexagonal
Perawakan : Masif
Berat jenis : 2,6g/cm3
Kemagnetan : Diamagnetit
Ketransparanan : Tidak teransparan
3. Cara Pengolahan
Rijang merupakan batuan sedimen yang di endapkan di laut dalam (zona abyssal),
yang berdasarkan kandungan fosil renik radiolaria (Wakita,dkk 1996) menunjukan
bahwa batuan ini berumur kapur atas, sedangkan batu gamping merah adalah endapan
plankton gampingan yang mungkin terkumpul pada bagian-bagian meninggi.
Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom dan
Radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari
lumpur silika organik yang terakumulasi pada lautan yang dalam. Saat organisme
tersebt mati cangkang mereka di endapkan perlahan di dasar laut dalam yang
kemudian mengalami akumulasi yang masih saling lepas. Beberapa perlapisan rijang
belum tentu berasal dari bahan organik, Bisa saja berasal dari Prasipitasi silika yang
berasal dari dapur magma yang sama pada basaltik bawah laut (lava bantal) yang
mengalami presipitasi bersama dengan perlapisan rijang.
Hal ini dikarenakan salah satu sifat air adalah air dingin akan mengikat lebih
banyak Co2 dibanding dengan air hangat. Di laut, terdapat satu batas yang jelas
dimana kandungan Co2 di bawah lebih tinggi. Dibawah batas tersebut, kandungan
Co2 sangat tinggi akibatnya organisme yang mengandung karbonat akan larut di
CCD sehingga tidak akan mengendapkarena tidak akan pernah ke dasar laut.
Carbonate Compensation Depth ini teletah sekitar kedalaman 2500 meter atau 2,5
kilometer di bawah permukaan laut. Diatas Carbonate Compensation Depht, sekitar
2000 meter, terdapat suatu daerah yang di sebut lysoclyne. Disini, sebagian karbonat
sudah mulai larut sebagian. Beberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari bahan
organik. Bisa saja berasal dari presipita silika yang berasal dari dapur magma pada
basaltik bawah laut (lava bantal) yang mengalami presipitasi bersamaan dengan
perlapisan rijang.
Secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan
kimiawi pada pembentukan batuan endapan erkompresi, pada proses diagenesis. Ada
teori yang mengatakan bahwa bahan serupa geliatin yang mengisi rongga sedimen,
misalnya lubang yang di gali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi
silikat. teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang di temukan pada rijang.
Untuk pengolahannya, rijang diremukkan menggunakan crusher, lalu digerus
menggunakan grinder, untuk mendapatkan ukuran yang diinginkan dilakukan
screening.
V. LEUSIT
1. Cara Penambangan
Penambangan yang dapat dilakukan adalah penambangan terbuka dengan metode
quarry menggunakan 1 hingga 2 jenjang dengan ketinggian jenjang tidak lebih dari 5
meter. Penambangan sebaiknya dimulai dari tempat yang tinggi. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah kemajuan tambang. Pembongkaran basal leusit dibagi dalam
jalur-jalur dan seksi - seksi, agar penimbunan tanah penutup dapat diatur dengan baik.
Penambangan sebaiknya tetap memperhatikan prosedur kerja seperti dalam usulan
penambangan.
2. Syarat Penjualan
Kekerasan (mohs) = 5,5-6
Massa Jenis = 2,45 – 2,5 g/cm3
Warna = Putih, Abu-abu
Tenacity = Brittle
Space Group = I41/a
RI values = nω = 1.508 nε = 1.509
3. Cara Pengolahan
Mineral leusit diremukkan menggunakan crusher, lalu digerus menggunakan
grinder, untuk mendapatkan ukuran yang diinginkan dilakukan screening.
Leusit yang telah halus lalu dipanaskan hingga suhu 500-1100oC hingga menjadi
bahan campuran pupuk pertanian.
2. Syarat Penjualan
Bahan Persentase Pasir Kuarsa (%)
Semi Porselin 10 - 20
Bone China 3 - 14
Porselin Pemakai Lokal Hotel Barang Tahan Panas 20,7 - 32,2 19,6 - 27,0 12,3 - 23,0
Saniter Eropa Amerika 30 - 25
Stone Ware Eropa Amerika 30 - 25
Silika 23,1
3. Cara Pengolahan
Proses pengolahan pasir kuarsa tergantung kepada kegunaan serta persyaratan
yang dibutuhkan baik sebagai bahan baku maupun untuk langsung digunakan. Untuk
mem-peroleh spesifikasi yang dibutuhkan dilakukan upaya pencucian untuk
menghilangkan senyawa pengotor.
Untuk beberapa penggunaan kadang pasir kuarsa dilakukan pengolahan untuk
membentuk butiran pasir menjadi bundar. Selain itu, untuk mendapatkan ukuran yang
halus diperlukan penggilingan, misal untuk industri gelas.