PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia masih belum optimal. Walaupun di
daerah Wonosobo dan Gorontalo terdapat contoh nyata keberhasilan
pelaksanaan Otonomi Daerah, tetapi kedua daerah tersebut hanya merupakan
contoh keberhasilan kecil dari pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia.
Secara keseluruhan, pelaksanaan Otonomi Daerah di tempat-tempat lain di
seluruh pelosok Indonesia masih belum dapat berjalan dengan optimal.
Belum optimalnya pelaksanaan Otonomi Daerah antara lain disebabkan
karena adanya berbagai macam penyelewengan yang dilakukan oleh berbagai
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Otonomi Daerah di daerah-daerah
otonom.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan
Otonomi Daerah, tetapi hal yang paling penting yang harus dilakukan untuk
meningkatkan pelaksanaan Otonomi Daerah itu adalah dengan meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia sebagai pelaksana dari Otonomi Daerah
tersebut.
Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan subjek dimana faktorfaktor lain yang ikut menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan Otonomi
Daerah ini bergantung. Oleh karena itu, sangat penting sekali untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia karena inilah kunci penentu dari
berhasil tidaknya pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia.
B. Saran
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberikan saran
antara lain:
1. Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan
antarsusunan pemerintahan dan antarpemerintah daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah.
2. Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab tetap dijadikan acuan
dengan meletakkan pelaksanaan otonomi pada tingkat daerah yang paling
dekat dengan masyarakat.
3. Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan terhadap pemerintah daerah
juga perlu diupayakan. Kesempatan yang seluas-luasnya perlu diberikan
kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan mengambil peran. Masyarakat
aparat
pemerintah
yang
merugikan
masyarakat
dalam
kelompoknya
dan lebih
mengedepankan
kepentingan