Anda di halaman 1dari 5

Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital

Dalam penulisan konfigurasi elektron dan diagram orbital perlu


berlandaskan pada tiga prinsip utama yaitu prinsip aufbau, aturan
Hund dan aturan penuh setengah penuh.
A. Azas Aufbau
Azas Aufbau menyatakan bahwa :Pengisian elektron dimulai dari
subkulit yang berenergi paling rendah dilanjutkan pada subkulit
yang lebih tinggi energinya. Dalam setiap sub kulit mempunyai
batasan elektron yang dapat diisikan yakni :
Subkulit
Subkulit
Subkulit
Subkulit

s maksimal berisi 2 elektron


p maksimal berisi 6 elektron
d maksimal berisi 10 elektron
f maksimal berisi 14 elektron

Berdasarkan ketentuan tersebut maka urutan pengisian (kofigurasi)


elektron mengikuti tanda panah pada gambar berikut!

Berdasarkan diagram di atas dapat disusun urutan konfigurasi


elektron sebagai berikut :
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 . dan seterusnya
Keterangan :

Jumlah elektron yang ditulis dalam konfigurasi elektron merupakan


jumlah elektron maksimal dari subkulit tersebut kecuali pada bagian
terakhirnya yang ditulis adalah elektron sisanya. Perhatikan contoh
di bawah ini :

Jumlah elektron Sc adalah 21 elekron kemudian elektron-elektron


tersebut kita isikan dalam konfigurasi elektron berdasarkan prinsip
aufbau di atas. Coba kalian perhatikan, ternyata tidak selalu kulit
yang lebih rendah ditulis terlebih dahulu (4s ditulis dahulu dari 3d).
Hal ini karena semakin besar nomor kulitnya maka selisih energi
dengan kulit di atasnya semakin kecil sementara jumlah sub
kulitnya semakin banyak sehingga terjadi tumpang tindih urutan
energi
sub
kulitnya.
Untuk
mempermudah
penilisan
tingkatenerginya digunakan prinsip aufbau di atas. Untuk
keteraturan penulisan, 3d bolehditulis terlebih dahulu dari 4s
namun pengisian elektronnya tetap mengacu pada prinsip aufbau.
hal ini terkesan remeh tapi penting..... jadi bila kalian disuruh
menuliskan bilangan kuantum dari elektron terakhir dari Sc maka
elektron tersebut terletak pada sub kulit 3d bukan 4s, walau dalam
penulisan terakhir sendiri adalah sub kulit 4s.....cirinya pada sub
kulit 3d tidak terisi penuh elektron sedangkan sub kulit 4s nya terisi
penuh.

Penulisan konfigurasi elektron dapat disingkat dengan penulisan


atom dari golongan gas mulia yaitu : He (2 elektron), Ne (10
elektron), Ar (18 elektron), Kr (36 elektron), Xe (54 elektron) dan Rn
( 86 elektron). Hal ini karena pada konfigurasi elektron gas mulia
setiap sub kulitnya terisi elektron secara penuh.

Skema yang digunakan untuk memudahkan penyingkatan sebagai


berikut :

Contoh penyingkatan konfigurasi elektron :

Konfigurasi elektron dalam atom selain diungkapkan dengan


diagram curah hujan, seringkali diungkapkan dalam diagram orbital.
Ungkapan yang kedua akan bermanfaat dalam menentukan bentuk
molekul dan teori hibridisasi.
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan diagram orbital :
1. Orbital-orbital dilambangkan dengan kotak
2. Elektron dilambangkan sebagai tanda panah dalam kotak
3. Banyaknya kotak ditentukan berdasarkan bilangan kuantum
magnetik, yaitu:

4. Untuk orbital-orbital yang berenergi sama dilambangkan dengan


sekelompok kotak yang bersisian, sedangkan orbital dengan tingkat
energi berbeda digambarkan dengan kotak yang terpisah.
5. Satu kotak orbital berisi 2 elektron, satu tanda panah mengarah
ke atas dan satu lagi mengarah ke bawah. Pengisan elektron dalam
kotak-kotak orbital menggunakan aturan Hund.
B. Aturan Hund
Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman
mengemukakan aturan pengisian elektron pada orbital yaitu :
orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih
dulu oleh satu elektron arah (spin) yang sama dahulu kemudian
elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan arah
(spin) berlawanan atau dengan kata lain dalam subkulit yang sama
semua orbital masing-masing terisi satu elektron terlebih dengan
arah panah yang sama kemudian sisa elektronnya baru diisikan
sebagai elektron pasangannya dengan arah panah sebaliknya.
Coba perhatikan contoh diagram elektron di bawah ini, khususnya
pada bagian akhirnya :

Pada pengisian diagram orbital unsur S pada konfigurasi 3p4, 3


elektron diisikan terlebih dahulu dengan gambar tanda panah ke
atas baru sisanya 1 elektron digambar dengan tanda panah ke
bawah.
C. Aturan Penuh Setengah Penuh
Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini
menyatakan bahwa : suatu elektron mempunyai kecenderungan
untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan elektron
yang lebih stabil.....untuk konfigurasi elektron yang berakhiran pada
sub kulit d berlaku aturan penuh setengah penuh. Untuk lebih
memahamkan teori ini perhatikan juga contoh di bawah ini :
=
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4
menjadi 24Cr
=
24Cr
2
2
6
2
1s 2s 2p 3s 3p6 4s1 3d5
dari contoh terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu

elektron untuk menjadi setengah penuh....maka elektron dari 4s


akan berpindah ke 3d. hal ini juga berlaku untuk kasus :
Cu
=
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9
2
2
6
2
1s 2s 2p 3s 3p6 4s1 3d10
29

menjadi

29

Cu

Penentuan Periode dan Golongan Suatu Unsur


Untuk menentukan letak periode suatu unsur relatif mudah. Periode
suatu unsur sama dengan nomor kulit terbesarnya dalam
konfigurasi elektron. musalnya :
2
2
6
2
6
1
5
24Cr = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
Nomor kulit terbesarnya adalah 4 (dalam 4s1) maka Cr terletak
dalam periode 4
Sedangkan untuk menentukan golongan menggunakan tabel. Bila
subkulit terakhirnya pada s atau p maka digolongkan dalam
golongan A (utama) sedangkan bila subkulit terakhirnya pada d
maka digolongkan dalam golongan B (transisi). Lebih lengkapnya
coba perhatikan tabel di bawah ini :

Coba kalian perhatikan tabel di atas. Untuk memudahkan


pengingatan golongan A dimulai dari golongan I A sedangkan
golongan B dimulai dari III B. selain itu jika subkulit terakhirnya p
atau d maka sub kulit s sebelumnya diikutkan. Pada golongan VI B
dan I B berlaku aturan penuh setengah penuh.
Sebagai contoh :
2
2
6
2
6
1
5
24Cr = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
Periode = 4
Golongan = VI B

Anda mungkin juga menyukai