Anda di halaman 1dari 10

Atom adalah partikel terkecil penyusun materi.

Kata "atom" berasal dari kata Yunani yang


berarti "tak dapat dibelah". Atom adalah struktur yang membedakan suatu unsur dan tak dapat
diubah dengan cara kimia biasa. Atom tesusun dari proton, neutron dan elektron. Proton dan
neutron terdapat dalam inti atom (nukleon) dan merupakan 99% dari bobot atom. Elektron yang
berukuran sangat kecil berputar mengelilingi inti ke segala arah dan menyebabkan
kesimpangsiuran ketika suatu atom bereaksi dengan atom lain dan membentuk ikatan (senyawa)
kimia. Ikatan antar atom ini membentuk molekul. Molekul adalah blok pembangun dari semua
materi yang berbentuk padatan, cairan, gas. Plasma, yaitu kumpulan partikel gas bermuatan yang
mengandung ion positif dan negatif dalam jumlah yang hampir sama, kadang kala disebut
sebagai bentuk materi keempat.

Suatu atom memiliki proton (bermuatan positif) yang berjumlah sama dengan elektron
(bermuatan negatif). Sedangkan neutron tidak bermuatan dan diperlukan untuk menjaga
keseimbangan ketika partikel-partikel internal bereaksi satu sama lain. Suatu unsur akan
memiliki jumlah proton yang konstan. Jumlah ini selalu menjadi ciri unsur tersebut. Bila jumlah
proton diubah, unsur tersebut akan berubah. Misalnya, Karbon memiliki enam proton. Jika
Karbon memiliki tujuh proton, ia akan menjadi Nitrogen.

Unsur-unsur dilambangkan dengan Nomor Atom atau jumlah proton. Jumlah bobot proton dan
neutron sama dengan Massa Atom. Massa Atom adalah bobot rata-rata dari suatu unsur.
Adakalanya, unsur dapat secara alami mempunyai neutron ekstra. Unsur semacam ini
disebut isotop. Misalnya, Karbon 14 adalah isotop karbon yang digunakan dalam pertanggalan
karbon untuk menentukan umur bebatuan atau materi lain.

Elektron yang berukuran kecil tetapi kuat merupakan partikel atom yang paling sibuk. Ketika
bobot dan ukuran atom bertambah, terbentuk lebih banyak tingkat energi atau kulit elektron di
sekitar inti. Jumlah maksimum tingkat energi yang diketahui adalah tujuh. Tingkat energi ini
dilambangkan dengan huruf kapital mulai dari K hingga Q, dengan K berada paling dekat
dengan inti, sedangkan Q paling jauh. Elektron lebih dahulu mengisi kulit yang paling dekat
dengan inti lalu kulit yang lebih luar. Ke-18 unsur pertama mempunyai hukum sederhana
menyangkut tiga kulit pertama. Kulit paling dalam hanya memiliki dua elektron. Dua kulit
berikutnya memiliki delapan elektron masing-masing, dan jumlah maksimum elektron pada
ketiga kulit tersebut adalah 32.

Hukum Oktaf sangat penting untuk sebagian besar unsur. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah
maksimum elektron pada kulit terluar atau elektron valensi adalah delapan. Unsur-unsur
membentuk ikatan satu sama lain untuk mempertahankan keutuhan jumlah elektron pada kulit
sebelah luar. Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi lebih kecil cenderung lebih reaktif
karena ingin melepas elektron dan membentuk ikatan ion. Ini merupakan prinsip penting
kelistrikan. Ketika satu atom melepas elektron negatif, maka terbentuk atom atau ion lain dengan
lebih banyak muatan positif. Atom ini kemudian mencari elektron negatif-bebas yang bergerak
sebarang atau yang menghantar listrik. Unsur-unsur dengan lima atau enam elektron valensi
lebih cenderung menggunakan elektron bersama-sama sebagai ikatan kovalen. Unsur yang
paling stabil, seperti Gas Mulia, memiliki delapan elektron valensi dan tidak tertarik untuk
berikatan dengan unsur lain. Catatan: unsur hidrogen (H) dan helium (He) tidak mengikuti
hukum oktaf, melainkan hukum "duet" (memiliki hanya satu atau dua eletron).

Para ilmuwan tahu bahwa elektron yang bertumbukan di antara kulit mempunyai sifat yang
berbeda dan membentuk suborbital yang ditulis dengan huruf kecil s, p, d, f, g dan h. Gerakan
elektron dalam orbit s berbentuk bundar sementara elektron pada orbit p berbentuk angka
delapan.
Menurut Niels Bohr, elektron beredar mengelilingi inti membentuk orbit lingkaran dengan jari-
jari atom tertentu. Hal ini tidak sesuai fakta bahwa gerakan elektron menyerupai gelombang
elektromagnetik. Gelombang tidak bergerak menurut suatu garis melainkan menyebar pada suatu
daerah tertentu. Tidak mungkin membayangkan suatu gelombang yang bergerak pada satu
lingkaran dan selalu pada pada lingkaran itu.

Pada tahun 1927 Erwin Schrodinger, seorang ahli matematika dari Austria mengajukan teori
atom yang disebut teori atom Mekanika Kuantum. Menurut teori ini, kedudukan elektron dalam
atom tidak dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat ditentukan adalah probabilitas menemukan
elektron pada posisi dan waktu tertentu. Daerah dengan probabilitas terbesar menemukan
elektron itu disebut orbital. Orbital digambarkan seperti awan yang ketebalannya menyatakan
kebolehjadian menemukan elektron di daerah itu. Bentuk dan tingkat energi elektron diperoleh
dari persamaan gelombang ketidakpastian. Kemudian pada tahun 1927 Werner
Heisenberg seorang ahli fisika dari Kopenhagen Denmark menguatkan teori atom Mekanika
Kuantum dengan munculnya asas ketidakpastian. Heisenberg mengemukakan bahwa semua
metode eksperimen yang digunakan untuk menentukan posisi atau momentum suatu elektron
dapat menyebabkan perubahan baik posisi atau momentumnya. Heisenberg mengembangkan
persamaan–persamaan matematika untuk menunjukkan bahwa tidak ada metode eksperimen
yang dapat dirancang untuk mengukur dengan serempak posisi maupun momentum elektron.
Jika eksperimen dirancang untuk memastikan momentum atau kecepatan elektron ,maka
posisinya menjadi tidak pasti. Model atom mekanika kuantum mempunyai persamaan dengan
model atom Bohr dalam hal adanya tingkat-tingkat energy.

Setelah membahas tentang sejarah mekanika kuantum, saatnya kita mempelajari mekanisme
yang terjadi di dalamnya. Mekanisme utama yang menjadi topik pembahasan dalam mekanika
kuantum adalah elektron. Banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam membahas elektron ini,
salah satunya dengan memperhatikan bilangan-bilangan kuantumnya.
Mengenal Macam-Macam Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum utama (N)

Bilangan kuantum utama menyatakan tingkat energi utama dalam kulit atom.

Adapun susunan sub kulit berdasarkan tingkat energinya, akan dijabarkan sebagai berikut.
Kulit 1 = s
Kulit 2 = s p
Kulit 3 = s p d
Kulit 4 = s p d f
Kulit 5 = s p d f
Kulit 6 = s p d f
Kulit 7 = s p d f
b. Bilangan Kuantum Azimuth ( l )

c. Bilangan Kuantum Magnetik ( m )


d. Bilangan Kuantum Spin (s)

Menyatakan arah perputaran elektron. Nilai spin (-) menyatakan bahwa perputaran elektron
berlawanan arah jarum jam, sedangakn (+) menyatakan searah dengan jarum jam.

Bentuk dan orientasi orbital


Bentuk orbital tergantung pada bilangan kuantum azimuth (l) artinya orbital dengan bilangan
kuantum yang sama akan mempunyai bentuk yang sama. Orbital 1s, 2s dan 3s mempunyai
bentuk yang sama, tetapi ukuran dan tingkat energinya berbeda.

Konfigurasi Elektron
Untuk menggambarkan distribusi elektron dalam atom digunakan konfigurasi elektron
a. Aturan–aturan Penulisan Konfigurasi Elektron

1.Azas Aufbau
Pengisian orbital selalu dimulai dari subkulit dengan tingkat energi yang rendah kemudian ke
tingkat energi yang lebih tinggi.
Urutan–urutan tingkat energi ditunjukkan oleh gambar berikut.
2.Azas larangan Pauli
Tidak ada dua elektron dalam satu atom yang mempunyai bilangan kuantum spin yang sama.
Dua elektron yang menempati satu orbital mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth dan
magnetik yang sama, dan mempunyai spin yang berbeda. Kedua elektron ini disebut berpasangan
dan dapat dinyatakan dengan gambar berikut.

Gambar Spin Up dan Spin Down

Dengan demikian satu orbital hanya dapat ditempati oleh dua elektron.
Jadi, jumlah maksimum elektron pada setiap subkulit sama dengan dua kali jumlah orbitalnya.
3.Kaidah Hund
Pada pengisian orbital-orbital dari satu subkulit,mula-mula elektron akan menempati orbital
secara sendiri-sendiri dengan spin yang parallel,baru kemudian berpasangan.Hal ini akan
meminimalkan tolak menolak antara elektron tersebut.
Contoh: N nomor atom = 7 konfigurasi elektronnya 1s2 2s2 2p3.
Bentuk orbitalnya sebagai berikut.

Gambar orbital sub kulit 1s2 2s2 2p3

4.Aturan penuh dan setengah penuh yang stabil untuk orbital d


Contoh : Cr nomor atom 24 dengan konfigurasi sebagai berikut.

b.Beberapa Catatan tentang Konfigurasi Elektron


1.Ada dua cara menuliskan urutan subkulit
Contoh : menuliskan konfigurasi elektron scandium nomor atom =21.

2.Menyingkat Penulisan Konfigurasi Elektron dengan Menuliskan Konfigurasi Elektron


Gas Mulia

c.Konfigurasi Elektron Ion


Ion tunggal yang bermuatan x terbentuk dari atom netral dengan melepas x elektron. Elektron
+

yang dilepas adalah elektron dari kulit terluar.


Kegagalan teori atom Rutherford adalah ketidakmampuannya menerangkan elektron yang
berputar di sekeliling inti tidak melepaskan energi dalam bentuk radiasi yang mengakibatkan
bergabungnya elektron dengan inti. Penyempurnaan teori atom ini dikembangkan oleh Niels
Bohr yang menyatakan bahwa elektron memiliki lintasan tertentu selama berputar mengelilingi
inti dengan spektrum tertentu pula.
Bagaimana spektrum itu terjadi? Spektrum atom itu terjadi apabila suatu elektron dalam atom
memancarkan energi. Spektrum atom selalu mempunyai pola tertentu, ini berarti bahwa elektron
dalam suatu atom hanya dapat memancarkan radiasi dengan energi tertentu pula.
Niels Bohr menyatakan bahwa :
- dalam atom, elektron bergerak melalui lintasan dengan tingkat energi tertentu, sehingga
elektron itu juga mempunyai tingkat energi tertentu yang dinamakan kulit. Sampai saat ini
dikenal 7 kulit yaitu kulit K L M N O P dan Q. Jumlah maksimum elektron yang menempati
kulit dirumuskan oleh Pauli 2n2 dengan n = nomor kulit;
- bertentangan dengan teori Maxwell, selama bergerak dalam lintasannya elektron tidak
memancarkan energi dalam bentuk radiasi; dan
- elektron dapat menyerap energi dan pindah ke lintasan yang lebih tinggi dan dapat pula
melepaskan energi dan pindah ke lintasan yang lebih rendah.
Jadi lintasan elektron dalam atom dapat digambarkan sebagai berikut.

Apabila lintasan pertama, kedua dan seterusnya merupakan tingkat energi E1, E2 dan seterusnya
maka elektron yang pindah dari lintasan kedua ke lintasan pertama akan melepaskan energi
sebesar (E2 – E1).

Cahaya yang dihasilkan memiliki frekuensiν=E2−E1hdengan h = konstanta Planck = 6,636.10−3


4Jsλ=hcE2−E1dengan c = kecepatan cahaya
Spektrum Unsur

Niels Bohr mengembangkan teori atom hidrogen dengan mengasumsikan bahwa momentum
sudut elektron adalah diskontinu. Jika sinar matahari dilewatkan melalui prisma, maka akan
diperoleh spektrum sinar kontinu (tidak putus-putus). Spektrum semacam ini juga disebut
spektrum tampak karena tersusun dari warna-warna tampak, dari warna merah sampai warna
ungu dengan panjang gelombang 4000 A0 sampai 7000 A0. Spektrum kontinu semacam itu terjadi
apabila sinar yang terurai adalah sinar polikromatis (putih). Jika yang dilewatkan melalui prisma
adalah gabungan dari sinar monokromatis, maka yang dihasilkan adalah spektrum diskontinu
yang hanya terdiri dari atas beberapa warna. Spektrum diskontinu hanya terdiri dari cahaya
dengan panjang gelombang tertentu. Suatu unsur tertentu selalu memberikan spektrum garis
dengan pola tertentu pula. Tidak ada dua unsur yang memberikan spektrum garis dengan pola
yang sama. Pengamatan atas spektrum unsur-unsur ini digunakan oleh Niels Bohr ( 1913 ) untuk
menerangkan bagaimana elektron-elektron tersusun dalam atom. Di sisi lain, Max Planck ( 1900
) mengatakan bahwa energi yang dikandung oleh suatu foton berbanding lurus dengan frekuensi
foton itu dan dinyatakan dengan rumus:

E = hνE = energi yang dipancarkan fotonν = frekuensi foton h = konstanta Planck = 6,636.10−34
J.sHubungan antara frekuensi dan panjang gelombang,ν=cλ
perumusan Max Planck tersebut juga menjadi teori paling fenomenal di kalangan fisikawan di
jaman itu.

 Home
 Course List
 To-Dos

 1. Text Lesson
 Quiz

Questions: 10

Rate this topic


Text Lesson

Teori Atom Bohr


Kegagalan teori atom Rutherford adalah ketidakmampuannya menerangkan elektron yang
berputar di sekeliling inti tidak melepaskan energi dalam bentuk radiasi yang mengakibatkan
bergabungnya elektron dengan inti. Penyempurnaan teori atom ini dikembangkan oleh Niels
Bohr yang menyatakan bahwa elektron memiliki lintasan tertentu selama berputar mengelilingi
inti dengan spektrum tertentu pula.
Bagaimana spektrum itu terjadi? Spektrum atom itu terjadi apabila suatu elektron dalam atom
memancarkan energi. Spektrum atom selalu mempunyai pola tertentu, ini berarti bahwa elektron
dalam suatu atom hanya dapat memancarkan radiasi dengan energi tertentu pula.
Niels Bohr menyatakan bahwa :
- dalam atom, elektron bergerak melalui lintasan dengan tingkat energi tertentu, sehingga
elektron itu juga mempunyai tingkat energi tertentu yang dinamakan kulit. Sampai saat ini
dikenal 7 kulit yaitu kulit K L M N O P dan Q. Jumlah maksimum elektron yang menempati
kulit dirumuskan oleh Pauli 2n2 dengan n = nomor kulit;
- bertentangan dengan teori Maxwell, selama bergerak dalam lintasannya elektron tidak
memancarkan energi dalam bentuk radiasi; dan
- elektron dapat menyerap energi dan pindah ke lintasan yang lebih tinggi dan dapat pula
melepaskan energi dan pindah ke lintasan yang lebih rendah.
Jadi lintasan elektron dalam atom dapat digambarkan sebagai berikut.

Apabila lintasan pertama, kedua dan seterusnya merupakan tingkat energi E1, E2 dan seterusnya
maka elektron yang pindah dari lintasan kedua ke lintasan pertama akan melepaskan energi
sebesar (E2 – E1).

Cahaya yang dihasilkan memiliki frekuensiν=E2−E1hdengan h = konstanta Planck = 6,636.10−3


4Jsλ=hcE2−E1dengan c = kecepatan cahaya
Spektrum Unsur
Niels Bohr mengembangkan teori atom hidrogen dengan mengasumsikan bahwa momentum
sudut elektron adalah diskontinu. Jika sinar matahari dilewatkan melalui prisma, maka akan
diperoleh spektrum sinar kontinu (tidak putus-putus). Spektrum semacam ini juga disebut
spektrum tampak karena tersusun dari warna-warna tampak, dari warna merah sampai warna
ungu dengan panjang gelombang 4000 A0 sampai 7000 A0. Spektrum kontinu semacam itu terjadi
apabila sinar yang terurai adalah sinar polikromatis (putih). Jika yang dilewatkan melalui prisma
adalah gabungan dari sinar monokromatis, maka yang dihasilkan adalah spektrum diskontinu
yang hanya terdiri dari atas beberapa warna. Spektrum diskontinu hanya terdiri dari cahaya
dengan panjang gelombang tertentu. Suatu unsur tertentu selalu memberikan spektrum garis
dengan pola tertentu pula. Tidak ada dua unsur yang memberikan spektrum garis dengan pola
yang sama. Pengamatan atas spektrum unsur-unsur ini digunakan oleh Niels Bohr ( 1913 ) untuk
menerangkan bagaimana elektron-elektron tersusun dalam atom. Di sisi lain, Max Planck ( 1900
) mengatakan bahwa energi yang dikandung oleh suatu foton berbanding lurus dengan frekuensi
foton itu dan dinyatakan dengan rumus:

E = hνE = energi yang dipancarkan fotonν = frekuensi foton h = konstanta Planck = 6,636.10−34
J.sHubungan antara frekuensi dan panjang gelombang,ν=cλ
perumusan Max Planck tersebut juga menjadi teori paling fenomenal di kalangan fisikawan di
jaman itu.

Anda mungkin juga menyukai