1. Penemuan Elektron
Pada tahun 1875, William Crookes dari Inggris mengulangi eksperimen Plucker dengan lebih teliti.
Berdasarkan penelitiannya, ia mengungkapkan bahwa sinar katoda merupakan kumpulan partikel-
partikel yang pada saat itu belum diketahui namanya.
Partikel sinar katoda dalah bermuat adalah bermuatan negatif karena dapat tertarik pelat bermuatan
positif.
Partikel sinar katode mempunyai massa karena mampu memutar baling-baling dalam tabung
Partikel sinar katode dimilikii oleh semua materi karena smua bahan (padat, cair dan gas) menghasilkan
sinar katode yang sama.
pada tahun 1897, Joseph John Thomson dari Inggris melalui serangkaian penelitiannya dapat
membuktikan partikel yang dimaksud Stoney dengan nama elektron. Sejak saat itu, Thomson dikenal
sebagai penemu elektron.
Pada tahun 1908, Robert Andrew Millikan bahkan dapat menemukan massa elektron yakni sebesar 9,11
x 10-28 gram.
2. Penemuan Proton
Dengan ditemuknnya elektron, para ilmuwan sangat yakin bahwa dalam atom jika ada partikel
bermuatan negatif maka harusnya ada partikel bermuatan positif untuk menyeimbangkan atom.
Sebagian besar partikel alfa dapat menembus pelat karena melewati ruang hampa
Partikel alfa yang mendekati inti atom dibelokkan karena mengalmi gaya tolak int
Partikel yang menuju inti dipantulkan kembali karena inti yang bermuatan positif menolak sinar alfa
yang bermuatan positif
Partikel bermuatan positif tersebut kemudian dinamakan proton. Dari hasil penelitiannya tersebut,
Ernest Rutherford hingga kini dikenal sebagai penemu proton
3. Penemuan Neutron
Dari ketiga penemuan partikel subatomik diatas, dapat disimpulkan bahwa atom tersusun dari inti atom
yang bermuatan positif (proton) dan partikel tidak bermuatan (neutron). Selain inti, atom juga terdiri
dari kulit yang mengandung partikel bermuatan negatif (elektron). Proton dan neutron sebagai partikel
penyusun inti juga sering disebut nukleon.
Model atom yang diajukan Bohr dikenal sebagai model atom Rutherford-Bohr, yang dapat diterangkan
sebagai berikut.
1. Elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit-kulit
atau tingkat-tingkat energi.
2. Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron ini disebut
lintasan / keadaan stasioner.
3. Kedudukan elektron dalam kulit-kulit, tingkat-tingkat energi dapat disamakan dengan kedudukan
seseorang yang berada pada anak-anak tangga. Seseorang hanya dapat berada pada anak tangga
pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, tetapi ia tidak mungkin berada di antara anak tangga-anak
tangga tersebut.
Bilangan kuantum
Bilangan kuantum magnetik (m) yang menyatakan orientasi orbital dalam ruang tiga dimensi.
3. Konfigurasi Elektron
hal yang harus diketahui adalah atom memiliki kulit dan subkulit. Terdapat 2 dua cara dalam penulisan
konfigurasi elektron. Cara tersebut yaitu berdasarkan kulit atom atau berdasarkan subkulit atomnya.
Konfigurasi elektron berdasarkan kulit atom hanya berlaku untuk unsur golongan utama, yaitu unsur
golongan IA sampai VIIIA.
Konfigurasi elektron merupakan himpunan atau kumpulan elektron-elektron yang menempati bilangan
kuantum utama (n) yang sama.
ubkulit atom pada konfigurasi elektron merupakan elektron-elektron yang memiliki bilangan kuantum
azimut ℓ dalam suatu kulit. Nilai-nilai ℓ (bilangan kuantum azimuth) yaitu 0, 1, 2, 3. Angka-angka
tersebut melambangkan s, p, d, dan f. Setiap sub kulitnya maskimum dapat diisi dengan 2(2ℓ+1)
elektron. Oleh karena itu, isi masing-masing sub kulit dapat dilihat pada tabel berikut:
Pengisian Elektron
Aturan dalam penulisan konfurasi elektron adalah tidak ditulis sembarangan, akan tetapi penulisannya
harus berdasarkan kenaikan energi yang dialami elektron tersebut. Agar lebih mudah untuk memahami
model pengisian elektron ini kita dapat memperhatikan gambar konfigurasi elektron berikut ini.
Berdasarkan gambar tersebut, maka urutan atau penyusunan dalam pengisian elektron diawali dari 1s
hingga 8s. Urutan pengisian elektron tersebut adalah sebagai yaitu, 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d,
5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, dan 8s.
Notasi merupakan standar yang digunakan untuk mengetahui konfigurasi elektron dari sebuah atom dan
molekul. Dalam ilmu kimia untuk atom, notasinya terdiri dari urutan orbital atom dengan nomor
elektron mengisi masing-masing orbital dalam format angka berpangkat.
Atom memiliki aturan-aturan dalam menentukan konfigursi elektronnya. Terdapat aturan dalam
konfigurasi elektron yaitu: Aturan Aufbau, Aturan Pauli, dan Aturan Hund. Ketiga aturan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Aturan Aufbau
Aturan Aufbau merupakan salah satu aturan yang paling digunakan dalam konfigurasi elektron. Aturan
ini menjelaskan tentang pengisian orbital (fungsi matematika yang menggambarkan perilaku elektron)
yang dimulai dari tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi.
2. Aturan Pauli
Aturan Pauli disebut juga dengan Eksklusi Pauli. Sesuai dengan namanya aturan ini dikemukakan oleh
Wolfgang Pauli (1926). Aturan ini berupa larangan yang menyatakan bahwa tidak boleh terdapat dua
elektron dalam satu atom dengan empat bilangan kuantum yang sama.
3. Aturan Hund
Aturan hund dikemukakan oleh Friedrick Hund (1930). Dalam aturan ini dijelaskan bahwa elektron-
elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan. Jadi elektron-elektron
baru bisa berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.
Aturan ini berkaitan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menjelaskan bahwa suatu elektron
memiki kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan elektron yang lebih
stabil untuk konfigurasi elektron yang berakhiran pada sub kulit d berlaku aturan penuh setengah penuh
Konfigurasi elektron penulisannya berdasarkan teori atom dalam pembahasan mekanika kuantum.
Kemudian, elektron-elektron ditempatkan pada orbital-orbital sesuai dengan urutan tingkat energinya
(aturan Aufbau), dan tingkat energi paling rendah diisi terlebih dahulu. Cara pengisian orbital sama
dengan pengisian pada tingkat energi, dimana dalam pengisiannya sesuai dengan aturan Hund, tetapi
jumlah elektron yang menempati ruang hanya dua saja (satu elektron berpangan) sesuai aturan Pauli.
Gambar berikut ini merupakan contoh cara penulisan konfigurasi elektron yang benar.
Bilangan kuantum dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi elektron, misalnya atom oksigen (O)
bernaomor atom 8, sehingga memiliki 8 elektron, konfigurasi elektron atom oksigen adalah 8O: 1s2 2s2
2p4. Konfigurasi elektron tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa bentuk dibawah ini:
Berdasarkan contoh tersebut maka dapat dilihat bahwa elektron terakhir dari atom oksigen memiliki
bilangan kuantum sebagai berikut.
Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan kemiripan sifat
unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana terdapat pola kemiripan sifat unsur dalam
susunan tersebut. Sistem periodik unsur (tabel periodik) modern yang saat ini digunakan didasarkan
pada tabel yang dipublikasikan oleh Dmitri Mendeleev pada tahun 1869.
Sifat logam
Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi logam, nonlogam, dan metalloid. Unsur-
unsur logam memiliki sifat-sifat: konduktor panas dan listrik yang baik, dapat ditempa dan ductile, titik
leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan elektron kepada unsur nonlogam. Unsur-unsur nonlogam
memiliki sifat-sifat: nonkonduktor panas dan listrik, tidak dapat ditempa dan rapuh/getas, kebanyakan
berwujud gas pada temperatur kamar, cenderung menerima elektron dari unsur logam. Unsur-unsur
metalloid memiliki sifat-sifat seperti logam dan juga nonlogam. Sifat logam semakin berkurang dari kiri
ke kanan dan dari bawah ke atas sistem periodik unsur, kecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada
pada “tangga” yang membatasi unsur-unsur logam dan nonlogam.
Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang sejajar atau dalam
sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom cenderung semakin
besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom
cenderung semakin kecil, sebagaimana pertambahan muatan inti efektif.
Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah atom atau ion dalam fase gas untuk
melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi pertama
cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar bertambah sehingga tarikan
elektron terluar oleh inti berkurang.
Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah kuantitas perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam fase gas
menerima sebuah elektron. Jika kuantitas perubahan energi bertanda positif, terjadi penyerapan energi,
sedangkan jika bertanda negatif, terjadi pelepasan energi. Semakin negatif nilai afinitas elektron,
semakin besar kecenderungan atom atau ion menerima elektron (afinitas terhadap elektron semakin
besar).