Anda di halaman 1dari 2

Idola apa yang paling dominan dalam diri ilmuwan ?

Untuk menjawab pertanyaan ini , kami mengutip pernyataan dari seorang ilmuwan dan
filsuf ternama, yakni salah satu gagasan yang termasyur dari Francis Bacon (1564-1626) dalam
bukunya Novum Organum adalah konsep Idola. Konsep ini dikemudian hari dianggap sebagai
cikal bakal konsep ideologi dalam ilmu-ilmu humaniora. Yang dimaksud dengan idola
adalah rintangan-rintangan bagi kemajuan manusia sebagaimana tampak dalam kemandegan
perkembangan masyarakat dan perilaku bodoh para individunya. Idola adalah unsur-unsur tradisi
yang dipuja-puja seperti berhala. Idola ini merasuki pemikiran manusia sehingga menghambat
manusia berpikir kritis dan maju karena terkekang pada idola/ mitos. Manusia tidak bisa berpikir
tentang perubahan.
Menurut Bacon terdapat empat macam idola. Idols of the Mind, yang terdiri atas the
Idols of the Tribe, the Idols of the Cave, the Idols of the Market-place dan the Idols of the
Theater.
1. Idola Kesukuan (Idols of the Tribe). Idola ini bersumber pada sifat dasar manusia
sendiri yaitu bahwa setiap manusia mesti terikat pada lingkungan kesukuan, ras, atau golongangolongan. Manusia cenderung untuk setuju terhadap hal-hal yang sesuai dengan dirinya sendiri.
Dengan demikian mereka dengan mudah sampai pada kesimpulan dan tidak mengetahui buktibukti yang saling bertentangan. Hal ini secara khusus dapat terjadi apabila melibatkan
kepentingan ras, suku atau kelompok. Temperamen seseorang mungkin ditentukan oleh jabatan
atau status sosialnya. Orang suka bekerjasama dengan mereka yang memiliki selera dan
pandangan yang sama. Kelompok orang-orang tertentu cenderung untuk menerima kesimpulankesimpulan yang sama dan berbagai kepentingan kemungkinan dapat menguasai mereka.
2. Idola Goa (Idols of the Cave). Idola ini bersangkutan dengan manusia sebagai individu.
Setiap manusia dikiaskan mempunyai goa (cave) atau kandang (den) nya sendiri-sendiri yang
dapat memberi warna sifat-sifatnya. Manusia cenderung meninjau dirinya sebagai pusat dari
dunia sekelilingnya. Semua penafsiran ditentukan oleh sudut pandangan pribadinya dan terbatas.
Mereka cenderung melebih-lebihkan pengetahuan yang disenanginya yang diperoleh dari bacaan
dan pengalaman pribadi.

3. Idola Pasar (Idols of the Market-place). Idola ini timbul karena penggunaan kata-kata dan
nama-nama dalam pembicaraan sehari-hari. Bahasa dapat menyesatkan manusia untuk
menjelaskan gagasan-gagasan. Pemilihan kata-kata yang jelek dan tidak tepat dapat
menimbulkan pemikiran yang sesat. Hal ini dapat terjadi bila manusia menggunakan kata-kata
yang kabur, bermakna ganda (ambigous) dan emosional. Kata-kata seperti orang komunis, orang
Islam, kelompok radikal, gerakan ekstrim artinya mungkin tidak jelas. Kata-kata itu dapat
membangkitkan

emosi

dan

menimbulkan

perilaku

yang

salah

bila

diterapkan.

4. Idola Teater (Idols of the Theater). Idola ini terjadi karena keterikatan manusia pada partai,
keyakinan, dogma-dogma, filsafat, ilmu, agama dan sistem-sistem pemikiran pada waktu
tertentu. Sistem-sistem yang diterima sedemikian banyaknya yang menjadi dunia ciptaan
manusia sendiri. Semuanya itu dapat mempengaruhi manusia karena dianut oleh orang banyak.
Mode-mode, hobby dengan mudah dapat menggoncangkan kehidupan manusia. Isme-isme,
ideologi, aliran-aliran pemikiran dalam bidang filsafat, ekonomi, politik dan seni dapat
mempengaruhi alam pikiran penganutnya dan mereka dapat menyimpulkan secara sesat.
Rintangan-rintangan untuk berpikir secara jelas, di samping karena empat hal di atas juga
dapat diungkapkan dengan cara lain yaitu karena prasangka, propaganda dan autoritarianisme.
Prasangka selalu menghalangi manusia untuk berpikir secara lurus. Akal manusia sering sulit
menerima pendapat orang lain kecuali kalau semua bukti sudah dikemukakan. Meskipun buktibukti sudah dikumpulkan, prasangka sering menghambat untuk menyimpulkan secara lurus.
Prasangka biasanya berdasar pada emosi dan cenderung sesuai dengan kesenangan dan
kepentingan pribadi. Bila orang berprasangka, ia berusaha untuk merasionalisasikan, berusaha
menemukan alasan atas hal-hal yang dipercayainya

Anda mungkin juga menyukai