Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life

Indonesia (OLI) menyatakan bahwa kondisi terumbu karang di pesisir pantai


selatan Gunungkidul dinilai sudah rusak dan sangat memprihatinkan. Kerusakan
terumbu karang ini terjadi pada radius 50-200 meter dari bibir Pantai Pulang
Syawal atau Indrayanti, Krakal, Sundak, dan beberapa pantai lain yang sudah
terkenal. Penyebab kerusakan terumbu karang di pantai selatan Gunungkidul
tersebut lantaran telah menjadi sasaran wisata massal atau mass tourism1.
Fenomena wisata massal atau mass tourism yang terjadi di beberapa pantai
selatan Gunungkidul ini telah terbukti merugikan lingkungan. Pergerakan
wisatawan secara massal ini dikhawatirkan akan terjadi juga di pantai-pantai
lainnya, karena Gunungkidul memiliki banyak pantai pasir putih yang kondisinya
masih alami, dan di antaranya banyak yang belum berkembang. Kekhawatiran
tersebut perlu ditanggapi dengan membuat konsep pengembangan destinasi wisata
di pantai yang belum berkembang.

http://sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-4176-memprihatinkan--terumbu-karangpantai-selatan-gunungkidul-hancur.html diakses pada Rabu, 27 Oktober 2014 pukul 10.39

Wisata pantai merupakan salah satu daerah tujuan utama wisatawan ketika
berada di Gunungkidul. Pada saat musim liburan, pantai-pantai di Gunungkidul
selalu dipadati oleh wisatawan khususnya di pantai-pantai yang sudah terkenal
dan dikembangkan seperti Pantai Indrayanti, Pantai Krakal, Pantai Baron, dan
lain-lain. Namun sebenarnya, Kabupaten Gunungkidul masih memiliki banyak
pantai yang belum dikembangkan sebagai destinasi wisata dan sangat memerlukan
pengembangan destinasi agar kelestariannya tetap terjaga. Salah satu pantai yang
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata adalah Pantai
Nglambor.
Pantai Nglambor merupakan sebuah pantai yang terletak di Desa
Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Pantai Nglambor berada
dalam satu kawasan dengan Pantai Siung2. Pantai Nglambor memiliki berbagai
potensi alam dan budaya yang cukup menarik, namun potensi yang ada belum
dikelola secara maksimal oleh pemerintah desa maupun masyarakat setempat.
Apabila Pantai Nglambor tidak segera dikelola, maka dikhawatirkan akan terjadi
kerusakan pada kawasan ini. Oleh karena itu, Kawasan Pantai Nglambor ini
memerlukan sebuah konsep pengembangan destinasi wisata ekowisata, agar
Pantai Nglambor dapat menjadi sebuah destinasi wisata yang menarik,
berkualitas, dan bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Pantai Siung merupakan salah satu pantai yang termasuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata
(KSP) III Kabupaten Gunungkidul. Oleh pemerintah, kawasan ini dikembangkan sebagai destinasi
wisata minat khusus (panjat tebing) dan setiap tahunnya di pantai terdapat acara panjat tebing
internasional. Pantai Siung dari tahun ke tahun banyak menarik kunjungan wisatawan baik lokal
maupun internasional.

1.2

Rumusan masalah
a. Bagaimana kondisi Pantai Nglambor dilihat dari pendekatan sistem
pariwisata?
b. Bagaimana konsep pengembangan destinasi wisata berbasis ekowisata di
Pantai Nglambor?

1.3

Tujuan Penelitian
a. Mengetahui kondisi Pantai Nglambor dilihat dari pendekatan sistem
pariwisata.
b. Menentukan konsep pengembangan destinasi wisata berbasis ekowisata
di Pantai Nglambor.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memiliki
manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi ilmu pariwisata yang
berkaitan dengan pengembangan destinasi ekowisata.
b. Manfaat Praktis
Dalam hal praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan
bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan di bidang pengembangan
keparwisataan alam dengan prinsip ekowisata serta dapat menjadi acuan
masyarakat Desa Purwodadi untuk mengelola Pantai Nglambor.

1.5 Tinjauan Pustaka


Penelitian tentang pengembangan destinasi sudah banyak dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Melisa Yohana Sitorus pada tahun 2014

dengan judul Perencanaan

Pengembangan Hutan Mangrove dengan Pendekatan Ekowisata di Pulau Penawar


Rindu Kecamatan Belakang Padang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat
rencana pengembangan destinasi berbasis ekowisata di Pulau Penawar Rindu
Belakang Padang. Rencana pengembangan yang dihasilkan yaitu berdasarkan
analisis prinsip-prinsip ekowisata (prinsip konservasi, edukasi, partisipasi
masyarakat, ekonomi, pariwisata) di Pulau Penawar Rindu Belakang Padang.
Kemudian penelitian mengenai pengembangan destinasi ekowisata juga
pernah dilakukan oleh Hapsari Wahyuningsih (2009) dengan judul Arahan
Perencanaan Tata Ruang Kawasan Karst Melalui Pendekatan Prinsip Ekowisata.
Penelitian ini bertujuan membuat suatu pengembangan Kawasan Karst Gunung
Sewu di Gunungkidul, DIY sesuai dengan prinsip-prinsip dalam ekowisata. Aspek
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek produk, aspek pasar, aspek
kondisi eksisting tata ruang Kawasan Karst Gunung Sewu, dan aspek kriteria yang
diinginkan pasar dalam suatu manajemen atraksi.
Selain itu, Muttaqin Tatag (2012) dalam tesisnya yang berjudul Kajian
Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Di Kawasan Cagar Alam Pulau
Sempu Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur mencoba untuk memaparkan
kondisi eksisting Cagar Alam Pulau Sempu beserta dengan potensi-potensi yang
ada didalamnya yang kemudian kondisi tersebut dianalisis dengan SWOT.

Penelitian ini menghasilkan arahan strategi pengembangan ekowisata yang


berupa: evaluasi fungsi dan status kawasan, membangun kesamaan persepsi dan
konsep pengembangan ekowisata diantara stakeholder, pengembangan ekowisata
dikedua kawasan yaitu cagar alam pulau sempu sebagai penyedia produk wisata
berupa atraksi alam dan pantai Sendang Biru sebagai penyedia fasilitas wisata dan
aksesibilitas, pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan Cagar Alam
Pulau Sempu.
Sedangkan penelitian mengenai pengembangan pantai pernah dilakukan
oleh Aprilia Susan (2013), dengan judul Strategi Pengembangan Wisata Pantai
Labuhan Haji di Kabupaten Lombok Timur. Tujuan dari penelitian ini yaitu
menggali potensi yang dimiliki Pantai Labuhan Haji sebagai salah satu destinasi
wisata pantai di Lombok Timur. Dalam penelitian ini dirumuskan strategi
pengembangan untuk mewujudkan Pantai Labuhan Haji sebagai destinasi wisata
pantai di Lombok Timur. Strategi pengembangan wisata yang dilakukan yaitu
dengan pengembangan sumber daya manusia yang sadar wisata di dalam
masyarakat desa Labuhan Haji, dengan memberikan penyuluhan dan pelatihanpelatihan, melakukan pengembangan atraksi wisata dan pemeliharaan di Pantai
Labuhan Haji, lalu membuat paket-paket wisata, dan melakukan pengadaan sarana
dan prasarana wisata, pemasaran dan promosi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak
pada fokus dan lokasi penelitian. Penelitian yang akan dilakukan, terfokus pada
analisis komponen sistem pariwisata di Pantai Nglambor yang kemudian
dihubungkan dengan prinsip-prinsip ekowisata sebagai upaya pembuatan konsep

pengembangan Pantai Nglambor. Sedangkan obyek penelitian Pantai Nglambor


belum pernah dijadikan lokasi penelitian dalam penelitian-penelitian sebelumnya,
sehingga penelitian mengenai pengembangan destinasi ekowisata di Pantai
Nglambor ini masih asli dan belum pernah ditulis siapapun.

1.6 Landasan Teori


Pariwisata

alam

merupakan

suatu

kegiatan

kepariwisataan

yang

memanfaatkan dan mengembangkan berbagai potensi alam dan lingkungan.


Dalam mengembangkan pariwisata alam, menyusun perencanaan merupakan hal
yang sangat penting dilakukan, karena pariwisata merupakan bidang yang
kompleks, dan didalamnya terdapat komponen-komponen yang saling terkait.
Tanpa adanya perencanaan, pengembangan pariwisata dapat berdampak negatif
pada daerah tujuan wisata (Mill, 2000:193).
Dalam mengembangkan suatu destinasi wisata, diperlukan pemahaman
terhadap sistem pariwisata yang ada (Damanik dan Weber, 2006:14). Menurut
Mill dan Morrison (2009:14), sistem pariwisata adalah suatu tatanan komponen
dalam industri pariwisata dimana masing-masing komponen saling berhubungan
dan membentuk sesuatu yang bersifat menyeluruh. Komponenkomponen
tersebut meliputi:
a.

Permintaan (Demand)
Komponen permintaan pasar berkaitan dengan motivasi dalam
melakukan perjalanan wisata dan profil wisatawan.

b.

Perjalanan (Travel)
Komponen perjalanan ini sangat erat kaitannya dengan cara wisatawan
menuju ke destinasi wisata dan pola perjalanan wisatawan dalam
melakukan perjalanan.

c.

Destinasi (Destination)
Komponen ini mencakup tentang kondisi atraksi (attractions), fasilitas
(facilities), infrastruktur (infrastructures), transportasi (transportation)
dan sumber daya manusia (hospitality resources) yang ada di destinasi
wisata.

d.

Pemasaran (Marketing)
Komponen ini berkaitan cara pemasaran dan promosi sebuah destinasi
wisata.

Skema 1.1
Sistem dalam Pariwisata (Mill dan Morrison, 2009:7)

Saat ini pengembangan pariwisata alam, menggunakan prinsip yang


sifatnya memperhatikan keberlanjutan suatu kawasan wisata, baik dari segi
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. Pandangan dalam pengembangan
pariwisata tersebut sering dikenal dengan ekowisata atau ecotourism.
Menurut World Conservation Union (WCU), ekowisata adalah perjalanan
wisata ke wilayah-wilayah yang lingkungan alamnya masih asli, dengan
menghargai warisan budaya dan alamnya, mendukung upaya-upaya konservasi,
tidak menghasilkan dampak negatif, dan memberikan keuntungan sosial ekonomi
serta menghargai partisipasi penduduk lokal (Nugroho, 2011:15).
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, terdapat empat prinsip yang
harus dipegang dalam pengembangan ekowisata, yakni (Fandeli, 2000: 49):
a. Prinsip Konservasi
Pengembangan ekowisata harus mampu memelihara, melindungi dan atau
berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam.
b. Prinsip Partisipasi Masyarakat
Kegiatan ekowisata harus melibatkan masyarakat setempat sebagai
perencana, dan pengelola. Masyarakat harus ikut ambil peranan dalam
pengelolaan sehingga ekowisata tersebut dapat berdampak positif pada
masyarakat.
c. Prinsip Ekonomi
Pengembangan ekowisata harus memberikan manfaat untuk masyarakat
setempat, dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya
untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan

pembangunan yang berimbang antara kebutuhan pelestarian lingkungan


dan kepentingan semua pihak.
d. Prinsip Edukasi
Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk
mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian,
tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.

1.7. Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis
deskriptif. Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan/ melukiskan
fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat. (Kusumayadi
dan Sugiarto, 2000: 29)

1.7.1 Metode Pengumpulan Data


a. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala yang diselidiki. Observasi dilakukan di kawasan Pantai Nglambor
untuk mengamati kondisi komponen daya tarik wisata yang ada di Pantai
Nglambor.
b. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan proses
interaksi dan komunikasi secara langsung antara pengumpul data dengan

10

responden, dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dalam alat


perekam (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 83). Wawancara dilakukan
kepada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Pantai Nglambor,
yang meliputi perangkat desa dan Pihak Dinas Pariwisata Kabupaten
Gunungkidul.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai
buku dan penelitian terdahulu sebagai referensi dan landasan studi
kepustakaan.
d. Dokumentasi
Pengumpulan data berupa dokumentasi (foto dan video) yang terdapat di
Kawasan Pantai Nglambor guna mendukung penulisan ini.

1.8 Sistematika Penulisan


Penelitian ini disusun menjadi empat bab dengan fokus pembahasan yang
berbeda-beda. Setiap bab diharapkan dapat menjadi satu kesatuan sehingga dapat
menjelaskan secara menyeluruh mengenai penelitian yang dilakukan.
Bab satu adalah pendahuluan. Pada bab ini berisi penjelasan alasan
pengambilan tema. Pada bab ini juga akan dipaparkan mengenai penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, serta landasan teori
yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Bab dua adalah gambaran umum obyek penelitian, yaitu gambaran umun.
tentang Pantai Nglambor dan Desa Purwodadi. Pada bab ini akan dijelaskan

11

mengenai kondisi fisik dari Pantai Nglambor, kondisi sosial demografis


masyarakat, dan kepariwisataan di Desa Purwodadi.
Bab tiga adalah pembahasan. Bab ini akan membahas tentang komponenkomponen dalam sistem pariwisata di Pantai Nglambor kemudian menentukan
konsep pengembangan kawasan Pantai Nglambor berdasarkan prinsip-prinsip
ekowisata.
Bab empat merupakan kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian
sehingga diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi nyata bagi
pengembangan pariwisata di Pantai Nglambor penulis menyimpulkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran atas hasil penelitian
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai