Tahapan Folikulogenesis
Tahapan Folikulogenesis
penetrasi sperma. Folikel primer ini memiliki ukuran dengan diameter 100m
(Ownby 2007).
3. Folikel Sekunder
Pada tahap ini aktifitas mitosis folikel tinggi dan menyebabkan bertambahnya
lapisan sel granulosa yang disebut membran granulosa. Membran granulosa ini
mulai mensekresikan cairan folikel. Sel teka yang menyerupai stroma dibentuk
dengan sinyal yang dilepaskan oleh oosit. Sel-sel ini mengelilingi sebagian besar
lapisan luar folikel, membran basal, membentuk teka internal dan teka eksternal.
Jaringan pembuluh kapiler yang komplek terbentuk antara kedua lapisan sel teka
ini dan mulai mensirkulasikan darah menuju dan dari folikel (Wikipedia 2009).
Sel-sel pada teka internal besar, bulat dan seperti epitel, sedangkan sel
pada teka eksternal lebih kecil dan dinamakan fibroblast. Dengan berkumpulnya
cairan folikel dari membran granulosa maka terbentuk kantung kecil yang berisi
cairan diantara sel-sel granulosa. Kantung-kantung kecil tersebut menyatu
sehingga membentuk kantung yang lebih besar, yang kemudian akan berkembang
menjadi antrum. Pada tahap ini folikel disebut juga dengan folikel sekunder
vesikuler. Biasanya pada wanita hanya satu folikel sekunder yang terus
berkembang (Ownby 2007).
Folikel sekunder akhir disebut juga folikel preantral. Proses perubahan sel
primodial sampai preantral dikenal dengan inisiasi rekrutmen yang berlangsung
selama 120 hari pada manusia (Gambar 5). Secara histologi folikel preantral
ditandai dengan oosit yang berkembang sempurna dikelilingi oleh zona pelusida,
kira-kira terdiri dari sembilan lapis sel granulosa, membran basal, teka internal,
kapiler, dan teka eksternal. Folikel pada tahap ini memiliki ukuran diameter
200m (Wikipedia 2009). Oosit mencapai besar maksimal dan letaknya
eksentrik dalam folikel. Meiosis I sampai pada tahap diploten profase. Pada
preparat sayatan semi tipis ovari Opossum terlihat adanya butir-butir lipid dalam
sitoplasma oosit (Cesario dan Matheus 2008). Sel granulosa terdiri dari 6-12 lapis
sel (Heffner dan Schust 2008).
4. Folikel Tersier
Folikel tersier juga dikenal sebagai folikel antral, ditandai dengan pembentukan
rongga berisi cairan yang berdampingan dengan oosit dan disebut antrum.
Struktur dasar dari folikel matang sudah terbentuk. Sel granulosa dan sel teka
melanjutkan proses mitosis dengan peningkatan volume antrum. Folikel tersier
dapat mencapai ukuran yang besar yang dihambat dengan tersedianya FSH.
Dengan perintah yang berasal dari gradien morfogenik yang dilepaskan oosit, sel
granulosa pada folikel tersier mulai berdiferensiasi menjadi empat sub bagian:
a.
kadar hormon FSH menjadi rendah. Sebagai feedback dari rendahnya kadar FSH,
maka hormon LH dan estradiol meningkat kadarnya (Anonim 2009).
5. Folikel de Graaf (Matang)
Folikel yang tidak dominan berdiameter antara 200m sampai dengan 2mm, folikel
ini dapat mengalami atresia. Folikel yang dominan berdiameter 5mm sampai
dengan 10mm dan akan terus berlanjut ke tahap berikutnya (Wikipedia 2009).
Perkembangan oosit pada tahap ini berlangsung sampai dengan metafase pada
meiosis II, dan setelah itu berhenti (Heffner dan Schust 2008).
Oosit yang diselaputi beberapa lapis sel granulosa berada dalam suatu
tonjolan ke dalam antrum, disebut cumulus oophorus. Kalau terjadi ovulasi
tonjolan inilah yang lepas ke luar ovarium, dan sel granulosa sekeliling oosit
disebut corona radiata. Oosit kini disebut ovum, meski meiosis II belum
diselesaikan. Polosit I (polar bodi) yang terbentuk akhir meiosis I berada di luar
oosit, sebelah dalam zona pelusida. Meiosis II diselesaikan kalau ovum dibuahi
(Heffner dan Schust 2008).
Sel folikel melepas hormon estrogen, di mana estradiol merupakan unsur
yang dominan sebelum ovulasi berlangsung. Tahap ini mempunyai seluruh
komponen folikel sekunder vesikuler namun berukuran jauh lebih besar dan
terdiri dari satu antrum yang besar. Folikel ini sangat besar dan biasanya
merupakan perluasan dari bagian terdalam korteks dan menonjol di permukaan
ovari. Folikel de graaf berdiameter 10mm sampai dengan 20mm. Pada beberapa
spesies, sesaat sebelum ovulasi oosit primer pada folikel yang matang
menyelesaikan meiosis I sehingga menghasilkan oosit sekunder dan polar bodi
(Ownby
2007).
Pengamatan
pada
sayatan
semitipis
ovari
Opossum
2008).
Tahap Ovulasi
Pada hari ketiga belas siklus menstruasi, folikel akan membentuk sebuah bukaan yang
disebut stigma dan melepaskan oosit bersama sel kumulus dalam proses yang disebut
ovulasi. Oosit sekarang memiliki kemampuan untuk melakukan fertilisasi dan akan
bergerak turun menuju tuba falopi dan pada akhirnya diimplantasikan di uterus. Oosit
yang sudah berkembang sempurna (gamet) memasuki siklus menstruasi (Ownby 2007).
Corpus Luteum
Pada sebagian besar spesies, LH dari kelenjar pituitari mengarahkan luteinisasi
dan menstimulasi sel granulosa untuk menghasilkan progesteron. Sel granulosa
berproliferasi membesar dan berubah menjadi sel granulosa lutein. Pada beberapa spesies
termasuk manusia, kumpulan lipid berpigmen kuning (lutein) dan lipid-lipid lainnya
menandai perubahan menjadi sel granulosa lutein. Sel-sel pada teka internal juga
bertransformasi menjadi lipid pembentuk sel yang disebut sel teka lutein. Jika terjadi
fertilisasi, corpus luteum dipertahankan dan mensekresikan progesteron (Ownby 2007).
Sel luteal yang kaya lemak dan berwarna kekuningan, membentuk korpus luteum.
Hal ini mencetuskan fase luteal siklus menstruasi, saat sel-sel luteum mensekresikan
estrogen dan progesteron. Pertumbuhan korpus luteum bergantung pada kemampuannya
membentuk vaskularisasi untuk memperoleh darah. Bila terjadi kehamilan, korpus
luteum menetap dan biasanya tidak terjadi lagi periode menstruasi sampai setelah
melahirkan (Ganong 2003).
Corpus Albicans
Bila tidak terjadi kehamilan, korpus luteum mulai mengalami degenerasi sekitar 4
hari sebelum menstruasi berikutnya (hari ke-24 siklus menstruasi) dan akhirnya
digantikan dengan jaringan ikat membentuk korpus albikans (Ganong 2003).