PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang diperhitungkan di bidang pertumbuhan
penduduk, lebih dari 1 juta bayi dilahirkan selamat tiap bulannya bahkan setiap minggu, dari
fenomena tersebut tentu menimbulkan beberapa masalah yaitu kepadatan penduduk. Kepadatan
penduduk adalah batas maksimum kuota suatu daerah tidak mencukupi. Seandainya dalam 1 juta
bayi dilahirkan selamat di region wilayah Jawa tentu di Jawa akan bermasalah dari berbagai
aspek seperti area dan kualitas hidup (pekerjaan)
Dalam masalah kepadatan penduduk yang berdampak ke aspek penyempitan wilayah tentu
harus ada penyelesaian tentang :
1. Penyebaran penduduk yang padat wilayahnya untuk pemanfaatan sumber daya alam
2. Persebaran penduduk di wilayah yang lama ditempati dan padat ke wilayah yang jarang
penduduknya
3. Persebaran penduduk untuk pemerataan pekerjaan
Untuk menjawab hal tersebut tentu perlu adanya inventarisasi, identifikasi, klasifikasi,
evaluasi dan analisis untuk mengetahui jumlah penduduk di suatu tempat, karakteristik social
dan demografi, kelahiran dan kematian, karakteristik pendidikan, karakteristik ekonomi yaitu
dengan diadakannya Sensus Penduduk
Sensus penduduk merupakan kegiatan BPS (Badan Penghitungan Statistik) yang berfungsi
pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan penilaian data penduduk yang menyangkut, cirri-ciri
demografi, social ekonomi dan lingkungan hidup, dengan diketahuinya siri demografi, social
ekonomi dan lingkungan hidup tentu dapat diklasifikasikan mana wilayah yang padat
penduduknya, wilayah mana yang banyak penganggurannya, serta wilayah yang ketertinggalan.
B. Tujuan
1. Melengkapi tugas mata kuliah Demografi Umum Prodi Geografi 2009
2. Member sumbangan secara ilmiah dibidang kependudukan
3. Member pengetahuan kepada pembaca tentang kepadatan penduduk dan cara
penyelesaiannya
C. Rumusan masalah
1. Pengertian sensus penduduk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sensus Penduduk
Sensus penduduk sering disebut cacah jiwa karena di dalam sensus penduduk. Terdapat
berbagai klasifikasi atau menerangkan keadaan manusia dan sensus penduduk dimungkinkan
mampunyai sejarah setua peradaban manusia. Hal ini dibuktikan telah dilaksanakan di Babilonia
4000 tahun sebelum Kristus, begitu pula di Mesir 2500 BC. Pada abadd 16 dan 17 beberapa
sensus penduduk dilaksanakan di Italia, Sisilia dan di Spanyol, akan tetapi sensus penduduk atau
cacah jiwa dilaksanakan untuk tujuan militer, pemungutan pajak dan perluasan kerajaan, dan di
Swedia pada tahun 1979 (Pollas, et.al.1974 dalam, Ida Bagoes Mantra, 2000;8). Hingga
permulaan abad ke-20, sekitar 20 % dari penduduk dunia telah dihitung lewat sensus penduduk
(Mantra,1985 dalam Ida Bagoes Mantra. 2000; 8), begitu pula di Indonesia, cacah jiwa atau
sensus penduduk dilaksanakan sejak sebelum Perang Dunia II tepatnya 1815, tetapi karena
belum banyak pengalaman pelaksanaan pada tahun 1820 dan 1930 sudah cukup baik dan hasil
data yang disajikan dapat dipercaya, akan tetapi data yang disajikan lebih baik tahun 1930 jika
dibandingkan dengan tahun 1920. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan cacah jiwa dari
period eke periode ada peningkatan penyajian data. Tetapi, setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia telah melaksanakan cacah jiwa lima kali yaitu pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan
tahun 2000. Maksud dan diadakannya sensus adalah melakukan proses keseluruhan dan
pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan penilaian data penduduk yang menyangkut antara
lain ; cirri-ciri demografi, social ekonomi, dan lingkungan hidup (Ida Bagoes Mantra, 2000, 9).
Kegitan sensus penduduk dilaksanaka untuk mengatur penempatan penduduk yang meliputi :
1. Penyebaran penduduk yang padat wilayahnya untuk pemanfaatan sumber daya alam
2. Persebaran penduduk di wilayah yang lama ditempati dan padat ke wilayah yang jarang
penduduknya
3. Persebaran penduduk untuk pemerataan pekerjaan
Hal ini sesuai yang diterangkan pada halaman pendahuluan.
Sensus peduduk memiliki cirri yang khas dibanding dengan metode penelitian yang lain,
yaitu:
1. Bersifat individu yang berarti informasi demografi dan sisial ekonomi yang dikumpulkan
bersumber dari individu baik sebagai anggota rumah tangga maupun anggota masyarakat
d) Bangunan
Bangunan fisik adalah tempat perlindungan tetap sementara yang mempunyai
dinding, lantai dan atap baik digunakan untuk tempat tinggal atau bukan tempat
tinggal. Bangunan sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang
mempunyai pintu keluar/masuk sendiri dan merupakan satu kesatuan penggunaan.
e) Rumah tangga
Rumah tangga biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta
makan dari satu dapur.
Rumah tangga khusus terdiri dari:
Faktor Interen
Hambatan yang terjdi dari dalam organisasi adalah factor financial, hal ini
sangat berpengaruh dalam kegiatan pelaksanaan di lapangan maupun pengelolaan
data
Faktor eksternal
Factor yang terjadi/akibat dari luar sehingga mempengaruhi kebenaran
cakupan, kebenaran isi pelaporan dan ketepatan laporan adalah
a) Luasnya Wilayah
Kesalahan cakupan adalah kesalahan dimana tidak seluruh penduduk tercacah dan
bagi yang tercacah ada sebagian dari mereka tercacah dua kali. Hal ini biasanya
terjadi pada Negara-negara yang memiliki mobilitas penduduk tinggi.
Akibat kesalahan cakupan diatas, maka ensus penduduk tidak dapat menyajikan
jumlah penduduk yang tepat pada hari sensus penduduk dilaksanakan.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui jumlah penduduk
2. Dapat mengetahui geografi dan migrasi penduduk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sensus penduduk merupakan kegiatan yang dilakuakn Badan Pusat Statistik yang di
dalamnya melakukan suatu proses pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan penilaian data
penduduk yang menyangkut, cirri-ciri demografi, social ekonomi dan lingkungan hidup, dengan
diketahuinya siri demografi, social ekonomi dan lingkungan hidup, kegiatan sensus di tuntut
untuk menyajikan data yang validuntuk memperoleh data yang maksimal.
B. Saran
Dari pihak BPS untuk melakukan kegiatan aktif yang benar-benar secara frontal atau face
to face menemui responden.