Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, pola guratan-guratan sidik jari tidak hanya digunakan untuk
mengidentifikasi pelaku-pelaku kejahatan, tetapi juga bermanfaat dalam bidang
kedokteran klinik. Sidik yang diperoleh dari ujung jari-jari, telapak tangan serta
telapak kaki sering menunjukan pola abnormalitas yang khas pada kelainan
kromosom, sehingga dapat membantu dalam penegakkan diagnosa.
Menurut Olivier dermatoglifi atau pola sidik jari didefinisikan sebagai
gambaran sulur-sulur dermal yang pararel pada jari-jari tangan dan kaki, serta
telapak tangan dan telapak kaki. Istilah dermatoglifi diperkenalkan pertama kali
oleh Cummin dan Midloo pada tahun 1926.
Secara anatomis dermatoglifi akan membuat permukaan kasar pada
telapak tangan jari tangan, telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam
membantu

proses

memegang

atau

berpijak

sehingga

tidak

tergelincir.

Pembentukan dermatoglifi dimulai dengan proliferasi sel epitel basal epidermis


volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel
kemudian membentuk lipatan-lipatan dan menjadi rigi episermis.
Pada bulan ke-enam kehamilan pembentukan dermatoglifi berakhir
sepenuhnya. Olivier, membagi pola dermatoglifi berdasarkan klasifikasi Galton
atas tiga pola dasar yaitu :
Arch adalah pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang
berupa garis- garis sejajar melengkung seperti busur. Dua macam pola arch yaitu
plain arch dan tented arch.
Loop adalah pola dermatoglifi berupa alur garis-garis sejajar yang berbalik
180. Terdapat dua macam loop baik pada tangan maupun kaki sesuai dengan alur

membuka garis-garis penyusunnya. Pada tangan dikenal loop radial dan loop
ulnar sedang pada kaki dikenal loop tibial dan loop fibular. Dan Whorl adalah
pola dermatoglifi yang dibentuk oleh garis-garis rigi epidermis yang memutar
berbentuk pusaran. Empat macam pola whorl
Plain whorl, central pocket loop, double loop, dan accidental whorl.
Menurut Wertelecki dan Plato, komponen pola dermatoglifi ada tiga yaitu garis
tipe (type line), delta dan pusat (core). Garis tipe adalah dua buah garis yang
paling dalam di daerah pola, yang berjalan sejajar dan mengelilingi daerah pola.
Delta merupakan daerah yang berbentuk segitiga dengan pusat yang disebut
triradii. Titik tengah dari triradii disebut triradiant point. Sedangkan core adalah
pusat dari pola dermatoglifi. Untuk menghitung jumlah sulur pada pola sidik jari,
diambil garis dari triradiant point sampai ke pusat, lalu hitung jumlah garis yang
dilewati. Jumlah garis-garis tersebut dinamakan jumlah total sulur jari (Total
Ridge Count = TRC). Pola sidik jari yang dapat dihitung sulurnya adalah loop
(mempunyai 1 triradii) dan whorl (mempunyai 2 sampai 3 triradii). Sedangkan
arch, tidak dapat dihitung karena tidak memiliki triradii sama sekali. Pembentukan
pola sangat kuat ditentukan secara genetik dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar
sesudah lahir, sehingga para ilmuwan mengembangkan dermatoglifi sebagai alat
dalam mendiagnosis penyakit genetik. (http://chintyarani.ngeblogs.com/page/2/)
Beberapa sifat seks yang dipengaruhi karena gen yang berinteraksi dengan
suatu zat yang tidak diproduksi sama pada laki-laki dan perempuan. Contohnya
adalah pola kebotakan dini. Sejak terjadi transmisi pada laki-laki, gen yang
bertanggung

jawab

harus

autosom.

(http://www.answers.com/topic/sex-

influenced-inheritance)
Kebotakan dapat disebabkan faktor eksternal seperti makanan dan
gangguan penyakit pada kulit kepala. Namun dapat juga disebabkan oleh faktor
genetik. Gen pembawa sifat botak adalah salah satu contoh gen yang dipengaruhi
oleh jenis kelamin. Gen adalah faktor penentu yang menentukan sifat-sifat fisik
makhluk hidup. Gen diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Pada kasus
kepala botak, gen yang membawa sifat kepala botak ekspresinya dipengaruhi oleh

jenis kelamin. Artinya orang yang membawa gen kepala botak tidak dengan
sendirinya menjadi botak tergantung jenis kelaminnya. Kepala botak pada
perempuan hanya terjadi bila si perempuan memiliki sepasang gen kepala botak
yang didapat dari ayah dan ibunya. Sedangkan pada laki-laki akan botak cukup
dengan satu gen saja. (http://duniashinichi.blogspot.com/2007/04/gen-yangdipengaruhi-jenis-kelamin.html, Thursday, April 12, 2007 )
1.2 Tujuan Praktikum
Merinci prosedur untuk mengidentifikasi pola dan jumlah sulur jari tangan
Menghitung dan menginterpretasi nilai X2 untuk menguji data populasi
mahasiswa sekelas, baik tentang pola sulur maupun jumlah sulur pada jari
tangan.
Membuktikan adanya pola ekspresi gen yang dipengaruhi jenis kelamin.

BAB II
DASAR TEORI

PEWARISAN SIFAT YANG DIKENDALIKAN


OLEH GEN MAJEMUK (POLIGEN)
Variasi, istilah yang digunakan dalam ilmu genetika, merujuk pada
peristiwa genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies tertentu
memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya
semua orang di bumi membawa informasi genetis sama. Namun ada yang bermata
sipit, berambut merah, berhidung mancung, atau ber-tubuh pendek, tergantung
pada potensi variasi informasi genetisnya. Evolusionis menyebut variasi dalam
suatu spesies sebagai bukti kebenaran teorinya. Namun, variasi bukanlah bukti
evolusi, karena variasi hanya hasil aneka kombinasi informasi genetis yang sudah
ada, dan tidak menambahkan karakteristik baru pada informasi genetis.
Variasi selalu terjadi dalam batasan informasi genetis yang ada. Dalam
ilmu genetika, batas-batas ini disebut kelompok gen (gene pool). Variasi

menyebabkan semua karakteristik yang ada di dalam kelompok gen suatu spesies
bisa muncul dengan beragam cara. Misalnya pada suatu spesies reptil, variasi
menyebabkan kemunculan varietas yang relatif berekor panjang atau berkaki
pendek, karena baik informasi tentang kaki pendek maupun panjang terdapat
dalam kantung gen.
http://zaifbio.wordpress.com/page/4/?q=Save+Us+From+Berlusconi
GEN-GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN
Jenis kelamin (seks) kita merupakan salah satu karakter fenotipik kita yang
lebih nyata. Meskipun perbedaan antomis dan fisiologis antara pria dan wanita
banyak, dasar kromosom seksnya sedeikit lebih sederhana. Pada manusia dan
manusia lain, seperti pada lalat buah, ada dua varietas kromosom seks,
dilambangkan dengan X dan Y. Seseorang yang mewarisi dua kromosom X, satu
dari masing-masing orang tuanya, biasanya berkembang menjadi perempuan.
Seorang Pria biasanya berkembang dari sebuah zigot yang mengandung satu
kromosom X dan satu kromosom Y. Ketika meiosis terjadi di dalam testis,
kromosom X dan Y berperilaku sama seperti kromosom homolog, meskipun
kromosom-kromosom tersbut hanya homolog sebagian dan hanya mengalami
sedikit pindah silang satu dengan yang lainnya.
Di samping peranannya dalam menentukan jenis kelamin, kromosom seks,
terutama kromosom X, memiliki gen-gen untuk banyak karakter yang tidak
berkaitan dengan seks. Pada manusia, istilah terpaut seks biasanya menunjuk pada
karakter-karakter yang terpaut kromosom X.
Jika suatu sifat terpaut seks disebabkan oleh alel resesif, maka seorang
anak perempuan akan memperlihatkan fenotipenya hanya jika dia merupakan
homozigot. Karena anak laki-laki hanya memiliki satu lokus, istilah homozigot
dan heterozigot tidak memiliki arti untuk menggambarkan gen-gen terpaut seks.
(Hal 286-287-Kromosom-Kromosom Seks. Campbell, Neil. (1999). Biologi
Campbell Jilid I. Jakarta : Erlangga)

Mary

F.Lyon

(1962)

berpendapat

bahwa

kromatin

kelamin

itu

sesungguhnya adalah salah satu sepasang kromosom-X yang mengalami piknosa


(mengembun) setelah pembelahan mitose. Kromosom-X yang mengalami
perubahan ini dapat yang berasal dari ibu atau ayah dan kehilangan aktivitas
genetiknya pendapat ini terkenal sebagai hipotesa Lyon.
Berdasarkan hipotesa itu, maka banyaknya kromatin kelamin yang dapat
dijumpai pada suatu individu adalah sama dengan banyaknya kromosom-X yang
dimiliki oleh individu itu dikurangi dengan satu. Orang perempuan normal adalah
XX, maka ia memiliki 1 kromatin kelamin. Sebaliknya orang laki-laki adalah XY.
Kromatin kemin tidak hanya berguna untuk membedakan sel-sel yang
berasal dari individu pria atau wanita pada orang normal saja, tetapi kerapkali
dapat menolong memberikan diagnosa terhadap berbagai macam kelainan
kromosom

kelamin

pada

manusia.

(Hal

172-Hipotesa

Lyon.

Suryo

(2008).Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University)


Kebotakan dapat disebabkan faktor eksternal seperti makanan dan
gangguan penyakit pada kulit kepala. Namun dapat juga disebabkan oleh faktor
genetik. Gen pembawa sifat botak adalah salah satu contoh gen yang dipengaruhi
oleh jenis kelamin. Gen adalah faktor penentu yang menentukan sifat-sifat fisik
makhluk hidup. Gen diturunkan oleh orang tua kepada anaknya.
Pada kasus kepala botak, gen yang membawa sifat kepala botak
ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin. Artinya orang yang membawa gen
kepala botak tidak dengan sendirinya menjadi botak tergantung jenis
kelaminnya. Kepala botak pada perempuan hanya terjadi bila si perempuan
memiliki sepasang gen kepala botak yang didapat dari ayah dan ibunya.
Sedangkan pada laki-laki akan botak cukup dengan satu gen saja.
Genotip adalah sifat dasar pada individu yang tidak tampak dan tidak
berubah-ubah karena faktor lingkungan (misalnya gen kepala botak genotipnya
adalah BB atau Bb). Fenotip adalah sifat keturunan yang dapat dilihat warna,
bentuk dan ukurannya (misalnya seorang laki-laki dengan genotip Bb & BB

memiliki fenotip kepala botak). Alel adalah anggota dari sepasang gen yang
membawa sifat berlawanan. Misalnya alel B (huruf besar) memiliki pengaruh
kepala botak, sedangkan alel b (huruf kecil) membawa sifat kepala normal. Maka
B dan b adalah sepasang alel.
Genotof dan Fenotif Kepala Botak
Genotif
BB
Bb
bb

Fenotif pada
Laki-laki
Botak
Botak
Normal

Fenotif pada
Perempuan
Botak
Normal
Normal

Gen kepala botak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Seorang laki-laki yang
memiliki pasangan gen BB dan Bb akan berkepala botak. Namun seorang
perempuan baru akan botak bila memiliki pasangan gen BB. Jadi gen kepala
botak (B) bersifat dominan pada laki-laki, sedangkan pada perempuan bersifat
resesif (kalah dominan daripada gen b).
Seorang laki-laki botak dengan genotip Bb bila kawin dengan perempuan
normal dengan genotip bb akan memiliki anak dengan peluang genotip Bb (50%)
dan bb (50%), sehingga peluang anak laki-laki untuk botak adalah 50% dan anak
perempuan botak 0 %. Peluang untuk kebotakan karena faktor genetik lebih besar
pada laki-laki dibanding pada perempuan (Suryo (2008). Genetika. Yogyakarta :
Gadjah Mada University)
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Kegiatan 1 : Penentuan Sidik Jari Tangan
Tinta stempel
Bak stempel
Kertas tulis
Kaca pembesar

Kegiatan 2 : Penghitungan Jumlah Sulur atau Jumlah Rigi pada Jari


Tangan
Pensil/pulpen
Kertas HVS/kertas buram
Kegiatan 3 : Sex Influenced genes
Tangan kiri atau kanan
Kertas dan pensil
3.2 Cara Kerja
Penentuan sidik jari tangan
Menempatkan kesepuluh jari tangan pada bak stempel yang sudah diberi
tinta dengan mengusahakan bagian ujung jari tangan terkena tinta. Membuat
cetakan sidik jari pada kertas buram. Lalu mengamati cetakan sidik jari
menggunakan kaca pembesar dan menentukan tipe pola sulurnya. Menuliskan
hasil pada tabel. Kemudian menghitung frekuensi masing-masing pola sulur pada
seluruh kelas dan mengujinya dengan X2 pada taraf signifikan 5 %.
Penghitungan jumlah sulur pada jari tangan
Menghitung jumlah rigi dari kesepuluh tangan dan memasukkan datanya
ke dalam tabel. Lalu menghitung rata-rata jumlah rigi pada mahasiswa dan
mahasiswws lalu mengujinya dengan X2 pada taraf signifikan 5 %.
Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin
Meletakkan tangan pada kertas yang telah diberi garis horizontal sehingga
jari manis menyinggung garis tersebut. Menentukan apakah jari telunjuk lebih
pendek atau panjang dari jari manis. Kemudian menggambarkan hasil pengamatan
dan menentukan genotipnya
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

N
o.

Nama

Sulur

Ibu Jari
A L

Telunjuk
W

Hilda

Jumla
h rigi

31

Niken

30

Rita

15

Ryan

28

Shei

17

13

10

Jari Tengah

W A

Jari Manis

Kelingking

A L

A L

45

45

41

26

30

17

10

19

35
15

25

18

18

18

32

27

18

18

24

28

18

6 Yan
36
13 17
16
Tabel 1 Jumlah Rigi Jari Tangan Mahasiswa/Mahasiswi

21

32

Data kelas
Tabel 2 Pola Sulur Untuk Setiap Kelompok
Kelompok

Jumlah Sulur TIap Pola


Arch

Jumlah

Loop

Whorl

38

32

70

40

30

70

55

15

70

45

15

60

52

60

56

60

42

50

40

20

60

Keterangan

17

13

Jumlah

368

131

500

Tabel 3 Pengujian X2 Data Kelas


Arch

Loop

Whorl

Jumlah

0,2 %

73,6 %

26,2 %

100 %

5%

70 %

25 %

100 %

-4,8 %

3,6 %

1,2 %

D2/E

4,608 %

0,185 %

0,0576 %

4,8506 %

O Arch = 1/500 x 100% = 0,2%

d Arch = O-E = 0,2-5 = -4,8%

O Loop = 368/500 x 100% = 73,6%

d Loop = O-E = 73,6-70 = 3,6%

O Whorl = 131/500 x 100% = 26,2%

d Whorl = O-E = 26,2-25 = 1,2%

Arch d2/E

= (-4,8)2/5
= 23,04/5
= 4,608%

Loop d2/E

= (3,6)2/70
= 12,96/70
= 0,185%

Whorl d2/E

= (1,2)2/25
= 1,44/25
= 0,0576%

Jumlah d2/E = 4,608% + 0,185% + 0,0576% = 4,8506%


Tabel 4 Data Kelas Jumlah Rigi Pada Jari Tangan
No. Kelompok

Jumlah Rigi
Mahasiswa

Mahasiswi

140 (1)

698 (5)

174 (1)

782 (6)

111 (1)

834 (6)

123 (1)

722 (5)

192 (1)

640 (5)

119 (1)

698 (5)

744 (5)

1277 (6)

Jumlah

859

6395

Rata-rata

107

799

Tabel 5 Uji X2

Jumlah Rigi
Mahasiswa

Mahasiswi

859

6395

6 x 144 = 864

44 x 127 = 5588

(859 - 864) = 4

806

(d )2

(4 )2 / 864 = 0,023

(806 )2 /5588 = 116,4

Jumlah X2 = 0,023 + 116,4 = 116,423

Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin


Nama

Geotip

Keterangan

Ryan

LL

Telunjuk pendek

Shei

Ll

Telunjuk panjang

Rita

Ll

Telunjuk panjang

Niken

Ll

Telunjuk panjang

Yan

Ll

Telunjuk panjang

4.2 Pembahasan
Berdasarkan data kelompok kami mengenai tipe pola sulur dapat diketahui
bahwa dari 6 praktikan (berarti 60 jari tangan) terdapat 45 bertipe loop, 15 bertipe
whorl dan tidak terdapat tipe jari tangan arch. Sedangkan berdasarkan data kelas
mengenai hasil pengamatan pola sulur jari, dapat diketahui bahwa dari 8
kelompok (jumlah total praktikan = 50 ; berarti total jari tangan yang diamati =
500), jumlah sulur tipe arch hanya berjumlah 1, tipe loop jumlahnya yaitu 368,
sedangkan tipe whorl berjumlah 131 jari tangan. Berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa tipe sulur terbanyak yaitu tipe loop. Pada tipe loop ini terdapat
satu triradius yang terdapat pada ujung jari. Sedangkan pada tipe whorl ditemukan
dua triradius pada ujung jarinya. Sedangkan pada tipe arch tidak ditemukan
triradius. Setelah dilakukan pengujian X2 mengenai data kelas tersebut ternyata
didapatkan data bahwa tipe arch angka deviasinya 4,608. Tipe loop deviasinya
0,185 dan tipe whorl deviasinya yaitu 0,0576. Sehingga jumlah X 2 data
kelastersebut yaitu 4,8506. Angka ini sangat signifikan dari yang diharapkan.
Terjadinya penyimpangan yang signifikan ini kemungkinan bisa disebabkan
karena ketidaktelitian mahasiswa dalam menentukan pola sulur. Dan kalaupun
memang mahasiswa tersebut sudah teliti, penyimpangan tersebut terjadi karena
setiap individu memilki karakteristik sulur yang khas dan berbeda-beda satu sama
lain.
Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan mengenai jumlah rigi tangan di
kelompok kami (6 praktikan total rigi = 835) rata-rata jumlah rigi tangannya yaitu
sekitar 14 per jari tangan, sehingga jumlah rigi per orang rata-rata sekitar 140.
Berdasarkan data kelas mengenai jumlah rigi tiap kelompok yaitu dari 6 praktikan
mahasiswa jumlah total rigi yaitu 859 sehingga rata-rata per orang jumlah riginya
yaitu sekitar 143. Sedangkan jumlah rigi yang diharapkan yaitu144. Sehingga

jika dilakukan uji X2 didapatkan deviasinya 0,023 dan angka tersebut masih bisa
diterima. Sedangkan penyimpangan yang signifikan terjadi pada jumlah rigi para
praktikan mahasiswi (total praktikan = 44) jumlah rigi seluruh praktikan
mahasiswi tersebut yaitu 6395, sehingga rata-ratanya sekitar 145. Padahal jumlah
yang diharapkan yaitu 127 per orang. Dan berdasarkan hasil uji X 2 didapatkan
hasil deviasinya yaitu sebesar 116,4. Angka deviasi ini sangat signifikan, sehingga
tidak

bisa

diterima.

Penyimpangan

tersebut

bisa

dikarenakan

karena

ketidaktelitian mahasiswi dalam mengamati jumlah rigi pada jari tangannya.


Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami (6 praktikan) mengenai
kegiatan praktikum tentang gen-gen yang dipengaruhi jenis kelamin (sex
influenced genes) dengan cara mengamati dan membandingkan panjang telunjuk
dan jari manis, dapat diketahui bahwa dari 5 orang mahasiswi (Shei, Niken, Yan,
Rita dan Hilda) jari tangan kanannya diketahui bahwa telunjuknya lebih panjang
daripada jari manisnya (genotipnya Ll atau ll / gen resesif) sedangkan pada jari
tangan kiri diketahui bahwa Hilda dan Rita telunjuknya lebih pendek daripada jari
manisnya (genotipnya LL/gen dominan). Sedangkan praktikan mahasiswanya
(Ryan) pada jari tangan kanannya diketahui bahwa telunjuknya lebih pendek
daripada jari manisnya (genotipnya LL atau Ll / gen dominan) sedangkan pada
jari kirinya telunjuknya lebih panjang daridapa jari manisnya (ll / gen resesif).
Panjang jari telunjuk dibandingkan dengan jari manis tersebut merupakan
gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Biasanya gen dominan tersebut
memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki maupun perempuan. Akan
tetapi, dalam keadaan homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak akan
menampakkan diri dalam fenotip. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang
dominan pada orang laki-laki (genotip LL atau Ll),dan telunjuk panjang itu gen
resesipnya (genotipnya ll), tetapi pada perempuan telunjuk pendek itu genotipnya
hanya LL sedangkan telunjuk panjang geontipnya Ll atau ll.
BAB V
JAWABAN PERTANYAAN
Jawaban Pertanyaan Hal 47

1. Samakah pola sulur jari tangan Saudara yang kanan dengan yang kiri? Manakah
pola yang terbanyak?
Jawab :
Tidak sama, pola terbanyak yaitu pola loops
2. Pola mana yang terbanyak dari kelas Saudara dan berapa masing-masing
frekuensinya?
Jawab :
Pola terbanya yaitu loops. Dengan frekuensi masing-masing arch = 0,2%, loop =
73,6%, dan whorl = 25%
3. Setelah diuji dengan X2, apakah besar penyimpangan pada data kelas dapat
diabaikan (tidak signifikan)? Apabila penyimpangan tersebut signifikan,
kemukakan penyebabnya!
Jawab :
Terjadi penyimpangan yang signifikan, hal ini disebabkan karena ketidaktelitian
mahasiswa dalam menentukan pola sulur. Dan meskipun mahasiswa sudah
melakukannya dengan benar, penyimpangan tersebut terjadi karena berbedanya
tipe-tipe pola pada masing-masing individu
Jawaban pertanyaan hal 48
1. Berapa jumlah total sulur rata-rata mahasiswa dan mahasiswi sekelas?
Jawab :
Rata-rata sulur mahasiswa : 859/6 = 143,1667
Rata-rata sulur mahasiswi : 6395/44 = 145,34
2. Setelah diuji dengan X2, apakah besar penyimpangan pada data kelas dapat
diabaikan (tidak signifikan)? Apabila penyimpangan tersebut signifikan,
kemukakan penyebabnya!
Jawab :
Penyimpangan yang terjadi sangat signifikan, yaitu berdasarkan uji X2 deviasinya
sebesar 116,423 sehingga tidak dapat diabaikan. Penyimpangan tersebut dapat
terjadi karena keditaktelitian mahasiswa dalam mengamati jumlah rigi pada jari
tangannya
BAB VI
KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian X2 data kelas mengenai tipe tersebut ternyata
didapatkan data bahwa tipe arch angka deviasinya 4,608. Tipe loop deviasinya
0,185 dan tipe whorl deviasinya yaitu 0,0576. Sehingga jumlah X 2 data
kelastersebut yaitu 4,8506. Angka ini sangat signifikan dari yang diharapkan.
Terjadinya penyimpangan yang signifikan ini kemungkinan bisa disebabkan

karena ketidaktelitian mahasiswa dalam menentukan pola sulur. Dan kalaupun


memang mahasiswa tersebut sudah teliti, penyimpangan tersebut terjadi karena
setiap individu memilki karakteristik sulur yang khas dan berbeda-beda satu sama
lain.
Panjang jari telunjuk dibandingkan dengan jari manis tersebut merupakan
gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Biasanya gen dominan tersebut
memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki maupun perempuan. Akan
tetapi, dalam keadaan homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak akan
menampakkan diri dalam fenotip.

DAFTAR PUSTAKA

Ainur Annisa, Hastuti Janatin, Nugraha Z.S. (). Pola Sidik Jari Anak-Anak
Sindrom Down Di Slb Bakhti Kencana Dan Anak-Anak Normal Di Sd
Budi

Mulia

Dua

Yogyakarta.[online].

Tersedia

http://chintyarani.ngeblogs.com/page/2/
Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
http://duniashinichi.blogspot.com/2007/04/gen-yang-dipengaruhi-jeniskelamin.html, Thursday, April 12, 2007
http://www.answers.com/topic/sex-influenced-inheritance

http://zaifbio.wordpress.com/page/4/?q=Save+Us+From+Berlusconi
Suryo (2008).Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University)

Anda mungkin juga menyukai