PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyalahgunaan dan peredaran ilegal napza (narkoba, psikotropika, dan
zat adikitif) atau biasa disebut dengan narkoba merupakan salah satu
permasalahan sosial yang sering terjadi ditengah-tengah masyarakat. Hal ini
dapat menimbulkan dampak yang sangat luas meliputi berbagai aspek, baik
kesehatan,
kesejahteraan,
keamanan,
dan
ekonomi.
Dewasa
ini
3,5%-5,7%
menunjukkan
kecenderungan
prevalensi
baik yang
ekstrinsik. Motivasi dalam diri atau motivasi interinsik residen muncul karena
menyangkut kepuasan yang ada dalam diri atau disebut dengan cognitive
motives.
Dalam
proses
pelatihan
otomotif
residen
dituntut
untuk
mengembangkan potensi dalam diri yang sudah ada agar kreativitas muncul
motivasi tersebut dinamakan self expression. Terciptanya suasana kompetensi
yang sehat bagi residen lain disebut dengan self enhancement. Motivasi
eksterinsik adanya dukungan dari keluarga residen, staff, instruktur dan teman
sesama residen di panti agar mengikuti pelatihan otomotif dan kelak bisa
bekerja di bengkel sepeda motor (Nursetyo Mohammad Rizal, 2016).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tetntang Program layanan pasca rehabilitasi dengan
judul Motivasi Residen dalam Mengikuti Program Layanan Pasca
Rehabilitasi di BNNP Gorontalo.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana karakteristik residen yang mengikuti program layanan pasca
rehabilitasi di BNNP Gorontalo?
2. Bagaimana motivasi residen dalam mengikuti program layanan pasca
rehabilitasi di BNNP Gorontalo?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui motivasi residen dalam mengikuti program
layanan pasca rehabilitasi di BNNP Gorontalo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik residen yang mengikuti program
layanan pasca rehabilitasi di BNNP Gorontalo.
b. Untuk mengetahui motivasi residen dalam mengikuti program
layanan pasca rehabilitasi di BNNP Gorontalo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan melalui upaya untuk mengkaji, menerapkan dan
menjelaskan dalam bentuk teori-teori dan konsep tertentu.
2. Manfaat Institusi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Tinjauan Umum Motivasi
1. Pengertian
Motivasi
berasal
dari
bahasa
Latin
movere,
yang
berarti
manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia, yang
menyebabkan manusia bertindak atau melakukan sesuatu. Motivasi
adalah daya dorong (dalam hati-pikiran) yang menjadikan orang mau
(bahkan seringkali dengan penuh semangat) untuk melakukan sesuatu
(Asrukin Mochammad, Tanpa Tahun).
Menurut Sedarmayanti (2000: 66) dalam Nursetyo Mohammad Rizal
(2016). Motivasi dapat diartikan sebagai daya pendorong yang
menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang diperbuat karena takut
akan sesuatu. Perbuatan atau tindakan tersebut dapat berarti kerja keras
guna lebih berprestasi, menambah keahlian, sumbang saran dan lain-lain.
Menurut Robbin (2001) dalam Subyantoro Arif (2009). Motivasi
didefinisikan sebagai satu proses yang menghasilkan suatu intensitas,
arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan.
Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya pemberian
pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor
eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional (Nursetyo
Mohammad Rizal, 2016).
2. Teori Motivasi
a. Teori Abraham Maslow (1943;1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada
dasarnya
semua
manusia
memiliki
kebutuhan
pokok.
Ia
melainkan
bagaimana
mempertahankannya.
keberhasilan
maupun
kegagalan,
sangat
besar
kerja
dicapai
dalam
pekerjaan
maka
akan
Faktor
higienes
yang
menimbulkan
10
11
12
13
14
dari
residen
dikumpulkan
dan
membicarakan
ini
berupa
kunjungan
langsung
kerumah
mantan
Rehabilitasi
sebagian
mantan
penyalahguna
sudah
menunjukan hasil yang positif di lihat dari tes urine yang dilakukan
pada beberapa waktu kemarin yang menunjukan banyak mantan
penyalahguna sudah tidak kembali lagi menggunakan ataupun
15
sampai
menghilangkan
rasa
nyeri,
dan
dapat
16
mempunyai
potensi
sangat
tinggi
mengakibatkan
mempunyai
potensi
sedang
mengakibatkan
sindroma
17
serta
mempunyai
ketergantungan.
potensi
Contoh:
ringan
mengakibatkan
Diazepam,
Nitrazepam
sindroma
(Nursetyo
depresi.
Terdapat
tiga
faktor
terjadinya
tindakan
penyalahgunaan Napza:
a. Faktor keluarga
Lingkunagn keluarga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Suatu kondisi atau keadaan keluarga yang tidak
harmonis, seperti keluarga tidak utuh, hubungan yang tidak baik
antara anak-ibu-bapak, orang tua terlalu sibuk. Hal ini dapat
menjadikan anak membentuk nilai-nilai sendiri dengan mengkaitkan
dirinya terhadap obat-obatan.
b. Tekanan kelompok sebaya
Teman sebaya besar pengaruhnya bagi awal penggunaan Napza.
Sering disebabkan oleh tekanan kelompok, bujukan untuk mencoba
yang apabila menolak akan dikucilkan dari kelompok.
c. Faktor individu
18
pelajaran.
Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah.
Sering menguap, mengantuk, dan malas.
Tidak memperdulikan kesehatan dirinya.
Suka mencuri untuk membeli narkoba.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:1) dalam Nurhuda Trisulistiyanto (2015)
pendekatan penelitian meruipakan keseluruhan cara atau kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari
merumuskan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan motivasi residen
dalam mengikuti program layanan pasca rehabilitasi yang dilakukan oleh
BNNP Gorontalo.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 juni sampai pada tanggal 26
juli 2016.
20
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di BNNP Gorontalo
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh mantan
penyalahguna narkoba yang menjalani pasca rehabilitasi tahap 2
sebanyak 25 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
Purvosive sampling dimana sampel yang diambil sesuai pertimbangan
peneliti sendiri.
Menurut Notoatdmojo soekidjo, 2012. Purvosive sampling yaitu
pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
karakteristik residen (nama, jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan
dan alamat), dan motivasi residen mengikuti program layanan pasca
rehabilitasi.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu program layanan pasca
rehabilitasi
E. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri dibantu pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun
teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Observasi
Observasi yaitu penulis melakukan kegiatan pengamatan secara
langsung pada objek penelitian dengan cara non partisipasi artinya
peneliti tidak ikut serta dalam proses kerja dan mencatat hal yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian.
2. Wawancara mendalam (indepeth interview) yaitu suatu cara untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data melalui tanya jawab dan dialog
atau diskusi dengan informan yang dianggap mengetahui banyak tentang
dan masalah penelitian.
21
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi ini merupakan metode bantu dalam upaya
memperoleh data. Kejadian-kejadian atau peristiwa tertentu yang dapat
dijadikan atau dipakai untuk menjelaskan kondisi didokumentasikan oleh
peneliti.
Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi dokumentasi kegiatan
layanan pasca rehabilitasi yang di laksanakan oleh pihak BNNP
Gorontalo.
22
makna
hubungan
variabel-variabel
sehingga
dapat
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah BNNP Gorontalo
Permasalahan Narkoba merupakan permasalahan kejahatan besar
(extraordinary crime) yang terorganisasi dan memiliki jaringan yang
luas melampaui batas Negara. Hal ini menjadi tanggung jawab seluruh
bangsa dan rakyat Indonesia. Untuk itu dalam rangka mengintensifkan
program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), pada tahun 2009 pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang (UU) Nomor 35 tentang Narkotika.
Dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 diatur kelembagaan Badan
Narkotika Nasional (BNN) dari lembaga non struktural sebagai
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada dibawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Program nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) menjadi tugas utama BNN. Dalam rangka
mewujudkan program P4GN, BNN menyebar sampai tingkat wilayah
provinsi bahkan kabupaten/kota di Indonesia.
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) adalah instansi
vertikal BNN yang melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang BNN
dalam wilayah provinsi. BNNP Gorontalo merupakan instansi vertikal
BNN yang bertugas di wilayah provinsi Gorontalo. Dahulu BNNP
Gorontalo, merupakan instansi pemerintah daerah provinsi Gorontalo
dengan nama Badan Narkotika Provinsi (BNP) Gorontalo. Namun
sejak tanggal 20 April 2011, melalui kesepakatan bersama antara pihak
24
tersebut
BNNP Gorontalo
bersinergi
dengan
seluruh
Rencana Strategis
a. Visi
Visi BNNP Gorontalo yakni menjadi perwakilan Badan
Narkotika Nasional (BNN) di provinsi yang bekerja secara
profesional dan mampu menyatukan dan menggerakkan seluruh
komponen masyarakat, instansi pemerintah,dan instansi swasta di
provinsi Gorontalo dalam melaksanakan program nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkoba (P4GN).
b. Misi
Misi BNNP Gorontalo yakni bersama-sama dengan instansi
pemerintah, instansi swasta serta seluruh komponen masyarakat
di wilayah provinsi Gorontalo dalam melaksanakan program.
3. Program BNNP Gorontalo
a. Pencegahan;
25
b. Pemberdayaan Masyarakat;
c. Rehabilitasi;
d. Pemberantasan; serta didukung oleh tata kelola pemerintahan
yang akuntabel.
4. Tugas Pokok
BNNP Gorontalo mempunyai tugas pokok, yakni :
a. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif Lainnya) di
wilayah provinsi Gorontalo;
b. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Daerah Gorontalo dalam
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif
Lainnya);
c. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial pecandu Narkotika di wilayah provinsi
Gorontalo, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
masyarakat;
d. Memberdayakan masyarakat provinsi Gorontalo dalam pencegahan
penyalahgunaan
dan
peredaran
gelap
Narkoba
(Narkotika,
tahunan
di
bidang
pencegahan
dan
pemberantasan
26
6. Struktur Organisasi
27
NIP, 197908252008011012
NIP, 197212092005011008
PENATA/ III-C
STAFF
STAFF
Husain Djunaid
M. Rasul, S.Kep
Arfan Rahim SE
Ummu Aiman Fikriani S.psi
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Residen yang mengikuti Program Pasca Rehabilitasi
a. Tabel 1. Distribusi Residen berdasarkan Jenis Kelamin
BNNP Gorontalo
28
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Sumber: Data Primer, 2016.
n
12
3
15
%
80
20
100
20
Persentase
3
12 Jumlah
laki- laki
perempuan
n
7
8
15
%
46.7
53.3
100
29
53.3
46.7
Jumlah
Persentase
8
>25 tahun
<25 tahun
30
46.6
20
13.3
Jumlah
Persentase
6.7
6.7
7
3
6.7
1
Di
agram 3. Distribusi Residen berdasarkan Pekerjaan
d. Tabel 4. Distribusi Residen berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
n
%
SD
1
6.7
SMP
0
0
SMA
13
86.6
PT
1
6.7
Total
15
100
Sumber: Data Primer, 2016.
Berdasarkan tabel 4 diatas, menunjukkan bahwa distribusi residen
berdasarkan pendidikan yang tertinggi yaitu SMA sebanyak 13 orang
(86.6) dan pendidikan terendah yaitu SD dan PT sebanyak 1 orang
(6.7%).
86.6
1
SD
6.7
Jumlah
13
0
0
SMP
Persentase
SMA
PT
31
6.7
kegiatan ini.
Responden kedua
Pertanyaan tentang apa yang melatar belakangi atau mendorong
untuk mengikuti program layanan pasca rehabilitasi, menurut S.A
selaku peserta yang mengikuti program pasca rehabilitasi BNNP
Provinsi:
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
33
34