Anda di halaman 1dari 32

1

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


ANALISA KANDUNGAN FORMALIN PADA SOSIS YANG DI
JUAL DI SD NEGERI KECAMATAN CIRINTEN KABUPATEN
LEBAK BANTEN
Disusun untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi
(Amd. Farm)

DISUSUN OLEH :
IMAN KURNIA
014030023

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH


TANGERANG BANTEN
TAHUN 2016

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH


ANALISA KANDUNGAN FORMALIN PADA SOSIS YANG DI
JUAL DI SD NEGERI KECAMATAN CIRINTEN KABUPATEN
LEBAK BANTEN

Disusun Oleh :
IMAN KURNIA
014030023

Rangkasbitung, Desember 2016


Mengetahui :
Pembimbing 1

Pembimbing 2

(Nita Rusdiana, S.Far, M.Sc, Apt.)

(Diana Sylvia, S.Si., M.Si)

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat memenuhi
kewajiban untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Tak lupa shalawat
serta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wasalam.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai tugas akhir yang merupakan
salah satu syarat untuk mencapai derajat Ahli Madya Farmasi dalam
program studi Farmasi di Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah
Tangerang. Penyusuan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik
tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan banyak terima kasih


kepada :
1. Nita Rusdiana, S.Far, M.Sc, Apt.

selaku Ketua Sekolah Farmasi

Muhammadiyah Tangerang.
2. Meta Safitri, S.Far, M.Sc, Apt. selaku Ketua Program Studi DIII di

Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.


3. Diana Sylvia, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberi masukan dan saran.


4. Kedua orang tua yang telah banyak membantu dan mendorong penulis

untuk menyelesaikan penelitian ini.


5. Semua rekan mahasiswa yang telah saling membantu demi kelancaran

proses penyusunan tugas akhir ini.


Penyusun sangat menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis berharap dengan segala saran dan kritik
dari para pembaca yang bersifat membangun yang dapat memberikan
kemajuan untuk penyusun dimasa akan datang. Akhir kata penyusun
mengharapkan semoga tugas makalah ini menjadi manfaat khususnya
untuk penyusun dapat menyempurnakan penelitian di masa yang akan
datang.

Tangerang, Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................4
1. Bagi Institusi.................................................................................................4
2. Bagi Masyarakat...........................................................................................4
3. Bagi Penulis..................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Pengertian Formalin.......................................................................................5
2.2 Penggunaan Formalin.....................................................................................7
2.3 Bahaya Formalin............................................................................................8
2.4 Efek Mengkonsumsi Formalin dalam Jangka Pendek.................................10

2.5 Cara Mengidentifikasi Formalin pada Sosis.................................................10


2.6 Definisi Sosis ..............................................................................................10
2.6.1 Proses Pembuatan..................................................................................11
2.7 Kegunaan Asam Kromatofat........................................................................12
2.8 Penelitian Relevan........................................................................................13
2.9 Kerangka Konsep.........................................................................................13
2.10 Hipotesis.....................................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................15
3.1 Deskripsi Objek Pnelitian.............................................................................15
3.1.1 Rancangan Peneitian..............................................................................15
3.1.2 Waktu Dan Tempat Penelitian................................................................15
3.1.3 Populasi..................................................................................................15
3.1.4 Sampel...................................................................................................16
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................16
3.2.1 Alat.........................................................................................................16
3.2.2 Bahan.....................................................................................................16
3.3 Variabel Penelitian........................................................................................16
3.3.1 Variabel Independen..............................................................................16
3.3.2 Variabel Dependen.................................................................................17

3.4 Rancangan Penelitian...................................................................................17


a. Jenis Penelitian............................................................................................17
b. Prosedur Penelitian.....................................................................................17
c. Definisi Oprasional.....................................................................................19
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................20
3.6 Teknik Analisis Data.....................................................................................20
3.7 Cara Kerja.....................................................................................................20
3.8 Rencana Penelitian.......................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah


generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan di tentukan
kualitas anak-anak saat ini. Untuk mempersiapkan generasi penerus
bangsa yang sehat dan berkualitas maka harus di mulai dari sekarang.
Tanggung jawab pembentukan generasi mendatang terdapat pada generasi
saat ini. Untuk menjawab tantangan tersebut Wakil Presiden RI telah
mencanangkan gerakan nasional Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) pada

tanggal 31 Januari 2011 di Istana Wapres. Pencanangan tersebut bertema


GERAKAN MENUJU PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH YANG
AMAN, BERMUTU, DAN BERGIZI Gerakan Nasional PJAS ini di
laksanakan dalam jangka waktu 4 (empat) tahun, dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2014 dengan target 18000 SD/MI seluruh Indonesia. Bentuk
kegiatannya berupa pengawasan, pembinaan dan pengawalan PJAS ke
SD/MI (Sumber POM).
Jajanan merupakan makanan favorit bagi anak-anak sekolah
khususnya anak sekolah dasar, selain murah, jajanan juga sangat praktis
untuk di santap waktu anak SD sedang beristirahat di sekolah. Berbagai
macam jajanan dijajakan di sekolah sebagai contoh sirup, agar-agar, mie,
bakso, jelly, kudapan dll. Berbagai makanan tersebut sangat beragam
sehingga para siswa dapat memilihnya. Namun, dari jajanan yang sering
ditemui di sekolah-sekolah, makanan tersebut tanpa disadari dapat
membahayakan bagi kesehatan karena dari makanan tersebut terdapat zatzat yang berbahaya yang dapat membahayakan bagi orang yang
memakannya. Saat ini sangat marak terjadi kecurangan dalam dunia
pangan, khususnya banyak pedagang-pedagang nakal yang mencoba untuk
meraih keuntungan dengan menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya
seperti formalin. Konsumen sebagai masyarakat awam masih sulit untuk
membedakan ikan asin yang mengandung formalin atau tidak (Sekarwati,
2016).

10

Formalin adalah senyawa kimia berguna bagi manusia, dalam dunia


pertanian, di dunia kedokteran (sebagai antiseptic dan pengawet pada
sediaan preparat), dan dalam kepentingan kimiawi lainnya. Sering dengan
perkembangan zaman, kegunaan formalinsemakin marak merambah pada
bidang pangan. Dalam laporan tahunan Badan POM tahun 2012 di
semarang masih di temukan adanya formalin dalam jajanan anak-anak.
Penggunaan formalin yang merupakan zat toksik bagi tubuh ini
bertentangan dengan PERMENKES RI No.772/Menkes/PER/IX/88 dan
No.1168/Menkes/X/1999 dimana penggunaan formalin sebagai bahan
tambahan pada makanan dilarang, PP No 28 tahun 2004 tentang
keamanan, mutu dan gizi pangan, UU No 7 tahun 1996 tentang pangan
dan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Novita Sekarwati
dan Eva Runi Khristiani dengan judul Kajian Kandungan Formalin Pada
Bakso Tusuk Yang Di Jual Di SD Negeri Wilayah Kecamatan Depok
Sleman Yogyakarta menyatakan bahwa dari hasil pemeriksaan tersebut di
dapatkan hasil bahwa 7 tempat penjualan bakso tusuk di SD Negeri
Wilayah Kecamatan Depok negatif terhadap penggunaan formalin. Maka
dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Analisa
Kandungan Formalin Pada Sosis Yang Di Jual Di SD Negeri Kecamatan
Kabupaten Lebak Banten.

1.2 Rumusan Masalah

11

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di buat rumusan


masalah sebagai berikut :
1

Apakah jajanan yang terdapat di SD Kecamatan Cirinten mengandung


formalin?

Berapakah jumlah tempat penjualan sosis di SD Kecamatan Cirinten


Kabupaten Lebak yang mengandung formalin?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin pada jajanan anak

SD.
2. Untuk mengetahui jumlah penjualan sosis di SD Kecamatan Cirinten

Kabupaten Lebak Banten yang mengandung formalin?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan kepada dinas kesehatan dan badan


pengawas obat dan makanan (BPOM) di Kecamatan Cirinten dalam
hal pemeriksaan dan pengawasan yang lebih baik.

2. Bagi Masyarakat
1

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat mengenai ada atau


tidaknya penggunaan formalin pada jajanan anak SD.

12

Masyarakat dapat lebih selektif dalam memilih jajanan anak SD


yang akan di beli di SD Negeri Kecamatan Cirinten.

Sebagai bahan acuan agar masyarakat mengetahui ciri-ciri makanan


yang mengandung formalin.

3. Bagi Penulis

Peneliti ini merupakan media belajar dalam menerapkan ilmu yang


di peroleh selama pendidikan serta untuk menambah wawasan
penegetahuan terutama hal-hal yang terjadi di masyarakat.

13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Formalin

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat


menusuk. Didalam formalin mengandung sekitar 37 persen formaldehid
dalam air, biasanya ditambah methanol hingga 15 peresen sebagai
pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan)
dan banyak digunakan dalam industri. Nama lain dari formalin adalah
formol,

Methylene

Polyoxymethylene

aldehyde,
glycols,

Paraforin,

Methanal,

Morbicid,

Formofom,

Oxomethane,
Superlysoform,

Formaldehyde, dan Formalith. (Astawan, Made, 2006).


Formalin merupakan suatu zat yang biasanya mengandung 37%
formaldehid

dalam pelarut air

dan mengandung

10% metanol.

Karakteristik formalin yakni tidak berwarna bau yang keras dan


mempunyai berat jenis 1,09 kg/1 dalam suhu 20 derajat celcius (Sari,
2008). Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuk gas, atau
cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai
Paraformaldehyde atau trioxana (Ratnaningtyas, 2012). Paraformaldehid
juga digunakan untuk memberi kekuatan terhadap air pada kertas atau

14

kain, dan juga sebagai perekat plywood dan papan kayu yang lain.
Paraformaldehid, kadang kadang mengandung formldehid bebas. Batas
paparan formaldehid 2 ppm, dan dosis patal formalin 60 90 ml (Sartono,
2001).
Formalin merupakan salah satu pengawet non pangan yang
sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan. Menurut
Sartono (2001), formaldehid biasa digunakan sebagai antiseptika,
desinfektan, deodoran, dan sebagai larutan untuk membalsam mayat.
Formaldehid yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid
bervariasi antara 20% - 40% (Sitiopan, 2012). Di pasaran, formalin dapat
diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yakni dengan kadar
formaldehidnya 40, 30, 20, 10 persen serta dalam bentuk tablet yang
beratnya masing masing 5 g (Cahanar et al, 2006). Alasan
penyalahgunaan formalin sebagai pengawet makanan karena harga
formalin yang relatif lebih murah yakni berkisar antara Rp. 5000 Rp.
7000 per liternya (Saparinto dan Hidayati, 2006). Menurut Hendaryani
(2012) harga formalin saat ini sangat murah yakni Rp. 8000/liter,
sedangkan harga pengawet makanan seperti kotosan cukup mahal yakni
Rp. 170.000 per kilogram, itulah mengapa pedangan makanan yang tidak
bertanggung jawab lebih memilih menggunakan formalin dibanding
kitosan.
Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus Molekul
HCOH. Karna kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan

15

distribusinya ke dalam sel tubuh. Gugus karbonil yang dimiliki sangat


aktif, dapat bereaksi dengan gugus-NH2 dari protein yang ada pada tubuh
membentuk senyawa yang mengendap (Harmita,2010).
Rumus bangun formalin :
O

C
H

2.2 Penggunaan Formalin

Penggunaan formalin antara lain sebagai pembunuh kuman


sehingga digunakan sebagai pembersih lantai, gudang, pakaian dan kapal,
pembasmi serangga dan lalat dan serangga lainnya, bahan pembuat sutra
buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak.Dalam dunia
fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas,
bahan pembentuk pupuk berupa urea, bahan pembuatan produk parfum,
bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku, pencegah korosi4
untuk sumur minyak, bahan untuk isolasi busa, bahan perekat untuk
produk kayu lapis (playwood), dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1%)
digunakan sebagai pengawet, pembersih rumah tangga, cairan pencuci
piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet
(Harmita, 2010).

16

2.3 Bahaya Formalin

Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat


disesalkan. Melalui sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium,
ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai
pengawe. Praktek yang salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola
pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh yang sering
mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan
tahu yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat, tidak semua produk
pangan mengandung formalin.
Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan.
Akibat yang di timbulkan dapat berupa : Luka bakar pada kulit, Iritasi
pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia
Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat
1. Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi,

alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut
dan pusing.
2. Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam

jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkinan parah,


mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pancreas, system
saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan
kanker

sedangkan

(menyebabkan

pada

kanker).

manusia

diduga

Mengkonsumsi

bersifat

bahan

karsinogen

makanan

yang

17

mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka


panjang, karna terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
3. Apabila terhirup dalam jangka waktu lama akan menimbulkan sakit

kepala, gangguan pernafasa, batuk-batuk, radang selaput lender


hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru
efek. Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah,
keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat
berkurang. Gangguan head kemandulan pada perempuan Kanker pada
hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak. Apabila
terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga memerah,
rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan mengeluarkan air
mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin
dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi
kerusakan pada lensa mata.
4. Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar,

sakit menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi


pendarahan, sakit perut yang heba, sakit kepala, hipotensi (tekanan
darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat
terjadi kerusakan hati, jantung otak, limpa, pancreas, system susunan
saraf pusat dan ginjal (Fajar, 2013).

18

2.4 Efek Mengkonsumsi Formalin dalam Jangka Pendek


1. Jika terkena mata, maka terjadi iritasi, gatal dan penglihatan kabur.

Jika tertelan maka dapat menimbulkan kerusakan hati, jantung, otak,


limpa, ginjal, dll.
2. Jika

terhirup maka dapat menyebabkan iritasi pada hidung,

tenggorokan, batuk, diare dan gangguan paru-paru/pernafasan.


Gangguan menstruasi dan kemandulan pada perempuan.
3. Luka pada ginjal, gamgguan pernafasan, daya ingat terganggu, sulit

tidur hingga kanker otak.


4. Jika bersentuhan dengan kulit dapat menyebabkan panas, mati rasa

hingga radang kulit (Fajar 2013).

2.5 Cara Mengidentifikasi Formalin pada Sosis

Keberadaan formalin pada sosis hanya bisa dibuktikan dengan uji


labolatorium. Metode yang dilakukan salah satunya dengan cara pengujian
menggunakan Food Security pelarut asam kromatofat. Jika warna merah
jambu pudar, maka menunjukan sampel tersebut mengandung formalin
(Thomas, 2014).

2.6 Definisi Sosis

Sosis atau sausage berasal dari bahasa latin salsus yang berarti
digarami atau secara harfiah berarti daging yang disiapkan melalui
penggaraman (Kramlich, 1971). Sedangkan menurut SNI 01-3020-1995

19

(DSN, 1995) sosis adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran
daging halus (mengandung daging tidak kurang dari 75%) dengan tepung
atau pati dengan atau tanpa penambahan bumbu bumbu dan tambahan
makanan lain yang diizinkan dan dimasukkan ke dalam selubung sosis.
Nutrisi

Jumlah (%)

Air

Maks 67,0

Protein

Min 13,0

Abu

Maks 3,0

Lemak

Maks 25

Karbohidrat

Maks 8

Sumber : Dewan Standar Nasional (1995)


Bahan utama dalam pembuatan sosis adalah jaringan hewan. Selain
daging lean (tanpa lemak), daging berlemak juga ditambahkan untuk
memberi rasa lezat. Jaringan hewan yang berada dalam hal rasio kadar
protein-air, rasio lemak daging dan jumlah pigmen (Kramlich, 1971).
Daging (termasuk lemak) merupakan bahan terbanyak dalam sosis, yaitu

20

sekitar 85 90% atau bahkan boleh lebih, daging yang digunakan adalah
bagian bagian yang tingkat penerimaannya kurang (Wilson et al, 1981).
2.6.1

Proses Pembuatan
Pembuatan sosis pada dasarnya yaitu berawal dengan
pemilihan daging, kemudian dihaluskan secara hati hati. Bahan
tambahan makanannya yang khusus ditambahkan adalah natrium
nitrit atau natrium nitrat supaya mempertahankan warna daging,
glukosa, sukrosa, merica, bawang putih, ketumbar. Setelah
dicampur rata maka dimasukkan ke dalam selubung sosis diasap di
uang asap selama 12 16 jam (Purnomo, 2009). Adonan sosis
dimasukkan ke dalam selubung (Casing) dengan menggunakan alat
khusus dengan tujuan membentuk dan mempertahankan kestabilan
(Karmilch, 1971) dan mengurangi terbentuknya kantong kantong
udara (Henrickson, 1978).
Pemanasan bertujuan untuk menyatukan komponen utama
adonan sosis, inaktivasi mikroorganisme dan meningkatkan atau
menurunkan keempukan tergantung temperatur serta jenis daging
(Lawrie, 1995).

2.7 Kegunaan Asam Kromatofat

Asam kromatofat dengan rumus molekul C H6O8S2Na2.2H2O


10

digunakan untuk mengikat formalin agar terlepas dari bahan. Formalin

21

juga bereaksi dengan asam kromatofat menghasilkan senyawa kompleks


yang berwarna merah keunguan. Reaksinya dapat dipercepat dengan cara
menambahkan asam fosfat dan hidrogen peroksida. Caranya bahan yang
diduga mengandung formalin ditetesi dengan campuran asam kromatofat,
asam fosfat, dan hidrogen peroksida. Jika dihasilkan warna merah
keunguan maka dapat disimpulkan bahwa bahan tersebut mengandung
formalin (Widyaningsih, 2006).

2.8 Penelitian Relevan


1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Novita Sekarwati

dan Eva Runi Khristiani dengan judul Kajian Kandungan Formalin


Pada Bakso Tusuk Yang Di Jual Di SD Negeri Kecamatan Depok
Sleman Yogyakarta menyatakan bahwa dari hasil pemeriksaan
tersebut di dapatkan hasil bahwa 7 tempat penjualan bakso tusuk di SD
Negeri Wilayah Kecamatan Depok negatif terhadap penggunaan
formalin.
2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sajiman dkk, (2015)

yang berjudul Kajian Bahan Berbahaya Formalin Pada Pangan


Jajanan Anak Sekolah Di Banjarbaru menyatakan bahwa hasil
pemerikaan terhadap sampel tidak ditemukan kandungan bahan
berbahaya (Formalin) pada makanan jajanan yang di jual di lingkungan
sekolah dasar di kota banjarbaru.

22

2.9 Kerangka Konsep

Berdasarkan hasil pengolahan data di Sekolah Dasar tersebut dapat


diambil kerangka konsep sebagai berikut :
Variabel Independen

Variabel Dependen

Analisa Kandungan Formalin


1. Formalin

Pada Sosis Yang Di Jual Di SD


Negeri

Wilayah

2. Jumlah sekolah

Kecamatan

Cirinten Lebak Banten

2.10

Hipotesis
Pemeriksaan terhadap sampel dari 5 tempat penjualan sosis di
SD Negeri Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak Banten tidak
ditemukan kandungan bahan berbahaya formalin.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Deskripsi Objek Pnelitian


3.1.1

Rancangan Peneitian
Rancangan penelitian yang di ambil oleh penulis adalah
melakukan survey yang bersifat deskriptif dengan pemeriksaan

23

laboratorium untuk pemeriksaan formalin pada sosis yang di jual di


Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cirinten Lebak Banten.

3.1.2

Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 di
laboratorium Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.

3.1.3

Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit analisa yang memiliki
karakteristik yang secara umum dapat diamati yang akan dijadikan
sasaran penelitian nantinya (Hastono, 2010). Adapun populasi
dalam penelitian ini adalah sosis yang berada di SD Negeri
Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak Banten.

3.1.4

Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang ciri cirinya
diselidiki atau diukur (Hastono, 2010). Sampel dalam penelitian ini
yaitu sosis mentah yang belum melewati proses penggorengan
sebanyak 5 sampel dari beberapa SD Negeri Cirinten yang
berbeda.

24

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung
reaksi, pipet drop, dan kertas saring, beker gelas, gelas ukur, kaca
arloji.

3.2.2

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosis
sapi, sosis ayam, asam kromatofat dan aquadest.

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1

Variabel Independen
Variabel yang dipandang sebagai penyebab kemunculan
variabel terikat yang atau diduga sebagai akibatnya (Sugiono,
2007). Variabel bebas dalam penelitian ini kandungan formalin
yang terdapat dalam sosis.

3.3.2

Variabel Dependen
Sering disebut variabel terikat atau variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiono, 2007). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sosis
yang di jual di SD Negeri Wilayah Kecamatan Cirinten Lebak
Banten.

25

3.4 Rancangan Penelitian


a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu untuk


mengetahui kandungan formalin yang terdapat pada sosis.

b. Prosedur Penelitian
1. Pengajuan Judul

Pengajuan judul dilakukan oleh penulis yang ditujukan


kepada pihak kampus Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah
Tangerang agar dapat menerima tema yang akan diteliti penulis dan
menjadi suatu tema besar Karya Tulis Ilmiah tersebut.
2. Study Literatur

Study literatur yang dilakukan dengan menggunakan


referensi buku dan jurnal terkait dengan judul yang telah disetujui
oleh pihak kampus.

3. Pembuatan Proposal

Pembuatan proposal dilakukan oleh peneliti dengan arahan


dari dosen pembimbing, setelah pembuatan proposal selesai,
kemudian proposal akan disetujui oleh pembimbing 1 dan
pembimbing 2 untuk selanjutnya dilakukan penelitian.
4. Izin Penelitian

26

Sebelum melakukan penelitian di Laboratorium Sekolah


Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, peneliti terlebih
dahulu meminta surat izin kepada pihak kampus Sekolah Tinggi
Farmasi Muhammadiyah Tangerang.
5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Total


Sampling di mana semua jumlah populasi dijadikan sampel.
6. Pengolahan Data

Hasil uji yang didapatkan kemudian dianalisa kembali oleh


peneliti untuk memastikan apakah data yang telah diperoleh sudah
sesuai dengan jurnal yang menjadi acuan.
7. Analisa Data

Teknik analisa data dilakukan dengan analisis secara


kualitatif yaitu untuk memastikan ada tidaknya kandungan
formalin pada sosis yang di jual di SD Negeri Kecamatan Cirinten
Kabupaten Lebak Banten. Jika warna merah jambu pudar, maka
menunjukan sampel tersebut mengandung formalin (Thomas,
2014).
c. Definisi Oprasional

No

Variabel

Definisi Operasional

1. Analisa Kandungan Formalin PadaFormalin adalah larutan yang tidak berwarna


Sosis Yang Di Jual Di SD Negeridan

baunya

sangat

menusuk.

Didalam

27

Kecamatan

Cirinten

Kabupatenformalin mengandung sekitar 37 persen

Lebak Banten.

formaldehid dalam air, biasanya ditambah


methanol

hingga

15

peresen

sebagai

pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan


pembunuh hama (desinfektan) dan banyak
digunakan dalam industri. Nama lain dari
formalin adalah formol, Methylene aldehyde,
Paraforin,

Morbicid,

Polyoxymethylene

glycols,

Oxomethane,
Methanal,

Formofom, Superlysoform, Formaldehyde,


dan Formalith. (Astawan,Made,2006).

2. Teknik

pengambilan

menggunakan

teknik

sampelSampeling

adalah

teknik

pengambilan

Total sampel yang tidak memberi peluang atau

Sampling di mana semua jumlahkesempatan bagi setiap unsur atau anggota


populasi dijadikan sampel.

populasi untuk di pilih menjadi sampel.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Total Sampling di


mana semua jumlah populasi dijadikan sampel.

28

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dilakukan dengan analisis secara kualitatif


yaitu untuk memastikan ada tidaknya kandungan formalin pada sosis yang
di jual di SD Negeri Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak Banten. Jika
warna

merah

jambu

pudar, maka

menunjukan

sampel

tersebut

mengandung formalin (Thomas, 2014).

3.9 Cara Kerja


1. Isi tabung reaksi A dengan aquadest sebanyak 2 ml
2. Kemudian tambahkan 1 tetes pipet asam kromatofat
3. Homogenkan dengan pengaduk
4. Kemudian masukan sampel sebanyak 5 g
5. Lalu homogenkan dengan pengaduk
6. Saring dengan kertas saring untuk diambil filtratnya
7. Masukan filtratnya ke tabung A
8. Tunggu sampai 30 menit, jika warna merah jambu pudar, maka

menunjukan sampel tersebut mengandung formalin (Thomas, 2014).


3.8

29

Rencana Penelitian
Kegiatan
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Sidang Proposal
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Pembahasan
Kesimpulan
Sidang KTI

Sep Okt Nov


2016 2016 2016

Des
2016

Jan
2017

Feb Mar
2017 2017

April
2017

Mei Jun
2016 201

30

DAFTAR PUSTAKA

Astawan. (2006). Membuat Mie dan Bihun. Jakarta: Penerbit Swadaya.


BPOM. Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah.
http://www.pom.go.id/index.php/home/press release/Keamanan Pangan
Jajanan Anak Sekolah.html.
Cahanar, P. et al., (2006). Makanan Sehat Hidup Sehat. Jakarta : Penerbit buku
kompas
Dewan Standarisasi Nasional. (1995). Sosis Daging. Jakarta
Fajar. (2013). Bahaya Formalin. Bengkulu:
https://fajargnwn17.blogspot.co.id/2013/05/bahaya-formalin.html?m=1.
Harmita. (2010). Deteksi Formalin dan Potensi Enose Sebagai Instrumen Uji
Formalin. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl
ajibshobac-5661-2-babii.pdf/Diakses 02 November 2016.
Hastono et al., (2010). Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers
Henrickson, R.L. (1978). Meat, Poultry and Seafood Product. The AVI
Publishing Company Inc. West Port, Connecticut.
Hendaryani, Koes. (2012). Formalin dan Bahayanya. http://www.teenage

31

corner.com/2012/07/formalin-dan-bahayanya.html.
Kramlich, W.E. (1971). Sausage Product. In : J.F Price and B.S.Schweigert
(Eds.). The Science of meat and meat product. 2 nd Edit W.H Franceman
and company, San Fransisco
Lawrie, R.A. (1995). Ilmu Daging. Jakarta: Terjemahan : A. Praktisi. Universitas
Indonesia Press.
Purnomo, H. (2009). Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Ratnaningtyas, Rully Rista. (2012). Pirolisis Pembuatan Asam Cair dan Bonggol
Janggung sebagai Pengawet Alami Pengganti Formalin. Semarang :
Universitas Diponegoro
Saparinto et al., (2006). Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius
Sari, Reni Wulan. (2008). Dangerous Junk Food. Yogyakarta : O2
Sartono. (2001). Racun dan Keracunan. Jakarta : Media Medika
Sekarwati. (2016). Kajian Kandungan Formalin Pada Bakso Tusuk Yang Di Jual
Di SD Negeri Wilayah Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
Yogyakarta: STIKES Wirahusada.
Sitiopan, Henny Putri. (2012). Studi Identifikasi Formalin Pada Ikan Pindang di
Pasar Tradisional dan Modern Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994. FKM

32

UNDIP.
Sugiono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Thomas, S. (2014). Uji Formalin Dalam Bahan Pangan. Jakarta:
http://www.ilmuternak.com/2014/10/uji-formalin-dalam-bahan
pangan.html?m=1/diakses pada 17 November 2016.
Widyaningsh, DT. (2006). Fomalin. Surabaya: Penerbit Trubus Agrisarana.
Wilson, N.R.P. (1981). Meat and Meat Product : Factor Affecting Quality Control
Applied Science Publishers. London

Anda mungkin juga menyukai