Takzim PBL 9 Pelayanan Fix Gegel
Takzim PBL 9 Pelayanan Fix Gegel
1. Definisi
Program evaluasi penggunaan obat (EPO) di rumah sakit adalah suatu proses jaminan mutu yang terstruktur, dilaksanakan
terus-menerus, dan diotorisasi rumah sakit, ditujukan untuk memastikan bahwa obat-obatan digunakan dengan aman, tepat, dan
efektif.
Dalam lingkungan pelayanan kesehatan, penggunaan obat yang ekonomis harus juga diberikan prioritas tinggi dan karena itu,
menjadi suatu komponen dari definisi ini. Definisi program EPO tersebut di atas difokuskan pada penggunaan obat secara kualitatif.
Sasaran EPO secara umum adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan Pengkajian penggunaan obat yang efisien dan terus menerus
2. Meningkatkan pengembangan standar penggunaan terapi obat
3. Mengidentifikasi bidang yang perlu untuk materi edukasi berkelanjutan
4. Meningkatkan kemitraan antarpribadi professional pelayanan kesehatan
5. Menyempurnakan pelayanan pasien yang diberikan
6. Mengurangi resiko tuntutan hukum pada rumah sakit
7. Mengurangi biaya rumah sakit dan perawatan pasien sebagai akibat dosis akurat, efek samping yang lebih sedikit, dan waktu
hospitalisasi yang lebih singkat.
Jaminan mutu mendorong suatu perspektif solusi masalah untuk meningkatkan pelayanan pasien. Untuk solusi permasalahan
yang dihadapi sangatlah penting, unsur-unsur dasar berikut yang harus diperhatikan
1. Kriteria / standar penggunaan obat, dalam penggunaan obat harus yang dapat diukur (standar) yang menguraikan penggunan
obat yang tepat.
2. Mengidentifikasi masalah penting dan yang mungkin, memantau dan menganalisis penggunaan obat secara terus menerus,
direncanakan secara sistematik untuk mengidentifikasi masalah nyata atau masalah yang mungkin. Secara ideal, kegiatan ini
sebaiknya diadakan secara prospektif
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1. Dilakukan oleh staf medik dan bekerja sama dengan IFRS, bagian keperawatan, staf manajemen, administratif, bagian
lain/pelayanan, dan berbagai individu.
2. Didasarkan pada penggunaan kriteria objektif yang merefleksikan pengetahuan mutakhir, pengalaman klinik, dan pustaka yang
relevan.
3. Dapat mencakup penggunaan mekanisme penapisan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi lebih intensif berbagai masalah atau
kesempatan untuk penyempurnaan penggunaan suatu obat atau golongan obat tertentu.
3. Kerangka untuk EPO
Kerja sama antara dokter dan apoteker sangat diperlukan untuk memastikan penggunaan obat yang optimal. Untuk memberi
kewenangan dan struktur pada suatu program EPO, tanggung jawab untuk melakukan proses EPO secara khas didelegasikan pada
suatu komite dari staf medik. Komite/panitia yang dapat melakukan fungsi ini diuraikan dibawah ini
Komite Farmasi dan Terapi
Panitia ini bertanggung jawab untuk mengatur semua aspek dari siklus obat dalam rumah sakit, mulai dari pengadaan sampai ke
evaluasi, dan karena susunan panitia ini terdiri atas gabungan dari profesional pelayanan kesehatan, panitia ini sering ditunjuk
bertanggung jawab untuk memimpin EPO. Dalam beberapa rumah sakit, tanggung jawab ini didelegasikan pada suatu komite dari
KFT.
Panitia Pengendalian Infeksi
Fokus dari PPI ini adalah surveilan dan pengendalian infeksi. Panitia ini kadang-kadang diberi tanggung jawab uintuk
mengevaluasi penggunaan obat (EPO) antibiotika. Karena lingkup EPO mencakup semua kategori obat adalah tidak tepat untuk
memisahkan EPO antibiotika dari kegiatan EPO lainnya.
Panitia Staf Medik Fungsional (SMF)
Beberapa rumah sakit memilih bekerja melalui panitia SMF yang ada (misalnya, SMF pediatrik, bedah, penyakit dalam, dll) dalam
pelaksanaan EPO.
Panitia EPO
Beberapa rumah sakit membentuk suatu panitia khusus dengan tanggung jawab khusus untuk EPO. Keanggotaan dan hubungan
pelaporan dari panitia harus diresmikan (diformalkan) dalam struktur organisasi rumah sakit.
Panitia Audit Medik (PAM)
Kewenangan dan akuntabilitas untuk mengevaluasi pelayanan medik sering didelegasikan pada suatu PAM, suatu panitia tetap dari
staf medik terorganisasi. Pengkajian pelayanan medik oleh berbagai dokter lain, pada umumnya disebut pengkajian kelompok ahli
yang sama (Peer Review). Direkomendasikan agar perwalian profesi kesehatan lainnya termasuk apoteker, diangkat dalam panitia
ini.
Panitia Jaminan Mutu
Untuk memadukan semua proses jaminan mutu yang terjadi di seluruh rumah sakit, kebanyakan rumah sakit mempunyai Panitia
Jaminan Mutu sentral. Panitia ini jarang berpartisipasi langsung dalam pengkajian masalah dan fase tindakan EPO, tetapi dapat
mengatur keefektifan program.
Tidak ada suatu cara tunggal yang lebih diinginkan dari pengorganisasian kegiatan EPO. Setiap rumah sakit wajib mendesain
suatu sistem yang dapat bekerja paling baik dengan gabunagn khas dari personel, kebijakan, dan protokol. Harus diputuskan
individu atau kelompok yang dapat merencanakan paling efektif untuk penggunaan obat yang optimal, mengidentifikasikan
masalah yang berkaitan dengan obat, menganalisis data, merekomendasikan tindakan, dan solusi masalah berkenaan penggunaan
obat. Tentu saja, seorang anggota penting dari EPO adalah seorang apoteker yang komunikatif dan bertanggung jawab.
4. Pelaksanaan EPO
EPO dapat dengan mudah divisualisasikan sebagai kegiatan jaminan mutu. Penetapan dan pemeliharaan suatu program EPO sangat
rumit. Walaupun pengembangan dari berbagai langkah tertentu dapat berubah-ubah, pendekatan berikut dapat membantu
mengkonsepsikan dan melakukan EPO sebagai suatu kegiatan jaminan mutu.
1. Membentuk tim EPO dan menunjuk penanggung jawab
2. Mengkaji data pola penggunaan obat secara menyeluruh (secara kuantitatif)
3. Mengidentifikasi obat dan golongan obat-obat tertentu untuk dipantau dan dievaluasi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1. Harus sangat spesifik, harus menidentifikasikan kasus atau data tertentu yang terhadapnya tindakan perbaikan dianjurkan;
2. Dengan jelas menyatakan maksud pelaksanaan EPO dan mengapa itu penting bagi rumah sakt dan bagi staf medic;
3. Harus spedifiknpada rencana tindakan perbaikan, yaitu: Siapa yang menerapkan perubahan? Apa sebenarnya yang diubah, dan
bagaimana itu diselesaikan?;
4. Dalam beberapa rumah sakit, ketua/kepala tiap SMF yang terlibat kasus dan gagal memenuhi kriteria penggunaan obat,
diminta membicarakan kasus tertentu dalam kegiatan jaminan mutu SMF bulanan;
5. PFT menganjurkan dalam suratnya, bahwa kasus tertentu ini dikaji dalam pertemuan SMF dan bahwa kepala SMF dapat
mengambil tindakan disiplin atau edukasi yang mungkin perlu.
Tindakan Edukasi
Apoteker dapat memainkan peran penting dalam pengadaan edukasi berkelanjutan melalui seminar, surat berita, diskusi pada
pertemuan laporan pagi, penyajian formal pada kunjungan besar ke ruang pasien, dan penyajian informal pada kunjungan pelayanan
pasien harian. IFRS dapat memilih sasaran tertentu misalnya suatu obat tertentu, golongan obat tertentu, atau dokter spesialis tetentu,
SMF atau pelayanan tertentu.
Edukasi
Salah satu rencana tindakan yang paling umum dalam jaminan mutu adalah penyajian suatu program edukasi berkelanjutan,
difokuskan pada masalah yang diidentifikasi.
Pembatasan Penggunaan Obat
Rencana tindakan yang lain untuk mempengaruhi kepatuhan pada criteria penggunaan obat adalah pembatasan penggunaan
obat. Hal ini merupakan rencana tindakan biasa, untuk menyempurnakan penggunaan antibiotic dalam rumah sakit. Sistem
yang tepat
Intervensi prospektif atau konkuren
Strategi lain untuk tindakan adalah mengidentifikasi dan memperbaiki penyimpangan penggunaan obat yang optimal secara
prospektif atau secara konkuren. Apotek klinik secara khas memenuhi syarat untuk melakukan pengkajian prospektif dan
konkuren. Proses pengkajian prospektif dan konkuren menggunakan kriteria penggunaan obat tertulis yang secara klinik abash
obat sasaran lainnya. Obat bermasalah tetap dalam dalam daftar sasaran sampai masalah diatasi.
Mengkomunikasikan informasi relevan kepada kepada individu yang tepat
Komunikasi yang efektif adalah penting untuk suatu program EPO yang berhasil. Suatu rencana dan jenis informasi yangt
jelas, harus diuraikan secara tepat kepada individu/kelompok yang menerima. Semua hasil program EPO harus
dikomunikasikan melalui berbagai saluran yang ditetapkan oleh kebijakan rumah sakit.
Yang paling sulit adalah apabila program tidak mempunyai otoritas. Suatu program EPO yang bekerja bebas (independen) dari
staf medik, kemungkinan besar akan tidak efektif. Staf medik harus terlibat agar program mempunyai leitimasi (hak
kekuasaan).
Kekurangan dalam pengorganisasian terbukti mengganggu program. Tanpa suatu ketetapan yang jelas peranan berbagai
individu program akan kacau. Kebijakan dan prosedur harus terdokumentasi, agar proses organisasi terdokumentasi secara
jelas dan tidak ada kebingungan tentang siapa yang mempunyai tanggung jawab apa
Pengoperasian program EPO dengan komunikasi yang buruk akan menyebabkan program gagal. Adalah penting bahwa setiap
orang yang terlibat, mengerti proses EPO dan itu adalah penting untuk rumah sakit, staf medik dan IFRS. Seorang coordinator
untuk kegiatan EPO harus ditunjuk dan bertanggung jawab untuk semua komunikasi. Diskusi tetap tentang kegiatan EPO
Bekerja sama dengan staf medis dan dengan yang lain, mengadakan koordinasi harian program EPO
Menyediakan data kuantitatif penggunaan obat untuk menetapkan obat yang akan dievaluasi (data konsumtif terakhir)
Menyiapkan konsep kriteria penggunaan obat/standar dengan bekerja sama dengan staf medik dan lain-lain untuk disetujui
Berpartisipasi dalam program tindakan perbaikan, misalnya dalam edukasi untuk memperbaiki temuan evaluasi.
Memantau keefektifan tindakan perbaikan dan membuat laporan tertulis tentang hasil pemantauan tersebut.
FISH BONE
- Rumah Sakit
-IFRS
-Unit Perawatan
LINGKUNG
AN
Kualitatif
dan
kuantitatif
-Flowchart
-Sop
ALAT
METODE
Evaluasi
Penggunaan
Obat
TAHAPAN
- mengadakan koordinasi
harian program EPO
- Menyediakan data
kuantiatif penggunan obat
- Menyiapkan konsep
kriteria penggunaan
obat/standar dengan
bekerja sama dengan staf
medik
- Mengumpulkan data
penggunaan obat yang
akan dievaluasi
- Menginterpretasikan
dan melaporkan temuan
evaluasi kepada Tim EPO
- Berpartisipasi dalam
program tindakan
perbaikan.
- Memantau keefektifan
PERLENGKAP
AN
Medical
Rekord,
Kartu stok
LPLPO
Berita acara
Obat
UNIT
-Apoteker/IFRS
- Dokter
-Staf Medik
-Administrasi
FLOWCHART
Menyediakan
data
kuantitatif
penggunaan obat untu
kmenetapkan
obat
yang akan dievaluasi
(data
konsumtif
terakhir)
.
Menyiapkan konsep
kriteria penggunaan
obat/standar dengan
bekerja sama dengan
staf medik dan lain-lain
untuk disetujui oleh Tim
EPO, PFT, dan ketua
Komite Medik
Berpartisipasi dalam
program tindakan
perbaikan, misalnya
dalam edukasi untuk
memperbaiki temuan
evaluasi
Memantau keefektifan
tindakan perbaikan
dan membuat laporan
tertulis tentang hasil
pemantauan tersebut
CONTOH FORMULIR
Menginterpretasikan
dan melaporkan
temuan evaluasi
kepada Tim EPO,
dan
memformulasikan
rekomendasi
tindakan perbaikan
yang akan diusulkan
Tim EPO ke
pimpinan rumah
sakit
Mengumpulkan data
penggunaan obat yang akan
dievaluasi dan mengkaji
order obat, profil pengobatan
pasien (P3), terhadap criteria
penggunaan obat yang telah
ditetapkan