PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jika melihat konteks historis Mathlaul Anwar (MA) didirikan,
MA merupakan organisasi sosial keagamaan dan pendidikan
yang mersepon kondisi sosial masyarakat pada waktu itu.
Pertama, kondisi masyarakat Menes, Pandeglang, Banten secara
khusus dan Indoesia secara umum masih di bayang-bayang oleh
tekanan penjajah. Kedua, mayoritas masyarakat Menes,
padeglang, Banten tidak terdidik meyebabkan kebodohan.
Ketiga, akibat dibayang-bayang penjajah dan kebodohan
membuat masyarakat terjebak pada perbuatan syirik, bidah dan
khurafat. Salah satu contohnya adalah Pada upacara walimah
(pernikahan/khitanan), sang pengantin pria/wanita sebelum
melaksaakan akad nikah atau pada saat si anak dikhitan, mereka
harus terlebih dahulu mengunjungi leluhurnya untuk memohon
doa restunya, agar tidak terjadi sesuatu bencana aral melintang
yang mungkin mengganggu jalannya upacara tersebut. Contoh
lain misalnya, Setiap orang yang melewati tempat yang dianggap
angker harus mengucapkan mantera minta izin kanu
ngageugeuh (yang membahurekso), yaitu roh halus yang
menmpati tempat itu. Misalnya saja dengan kalimat ampun
paralun kanu luhung, sang karuhun anu ngageugeuh,
danginang anu nga-wisesa, ulah ganggu gunasita, kami incu
buyut ki.. (biasanya dengan menyebutkan nama
leluhurnya). Misalnya ki buyut Ance, ki buyut Sawi, ki Jaminun
dan sebagainya.
Melihat fenomena tersebut, Mathlaul Anwar mencoba
memperbaiki keadaan masyarakat sekitar dengan mendirikan
BAB II
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kondisi Sosial Banten
Kesultanan Banten resmi dihapuskan tahun 1813 oleh
pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhammad
bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dilucuti dan dipaksa
turun tahta oleh Thomas Stamford Raffles. Peristiwa ini
merupakan pukulan pamungkas yang mengakhiri riwayat
Kesultanan Banten.1
Pasca akhir Kesultanan Banten inilah penjajah Belanda
mulai leluasa menancapakan jajahanya di Banten. Peridoe inilah
periode yang sangat menghawatirkan. Banyak masyarakat yang
tertindas. Cermin ini bisa kita lihat, ketika Belanda membuat
jalan yang membantang Anyar-Panarukan, banyak korban jiwa
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Banten diakses, 15 mei 2013.
3
mirip dengan NU. Dalam hal teologi, itu terkait dirinya dengan
Ahlussunnah Wal Jamaah (pengikut ajaran nabi dan sebagian dari
mayoritas Muslim, atau dikenal sebagai faksi Sunni) dari aliran
Ash'ariyah (salah satu teologis Sunni sekolah dalam Islam selain
Mu'tazilah, Qodariyah, Murjiah, dan Jabariyah). Namun, tidak
seperti kebanyakan kiai Jawa yang dalam berbagai nilai dan caracara menunjukkan toleransi terhadap sikap sinkretis religiusitas
masyarakat, kiai Mathla'ul Anwar sangat menolak segala macam
tradisi sesat dan menganggap mereka sebagai produk warisan
Hindu dan Budha. Dalam urusan hukum Islam, itu semata-mata
mengacu pada sekolah Syafi'ite pemikiran (salah satu dari empat
sekolah Islam utama hukum selain Hanafi, Maliki, dan Hanbali)
dan tidak mentolerir terhadap gagasan talfiq, berolahraga ide
yang berbeda sekolah hukum Islam dalam praktik keagamaan
tertentu, dan sering mengecam ide-ide keagamaan yang
dianjurkan oleh kelompok reformis, terutama Muhammadiyah,
sebagai doktrin palsu, khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan latihan agama independen, ijtihad.
Dalam politik, Mathla'ul Anwar tidak jelas merumuskan
poin politik tertentu karena mengambil kebijakan untuk
mengasosiasikan dengan organisasi lain dalam mendorong
aspirasi politiknya. Misalnya, membentuk 1915 hingga 1928, ia
bergabung dengan Syarekat Islam (Liga Islam atau SI), kelompok
politik Islam hanya pernah terbesar dalam sejarah politik
Indonesia dan didirikan pada tahun 1912. Dan dari tahun 1928
sampai untuk tahun 1952, bergabung dengan NU. Penarikan
Mathla'ul Anwar dari SI bukan karena ketidakpuasan politik murni
dengan yang terakhir lebih karena ketidaksetujuan dengan
dominasi tumbuh dari "modernis" pemikiran keagamaan
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat dan Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan (QS : Almujadalah : 11)
Artinya :
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya (QS : Attaubat : 122)
2.
Artinya :
20
3.
a.
Artinya :
Hai orang orang yang beriman taatilah Allah dan Rasul-Nya dan
ulul amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan
Rasulnya (Assunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama bagimu
dan lebih baik akibatnya. (QS : An-Nisa : 59)
b.
Artinya :
21
Islam.
-
Artinya :
Janganlah kamu menjadi orang-orang musyrikin, yaitu orangorang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan
apa yang ada pada golongan mereka. (QS : Ar-Rum : 31-32)
d.
Artinya :
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran (QS : Al-Maidah : 2)
e.
Artinya :
Maka demi tuhanmu mereka (pada hakekat) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang
mereka perselisihan kemudian mereka tidak merasa keberatan
22
E. Pesan 4 Mahzab
[1] IMAM ABU HANIFAH rahimahullaah
Imam madzhab yang pertama adalah Abu Hanifah an-Nu'man bin
Tsabit rahimahullaah. Telah diriwayatkan dari beliau oleh para
sahabat beliau perkataan-perkataan yang berbeda-beda dan
ungkapan-ungkapan yang bermacam-macam, akan tetapi
semuanya mengarah pada satu hal, yaitu wajibnya berpegang
teguh dengan Al-Hadits dan meninggalkan taqlid pada pendapatpendapat para Imam yang menyelisihi Al-Hadits.
23
25
27
"Maka Demi Robb-mu, mereka itu tidak dikatakan beriman
sehingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim dalam
menyelesaikan sengketa diantara mereka, kemudian mereka
tidak berkeberatan terhadap keputusanmu dan menerimanya
dengan sepenuh ketulusan hati." [QS.An-Nisa': 65]
Allah juga berfirman.
28
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul
takut akan ditimpa cobaan (dalam hatinya) atau ditimpa adzab
yang pedih." [QS.An-Nur : 63]
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata : "Kewajiban orang
yang telah menerima dan mengetahui perintah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menyampaikan kepada
ummat, menasihati mereka, dan menyuruh mereka untuk
mengikutinya sekalipun bertentangan dengan pendapat
mayoritas ummat. Perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam lebih berhak untuk dimuliakan dan diikuti dibandingkan
dengan pendapat tokoh mana pun yang menyalahi perintahnya,
yang terkadang pendapat mereka itu salah. Oleh karena itulah,
para sahabat dan para tabi'in selalu menolak pendapat yang
menyalahi Hadits yang shahih dengan penolakan yang keras,[24]
yang mereka lakukan bukan karena benci, tetapi karena rasa
hormat. Akan tetapi, rasa hormat mereka kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam jauh lebih tinggi daripada yang lain
dan kedudukan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam jauh diatas
mahluk lainnya. Apabila perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam ternyata berlawanan dengan perintah yang lain, perintah
beliau lebih utama didahulukan dan diikuti, tanpa sikap
merendahkan orang yang berbeda dengan perintah beliau,
sekalipun orang itu mendapatkan ampunan dari Allah.[25]
Bahkan orang yang mendapat ampunan dari Allah, yang
pendapatnya menyalahi perintah Rasuluallah Shallallahu 'alaihi
wa sallam tidak merasa benci bila seseorang meninggalkan
pendapatnya, ketika ia mendapati bahwa ketentuan Rasulullah
berlawanan dengan pendapatnya.[26]
29
30
31
[4] Hal itu terjadi karena Imam Abu Hanifah banyak mendasarkan
pedapatnya dengan qiyas, lalu tampak baginya qiyas yang lebih
kuat ; atau telah sampai kepadanya Hadits Nabi Shallallaahu
alaihi wa sallam, lalu ia ambil Hadits ini, lalu dia meninggalkan
pendapatnya yang terdahulu. Sya'rani, dalam kitab Al-Mizan
(I/62), berkata yang ringkasnya.
"Keyakinan kami dan keyakinan semua orang yang arif tentang
Imam Abu Hanifah ialah jika beliau masih hidup sampai masa
pembukuan Hadits dan sesudah ahli Hadits menjelajah semua
negeri dan pokok wilayah Islam untuk mencarinya, niscaya beliau
akan berpegang pada Hadits-Hadits dan meninggalkan setiap
qiyas yang dahulu digunakannya, sehingga qiyas hanya sedikit
dipakai pada madzhab beliau sebagaimana pada madzhabmadzhab lainnya. Akan tetapi, karena pada masanya dalil-dalil
Hadits ada pada para pengikutnya yang terpencar-pencar di
berbagai kota, kampung, dan pojok-pojok negeri Islam,
penggunaan qiyas pada madzhab Hanafi lebih banyak dibanding
dengan madzhab lainnya, karena keadaan terpaksa, sebab tidak
32
33
Oleh karena itu, wahai Tuhan kami ampunilah kami dan saudarasaudara kami yang telah mendahului kami dengan keimanan ;
janganlah Engkau jadikan hati kami dengki kepada orang-orang
yang beriman. Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.
[5] Al-Filani dalam kitab Al-Iqazh hal. 50, menisbatkannya
kepada Imam Muhammad juga, kemudian ujarnya.
"Hal semacam ini dan lain-lainnya yang serupa bukanlah menjadi
sifat mujtahid, sebab dia tidak mendasarkan hal itu pada
pendapat mereka, bahkan hal semacam ini merupakan sifat
muqallid".
Saya katakan : Berdasarkan hal diatas, Sya'rani dalam Kitab AlMizan (I/26) berkata : "Jika saya berkata, apa yang harus saya
lakukan terhadap Hadits-hadits shahih setelah kematian imamku,
dimana beliau dahulu tidak mengambil Hadits tersebut." Maka
jawabannya, yang wajib engkau lakukan adalah engkau
mengamalkan Hadits tersebut, sebab sekiranya imam Anda
mengetahui Hadits-hadits itu dan menurutnya shahih, tentu
beliau akan menyuruh Anda juga berbuat begitu sebab para
imam itu semuanya terikat pada Syari'at. Barangsiapa yang
mengikuti hal itu, kedua tangannya akan meraih kebajikan. Akan
tetapi, barangsiapa yang mengatakan :"Saya tidak mau
mengamalkan suatu Hadits kecuali kalau hal itu diamalkan oleh
imam saya", akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
kebaikan, seperti yang banyak dilakukan oleh orang-orang yang
taqlid kepada imam madzhab. Yang lebih utama untuk mereka
adalah mengamalkan setiap Hadits yang shahih yang ada
sepeninggal imam mereka, demi melaksanakan pesan para
imam tersebut. Menurut keyakinan kami, sekiranya mereka itu
masih hidup dan mendapatkan Hadits-hadits yang shahih
34
38
39
40
41
BAB III
KESIMPULAN
1. Latar belakang kelahiran organiasi sosial keagamaan dan
pendidikan Mathlaul Anwar adalah merespon kondisi
Banten pada waktu itu berikut ini: Pertama, secara politik
Banten sedang mengalami penjajahan. Kedua, secara
ekonomi masyarakat hidup dalam kesusahan. Ketiga,
secara sosial keagamaan, masyarakat Banten hidup dalam
syirik dan kurafat. Keempat, kondisi pendidikan yang tidak
layak.
2. Peranan Mathlaul Anwar dalam bidang pendidikan dan
sosial keagamaan diantaranya banyak para anggota atau
alumni lembanga Pendidikan Mathlaul Anwar menjadi
pejuang saat masa kemerdekaan, mendirikan lembaga
Madrasah, melakukan pemberdayaan masyarakat dan
lainnya.
3. Tantangan kedepan Mathlaul Anwar dalam mewujudkan visi
sosial keagamaan dan pendidikan adalah godaan Mathlaul
Anwar dari politik praktis dan penggalian sumber keuangan
untuk organiasasi.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
44