Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Budaya dapat dianggap sebagai identitas suatu bangsa. Bagaimana ciri
khas maupun keunikan suatu budaya bangsa, merupakan daya tarik tersendiri
yang muncul dari budaya tersebut. Terutama bangsa Indonesia, merupakan bangsa
yang selain kaya sumber daya alamnya, kaya pula akan budaya. Di seluruh
penjuru tanah air, memiliki budaya masing-masing.
Mengutip arti kebudayaan menurut antropologi, Kebudayaan adalah
seluruh system gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Serta,
Dari suatu kebudayaan dapat tampak suatu watak khas (ethos), seperti yang
tampak misalnya pada gaya tingkah laku, kegemaraan, atau benda-benda hasil
karya warga masyarakatnya.(Koentjaraningrat, 2003). Maka jelas sudah
pengaruh kebudayaan dengan ethos masyarakat.
Meskipun terkadang ditemukan kemiripan antara suatu budaya dengan
budaya lainnya, yang terjadi karena adanya percampuran budaya atau akulturasi
secara perlahan, seiring berjalannya waktu. Kendati begitu, proses akulturasi tak
menghilangkan kepribadian suatu budaya.
Dalam suatu kebudayaan terdapat pula rangkaian adat-istiadat serta tradisi.
Hal-hal tersebut berkaitan satu sama lain. Tradisi dapat dikatakan sebagai suatu
kebiasaan yang tentunya kerap dilakukan, hingga membentuk suatu pola adatistiadat yang dilakukan suatu masyarakat dan terus dipertahankan. Dan adatistiadat tersebut telah disepakati oleh masyarakat yang menjalani, sehingga
membudaya dalam kehidupan bermasyarakat.
Suatu tradisi kiranya merupakan warisan turun-temurun dari nenek
moyang. Dan juga tentunya memiliki maksud atau tujuan tersendiri. Nenek
moyang mengajarkan berbagai hal untuk bekal masa depan. Bercampur
pengalaman serta kepercayaan jadilah suatu tradisi yang terbilang unik.
1

Kepercayaan nenek moyang yang kental tentunya mempengaruhi


bagaimana tradisi itu tercipta, bahkan hingga kini yang masih dipertahankan
walau terjadi akulturasi budaya.
Adapun kepercayaan nenek moyang tentang kekuatan magis suatu benda,
tumbuhan atau hewan yang dinamakan dinamisme. Nenek moyang mempercayai
bahwa adanya kekuatan magis tersebut pada suatu benda dan dipercayai dapat
membawa kekuatan, keberuntungan, serta keselamatan. Kemudian benda yang
dipercayai memiliki kekuatan magis dijadikan semacam jimat ataupun
dikeramatkan.
Benda yang dijadikan jimat diwariskan secara turun-temurun kepada
generasi selanjutnya. Ataupun jika jimat tersebut ada melalui proses pembuatan,
maka proses pembutannyalah yang diajarkan kepada keturunannya, begitulah
seterusnya.
Namun tentunya tak begitu saja tradisi kepercayaan tersebut ada dan
diwariskan. Pasti ada semacam ritual atau upacara adat yang mengiringi rentetan
tradisi tersebut.
Masyarakat adalah salah satu pencipta budaya, setiap masyarakat memiliki
budaya yang berbeda. Sehingga dengan budaya, dapat membedakan antara
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Disetiap masyarakat yang berbudaya
akan menampakkan ciri khas masing-masing yang berbeda, seperti Kenduri
Durian dari Wonosalam, Jombang yang merupakan bentuk lain dari ruwah desa
(syukuran desa) masyarakat Wonosalam.
Selanjutnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh
mengenai Kenduri Durian yang terjadi di Wonosalam, Jombang, Jawa Timur.
Dengan penelitian ini, kami ingin menguraikan tentang Kenduri Durian yang
sudah dianggap sebagai icon Wonosalam, Jombang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah awal dan gambaran diadakannya Kenduri
Durian?
2

2. Apa saja dampak Kenduri Durian terhadap masyarakat dan


Wonosalam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah awal dan gambaran diadakannya
Kenduri Durian
2. Untuk mengetahui

dampak

masyarakat dan Wonosalam

Kenduri

Durian

terhadap

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Durian
(Internet)
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia
Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari
ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga
menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of
Fruit). Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang
menyukainya, namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies
tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun, yang
dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio
zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala
ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D.
kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D.
graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini
mengacu kepada D. zibethinus.
1) Nama-nama lokal
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di
Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda.
Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu
(bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan duren (bahasa
Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang
Toraja duliang. Di Kota Ambon dan kepulauan Lease biasa disebut sebagai
Doriang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen.

2) Penyebaran
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerahdaerah sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti
Mindanao, Sumatera, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah
Kalimlantan. Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand,
yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem
budidaya yang baik. Tempat lain yang membudidayakan durian dengan
orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina, Queensland di Australia,
Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.
Di Filipina, pusat penghasil durian adalah di daerah Davao di Pulau
Mindanao. Festival Kadayawan merupakan perayaan tahunan untuk durian di
Davao City.
3) Pemerian morfologi
Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung
musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru (periode
flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Tumbuh
tinggi dapat mencapai ketinggian 2550 m tergantung spesiesnya, pohon
durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna
coklat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm 3-4,5(-12,5)
cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan
berujung lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup
sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang.
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau
cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam
karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup

bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak


bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah
menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira
2 panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang sarinya
banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya membentuk bongkol,
dengan tangkai yang berbulu. Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada
sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga menutup.
Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di
bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk
utamanya. Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa
penyerbuk durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996
lebih jauh menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung madu
Nectariniidae dan lebah turut serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian
lainnya.
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong,
dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya
tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian",
walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuningkuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan.
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan
untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada
satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai
kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada
umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga
kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian.
Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan
cedera berat atau bahkan kematian.

Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang


menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan
terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm
panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji
terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah"
durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang
bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai
3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut pongg. Pemuliaan
durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang
tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul
menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut
biji tebal (disebut "sukun").
4) Keanekaragaman
Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka,
beberapa spesies selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap sebagai
durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an
jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian yang benar pun memiliki
banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand
telah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras
lokal yang dikenal baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk
meningkatkan kualitasnya.

5) Kultivar unggul nasional


Terdapat lebih dari 55 varietas/jenis durian budidaya. Hingga 2005
terdapat 38 kultivar unggul yang telah diseleksi dan diperbanyak secara
vegetatif. Beberapa di antaranya:

'Gapu ', dari Puncu, Kediri,

'Bentara', dari Kerkap, Bengkulu Utara

'Bido Wonosalam', dari Jombang, Jawa

Jawa Timur

'Hepe',

bijinya

kempes

Timur

dengan daging tebal

'Perwira', dari Simapeul, Majalengka

'Petruk', dari Dukuh Randusari, Desa

'Kelud', dari Puncu, Kediri,


Jawa Timur

Tahunan, Jepara, Jawa Tengah[8]

'Ligit', dari Kutai

'Soya', dari Ambon, Maluku

'Sukun', bijinya kempes dengan daging

'Mawar', dari Long Kutai

'Ripto', dari Trenggalek

'Salisun', dari Nunukan

'Sunan', dari Boyolali

'Selat', dari Jaluko, Muaro

'Kani' ("chanee", durian bangkok)

'Otong',

tebal

Jambi

'Sememang',

dari

Banjarnegara

'Tong

Medaye',

(alihnama

dari

durian

"monthong", durian bangkok, di Malaysia


disebut klon D159)

dari

Lombok, NTB

B. Wonosalam
(Internet)
Wonosalam adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
Jombang, Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini terletak di
dataran tinggi di sebelah tenggara Kota Jombang. Kecamatan
Wonosalam adalah penghasil durian yang perlu diperhitungkan.
Selain itu kawasan Wonosalam juga mempunyai potensi untuk
menjadi daerah wisata khususnya agrowisata karena mayorotas
penduduknnya
Wonosalam

adalah

yang

petani.

terletak

di

Selain
lereng

durian
gunung

di

kawasan
Anjasmara

merupakan penghasil cengkeh, kopi dan pisang.


Berada

di

Negara

Indonesia

Provinsi

Jawa

Timur

Kabupaten Jombang. Dengan luas sekitar 121,63 km dan Jumlah


penduduk 31.026 Kepadatan 255 jiwa/km Desa/kelurahan.
Wonosalam terdiri dari 9 Desa, antara lain desa

Jarak,

Carangwulung, Galengdowo, Panglungan, Sambirejo, Sumberejo,


Wonokerto, Wonomerto, Wonosalam

1) Karakteristik Fisik Dasar Kecamatan Wonosalam


Kondisi fisik dasar Kecamatan Wonosalam mencakup lima aspek, yaitu :

Kondisi geografis : Kecamatan Wonosalam berada di ujung Kabupaten


Jombang dengan luas wilayah 121,63 km2. Batas administrasi sebagai
berikut :

Utara : Kabupaten Mojokerto


Selatan : Kabupaten Kediri
Timur : Kabupaten Malang
Barat : Kec Mojowarno dan Kecamatan Mojoagung
Kondisi topografi : Ketinggian wilayah kecamatan 500 m dpl, karena berada
di lereng Gunung Arjuna yang mengakibatkan kondisi fisik yang berbukit.

Kondisi geologi : Termasuk jenis Holosen Alluvium dan sebagian Pistosen


Fasein dengan jenis tanah bertekstur lempung, termasuk jenis tanah pada

kompleks mediteran coklat kemerahan dan lisotol


Kondisi hidrologi : Tidak terlalu banyak dialiri sungai namun kondisi air
tanah Kecamatan Wonosalam tidak mengandung kadar garam yang tinggi

sehingga memberi kemudahan pemilihan tanaman tropis yang variatif


Kondisi iklim : Suhu berkisar antara 23 o C 30o C dengan iklim tropis dan
subtropis.

C. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan atau yang disebut peradaban mengandung pengertian yang
luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan) dan
pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. Para ahli sudah
banyak yang menyelidiki berbagai kebudayaan. Dari hasil penyelidikan tersebut
timbul dua pemikiran

tentang munculnya suatu kebudayaan atau peradaban.

Pertama anggapan bahwa adanya hukum atau kebudayaan disebabkan oleh


tindakan besar yang menuju kepada perbuatan yang sama dan penyebabnya yang
sama. Kedua anggapan bahwa tingkat kebudayaan atau peradaban muncul sebagai
akibat taraf perkembangan dan hasil evaluasi masing-masing proses sejarahnya (1).
Kebudayaan berasal dari kata budaya. Budaya diserap dari bahasa
sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi atau
akal. Kebudayaan dapat diartikan segala hal yang bersangkutan dengan budi dan
akal.
Adapun kata culture yang merupakan kata asing yang sama artinya dengan
kebudayaan berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah, mengerjakan,
terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture
sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan
merubah alam (2).

10

Menurut ilmu Antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem


gagasan, tindakan dan, hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (3).
Seorang

antropolog

lain,

yaitu

E.B.Taylor

(1871)

mendefinisikan kebudayaan (terjemahannya) kebudayaan adalah


kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan ang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan
cipta masyarakat. (Soerjono Soekanto, 2007).

D.

Wujud Kebudayaan
J.J. Honigmann dalam The World of Man menyebutkan tiga gejala

kebudayaan yaitu (1) ideas (2) activition (3) artifacts. Hal ini selanjutnya akan
diuraikan sebagai berikut(4):
1. Kebudayaan merupakan suatu kompleks ide-ide, gagasan-gagasan, nilainilai, norma-noma, peraturan-peraturan, dsb. Hal ini merupakan wujud ideal
dari kebudayaan, akan tetapi bersifat abstrak sehingga tidak dapat diraba
atau difoto. Wujd dari kebudayaan ini kadang dapat kita temukan dalam
bentuk karangan atau tulisan. Gagasan yang telah ada saling berkaitan satu
sama lain dan membentuk sistem budaya (cultural system). Nama lain untuk
wujud kebudayaan ini adalah adat atau adat istiadat (jamak).
2. Wujud kebudayaan ini disebut juga dengan sistem sosial (social system)
yaitu pola-pola tindakan manusia, misalnya berinteraksi, berhubungan,
bergaul, dsb. Rangkaian aktivitas ini dapat kita temukan di sekitar kita dan
bersifat konkret sehingga dapat diobservasi, difoto, serta didokumentasikan.

11

3. Wujud yang terakhir dari kebudayaan disebut sebagai kebudayaan fisik.


Kebudayaan fisik merupakan hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya
seluruh manusia. Bersifat paling konkrit daripada dua wujud kebudayaan
sebelumnya dan dapat didokumentasikan.

Ketiga wujud dari kebudayaan yang terurai diatas, dalam kenyataan


kehidupan masyarakat tentu tak terpisahkan satu sama lain. Kebudayaan ideal dan
adat isiadat mengatur dan memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia.
Baik pikiran, ide maupun tindakan dan karya manusia, menghasilkan bendabenda kebudayaan fisiknya. Begitu juga sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk
suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia
dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pola perbuatan dan cara
berpikirnya.

E. Adat Istiadat
1. Sistem nilai budaya, pandangan hidup, dan ideologi
Sistem nilai budaya, pandangan hidup, dan ideologi merupakan tingkat
tertinggi dan paling abstrak dalam adat istiadat. Hal ini disebabkan karena nilainilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai pikiran masyarakat tentang
apa yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup sehingga
dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang member arah dan orientasi kepada
kehidupan masyarakat tadi. Nilai budaya bersifat umum dan memiliki ruang
lingkup yang sangat luas, biasanya sulit diterangkan secara nyata dan rasional.
Nilai-nilai budaya dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilainilai yang lain dalam waktu singkat karena nilai-nilai tersebut telah berakar
dalam alam jiwa masyarakat tersebut.

12

Kluckhohn dan istrinya F. Kluckhohn menyatakan bahwa tiap nilai


budaya dalam tiap kebudayaan meliputi lima masalah dasar dalam kehidupan
manusia. Masalah tersebut antara lain.
a)
b)
c)
d)
e)

Masalah tentang hakekat dari hidup manusia (MH)


Masalah tentang hakekat dari karya manusia (MK)
Masalah tentang hakekat dari kedudukan menusia dalam ruang waktu (MW)
Masalah tentang hakekat dari hubungan manusia dengan alam sekitar (MA)
Masalah tentang hakekat dari hubungan manusia dengan sesamanya (MM)

Tabel 1: Kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang
menentukan orientasi nilai-budaya manusia.
Masalah

dasar

dalam hidup

Orientasi nilai-budaya
hidup itu buruk
dan manusia wajib

Hakekat

hidup

(MH)

berihtiar
hidup itu buruk

hidup itu baik


karya

Hakekat

karya

(MK)
Persepsi

karya

untuk

supaya

hidup lebih baik

untuk

kedudukan,

karya

untuk

nafkah hidup

kehormatan, dsb

menambah karya

orientasi

orientasi

orientasi

manusia

tentang

waktu

(MW)

masa

kini

masa

lalu

masa

depan

manusia berusaha
Pandangan
manusia

terhadap

alam (MA)

manusia tunduk menjaga

manusia berhasrat

kepada

untuk

alam keselarasan

yang dahsyat

dengan alam

13

alam

menguasai

orientasi vertikal,
rasa
Hakekat hubungan

orientasi

antara

horizontal, rasa terhadap

manusia

ketergantungan
tokoh-

individualisme,
menilai

tinggi

dengan sesamanya

ketergantungan

tokoh atasan dan

usaha

atas

(MM)

terhadap sesame

berpangkat

kekuatan sendiri

Suatu sistem budaya berupa pandangan hidup (world view), biasanya


mengandung sebagian dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat yang dipilih
secara selektif oleh para individu atau golongn-golongan dalam masyarakat.
Dengan demikian, sistem nilai merupakan pedoman mayoritas masyarakat
sedangkan pandangan hidup dianut oleh golongan-golongan atau lebih sempit
lagi yaitu individu-individu khusus dalam masyarakat.
Sistem nilai budaya yang berorientasi pada lima masalah pokok ini
dapat dikembangkan dan dijabarkan menjadi beberapa pokok bahasan Ilmu
Budaya Dasar seperti manusia dan kebutuhan, kebudayaan dan peradaban,
sistem nilai budaya, perubahan sistem nilai budaya, keluarga sehat dan
sejahtera, kelompok social budaya, manusia dan lain sebagainya(5).

2. Adat istiadat, norma, dan hukum


Norma adalah aturan untuk bertindak dan bersifat khusus, disusun
secara terperinci, jelas, tegas, dan tidak meragukan. Norma ini dapat
digolongkan menurut pranata-pranata sehingga dan norma-norma ilmiah,
pendidikan, politik, peradilan, ekonomi, estetik, keagamaan, dan sebagainya (6).
Norma-norma yang ada dalam pranata maupun sub-pranata saling berkaitan
dan menjadi suatu sistem yang terintegrasi. Sistem ini berdekatan dengan
pranata lain yang lebih luas dan disebut unsur-unsur kebudayaan universal.
Sistem norma seperti ini biasanya difahami oleh individu-individu tertentu

14

saja yang disebut ahli adat. Semakin kompleks suatu pranata, ahli adat yang
dibutuhkan untuk menjelaskan sitem norma kepada masyarkat semakin
banyak. Tingkat mengikat suatu norma terhadap kehidupan manusia berbedabeda dan yang paling berat disebut dengan hukum. Hukum bersifat memaksa.
.
3. Unsur-Unsur Kebudayaan
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai Cultural Universals, yaitu:(7)
a) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia ( pakaian, perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport dan sebagainya).
b) Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi ( pertanian, peternakan,
sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya ).
c) Sistem kemasyarakatan ( sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem
d)
e)
f)
g)

hukum, system perkawinan).


Bahasa ( lisan maupun tertulis).
Kesenian ( seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
Sistem pengetahuan.
Religi ( sistem kepercayaan).

F. Kebudayaan dan Kerangka Teori Tindakan

Pandangan menyeluruh tentang konsep-konsep kebudayaan yang telah


diuraikan sebelumnya dimantapkan oleh sejumlah ahli ilmu sosial sehingga
terbentuk kerangka teori tindakan. Mereka menganggap bahwa kebudayaan
adalah tindakan manusia yang berpola. Adapun empat komponen dalam
menganalisa kebudayaan antara lain:(8)
1. Sistem budaya (culturan system)
Komponen ini bersifat paling abstrak, terdiri atas pikiran-pikiran, gagasangagasan, konsep-konsep, tema berpikir, keyakinan. Disebut sebagai adat-istiadat
dan berfungsi untuk menata serta memantapkan tindakan-tindakn serta tingkah
laku manusia.

15

2. Sistem sosial (social system)


Berupa aktivitas atau tindakan serta tingkah laku manusia dalam
berinteraksi antar individu. Komponen ini bersifat lebih konkrit dari pada sistem
budaya.
3. Sistem kepribadian (personality system)
Kepribadian individu dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma dalam sistem
budaya. Berfungsi untuk memberikan motivasi dari tindakan sosial.
4. Sistem organisma (organic system)
Sebagai pelengkap sistem sebelumnya, mengikut sertakan proses biologis
dan biokimia manusia sebagai makluk alamiah.
5. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
Hasil karya manusia masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama didalam melindungi masyarakat
terhadap lingkungan dalamnya. Adapun fungsi dari unsur kebudayaan yang ada
dalam masyarakat untuk memuaskan hasrat naluri kebutuhan hidup mahluk hidup
manusia. Dengan demikian unsur kesenian, misalnya berfungsi memuaskan hasrat
naluri manusia akan keindahan. Unsur sistem pengetahuan berfungsi memuaskan
hasrat naluri untuk tahu.

6. Sifat Hakikat Kebudayaan


Sifat hakikat kebudayaan antara lain :(9)
a) Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
b) Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi
tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan.
c) Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.

16

d) Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban,


tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak tindakan-tindakan yang dilarang
dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri setiap kebudayaan, tetapi apabila
seseorang hendak memahami sifat hakikatnya yang esensial terlebih dahulu harus
memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada didalamnya, yakni sebagai
berikut :
a) Didalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal, akan tetapi
perwujudan manusia kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai
dengan situasi maupun lokasinya.
b) Kebudayaan bersifat stabil. Disamping juga dinamis dan setiap kebudayaan
mengalami perubahan-perubahan yang continue.
c) Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia walaupun
hal itu jarang disadari oleh manusia itu sendiri.

17

BAB III
METODOLOGI

A. Judul
Makalah observasi ini dibuat dengan judul Kenduri Durian
Sebagai Tradisi Sekaligus Icon Pariwisata Wonosalam
B. Lokasi
Observasi
Kecamatan

dilaksanakan

Wonosalam,

di

Kabupaten

lapangan
Jombang,

Wonosalam,
Jawa

Timur.

Wawancara dilakukan dan berlokasi di Desa Sumber, Kecamatan


Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Indonesia.
C. Waktu
Observasi dilakukan pada:
- Hari
: Minggu
- Tanggal
: 29 Maret 2015
- Waktu
: 08.00-12.30
Wawancara dilakukan pada:
- Hari
: Jumat
- Tanggal
: 08 Mei 2015
- Waktu
: 08.00 - 12.00
D. Sumber data
Data yang digunakan untuk membuat makalah ini berasal
dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber yang sudah ada.
Data

primer

makalah ini antara

lain

observasi

dan

wawancara. Sedangkan data sekunder makalah ini antara lain


berupa data yang diperoleh dari media internet dan buku.

18

E. Metode Pengumpulan Data


Data

penelitian

ini

dikumpulkan

melalui

observasi,

wawancara dan dokumentasi.


Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di
antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara mendasarkan dirinya
pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun
tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai
teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh.

Oleh

karena

itu

dalam

melakukan

wawancara

pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

19

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun


telah disiapkan.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya

berupa

garis-garis

besar

permasalahan

yang

akan

ditanyakan.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi,
peraturan,

kebijakan.

Dokumen

yang

berbentuk

gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen


yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa
gambar,

patung,

film,

dan

lain-lain.

Hasil

penelitian

dari

observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau dapat


dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa
kecil, sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi.
F. Instrumen Pengambilan Data
Pedoman wawancara :
Narasumber 1 (wawancara terstruktur)
N

Pertanyaan

o
1
2

Sejak kapan diadakan Kenduri Durian?


Makna
dari
Kenduri
Durian
bagi

3
4
5

Wonosalam sendiri apa?


Setiap kapan dan dimana Kenduri Durian diadakan?
Bagaimana serangkaian acara tiap tahunnya?
Bagaimana antusias warga Wonosalam dan bukan
20

masyarakat

Wonosalam terhadap kegiatan ini?


Apa saja persiapan warga dan

kegiatan diadakan?
Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam kegiatan

tersebut?
Berapa besar kira-kira biaya yang dibutuhkan untuk

mengadakan kegiatan ini?


Bagaimana peran pemerintah

panitia

dalam

sebelum

menyambut

Kenduri Durian?
10 Apakah terdapat hambatan ketika persiapan maupun
ketika acara berlangsung?
11 Apa harapan bapak kedepannya dari kegiatan Kenduri
Durian untuk Wonosalam?
Narasumber 2 (wawancara tidak terstruktur)

21

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1) Hasil observasi
Observasi dilaksanakan pada hari minggu 29 maret
2015. Kami memulai perjalanan dari kota Jombang dengan
rute

jombang-bareng-wonosalam.Ketika

mulai

memasuki

daerah Wonosalam, kondisi jalan sudah sangat ramai sehingga


meskipun kita tidak tahu lokasi Kenduri Durian, kita dapat
mengikuti kerumunan orang-orang. Kondisi jalan yang naik
turun

di

tengah

kemacetan,

terutama

bagi

pengujung

pengendara bermotor harus lebih berhati-hati.


Ketika

sampai

lokasi

pertigaan

jalan,

polisi

menghentikan seluruh pengendara supaya berjalan kaki mulai


dari titik itu ke arah Kenduri Durian berlangsung. Jarak dari
pertigaan ke lokasi sekitar 500m. Di perjalanan, kita dapat
menemui berberapa penduduk local yang juga menjual durian,
hal ini menunjukkan dampak positif Kenduri Durian bagi
perekonomian masyarakat sekitar. Ketika menuju lokasi, kami
melewati kantor kecamatan. Disana dapat terlihat tumpengtumpeng

durian

kecil

dari

setiap

desa

di

Wonosalam,

seluruhnya ada Sembilan tumpeng. Tumpeng itu di bariskan di


depan Kantor Kecamatan sebelum akhirnya di arak menuju ke
lapangan lokasi Kenduri Durian.
Di lapangan, terdapat sebuah tumpengan besar durian.
Tumpengan tersebut kira-kira setinggi 20-30m dari permukaan
tanah. Tumpengan

Terdapat cukup banyak satpol PP dan

berberapa panitia di sekitar tumpeng tersebut. Juga terdapat


22

pagar yang mengitari tumpengan itu. Baik tumpeng besar


maupung tumpeng dari Sembilan desa semuanya berisi hasil
bumi Wonosalam. Isi utama tumpeng adalah durian, selain itu
juga

terdapat

salak,

rambutan,

pete,

buah

naga,

dan

berberapa sayur sayuran. Dilapangan sudah banjir manusia,


baik di tengah lapangan maupun di sekitar lapangan.
Sekitar 30 menit setelah kami berada di lapangan,
terdengar

arak-arakan

dimulai.

Sembilan

tumpeng

dari

Sembilan desa mulai memasuki lapangan satu persatu.


Setelah

memutari

memberikan

tumpeng

sambutan.

Sempat

utama,

Bupati

Jombang

terjadi keributan antara

pengunjung dan satpol PP namun berhasil direda. Setelah itu


pembacaan doa, setelah pembacaan doa acara utama yaitu
pembagian tumpengan dimulai. Seluruh lapangan seperti
medan perang. Semua yang berada di dekat tumpeng
langsung brutal demi mendapatkan durian tersebut, bahkan
terdapat anak-anak, ibu-ibu yang ikut berpartisipasi.
Kurang dari 30 menit, seluruh tumpengan ludes tak
tersisa, pagar pembatas roboh, tumpengan kecil sudah tak
berbentuk,

sedangkan

tumpengan

besar

hanya

tersisa

rangkanya saja. Setelah itu banyak dari pengunjung yang


meninggalkan lapangan. Acara Kenduri Durian pun usai.
2) HasilWawancara
a) Hasil Wawancara 1
Narasumber:
-

Nama Lengkap
: Samuki
Nama Panggilan : Pak Muki

23

Tempat/Tanggal Lahir : Jombang, 8 September 1969


Agama
: Islam
Tempat Tinggal : Dusun Sumber, RT 9/RW 13 Ds.

Wonosalam Kec. Wonosalam


Pekerjaan
: Kepala Desa Wonosalam

Hasil:
Acara Kenduri Durian baru diselenggarakan sebanyak
empat kali, jadi kegiatan ini tergolong masih baru. Awal
mula dilaksanakannya kegiatan ini adalah Wonosalam yang
terkenal akan potensi duriannya. Oleh karena itu, tokoh
setempat bermaksud menciptakan suatu kegiatan yang
dapat

membuat

Wonosalam

terkenal

dengan

agro

sehingga terciptalah Kenduri Durian pada tahun 2012 yang


diharapkan dapat berlangsung seterusnya.
Kenduri Durian sendiri merupakan semacam ruwah
desa namun ini dilaksanakan tingkat kecamatan, bukan
desa. Maksud dan tujuan diadakannya Kenduri Durian
adalah mensyukuri hasil panen masyarakat Wonosalam
supaya dapat lebih berkah.
Kenduri Durian dilaksanakan ketika musim buah durian
di Wonosalam, yakni sekitar akhir bulan April hingga awal
bulan Mei. Selama empat tahun terakhir, Kenduri Durian
masih dilaksanakan di satu tempat. Untuk persiapan, 3
bulan sebelum acara sudah dibentuk panitia yang dipilih
secara umum dan panitia tersebut melakukan musyawarah
sekitar 4-5 kali sebelum hari H. Persiapan panitia sebelum
hari

seperti

menyiapkan

tempat,

hiburan,

acara,

keamanan, mengumpulkan hasil panen yang akan dibuat

24

tumpengan (utamanya durian), dan menata tumpengan.


Panitia berasal dari tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh
masy, seluruh perangkat desa, kepanitiaan berasal dari
perangkat desa terutama panitia inti dari seluruh kepala
desa di Wonosalam . Kegiatan ini mengusung tema yaitu
Untuk Wonosalam Daerah Wisata.
Kenduri

Durian

mengusung

budaya

yang

ada

di

Wonosalam, seperti jaranan dan lain-lain. Serangkaian


acara yang berlangsung tiap tahunnya berbeda. Sebagai
contoh tahun ini tidak diselenggarakan lomba kambing
dan

hanya

pameran.

Setiap

desa

di

Wonosalam

mempersembahkan tumpengan durian kreasi dari desa


mereka dan dilombakan. Seluruhnya berjumlah sembilan
tumpengan

dengan

dana

500ribu

dari

panitia

dan

selebihnya adalah swadaya desa


Masyarakat

sekitar

sangat

antusias

menanggapi

terselenggarakannya kegiatan Kenduri Durian . Bahkan


sudah

masuk

sebagai

kegiatan

nasional

sehingga

masyarakat sekitar dengan adanya kegiatan seperti ini


juga merasa diuntungkan bagi penjual-penjual sehingga
menambah penghasilan masyarakat dapat mengangkat
Wonosalam sebagai daerah wisata. Berberapa masyarakat
sekitar juga turut berpartisipasi dalam memperebutkan
buah durian sebagian hanya menonton saja.
Dana

yang

dibutuhkan

untuk

menyelenggarakan

kegiatan ini berbeda-beda. Untuk tahun ini dana yang


dibutuhkan sekitar 124 juta rupiah, berbeda dengan tahun
lalu yang memakai biaya lebih tinggi. Dana tersebut

25

berasal dari APBD juga dari swadaya masyarakat dalam


bentuk penarikan durian bagi yang bekerja sebagai PNS
dan juga dari swadaya instalasi di Wonosalam.
Pemerintah setempat juga turut memeriahkan acara
sebagai contoh memberikan sambutan. Pemerintah yang
turut serta antaralain bupati, seluruh SKPD, dan semua
dinas. Karena acara ini sudah masuk momen kabupaten
hanya saja terletak di Wonosalam, karena Wonosalam
untuk kedepannya merupakan sasaran wisata.
Sempat terjadi berberapa hambatan seperti dompet
hilang, keributan antar pengunjung maupun keamanan.
Namun hal tersebut dapat direda, hasilnya permasalahan
yang terjadi di tahun ini lebih sedikit dari tahun kemarin.
Hal ini dikarenakan banyaknya personil aparat keamanan
yang diturunkan serta

kesadaran pengunjung sendiri

sehingga acara dapat berlangsung dengan lancar dan


terkondisi.
Dengan adanya Kenduri Durian, kepala desa memiliki
harapan kegiatan ini akan dapat terus berlangsung karena
sudah mendarah daging bagi masyarakat Wonosalam serta
meningkatkan penghasilan durian. Beliau menjelas bahwa
ada rencana gambaran Kenduri Durian dimana pengunjung
dapat memetik sendiri buah durian dan merasakan aslinya
Durian Wonosalam. Beliau juga berharap pemerintah dapat
memberikan bantuan seperti pemberian penyuluhan dan
pelatihan kepada masyarakat agar dapat menambah
produksi durian Wonosalam.

26

b) Hasil Wawancara 2
Narasumber:
-

Nama
: Pak Bambang
Status narasumber
: Penduduk
Tempat Tinggal :
Desa
Sumber,

Kecamatan

Wonosalam
Hasil:
Acara Kenduri Durian diadakan setiap tahun karena
sudah menjadi icon Wonosalam. Serangkaian acara tiap
tahunnya berbeda beda seperti tahun 2015 Kenduri Durian
dilaksanakan selama 3 hari, berbeda dengan tahun 2014
hanya 2 hari. Acara yang dilangsungkan juga berbeda,
tahun 2013 terdapat penilaian Durian, tahun 2014 terdapat
kontes kambing, 2015 tidak ada kontes kambing tetapi
hanya dipamerkan saja. Namun acara utama atau intinya
selalu tetap yaitu Kenduri Durian, dengan kata lain acara
selain hari tersebut merupakan acara pendamping.
Menurut keterangan Pak Bambang, Kenduri Durian
sangat diminati oleh masyarakat. Pengunjung yang datang
ada juga yang dari luar Jawa Timur. Setiap Kenduri Durian
berlangsung, kondisi jalan Wonosalam selalu macet total,
dan karena hal tersebut banyak juga pengunjung yang
kecewa dikarenakan tidak dapat masuk atau telat acara
karena macet tersebut.
Beliau juga menceritakan sedikit tentang wonosalam.
Mayoritas pekerjaan masyarakat Wonosalam adalah ladang.
Bukan hanya durian, ada juga salak, rambutan, cengkeh
dan sebagainya. Durian unggulan Wonosalam sendiri ada
27

berberapa macam seperti durian bido, durian monthong,


dan durian simas.

28

B. Pembahasan
1) Sejarah dan Gambaran Kenduri Durian
Tradisi yang dilakukan diselenggarakan setahun sekali oleh warga
masyarakat Kecamatan Wonosalam, adalah tradisi KENDURI DURIAN.
Masyarakat luar Wonosalam mengenal tradisi ini dengan sebutan Pesta
Durian. Tradisi ini dikenal secara umum dengan istilah ruwah desa atau
syukuran desa, namun dalam kegiatan ini melibatkan seluruh warga
kecamatan Wonosalam.
Tradisi ini berawal dari keinginan tokoh masyarakat setempat yang
ingin menjadikan Wonosalam sebagai tempat yang terkenal dengan hal-hal
yang berhubungan dengan agro. Sedangkan potensi terbesar yang dimiliki
oleh Wonosalam adalah Durian sehingga tercipta sebuah tradisi yang
dikenal dengan sebutan Kenduri Durian. Kenduri Durian dimulai pada
tahun 2012 sehingga tergolong baru. Namun meskipun masih baru, kegiatan
ini dapat menyedot banyak perhatian warga Wonosalam maupun bukan
Wonosalam.
Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah sebagai bentuk rasa
syukur

masyarakat

terhadap

hasil

panen

masyarakat

Wonosalam supaya lebih berkah. Masyarakat memberikan


persembahan mereka dalam bentuk berupa tumpengan
yang dibentuk dari buah durian dan berbagai macam hasil
bumi

agro

kecamatan

Wonosalam.

Sembilan

desa

di

Wonosalam memberikan masing-masing satu tumpengan


hasil kreasi masing-masing desa dan di lombakan. Panitia
juga

membuat

sebuah

tumpengan

utama.

Biasanya

bentuknya bentuk dan ukurannya lebih besar dibanding

29

tumpengan dari tiap desa. Tema dari kegiatan ini yaitu


Untuk Wonosalam Daerah Wisata.
Kenduri Durian diselenggarakan setiap musim durian
berlangsung, yaitu sekitar akhir bulan Februari hingga awal
Mei. Selama empat tahun terakhir (awal diadakannya
Kenduri Durian), kegiatan ini diadakan di tempat yang sama
yakni

lapangan

olahraga

kecamatan

Wonosalam.

Serangkaian acara yang dilaksanakan setiap tahunnya juga


berbeda-beda namun acara utama tetap satu hari dan
dilaksanakan di hari terakhir jadwal kegiatan.
Pada Kegiatan Kenduri Durian, penyelenggara teknis
adalah tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat,
seluruh perangkat desa, serta kepanitiaan berasal dari
perangkat desa terutama panitia inti dari seluruh kepala
desa di Wonosalam. Yang dipersiapkan oleh panitia sebelum
hari H antara lain tempat, hiburan, acara, keamanan,
mengumpulkan hasil panen yang akan dibuat tumpengan
(utamanya durian), dan menata tumpengan. Bahan pokok
untuk membuat tumpengan adalah buah durian yang
diselingi dengan hasil panen yang lain seperti rambutan,
salak, pete, dang sebagainya yang ditata sedemikian rupa
sehingga membentuk gunungan (tumpengan).
Pada Kenduri Durian tahun ini, terdapat 10 tumpengan
durian. Sembilan tumpengan dari masing-masing desa dan
sebuah tumpengan utama. Kegiatan tahun ini dimulai pada
hari Jumat hingga hari Minggu. Pada hari Jumat diadakan
Jalan Sehat berlokasi di lapangan Wonosalam, pada hari
Sabtu pagelaran budaya (festival kuda lumping), kuliner,

30

UMKM, produk unggulan, festival kopi. Pada hari minggu


yang merupakan acara utama terdapat kirab 9 tumpeng
hasil bumi dari 9 desa serta puncak acara kenDuren.
Puncak

acara

yang

diadakan

pada

hari

minggu

dilaksanakan di lapangan Wonosalam. Dimulai dengan kirab


9 tumpeng sekitar pukul 09.00 pagi. Arak-arakan tersebut
dimulai dari depan kantor kecamatan hingga lapangan
Wonosalam. Setelah sampai di lapangan, arak-arakan
mengitari tumpengan utama di tengah lapangan kemudian
merapat ke tengah. Dalam kegiatan ini turut juga Bupati
kota Jombang, seluruh SKPD, juga dinas lainnya karena
acara ini masuk momen kabupaten hanya saja terletak di
Wonosalam. Bupati Jombang membrikan sambutan pada
puncak acara tersebut. Setelah selesai dengan sambutan
dan doa, dimulailah acara utama pembagian (dalam hal ini
rebutan) durian menandakan usainya acara Kenduri Durian.
Pengunjung

acara

ini

bukan

hanya

dari

warga

Wonosalam dan Jombang saja. Banyak juga dari daerah


sekitar seperti Mojokerto, Surabaya, Malang, Nganjuk,
Kediri, bahkan ada yang dari Jawa Tengah. Banyak dari
pengunjung yang turut memperebutkan durian, sebagian
juga hanya menonton.
Dana

yang

dibutuhkan

untuk

menyelenggarakan

kegiatan ini sekitar 124 juta rupiah, angka tersebut lebih


sedikit dari tahun kemarin. Sumber dana didapat dari APBD.
Tambahan lain yaitu swadaya masyarakat. Khususnya
masyarakat yang bekerja sebagai PNS dan berberapa

31

instalasi di Wonosalam berupa penarikan buah durian,


karena apabila hanya menggunakan APBD tidaklah cukup.
Namun

dalam

kegiatan

ini

terdapat

berberapa

hambatan, seperti dompet hilang serta keributan antar


pengunjung dengan kemanan. Namun untuk tahun ini
permasalahan yang terjadi lebih sedikit dari tahun kemarin.
Alasannya adalah jumlah aparat keamanan yang diturunkan
dilokasi tumpengan utama dan sekitarnya lebih banyak dari
pada

tahun

kemarin.

Juga

terjadi

hambatan

ketika

perjalanan menuju lokasi Kenduri Durian. Jalanan yang


macet terlalu lama menyebabkan berberapa pengunjung
tidak sempat mengikuti acara utama tersebut.

2) Dampak Kenduri Durian terhadap Masyarakat dan


Wonosalam
Dilihat dari antusias masyarakat, masyarakat sangat
mendukung

adanya

Kenduri

Durian.

Terutama

bagi

masyarakat yang beprofesi sebagai penjual, kegiatan ini


dapat menambah penghasilan mereka. Dalam hal ini
Kenduri

Durian

juga

mengangkat

perekonomian

masyarakat. Bagi masyarakat lain, kegiatan ini sudah


seperti mendarah daging.
Dengan adanya Kenduri Durian dampaknya tentu cukup
besar bagi Wonosalam. Dengan banyaknya pengunjung,
dapat

mengangkat

nama

Wonosalam

sebagai

daerah

wisatawan. Hal ini sejalan dengan tujuan tokoh setempat


dan

pemerintah

yang

memiliki

rencana

kedepan

Wonosalam yang dijadikan sasaran sebagai daerah wisata.

32

Dengan adanya hal tersebut, pemerintah setempat


berharap adanya batuan dari pusat seperti penyuluhan dan
pelatihan untuk meningkatkan kualitas durian Wonosalam.
Sehingga

produksi

durian

Wonosalam

yang

tidak

mengimbangi dengan kebutuhan durian dapat diatasi.


Kepala Desa juga memiliki gambaran rencana Kenduri
Durian masa mendatang. Yaitu pengunjung dapat memetik
sendiri

dan

merasakan

Wonosalam.

33

aslinya

bagaimana

durian

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi

Kenduri

diselenggarakan oleh

Durian
warga

merupakan

tradisi

yang

Kecamatan Wonosalam setiap

setahun sekali. Kegiatan tersebut dimulai pada tahun 2012.


Meskipun masih baru, kegiatan ini mampu menarik banyak minat
masyarakat baik masyarakat Wonosalam maupun yang bukan
warga Wonosalam.
Serangkaian acara yang diselenggarakan setiap tahunnya
berbeda beda namun acara puncaknya tetap sama, yaitu
terdapat

kirab

atau

arak-arakan

Sembilan

tumpeng

dari

Sembilan desa dan acara puncak kenDuren. Tumpengan tersebut


berisi hasil panen agro masyarakat Wonosalam terutama adalah
buah durian.
Dengan adanya kegiatan Kenduri Durian, banyak dampak
yang ditimbulkan terhadap masyarakat serta Wonosalam. Bagi
masyarakat sendiri yaitu dapat menambah penghasilan bagi
masyarakat yang berpenghasilan sebagai penjual. Sedangkan
bagi

Wonosalam

sendiri

yaitu

dapat

mengangkat

nama

Wonosalam menjadi sasaran daerah wisata.


B. Saran
Dengan melihat dampak adanya Kenduri Durian, sudah
seharusnya kita melestarikan kegiatan tersebut supaya dapat
tetap bertahan. Kepada pemerintah juga diharapkan dapat
memberikan bantuan kepada masyarakat supaya hasil produksi
durian dapat menjadi kualitas yang terbaik dan meningkat.

34

35

DAFTAR RUJUKAN
1

Soelaeman, M. Munandar . 2010. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT. Revika Aditama. hlm. 19
Soekamto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. hlm. 150
3
Koentjoroningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. hlm. 180
2

4
5

Koentjoroningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. hlm.186
Muhammad . Abdulkadir. 2005. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
hlm. 84

Koentjoroningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. hlm.195

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. hlm. 154

Koentjoroningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. hlm.220

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. hlm. 160

36

Lampiran 1 (Narasumber 1)
Keterangan :
T: Tanya (penanya)
J: jawab (narasumber)
T

: boleh tau sejak kapan acara Kenduri Durian dimulai?

: tahun ini yang keempat kali, jadi 2012

: itu sejarah awalnya bagaimana pak?

: begini, wonosalam kan memiliki potensi durian. Akhirnya


dari tokoh-tokoh termasuk dari kecamatan sehingga
menciptakan supaya wonosalam terkenal dengan masalahmasalah yang berhubungan dengan agro (buah-buahan) di
wonosalam kan yang dapat diandalkan adalah buah durian.
Akhirnya munculah inisiatif kenduri durian mulai 2012 kalau
bisa seterusnya

: kemudian, makna kegiatan kenduri durian bagi masyarakat


itu bagaimana pak?

: makna maksudnya tanggapan?

: makna artinya kenduri durian

: sebetulnya kalau didesa inikan semacam syukuran atau


ruwah desalah katakan seperti itu tapi ini tingkat kecamatan
bukan desa. Jadi intinya hasil bumi supaya bisa lebih berkah
sehingga diadakan kegiatan ini.

T
: kemudian kegiatan ini dilaksanakan setiap kapan dan
dimana pak?
J

: kisaran musim-musin durian sekitar akhir Maret dan awal


Mei. Kisaran bulan Februari Maret April ( musim durian).
Intinya kisaran bulan tersebut

T
: untuk tempat diadakannya pak apa selalu tetap apa
berubah-ubah?

37

: untuk empat tahun ini masih tetap

: bagaimana antusias warga wonosalam dan bukan


wonosalam terhadap kegiatan ini?

: sangat antusias, dengan semacam kegiatan seperti ini.


Bahkan sudah masuk sebagai kegiatan nasional sehingga
masyarakat sekitar dengan adanya kegiatan seperti ini juga
merasa diuntungkan bagi penjual-penjual sehingga
menambah penghasilan masyarakat. Banyak masyarakat
yang menonton acaranya, sebagian juga ikut mengambil
durian.

: untuk persiapan sebelum diadakan keg bagaimana pak?

: nah, persiapan-persiapan sebelum diadakan kegiatan yaitu 3


bulan sebelum sudah dibentuk panitia yg dipilih secara umum
dan musyawarah sekitar 4-5 kali sebelum hari H. Yang
dipersiapkan panitia itu yang dibutuhkan untuk kelancaran
acara seperti menyiapkan tempat, hiburan, keamanan,
mengumpulkan bahan tumpeng dan menata tumpengan

:lalu untuk serangkaian kegiatannya bagaimana pak?

: serangkaian kegiatannya yang ada hubungannya dengan


kebudayaan di wonosalam seperti festival jaranan, jalan sehat
dan sebagainya

: untuk tahun kemarin saya lihat jadwalnya 3 hari, apa selalu


sama apa berubah-ubah?

: berubah ubah, untuk tahun ini kami tidak memakai lomba


kambing. Hanya saja menurut saya nilai positifnya lebih
banyak, tapi paling tidak juga untuk mengangkat wisata
wonosalam termasuk peternakan waktu itu momen
peternakan bukan dilombakan hanya pameran sehingga
peminatnya untuk kurang karena tidak disediakan hadiah.
Kalau difestivalkan dan memiliki hadiah, kemungkinan akan
lebih meriah.

T
: apakah kegiatan ini memiliki tema? Apa berubah ubah atau
tetap?
38

: temanya tetap, yaitu untuk wonosalam daerah wisata

T
: tokoh-tokoh yang terlibat dalam kegiatan tersebut siapa
saja?
J

: tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, seluruh


perangkat desa, kepanitiaan berasal dari perangkat desa
terutama panitia inti dari seluruh kepala desa di wonosalam.

: untuk dana yang dibutuhkan kira berapa pak?

: dana yang dibutuhkan dari APBD sementara sekitar 124jt,


yang lain (tumpeng) berasal dari masyarakat berupa swadaya
durian dari PNS di wonosalam juga dari instansi yang ada di
wonosalam karena jika dari dana APBD tidak cukup.

: dana setiap tahun apa berbeda-beda?

J
: berbeda, untuk yang tahun ini terlihat lebih tinggi tahun
kemarin
T

: peran pemerintah yang diberikan dalam bentuk apa?

: peran pemerintah yaitu dalam bentuk APBD tadi

T
: apakah ada pemerintah yang turut dalam memeriahkan
acara tersebut ?
J

: pasti ada, ada bupati, seluruh SKPD, semua dinas langsung


terjun dan untuk bupati turut memberikan sambutan. Kan ini
sebenarnya sudah masuk momen kabupaten cuma terletak di
wonosalam itu sja. Karena wonosalam kan kedepannya
sasaran wisata.

: apa dalam persiapa maupun kegiatan terdapat hambatan,


seperti kemarin ada dompet hilang dan sebagainya.

: banyak, tapi untuk tahun ini sudah berkurang, juga termasuk


dalam keributan karena aparat keamanan yang diturunkan
lebih banyak. Juga kesadaran pengunjung, pemuda-pemuda,
warga lebih baik sehingga kegaduhan hanya terjadi ketika
acara utama namun masih dapat diatasi karena di panggung

39

juga terdapat keamanan sehingga pembagian durian lebih


terkondisi.
T

: untuk kemarin saya melihat setiap desa memiliki arakarakan tumpeng, itu bagaimana pak? Apa baru tahun ini atau
sejak awal?

: ada, setiap desa dikenakan satu tumpeng didanai APBD


500ribu sisanya swadaya desa masing-masing. Bentuknya
bervariasi bahkan dilombakan, isinya macam-macam dari
produksi panen warga Wonosalam. Jadi tidak hanya durian
saja, ada rambutan, salak, pete, dan sebagainya. Kegiatan
tersebut sudah diadakan sejak awal diadakannya kenduri
durian dan meriahnya tahun ini.

: harapan bapak terhadap kegiatan kenduri durian bagi


wonosalam dan sekitarnya

: saya berharap saya kegiatan kenduri durian dapat terus


berlanjut karena pertama antusias masyarakat kan sudah
mendarah daging. Yang kedua, minimal penghasilan durian
waktu momen-momen durian terus meningkat. Terus harapan
dari saya pribadi, sampai hari ini saya mencari bagaimana
kenduri durian itu tidak itu-itu saja. Minimal kedepannya ada
suatu tempat untuk dikunjungi pengunjung langsung terjun ke
ladang untuk memetik durian sendiri. Sudah ada rencana dari
seluruh tokoh-tokoh dan kepala desa semua untuk
menjadikan suatu tempat itu alami. Karena selama ini untuk
durian saja belum maksimal dari wonosalam saja karena
selalu kurang. Saya mengharapkan dari pemerintah daerah
bisa untuk meningkatkan kualitas durian paling tidak
diberikan penyuluhan atau pelatihan atau bantuan seperti
setiap masyarakat dibantu bibit durian sekian untuk ditanam.
Sehingga 5-10 tahun yang akan datang kita tidak akan
kesulitan mencari durian. Jadi harapan kedepan memang
sudah ada rencana bahwa kalau bisa ada yang bisa
menikmati wisata secara alami dan mengetahui kalau ini
memang durian asli wonosalam karena banyak yang
mengeklaim bahwa durian ini durian wonosalam padahal
bukan.
40

41

Lampiran 2 (Narasumber 2)
Keterangan :
T : Tanya (penanya)
J : jawab (narasumber)
T

: apa kenduri durian diadakan setiap tahun pak?

: acara itu setiap tahun. Jadi acara Kenduri Durian itu jadi
iconnya wonosalam sekarang, diadakan tiap tahun

: itu serangkaian acaranya 3 hari apa pak kalau boleh tau?

: hanya satu hari mas

: lha yang tahun ini kok tiga hari ada jalan sehat juga

: biasanya tidak tentu, kalau yg thn lalu itu ada kontes


kambing, kmudian hari 2 kenduri durian jadi hanya 2 hari.
Yang thn 2013 ada penilaian durian, jadi kualitas durian itu
dilombakan, kemudian kontes kambing, dan kenduri durian,
jadi ada 3 hari. 2014 ada 2, 2015 ini acaranya waktu itu
sebenarnya ada kontes kambing tapi diganti pameran
kambing.

: jadi acara intinya itu kenduri durian itu pak?

: iya, kenduri durian

: lalu, kayak pendatangnya bukan dari wonosalam ya pak?

: pendatangnya? Wah pendatangnya dari mana-mana. Bahkan


dari luar jawa timur, seperti Jawa Tengah ada juga, bukan
sekitar sini. Makanya kalo ada kenduri durian disini,
wonoslam macet total. Banyak yang kecewa tidak bisa masuk
gara-gara macet, karena akses jalannya kurang lebar.

: oh ya pak mayoritas pekerjaan masyarakat wonosalam


mayoritas pertanian atau ada yang lain?

: mayoritas disini ya tetap ladang. Tapi bukan hanya durian,


tapi juga ada salak, cengkeh, lain lain juga ada banyak.

42

: kemudian pak, untuk produk durian unggulan dari


Wonosalam sendiri apa saja jenisnya?

: kalau produk durian wonosalam ya ada macam-macam, ada


durian bido, durian montong, durian simas

43

Lampiran 3
Persiapan tumpeng utama

Pak Kades dengan hasil


tumpengan salah satu desa

Tumpengan utama

Suasana perebutan durian

44

Peserta Kenduri Durian

Peserta membersihkan diri di sungai usai acara Kenduri Durian

45

Anda mungkin juga menyukai