Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Industri atau perusahaan

adalah

tempat

kerja

yang

memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan


orang atau untuk pihak lain dan umumnya berorentasi pada
profit. Sedangkan tempat kerja adalah suatu ruang terbuka
atau tertutup yang terdapat kegiatan tenaga kerja atau sering
dimasuki tenaga kerja atau terdapat pula potensi bahaya
faktor resiko (hazard). Menurut UU No.1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja maka setiap industri diwajibkan untuk
menyelenggarakan upaya keselamatan kerja. Karena untuk
menjaga kesejahteraan dan kesehatan tenaga kerja maupun
masyarakat di sekitar tempat usaha atau industri sangat perlu
dilakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kondisi
lingkungan di tempat kegiatan tersebut.
Perkembangan industri di Indonesia saat ini meningkat
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Industri
selalu diikuti masalah pencemaran lingkungan terutama yang
berhubungan

dengan

proses

kegiatan

industri

tersebut.

Industri-industri besar yang menggunakan bahan bakar fosil


banyak menghasilkan gas buang yang dapat menyebabkan
pencemaran udara. Gas buangan ini biasanya dibuang melalui
cerobong

(chimney).

Kegiatan

industri

pada

mulanya

dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia,


pada sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru
merugikan kelangsungan hidup manusia. Pencemaran udara
diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di
dalam

udara

yang

menyebabkan

perubahan

susunan

(komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wardana, 2001).

~1~

Udara

merupakan

faktor

yang

sangat

penting

bagi

kehidupan manusia, namun sejalan dengan kemajuan jaman


terutama meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusatpusat industri mengakibatkan kualitas udara telah mengalami
perubahan. Udara yang dulunya bersih, langit yang dulunya
membiru kini berubah menjadi kering dan kotor. Apabila hal
ini

tidak

segera

mendapat

perhatian

maka

perubahan

tersebut dapat membahayakan kehidupan baik manusia,


hewan maupun tumbuhan (Soedomo,2011).
PT. Pakoakuina merupakan anak perusahaan Triputra Group
yang bergerak dibidang usaha industri komponen otomotif
yaitu wheel rim (velg), baik untuk kendaraan roda dua dan
roda empat untuk pasar Original Equipment for Manufacturer
(OEM) Indonesia dan ekspor PT. Pakoakuina secara group
melayani pasar ekspor dengan tujuan antara lain Italia,
Jerman, Hungaria, Jepang, Malaysia dan Thailand. Reputasi
yang dicapai dari tahun 1976 sampai saat ini telah membuat
Pako Group dikenal sebagai salah satu produsen wheel rim
dikawasan Asia Tenggara.
1.2.
Tujuan
1.1.1. Tujuan Umum
Mengetahui

penerapan

sistem

ventilasi

alami

di

Industri.
1.1.2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menghitung sistem ventilasi alami
di industri.
b. Mahasiswa dapat merancang sistem ventilasi alami
di Industri.
c. Mahasiswa dapat mendesain sistem ventilasi alami di
Industri.
1.3.

Manfaat

~2~

Mengetahui konstruksi ventilasi alami yang baik

~3~

BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Profil Industri Pakoakuina
Pako Group, merupakan anak perusahaan Astra Otoparts
dan Triputra Group yang bergerak di bidang usaha industry
komponen otomotif yaitu wheel rim (velg), baik untuk
kendaraan roda dua dan roda empat untuk pasar Original
Equipment for Manufacturer (OEM) Indonesia dan ekspor
dengan tujuan antara lain Italia, Jerman, Hungaria, Jepang,
Malaysia dan Thailand.
Theodore

(Teddy)

Perusahaan yang didirikan oleh

Permadi

Rachmat

(TPR)

ini

memiliki

beberapa pelanggan dari Pako Group berasal dari perusahaan


otomotif

terkemuka

seperti

Toyota,

Mitsubitshi,

Isuzu,

Daihatsu, Suzuki, Honda, GM dan Nissan.


1. Nama Usaha dan/atau Kegiatan
Nama Usaha : PT. PAKOAKUINA
Jenis Kegiatan

: Industri Perlengkapan dan Komponen

Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih


Nomor NPWP : 01.062.166.2.042.000
2. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
Lokasi kegiatan

: Kawasan industri suryacipta jl. Surya

madya III blok I kav. 35


Desa

: Kutanegara

Kecamatan

: Ciampel

Kota/Kabupaten

: Karawang

Propinsi

: Jawa Barat

3. Skala/Besaran usaha dan/atau kegiatan

~4~

Total luas lahan kegiatan PT. PAKOKUINA adalah 100.000


m2 dengan peruntukan lahan sebagai berikut:
Tabel 1. Penggunaan lahan
No
.
1.

Jenis Penggunaan

Luas Area
m2
%

Lahan terbangun:
a Pabrik
b Ruang utilitas
c Ruang compressor
d Melting chips
e Pos pengamanan
f Gardu PLN
g Kantin, masjid, kantor
h TPS B3 dan Non B3
Total Lahan Terbangun

2.

Lahan Terbuka:
a Taman/Openspace/penghi
b
c
d
e

jauan
Pagar
Jalan
Drainase
Lapangan Olahraga

24.480,

24,48

00
504,00
276,00
216,00
30,00
32,00
794,00
257,00

0
0,504
0,276
0,216
0,030
0,032
0,794
0,257

26.589

26,58

,00

50.977,

50,97

24
1.277,2

7
1,277
18,99

6
18.998
1.198,5
0
960

Total Lahan terbuka

Total luas lahan

Keterang
an

8
1,198
0,960
73,41

73.411,

00
100.00

100.0

00

Sumber: PT. PAKOAKINA, 2014


Berdasarkan rencana detail tata ruang wilayah lokasi tapak
Pabrik sesuai dengan peruntukan untuk lahan industri dan
letak industri ini berada didalam kawasan industri suryacipta.
Ketinggian tapak proyek dengan lingkungan sekitar adalah
700 cm.

~5~

4. Jenis dan Kapasitas Produksi


Tabel 2. Jenis dan Kapasitas Produksi
No

Jenis

Kapasitas

Sifat

produksi

produksi
izin
Rill

produksi
Eksp
Baha jad
or
n i

2
1 Alumuniu

3
3.016.0

4
1.500.0

m Wheel 00
Rim
Sumber:

jadi
5
-

Jenis

7
40%

Alat

Angkut
(Truk/Colt/Trail
er)
8
Truk/Trailer

00

buah
buah
lampiran

izin

usaha

perlusan

No.1/1/IU/II/PDM/INDUSTRI/2011
Tabel 3. Tenaga Kerja
N

Klasifikasi

pekerja

LK

Jml

1
1
2
3

2
Direksi
Divisi
Manager
Staff/sup

3
4
3
14

4
1
2

5
5
3
16

Daerah asal
WNI
Kom
Lokal
uter
6
7
5
3
16

44

50

35

29

29
38

4
5
6

ervisor
Foremen
Line

Jenis kelamin

38
leader
7
Karyawan 651 6
Jumlah
783 15
Sumber: PT. PAKOAKUINA,

657
798
2014

WNA

Pendidikan

Diplom

SD SLTP

SLTA

8
-

9
-

10
-

11
-

a
12
-

15

11

27

15

12

35

35

585
682

72
116

4
4

122
122

527
588

2
26

5. Waktu Operasi Pabrik


Operasi dalam 1 hari
Operasi pabrik dalam 1 minggu

~6~

: 24 jam
: 5 hari

6. Jumlah Shift Tenaga Kerja


Shift 1
: 07.30 - 16.15 WIB
Shift 2
: 16.15 23.55 WIB
Shift 3
: 23.55 07.30 WIB
Tabel 4. Jadwal Kegiatan
No
1

Jenis Kegiatan
Pembebasan

Jadwal Waktu
September 1998

2
3

Lahan
Kontruksi Pabrik
Produksi Komersial

Juli 2003
Januari 2004

7. Sejarah Perusahaan
Pako Group memiliki 3 perusahaan inti diantaranya:
a PT. INKOASKU berdiri di Bitung pada tahun 1974,
perusahaan ini memproduksi steel wheel rim (velg baja)
untuk kendaraan penumpang dan kendaraan niaga.
b PT. PALINGDA NASIONAL berdiri pada tahun 1981 yang
memproduksi

steel

wheel

rim

(velg

baja)

untuk

kendaraan besar (bus dan truk).


c PT. PAKOAKUINA berdiri pada tahun 1987, memproduksi
wheel rim alloy (velg aluminium) untuk kendaraan
penumpang dan niaga kecil roda empat dan roda dua,
dan pada bulan April 2013 PT. Pakoakuina diakusisi 51%
oleh PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 perusahaan Pakoakuina:
- Plant Karawang 1 (Pako Mobil) beroperasi pada
tahun 2004, memproduksi wheel rim alloy (velg
aluminium) untuk kendaraan penumpang dan niaga
-

kecil roda empat.


Plant KarawangII

(Pako Motor) beroperasi pada

tahun 2007, memproduksi wheel rim alloy (velg


-

aluminium) untuk kendaraan bermotor roda dua.


Pada bulan Februari 2013, perjanjian kerjasama/joint
venture dengan TOPY Jepang mendirikan PT. Topy

Palingda Manufacturing Indonesia (TPMI).


2. Pengertian Industri Manufaktur

~7~

Berdasarkan etimologi, kata industri berasal dari bahasa


Inggris industry yang berasal dari bahasa Prancis Kuno
industrie yang berarti aktivitas atau kerajinan. Namun kini
dengan perkembangan tata bahasa dan ilmu pengetahuan
maka industri dapat didefinisikan secara spesifik lagi.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian,

industri

adalah

kegiatan

ekonomi

yang

mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,


dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri.
Industri manufaktur merupakan kegiatan ekonomi yang
luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk
tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat
perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah,
makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin
kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara
penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbedabeda.

Tetapi

pada

dasarnya,

pengklasifikasian

industri

didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku,


tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang
digunakan.
3. Penyehatan Udara
Penyehatan udara merupakan upaya yang dilakukan agar
udara yang ada disekeliling kita sebagai makhluk hidup tidak
mengalami cemaran yang dapat berdampak pada kesehatan.
Penyehatan udara ini meliputi pemantauan hingga analisis
terhadap kualitas dan keadaan udara. Penyehatan udara tidak
hanya sebatas pada gas-gas yang ada di udara, melainkan
termasuk juga kelembaban, suhu, intensitas cahaya, tingkat
kebisingan, dan lain-lain.
4. Pencemaran Udara

~8~

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih


substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam junlah
yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan
dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan,
atau merusak properti. Definisi lain dari pencemaran udara
adalah peristiwa pemasukan dan penambahan senyawa,
bahan, atau energi ke dalam lingkungan udara akibat
kegiatan alam dan manusia sehingga temperatur dan
karakteristik
pernafasan

udara
yang

tidak

paling

sesuai
baik.

lagi

Atau

untuk

dengan

tujuan
singkat

dikatakan bahwa nilai lingkungan udara tersebut telah


menurun (Hutagalung, 2008).
1. Sumber Pencemar Udara
Industri dianggap sebagai sumber

pencemar

karena

aktiviatas industry merupakan kegiatan yang sangat tampak


dalam pembahasan berbagai senyawa kimia ke lingkungan.
Sebagian jenis gas dapat di andang sebagai pencemar udara
apabila konsentrasi gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi
normal dan dapat berasal dari sumber alami seperti gunung
api, rawa-rawa, kebakaran hutan dan nitrifikasi biologi serta
berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic source) seperti
pengangkutan, transportasi, kegiatan rumah tangga, industry,
pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar fosil,
pembakaran

sampah,

pembakaran

sisa

pertanian,

pembakaran hutandan pembakaran bahan bakar (Hutagalung,


2008)
Sumber pencemaran udara dikelompokkan ke dalam 3
kelompok besar yaitu:
1. Sumber pencemaran

udara

menetap

(point

source)

seperti asap pabrik, instalasi pembangkit tenaga listrik,

~9~

asap dapur, pembakaran sampah rumah tangga dan lain


sebagainya
2. Sumber pencemar udara yang tidak menetap (non point
source), seperti gas buang kendaraan bermotor , pesawat
udara, kereta api dan kegiatan- kegiatan lain yang
menghasilkan gas emisi dengan lokasi berpindah
pindah.
3. Sumber pencemar udara campuran (compound area
source) yang berasal dari titik tetap dan titik tidak tetap
seperti

bandara,

terminal,

pelabuhan

industri (Rahman, dkk, 2004).


Pengelompokan ini sesuai dengan

dan

klasifikasi

kawasan
sumber

pencemar udara yang ditetapkan oleh WHO tahun 2005,


yaitu :
1. Sumber sebuah titik (point source) yangberasal dari
sumber individual menetap dan dibatasi oleh luas wilayah
kurang dari 1 x 1 km2 termasuk didalamnya industri dan
rumah tangga.
2. Garis (line source) adalah sumber pencemaran udara
yang berasal dari kendaraan bermotor dan kereta
3. Area (area source) adalah sumber pencemaran yang
berasal dari sumber titik tetap maupun sumber garis.
2. Sifat Fisik Pencemaran Udara
Menurut Mokono (2000), polutan primer dikelompokkan
menjadi dua yaitu gas (senyawa karbon, senyawa sulfur,
senyawa nitrogen, senyawa halogen) dan partikel. Bahan
partikel ini dapat berasal dari proses kondensasi, proses
dispersi maupun proses erosi bahan tertentu. Asap (smoke),
sering kali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan
partikulat (particulate matter), uap (fumes) berikut yang
dimaksud dengan :

~ 10 ~

1. Asap adalah partikel karbon yang sangat halus (sering


disebut jelaga) dan merupakan hasil pembakaran yang
tidak sempurna.
2. Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh manusia
dan merupakan hasil proses pemecahan suatu bahan.
3. Uap adalah partikel padat yang merupakan hasil dari
proses sublimasi, destilasi atau reakasi kimia.
4. Kabut

adalah

partikel

cair

dari

reaksi

kimia

dan

kondensasi uap air.

5. KUALITAS UDARA DALAM RUANG (INDOOR AIR


QUALITY)
Indoor air quality atau kualitas udara dalam ruang adalah
salah satu aspek keilmuan yang memfokuskan pada kualitas
atau mutu udara dalam suatu ruang yang akan dimasukkan
kedalam ruang atau gedung yang ditempat oleh manusia
(Idham, 2001).
Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas udara dalam
ruangan

adalah

aktivitas

penghuni

ruangan,

material

bangunan, furniture dan peralatan yang ada di dalam ruang,


kontaminasi pencemar dari udara luar ruang, pengaruh
musim, suhu dan kelembaban udara dalam ruang, serta
ventilasi. (Harn dan Tilley, 2003).
Menurut US-EPA (1995) ada

empat

elemen

yang

berpengaruh dalam Indoor Air Quality yaitu ;


1. Sumber yang merupakan asal dari kontaminan baik
berasal dari dalam, luar atau dari system operasional
mesin yang berada dalam ruangan.
2. Heating Ventilation and Air Conditioning System (HVAC).
3. Media yaitu berupa udara.

~ 11 ~

4. Pekerja yang berada dalam ruangan tersebut mempunyai


riwayat pernafasan atau alergi.
Pengertian Indoor Air Quality dari USA Environmental
Protection Agency (EPA) adalah hasil interaksi antara tempat,
suhu, system gedung (baik desain asli maupun modifikasi
terhadap struktur dan sistem mekanik), teknik kontruksi,
sumber kontaminan (material, peralatan gedung serta sumber
dari luar) dan pekerja.
Manusia menghabiskan 90% waktunya dalam lingkungan
konstruksi, baik di rumah maupun dikantor. Adapun ciri-ciri
bangunan dewasa ini adalah kedap suhu, pertukaran udara
bebas

(masuknya

udara

segar)

sangat

sedikit,

serta

tergantung dengan system HVAC (Heating Ventilation Air


Conditioning). Dua factor utam yang berpengaruh terhadap
kualitas udara ruangan adalah udara itu sendiri (yang
dipengaruhi oleh suhu udara ruangan, kelembaban, aliran
udara, adanya gas pencemar, debu serta adanya bahan
biologis) serta ventilasi (NIOSH).

1. Penyebab Indoor Air Quality


Biasanya factor penyebab tidak hanya tunggal dan spesifik,
namun merupakan gabungan dari beberapa permasalahan
tersebut. Kualitas udara dalam ruang dapat dilihat dari 3 hal,
yaitu factor fisik, kimia, dan biologi.
1. Kualitas Fisik (Agen

Fisik)

Udara

dalam

Ruang
1. Temperatur dan suhu
Suhu udara sangat berperan dalam kenyamanan
bekerja karena tubuh manusia menghasilkan panas yang
digunakan untuk metabolism basal dan muscular. Suhu
udara

ruang

kerja

yang

terlalu

dingin

dapat

menimbulkan gangguan bekerja bagi karyawan, yaitu

~ 12 ~

gangguan bekerja dengan tenang karena berusaha untuk


menghilangkan rasa dingin (Prasasti, 2005).
Panas dalam ruangan diproduksi oleh tubuh sebagai
proses

biokimia

yang

berhubungan

dengan

pembentukan jaringan, konversi energy dan kerja otot.


Panas yang dihasilkan oleh proses metabolisme dapat
dibagi menjadi dua, yaitu metabolisme basal misalnya
proses otomatis seperti mengontrol kerja otot (Fardiaz,
1992).
Tingkat

panas

didominasi

oleh

temperature

sekitarnya, namun demikian standar udara kering atau


pengukuran udara ambient sering tidak cukup sebagai
indicator untuk criteria tingkat kenyamanan (Pudjiastuti,
1998).
Temperature

diukur

dengan

menggunakan

thermometer untuk mewakili keadaan penghuni. Hasil


dari northen european studies bahwa ada hubungan
antara peningkatan temperature sekitar 23C, kepadatan
penghuni dan ventilasi terhadap gejala gejala ketidak
nyamanan dalam ruang. Agar ruang kerja perkantoran
memenuhi persyaratan, bila

suhu >28C perlu

menggunakan alat peneta udara seperti air conditioner


(AC), kipas angin. Dan lain lain. Bila suhu udara luar
<18C perlu menggunakan alat pemanas ruang (Emma
Yulini, 2002).
Menurut Oktora
didalam

ruangan

mempunyai

risiko

(2008),
dengan
3,363

pegawai
suhu

kali

yang

lebih
lebih

dari
besar

bekerja
26C
untuk

mengalami SBS, dibanding dengan pegawai yang bekerja


dalam ruangan dengan suhu udara 26C atau lebih
rendah.

~ 13 ~

Sedangkan menurut Rahuyuningsih (2001), dengan


OR=0,917 responden yang berada diruangan yang
suhunya atau sama dengan 29C akan mempunyai risiko
SBS sebesar 0,917 kali dengan respoden yang berada di
ruangan dengan suhu dibawah 29 C.
2. Kelembaban Relatif
Air bukan merupakan polutan,

namun

uap

air

merupakan pelarut untuk berbagai polutan dan dapat


mempengaruhi konsentrasi polutan di udara. Uap air
dapat

menumbuhkan

dan

mempertahankan

mikroorganisme diudara dan juga dapat melepaskan


senyawa senyawa volatile yang berasal dari bahan
bangunan,
senyawa

seperti
lain

formaldehyde,

yang

mudah

ammonia,

menguap,

dan

sehingga

kelembaban yang tinggi melarutkan senyawa kimia, lalu


menjadi uap dan akan terpapar pada pekerja (Fardiaz,
1992).
Ruang yang lembab dan dinding yang basah akan
sangat tidak nyaman dan menggannggu kesehatan
manusia (Pudjiastuti, dkk, 1998).
3. Kecepatan Alir Udara
Kecepatan aliran udara mempengaruhi

gerakan

udara dan pergantian udara dalam ruang. Kecepatan


aliran udara yang nyaman bagi suatu ruangan besarnya
berkisar antara 0,15 sampai dengan 1,5 meter/ detik.
Kecepatan udara kurang dari 0,1 meter/ detik atau lebih
rendah menjadikan ruangan tidak nyaman karena tidak
ada pergerakan udara. Sebaiknya bila kecepatan udara
terlalu tinggi akan menyebabkan kebisingan di dalam
ruangan (Arismunandar dan saito, 1991)
4. Kalor Radiasi
Bahan kalor radiasi rata rata diperhitungkan
dengan perencanaan system ventilasi. Hal ini berkaitan

~ 14 ~

dengan besarnya kalor yang diterima udara dalam


ruang. Semakin tinggi kalor yang diterima maka beban
ac semakin besar sehingga pengelolaan gedung kurang
efisien (Aris Munandar dan Saito, 2002).
Sumber penghasil kalor antara lain reaksi eksotermik
dari bahan bahan kimia, kalor yang dilepas lampu,
system pemanas ruangan, sinar matahari yang masuk
serta tungku kompor untuk memasak. Selain itu terdapat
pula sumber yang dapat menyerap kalor radiasi, yaitu
jendela yang terbuka, dinding yang tidak dilapisi dengan
baik serta lantai tanpa pelapis (Kodak, 1990).
5. Pencahayaan
Cahaya
merupakan
pancaran
gelombang
elektromagnetik

yang

melayang

melewati

udara,

iluminasi merupakan jumlah atau kualitas cahaya yang


jatuh kesuatu permukaan. Apabila suatu gedung tingkat
iluminasinya

tidak

memenuhi

syarat

maka

dapat

menyebabkan kelelahan mata.


6. Bau
Bau merupakan factor kualitas udara yang benting.
Bau dapat menjadi peunjuk keberadaan suatu zat kimia
berbahaya, seperti hidrogen sulida, ammonia dan lain
lain. Selain itu bau juga dihasilkan oleh berbagai proses
biologi oleh mikroorganisme. Kondisi ruangan yang
lembab dengan suhu tinggi dan aliran udara yang
tenang biasanya menebarkan bau kurang sedap karena
proses

pembusukan

oleh

mikroorganisme

(Mukono,

1993).
7. Ventilasi
Yang dimaksud dengan ventilasi adalah proses,
dimana udara bersih dari luar ruang secara sengaja
dialirkan ke dalam ruang dan udara yang buruk dari
dalam ruang dikeluarkan. Ventilasi ini dapat berlangsung

~ 15 ~

secara alami maupun mekanik. Kualitas udara dalam


ruang masih tergantung pada kualitas udara yang ada
diluar ruang. Bila kualitas udara luar ruang cukup baik,
maka kualitas udara dalam ruang pun akan baik, maka
sebaiknya bila kualitas udara luar ruang buruk, maka
kualitas udara dalam ruangpun akan ikut menjadi buruk
(Pudjiastuti, 1998).
8. Kebisingan
Kebisingan adalah

terjadinya

bunyi

yang

tidak

dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan


kesehatan. Tingkat Kebisingan di ruang kerja maksimal
85 dBA (Depkes RI, 2002). Biasanya kebisingan berasal
dari mesin mesin industri, alat perkantoran yang
menimbulkan bunyi yang cukup tinggi, dan lain lain.
9. Radon (Rn)
Dipasaran beredar beberapa jenis bahan bangunan
yang

terbuat

dari

bahan

tambang

maupun

sisa

pengolahan bahan tambang maupun sisa peneglolahan


bahan

tambang

yang

berkadar

radioaktif

tinggi.

Beberapa bahan tersebut antara lain asbes, garnit,


italian tuff, gipsa, batu bata

dari limbah pabrik

alumunium, cone block, yang terbuat dari limbah abu


batubara, aerated concrete, blast-furnace slag dari
limbah pabrik besi, mengandung konsentrasi tinggi
Radium-226 yang dapat menjadi sumbermigrasi radon di
dalam ruangan (Anies, 2004).
2. Kualitas Mikrobiologi Udara dalam Ruang
Mikroorganisme dapat berasal dari lingkungan luar
(seperti serbuk sari, jamur dan spora) dan dapat juga
berasal dari dalam ruang (seperti serangga, jamur pada
ruang yang lembab, kutu binatang peliharaan, bakteri).
Mikroorganisme

dapat

menyebabkan

~ 16 ~

reaksi

alergi

pernafasan seperti infeksi pada pernafasan, problem


kesehatan yang luas disebabkan oleh mikroorganisme
dalam lingkungan ruang sulit untuk diperiksa, namun
pengaruh

kesehatan

disebabkan

oleh

diketahui

penyebaran

cukup

besar

beberapa

yang

organism

(Pudjiastuti, 1998).
Menurut Pudjiastuti (1998), udara disuatu ruangan
dalam rumah yang bersih, mungkin saja masih terdapat
ratusan partikel partikel biologi yang beraneka ragam
dan

teknologi

tidak

dapat

menghitung

keberadaan

mereka semua. Mikroorganisme yang sering dijumpai


didalam ruang adalah bakteri, jamur, serangga, atau
partikel partikel biologi lainnya.
6. Kepadatan Karyawan
Kepadatan hunian akan mengakibatkan suhu ruangan
yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan yang
akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari
pernafasan tersebut. Semakin banyak jumlah penghuni
rumah maka semakin cepat udara ruangan mengalami
pencemaran

gas

atau

bakteri.

Dengan

banyaknya

penghuni, maka kadar O2 dalam ruangan menurun dan


diikuti oleh peningkatan CO2 ruangan adalah penurunan
kualitas udara dalam rumah.
Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan
jumlah penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya
oksigen

dlam

ruangan

sehingga

daya

tahan

tubuh

penghuninya menuru, kemudian cepat timbulnya penyakit


(Yusup dan Sulistyorini, 2002).

~ 17 ~

~ 18 ~

BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Kebutuhan Udara Bersih Per Orang Per Jam
Rata-rata Orang Kerja Bernafas 750
Kebutuhan udara bersih

= 12 x 750

= 9000 ml/menit
= 9000 x 60
= 540.000 ml/jam
O2 = 21 %

= 21/100 x 540.000
= 113.400 ml/jam
= 113,4 l/jam
= 113 l/jam/org

3.2.Kebutuhan Udara Bersih di Stamping Produksi


Jumlah karyawan = 120 orang
Jumlah

karyawan

yang

bekerja

dalam

ruang

stamping

produksi adalah 120 orang


Kebutuhan O2 untuk 120 orang
= 113 x 120
= 13560 l/jam
= 13560 dm3/jam
= 13,56 m3/jam x 3600
= 48816 m3/s
Kebutuhan Oksigen di Ruang Produksi adalah 48816 m3/s
3.3.Perhitungan Udara Ruangan
3.3.1.
Perhitungan
Udara

Ruang

Produksi

Produksi
Q=AxVxE
= 500.000 x 0,25 x 0,6
= 75.000 m3/s
Kebutuhan udara di ruang produksi adalah 75.000 m3/s
O2 = 21% x 75.000 m3/s

~ 19 ~

= 15750 m3/s
3.3.2.

Perhitungan Pergantian Udara

Jumlah orang dalam ruangan produksi adalah 120 orang


Laju aliran ventilasi menurut Peraturan Menteri Kemetrian
Lingkungan Hidup No. 1405 Tahun 2002 laju aliran udara
yang baik adalah 0,15-0,25 m/detik
Maka laju aliran pergatian udara adalah
= 120 X 0,25
= 30 m3/detik/orang
= 30 m3/ 60 detik
= 0,5 m3/menit/orang
3.4.Perhitungan dan Penyelesaian Lubang Ventilasi
3.4.1.
Maka laju aliran pergatian udara
A = Q/V
A = 500 / 0,25
A = 2000 m
Keterangan :
A = Lubang Ventilasi
Q = Panjang bangunan
V = Laju aliran ventilasi menurut Peraturan Menteri
Kemetrian Lingkungan Hidup No. 1405 Tahun 2002 laju
aliran udara yang baik adalah 0,15-0,25 m/detik
3.4.2.
Maka lubang pertukaran ventilasi
t x p = laju pertukaran ventilasi
10 x p = 200
p = 20 meter
maka t x p = 10 x 20 = 200 m
Keterangan :
t = tinggi
p = panjang
3.5.Dimensi Ruangan
Dimensi ruangan adalah :
pxlxt
= 500 x 1000 x 10
= 5.000.000 m3
Keterangan :
p = panjang
l = lebar
t = tinggi

~ 20 ~

Jadi untuk merancang ruangan dengan dimensi 5.000.000


untuk 120 orang, digunakan lubang ventilasi maksimal (10
m x 20 m)
Tempatkan sesuai dengan ruang aliran udara maksimal
(ventilasi vertikal atau horizontal).
3.6.Perhitungan Udara Ruangan
3.6.1.
Perhitungan Udara Ruang Utility
Q=AxVxE
= 12 x 0,25 x 0,6
= 1,8 m3/s
Kebutuhan udara di ruang Quality adalah 22,5 m3/s
O2 = 21% x 1,8 m3/s
= 0,378 m3/s
3.6.2.

Perhitungan Pergantian Udara

Jumlah orang dalam ruangan produksi adalah 6 orang


Laju aliran ventilasi menurut Peraturan Menteri Kemetrian
Lingkungan Hidup No. 1405 Tahun 2002 laju aliran udara
yang baik adalah 0,15-0,25 m/detik.
Maka laju aliran pergatian udara adalah
= 6 X 0,25
= 1,5 m3/detik/orang
= 1,5 m3/ 60 detik
= 0,025 m3/menit/orang
3.7.Perhitungan dan Penyelesaian Lubang Ventilasi
3.7.1.
Maka laju aliran pergatian udara
A = Q/V
A = 4 / 0,25
A = 16 m
Keterangan :
A = Lubang Ventilasi
Q = Panjang bangunan
V = Laju aliran ventilasi menurut Peraturan Menteri
Kemetrian Lingkungan Hidup No. 1405 Tahun 2002 laju
aliran udara yang baik adalah 0,15-0,25 m/detik
3.7.2.
Maka lubang pertukaran ventilasi

~ 21 ~

t x p = laju pertukaran ventilasi


2,5 x p = 16
p = 6,4 meter
maka t x p = 2,5 x 6,4 = 16 m
Keterangan :
t = tinggi
p = panjang
3.8.Dimensi Ruangan
Dimensi ruangan adalah :
pxlxt
= 4 x 3 x 2,5
= 30 m3
Keterangan :
p = panjang
l = lebar
t = tinggi
Jadi untuk merancang ruangan dengan dimensi 30 m3
untuk 6 orang, digunakan lubang ventilasi maksimal (2,5 x
6,4)
Tempatkan sesuai dengan ruang aliran udara maksimal
(ventilasi vertikal atau horizontal)
3.9.Perhitungan Pergantian Udara
Jumlah orang dalam ruangan produksi adalah 5 orang
Laju aliran ventilasi menurut Peraturan Menteri Kemetrian
Lingkungan Hidup No. 1405 Tahun 2002 laju aliran udara
yang baik adalah 0,15-0,25 m/detik
Maka laju aliran pergatian udara adalah
= 6 X 0,25
= 1,25 m3/detik/orang
= 1.25 m3/ 60 detik
= 0,0208 m3/menit/orang
3.10.Perhitungan dan Penyelesaian Lubang Ventilasi
3.10.1.
Maka laju aliran pergatian udara
A = Q/V
A = 4/ 0,25
A = 16 m
Keterangan :
A = Lubang Ventilasi
Q = Panjang bangunan

~ 22 ~

Laju

aliran

ventilasi

menurut

Peraturan

Mentri

Kemetrian Lingkungan Hidup No. 1405 Tahun 2002 laju


aliran udara yang baik adalah 0,15-0,25 m/detik
3.10.2.
Maka lubang pertukaran ventilasi
t x p = laju pertukaran ventilasi
10 x p = 2,5
p = 0,25 meter
maka t x p = 2,5 x 4 = 10 m
Keterangan :
t = tinggi
p = panjang
3.11.Dimensi Ruangan
Dimensi ruangan adalah :
pxlxt
= 4 x 3 x 2,5
= 30 m3
Keterangan :
p = panjang
l = lebar
t = tinggi
Jadi untuk merancang ruangan dengan dimensi 12m untuk 6
orang, digunakan lubang ventilasi maksimal (2,5 m x 4 m)
Tempatkan sesuai dengan ruang aliran udara maksimal
(ventilasi vertikal atau horizontal).
3.12.Perbandingkan Kebutuhan Udara
No

Nama

1.

Ruangan
Ruang

2.

Produksi
Ruang Utility

Kebutuhan Udara

Kebutuhan

Ruangan
75.000

Seharusnya (m3)
75.000

1,8

1,8

~ 23 ~

BAB VI
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Sesuai dengan perhitungan

yang

telah

dilakukan,

kebutuhan di PT. Pakoakuina, khususnya di ruang produksi


dan utility sudah memenuhi syarat kebutuhan udara
ruangan sesuai dengan Permenkes No.1405 Tahun 2002.
Kebutuhan udara ruangan yang dipersyaratkan dalam
Permenkes No.1405 Tahun 2002 yaitu 15% dari luas lantai
ruangan.

~ 24 ~

Anda mungkin juga menyukai