Asesmen Kematangan Karir PDF
Asesmen Kematangan Karir PDF
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kematangan Karier
Pada tahap proses perkemabangan karier siswa SMK pada Fase eksplorasi
(Eksploration), dari umur 15 - 24
berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat dan
pada tugas-tugas perkemabangan siswa SMK pada perencanaan garis besar masa
depan (Crystallization) antara umur 14 18
kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya. Khususnya pada siswa
SMK diharapkan lebih memahami mengenai kematangan kariernya karena siswa
SMK yang memang setelah lulus akan langsung terjun ke dunia pekerjaan.
Rendahnya kematangan karier dapat menyebabkan kesalahan dalam
mengambil keputusan karier, termasuk kesalahan dalam menentukan pendidikan
lanjutan.
Remaja
yang
memilih
suatu
jurusan
pendidikan
tanpa
10
11
12
13
kemampuan, minat, nilai dan kenyataan yang ada, pilihan ini mungkin
karena kehendak orangtua, sedang anak bersifat pasif menerima
pilihan orangtuanya. Ini berarti ia belum mandiri dalam proses
pemilihan karier.
b. Keragu-raguan dalam membuat pilihan karier, yang menunjukkan
katidakmampuannya mereka memilih atau menyatakan pendapatnya
terhadap tidakan tertentu yang akan menghasilkan pilihan yang
14
yang
sesuai
dengan
sifat
kepribadiannya,
dan dapat
15
mengenai
pekerjaan
yang
dipilihnya,
mengevaluasi
Konsep Diri
16
17
Fitts (1965) mengukur konsep diri dalam dua dimensi internal dan
eksternal. Ke delapan dimensi tersebut adalah (a) Fisik, (b) Moral & Etika, (c)
Pribadi, (d) Keluarga, (e) Sosial, (f) Identitas, (g) Kepuasan, (h) Perilaku. Dalam
bentuk skala TSCS dengan 90 item pernyataan yang mencakup ke delapan elemen
konsep diri.
2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Konsep diri dalam proses pembentukan, perkembangan, dan perubahannya
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Fiits (1971) mengungkapkan tentang faktorfaktor yang dapat mempengaruhi konsep diri, yaitu sebagai berikut :
a. Pertahanan diri (self defensiveness).
Pada saat seorang individu menggambarkan atau menampilkan dirinya,
terkadang muncul keadaan yang tidak sesuai dengan diri yang sebenarnya.
Keadaan ini terjadi dikarenakan individu memiliki sikap bertahan dan
kurang terbuka dalam menyatakan dirinya yang sebenarnya. Hal ini dapat
terjadi, dikarenakan individu tidak ingin mengakui hal-hal yang tidak baik
di dalam dirinya. Pertahanan diri, membuat seorang individu mampu
untuk "menyimpan" keburukan dari dirinya dan tampil dengan baik sesuai
yang diharapkan oleh lingkungan dari dirinya.
b. Penghargaan diri (self esteem).
Berdasarkan label-label dan simbol-simbol yang ada dan diberikan pada
dirinya, seorang individu akan membentuk harga diri sendiri terhadap
dirinya. Semakin baik label atau simbol yang ada pada dirinya, maka akan
semakin baik pula penghargaan yang diberikannya pada dirinya sendiri.
18
baik
pada
dirinya,
maka
penilaian
tersebut
akan
19
20
21
kategori yang diseleksi lebih dulu . Orang yang penghitungan skor masih
harus memutuskan jika respon-respon cocok kedalam sebuah kategori atau
ke dalam yang lainnya. Validitas sukar untuk diketahui dengan pasti dan
validitas permukaan sering-sering merupakan satu-satunya bentuk yang
didahulukan
f. Teknik proyektif
Teknik proyektif digunakan untuk mengukur konsep diri yang tidak sadar
(uncounsious self concept). Fiedman, 1995; Mussen dan Jones, 1957;
Linton dan Graham, 1959. Mereka menggunakan pendekatan ini karena
mereka yakin aspek-aspek tidak sadar dengan teori-teori diri. Mereka
memberikan
alasan
bahwa
sejumlah
pengukuran
dari
lapangan
22
23
24
Internal dan Konsep Diri dengan Kematangan Karier pada siswa kelas XI SMK
Negeri 2 Surakarta. Hasil penelitian tersebut ada hubungan yang signifikan antara
25
locus of control internal dan konsep diri dengan kematangan karir pada siswa
kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Nilai R2 dalam penelitian ini sebesar 0,519
atau 51,9%, sumbangan efektif locus of control internal terhadap kematangan
karir sebesar 42,5476% dan sumbangan efektif konsep diri terhadap kematangan
karir sebesar 9,3212%. Siswa dengan locus of control internal mempunyai
kemampuan dalam evaluasi terhadap kondisi dirinya sehingga mempunyai
gambaran yang realistik mengenai diri. Melalui gambaran diri yang realistik,
memungkinkan siswa dapat membuat perencanaan karir yang matang. Selain itu,
siswa yang mengembangkan konsep diri yang positif akan lebih melibatkan diri
dalam eksplorasi karir dan mengembangkan tingkah laku yang tepat dalam
menghadapi karir. Locus of control internal dan konsep diri menjadi suatu kondisi
yang dapat membantu siswa dalam kematangan karirnya.
Helbing (1978) melakukan penelitian mengenai Vocational Maturity and
Self Concept terhadap para siswa di Belanda dengan rentang usia 14-18 tahun.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa yang menggambarkan dirinya
sebagai seorang yang pintar, teliti, rajin, menyukai bisnis, dan berkelakuan baik
adalah para siswa yang memiliki kematangan karier. Memahami dan menerima
diri adalah hal yang lebih penting dalam perencanaan karier dan pembuatan
keputusan daripada definisi diri yang diperoleh dari luar.
26
2.4.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan
kematangan karier siswa kelas X SMK T & I Kristen Salatiga.
b. Semakin tinggi skor konsep diri maka semakin tinggi skor
kematangan karier.
27